pembahasan bab V ini akan disajikan tiga masalah pokok, yaitu : (1

advertisement
125
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Setelah data hasil penelitian dilaporkan pada Bab IV, maka pada
pembahasan bab V ini akan disajikan tiga masalah pokok, yaitu : (1)
Kesimpulan hasil penelitian; (2) Implikasi hasil penelitian dan (3)
Rekomendasi hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dirumuskan pada bagian ini didasarkan pada
temuan-temuan data penelitian, yang pembahasannya disesuaikan dengan
poin-poin pertanyaan penelitian. Berdasarkan temuan yang terdapat pada
Bab IV, maka dirumuskan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi kompetensi pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan
Kota Bandung, memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup memadai
untuk merealisasikan pelaksanaan Otonomi Daerah di Bidang
Pendidikan. Hal ini tidak terlepas dan Kota Bandung sebagai Ibu Kota
Propinsi Jawa Barat. Data hasil penelitian 75% personil adalah sarjana
strata satu, dan sebanyak 9 pegawai sedang mengikuti pendidikan strata
dua. Secara khusus, tentang pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota
Bandung sebanyak 54,35% optimis terhadap keberhasilan program
126
pendidikan di wilayah tersebut. Scdangkan sebanyak 45,65% masih ada
perasaan ragu, karena melihat situasi pemerintah secara umum yang
masih belum menentu. yang tidak mtistahil akan berdampak terhadap
pelaksanaan program pendidikan dalam mewujudkan Otonomi Daerah.
Dilihat dari segi pengetahuan, sikap dan penilaian pegawai terhadap
pelaksanaan Otonomi Daerah cukup bervariatif. Scdangkan secara fisik,
terutama kemampuan dalam mengimplementasikan program
masih
dijumpai personil dan karyawan yang belum berubah sebagaimana yang
dilakukan pada saat sentralisasi, seperti tidak tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas dan kinerjanya kurang memuaskan..
2. Sarana prasarana yang dapat menunjang kesiapan Sumber Daya ^
Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah
masih banyak yang belum terpenuhi, seperti lingkungan fisik yang
tidak seimbang antara jumlah pegawai dengan ruangan sehingga
kurang nyaman bagi pegawai untuk melakukan kerja. fasilitas lain
seperti jumlah komputer dan kondisi komputer yang kurang memadai
dalam memperlancar pelaksanaan kerja pegawai.
3. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Otonomi Daerah pada
Dinas Pendidikan antara lain
(1) kemampuan personil yang tidak
merata dan tidak sesuai dengan kebutuhan, (2) dedikasi pegawai
banyak yang masih rendah, (3) terialu luasnya garapan dari profesi
•
127
tenaga
kependidikan.
(4) terbatasnya
biaya operasional
dalam
penyelenggaraan pendidikan, (5) fasilitas yang belum memenuhi
kebutuhan kerja pegawai, dan (6) masih terlibatnya unsur luar dalam
hal pengambilan kebijakan pendidikan.
4. Peluang manajemen SDM dalam pelaksanaan Otonomi Daerah pada
Dinas Pendidikan, yaitu: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi dalam berbagai instansi termasuk pada lingkungan
Dinas Pendidikan membutuhkan kesiapan SDM yang memadai, (2)
adanya
pergeseran
paradigma
penyelenggaraan
kinerja
yang
berorientasi pada kepuasan publik dan pelayanan yang berkualitas, (3)
tuntutan profesionalisme bagi para pegawai yang menciptakan
kompetisi untuk saling berprestasi, dan (4) era reformasi an gobalisasi
yang
memberikan
peluang
bagi
personil
dan
institusi
untuk
berkompetisi antar daerah satu dengan lainnya. Flal ini ten.-yata*
membutuhkan kualitas suinber daya manusia yang memberikan
kontribusi untuk terciptanya kinerja yang kondusif bagi Dinas
Pendidikan dalam rangka Otonomi Daerah. Sedangkan tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan Otonomi Daerah adalah : (I) kompleksitas
permasalahan-permasalahan sosial dan pendidikan yang dihadapi oleh
pegawai Dinas Pendidikan, (2) era globalisasi yang merupakan
tantangan untuk diantisipasi dalam rangka memberikan kepuasan kerja
128
dan layanan publik, (3) dinamika restruktunsasi kelembagaan yang
menaungi penyelenggaraan Otonomi Daerah di bidang pendidikan, (4)
tantangan kinerja yang memerlukan kualitas, memiliki daya saing
(kompetitif) dalam skala global, dan (5) pergeseran nilai-nilai yang
berkembang di masyarakat sebagai akibat dari transisi kehidupan
demokrasi, yang pada akhirnya akan berpotensi
menimbulkan
permasalahan-permasalahan sosial dalam format yang baru dan
kompleks.
5. Penempatan pegawai struktural dalam rangka Otonomi Daerah
dilakukan dengan memperhatikan anahsa kebutuhan jabatan struktural.
Dalam pelaksanaannya berdasarkan temuan di lapangan, memang
masih
ada
unsur-unsur
subyektifitas,
seperti
mengabaikan
profesionalisme pegawai. Keadaan seperti ini menyebabkan beberapa
pegawai merasa tidak puas dalam melakukan aktivitas kerja. Umumnya
pegawai menerima kebijakan pemerintah memberlakukan Otonomi
Daerah yang menuntut Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk
melakukan perubahan ke arah perbaikan. Penerimaan pegawai ini
didasarkan pada pengetahuan dan
pemahaman mereka bahwa
kemandirian dalam menjalankan program yang berbasis lokal akan
lebih terarah dan mempercepat sasaran tujuan yang diinginkan. Strategi
yang dilakukan dalam rangka penempatan personil pada Dinas
129
Pendidikan Kota Bandung yaitu melalui : Pertama pendekatan
normatif, pendekatan ini didasarkan pada aturan-aturan yang berlaku
pada Dmas Pendidikan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas
peronil. Kedua pendekatan empiris, yaitu melakukan analisis pekerjaan
pegawai dan pembinaan secara kontinu untuk menempati job pada
jabatan struktural tertentu. Hal ini dilakukan agar menumbuhkan
kompetisi pegawai untuk perbaikan kerja pada Dinas Pendidikan Kota
Bandung.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan
di atas, maka secara umum dapat disebutkan dalam berbagai aspek yang
terjadi pada pelaksanaan program pendidikan di Kota Bandung perlu ada
perbaikan-perbaikan ke arah tercapainya program yang lebih berkuahtas,
yaitu :
1. Kesiapan Sumber Daya Manusia baik dilihat dan segi mental maupun
fisik memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan
kesejahteraan pegawai. Dengan demikian,
upaya merealisasikan
program pendidikan dalam mewujudkan Otonomi Daerah perlu pula
diikuti dengan peningkatan pengetahuan, pemahaman dan intensif bagi
karyawan.
130
2. Untuk keberhasilan kerja personil dibutuhkan sarana dan prasaran yang
menunjang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam merealisasikan
pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas Pendidikan. v
3. Dalam memperkuat keberhasilan pelaksanaan Otonomi Daerah, maka
dibutuhkan faktor pendukung dan memperkecil hambatan. Untuk itu
analisis lingkungan internal dalam pelaksanaan Otonomi Daerah akan
menimbulkan kekuatan dan kelemahan. Ditemukannya kekuatan dalan?"
pelaksanaan Otonomi Daerah akan membenkan informasi penting bagi
kesiapan Suinber Daya Manusia untuk merealisasikannya.
4. Analisis lingkungan ekstcrnal dalam pelaksanaan Otonomi Pendidikan,
akan mencmukan peluang dan tantangan yang ada. Ditemukannya
peluang dalam
pelaksanaan
Otonomi
Daerah akan
memberikan
informasi bagi pegawai untuk membangun kerjasama dengan berbagai
instansi terkait.
Sementara analisis tantangan, akan
informasi
pelaksanaan
bagi
Otonomi
Daerah.
memberikan
Dengan
analisis
lingkungan eksternal tersebut, maka akan membantu bagi pihak
penyelenggara untuk merumuskan program pendidikan yang menunjang
keberhasilan Otonomi Pendidikan.
5. Untuk merealisasikan sistem kerja yang kondusif, maka penempatan
pegawai didasarkan pada analisis kebutuhan dan berorientasi pada
tercapainya tujuan yang diharapkan. Penempatan pegawai struktural
131
tersebut di samping harus didasarkan pada kepangkatan juga
memperhatikan aspek kemampuan, sehingga setiap personil mampu
melaksanakan kerja secara efektif dan efcsien.
6. Kepuasan kerja pegawai tidak terlepas dan iklim organisasi di mana
karyawan atau pegawai melakukan aktivitas kerja. Kondisi .semacam
ini membawa implikasi kepada pimpinan untuk dapat melakukan
perubahan-perubahan sehingga suasana kerja menjadi kondusif bagi
semua pegawai.
C. Rekomendasi Hasil Penelitian
Berdasarkan
kesimpulan
dan
implikasi
penelitian
ini, maka
rekomendasi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :
Pertama, Kepala Dinas perlu melakukan kajian secara mendalam tentang
kondisi internal pegawai dan ekstemal. Kajian ini bersifat menyeluruh, sehingga
dalam mengambil kebijakan yang mengarah pada upaya mewujudkan visi dan
misi Dinas Pendidikan Kota Bandung mendapat dukungan secara nyala dari
bawahan. Kajian ekstemal mengarah pada upaya membuat jaringan untuk
mendukung program kegiatan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Kedua, dalam menempatkan pegawai harus didasarkan pada kebuuihan
job dan kemampuan personil. Kctiga, untuk nicmperkecil hambatan agar
diciptakan iklim kerja yang kondusif. Sedangkan strategi untuk penempatan
132
personil harus mengarah pada norma yang bcrlaku dengan mempcrhatikan
kebutuhan lapangan dan memperkuat nilai-nilai keadilan bagi semua pegawai.
Keenipat, mencermati peran dan posisi sumber daya manusia dalam
pelaksanaan Otonomi Daerah, maka dipandang perlu untuk merumuskan formula
proses pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dmas Pendidikan sehingga dapat
terelaisasikan secara efektif dan efesien. Upaya tersebut dapat pula dilakukan
dengan analisis pekerjaan dan kemampuan pegawai untuk menjalankan kerja
sesuai dengan jobnya.
Download