1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Zaman semakin berkembang, perkembangan teknologi semakin canggih,
dan dampak era globalisasi semakin dirasakan oleh perusahaan atau organisasi.
Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan pesat pada kondisi ekonomi
secara keseluruhan sehingga menyebabkan lahirnya sejumlah tuntutan yang harus
dilakukan oleh para pelaku organisasi ataupun industri untuk menciptakan
berbagai keunggulan dalam menghadapi persaingan baik domestik maupun
global. Hill dan Jones (dalam Riady, 2009) mengatakan bahwa perkembangan
global mengharuskan perusahaan/organisasi untuk bersaing ketat dalam
memunculkan keunggulan, baik keunggulan dalam efisiensi, mutu, inovasi
(proses dan produk), maupun keunggulan dalam hal pelayanan konsumen.
Keunggulan dalam hal pelayanan konsumen (penawaran jasa) dapat terlihat
melalui kualitas kinerja perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik
terhadap konsumen.
PT Pos Indonesia, Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang didirikan pada tahun 1901. PT. Pos Indonesia, Medan
berada di Jalan Pos No. 1 Medan, Sumatera Utara dan merupakan Kantor Pusat
Area I Perwakilan Pusat Medan meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. PT.
Pos
Indonesia,
Medan
menyediakan
pelayanan
dalam
bidang
1
Universitas Sumatera Utara
jasa, baik dalam layanan komunikasi seperti berkirim surat dan paket; keuangan;
dan juga dalam bidang logistik yang khususnya ditujukan untuk wilayah
Indonesia dan luar negeri.
Berkembangnya teknologi dan persaingan yang semakin kompetitif
dalam bidang industri pengiriman paket mengakibatkan persaingan kian ketat dan
akan berdampak pada pasar perusahaan Pos. Data yang didapatkan dari Ditjen
Postel Departemen Perhubungan tahun 2004 menyatakan bahwa selain dilakukan
oleh PT. Pos Indonesia sebagai BUMN, beberapa penyelengggara swasta juga
melayani jasa pengiriman barang seperti TIKI, PT. Repex Perdana Internasional
bekerjasama dengan Federal Express (Fed-Ex), DHL dan jasa pengiriman lainnya
yang siap bersaing kualitasnya dengan PT. Pos Indonesia.
Menyikapi hal ini, para penyelenggara Pos didorong untuk mampu
mengelola bisnisnya agar lebih profesional. Dalam mengelolah bisnisnya, PT. Pos
Indonesia tidak akan pernah terlepas dari peran sumber daya manusia yang ada di
dalamnya. Sumber daya manusia (SDM) yang ikut dalam menyelenggarakan pos
diharapkan dapat bekerja secara optimal dalam memberikan pelayanannya
terhadap publik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Siagian (2003)
bahwa organisasi sangat membutuhkan SDM yang unggul dan berkualitas sebagai
pelaksananya karena sumber daya manusia merupakan penggerak dari sumber
daya alam ataupun teknologi.
Secara keseluruhan kinerja organisasi dipengaruhi oleh individual
(karyawan) yang ada di dalamnya yang akan mempengaruhi kinerja tim atau
kelompok. Organisasi akan berhasil menjawab setiap tantangan yang datang
2
Universitas Sumatera Utara
apabila setiap karyawan dapat secara kooperatif melaksanakan tugas sesuai
dengan deskripsi kerjanya. Kartz (dalam Robert & Hogan, 2002) mengemukakan
bahwa perilaku kooperatif dan saling membantu yang berada diluar persyaratan
formal akan sangat penting untuk keberfungsian suatu organisasi. Perilaku
kooperatif dan mampu bekerja diluar daripada deskripsi kerja karyawan dalam
suatu organisasi biasa disebut dengan organizational citizenship behavior (OCB).
Organ (dalam Aini, 2012) mengungkapkan bahwa terdapat lima dimensi
penting yang terdapat dalam OCB, yaitu altruism, conscientiouness, civic virtue,
courtesy, dan sportmanship. Lebih lanjut Organ (dalam Aini, 2012) juga
mengatakan bahwa OCB yang dimunculkan oleh seseorang bisa dilihat dari
kelima dimensi tersebut. Apabila setiap karyawan menunjukan kelima dimensi
tersebut dalam melaksanakan pekerjaan, maka dapat dikatakan karyawan
memiliki skor OCB yang tinggi. Namun apabila ada salah satu atau beberapa dari
kelima dimensi OCB karyawan yang tidak muncul atau tidak ditunjukan oleh
karyawan dalam pekerjaannya, maka OCB yang rendah terdapat pada karyawan
tersebut.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa karyawan yang bekerja di PT.
Pos Indonesia, Medan diketahui masih terdapat beberapa permasalahan terkait
dengan OCB karyawan. Manager Sumber Daya Manusia PT. Pos Indonesia,
Medan mengatakan bahwa memang masih ada karyawan yang belum dapat
bekerja secara optimal, seperti: masih ada karyawan kantor yang terlambat masuk
ke kantor, masih ada pengiriman surat/paket yang tidak sesuai dengan waktu yang
3
Universitas Sumatera Utara
seharusnya, serta adanya karyawan yang mencoba mangkir dari pekerjaan untuk
melakukan pekerjaan lain di luar dari kepentingan kantor.
Disamping itu, berdasarkan data yang didapat dari Manager Distribusi
dan beberapa orang karyawan di PT. Pos Indonesia, Medan, di dapatkan data
bahwa masih ada karyawan PT. Pos Indonesia, Medan yang mengeluh dalam
menjalankan pekerjaannya. Beberapa karyawan mengeluhkan mengenai beban
kerja yang mereka rasa berat dengan tuntutan tugas yang harus selesai sesuai
waktu yang ditentukan, jam waktu kerja yang terkadang melebihi jam kerja
normal, dan juga karena adanya persepsi dari karyawan mengenai ketidakpuasan
terhadap gaji.
Pihak Manager Distribusi mengungkapkan secara pribadi bahwa keluhan
juga dirasakan oleh para karyawan yang bekerja di bagian distribusi barang karena
lingkungan kerja karyawan yang dirasakan tidak nyaman. Hal ini dikarenakan
ruangan kerja karyawan yang dirasa panas akibat kipas angin yang rusak. Selain
itu, dalam pelaksanaan pekerjaan, karyawan sering merasa pekerjaannya
terhambat karena permasalahan pada jaringan internet yang terkadang tidak stabil
sehingga berakhir pada kualitas pekerjaan yang buruk seperti terjadinya kesalahan
alamat (salah salur) dalam hal penyaluran barang.
Permasalahan seperti yang diungkapkan di atas secara langsung ataupun
tidak langsung dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan. Perusahaan
diharapkan harus mampu mengelola SDM yang ada di dalamnya dengan baik
dengan memberikan lingkungan kerja yang kondusif serta memiliki kualitas
kehidupan kerja yang tinggi. Prujit (2013) mengemukakan bahwa perusahaan juga
4
Universitas Sumatera Utara
bertanggungjawab dalam memelihara kualitas kehidupan kerja serta membina
tenaga kerjanya untuk bersedia memberikan sumbangan secara optimal dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Kualitas kehidupan kerja dilihat mampu dalam meningkatkan kontribusi
dan peran serta karyawan terhadap perusahaan karena kualitas kehidupan kerja
memiliki pengaruh pada kepuasan kerja karyawan yang kemudian akan
mempengaruhi kinerja karyawan (Husnawati, 2006). Umstot (dalam Idrus, 2006)
menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja merupakan gambaran perasaan
karyawan terhadap pekerjaannya, termasuk bagaimana pengaruh dari pekerjaan
terhadap kesejahteraan para karyawan. Keberhasilan dalam menciptakan kualitas
kehidupan kerja juga akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, seperti:
meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan kualitas kerja,
dan
menurunkan tingkat absensi dan turn over (Riggio, 1990). Semakin tinggi atau
semakin postitifnya kualitas kehidupan kerja karyawan dalam perusahaan, maka
OCB karyawan dalam perusahaan juga akan meningkat (Harahap, 2014). Dengan
meningkatnya OCB karyawan, maka diharapkan produktivitas perusahaan juga
semakin meningkat, baik bagi karyawan yang merupakan aset penting suatu
perusahaan dan bagi perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang di tengah
maraknya persaingan yang terjadi ditengah era globalisasi seperti sekarang ini.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka timbul pertanyaan apakah ada
hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan organizational citizenship
behavior (OCB) karyawan PT. Pos Indonesia, Medan? Mengacu pada pertanyaan
tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan
5
Universitas Sumatera Utara
antara Kualitas Kehidupan Kerja dengan Organizational Citizenship Behavior
(OCB) Karyawan PT. Pos Indonesia, Medan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kualitas kehidupan kerja
dengan organizational citizenship behavior (OCB) karyawan PT. Pos Indonesia,
Medan?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas
kehidupan kerja dengan organizational citizenship behavior (OCB) karyawan PT.
Pos Indonesia, Medan.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi,
khususnya di bidang psikologi industri dan organisasi serta dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
dan menggali lebih dalam mengenai organizational citizenship behavior (OCB)
dan kualitas kehidupan kerja.
6
Universitas Sumatera Utara
2. Manfaat Praktis
Berdasarkan hasil data-data empiris yang didapatkan dari hasil penelitian
mengenai hubungan kualitas kehidupan kerja dan organizational citizenship
behavior (OCB) karyawan PT. Pos Indonesia, Medan, diharapkan dapat menjadi
masukan informasi bagi PT. Pos Indonesia, Medan mengenai:
a. Ada tidaknya hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan OCB
karyawan PT. Pos Indoenesia, Medan.
b. Gambaran kualitas kehidupan kerja dan OCB karyawan PT. Pos
Indonesia, Medan.
Sehingga dapat menjadi masukan dan referensi bagi organisasi untuk
menyikapi keadaan yang ada di dalam organisasinya.
E.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Berisikan latar belakang masalah yang hendak dibahas, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Berisikan tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan
permasalahan. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori mengenai organizational citizenship behavior (OCB) dari Organ;
Podsakoff; dan Mackenzie (2006). Organ; Podsakoff; dan Mackenzie
7
Universitas Sumatera Utara
(2006) membagi OCB menjadi empat dimensi primer yaitu: helping
behavior
(terdiri
dari:
altruism,
courtesy,
cheerleading,
dan
peacemaking), civic virtue, conscientiousness, dan sportmanship.
Sedangkan teori kualitas kehidupan kerja yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori Walton (dalam Kossen, 1986). Walton (dalam
Kossen, 1986) membagi kualitas kehidupan kerja menjadi delapan
dimensi / kriteria, yaitu : adequate and fair compensation (kompensasi
yang memadai dan wajar), safe and healthy environment (kondisi kerja
yang aman dan sehat), growth and security (kesempatan untuk
mengembangkan dan menggunakan kapasitas individu/pekerja), social
integration
(perasaan
termasuk
dalam
bagian
kelompok),
constitutionalism (hak-hak karyawan dalam perusahaan), the total life
space (pekerjaan dan ruang kerja keseluruhan), social relevance
(relevansi sosial kehidupan kerja).
Bab III: Metode Penelitian
Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu:
identifikasi variabel, definisi operasional, populasi penelitian, instrumen
dan alat ukur yang digunakan, dan metode analisis data.
Bab IV: Analisa dan Pembahasan Data
Berisikan gambaran umum subjek penelitian, hasil uji asumsi, hasil
penelitian, hasil analisa tambahan, dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V: Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
8
Universitas Sumatera Utara
Download