BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan sumber

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang potensial, yang mampu
mengadaptasi kemajuan dan perubahan lingkungan yang cepat dengan kemajuan
teknologi informasi yang semakin pesat, menuntut kepekaan organisasi untuk
merespon perubahan yang akan terjadi sehingga mereka tetap eksis dalam kancah
persaingan. Peningkatan efisiensi dan efektifitas organisasi salah satunya dapat
dilakukan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Organisasi harus
memahami bahwa sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keberhasilan organisasi.
Organisasi yang mengutamakan karyawan memiliki angkatan kerja yang
berdedikasi dan berkomitmen pada perusahaan, sehingga mampu menciptakan
produktifitas dan kepuasan karyawan yang lebih tinggi, dengan kepuasan
karyawan yang tinggi maka akan tercipta suasana kerja yang nyaman dengan
begitu karyawan akan bekerja melebihi kewajiban kerja biasa dan memberikan
kinerja melebihi apa yang diharapkan, perilaku tersebut mampu meningkatkan
efektifitas dan kelangsungan hidup organisasi. Perilaku karyawan tersebut dalam
organisasi disebut sebagai Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Seorang
karyawan
yang
memunculkan
perilaku
Organizational
Citizenship Behavior (OCB) disebut juga sebagai karyawan yang baik
“Good Citizen”. Contoh perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB)
adalah melibatkan beberapa perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer
untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur
Universitas Sumatera Utara
di tempat kerja. membantu rekan kerja, toleransi pada situasi yang kurang ideal
(situasi tidak menyenangkan), memberi saran-saran yang dapat membangun
di tempat kerja. Perilaku-perilaku ini menggambarkan “nilai tambah karyawan”
yang merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang
positif, konstruktif dan bermakna membantu, menurut Organ (Titisari, 2014:4).
Weihrich, Koontz (Sinambela, 2016:302) menyatakan bahwa kepuasan
merujuk pada pengalaman kesenangan atau kesukaan yang dirasakan oleh
seseorang ketika apa yang diinginkannya tercapai. Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya.
Begitu juga sebaliknya, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Coba saja kita lihat
di dalam lingkungan kerja. Bisa jadi ditemukan beragam ekspresi karyawan.
Ada yang murah senyum dan tertawa, ada yang suka mengeluh, ada yang akrab
dengan sesama mitra kerja, ada yang senang mengisolasi diri, dan bahkan ada
yang terbiasa berekspresi emosional marah-marah atau kurang bersahabat dengan
lingkungan kerja. Salah satu faktor penyebab semua itu adalah perbedaan derajat
kepuasan kerja. Semakin tinggi derajat kepuasan kerja semakin bersahabat sang
karyawan dengan lingkungan kerja.
Oleh karena itu perusahaan harus berusaha memberikan kepuasan bagi
para karyawan. Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan
dari tempat dimana dia bekerja. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi
produktivitas kerja yang baik bagi perusahaan. Untuk itu mengetahui kepuasan
kerja karyawan di perusahaan sangat penting agar dapat di evaluasi sehingga
tercapainya tujuan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dewi (2015) dalam penelitiannya menemukan dimensi Organizational
Citizenship Behavior (OCB) yang meliputi: altruism, courtesy, civic virtue,
conscientiousness, dan sportmanship berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Lestari, dkk (2015) dalam penelitiannya juga membuktikan
bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja. Semakin banyak bukti bahwa Organizational
Citizenship Behavior (OCB) secara positif berhubungan dengan kepuasan kerja
karyawan.
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan yang
bergerak didalam bidang perkebunan sejak tahun 1906. Perusahaan ini senantiasa
mengadopsi praktek manajemen
perkebunan dan teknologi yang terbaik,
serta berkomitmen membangun sumber daya manusia yang terampil dan
berpengalaman sebagai tumpuan
utama untuk selalu ditumbuhkembangkan.
Akan menguntungkan sekali jika diketahui tingkat OCB yang tinggi pada
pegawai sehingga tugas-tugas pimpinan juga akan menjadi lebih ringan, karena
jika terdapat karyawan-karyawan dengan OCB yang tinggi, maka keuntungannya
adalah akan meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja pada dirinya.
Perilaku OCB karyawan yang tinggi dapat terlihat dari jumlah
kemangkiran yang kecil, Karyawan yang memiliki OCB tentunya memberi
kontribusi melebihi apa yang diharapakan perusahaan. Apabila seorang karyawan
tidak menunjukkan sikap ekstra role pastinya karyawan tersebut tidak
mengindikasikan terciptanya OCB pada diri mereka. Tingkat kemangkiran itu
sendiri juga dapat dilihat dari daftar absensi karyawan, namun mekanisme sistem
absensi pegawai yang sedang berlangsung pada
PT. PP. London Sumatra
Universitas Sumatera Utara
Indonesia yaitu dengan menggunakan sistem mesin sidik jari (fingerprint).
Mesin akan mencatat jam, tanggal, id pegawai, dan nomor mesin yang digunakan
pegawai untuk melakukan scanning sidik jari dan menyimpan data absensi
tersebut berupa file. Data yang dihasilkan dari mesin absensi sidik jari berupa
record chek in dan chek out atau log transaksi. Hasil data absensi pada akhirnya
akan menghasilkan data laporan dari record masuk, pulang, terlambat, pulang
cepat sampai total jam kerja sesuai kebutuhan perusahaan.
Karena sudah adanya sistem presensi yang baku seperti system fingerprint
maka tingkat keterlambatan rendah dan tidak terlihat adanya tindakan-tindakan
indisipliner yang dilakukan sebagian kecil karyawan PT. PP. London Sumatra
Indonesia, seperti saat belum digunakannya sistem fingerprint yang masih
banyaknya terdapat karyawan yang terlambat masuk jam kerja dan absensi tidak
ditandatangani. Adapun diagram konteks sistem absensi pegawai dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 1.1
Diagram Konteks Analisa Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Sumber: Annual Report PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk (2015)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara pra riset diketahui bahwa perilaku OCB
karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia masih tergolong rendah.
Berikut merupakan tabel indikasi rendahnya perilaku OCB di PT. PP. London
Sumatra Indonesia.
Tabel 1.1
Indikasi Rendahnya Perilaku OCB Pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk
No.
Indikasi Rendahnya Perilaku OCB
1.
Bermain game dikomputer pada saat jam kerja.
2.
Berbincang-bincang diluar konteks pekerjaan pada saat jam kerja.
3.
Menggunakan ponsel pada saat jam kerja.
4.
Tanggungjawab yang rendah pada pekerjaan ketika sedang tidak dalam
pengawasan atasan.
Sumber: Hasil Wawancara Pra Penelitian (2016)
Berdasarkan tabel indikasi rendahnya perilaku OCB tersebut dapat dilihat
bahwa perilaku OCB karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia masih
tergolong rendah.
Perilaku-perilaku tersebut merupakan tindakan yang tidak
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam bekerja. Karyawan melakukan hal
menyimpang atau melanggar, yang menunjukkan tanggungjawab yang rendah
pada pekerjaan. Rendahnya perilaku OCB karyawan menyebabkan kinerja
karyawan yang tidak optimal.
Terdapat tindakan karyawan yang tidak
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam bekerja.
Sikap lain yang muncul adalah karyawan menjadi tidak loyal kepada
perusahaan. Karyawan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada perusahaan dan
tidak bersedia tetap bekerja apabila perusahaan dalam kondisi yang sedang sulit.
Kepatuhan
karyawan
pada
perusahaan
menurun,
ditunjukkan
dengan
Universitas Sumatera Utara
ketidakdisiplinan pada peraturan. Karyawan hanya berperan secara pasif dalam
bekerja,
karyawan
melakukan
pekerjaan
dengan
menunggu
perintah.
Karyawan juga tidak merespon secara positif terhadap perubahan yang terjadi
pada organisasi, dan tidak inisiatif melibatkan diri dalam pencapaian visi
perusahaan. Akibat rendahnya perilaku OCB karyawan PT. PP. London Sumatra
Indonesia ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Akibat Rendahnya Perilaku OCB karyawan Pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk
No.
Akibat Rendahnya Perilaku OCB
1.
Karyawan menjadi bersikap individualis.
2.
Empati dan simpati kepada rekan kerja menurun.
3.
Loyalitas terhadap perusahaan menurun.
4.
Ketidakdisiplinan meningkat.
5.
Banyak karyawan yang hanya bersikap pasif.
Sumber: Hasil Wawancara Pra Penelitian (2016)
Hasil wawancara singkat yang dilakukan pada tanggal 4 November 2016
dengan salah seorang karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia,
beliau mengindikasikan bahwa karyawan masih saja ada yang belum merasakan
puas dalam bekerja, hal ini dikarenakan banyaknya perubahan yang disebabkan
munculnya peraturan-peraturan baru dalam perusahaan. Sekalipun gaji yang
diterima telah sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebagaimana diatur
dalam ketetapan Undang – Undang Ketenagakerjaan, dan walaupun kondisi kerja
sudah nyaman, memiliki jaminan kerja, sistem pengembangan karir yang objektif,
serta payung hukum yang jelas. Jaminan sosial diberikan sebagai penunjang untuk
memenuhi hak karyawan. Namun, fasilitas jaminan sosial yang diberikan kepada
Universitas Sumatera Utara
karyawan belum mampu mewujudkan tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
Berdasarkan penjelasan ini dapat dilihat bahwa gaji bukanlah faktor mutlak yang
mendasari orang merasa puas atau tidak puas, karena masih banyak lagi faktorfaktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, serta adanya beberapa
penelitian terdahulu, dengan demikian merupakan ide yang
mendasari
dilakukannya penelitian tentang: “Pengaruh Organizational Citizenship Behavior
(OCB) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk Medan”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan yang
akan dikaji dalam penelitian ini kedalam pertanyaan penelitian kuantitatif
(quantitative research question): “Apakah terdapat pengaruh Organizational
Citizenship
Behavior
(OCB)
terhadap
kepuasan
kerja
karyawan
pada
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam kajian penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Organizational
Citizenship
Behavior
(OCB)
terhadap
kepuasan
kerja
karyawan
pada
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi banyak
pihak, diantaranya:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam
bidang
manajemen
sumber
daya
manusia
serta memberikan
suatu
pembelajaran yang lebih mengenai Organizational Citizenship Behavior
(OCB) dan kepuasan kerja.
2. Bagi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan untuk
mengetahui seberapa jauh pengaruh Organizational Citizenship Behavior
(OCB) terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk Medan .
3.
Bagi Program Studi Administrasi Bisnis
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan
informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan
penelitian dengan objek maupun permasalahan yang sama yang berkaitan
dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Kepuasan Kerja.
Universitas Sumatera Utara
Download