SERVICE EXCELLENCE AWARD RABU, 30 OKTOBER 2013 HALAMAN 27 Rumah Sakit Islam Surabaya Melayani dengan Prinsip Mind, Heart, dan Spirit S ukses tiga kali menyabet Surabaya Service Excellence Awards dari MarkPlus Inc untuk kategori Pelayanan Rumah Sakit Kecil jelas bukan pencapaian yang mudah. Prestasi yang diraih Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) pada tahun 2010, 2012, dan 2013 ini ialah buah dari kerja keras dan kerendahhatian untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaiknya. UNTUK meraih service excellence ini harus menempuh berbagai liku perjuangan. Didirikan sejak tahun 1975, RSIS mengalami masa-masa keemasan pada awal tahun 90-an. Rumah sakit yang khas dengan warna hijau tersebut lantas membuka cabang di Jl Jemursari. Namun, perputaran roda perlahan-lahan menurun. Lebih fokus melengkapi berbagai macam fasilitas di RS cabang, performa RS induk di Jl Ahmad Yani nomor 2-4 itu perlahanlahan menurun pada tahun 1993 hingga 1998. “Bahkan saat Hari Raya Lebaran kami sempat kesulitan menggaji karyawan,” kenang Direktur RSIS dr.Samsul Arifin, MARS. tombak yang tak lelah menjaga nuansa keimanan dalam pelayanan RSIS. Sesuai moto RSIS, Kesembuhan Datang dari Allah, Kepuasan Pasien Tanggung Jawab Kami. Ketua PDUI (Persatuan Dokter Umum Indonesia) Jatim dan merangkap Humas PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) cabang Jawa Timur itu menjelaskan, menurut ilmu manajemen rumah sakit, 70% kepuasan pelanggan bergantung pada sumber daya manusia (SDM)-nya. “Orang datang ke rumah sakit bukan untuk ngelencer (berwisata, Red), n a m u n dilayani dan mendapatkan kenyamanan. Sebab ada yang datang dalam ke- ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA KOMPAK: Humas RSIS Nurita, Dokter Spesialis Paru dr. Mukti, Sp.P, Direktur RSI dr. Samsul Arifin, MARS, Wakil Direktur Umum dan Keuangan Djunarjo, S.IP.MM, Manager Humas dan Pemasaran Budi Setyanto, ST. partner untuk saling kolaborasi. “Ini berarti kan melampaui harapan,” tukasnya. Efek “WOW” di dunia marketing inilah yang didapat pelanggan RSIS. Efek “WOW” dapat diukur melalui meningkatnya jumlah pelanggan yang loyal terhadap pelayanan suatu rumah sakit. Bukan sebaliknya, pasien baru datang silih berganti. dr Samsul mengisahkan, ia ingat ada seorang pasien yang sudah 52 kali opname di RSIS, tak mau diungsikan ke RSIS Jemursari pada saat musim banjir beberapa tahun yang lalu. masyarakat tentang berbagai fasilitas dan pelayanan yang mampu disediakan. HADAPI 2014 DENGAN SERVICE EXCELLENCE Menghadapi era Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dimulai tahun 2014 mendatang, RSIS termasuk yang paling siap. Sejak tahun 2007, RSIS mampu melayani pasien melalui program Jamkesmas, Jamsostek dan Askes. Begitu pula dengan perusahaan asuransi. “Sudah ada 85 MARKETING 3.0 ALA RSIS Namun, manajemen segera bergerak cepat untuk bangkit. Pada tahun 2009, segala aspek pelayanan dan kelengkapan fasilitas diperbaiki. dr. Samsul Arifin,MARS membeberkan langkah-langkah revolusi manajemen pelayanan yang dilakukan RSIS. Ia menyebutnya Marketing 3.0, yang meliputi Mind, Heart, and Spirit. Kunci keberhasilan yang pertama berjudul Mind. “Mind di sini bermakna setiap karyawan harus mumpuni atau memiliki kompetensi di masing-masing bidangnya,” terangnya. Kunci kedua ialah Heart, yakni rumah sakit harus mampu memenuhi kebutuhan emosional pasien. Baik dari sisi komunikasi, memberikan empati, bertindak responsif dalam menangani pasien, dan menaruh respek penuh. “Cara berkomunikasi harus enak. Di RSIS, kami sudah terbiasa memanggil pasien dengan namanya. Sehingga dokter-dokter dan perawat di sini hafal nama para pasiennya,” tambahnya. Sementara, pelayanan Islami melalui kunci ketiga, yakni Spirit telah lama menjadi andalan RSIS. Program sapa assalaamu’alaikum melalui semboyan 3S (SenyumSalam-Sapa) ibarat sudah mendarah daging. “Mengiringi setiap tindakan medis dengan basmallah dan mendoakan pasien setiap akan operasi maupun setiap harinya, contohnya,” tutur dr. Samsul. Tim Bina Rohani (Binroh) menjadi salah satu ujung ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA SIAP MENERIMA PASIEN: Gedung kamar bersalin dan kamar operasi baru dalam tahap finishing, Desember akan diresmikan. “Maunya tetap dirawat di sini (RSIS Wonokromo, Red). Ini jadi catatan penting bagi kami, bahwa pelayanan yang lahir dari hati bisa melahirkan pula pasien-pasien yang loyal,” kenangnya. Salah satu unggulan rumah sakit yang tiap harinya melayani 500 pasien tersebut adalah program pelayanan tumbuh kembang anak. Mengapa tumbuh kembang anak diprioritas- Direktur RSIS dr. Samsul Arifin, MARS ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA adaan gelisah, cemas, sehingga perlu ditenangkan dengan mengajaknya berdoa, diingatkan untuk melakukan tayamum, dan sebagainya,” tuturnya. KERJASAMA: Tindakan operasi kalesistektomi laparoskopi. LOYALITAS PELANGGAN HASIL EFEK “WOW” BUAH HATI: Poli Tumbuh Kembang Anak di RS Islam Surabaya. Menurutnya, pelayanan bermutu adalah pelayanan yang sesuai dengan standar. Pasien tentu datang dengan harapan bisa keluar sembuh. Namun, lebih dari sekadar sembuh, pasien ingin dilayani dengan senyuman, dokter yang santun, serta suasana yang melebihi harapan pasien. Nuansa kekeluargaan juga terjalin sebab menganggap pasien sebagai kan? “Karena mencerdaskan bangsa ini adalah dengan mencerdaskan generasi penerus. Masa keemasan anak adalah saat ia berusia antara 0-5 tahun. Ini vital untuk masa depan bangsa,” tegasnya. Ruang bersalin pun terus berbenah. RSIS pada masa sebelumnya dikenal sebagai rumah sakit bersalin terdepan di Surabaya. Namun RSIS tak bisa lengah. Persaingan antar rumah sakit swasta semakin ketat. Tim marketing RSIS lah yang senantiasa memberikan informasi kepada asuransi perusahaan yang bersedia kami ajak kerja sama. Tahun ini, komposisi pembayaran 55% dari pasien umum, sementara 45% melalui asuransi perusahaan,” tutur dr.Samsul. Perusahaan-perusahaan tersebut mau menjalin kerja sama apabila kualitas rumah sakit yang bersangkutan bermutu. “Kami sudah sangat familiar dengan sistem asuransi seperti itu. Tidak kaget lagi,” imbuhnya. Pelayanan yang excellent ala RSIS ternyata berakar dari manajemen yang solid. Rumah sakit yang telah berusia 38 tahun ini memiliki tiga resep mujarab. Yang pertama ialah filosofi sawah, yang ditancapkan kuat ke dalam benak setiap karyawan mulai top level hingga tukang parkir sekalipun. “Kami selalu saling mengingatkan, anggaplah RSIS ini sebagai sawah,” ujarnya. Bila ingin hasil panen yang baik, kita pakai bibit yang bagus, merawatnya dengan telaten. Begitu pula dengan pasien. Jika pasien banyak, dirawat dengan baik, mereka puas, karyawan juga yang menikmati hasilnya,” tegas Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSIS Djunarjo S.IP.MM Kedua ialah meningkatkan motivasi karyawan bahwa satu sama lain merupakan satu tim. Rumah sakit memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari banyak unit kerja. “Setiap unit harus mau memberikan apresiasi terhadap unit lain, bukan saling menyalahkan kalau ada kekurangan. Nanti berdampak pada suasana kerja yang kurang nyaman,” ungkap Djunarjo. Sedangkan resep manajemen ketiga adalah spirit untuk selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan. Bukan berarti gaji yang tinggi, namun terjalinnya hubungan kerja antara atasan dan bawahan yang harmonis. “Komitmen bersama perlu dijaga melalui budaya saling menghargai. Jadinya kerja bisa enjoy,” lanjutnya. (art/no) layouter: nur