BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Loyalitas Pelanggan a. Pengertian Loyalitas Pelanggan Menurut Oliver dalam Hurriyati (2010) mendefinisikan loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Menurut Lovelock dan Wright (2007) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan keputusan pembelian untuk secara sukarela terus berlangganan kepada perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasanya secara berulang-ulang dan secara eksklusif merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman maupun rekan kerjanya. Menurut Griffin (2005) mendefinisikan merupakan suatu komitmen yang kuat dari pelanggan, sehingga pelanggan bersedia melakukan pembelian secara berulang-ulang terhadap produk dan jasa yang disukai secara konsisten dan dalam jangka panjang tanpa terpengaruh oleh situasi dan usaha-usaha pemasaran dari produk lain yang berusaha membuat mereka beralih untuk membeli produk lain. 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 14 Menurut Griffin dalam Hurriyati (2008) berpendapat bahwa kesetiaan pelanggan merupakan determinan yang paling utama dalam kinerja keuangan jangka panjang, dimana secara signifikan. Terikat bahwa tingginya kesetiaan pelanggan ternyata mampu menaikan laba perusahaan. Kondisi ini menyatakan bahwa pemeliharaan kesetiaan pada pelanggan merupakan faktor terpenting untuk meningkatkan kinerja laba dari suatu perusahaan, sehingga perolehan pelanggan yang loyal merupakan tujuan akhir dari seluruh perusahaan. Menurut Griffin dalam Huriyati (2008) keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain: 1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan yang baru lebih mahal). 2. Dapat mengurangi biaya transaksi. 3. Dapat meningkatkan biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen yang lebih sedikit). 4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar bangsa pasar perusahaan. 5. Mendorong promosi melalui word of mounth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka merasa puas. 6. Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya, penggantian). Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa menurut Griffin dalam Hurriyati (2008) keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh apabila memiliki pelanggan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 15 yang loyal adalah dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan yang baru lebih mahal), dapat mengurangi biaya transaksi, dapat meningkatkan biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen yang lebih sedikit, dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar bangsa pasar perusahaan, mendorong promosi melalui word of mounth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka merasa puas, Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya, penggantian) Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, sebagai mana diungkapkan (Griffin, 2005) sebagai berikut: 1. Melakukan pembelian secara teratur (regular repeat purchase makes). Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan terhadap took akan mempengaruhi mereka untuk membeli kembali. 2. Membeli diluar lini produk atau jasa (purchase across product and service lines). Membeli di luar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk membeli lebih dari produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh http://digilib.mercubuana.ac.id/z 16 perusahaan. Pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan dalam suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan lain. 3. Merekomendasikan produk lain (refers other). Pelanggan yang loyal dengan suka rela merekomendasikan perusahaan kepada teman - temannya. 4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates an immunity to the full of the competition). Tidak mudah terpengaruh oleh tarukan persaingan perusahaan sejenis lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik loyalitas pelanggan yang loyal diungkapkan menurut (Griffin, 2003) sebagai berikut: melakukan pembelian secara teratur (regular repeat purchase makes), membeli diluar lini produk atau jasa (purchase across product and service lines, merekomendasikan produk lain (refers other). menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates an immunity to the full of the competition). b. Dimensi Loyalitas pelayanan Dimensi dan indikator terdapat empat macam dimensi loyalitas konsumen atau pelayanan menurut Griffin (2003) yaitu : a) Makes regular repeat purchases : rata -rata pembelian ulang. 1. Membeli ulang produk atau jasa dengan banyak. 2. Membeli jasa atau produk tambahan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 17 b) Purchases across product and service lines; membeli produk dan pelayanan yang sama refers others: memberi rekomendasi atau mempromosikan produk kepada orang lain. 1. Merekomendasikan penyedia jasa atau produk kepada orang lain. 2. Menyampaikan hal positing kepada orang lain. c) Demonstrates immunity to the competition: menunjukkkan kekebalan akan produk yang dimaksud dalam persaingan. 1. Mendemonstrasikan keunggulan produk 2. Menguji jasa layanan atau produk yang lain. Dapat disimpulkan bahwa dimensi dan indikator dimensi loyalitas konsumen atau pelayanan menurut Griffin (20005) yaitu makes regular repeat purchases, rata -rata pembelian ulang, purchases across product and service lines; membeli produk dan pelayanan yang sama refers others, memberi rekomendasi atau mempromosikan produk kepada orang lain, demonstrates immunity to the competition menunjukkan kekebalan akan produk yang dimaksud dalam persaingan. c. Jenis – jenis Loyalitas Konsumen Menurut Griffin (2005) terdapat empat jenis loyalitas yang muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi - silang dengan pola pembelian ulang, yang rendah dan tinggi. Adapun jenis-jenis loyalitas konsumen yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/z 18 a. Tanpa Loyalitas Untuk berbagai alasan tertentu, ada beberapa konsumen yang tidak mengembangkan loyalitas atau kesetian kepada suatu produk maupun jasa tertentu. Tingkat keterikatan yang rendah dengan tingkat pembelian ulang yang rendah menunjukkan absennya suatu kesetiaan. Pada dasarnya, suatu usaha harus menghindari kelompok no loyality iniuntuk dijadikan target pasar, karena mereka tidak akan menjadi konsumen yang setia. b. Loyalitas yang lemah (Inertia Loyality) Inertia loyality merupakan sebuah jenis loyalitas konsumen yang dimana adanya keterikatan yang rendah dengan pembelian ulang yang tinggi. Konsumen yang memiliki sikap ini biasanya membeli berdasarkan kebiasaan. Dasar yang digunakan untuk pembelian produk atau jasa disebabkan oleh faktor kemudahan situsional. Kesetiaan semacam ini biasanya banyak terjadi terhadap produk atau jasa yang sering dipakai. c. Loyalitas Tersembunyi (Laten Loyality) Jenis loyalitas tersembunyi merupakan sebuah kesetiaan atau keterikatan yang relatif tinggi yang disertai dengan tingkat pembelian ulang yang rendah. Konsumen yang mempunyai sikap laten loyality pembelian ulang juga didasarkan pada pengaruh faktor situasional daripada sikapnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 19 d. Loyalitas Premium (Premium Loyalty) Loyalitas ini merupakan yang terjadi bilamana suatu tingkat keterikatan tinggi yang berjalan selaras dengan aktivitas pembelian kembali. Setiap perusahaan tentunya sangat mengharapkan kesetiaan jenis ini dari setiap usaha preference yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa jenis loyalitas konsumen menurut Griffin (2005) dapat dibagi menjadi dua yaitu loyalty premium adalah rasa bangga yang muncul ketika konsumen menemukan dan menggunakan produk atau jasa tersebut dan dengan senang hati membagi pengetahuan dan merekomendasikannya kepada teman, keluarga maupun orang lain. d. Tingkatan Loyalitas Pelanggan Setiap perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan yang loyal dan klient perusahaan Menurut Hill dalam Hurriyati (2008). Keuntungan yang kita peroleh dari customer loyality adalah : mengurangi biaya pemasaran untuk memperoleh pelanggan baru. Mengurangi biaya transaksi berupa negosiasi kontrak dan biaya pemesanan mengurangi resiko kehilangan pelanggan potensial . adanya feedback dari perusahaan kepada pelanggan yang setia kepada pelanggan baru ataupun calon pelanggan . menurut Griffin (2005) ada 8 (delapan) tahapan loyalitas yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/z 20 a. Suspect Meliputi orang yang diyakani akan membeli membutuhkan produk atau jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspect karena yakin mereka akan membeli tapi belum mengetahui apapun mengenai produk atau jasa yang ditawarkan. b. Prospect Adalah orang - orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada prospect ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian tetapi mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan produk dan jasa yang ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan produk dan jasa tersebut kepada orang lain. c. Prospek yang diskualifikasi (disqualified of prospect) Yaitu prospek yang telah mengetahui keberadaan produk atau jasa tertentu atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli produk atau jasa. d. Pelanggan pertama kali (first time buyer) Yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi konsumen dari produk atau jasa pesaing. e. Pelanggan berulang (repeat customer) Yaitu konsumen yang yang telah melakukan penelitian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka telah melakukan pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/z 21 atas produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula f. Klient (client) Klient membeli semua produk atau jasa yang ditawarkan mereka butuhkan dan membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka terpengaruh oleh tarikan produk pesaing. g. Penganjur (Advocate) Pada tahap ini seperti klient , pendukung membeli apa pun yang anda jual dan dapat digunakan ia gunanakan serta membeli secara teratur. Pelanggan atau klient yang hilang yaitu, seseorang yang penuh menjadi pelanggan atau klient tetapi belum membeli kembali dari anda sedikitnya dalam satu siklus pembelian yang normal. 2. Kualitas Pelayanan a. Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono dan Chandra (2008) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai produk yang bebas cacat. Dengan kata lain, produk sesuai dengan standar (target, sasaran atau persyaratan yang bisa didefinisikan, diobservasi, dan diukur). Namun definisi ini berbasis manufaktur ini kurang relevan untuk sektor jasa. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan http://digilib.mercubuana.ac.id/z konsumen serta ketepatan 22 penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, makakualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Menurut Kotler dan Keller (2007) yang mengungkapkan bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan keuntungan yang ditawarkan suatu kelompok kepada yang lainnya dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan terhadap apapun. kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya http://digilib.mercubuana.ac.id/z 23 mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup (Tjiptono dan Fandy, 2011) b. Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono dan Chandra (2008) mengemukakan bahwa ada 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu: Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy. Kelima dimensi kualitas pelayanan dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut : a. Bukti Fisik (Tangible) Bukti fisik adalah merupakan suatu penampilan fisik penyediaan jasa seperti gedung, ketersediaan parkir, kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan, kelengkapan komunikasi dan penampilan fisik dari personel penyediaan jasa. b. Kehandalan (Reliability) Reliability yang berarti kemampuan untuk memberikan yang telah dijanjikan dengan tepat (accurtely), kemampuan untuk dapat dipercaya (dipendably) serta tepat waktu (on time) http://digilib.mercubuana.ac.id/z 24 c. Tanggapan (Responsiveness) Responsiveness kesigapan merupakan dimensi yang menekankan kesediaan penyediaan jasa dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang sesuai kebutuhan pelanggan secara cepat dan tepat. d. Jaminan (Assurance) Assurance dimensi ini menekankan kemampuan penyedia jasa untuk membangkitkan keyakinan dan rasa percaya diri pelanggan bahwa penyedia jasa mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya. Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan informasi, serta kemampuan dalam memberikan keamanan didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan. e. Empati (Empathy) Empaty adalah perhatian secara individual yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan seperti, kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada pelanggan urusan yaitu perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor menentukan loyalitas pelanggan menurut Tjiptono dan Chandra (2008) adalah presepsi pelanggan mengenai kualitas pelayanan yang berfokus terhadap lima dimensi jasa ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 25 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected service dan perceived service. Menurut Lupioyadi dan Hamdani (2009) pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipresepsikan baik dan memuaskan dan jika layanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipresipkan sebagai kualitas pelayanan yang ideal, sebaliknya bila layanan yang diterima lebih rendah daripada harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan yang dipresepsikan buruk. Kualitas pelayanan yang baik atau tidak tergantung pada kemampuan penyedia layanan dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu bisnis. 3. Kualitas Produk a. Pengertian Kualitas Produk Menurut Kotler dan Amstrong (2012) Definisi produk adalah kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan seseorang pelanggan yang membeli atau menggunakan barang atau jasa tersebut. Kualitas produk ini juga merupakan penilaian terhadap suatu produk, kualitas produk berkaitan dengan penorbanan yang dikeluarkan pelanggan relatif terhadap apa yang akan diterimanya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 26 Menurut Kotler dan Keller (2007) Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik yang yang mampu memuaskan kebutuhan, yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan, kualitas mencakup pula daya tahan produk, kehandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atributatribut nilai lainnya.Beberapa atribut itu dapat diukur secara obyektif.Dari sudut pandangan pemasaran, kualitas harus diukur sehubungan dengan persepsi kualitas para pembeli. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk. b. Dimensi Kualitas Produk Menurut Tjiptono (2008) kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefit) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 27 Dimensi produk terdiri dari 8 dimensi menurut (Tjiptono, 2008) adalah : a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik produk. b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang nersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk. c. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasinya), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk. d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. e. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan. f. Aeshetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk. g. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 h. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamaan staf layanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah performance (kinerja), durability (daya tahan), conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasinya), features (fitur), relialibility (reliabilitas), aeshetics (estetika), perceived quality (kesan kualitas), serviceability. 4. Harga a. Pengertian Harga Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan pembelian. Ketika memilih diantara merek-merek yang ada konsumen akan mengevaluasi harga secara tidak absolute dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan transaksi pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009) Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. mungkin Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk di sesuaikan: fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksud dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. Merupakan jumlah uang yang Menurut Kotler dan Amstrong (2012) mengatakan bahwa harga dibebankan untuk produk atau jasa, atau lebih http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 jelasnya adalah jumlah dari semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan sebuah manfaat dengan memiliki atau menggunakankan sebuah produk atau jasa. Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan monenter) dan/atau aspek lain (non-monenter) yang mengandung utilitas /kegunaan suatu produk menurut Tjiptono dan Chandra (2008). Dari definisi diatas bahwa harga adalah unsur penting dalam perusahaan dimana dengan adanya harga maka perusahaan akan mendapatkan income bagi keberlangsungan perusahaan. Selain itu, harga juga merupakan alat yang nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa oleh konsumen b. Metode Penetapan Harga Menurut Kotler dan Keller (2008) ada 5 (lima) metode penetapan harga, berikut penjelasan: 1) Memilih Tujuan penetapan Harga. Perusahaan memutuskan dimana perusahaan ingin memposisikan penawaran pasrnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga. 2) Menentukan Permintaan. Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan memiliki dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 3) Memperkirakan Biaya. Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi, mendistribusi, dan menjual produk termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan resikonya. 4) Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing. Perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Mula-mula perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika penawaran perusahaan mengandung fiturfitur yang tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat. 5) Memilih Metode Penetapan Harga. Perusahaan telah memilih metode penetapan harga yang mencangkup salah satu atau lebih dari tiga pertimbangan ini. Dijelaskan bahwa Menurut Kotler dan Keller (2008) ada 5 (lima) metode penetapan harga markup adalah metode penetapan harga yang paling mendasar adalah menambah markup standar ke biaya produk. Penjual dapat menentukan biaya jauh lebih mudah daripada memperkirakan permintaan. Dengan mengaitkan harga terhadap biaya, penjual menyederhanakan tugas penetapan harga. c. Tujuan Penetapan Harga Tujuan penentuan harga menurut (Lupioyadi dan Hamdani,2006) yaitu : 1) Bertahan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 31 Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan. 2) Memaksimalkan Laba Penentuan harga untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu. 3) Memaksimalkan Penjualan Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugi. 4) Gengsi atau Prestise Tujuan penetapan harga disini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai produk yang ekslusif. 5) Pengembalian atas Investasi (ROI) Tujuan penetapan harga disini didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi (return on investment-ROI) yang diinginkan. Dapat disimpulkan bahwa tujuan penentuan harga menurut (Lupioyadi dan Hamdani terdiri dari Bertahan, Memaksimalkan laba, Memaksimalkan penjualan, Gengsi/prestise, Pengembalian atas investasi (ROI). e. Persepsi Harga Menurut Schifman, Kanuk dan Radix (2010) harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 tergantung persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Dalam memandang suatu harga konsumen mempunyai beberapa pendangan berbeda. Harga yang ditetapkan di atas harga pesaing dipandang mencerminkan kualitas yang lebih baik atau mungkin juga dipandang sebagai harga yang terlalu mahal. Sementara harga yang ditetapkan dibawah harga produk pesaing akan dipandang sebagai produk yang murah atau dipandang sebagai produk yang berkualitas rendah. Dari sudut pandang produsen, harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapat bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya pengeluaran. Harga Menurut Tjiptono (2008) dapat dilihat dari sudut pandang konsumen, sering kali digunakan sebagai indikator nilai bagaimana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga. Dengan demikian dapat disimpulakan pada tingkat harga tertentu, jika manfaat yang dirasakan meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Apabila nilai yang dirasakan pelanggan semakin tinggi , maka akan menciptakan loyalitas pelanggan yang maksimal. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 33 f. Dimensi Harga Menurut Kotler dan Keller (2009) dimensi harga terdiri dari: 1) Daftar harga (list price) Data harga adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar konsumen mempertimbangkan untuk membeli. 2) Rabat Diskon(discount) Diskon adalah tingkat diskon atau potongan harga yang diberikan penjualan kepada konsumen. 3) Potongan harga khusus (allowance) Potongan harga khusus oleh potongan harga yang diberikan produsen atau penjual kepada konsumen pada saat event tertentu. 4) Periode Pembayaran Periode pembayaran adalah kemudahan pembayaran yang diberikan produsen atau penjual kepada konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran yang dilakukan konsumen dalam transaksi pembelian. 5) Syarat kredit (credit term) Syarat kredit adalah system pembayaran secara kredit yang di berikan produsen atau penjual terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah di tentukan dengan tambahan pembayaran berupa bunga yang harus dibayar. Dapat disimpulkan bahwa menurut Kotler dan Keller (2009) presepsi harga terdiri dari : Daftar harga (list price), Rabat http://digilib.mercubuana.ac.id/z 34 Diskon(discount), Potongan harga khusus (allowance), Periode Pembayaran, dan Syarat kredit (credit term). 5. Hubungan Antar Variabel a. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Pelanggan Pengaruh kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan : Dalam studi ini meneliti bagaimana masing–masing dimensi kualitas pelayanan dapat menunjukkan dampak yang berbeda pada kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan dalam konteks rantai restoran. Sebuah penelitian survey dengan sampel menghakimi dilakukan dengan395 mahasiswa Thai. Hasil menunjukkan bahwa dimensi kualitas pelayanan tangibels dan empati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. (Polyorat, Kawpong, sophorsini, et al:2010) Hasil menunjukkan bahwa dimensi kualitas peayanan tanggibels dan empati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelangan. (Rasyid, Abd, Rani, et al:2015) Dalam studi ini melihat bahwa pengaruh kualitas pelayanan, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan sangatlah berpengaruh signifikan, hsil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan an kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. (Kaura:2015) mengungkapan bahwa dimensi kualitas pelayanan, harga yang dirasakan keadilan layanan dan kenyamanan memiiki dampak yang positif dan signifikan pada kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Selain itu, kepuasan pelanggan bertindak sebagai mediasi variabel antara anteseden dan loyalitas pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 35 H1 : Adanya hubungan antar variabel dari kualitas pelayanan dan loyalitas pelanggan. b. Hubungan Kualitas Produk dengan Loyalitas Pelanggan Pengaruh kualitas pelayanan pada kualitas produk dengan loyalitas pelanggan, telah ditemukkan bahwa dimensi kualitas pelayanan dapat menunjukkan dampak yang berbeda pada kepuasan pelanggan dan loyalistas pelanggan dalam konteks rantai restoran (Polyorat, Kawpong, Sophorsini, et al:2010). Hasil menunjukkan bahwa dimensi kualitas pelayanan tanggibels dan empati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. (Rasyid, Abd, Rani, et al:2015). Dalam studi ini melihat kedalam kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di restoran cepat saji, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan yang berpengaruh signifikan dengan loyalitas pelanggan. (Kaura:2015). Menyatakan bahwa dimensi kualitas pelayanan, harga yang dirasakan , keadilan layanan dan kenyamanan dimensi memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. H1 : kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. c. Hubungan Harga dengan Loyalitas Pelanggan Pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan mengungkapkan bahwa dimensi kualitas pelayanan, harga yang dirasakan pada keadilan layanan kenyamanan dimensi memiliki dampak positif pada kepuasan pelanggan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 36 dan loyalitas pelanggan (Kaura:2015). (Herviantoro:2016) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan dan presepsi harga sangatlah berpengaruh signifikan terhaap loyalitas pelanggan, metode pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling dan teknik teknik sampel dengan menggunakan purposive sampling . (Risky:2010) juga melakukan penelitian terhadap harga daalam hal ini ada hubungan variabel kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan dikarenakan harga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan. H1 : Harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 6. Penelitian Terdahulu Untuk menunjang rerangka pemikiran teoritis pada skripsi ini terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang mengkaji tentang hubungan antara kualitas pelayanan jasa harga produk terhadap loyalitas pelanggan : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO 1 JUDUL PENELITIAN Service Quality, Service Convenience, Price and Fairness, Customer Loyalty, and The Mediating Role of Customer Satisfaction 2. The Impact Of Service PENELITI Kaura (2015) Singh http://digilib.mercubuana.ac.id/z HASIL PENELITIAN Hasil ini mengungkapkan bahwa dimensi kualitas pelayanan harga yang dirasakan dan keadilan layanan kenyamanan dimensi memiliki dampak positif dan signifikan pada kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Selain itu, kepuasan pelanggan bertindak sebagai mediasi variabel antara anteseden dan loyalitas pelanggan. Dalam penelitian ini 37 Satisfaction, Relational Satisfaction and Commitment on Customer Loyalty in Logistics Outsourcing Relationship. (2015) 3. The Influence of Service Quality Dimensions on Customers Satification and Customer Loyality in The Chain Restaurant Context Thai Case. Polyorat, Kawpong, Sophorsini, Survenus (2010) 4. The impact of service quality and Customers Satification on Customer’s Loyality: Evidence From Fast Food Restaurant of Malaysia. Rasyid, Abd, Rani, Juraij, Yusuf, Nouraini, Shaari & Shahidat (2015) 5. The Influence Of Perceived Product Quality, Relative Price And Risk On Customer Value And Beneke, Justin, Flyn, Ryan, http://digilib.mercubuana.ac.id/z mengeksplorasi dampak kepuasan pelayanan ,kepuasan relasional dan kepuasan harga dan komitmen terhadap loyalitas pelanggan di logistic outsorcing hubungan dalam scenario india. Dalam hal ini layanan logistik dari india terpilih untuk menyelidiki hubungan potensial antara aspek kepuasan dan loyalitas pelanggan. Hasil menunjukkan bahwa dimensi kualitas pelayanan, kualitas produk tangibels dan empati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan sementara tiga dimensi lainnya (reliabilitas,daya tanggap dan jaminan) Selain itu, kepuasan pelanggan muncul untuk menengahi pengaruh dimensi kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Studi ini melihat kedalam pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di restoran makanan cepat saji dari Malaysia hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan yang ditemukan secara signifikan terkait dengan tingkat signifikasi untuk dengan loyalitas pelanggan yang sebagian berkorelasi dengan variabel dependen. Ada hubungan yang kuat antara harga dirasakan relative dan kesediaan untuk 38 Willingness To Buy: A Study Of Private Label Merchandise. Greigh, Tamsin, Mukaiwa (2015) 6. Pengaruh Kualitas Layanan dan Presepsi Harga terhadap Kepuasan Pelanggan dan Implikasinya pada Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Biro Perjalanan Umroh dan Haji Khusus PT Wisata Sesesta Herviantoro (2016) 7. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Pada Waroeng Spesial Sambal Cabang Lampersari Semarang) Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, terhadap Loyalitas Pelanggan. (Studi Kasus pada PT Samsriwi Adi Megah). Albertus (2012) 8. 9. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Pengguna Handphone Merek Nokia) Irawati 2012 Risky (2011) http://digilib.mercubuana.ac.id/z membeli, ditemukan ada hubungan yang berpengaruh signifikan diantara kualitas produk yang dirasakan dan dianggap risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membangun presepsi nilai sangatlah penting dalam proses pembelian. Hasil penelitian ditemukan bahwa kualitas layanan dan presepsi harga sangatlah berpengaruh signfikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan pada Biro Perjalanan Umroh dan Haji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis pengaruh harga, kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk dan kualitas pelayanan secara signifikan sangatlah berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT Samsrini Adi Megah. Variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan dianggap berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dalam studi ini ada hubungan kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Pada Pengguna Handphone Merek Nokia. 39 10. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Tahu Bakso Ibu Pudji) Sadi (2009) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan kualitas produk secara bersamaan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan, namun kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 11. Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk, Dan Harga Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Kartu AS Telkomsel Di Kota Manado) Melsya (2009) Dalam hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan bahwa kualitas pelayanan, kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan mengenai variabel Kualitas pelayanan, Kualitas Produk dan Harga terhadap Loyalitas Pelanggan maka kerangka pemikiran yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut Kualitas Pelayanan (X1) Kualitas Produk (X2) Harga (X3) H1 H2 Loyalitas Pelanggan (Y) H3 Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/z 40 C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori di atas, maka perumusan hipotesis disusun sebagai berikut: H1 : Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan California Fried Chicken (CFC). H2 : Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan California Fried Chicken (CFC). H3 : Harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan California Fried Chicken (CFC). http://digilib.mercubuana.ac.id/z