10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan dua unsur pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Komunikasi Pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsure dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang diserbarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.3 Bentuk – bentuk utama dari komunikasi pemasaran sebagai berikut 4: 1. Penjualan perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasika, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. 2. Iklan (advertaising) bentuk dari komunikasi massa dan atau komunikasi langsung yang didesain khusus untuk pelanggan antar bisnis maupun pemakai akhir, kedua bentuk iklan ini dibiayai oleh sponsor tertentu (si pengiklan), tetapi dikategorikan sebagai komunikasi massa karena 3 Terence A.Shimp., Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu., Jilid Satu, Edisi ke-5. Jakarta;Erlangga,2003.hal 4. 4 Terence A.Shimp.,op.cit.,5-6. 10 11 perusahaan sponsor tersebut secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang beraneka ragam, bukan kepada individu tertentu/personal atau kelompok kecil. 3. Promosi Penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinay pembelian dalam waktu yang singakat. 4. Pemasaran Sponsorship (sponsorship marketing) adalah apklikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegitan tertentu atau melalui kegiatan suatu kegiatan sosial. 5. Publisitas (publicity), publisitas menggambarkan komunikasi massa, namun tidak juga seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkanbiaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas ini biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk-bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media menganggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada khlayak mereka. Namun belakangan ini telah terjadi satu tren aplikasi dengan istilah Komunikasi Pemasaran Terpadu (Intregrated Marketing communications/IMC), merupakan salah satu perkembangan yang penting dalam dunia pemasaran di tahun 1990-an. Shimp (2003) mendefinisikan apa 12 yang dinamakan Integrated Marketing Communication (IMC) sebagai berikut: “IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasive kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khualayak sasaeran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelangan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan, adalah jalur potensial untuk menyampaikan pesan di masa yang akan datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta dapat diterima olah pelanggan dan calon pelanggfan. Dengan kata lain, proses IMC berawal dari pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik pada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasive”. Komunikasi pemasaran terpadu pada akhirnya harus dinilai dengan memperhatikan apakah ia berhasil mempengaruhi prilaku, namun akan menjadi tidak realistis jika mengharapkan suatu tindakan akan muncul dari setiap usaha komunikasi. Sebelum membeli sebuah merek baru, konsumen pertama-tama harus disadarkan akan keberadaan merek tersebut serta manfaatnya, kemudian dipengaruhi agar timbul sikap yang mendukung terhadap merek. 2.2 Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Dalam proses komunikasi adalah penting untuk mengetahui efek apa yang dihasilkan, karena efek yang dihasilkan sangat berhubungan erat dengan komunikator untuk mengetahui sejauh mana pesan yang disampaikan mempunyai pengaruh atau sekedar menggugah benak konsumen terhadap sebuah pesan. 13 Dalam bukunya Deddy Mulyana5 menjelaskan, menurut Harold Laswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect? Atau Siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana. Gambaran teori Laswell tersebut dapat juga diterapkan dalam periklanan. Ini dapat terlihat kaitannya dalam penjelasan sebagai berikut. Menurut para praktisi periklanan Indonesia yang dikutip oleh Endah Muwarni6 periklanan itu sendiri adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampain iklan. Menurut Himpunan Peraturan dan Etika Periklanan Indonesia yang dikutip oleh Endah Murwani7, iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemerkarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat” . Dari Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu kegiatan komunikasi untuk memperkenalkan produk barang atau jasa baik itu merupakan produk baru ataupun produk lama yang telah muncul dipasaran lewat media massa. Dengan pengertian diatas, penulis mengutip dari dasar-dasar periklanan8, bahwa ternyata defenisi tersebut sejalan dengan gambaran Deddy mulyana,MA,Ph.D,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosda Karya;Bandung,2004,hal.62. 6 Endah Mawarni, Dasar dasar Periklanan, Wacana Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi.FIKOM UNIV.Prof Dr Moestopo (Beragama), Jakarta hal.14. 7 Endah Mawarni,Op.Cit.hal.15 8 Endah Mawarni,Op.cit.hal.15 5 14 teori komunikasi Laswell yang unsur unsurnya adalah Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect?,dimana Who menunjukkan pengiklan, say what adalah pesan apa yang disampaikan dalam iklan, Which Channel adalah media apa yang digunakan untuk menyampaikan iklan tersebut, to whom menunjukkan khalayak sasaran atau target market yang dituju, with what effect adalah efek apa yang timbul dari penayangan iklan tersebut. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa iklan merupakan bagian dari proses periklanan merupakan salah satu aspek dari proses komunikasi. Dimana Perusahaan sebagai komunikator, iklan yang merupakan pesan komunikasi dan media merupakan alat pengantar pesan dan khalayak merupakan komunikan yang dituju. Periklanan adalah bentuk penyajian komunikasi non personal, promosi ide-ide, promosi produk barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan tertentu yang dibayar. Iklan itu sendiri merupakan suatu proses komunikasi satu arah yang menyampaikan pesannya melalui suatu mediator yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak terhadap sikap dan perilaku seseorang, iklan adalah cara yang paling dominan dan konvensional dalam mempromosikan suatu produk.9 2.3 Tujuan Periklanan Sanyoto (2006), Bila digolongkan menurut Advertising Spiral, tujuan periklanan televisi dapat dibagi menjadi : 9 Jefkins, Frank.,Menyusun Periklanan Efektif. Edisi ke-5.Jakarta;1997.hal 27. 15 1. Untuk produk baru/perintisan (pioneering), tujuan periklanan adalah menimbulkan kesadaran (awareness) dan mengenalkan produk dan merek seperti yang diiklankan, manfaat, faedah, guna dan keuntungan produk yang diiklankan, sehingga timbul keinginan dan bertindak untuk membeli. 2. Untuk produk bersaing (competitive), tujuan periklanan adalah merebut pembeli produk sejenis dari pesaing dan beralih membeli produk kita, dengan mengutarakan kelebihan, keistimewaan, keunggulan dan keunikan (Unique Selling Prepositions) dari produk yang diiklankan. 3. Untuk produk lama dan mantap (retentive), tujuan periklanan adalah mengingatkan (reminding) dan mempertahankan pembeli agar tetap setia berlangganan, dengan meyakinkan keeksklusifan dan keunikan produk serta berusaha memposisikan produk pada benak audience (positioning). Sedangkan menurut Frank Jefkins tujuan dari periklanan secara keseluruhan adalah untuk mempengaruhi tingkat penjualan agar keuntungan perusahaan bertambah.10 2.4 Model Komunikasi Periklanan Dari penjelasan sebelumnya dapat dilihat bahwa periklanan merupakan salah satu bentuk atau bagian dari komunikasi tidak langsung 10 Jefkins, Frank, op.cit.,27 16 yang dilakukan melalui perantaraan media berbentuk audio (dengar), visual (pandang) dan audio visual (dengar pandang). Berikut ini adalah gambaran mengenai periklanan di dalam struktur sistem komunikasi: KOMUNIKASI LANGSUNG TAK LANGSUNG (FACE TO FACE) (NON FACE TO FACE) PERIKLANAN LEWAT PERANTARAAN MEDIA AUDIO VISUAL AUDIO VISUAL (DENGAR) (PANDANG) (DENGAR PANDANG) Gambar 2.1. Periklanan Dalam Struktur Sistem Komunikasi Melalui periklanan terjadi penyampaian pesan mengenai suatu produk dari perusahaan, sebagai komunikator kepada audience atau konsumen, sebagai komunikan. Didalamnya terdapat pengoperan lambang (verbal-visual) dari perusahaan kepada konsumen agar konsumen mengubah tingkah lakunya sesuai keinginan perusahaan. Sanyoto (2006) dalam kutipannya komunikasi berhasil jika lambang-lambang dapat diartikan sama oleh pemberi dan penerima pesan. Jika lambang yang dioperkan periklanan kepada konsumen tidak dapat diartikan sama seperti yang diinginkan perusahaan, maka periklanan tersebut tidak berhasil. 17 Proses komunikasi dalam periklanan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut11 : Pengirim pengkodean Pengusaha/ Agen periklanan pesan penguraian penerima Media kode Audience/ Umpan Balik konsumen Tanggapan Gangguan Gambar 2.2. Model Komunikasi Periklanan. Dari Gambar 2.2 menunjukkan model komunikasi dalam periklanan dengan sembilan unsur fundamental didalamnya. Dua unsur merupakan pihak-pihak utama dalam komunikasi pengirim dan penerima, Dua unsur merupakan alat komunikasi utama –pesan dan media, Empat unsur merupakan fungsi komunikasi utama–pengkodean (encoding), penguraian kode (decoding), tanggapan (response), umpan balik (feedback), dan unsur terakhir dalam sistem tersebut adalah gangguan (noise) yaitu pesan-pesan acak dan bertentangan yang dapat mengganggu komunikasi yang diharapkan. 2.4.1 Teori S-O-R Menurut Prof. Dr. Onong Uchjana Effendy,M.A12, Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, disebut juga sebagai "Prinsip Stimulus Respon" semula berasal dari teori psikologi. Kemudian Belch, George E,and Michael A. Advertising Snd Promotion:An Integrade Marketing Communication Perspective (2nded).Boston:Richard D.Irwin.Inc:2004 h.190 12 Prof. Onong Uchjana Effendy,M.A.Ilmu, Teori dan Komunikasi, Citra AdityaBakti,Bandung,2003 hal 254-255 11 18 teori ini menjadi teori komunikasi, karena material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen –komponen :sikap, opini, perilaku, kognisi,afeksi dan konasi. Menurut "Prinsip Stimulus Respon" adalah salah satu bentuk proses komunikasi yang cukup sederhana dimana dalam prinsip ini dijelaskan bahwa "efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsang) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan yang erat antara isi pernyataan dengan reaksi audiens", efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulan khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Apabila dikaitan dengan teori ini, pesan yang berupa iklan merupakan stimulus yang disampaikan kepada komunikan yang adalah khalayak, yang akhirnya akan menghasilkan efek atau pengaruh yang mungkin positif ataupun negatif. Tentu saja, dari kegiatannya beriklan, pengiklan sebagai komunikator mengharapkan respon yang positif terhadap produk yang diiklankannya. 2.5 Defenisi Efektivitas, Efektivitas Iklan dan Model EPIC 2.5.1 Defenisi Efektivitas 19 Efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang memiliki arti berhasil atau membawa hasil yang positif13. Dalam pengertian defenisi Efektivitas apabila dihubungkan dengan proses komunikasi, maka komunikasi yang efektif adalah bagaimana penyebar pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas. Efektivitas dapat diartikan sebagai dampak atau semua jenis perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan dari suatu sumber. Perubahan tersebut meliputi perubahan sikap, perubahan pengetahuan dan perubahan prilaku nyata. Defenisi lain efektivitas secara umum menurut Andre Hardjana adalah :14 1. Mengerjakan hal-hal yang benar sesuai dengan seharusnya diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya. 2. mencapai tingkat diatas pesaing, mampu menjadi terbaik dengan pesaing yang lain sebagai yang terbaik. 3. membawa hasil, apa yang telah dikerjakan mampu memberi hasil yang bermanfaat. 4. menangani tantangan masa depan, semua yang direncanakan dan hasil yang bermanfaat bagi masa depan. 13 14 Santoso, Nando.,Kamus Pintar Bahasa Indonesia.Surabaya. Fajar Mulya;1996. hal 109. Harjana, Andre., Audit Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta. PT. Grasindo.2000.hal 2. telah 20 5. mengoptimalkan penggunaan sumber daya, sumber daya yang dipakai telah optimal dari penggunaan sampai tingkat maximum. "Efektivitas adalah reaksi khusus dari rangsangan khusus, dengan demikian dapat di harapkan atau diduga berhubungan erat antara isi pernyataan media dan khalayak"15. Dengan kata lain iklan mempunyai serangkain efek sebelum konsumen sampai kepada tahap pembelian. 2.5.2 Efektivitas Iklan Peranan iklan adalah secara berkesinambungan mempertahankan penjualan dan tingkat pangsa pasar yang mapan terhadap berbagai calon penantang/pesaing. Bagi merek besar yang telah mapan, peranan iklan harus semakin terfokus untuk mempertahankan atau untuk memegang terus pangsa mapannya. Penilaian efektivitas iklan yang semata-mata atas dasar penjualan atau pangsa pasar adalah tindakan naïf ; antara lain penilaian itu tidak mempertimbangkan pernan iklan sebagai kekuatan pendudukan”. Dalam model komunikasi periklanan, kumpulan reaksi yang terjadi setelah penerima melihat,mendengar, atau membaca suatu pesan dikenal sebagai tanggapan. Tanggapan dari penerima yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan dapat dimulai dari tindakan yang tidak dapat terlihat seperti menyimpan informasi dalam memori sampai dengan 15 Drs. A.M Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi, Penelitian Yayasan Kampus Tercinta-IISIP Jakarta:2000,h.26 21 pengambilan tindakan untuk membeli barang yang terdapat dalam iklan televisi16. Sunarjo (1995) Iklan bekerja melalui 3 (tiga) dimensi efek yang berbentuk linear, yaitu kognitif, effektif sampai behavioral, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Cognitive Effects (Efek Kognitif) Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan dan informasi. “Efek kognitif adalah kesadaran, pengetahuan dan keyakinan seseorang yang didapat dari pengalaman langsung dengan obyek maupun dari berbagai sumber mengenai sesuatu yang kemudian membentuk suatu ide atau gagasan mengenai karakteristik obyek tersebut”. 2. Affective Effects (Efek Afektif). Efek ini berhubungan erat dengan emosi, sikap atau nilai.Secara umum, seringkali dimensi efek afektif disamakan dengan emosi dan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sebuah obyek . 3. Psychomotor Effects (Efek Psikomotorik) Biasa dikenal dengan istilah Behavioral Effects (Efek Behavioral). Efek ini merujuk pada kecenderungan dan perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan dan kebiasaan berperilaku terhadap sebuah produk. Beberapa model – AIDA Model, Hierarchy Of Effects Model, Innovation Adoption Model, Information 16 Belch George E, and Michael.Op.Cit.hal 230 22 Processing- telah dikembangkan untuk menggambarkan tahapan yang mungkin dilalui oleh konsumen, mulai dari keadaan tidak sadar akan adanya perusahaan, produk, atau merk sampai kepada perilaku membeli17. Berikut penjelasan untuk Model Hirarki-Efek. Hierarchy Of Effects Model (Model Hirarki-Efek). Model Hirarki-Efek adalah model yang paling terkenal dan menjadi dasar dari banyak perusahaan untuk menentukan tujuan dan mengukur efek sebuah iklan. Model ini dikembangkan oleh Robert Lavigge dan Gary Steiner. Model Hierarki-Efek menunjukkan proses dimana iklan bekerja. Iklan mempengaruhi konsumen melalui beberapa tahapan dalam urutan, dimulai dari kesadaran pertama mengenai produk atau jasa hingga tahap pembelian yang sesungguhnya. Alasan mendasar dari model ini ialah bahwa iklan bekerja setelah selang beberapa waktu, bukan secara instan. Pesan iklan yang disampaikan tidak langsung mempengaruhi kepada tindakan tetapi didahului dengan beberapa tingkatan sebelumnya, dimana setiap tingkatan harus terpenuhi sebelum naik ketingkatan berikutnya18. Proses atau cara kerja periklanan yang telah dijelaskan sebelumnya, lebih lanjut digambarkan sebagai berikut : 17 18 Belch George E, and Michael.Op.Cit.hal 23 Belch George E, and Michael.Op.Cit.hal 199 23 Tabel 2.1 Hierarchy Of Effects Model Efek Hierarchy of effects Keterangan Model Cognitive Kesadaran (awareness) Tanggapan untuk Effects Pengetahuan Produk baru (knowledge) (pioneering) Affective Menyukai (liking) Tanggapan untuk Effects Kesukaan (preference) Produk bersaing Keyakinan (conviction) (competitive) Pembelian (purchase) Tanggapan untuk Behavioral Produk mapan Effects (retentive) Tahapan-tahapan yang harus dipenuhi dalam model HirarkiEfek adalah sebagai berikut19 : 1. Cognitive Effects (Efek Kognitif) a. Awareness (Kesadaran) Jika sebagian besar audience sasaran tidak menyadari merek produk atau jasa yang ditawarkan, tugas perusahaan adalah membangun kesadaran. Kesadaran berarti bahwa pesan yang telah dibuat menimbulkan kesan kepada pembaca atau penonton yang kemudian dapat membantu mengidentifikasi pembuat pesan. Perlu diperhatikan walaupun kesadaran akan iklan sosial terlebih dahulu tapi itu bukanlah tujuan terutama 19 Belch George E, and Michael.Op.Cit.hal 199-200 24 dari iklan. Yang menjadi pokok utama dari iklan adalah kesadaran akan merek produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk melihat seberapa jauh audience memiliki kesadaran akan merek produk atau jasa, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Recall, audience dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang mereka ingat. 2. Recognition, audience dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam satu kategori tertentu. 3. Purchase, audience akan memasukan merek tersebut ke dalam pilihan ketika mereka akan membeli produk atau jasa. 4. Consumption, audience masih mengingat merek tersebut ketika mereka sedang menggunakan produk atau jasa pesaing. b. Knowledge (Pengetahuan) Audience mungkin telah memiliki kesadaran, tetapi tidak mengetahui lebih banyak lagi. Pada tahap ini perusahaan memiliki tugas untuk memberikan informasi sebanyakbanyaknya sehingga audience sasaran memiliki “pengetahuan tentang produk, manfaat, faedah, guna dan keuntungan, serta bagaimana cara menggunakan produk”. 25 2. Affective Effects (Efek Afektif) a. Liking (Menyukai) Pada tahap ini audience mulai memiliki perasaan menyukai terhadap produk. Perusahaan perlu untuk menyajikan alasan serta mengembangkan suatu kampanye komunikasi untuk mendorong perasaan suka tersebut. b. Preference (Kecenderungan) Kecenderungan memiliki arti lebih suka terhadap produk tertentu daripada terhadap produk yang lain, tetapi tidak memilihnya dibandingkan produk lain. Dalam tahap ini, perusahaan harus berusaha membangun preferensi tersebut, dengan mempromosikan mutu, nilai, kinerja, dan keistimewaan lain dari produk tersebut. c. Conviction (Keyakinan) Pada tahap ini, audience mulai menyukai produk tertentu, memilihnya dibandingkan dengan produk lain, tetapi tidak menimbulkan keyakinan untuk membelinya. 3. Behavioral Effects (Efek Behavioral) Purchase (Pembelian) Pada tahap ini, audience memiliki keyakinan terhadap produk yang ditawarkan, merencanakan untuk bertindak kemudian, hingga akhirnya mereka melakukan tindakan untuk membeli produk tersebut. 26 2.5.3 Model EPIC Efektivitas iklan dapat diukur salah satunya dengan menggunakan metode EPIC model. EPIC model yang dikembangkan oleh AC.Nilsen, salah satu perusahaan penelitian pemasaran termuka di dunia, dalam model ini pengukuran efektivitas nya mencangkup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak dan komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and Communication –EPIC). Berikut akan dipaparkan dimensidimensi dalam EPIC Model20 : 1. Dimensi Empati Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan anatar suatu iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati melibatkan afeksi (affect) dan kognisi (cognition) konsumen. Menurut J.Paul Peter dan Jerry C. Olson (1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan 20 Darmadi dan Durianto., Invansi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia.2003 h.86-90 27 kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan sementara kognisi melibatkan pemikiran. Variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negative, menyenangkan, atau tidak menyenangkan. Konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif yaitu :emosi, perasaah khusus, suasana hati, dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya. Sedangkan aspek kognisi meliputi proses berfikir sadar, tak sadar dan otomatis. 2. Dimensi Persuasi Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh ganbaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berprilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Periklanan dapat mempengaruhi konsumen dengan dua proses kognitif, yaitu: jalur sentral dan jalur menuju persuasi. Proses persuasai yang dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk. Jalur sentral menuju persuasi cendrung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur sentral, konsumen 28 “memfokuskan diri pada pesan produk” dalam iklan. Konsumen menterjemahkan pesan produk dalam iklan, lalu membentuk kepercayaan tentang ciri-ciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur periferal menuju persuasi cendrung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen rendah. Dalam jalur peripheral, konsumen tidak menfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah iklan tetapi pada perangsang “peripheral”, seperti selebriti atau music yang popular dan menarik. Perasaan konsumen yang berkenaan dengan perangsang lainnya ini akan mempengaruhi kepercayaan dan sikap mereka terhadap suatu produk. 3. Dimensi Impact Dimensi ini menunjukan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori serupa, dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak dari impact yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahun produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda-beda, yang dapat digunakan untuk menterjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Konsumen dapat memiliki 29 emapat tingkat pengetahun produk, yaitu: kelas produk,bentuk, merek dan model. Selain itu, konsumen juag memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang cirri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu produk. Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa suatu produk memiliki konsekuensi yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk, dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi dengan suatu produk atau suatu merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara kognitif yang termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi produk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi, maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat , seperti emosi dan perasaan yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang rendah-sedikit atau tidak ada relevansinya ketingkat yang moderat ada relevansi yang dirasakan-hingga ke tingkat yang moderat ada relevansi yang dirasakan-hingga ketingkat yang tinggi-relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan. 4. Dimensi Komunikasi 30 Dimensi ini memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan pesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk symbolsimbol yang paling tepat (menggukakata, gambar, atau tindakan). Kemudian, pesan ditransmisikan kesebuah penerima melalui berbagai media, seperti televise, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu promosi, harus mengdekoding atau menterjemahkan makna. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke took atau melakukan pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat diperlukan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk mengenkoding suatu makna. Tahap kedua adalah peng-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interprestasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap. 31 2.6 Media Televisi Media audio visual dinilai sebagai media yang paling berhasil dalam menyebarkan informasi atau cerita dibandingkan dengan media komunikasi lainnya, seperti media cetak dan radio. Kekuatan-kekuatan utama yang menjadikan medi televise lebih menarik sebagai media periklanan adalah : a. Jangkauan terluas sehingga metode biaya per seribu cukup efisien bagi perusahaan yang berupaya menjangkau satu pasar utuh. b. Televisi memungkinkan demonstrasi produk atau jasa. c. Televisi mudah untuk beradaptasi, memungkinkan adanya kombinasi suara, warna dan gerakan. Disamping kelebihan tersebut media televise juga memiliki keterbatasan dan kelemahan diantaranya: a. Televise cendrung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilihan (untuk kepentingan pendidikan pangsa pasara tetentu) sering dilakukan. b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan yang membuatnya, maka televise tidak akan menandingi media pers. c. Hal-hal kecil bisa dan biasa dikerjakna banyak orang sambil menonton televise, sam seperti ketika mereka mendengarkan siaran radio. d. Karena pemirsanya yang sulit dipilah-pilah itu maka iklan televise justru terbilang mahal. 32 e. Karena iklan televise itu membutuhkan waktu yang cukup lama, maka ia tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang segera harus disiarkan. f. Dinegara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televise, atau yang jumlah pemirsanya relative sedikit, biaya siaran mungkin mungkin cukup rendah sehingga memungkinkan ditayangkan iklan yang panjang atau berulang-ulang. Iklan yang seperti ini justru mudah membosankan pemirsa. Elemen-elemen iklan televise yang dapat mendukung periklanan media televise seperti yang dijelaskan oleh Rhenald Kasali adalah : 1. Jingle Musik dan lagu yang berisi slogan yang mendukung iklan terebut. 2. Storyboard Rangkain gambar yang memperlihatkan urutan agenda dari sebuah film iklan maupun program yang akan ditayangkan melalui sebuah film televise, atau setiap gambar disertai catatan arahan bagi sutradara. 3. Naskah Iklan Copy iklan/naskah iklan yang ditulis harus bersifat menjual, meskipun iklan itu hanya bertujuan menginggatkan saja. 4. Endoser Penggunaan tokoh yang dapat digunakan sebagai pemeran iklan. 5. Signature, slogan atau strapline Baris kalimat penutup sebagai tanda pengenal produk yang diiklankan. 33 6. Logo simbol atau nama yang dipakai oleh suatu perusahaan. Menurut John R.Rositter dan Larry percy, unsur-unsur yang terdapat dalam iklan televisi yang dapat menunjang periklanan melalui televisi adalah sebagai berikut : a. Audio Dimensi audio dalam iklan televise mencangkup musik, suara dan sound effeck( efek suara). Musik suara dan efek suara dapat berupa suatu pembicaraan, suara dan sebagainya, tergantung dari kesan yang inggin ditimbulkan. Suara dapat menimbulkan suasana dinggin, hangat, menyenangkan. Unsur audio termasuk juga dalam naskah atau body copy pada iklan televisi yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Reason Why Menggunakan pendekatan rasional dengan maksud memberikan gambaran dan penjelasan masalah. 2. Humorous copy Menggunakan pendekatan humoris untuk mendapatkan perhatian. 3. Dialogue Copy Menggunakan bentuk percakapan untuk menggambarkan karakter produk.. 4. Narrative Menggunakan bentuk cerita untuk mengungkapkan manfaat suatu produk. b. Tallent 34 Elemen penting lain dari iklan adalah model, bisa sebuah penyiar, penyanyi, dokter, atlet dan sebagainya. Model iklan tersebut disebut sebagai tallent. Disamping kedua unsur diatas, ada beberapa jenis iklan di televisi menurut David A.Aaker dan Jhon Myres dalam bukunya Advertaising Management, yaitu: 1. Cerita iklan : iklan yang menceritakan dengan jelas, tahap demi tahap dari suatu pesan iklan dari awal, pertengahan hingga akhir. 2. Penyelesaian masalah : khalayak diberikan masalah yang harus dipecahkan dan solusinya adalah produk yang dipasarkan oleh pengiklan. 3. Kronologi : pesan iklan disampaikan melalui berbagai kejadian yang berhubungan satu sama lain dan berkembang dari cerita sebelumya. 4. Special effect: pesan iklan menggunakan efek suara dan tekik gambar canggih. 5. Kesaksian : tipe iklan ini biasanya menggunakan figure tokok terkenal untuk memberi kesaksian tentang produk. 6. Sindiran: iklan yang menggunakan kekurangan manusia sebagai bahan lelucon, pada umumnya diproduksi dengan gaya berlebihan. 7. Juru bicara: anya menggunakan suara announcer dalam iklan. 8. Demonstrasi : tipe seperti ini menggunakan efektivitas produk. 9. Keterangan :membangun rasa penasaran dan ketegangan khalayak sebagai pemecah akhir dari suatu masalah. 35 10. Potongan dari kehidupan sehari-hari: sebuah variasi dari pemecahan masalah dimulai dari seseorang yang menemukan sebuah masalah dan menemukan pemecahannya sebagai jawaban dri masalah tersebut. 11. Analogi : memberikan perumpamaan yang tidak berhubungan sama sekali dengan produk yang diiklankan, lebih mengutamakan contoh untuk menjelaskan kegunaan produk dengan perbandingan. 12. Khalayak : menggunakan karakter kartun atau efek special untuk menciptakan khalayak seputar produk yang diiklankan. 13. Kepribadian : mempercayakan kepada actor/artis untuk menyampaikan pesan iklan dan lebih menekankan pada tempat penggambilan gambar diluar studio. Para actor/aktris memerankan karakter yang mewakili produk dan memperhatikan kegunaan serta kegembiraan dalam menggunakan produk. 2.7 Terpaan Media Terpaan media menunjukkan sejauhmana tayangan sebuah iklan ditelevisi dapat diterima oleh khlayak yang menyasikkan. 1. Frekuensi Menunjukkan jumlah waktu yang diterima khalayak dalam menyaksikan sebuah tayangan. 2. Intensitas dan Durasi 3. Menunjukkan seberapa sering sebuah tayangan dilihat khalayak dan berapa lama waktu penayangan.