LAMPIRAN Lampiran I Lembar Permohonan Menjadi Responden LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Responden yang terhormat, Perkenalkan saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas MuhammadiyahYogyakarta. Saya akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PUASA SENIN DAN KAMIS TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DUKUH KASIHAN, BANTUL YOGYAKARTA”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa Senin dan Kamis terhadap kadar kolesterol total pada penderita diabetes melitus tipe 2 bapak/ibu/saudara/(i). Untuk kegiatan ini, saya memohon kesediaan kepada bapak/ibu/saudara/(i) untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mau mengisi data serta memberikan tanggapan yang layak dengan sejujur-jujurnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat apapun bagi semua responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Namun, apabila bapak/ibu/saudara/(i) menolak untuk menjadi responden, saya tidak memaksa dan saya meghargai keputusan tersebut. Apabila bapak/ibu/saudara/(i) bersedia untuk menjadi reponden, diharapkan dapat mengisi lembar persetujuan yang telah terlampir dengan menandatanganinya. Setelah itu bapak/ibu/saudara/(i) dapat mengisi jawaban pada lembar kuisioner yang ada. Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih. Yogyakarta, 2016 Peneliti Dian Putranto Lampiran II Lembar Permohonan Menjadi Responden LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Setelah membaca dan memahami penjelasan pada lembar pertama, saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Dian Putranto dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang penelitiannya berjudul “Pengaruh Puasa Senin dan Kamis Terhadap Kadar Kolesterol Total pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Dukuh Kasihan, Bantul Yogyakarta”. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak memberikan dampak buruk pada saya dan keluarga saya, sehingga saya setuju untuk menjadi reponden dalam penelitian ini. Yogyakarta, 2016 Responden (..............................) Lampiran III Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu’laikum Wr Wb Saya, Dian Putranto dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Puasa Senin dan Kamis Terhadap Kadar Kolesterol Total pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Dukuh Kasihan, Bantul, Yogyakarta”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa Senin dan Kamis terhadap kadar kolesterol total pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang akan menjadi responden. Saya meminta dengan hormat kepada para responden yaitu penderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan kriteria penderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan kadar kolesterol total > 155 mg/dL, berusia 20-65 tahun, tercatat sebagai masyarakat Dukuh Kasihan untuk bersedia ikut serta dalam penelitian ini. Jika anda sebagai penderita Diabetes Melitus tipe 2 bersedia ikut serta dalam penelitian ini maka saya akan menjelaskan mengenai penelitian ini sebaik-baiknya. A. Kesukarelaan Untuk Ikut Penelitian Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Apabila anda sudah memutuskan untuk ikut, anda juga dibebaskan untuk mengundurkan diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun. B. Prosedur Penelitian Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda akan diminta menandatangani lembar persetujuan, selanjutnya anda akan diwawancarai oleh peneliti. C. Kewajiban Subjek Penelitian Anda sebagai subjek penelitian berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Apabila ada yang belum jelas, anda bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti. D. Kerahasiaan Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subjek penelitian akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti saja. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa mencantumkan identitas subjek penelitian. E. Pembiayaan Semua pembiayaan yang berhubungan dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti tanpa memberatkan ke subjek penelitian. Penelitian ini tidak melibatkan adanya interaksi bahan, obat, atau sentuhan apapun terhadap tubuh sehingga diharapkan tidak adanya kesalahpahaman terkait dengan adanya risiko cidera dan adanya tuntutan biaya dalam penelitian dari subjek ke peneliti. F. Kompensasi Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan kompensasi kepada responden sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu jalannya penelitian kami. Kompensasi tersebut berupa uang sebesar Rp 75.000 dan sebuah gelas cantik untuk kelompok intervensi dan gelas cantik untuk kelompok kontrol. G. Informasi Tambahan Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Apabila anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut, anda dapat menghubungi saya pada nomor berikut 085751106630 (Dian Putranto) Terima kasih atas kerjasama anda dalam penelitian ini. Wassalammu’alaikum Wr Wb Salam Hormat, Peneliti Lampiran IV Kuesioner Data Demografi Responden KUESIONER PENELITIAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN Petunjuk pengisian 1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pertanyaan dalam kuesioner ini 2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar 3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) paling sesuai dengan kondisi yang dialami oleh Bapak/Ibu/Saudara (i) dengan cara memberikan tanda check list (x) pada pilihan jawaban yang dipilih Karakteristik Demografi Responden 1. Nama :.......................................... 2. Umur :.......................................... 3. Jenis Kelamin :.......................................... 4. Agama :.......................................... 5. Pendidikan Terakhir SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi Lain-lain.................. 6. Pekerjaan Tidak Bekerja Buruh Petani Pedagang/Wiraswasta PNS TNI/POLRI Lain-lain................... 7. Lama Menderita Diabetes: ........................................................................... 8. Nomer telepon: ........................................................................... 9. Hasil pemeriksaan kolesterol total 1 bulan terakhir ........................................................................... 10. Pendapatan per bulan ........................................................................... 11. Komplikasi ........................................................................... 12. Obat dan Dosis ........................................................................... 13. Waktu minum obat 14. Makanan yang dikonsumsi Lampiran V Materi Booklet Puasa Senin dan Kamis Kata Pengantar Puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah menyempurnakan RisalahNya dan mengutus seorang Rasul dengan bekal petunjuk al-Qur’an untuk dijelaskan kepada seluruh umat manusia. Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah berjuang dengan segenap jiwa dan raganya, menyampaikan Risalah Ilahi dengan nasihat dan keteladanan yang baik demi kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat nanti. Puasa Senin dan Kamis merupakan puasa yang rutin dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Seluruh amal perbuatan dilaporkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku lebih menyukai saat amalku dilaporkan, dan aku dalam keadaan berpuasa” (HR. At-Tirmidzi). Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya yang masih mampu secara fisik untuk melakukan puasa sunah Senin dan Kamis agar diampuni amalan buruk atau dosa yang telah diperbuat. Orang dengan DM Tipe II sebenarnya tetap bisa untuk rutin melaksanakan puasa Senin dan Kamis dengan melakukan modifikasi pada pola makan, aktivitas fisik, dan obat. Buku ini bertujuan. Keberadaan buku ini sebenarnya merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul “Pengaruh Puasa Senin dan Kamis terhadap Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Kadar Kolesterol Total pada Penyandang Diabetes Melitus Tipe II di Dukuh Kasihan, Bantul, Yogyakarta yang dilakukan oleh penyusun. Namun, diharapkan buku ini untuk memandu para penyandang DM Tipe II agar mampu untuk berpuasa Senin dan Kamis sehingga bisa berpuasa secara aman juga dapat digunakan pada masyarakat luas atau penyandang DM Tipe II diluar dari lingkup penelitian. Terimakasih tak lupa kami ucapkan kepada para pihak terkait terutama kepada ibu Yanuar Primanda S. Kep., NS.,MNS.,HNC selaku pembimbing dan ketiga expert dosen ahli yang telah menguji Content Validity buku ini, diantaranya: Novita Kurnia Sari, S.Kep.,NS.,M.Kep; Dra. Salmah Orbayinah, M.Kes.,Apt, dan dr. Prasetio Kirmawanto, M.Kes. Kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran dari Anda. Terimakasih. Yogyakarta, 16 Maret 2016 Tim Penyusun BAB I Niatan Lil Alamin Dalam mengawali setiap kegiatan hendaknya kita dapat menanamkan niat yang tulus dan ikhlas kepada Allah agar kegiatan itu bernilai ibadah dan diterima menjadi catatan perbuatan yang baik hanya untuk memuliakan dan mengharapkan Ridho dari Allah sang Maha Pencipta. Termasuk dalam puasa Senin dan Kamis ini, Karena untuk orang yang sehat saja masih banyak yang merasa berat dan sulit, apalagi bagi para penyandang DM Tipe II. Apabila bisa dan mampu untuk melaksanakannya merupakan hal yang sangat luar biasa. Insyallah akan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra., ia mengatakan: “Rasulullah saw. sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis,” (HR. Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad). Suri tauladan Rasulullah ini bisa menjadi penyemangat bagi para penyandang DM untuk bisa menjalankan puasa Senin dan Kamis. BAB II Puasa Senin dan Kamis pada penyandang DM Tipe II bisa berjalan dengan aman, jika penyandang mengetahui dan memahami karakteristik batasan kemampuan dirinnya untuk melaksanakan puasa tersebut. Untuk itu akan kami paparkan penjelasan tentang pengetahuan yang harus dipahami sebelum melaksanakan puasa Senin dan kamis. Apa itu Diabetes Melitus? Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme gula darah yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (Kadar Gula Darah Sewaktu >200 mg/dL). Bagaimana cara untuk mengetahui kadar gula darah? Untuk mengetahui kadar gula darah secara akurat dibutuhkan pemeriksaan laboratorium, sampel darah yang diperiksa diambil dari pembuluh darah vena. Namun untuk keperluan yang praktis saat ini bisa gunakan alat yang bernama glukometer. Sampel darah yang dipergunakan hanya di ambil dari pembuluh kapiler. Penggunaan darah kapiler lebih memudahkan penyandang karena lebih mudah diambil, rasa sakit lebih sedikit, dan darah yang dipergunakan jumlahnya juga lebih sedikit. Sehingga alat ini bisa dipakai oleh orang awam, selain itu alat ini lebih cepat, ringkas dan relatif lebih murah. Apa perbedaan kadar gula darah normal dan Diabetes Melitus? Kadar Glukosa Darah Sewaktu (Kapiler) Kadar Glukosa Darah Puasa (Kapiler) Bukan DM Belum Pasti DM DM < 90 mg/dL 90-199 mg/dL < 200 mg/dL > 90 mg/dL 90-99 mg/dL < 100 mg/dL Referensi: Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia 2011 Kadar glukosa dalam darah yang tinggi ini merupakan dasar munculnya komplikasi penyakit DM Sehingga para penyandang DM disarankan bisa menjaga kadar glukosa darah mendekati nilai normal. Apa yang paling mempengaruhi kadar gula darah?? Insulin Insulin disekresikan oleh sel-sel beta pankreas sebagai hasil dari stimulus atau rangsangan dari glukosa darah yang tinggi, misalnya setelah seseorang makan. Beberapa menit setelah makan kadar gula darah kita akan naik, lalu pankreas akan mengeluarkan hormon insulin untuk menurunkan kadar gula darah dengan cara memasukkannya ke dalam sel-sel tubuh, termasuk otot, sel darah merah, dan sel-sel lemak. Sebagian glukosa darah akan langsung digunakan sebagai sumber energi. Kurangnya produksi hormon insulin oleh pankreas akan berakibat glukosa tetap berada dalam darah sehingga sel-sel tubuh akan kekurangan energi. Diit Asupan makanan dan minuman akan dicerna dan dimetabolisme oleh tubuh. Setelah asupan makanan dan minuman ini diproses, kadar gula darah akan meningkat dengan cepat. Sebaliknya pembatasan asupan makanan dan minuman akan mengakibatkan penurunan kadar gula darah. Aktivitas fisik Peningkatan penggunaan energi oleh sel pada saat aktivitas fisik akan menurunkan kadar glukosa darah. selain itu aktivitas fisik yang rutin akan meningkatkan jumlah reseptor insulin dipermukaan sel. Sehingga aktivitas fisik yang cukup sangat dianjurkan pada penyandang DM. Penggunaan obat Mengkonsumsi obat dapat meningkatkan kadar gula darah dan ada juga yang dapat menurunkan kadar gula darah. Mekanisme kerja obat diabetes dalam menurunkan kadar glukosa darah antara lain dengan merangsang kelenjar pankreas untuk meningkatkan produksi insulin, menurunkan produksi glukosa dalam hepar, menghambat pencernaan karbohidrat sehingga dapat mengurangi absorpsi glukosa dan merangsang receptor insulin. Stress Stress akan menstimulus organ endokrin untuk mengeluarkan ephinefrin, ephinefrin mempunyai efek pemecahan cadangan gula. Sehingga kadar gula di dalam tubuh akan tinggi. Penyandang DM sangat dianjurkan untuk mampu mengelola stress. Sehingga kadar gula darahnya bisa terkontrol Usia Bertambahnya usia menyebabkan penurunan fungsi organ tubuh, salah satunya mengakibatkan penurunan fungsi endokrin pankreas dalam memproduksi insulin. Inilah yang terjadi pada DM tipe I yang muncul pada usia muda. Bagaimana cara untuk mengendalikan kadar gula darah?? Memahami Diabetes Memahami penyakit diabetes merupakan salah satu cara untuk mengendalikan kadar gula darah. Diharapkan penyandang diabetes yang telah paham tentang DM akan mampu untuk melakukan: 1. Meningkatkan aktifitas fisik 2. Mengurangi asupan karbohidrat dan lemak 3. Berhenti dari kebiasaan yang tidak tepat 4. Taat dalam pengunaan obat-obatan 5. Memantau glukosa mandiri Hal tersebut berguna bagi pengendalian kadar gula darah dan meminimalisir komplikasi. Pengaturan Diet Sesuai Kebutuhan Kalori Prinsip dari pengaturan pola makan pada penyandang diabetes adalah makanan yang seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing individu, dengan memperhatikan pola makan sehat 3J yaitu Jumlah makanan, Jenis makanan, dan keteraturan Jadwal makan. Berikut ini adalah cara untuk menentukan Jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan: 1. Menentukan Berat Badan Ideal (BBI) Dalam menentukan status berat badan penyandang DM dapat menentukannya dengan cara menghitung BBI. Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sbb: BBI=0,9x(TBdalamcm-100)x1kg. Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi: BBI=(TBdalamcm-100)x1kg. Contoh: Seorang wanita berumur 50 tahun dengan tinggi badan 165 cm, maka berat badan idealnya adalah: BBI = 0,9 x (165-100) = 58,5 kg 2. Hitung Kebutuhan Energi Basal (KEB) Kebutuhan energi basal (KEB) adalah kebutuhan minimal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat tidur atau istirahat. Ini merupakan kebutuhan energi dan kalori yang paling mendasar untuk menggerakkan jantung, paru, usus dan pencernaan saja. Kebutuhan basal laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain. KEB wanita = BBI x 25 Kkal KEB pria = BBI x 30 Kkal Contoh: Kebutuhan Energi Basal wanita dengan tinggi 165 cm adalah: KEB wanita = 58,5 x 25 Kkal = 1462,5 Kkal 3. Tambahkan Aktifitas Fisik Harian (AF) - Penambahan 10%darikebutuhan basal diberikanpada kedaaan paling ringan seperti membaca, menyetir, kerja kantoran, dll. - Penambahan 20%pada pasien dengan aktivitas ringan seperti mengajar, berjalan, kerja rumah tangga, dll. - Penambahan 30% dengan aktivitas sedang seperti berjalan cepat, bersepeda, dll - Penambahan 40%-50% dengan aktivitas berat seperti aerobik, bersepeda, mendaki, joging, dll. Contoh: Jika sehari-hari aktivitas yang dilakukan adalah sebagai pekerja kantoran maka, aktivitas fisiknya adalah ringan, sehingga tambahan kebutuhan hariannya adalah: AF = 10% x 1462,5 (kebutuhan energi basal) = 146,25 Kkal. 4. Koreksi Umur (KU) - Kebutuhankalori dikurangi 5% untuk dekade antara 40 dan 59 tahun, - Dikurangi 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun, - Dikurangi20%,diatasusia70tahun. Contoh: Untuk seseorang yang berusia 50 tahun, maka faktor koreksinya adalah 5%. Sehingga pengukuran kebutuhan energi hariannya adalah: KU = 5% x 1462,5 (kebutuhan energi basal) = 73,125 Kkal. 5. Total Kalori harian yang dibutuhkan (TK) TK dapat dihitung setelah mendapatkan komponen yang dibutuhkan. Untuk menghitung TK menggunakan rumus: TK = Kebutuhan Energi Basal (KEB) + Aktifitas Fisik Harian (AF) – Koreksi Umur (KU) Contoh: Jadi, total kebutuhan kalori harian untuk contoh wanita berumur 50 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan kesibukan sebagai pekerja kantoran adalah: TK = 1462,5 + 146,25 - 73,125 = 1535,125 Kkal/hari = 1535 = 1500 Kkal/hari. Jadi, wanita tersebut membutuhkan 1500 Kkal/hari untuk mendapatkan Jumlah makanan yang seimbang. Pada saat tidak puasa makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi Jenis karbohidrat (45-65%), protein (10-20%), dan lemak (2025%). Jadwal asupan kalori makanan dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) diantaranya.Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan sesuai dengan kebiasaan. Latihan Jasmani Dilakukan teratur 3-4 kali dalam seminggu, masing-masing selama kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani yang dianjurkan adalah latihan aerobik seperti berjalan, jogging, bersepeda, dan berenang. Latihan ini berguna untuk meningkatkan penggunaan glukosa darah, menjaga kebugaran tubuh, menurunkan berat badan, dan meningkatkan sensitifitas insulin. Penggunaan Obat Terapi farmakologis diberikan bila dengan pengaturan asupan makanan dan latihan jasmani kadar gula tetap tidak terkontrol. Terapi ini terdiri dari obat oral dan suntikan. Apakah puasa senin kamis itu?? Secara umum puasa adalah menahan makan, minum, berhubungan suami istri, dan semua hal lain yang bisa membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari yang dilaksanakan pada 2 hari dalam seminggu yaitu pada hari Senin dan Kamis. Pada orang sehat, perubahan pola makan saat berpuasa tidak akan berakibat banyak, berbeda dengan penyandang DM. Sehingga perlu dilakukan modifikasi diit, aktivitas dan terapi. Supaya tetap bisa menjalankan puasa secara aman. Bagaimana perubahan kadar gula darah yang terjadi pada orang puasa? Perubahan pola makan saat berpuasa akan berakibat: 1. Penurunan kadar gula darah Pada saat awal puasa kadar gula darah masih cukup, bahkan mungkin berlebihan karena asupan diit saat sahur. Kadar gula darah ini akan berangsur turun karena terpakai untuk aktivitas. Pada saat pertengahan puasa tubuh akan merespon rendahnya kadar gula darah akibat tidak adanya asupan dengan pemecahan cadangan gula untuk menghasilkan glukosa endogen yang meningkatkan kadarnya menuju batas normal. Pada saat akhir puasa cadangan glukosa hati sudah habis dipecah, sedangkan asupan dari makanan belum ada (belum tiba saat buka puasa) pada saat ini akan terjadi kondisi hipoglikemia. Hipoglikemia adalah suatu kondisi kadar gula darah di bawah 60 mg/dL. Gejala awal yang muncul adalah rasa lemas, gemetar, dan berkeringat dingin. Tahapan munculnya gejala dari hipoglikemia adalah: Stadium parasimpatik : lapar,mual,tekanan darah turun. Stadium gangguan otak ringan : lemah lesu ,sulit bicara, kesulitan menghitung sementara. Stadium simpatik : keringat dingin pada muka,bibir atau tangan gemetar. Stadium gangguan otak berat : tidak sadar,dengan atau tanpa kejang. Bahaya pada saat hipoglikemi adalah glukosa ke otak akan berkurang dan bahkan jika dalam 4 menit otak tidak segera mendapatkan suplai glukosa maka akan terjadi kondisi mati otak. Hal tersebutlah yang membuat keadaan hipoglikemia sangat ditakuti karena dapat mengancam nyawa. Penyandang DM yang mengalami hipoglikemia harus segera mendapat asupan, biasanya minuman manis untuk meningkatkan kadar gula darah secara cepat. Jika sudah tidak bisa minum karena sudah tidak sadar maka larutan gula pekat harus disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah. semua tindakan diatas secara langsung akan membatalkan puasa.hipoglikemia yang terjadi pada saat berpuasa merupakan petunjuk bahwa asupan kalori saat sahur kurang atau dosis obat diabetes pagi yang terlalu tinggi. 2. Kenaikan kadar gula darah setelah sahur dan berbuka Saat berbuka puasa kenaikan kadar gula darah di dalam tubuh mengalami kenaikan karena glukosa hasil metabolisme nutrisi diserap oleh sistem pencernaan. Kadar glukosa darah yang tinggi ini akan berisiko munculnya komplikasi DM kronis. Berpuasa memang baik untuk tubuh. Namun, tidak semua penyandang DM boleh berpuasa. Terdapat pertimbangan khusus untuk berpuasa. Penyandang DM yang tidak boleh berpuasa: Penyandang DM tipe I Penyandang DM tipe II dengan kadar gula darah yang belum terkontrol dengan baik Penyandang DM tipe II yang disertai dengan komplikasi seperti gagal ginjal dan gagal jantung Penyandang DM tipe II yang sedang hamil atau menyusui Penyandang DM tipe II dengan riwayat mengalami kegawat daruratan medis terkait DM seperti koma hipoglikemia dan koma hiperglikemia Penyandang DM tipe II yang membutuhkan terapi insulin 2x sehari atau lebih. Penyandang DM yang boleh berpuasa: Penyandang DM tipe II yang kadar gula darahnya terkontrol dengan pengaturan diet dan olah raga Penyandang DM tipe II yang kadar gula darahnya terkontrol dengan pengaturan diet dan olah raga ditambah dengan obat diabetes oral. Penyandang DM tipe II yang kadar gula darahnya terkontrol dengan pengaturan diet, olah raga dan obat diabetes oral ditambah pemberian insulin satu kali sehari. BAB III Modifikasi saat Puasa Bagaimana cara memodifikasi olahraga saat berpuasa?? Olahraga sebaiknya tidak dilakukan saat sedang berpuasa untuk menghindari gejala hipoglikemia. Olahraga dapat diganti pada hari selain hari Senin dan Kamis. Misalnya hari minggu, selasa, dan jum’at. Apabila penyandang DM tetap ingin untuk melakukan olahraga maka waktu yang paling tepat dilakukan adalah mendekati waktu berbuka puasa, yaitu 30 menit sebelum berbuka. . Sebelum melakukan olahraga, penyandang DM perlu memastikan bahwa dirinya tidak memiliki resiko hipoglikemia. Seperti mengecek kadar gula darahnya atau dengan merasakan gejala awal munculnya hipoglikemia. Bila kadar gula darah < 70 mg/dl atau penyandang DM merasakan adanya gejala awal dari hipoglikemia maka penyandang DM tidak diperkenankan untuk berolahraga. Mengingat besarnya resiko hipoglikemia yang sangat berbahaya dapat terjadi. Saat penyandang DM sedang berolahraga, pastikan olahraga tersebut telah selesai sebelum waktu berbuka puasa. Bagaimana cara memodifikasi diet atau pola makan saat berpuasa?? Komposisi diet yang seimbang dalam satu hari bagi penyandang DM yang tidak berpuasa adalah karbohidrat 60%, protein hewani 25%, dan lemak 15%. Asupan karbohidrat sebaiknya 25% buah, 35% makanan seperti roti, nasi, kentang. Roti, nasi, atau kentang bisa dikonsumsi 10% setelah shalat magrib, dan 25% pada saat sahur. Pada penyandang diabetes yang tidak berpuasa, pola makan mereka terbagi menjadi 6 waktu, makan pagi (06.00-08.00) dilanjut makan selingan jam 10.00, makan siang (12.00-13.00) dilanjut makan selingan jam 16.00, makan malam (18.00-19.00) dilanjut makan selingan jam 21.00 Tetapi pada penyandang diabetes yang melakukan puasa Senin dan Kamis jumlah asupan kalori yang mereka konsumsi tetap sama, tetapi pola makan malam sebelum berpuasa berubah menjadi setelah selesai shalat magrib 40% kalori yang dikonsumsi, setelah shalat isya’ atau jam 21.00 20% kalori yang dikonsumsi, dan waktu sahur sebelum berpuasa 40% kalori yang dikonsumsi. Kebutuhan kalori setiap orang berbeda, untuk itu penyandang DM dapat menghitung jumlah kebutuhan kalori dan menyesuaikan perubahan ini. Saat berbuka, penyandang DM dapat kembali ke pola makan sehat 3J yang telah dijelaskan sebelumnya. Bagaimana cara memodifikasi obat DM saat berpuasa?? Saat berpuasa Senin dan Kamis penyandang DM perlu memodifikasi obat agar dapat terhindar dari hipoglikemia akibat kelebihan dosis obat dan tidak adanya asupan diit saat berpuasa. Terdapat modifikasi waktu dalam pembagian minum obat saat akan berpuasa yaitu: Jenis obat Biguanid Penyandang DM yang mendapatkan obat Metformin dengan dosis 500 mg 3x sehari, maka dapat di modifikasi menjadi 1000 mg saat berbuka dan 500 mg saat sahur Penyandang DM yang mendapatkan obat Metformin dengan dosis 1000 mg 1x sehari, maka dapat di modifikasi menjadi 1000 mg saat berbuka Penyandang DM yang mendapatkan obat Thiazolinedione atau Pioglitazone 1x sehari maka tidak ada perubahan misalnya diminum saat berbuka Jenis obat Sulfonilurea Penyandang DM yang mendapatkan obat Glimepiride dengan dosis 4 mg 1x sehari maka Glimepirid 4 mg diberikan sebelum makan besar saat berbuka, sesuaikan dosis dengan kadar glukosa dan risiko hipoglikemia. Penyandang DM yang mendapatkan obat Glimepiride dengan dosis 4 mg 2x sehari maka Glimepiride digunakan setengah dosis harian pagi saat makan sahur dan dosis paruh sore saat berbuka Penyandang DM yang mendapatkan obat Glimepiride dengan dosis 5 mg 2x sehari maka Glibenclamid 2,5 mg saat sahur dan glibenclamid 5 mg saat berbuka Penyandang DM yang mendapatkan obat Gliclazide 80 mg 2 x sehari maka Glicazide 40 mg saat sahur dan gliclazide 80 mg saat berbuka Jenis obat Glinid Penyandang DM yang mendapatkan obat Repaglinide 4 mg 2x sehari maka diminum saat sahur dan berbuka. Jenis obat DPP4-Inhibitor Penyandang DM yang mendapatkan obat Siltagliptin 100 mg 1x sehari maka diminum saat sebelum makan sahur, kurangi dosis jika diberikan bersama sulfonylurea. Suntikan insulin Penyandang DM yang membutuhkan insulin 1x sehari. Misalnya NPH 20 unit 1x sehari maka suntikan insulin digeser ke saat berbuka. Bagaimana cara mengevaluasi puasa pada penyandang DM?? Prinsip dari evaluasi kadar gula darah pada penyandang diabetes saat puasa adalah jangan sampai terjadi hipoglikemia. Sangat dianjurkan bagi penyandang diabetes memiliki alat ukur gula darah (Glukometer) sendiri. Pengecekan dengan alat bisa dilakukan secara mandiri, dan waktu yang dianjurkan untuk pengecekan kadar gula darah saat pukul 17.00. Hasil pengecekan pada jam 17.00 dapat menunjukkan kecukupan asupan kalori yang kita konsumsi saat sahur, apabila pada saat pukul 17.00 kadar gula darah masih tinggi dapat diasumsikan bahwa makanan yang dikonsumsi ketika sahur terlalu banyak. Akan tetapi, pada saat pukul 17.00 kadar gula darah menjadi sangat rendah dapat diasumsikan bahwa makanan yang dikonsumsi ketika sahur kurang mencukupi. Apa manfaat puasa terhadap pengendalian DM?? Puasa dapat memberikan manfaat menurunkan berat badan pada penyandang diabetes melitus tipe 2.Wing, et al menemukan bahwa penyandang diabetes melitus tipe 2 yang berat badannya turun > 5% dari berat badan awal ditemukan juga penurunan pada HbA1c. Semakin tinggi kadar HbA1C maka semakin tinggi pula resiko timbulnya komplikasi, demikian pula sebaliknya. Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) dan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) mengungkapkan bahwa penurunan HbA1C akan banyak sekali memberikan manfaat. Setiap penurunan HbA1C sebesar 1% akan mengurangi risiko kematian akibat diabetes sebesar 21%, serangan jantung 14%, komplikasi mikrovaskular 37% dan penyakit vaskuler perifer 43% (UKPDS 35. BMJ 2000:321:405-12). Penyandang diabetes direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan HbA1C setiap tiga bulan untuk menentukan apakah kadar gula darah telah mencapai target yang diinginkan. Apa pengaruh puasa terhadap status cairan tubuh?? Selain penurunan kadar gula darah, pengaruh puasa terhadap tubuh adalah perubahan status cairan tubuh. Pada saat berpuasa apabila kebutuhan cairan saat berbuka sampai sahur tidak terpenuhi sebanyak 2 liter atau 8 gelas, tentu pada saat berpuasa penyandang DM akan mengalami dehidrasi. Tanda-tanda awal dehidrasi antara lain: Merasa haus Kepala pening Air urine berwarna kuning gelap Frekuensi buang air kecil berkurang daripada biasanya Indikator paling jelas untuk mengetahui tubuh yang dehidrasi adalah dengan melihat warna air urine: jika berwarna terang dan jernih, maka tubuh terhidrasi dengan baik, dan jika berwarna kuning-merah gelap maka itu hampir pasti pertanda dehidrasi. Dehidrasi ringan - sedang bisa menyebabkan efek dan gejala sebagai berikut: Mulut kering dan lengket Lelah dan mengantuk Kehausan Kuantitas air seni yang berkurang Kulit kering Konstipasi Sakit kepala Dehidrasi parah Jika terus dibiarkan, tubuh yang kekurangan cairan bisa menyebabkan dehidrasi semakin parah. Dehidrasi parah merupakan kondisi medis yang darurat, dan harus segera mendapat perawatan. Gejala dehidrasi parah bisa berupa: Sangat kehausan Mulut, kulit, dan membran mukosa yang sangat kering Bingung dan lekas marah Tidak buang air kecil lebih dari 8 jam Air urine berwarna sangat gelap, dan jumlahnya sedikit Mata tampak cekung, terasa berat, kering, dan perih Detak jantung yang cepat Tekanan darah yang rendah Tingkat kesadaran yang rendah hingga demam Oleh sebab itu penyandang diabetes dianjurkan Untuk memenuhi kebutuhan cairan mereka dengan minum air putih. Penyandang DM yang akan berpuasa Senin dan Kamis memiliki kesempatan pemenuhan kebutuhan cairan yang terbatas pada malam hari. Penyandang DM dapat minum 8-10 gelas mulai dari malam sampai sahur dengan panduan 3 gelas saat setelah magrib, 2 gelas sebelum tidur , dan 3 gelas saat sahur. Dengan mengkonsumsi air, penyandang akan dapat menghindarkan penyandang DM dari bahaya dehidrasi. Hal ini sesuai dengan fungsi air itu sendiri yang merupakan zat pelarut dalam tubuh. Cover Booklet Lampiran VI Saran dan Revisi Uji Content Validity Saran dan Revisi dari expert Novita Kurnia Sari, S.Kep., Ns.,M.Kep Saran dan Revisi dari expert Dra. Salmah Orbayinah, M.Kes.,Apt Saran dan Revisi dari expert dr. Prasetyo Kirmawanto, Sp.Pd.,M.Kes Apa itu DM? Bagaimana cara mengetahui kadar gula darah? Bagaimana cara untuk mengendalikan kadar gula darah? Apa itu Puasa? Perubahan yang terjadi pada penderita DM yang berpuasa adalah: - Kenaikan kadar gula darah setelah sahur dan buka puasa (risiko hiperglikemia) - Penurunan kadar gula darah di pertengahan–akhir puasa (risiko hipoglikemia) Apa itu hipoglikemia? Apa bahaya hipoglikemia? Apa itu hiperglikemia? Apa bahaya hiperglikemia? Siapa yang boleh berpuasa secara medis? Penderita DM yang bagaimana yang diperbolehkan puasa? Dikatakan DM terkontrol apabila? Bagaimana modifikasi olahraga saat berpuasa? Bagaimana memodifikasi diit saat berpuasa? Bagaiamana memodifikasi obat DM saat berpuasa? Bagaimana evaluasi bahwa cara berpuasa sudah tepat? Apa manfaat puasa terhadap pengendalian DM? Pengaruh lain puasa terhadap tubuh? Apa pengaruh status cairan tubuh terhadap kadar gula darah? Bagaimana cara memodifikasi asupan minum? Lampiran VII Log Book Puasa Senin dan Kamis Catatan Harian Puasa Senin dan Kamis Bulan & Tahun Hari Senin Kamis Senin Kamis Senin Kamis Senin Kamis Puasakah hari ini?? 15 15 13 13 14 15 15 15 Waktu sahur 03.00-04.00 WIB 03.0004.00WIB 03.00-04.00 WIB 03.00-04.00 WIB 03.00-04.00 WIB 03.00-04.00 WIB 03.00-04.00 WIB 03.00-04.00 WIB Menu sahur Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi Aking: 1 Protein& Lemak Hewani: - Ikan: 3 - Telur: 2 Protein Nabati: - Tempe: 13 - Tahu: 14 Serat & Vit: - Sayur :7 - Buah: 1 Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi Aking: 1 Protein& Lemak Hewani: - Ikan: 3 - Telur: 2 Protein Nabati: - Tempe: 9 - Tahu: 6 Serat & Vit: - Sayur :9 - Buah: 1 Karbohidrat: - Nasi: 12 - Nasi merah: 1 Protein & Lemak Hewani: - Ayam: 1 - Telur: 1 Protein Nabati: - Tempe: 4 - Tahu: 7 Serat & Vit: - Sayur :6 - Buah: 1 Karbohidrat: - Nasi: 12 - Nasi merah: 1 - Mie: 2 Protein Nabati: - Tempe: 9 - Tahu: 5 Serat & Vit: - Sayur :9 - Buah: 1 Karbohidrat: - Nasi: 13 - Nasi Aking: 1 Protein & Lemak Hewani: - Ikan: 1 - Ayam:1 Protein Nabati: - Tempe: 7 - Tahu: 9 Serat & Vit: - Sayur :8 - Buah: 1 Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi Aking: 1 Protein & Lemak Hewani: - Ikan: 3 Protein Nabati: - Tempe: 10 - Tahu: 11 Serat & Vit: - Sayur :10 - Buah: 1 Karbohidrat: - Nasi: 11 - Nasi merah: 1 - Mie:3 Protein & Lemak Hewani: - Telur: 2 Protein Nabati: - Tempe: 11 Serat & Vit: - Sayur :7 - Buah: 1 Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi Aking: 1 Protein & Lemak Hewani: - Ikan: 3 Protein Nabati: - Tempe: 13 - Tahu: 10 Serat & Vit: - Sayur :6 - Buah: 1 Keluhan saat berpuasa - Lemes: 3 - Lemes: 2 - Pusing: 2 - Pusing: 1 - Perut Pedih: 1 - Tidak ada - Tidak ada keluhan: 13 keluhan: 9 - Lemes: 2 - Pusing: 1 - Tidak ada keluhan: 13 Cara mengatasi keluhan Istirahat : 3 Tidak ada : 12 Tidur: 2 Tidak ada: 13 Tidak ada Menu berbuka puasa Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi merah:1 - Kolak: 1 Protein Nabati: - Tempe: 10 - Bacem: 2 Serat & Vit: - Sayur: 15 Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi merah: 1 Protein & Lemak Hewani: - Telur: 2 Protein Nabati: - Tempe: 6 - Mendoan: 1 - Tahu: 8 Serat & Vit: - Sayur: 11 Makanan setelah berbuka - Puding: 1 - Biskuit: 1 - Buah: 2 - Ubi: 1 - Snack ringan: 1 - Tidak ada: 9 - Rempeyek: 1 - Buah: 3 - Telor asin: 1 - Singkong: 1 - Gorengan: 1 - Kue: 1 - Tidak ada: 7 Karbohidrat: - Nasi: 12 - Nasi merah: 1 - Bubur sumsum: 1 Protein & Lemak Hewani: - Telur: 1 Protein Nabati: - Tempe: 4 - Tahu: 5 Serat & Vit: - Sayur: 13 - Pisang goreng: 1 - Ketela goreng: 1 - Jagung: 1 - Buah: 1 - Tidak ada: 9 Tidak ada keluhan Tidak ada Karbohidrat: - Nasi: 12 - Ketela: 1 - Kolak: 1 - Mie: 3 Protein & Lemak Hewani: - Telur: 2 - Ayam: 1 Protein Nabati: - Tempe: 10 Serat & Vit: - Sayur: 12 - Pisang rebus: 1 - Ubi: 1 - Gorengan: 1 - Tidak ada: 8 Tidak ada keluhan Tidak ada Karbohidrat: - Nasi: 12 - Nasi merah: 1 - Bakso: 1 Protein Nabati: - Tempe: 8 - Tahu: 10 Serat & Vit: - Sayur: 12 Jagung: 1 Roti: 1 Krupuk: 1 Buah: 1 Tidak ada: 9 Tidak ada keluhan Tidak ada Karbohidrat: - Nasi: 14 - Jagung: 1 Protein & Lemak Hewani: - Telur: 1 - Ikan: 3 Protein Nabati: - Tempe: 10 Serat & Vit: - Sayur: 10 Ketela: 1 Buah: 2 Snack ringan: 1 Tidak ada: 11 Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi merah: 1 - Soto: 3 Protein & Lemak Hewani: - Telur: 3 Protein Nabati: - Tempe: 6 - Bacem: 2 Serat & Vit: - Sayur: 11 Karbohidrat: - Nasi: 14 - Nasi merah: 1 Protein & Lemak Hewani: - Ikan: 5 - Ayam: 3 Serat & Vit: - Sayur: 15 Pisang goreng: 1 Martabak: 1 Ubi: 1 Roti: 1 Tidak ada: 11 Singkong: 1 Buah: 2 Tidak ada: 13 Waktu minum obat 04.00: 11 03.30: 4 18.30: 15 Jenis Obat OHO: - Metformin - Glibenklamid - Glimipiride Kolesterol: - Simvastatin - Obat herbal Olahraga Jalan Santai: 3 Senam: 2 Tidak ada: 10 04.00: 15 18.30: 15 03.30: 5 04.00: 8 18.00: 7 18.30: 6 OHO: - Metformin - Glibenklamid - Glimipiride Kolesterol: - Simvastatin - Obat herbal Jalan Santai: 1 Senam: 2 Tidak ada: 12 OHO: Metformin Glibenklami d Glimipiride Kolesterol: Simvastatin Obat herbal Jalan Santai: 3 Senam: 2 Tidak ada: 10 03.30: 5 04.00: 8 18.30: 13 04.00: 14 18.30: 14 04.00: 9 03.30: 6 18.00: 5 18.30: 10 OHO: - Metformin - Glibenklami d - Glimipiride Kolesterol: - Simvastatin - Obat herbal OHO: - Metformin - Glibenklami d - Glimipiride Kolesterol: - Simvastatin - Obat herbal OHO: - Metformin - Glibenklami d - Glimipiride Kolesterol: - Simvastatin - Obat herbal Tidak ada Jalan Santai: 1 Senam: 1 Tidak ada: 13 Jalan Santai: 3 Senam: 1 Tidak ada: 12 04.00: 10 03.30: 5 18.15: 3 18.30: 12 OHO: - Metformin - Glibenklamid - Glimipiride Kolesterol: - Simvastatin - Obat herbal Jalan Santai: 2 Senam: 2 Tidak ada: 11 04.00: 15 18.30: 15 OHO: - Metformin - Glibenklami d - Glimipiride Kolesterol: - Simvastatin - Obat herbal Jalan Santai: 3 Senam: 2 Tidak ada: 10 Catatan Harian Makanan yang Dikonsumsi Ketika Tidak Berpuasa Waktu Hari & Tanggal Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu, Pagi Siang Malam Lampiran VIII Format Telepon dan SMS Pendampingan. Format Telepon - Assalamualaikum, - Benar dengan (bapak/ibu) (nama responden) - Maaf (bapak/ibu) mengganggu waktunya, (bapak/ibu) saya Dian Putranto mahasiswa UMY yang melakukan penelitian tentang Puasa Senin dan Kamis terhadap Kadar Kolesterol kepada bapak/ibu. - Bagaimana kabar bapak/ibu? - Apakah ada keluhan saat ini bapak/ibu? - Baik (bapak/ibu) jika tidak ada keluhan. Saya mengingatkan bahwa besok adalah hari (Senin/Kamis). Apakah (bapak/ibu) bersedia berpuasa besok? - Jika (bapak/ibu) ingin berpuasa besok maka saya sarankan untuk melakukan makan sahur sebelum melakukan puasa. Sehingga puasa (bapak/ibu) dapat berjalan dengan nyaman dan aman. - Ada yang ingin ditanyakan (bapak/ibu)? - Baik mungkin itu saja yang saya sampaikan kepada (bapak/ibu) semoga dalam berpuasa besok (bapak/ibu) diberikan kekuatan dan dapat beraktivitas dengan lancar, serta puasa (ibu/bapak) dapat diterima Allah SWT, sehingga mendapatkan berkah dan barokah, Amin ya rabbal Alamin. - Wassalamualaikum. Format SMS (Short Message Service) Assalamualaikum, maaf (bapak/ibu) mengganggu waktunya, (bapak/ibu) saya Dian Putranto mahasiswa UMY yang melakukan penelitian tentang Puasa Senin dan Kamis terhadap Kadar Kolesterol kepada bapak/ibu. Saya mengingatkan bahwa besok adalah hari (Senin/Kamis). Jika (bapak/ibu) ingin berpuasa besok maka saya sarankan untuk melakukan makan sahur sebelum melakukan puasa. Sehingga puasa (bapak/ibu) dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Jika bapak/ibu tidak dapat berpuasa besok mohon untuk membalas SMS ini. Semoga puasa (ibu/bapak) pada hari esok dapat diterima Allah SWT. Sehingga mendapatkan berkah dan barokah, Amin ya rabbal Alamin. Wassalamualaikum Lampiran IX Hasil Analisis Data Penelitian 1. Deskriptif Statistik Descrip tives Kol_Pret est_Eksperimen Kol_Postt est _ Eksperimen Kol_Pret est_Kontrol Kol_Postt est _Kontrol Mean 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance St d. Dev iation Minimum Maxim um Range Interquart ile Range Skewness Kurt osis Mean 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance St d. Dev iation Minimum Maxim um Range Interquart ile Range Skewness Kurt osis Mean 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance St d. Dev iation Minimum Maxim um Range Interquart ile Range Skewness Kurt osis Mean 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance St d. Dev iation Minimum Maxim um Range Interquart ile Range Skewness Kurt osis Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound St at ist ic 207,00 188,89 St d. Error 8,442 225,11 205,11 205,00 1069,000 32,696 161 287 126 35 1,290 1,753 189,87 177,95 ,580 1,121 5,557 201,79 189,52 190,00 463,267 21,524 147 239 92 26 ,305 1,452 210,73 194,37 ,580 1,121 7,629 227,10 209,54 198,00 873,067 29,548 181 262 81 48 ,813 -,944 223,33 197,99 ,580 1,121 11,818 248,68 222,20 215,00 2095,095 45,772 160 307 147 82 ,361 -,925 ,580 1,121 2. Hasil Uji Normalitas Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. ,179 15 ,200* Kol_Pretest_Eksperimen Kol_Posttest_ Eksperimen Kol_Pretest_Kontrol Kol_Posttest_Kontrol Shapiro-Wilk Statistic df ,880 15 Sig. ,048 ,144 15 ,200* ,964 15 ,763 ,254 ,138 15 15 ,010 ,200* ,835 ,956 15 15 ,011 ,628 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lillief ors Significance Correction 3. Uji Wilcoxon Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Descriptive Statistics N Kol_Pretest_Eksperimen Kol_Pretest_Kontrol Kol_Posttest_ Eksperimen Kol_Posttest_Kontrol Minimum Maximum 161 287 181 262 Percentiles 25th 50th (Median) 185,00 205,00 187,00 198,00 75th 220,00 235,00 15 15 Mean Std. Dev iation 207,00 32,696 210,73 29,548 15 189,87 21,524 147 239 176,00 190,00 202,00 15 223,33 45,772 160 307 185,00 215,00 267,00 Test Statisticsc Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Kol_Postt est _ Eksperimen Kol_Pret est_ Eksperimen -2,130a ,033 Kol_Postt est _ Kontrol - Kol_ Pret est_ Kontrol -,739b ,460 a. Based on positiv e ranks. b. Based on negativ e ranks. c. Wilcoxon Signed Ranks Test 4. Uji Mann-Whitney Pretest Eksperimen dibandingkan dengan Pretest Kontrol Descriptive Statistics N Kol_Pretest_Penelitian Kelompok_Pretest_ Penelitian 30 30 Mean Std. Dev iation Minimum Maximum 208,87 30,678 161 287 1,50 ,509 1 2 Percentiles 25th 50th (Median) 186,50 198,50 1,00 1,50 75th 226,00 2,00 Test Statisticsb Kol_Pret est_ Penelitian 108,000 228,000 -,187 ,852 Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a ,870 a. Not corrected f or ties. b. Grouping Variable: Kelompok_Pretest_Penelitian 5. Uji Independent T-Test Posttest Eksperimen dibandingkan dengan Posttest Kontrol Group Statistics Kol_Postest_Penelitian Kelompok_Postest_ Penelitian Eksperimen Kontrol N 15 15 Mean Std. Dev iation 189,87 21,524 223,33 45,772 Std. Error Mean 5,557 11,818 Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances F Kol_Postest_Penelitian Equal variances assumed Equal variances not assumed 10,690 Sig. ,003 t-test for Equality of Means t Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Diff erence Diff erence df 95% Confidence Interv al of the Diff erence Lower Upper -2,563 28 ,016 -33,467 13,060 -60,218 -6,715 -2,563 19,903 ,019 -33,467 13,060 -60,717 -6,216 Lampiran X Surat Kelayakan Etik Penelitian Lampiran XI Surat Pengantar Penelitian Lampiran XII Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul