BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (human resources management) berbeda dengan manajemen personalia (personnel management). Manajemen sumber daya manusia menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama organisasi yang harus dikelola dengan baik, jadi MSDM sifatnya lebih strategis bagi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan manajemen personalia menganggap karyawan sebagai salah satu faktor produksi yang harus dimanfaatkan secara produktif, atau manajemen personalia lebih menekankan pada sistem dan prosedur. Menurut Michael Armstrong (Ati Cahyani, 2006), menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah sebagai pendekatan stratejik dan koheren untuk mengelola asset paling berharga milik organisasi, orang-orang yang bekerja di dalam organisasi, baik secara individu maupun kolektif, guna memberikan sumbangan untuk pencapaian sasaran organisasi. Dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang berada di dalam suatu 8 organisasi yang ingin mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan organisasi, serta pengelolaan manusia dimulai sejak tahap perekrutan dan seleksi hingga tahap penilaian kinerja dan pemberian imbalan. Dalam manajemen sumber daya manusia terdapat fungsi operasional yang merupakan dasar pelaksanaan proses yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan dalam manajemen sumber daya manusia. 2.1.1. Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi operasional tersebut terbagi 6 (enam), secara singkat sebagai berikut: a. Fungsi Pengadaan, adalah proses penarikan ,seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan. b. Fungsi Pengembangan, adalah proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. c. Fungsi Kompensasi, adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab karyawan tersebut. 9 d. Fungsi Pengintegrasian, adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena 2 mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan perusahaan. e. Fungsi Pemeliharaan, adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). f. Fungsi Pemutusan Hubungan Kerja, adalah kegiatan pemutusan hubungan karyawan dan perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan dan menjamin karyawan kembali ke masyarakat dalam kondisi baik. 2.1.2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Secara umum, MSDM bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Selain tujuan secara umum, MSDM memiliki tujuan khusus, yaitu : a. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi; b. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan; 10 c. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen, serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan bisnis; d. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan prestasi mereka; e. Mengelola tenaga kerja yang beragam, memperhitungkan perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan aspirasi; f. Memastikan bahwa terdapat kesamaan kesempatan; g. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental karyawan. Dari ketujuh tujuan khusus tersebut menunjukan bahwa MSDM sangat memperhatikan karyawan. Salah satu dari tujuan MSDM adalah mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya, oleh karena itu dibutuhkan suatu proses Seleksi untuk mendapatkan sumber daya manusia tersebut. 2.2. Seleksi Seleksi adalah proses menidentifikasi kecocokan terbaik diantara jabatan dan orang, baik kandidat internal (penempatan dan promosi) maupun pelamar eksternal (rekrutmen dan seleksi karyawan baru). Dalam konteks assessment center, sistem seleksi bertumpu pada konsep dasar bahwa semakin tinggi kecocokan diantara 11 persyaratan suatu jabatan dan kompetensi pemegang jabatan akan semakin tinggi pula kinerja dan kepuasan individu. Dengan demikian ( Syaiful F. Prihadi, 2006) efektivitas pencocokan jabatan orang bergantung pada : 1. Akurasi penilaian kompetensi individu 2. Model kompetensi untuk jabatan tertentu 3. Model penilaian taraf kesesuaian jabatan orang Sistem seleksi merupakan fondasi sekaligus kerangka bangunan kinerja sumber daya manusia. Secanggih apapun sistem pelatihan dan pengembangan yang dimiliki perusahaan, sekuat apapun kualitas kepemimpinan dan manajemen, sebaik apapun sistem kompensasi yang diterapkan, semuanya tidak akan pernah mencapai efektivitas optimal jika sistem seleksi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya seleksi karyawan berarti manajemen sumber daya manusia harus mempersiapkan rencana dan sasaran untuk pengembangan karyawan. 2.3. Pengembangan Karyawan Seiring dengan berkembangnya tuntutan pekerjaan dan jabatan dari perusahaan atau badan instansi maka para ahli mengemukakan definisi yang beragam mengenai pengembangan karyawan seperti yang ditunjukan di bawah ini : 12 a. Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2007,hal.69) Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan karyawan tersebut mampu untuk meningkatkan kemampuan teoritis, konseptual, teknis, dan moral karyawan. b. Veithzal Rivai (2006, hal.225) Proses pelatihan secara sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pengembangan karyawan adalah suatu upaya peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual hingga manajerial serta mengubah tingkah laku karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan atau badan instansi. 2.3.1. Rencana Pengembangan Penilaian kinerja berfokus pada kinerja jangka pendek. Rencana pengembangan berfokus pada pengembangan keterampilan, sifat, kemampuan, dan pengalaman karyawan untuk target jangka panjang berikut (Casey Fitts Hawley, 2006) : a. Meningkatkan nilai karyawan bagi perusahaan 13 b. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi karyawan c. Meningkatkan nilai pasar dan kemampuan karyawan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar di dalam perusahaan d. Meningkatan kemuliaan akhlak e. Meningkatkan kepribadiaan dan keterampilan Sebelum membuat rencana pengembangan, disarankan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin info tentang karyawan. Sejumlah sumber info yang baik untuk rencana pengembangan adalah sebagai berikut : a. Penilaian atau review kinerja b. Target dan sasaran c. Umpan balik 360º (rekan kerja, bawahan, bos) d. Evaluasi keterampilan apa pun e. Statistic, seperti penghasilan atau jumlah produksi f. Info produktivitas atau kinerja lainnya Dalam rencana pengembangan terdapat cara untuk mengembangkan sumber manusia yang ada, yaitu dengan cara Pelatihan dan Pendidikan. 14 A. Pelatihan Pada dasarnya tujuan pelatihann yaitu ingin mengembangkan karyawan untuk terampil, terdidik, dan terlatih secara professional dan siap pakai dalam bidangnya masing-masing. Menurut Gary Dessler (2006 : 280) bahwa: “Pelatihan merupakan proses mengajar ketrampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya”. Dari pengertian mengenai pelatihan tersebut, bahwa pelatihan diketahui sebagai salah satu upaya untuk peningkatan kinerja sumber daya manusia, yang merupakan suatu siklus yang harus dilakukan secara terus menerus. Karena perkembangan perusahaan harus diimbangi oleh kemampuan sumber daya manusianya. B. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 15 2.3.2. Sasaran Pengembangan Karyawan Sasaran pengembangan karyawan terbagi menjadi 2 (dua), yaitu sasaran pengembangan karyawan jangka panjang dan sasaran pengembangan jangka pendek. a. Jangka Panjang Sasaran pengembangan karyawan jangka panjang adalah menyesuaikan kembali keterampilan, perilaku dan sikap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan bisnis dan juga praktik manajemen sumber daya manusia untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan karyawan. Sasaran jangka panjang termasuk diantaranya menciptakan perubahan utama dalam budaya perusahaan atau penentuan posisi perusahaan untuk berkompetisi dalam bisnis baru. b. Jangka Pendek Sedangkan sasaran jangka pendek seringkali lebih mudah dikuantitaskan, misalnya meningkatkan jumlah karyawan yang tertarik kepada perusahaan dan melamar jabatan, menarik pelamar yang bervariasi, memperbaiki persyaratan karyawan baru, meningkatkan jangka waktu yang diinginkan karyawan untuk tinggal di perusahaan, dan menolong karyawan untuk mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan. Setelah melakukan pengembangan karyawan, organisasi baru mengetahui sejauh mana kinerja karyawannya sehingga organisasi dapat memperhitungkan 16 penghargaan dan imbalan yang akan diberikan kepada karyawannya, karena pada saat organisasi memberikan suatu penghargaan maka karyawan tersebut akan merasa dihargai, terlebih lagi pada saat atasan memberikan imbalan, maka karyawan tersebut termotivasi untuk meningkatkan suatu perkembangan didalam suatu organisasi. 2.4. Penghargaan dan Imbalan 2.4.1. Penghargaan Penghargaan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau jasa yang diberikan kepada perusahaan (Hasibuan, 2007). Penghargaan berarti semua bentuk penggajian atau ganjaran kepada pegawai dan timbul karena kepegawaian mereka. Dapat berupa pembayaran uang secara langsung (upah, gaji, insentif, bonus) dan dapat pula berupa ganjaran bukan uang (jam kerja yang luwes, kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih menantang) (Dessler,2006). Program penghargaan penting bagi organisasi karena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia sebagai komponen utama dan merupakan komponen biaya yang paling penting. Disamping pertimbangan tersebut, penghargaan juga merupakan salah satu aspek yang berarti bagi pegawai, karena bagi individu atau pegawain besarnya penghargaan mencerminkan ukuran 17 nilai karya mereka diantara para pegawai itu sendiri,keluarga,dan masyarakat (Sulistiyani dan Rosidah,2006). Dalam hal ini perlu pembagian-pembagian dalam penghargaan. A. Pembagian Penghargaan Penghargaan dibedakan menjadi penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan ekstrinsik dibedakan menjadi penghargaan ekstrinsik langsung (gaji, upah, imbalan berdasarkan kinerja) penghargaan ekstrinsik tidak langsung (program proteks bayaran diluar jam kerja, fasilitas-fasilitas untuk karyawan). Penghargaan intrinsik adalah penghargaan-penghargaan yang diterima seseorang sebagai imbalan atas jerih payahnya yang tidak dalam bentuk uang. Biasanya penghargaan tersebut dapat berupa rasa aman dalam bekerja, symbol status, penghargaan masyarakat dan harga diri. Penghargaan ekstrisik langsung disebut juga penghargaa berupa uang merupakan imbalan yang diterima seseorang atas jerih payahnya dalam bentuk uang berupa gaji. Imbalan berdasarkan kinerja dapat berupa pembayaran lainnya yang berdasarkan hasil produktivitas yang terdiri dari insentif dan bonus. Penghargaan eksrinsik tidak langsung (program proteksi, bayaran diluar jam kerja, fasilitas-fasilitas untuk karyawan) didefinisikan disini sebagai penghargaan yang diberikan oleh organisasi untuk karyawan yang tersebar untuk keanggotaan mereka. 18 Program proteksi berupa sistem jaminan sosial, tunjangan keamanan sosial pensiun, tunjangan pengangguran kompensasi, kecacatan dan manfaat kompensasi pekerja, media dan manfaat rumah sakit, manfaat pensiun, manfaat asuransi. Bayaran diluar jam kerja berupa program kebugaran fisik dan waktu tidak bekerja (cuti/liburan). Fasilitas-fasilitas untuk karyawan dapat terdiri dari biaya jasa makanan atau kerugian, diskon karyawan, pusat penitipan anak, sponsor kinerja, layanan konseling dan konsultasi karyawan, pinjaman rumah, perusahaan yang disewa, kendaraan untuk penggunaan pribadi atau bisnis dan jasa atau penghargaan saran. Pembagian penghargaan dalam tingkat universitas itu terbagi dalam beberapa jenis, antara lain: a. Karyawan dan dosen terbaik, salah satu penghargaan pada universitas adalah karyawan dan dosen terbaik, hal ini merupakan bagian dari penghargaan yang diupayakan untuk memberikan motivasi kepada karyawan agar dapat bekerja menjadi lebih baik. b. Bonus akhir tahun, adalah bonus yang diterima oleh karyawan setiap akhir tahun sebagai tanda terima kasih organisasi atas kerja yang telah diberikan karyawan untuk organisasi, biasanya bonus ini disebut juga uang tutup buku. c. Bonus keagamaan, bonus keagamaan biasanya diberikan kepada karyawan pada saat ada hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Natal dan hari-hari besar keagamaan lainnya. Selain bunus keagamaan ini diberikan organisasi 19 kepada karyawan dalam bentuk uang, bonus juga diberikan dalam bentuk bingkisan atau parsel sebagai pemcerian selamat atas hari besar keagamaan karyawannya. 2.4.2 Imbalan Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen. terdapat empat jenis imbalan kerja: a. Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan kerja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pekerjamemberikan jasanya. b. Imbalan pasca kerja adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan kerja) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya. c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja(selain imbalan pascakerja dan pesangon pemutusan kerja)yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah pekerja memberikan jasanya; dan d. Pesangon pemutusan kerja adalah imbalan kerja yang terutang akibat keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun normal, atau Keputusan pekerja menerima tawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela dengan imbalan tertentu. 20 Indikator pemberian penghargaan dan imbalan yang baik antara lain tercapainya beberapa tujuan yaitu adanya ikatan kerja sama, kepuasan kerja, keefektifan perekrutan, motivasi, stabilitas karyawan dan disiplin (Hasibuan,2007): a. Ikatan kerja sama, dengan pemberian penghargaan dan imbalan terjalinlah ikatan kerja sama formal antara manajer dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugas dengan baik, sedangkan manajer wajib membayar penghargaan sesuai dengan perjanjian yang disepakati. b. kepuasan kerja, dengan penghargaan dan imbalan karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan status sosial. Sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. c. Motivasi, jika penghargaan dan imbalan yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya. d. Disiplin, dengan pemberian penghargaan dan imbalan yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku. e. Stabilitas Karyawan, dengan penghargaan dan imbalan yang diberikan kepada karyawan maka akan membuat karyawan menjadi kuat dan stabil dalam bekerja. 21 Didalam suatu organisasi, penghargaan dan imbalan memang sangat penting, seperti yang sudah dijelaskan diatas dan ada saat organisasi memberikan suatu penghargaan dan imbalan maka tenaga kerja dalam suatu organisasi tersebut akan merasa dihargai, Jadi faktor human capital atau tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap nilai dan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing individu dalam berkompetisi serta pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. 2.5. Human Capital Menurut beberapa ahli terdapat beberapa definisi dari Human Capital,antara lain: Human capital diartikan sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari individual tapi juga sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi baik di dalam maupun luar perusahaan (Stewart 1997 dalam Totanan 2006). Human Capital penting menurut (Schermerhon, 2006), human capital dapat diartikan sebagai nilai ekonomi dari SDM yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi dan komitmennya. Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai 22 tujuan. Pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa akan datang bagi suatu organisasi (Malhotra 2006 dan Bontis 2006 dalam Rachmawati dan Wulani 2007). Fitz-Enz (2006) mendeskripsikan human capital sebagai kombinasi dari tiga faktor, yaitu: 1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen, 2) kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi, kreatifitas dan bakat dan 3) motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat tim dan orientasi tujuan. Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis dapat simpulkan bahwa Human Capital adalah manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada organiasasi dengan kapabilitas individunya, yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi dan komitmennya. Didalam Human Capital terdapat dimensi yaitu Nilai SDM dan keunikan SDM. 2.5.1 Nilai Sumber Daya Manusia Suatu keahlian yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang merupakan suatu nilai lebih yang dimiliki yang bertujuan untuk menjalankan nilai tersebut didalam suatu organisasi. 23 Indikator dari nilai sumber daya manusia, antara lain : a. Keahlian karyawan, kemampuan yang dimiliki karyawan disesuaikan oleh bidang yang dijalani oleh karyawan tersebut. b. Keterampilan karyawan, kemampuan lain yang dimiliki oleh karyawan diluar keahlian yang dimilikinya. c. Cerdas, kemampuan berfikir secara cepat yang dimiliki karyawan dalam menyelesaikan suatu tugas ataupun pekerjaan. d. Imajinatif, kemampuan berfikir yang dimiliki oleh karyawan untuk menggambarkan sesuatu diluar batas pikir seseorang. e. Inovatif, kemampuan yang dimiliki karyawan untuk mengembangkan suatu pemikiran yang beraneka-ragam. 2.5.2 Keunikan Sumber Daya Manusia Keunikan yang dimaksud disini adalah sesuatu yang berbeda yang dimiliki oleh individu untuk mengembangkan kemampuannya didalam lingkup organisasi dan dapat membuat daya tarik tersendiri terhadap atasan dan keunikan ini adalah hal yang berharga bagi seorang individu atau sumber daya manusia. Indikator dari keunikan sumber daya manusia, antara lain : 24 a. Tanggung Jawab, kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya sebaik mungkin. b. Aktif, kemampuan yang dimiliki karyawan dalam mencari tahu suatu informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya. c. Kreatif, kemampuan berfikir karyawan dalam memperluas pengetahuan yang dimilikinya. d. Handal, kemampuan yang dimiliki karyawan disesuaikan oleh bidang yang dijalani oleh karyawan. e. Komitmen, kemampuan yang kuat yang dimiliki oleh karyawan untuk tetap pada pendiriannya. Human Capital yang telah penulis jelaskan diatas berpengaruh terhadap kemampuan pembelajaran organisasi (Organization Learning Capability) yaitu kemampuan karyawan pada suatu organisasi dalam belajar untung mengembangkan keahliannya, Human Capital juga merupakan mediator penghubung antara Fungsi Operasional MSDM dan kemampuan pembelajaran organisasi (Organization Learning Capability). 25 2.6. Kemampuan Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning Capability) 2.6.1. Pengertian Kemampuan Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning Capability) Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah “Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri”. Menurut Lundberg (Dale, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan keterampilan dan pengetahuan serta aplikasinya”. Menurut Pedler, dkk (Dale, 2003) suatu organisasi pembelajaran adalah organisasi yang: a. Mempunyai suasana dimana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh mereka, b. Memperluas budaya belajar ini sampai pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain yang signifikan, c. Menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat kebijakan bisnis, d. Berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus. 26 Lundberg (Dale, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan ketrampilan dan pengetahuan serta aplikasinya. Dapat disimpulakan bahwa Organisasi belajar atau organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul. 2.6.2. Dimensi Kemampuan Pembelajaran Organisasi (OLC). Kemampuan Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning Capability) yang dikemukan oleh Gomez,Lorente dan Cabrera (2006) dimana pembelajaran organisasi dicerminkan oleh empat hal yaitu: komitmen manajerial, sistem perspektif, keterbukaan dan percobaan, serta transfer dan pengintegrasian pengetahuan. a. Komitmen manajerial Komitmen manajerial ini menyatakan bahwa manajer puncak menyadari pentingnya belajar di dalam organisasi dan mendukungnya dengan mempromosikan pengembangan budaya yang menggabungkan akuisisi, penciptaan dan transfer pengetahuan antara nilai-nilai dasarnya. Terdapat indikator didalam Komitmen manajerial, yaitu: 27 1. Keinginan yang kuat dari manajemen organisasi untuk belajar Suatu keinginan itu sangat penting dalam meningkatkan keyakinan seseorang, dalam hal ini adalah keinginan untuk belajar, memiliki satu keyakinan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. 2. Manajemen menyadari pentingnya belajar dalam organisasi dan mendukungnya Dalam satu komitmen, menyadari pentingnya belajar adalah salah satu faktor pendorong karyawan untuk mengembangkan kemampuan belajarnya, serta hal ini mendukung terciptanya karyawan yang berpengetahuan tinggi. b. Sistem Perspektif Sistem Perspektif yaitu pencerminan dimensi ideal yang mengikat pada individu organisasi dibawah identitas umum dan aspirasi, biasanya dalam jangka menengah atau panjang, dan dapat bertindak untuk menginspirasi serta mendorong cara-cara individu dalam suatu organisasi. Adapun indikator dalam sistem perspektif, yaitu: Mengikat seluruh karyawan dalam aspirasi dan keingintahuan yang sama dalam proses pembelajaran organisasi yang artinya dengan adanya sistem perspektif, karyawan memiliki dorongan untuk menginspirasi kemampuan mereka dalam mengembangkan kemampuan belajarnya disuatu organisasi. 28 c. Keterbukaan dan percobaan Keterbukaan berarti bersikap terbuka terhadap ide-ide baru dan sudut pandang dari kedua sumber internal dan eksternal yang memungkinkan pembaruan terus menerus, perluasan dan peningkatan pengetahuan individu, sedangkaan percobaan terdiri dari pencarian yang inovatif dan solusi fleksibel untuk masalah yang ada dimasa depan, berdasarkan pada kemungkinan penggunaan metode dan prosedur yang berbeda, serta sebagai suatu motivasi karyawan atas persoalan yang akan muncul dimasa depan. Adapun indikator dalam keterbukaan dan percobaan, antara lain: 1. Keterbukaan dalam menerima metode dan ide-ide baru Karyawan harus dapat beradaptasi dan menerima metode serta ide-ide baru dalam penerapan OLC karena di dalam OLC terdapat hal-hal baru yang mungkin tidak diketahui atau dikuasai oleh karyawan. 2. Sudut pandang dari kedua sumber internal dan eksternal Selain karyawan menerima metode dan ide-ide baru dalam OLC, karyawan juga harus mengetahui sudut pandang yang berasal dari internal organisasi maupun eksternal organisasi, agar karyawan bisa menjalankan OLC dengan baik. 29 d. Transfer dan pengintegrasian pengetahuan Transfer berarti penyebaran internal dari pengetahuan yang diperoleh karyawan, terutama dengan percakapan dan interaksi antara individu yang mempromosikan pemahaman dan pembelajaran yang baru diperoleh, sedangkan pengintegrasian pengetahuan mengacu untuk pengembangan mekanisme yang memungkinkan pengetahuan baru yang akan dipertahankan dan disimpan dalam rutinitas yang berbeda, proses dan unusr-unsur lain yang disebut memori organisasi, sehingga nantinya dapat digunakan dalam organisasi. Transfer dan pengintegrasian pengetahuan adalah Memodifikasikan perilaku untuk merefleksikan pengetahuan dan pengalaman barunya yang berarti Pembelajaran dari pengalaman masa lalu, analisis kegagalan dan keberhasilan harus membuat karyawan merubah perilaku yang ada pada dirinya masing-masing untuk mulai mengembangkan serta menjalankan pengetahuan dan pengalaman baru yang dimilikinya. Perusahaan yang melakukan pembelajaran organisasi adalah perusahaan yang memiliki keahlian dalam menciptakan, mengambil, dan mentransfer pengetahuan, dan memodifikasikan perilakunya untuk merefleksikan pengetahuan dan pengalaman barunya. Proses pembelajaran organisasi ini dilakukan dengan berbagai kreasi pengetahuan. Perusahaan yang mampu mengelola pengetahuan dengan lebih baik melalui penyerapan berbagai informasi penting akan lebih sukses dibandingkan 30 perusahaan lain. Agar dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, organisasi harus dapat meningkatkan kapasitas pembelajarannya (Marquardt, 1996:15). Pada sebuah perusahaan yang mengadopsi sistem pembelajaran organisasi, transformasi pengetahuan berlangsung pada seluruh tingkat manajemen, individu, kelompok kerja serta lingkup internal yang lebih besar. Pengetahuan disimpan melalui berbagai cara seperti: database, perekaman, ataupun kelompok, tergantung tingkat kepentingannya. Informasi tersebut juga harus dapat diakses dengan mudah dan tersedia bilamana dibutuhkan. Sejumlah aktivitas dapat ditempuh perusahaan dalam melakukan kreasi pengetahuan (Marquardt, 1996:15) aktivitas tersebut antara lain: 1. Tindakan pembelajaran, mencakup upaya menemukan masalah dan menerapkan solusinya; 2. Penyelesaian masalah secara sistematik, dilakukan dengan melatih karyawan untuk mampu melahirkan gagasan dan mengumpulkan informasi, menganalisa dan menyajikan data, merencanakan tindakan yang akan dilakukan; 3. Eksperimen sebagai upaya memotivasi karyawan terhadap kemungkinan persoalan yang akan muncul; 31 4. Pembelajaran dari pengalaman masa lalu, analisis kegagalan dan keberhasilan, melakukan transfer pengetahuan dan mencatat pembelajaran tersebut dalam suatu cara yang dapat memaksimumkan keuntungan perusahaan. Transfer pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain (Sangkala,2006;87) seorang individu berkomunikasi melalui tulisan (misalnya memberikan memo, laporan, surat, bulletin), training (baik dengan memakai konsultan internal maupun eksternal, kursus formal), seminar internal, briefing, publikasi internal (dalam bentuk video,cetak atau audio), tour, rotasi jabatan dan menasehati. Dalam hal yang sudah dijelaskan diatas kemampuan pembelajaran organisasi juga mempunyai ruang lingkup dan manfaat. a. Ruang lingkup OLC Pembelajaran organisasi meliputi adanya pengembangan yang berkelanjutan dan penyesuaian terhadap perubahan yang ada dan mampu menciptakan tujuan dan pendekatan yang baru. Pembelajaran ini harus menyatu pada cara organisasi menjalankan kegiatannya. Pembelajaran dalam hal ini berarti: a. Bagian dari kegiatan kerja sehari-hari b. Diterapkan pada individu, unit kerja dan perusahaan c. Bersifat mampu memecahkan masalah pada akar penyebabnya 32 d. Fokus pada tersebarnya pengetahuan di seluruh stuktur organisasi e. Digerakkan oleh kesempatan untuk mendapatkan perubahan yang signifikan dan mengerjakan dengan lebih baik. Sumber-sumber pengetahuan dan pembelajaran ini bisa berasal dari gagasan dan pendapat para karyawan, research & development (R&D), masukan dari para pelanggan, saling tukar/bagi pengalaman dan benchmarking (perbandingan). Learning Oganization mencakup banyak hal, terutama pada individu dalam organisasi misalnya, karyawan dalam sebuah organisasi. Keberhasilan karyawan sangat tergantung pada diperolehnya kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan hal dan keahlian yang baru. Berinvestasi pada pendidikan, pelatihan dan berbagai kesempatan lain yang diberikan pada para karyawannya untuk tumbuh dan berkembang. Kesempatan tersebut dapat berupa rotasi pekerjaan, kenaikan gaji pada karyawan yang berprestasi dan/atau terlatih. Onthe-job training merupakan suatu cara yang efektif untuk melatih dan menarik garis hubungan yang lebih baik antara kepentingan dan prioritas perusahaan. b. Manfaat OLC a. Kemampuan untuk adaptasi dan antisipasi b. Pertumbuhan dan perkembangan produk dan inovasi proses c. Kepuasan kerja yang lebih tinggi 33 d. Peningkatan yang berkelanjutan 2.7 Pengaruh penerapan fungsi operasional MSDM terhadap Kemampuan Pembelajaran Organisasi (OLC) Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan terdapat pengaruh penerapan fungsi operasional msdm seperti seleksi (Akurasi penilaian kompetensi individu., model kompetensi untuk jabatan tertentu dan model penilaian taraf kesesuaian jabatan), pengembangan (Peningkatan nilai karyawan bagi perusahaan, peningkatkan profesionalisme, peningkatan kompetensi karyawan, peningkatan kemampuan karyawan, peningkatan kemuliaan akhlak, peningkatan kepribadiaan dan keterampilan), dan Penghargaan dan imbalan (Ikatan kerja sama, kepuasan kerja, motivasi, disiplin, keefektifan Perekrutan dan stabilitas Karyawan). Selain fungsi operasional MSDM terdapat juga satu faktor yaitu human capital yang sangat berpengaruh terhadap nilai yang dimiliki karyawan seperti (Tanggung jawab, aktif, kreatif, handal dan berkomitmen) dan keunikan yang dimiuliki karyawan (Keahlian karyawan. keterampilan karyawan, cerdas, imajinatif, dan inovatif) yang dimiliki oleh masing-masing individu dalam berkompetisi serta pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan menjadikan human capital sebagai mediator/penghubung antara fungsi operasional MSDM dengan kemampuan pembelajaran organisasi (Organizational Learning Capability). 34 Untuk dapat mencapai suatu kemampuan pembelajaran dengan cepat terdapat suatu dimensi yang ada didalam kemampuan pembelajaran organisasi (Organizational Learning Capability) antara lain, komitmen manajerial (Keinginan yang kuat dari manajemen organisasi untuk belajar dan manajemen menyadari pentingnya belajar dalam organisasi dan mendukungnya), sistem perspektif (Mengikat seluruh karyawan dalam aspirasi yang sama dalam proses pembelajaran organisasi dan mengikat seluruh karyawan dalam keingintahuan yang sama dalam proses pembelajaran organisasi), keterbukaan dan percobaan (Keterbukaan dalam menerima metode dan terhadap ide-ide baru dan mengetahui Sudut pandang internal dan eksternal organisasi) dan transfer pengintegrasian (Tindakan pembelajaran, penyelesaian masalah secara sistematik, eksperimen dan pembelajaran dari pengalaman masa lalu yang dapat mempengaruhi kemampuan pembelajaran organisasi (Organizational Learning Capability) secara langsung. 35 2.7. Kerangka pemikiran Seleksi Fungsi Operasional MSDM Pengembangan (X1) Komitmen Manajerial Penghargaan dan Imbalan OLC Sistem Perspektif (Y.2) Keterbukaan dan Percobaan Transfer dan Pengintegrasian Nilai SDM Human Capital 36 45 (Y.1) Keunikan SDM