ABSTRAK Walaupun boraks dilarang digunakan di dalam makanan, tetapi ternyata masih ditemukan dalam beberapa produk makanan seperti mie kuning basah, bakso dan lontong. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pemeriksaan dan penetapan kadar boraks didalam bakso yang beredar di Medan. Lokasi pengambilan sampel adalah Gatot Subroto (pajak petisah) (A) , Iskandar Muda (daerah ramayana) (B), Kampung Lalang (pajak) (C), Padang Bulan (pajak sore) (D), Kampung Madras (pajak) (E), Pancing (Unimed) (F), Setiabudi (bakso urat) (G), Dokter Mansur (USU) (H), Brayan (pajak) (I), dan Amplas (stasiun) (J). Penyiapan sampel dilakukan melalui sentrifugasi dan pengabuan. Pemeriksaan dilakukan dengan reaksi nyala dengan asam sulfat pekat dan metanol dan reaksi dengan asam oksalat dan kurkumin 1% dalam metanol. Penetapan kadar boraks dilakukan secara titrimetri dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,2 N dan indikator fenolftalein yang menghasilkan warna merah muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% dari sampel yang diperiksa ternyata mengandung boraks (delapan sampel dari sepuluh sampel) dan kadar boraks yang di dapat dalam bakso antara 0,08% - 0,29%, dimana kadar yang terendah didaerah padang bulan dan kadar yang tertinggi di daerah pancing (Unimed). Pereaksi kurkumin lebih sensitif daripada reaksi nyala menggunakan asam sulfat pekat. Metode sentrifugasi dapat juga digunakan untuk mendeteksi boraks dengan hasil yang lebih cepat dengan alat yang lebih sederhana. Kata kunci: Bakso, boraks, kurkumin, reaksi nyala, pengabuan, sentrifugasi. Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Walaupun boraks dilarang digunakan di dalam makanan, tetapi ternyata masih ditemukan dalam beberapa produk makanan seperti mie kuning basah, bakso dan lontong. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pemeriksaan dan penetapan kadar boraks didalam bakso yang beredar di Medan. Lokasi pengambilan sampel adalah Gatot Subroto (pajak petisah) (A) , Iskandar Muda (daerah ramayana) (B), Kampung Lalang (pajak) (C), Padang Bulan (pajak sore) (D), Kampung Madras (pajak) (E), Pancing (Unimed) (F), Setiabudi (bakso urat) (G), Dokter Mansur (USU) (H), Brayan (pajak) (I), dan Amplas (stasiun) (J). Penyiapan sampel dilakukan melalui sentrifugasi dan pengabuan. Pemeriksaan dilakukan dengan reaksi nyala dengan asam sulfat pekat dan metanol dan reaksi dengan asam oksalat dan kurkumin 1% dalam metanol. Penetapan kadar boraks dilakukan secara titrimetri dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,2 N dan indikator fenolftalein yang menghasilkan warna merah muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% dari sampel yang diperiksa ternyata mengandung boraks (delapan sampel dari sepuluh sampel) dan kadar boraks yang di dapat dalam bakso antara 0,08% - 0,29%, dimana kadar yang terendah didaerah padang bulan dan kadar yang tertinggi di daerah pancing (Unimed). Pereaksi kurkumin lebih sensitif daripada reaksi nyala menggunakan asam sulfat pekat. Metode sentrifugasi dapat juga digunakan untuk mendeteksi boraks dengan hasil yang lebih cepat dengan alat yang lebih sederhana. Kata kunci: Bakso, boraks, kurkumin, reaksi nyala, pengabuan, sentrifugasi. Universitas Sumatera Utara