lampiran - UMY Repository

advertisement
LAMPIRAN
Lampiran I Lembar Permohonan Menjadi Responden
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Responden yang terhormat, Perkenalkan saya adalah mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
MuhammadiyahYogyakarta. Saya akan melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH PUASA SENIN DAN KAMIS TERHADAP KADAR
KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE
2 DI DUKUH KASIHAN, BANTUL YOGYAKARTA”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa Senin dan Kamis
terhadap kadar kolesterol total pada penderita diabetes melitus tipe 2
bapak/ibu/saudara/(i). Untuk kegiatan ini, saya memohon kesediaan kepada
bapak/ibu/saudara/(i) untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mau
mengisi data serta memberikan tanggapan yang layak dengan sejujur-jujurnya
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat apapun bagi semua responden. Kerahasiaan semua informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Namun, apabila bapak/ibu/saudara/(i) menolak untuk menjadi responden, saya
tidak memaksa dan saya meghargai keputusan tersebut.
Apabila bapak/ibu/saudara/(i) bersedia untuk menjadi reponden, diharapkan
dapat
mengisi
lembar
persetujuan
yang
telah
terlampir
dengan
menandatanganinya. Setelah itu bapak/ibu/saudara/(i) dapat mengisi jawaban pada
lembar kuisioner yang ada. Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan
terimakasih.
Yogyakarta, 2016
Peneliti
Dian Putranto
Lampiran II Lembar Permohonan Menjadi Responden
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah membaca dan memahami penjelasan pada lembar pertama, saya
bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh Dian Putranto dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang
penelitiannya berjudul “Pengaruh Puasa Senin dan Kamis Terhadap Kadar
Kolesterol Total pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Dukuh Kasihan,
Bantul Yogyakarta”.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak memberikan dampak buruk pada
saya dan keluarga saya, sehingga saya setuju untuk menjadi reponden dalam
penelitian ini.
Yogyakarta, 2016
Responden
(..............................)
Lampiran III Lembar Informasi Penelitian
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
Assalammu’laikum Wr Wb
Saya, Dian Putranto dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya
akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Puasa Senin dan Kamis
Terhadap Kadar Kolesterol Total pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di
Dukuh
Kasihan,
Bantul,
Yogyakarta”.Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh puasa Senin dan Kamis terhadap kadar kolesterol total pada
penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang akan menjadi responden.
Saya meminta dengan hormat kepada para responden yaitu penderita Diabetes
Melitus tipe 2 dengan kriteria penderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan kadar
kolesterol total > 155 mg/dL, berusia 20-65 tahun, tercatat sebagai masyarakat
Dukuh Kasihan untuk bersedia ikut serta dalam penelitian ini. Jika anda sebagai
penderita Diabetes Melitus tipe 2 bersedia ikut serta dalam penelitian ini maka
saya akan menjelaskan mengenai penelitian ini sebaik-baiknya.
A. Kesukarelaan Untuk Ikut Penelitian
Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada
paksaan. Apabila anda sudah memutuskan untuk ikut, anda juga dibebaskan
untuk mengundurkan diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda
atau sanksi apapun.
B. Prosedur Penelitian
Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda akan
diminta
menandatangani
lembar persetujuan, selanjutnya
anda
akan
diwawancarai oleh peneliti.
C. Kewajiban Subjek Penelitian
Anda sebagai subjek penelitian berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Apabila ada yang belum jelas,
anda bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
D. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subjek penelitian akan
dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti saja. Hasil penelitian akan
dipublikasikan tanpa mencantumkan identitas subjek penelitian.
E. Pembiayaan
Semua pembiayaan yang berhubungan dengan penelitian akan ditanggung
oleh peneliti tanpa memberatkan ke subjek penelitian. Penelitian ini tidak
melibatkan adanya interaksi bahan, obat, atau sentuhan apapun terhadap tubuh
sehingga diharapkan tidak adanya kesalahpahaman terkait dengan adanya
risiko cidera dan adanya tuntutan biaya dalam penelitian dari subjek ke
peneliti.
F. Kompensasi
Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan kompensasi kepada
responden sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu jalannya
penelitian kami. Kompensasi tersebut berupa uang sebesar Rp 75.000 dan
sebuah gelas cantik untuk kelompok intervensi dan gelas cantik untuk
kelompok kontrol.
G. Informasi Tambahan
Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Apabila anda membutuhkan penjelasan
lebih lanjut, anda dapat menghubungi saya pada nomor berikut 085751106630
(Dian Putranto) Terima kasih atas kerjasama anda dalam penelitian ini.
Wassalammu’alaikum Wr Wb
Salam Hormat,
Peneliti
Lampiran IV Kuesioner Data Demografi Responden
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN
Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pertanyaan dalam kuesioner ini
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) paling
sesuai dengan kondisi yang dialami oleh Bapak/Ibu/Saudara (i) dengan cara
memberikan tanda check list (x) pada pilihan jawaban yang dipilih
Karakteristik Demografi Responden
1. Nama
:..........................................
2. Umur
:..........................................
3. Jenis Kelamin
:..........................................
4. Agama
:..........................................
5. Pendidikan Terakhir
 SD/Sederajat
 SMP/Sederajat
 SMA/Sederajat
 Perguruan Tinggi
 Lain-lain..................
6. Pekerjaan
 Tidak Bekerja
 Buruh
 Petani
 Pedagang/Wiraswasta
 PNS
 TNI/POLRI
 Lain-lain...................
7. Lama Menderita Diabetes:
...........................................................................
8. Nomer telepon:
...........................................................................
9. Hasil pemeriksaan kolesterol total 1 bulan terakhir
...........................................................................
10. Pendapatan per bulan
...........................................................................
11. Komplikasi
...........................................................................
12. Obat dan Dosis
...........................................................................
13. Waktu minum obat
14. Makanan yang dikonsumsi
Lampiran V Materi Booklet Puasa Senin dan Kamis
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
menyempurnakan RisalahNya dan mengutus seorang Rasul dengan bekal
petunjuk al-Qur’an untuk dijelaskan kepada seluruh umat manusia. Shalawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah berjuang dengan
segenap jiwa dan raganya, menyampaikan Risalah Ilahi dengan nasihat dan
keteladanan yang baik demi kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Puasa Senin dan Kamis merupakan puasa yang rutin dilaksanakan oleh
Rasulullah SAW, Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwa
Rasulullah SAW. bersabda:
“Seluruh amal perbuatan dilaporkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku
lebih menyukai saat amalku dilaporkan, dan aku dalam keadaan berpuasa”
(HR. At-Tirmidzi).
Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya yang masih mampu secara fisik
untuk melakukan puasa sunah Senin dan Kamis agar diampuni amalan buruk atau
dosa yang telah diperbuat.
Orang dengan DM Tipe II sebenarnya tetap bisa untuk rutin melaksanakan
puasa Senin dan Kamis dengan melakukan modifikasi pada pola makan, aktivitas
fisik, dan obat. Buku ini bertujuan. Keberadaan buku ini sebenarnya merupakan
salah satu instrumen penelitian yang berjudul “Pengaruh Puasa Senin dan Kamis
terhadap Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Kadar Kolesterol Total pada
Penyandang Diabetes Melitus Tipe II di Dukuh Kasihan, Bantul, Yogyakarta yang
dilakukan oleh penyusun. Namun, diharapkan buku ini untuk memandu para
penyandang DM Tipe II agar mampu untuk berpuasa Senin dan Kamis sehingga
bisa berpuasa secara aman juga dapat digunakan pada masyarakat luas atau
penyandang DM Tipe II diluar dari lingkup penelitian.
Terimakasih tak lupa kami ucapkan kepada para pihak terkait terutama kepada
ibu Yanuar Primanda S. Kep., NS.,MNS.,HNC selaku pembimbing dan ketiga
expert dosen ahli yang telah menguji Content Validity buku ini, diantaranya:
Novita Kurnia Sari, S.Kep.,NS.,M.Kep; Dra. Salmah Orbayinah, M.Kes.,Apt, dan
dr. Prasetio Kirmawanto, M.Kes. Kami selaku penyusun sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari Anda. Terimakasih.
Yogyakarta, 16 Maret 2016
Tim Penyusun
BAB I
Niatan Lil Alamin
Dalam mengawali setiap kegiatan hendaknya kita dapat menanamkan niat
yang tulus dan ikhlas kepada Allah agar kegiatan itu bernilai ibadah dan diterima
menjadi catatan perbuatan yang baik hanya untuk memuliakan dan mengharapkan
Ridho dari Allah sang Maha Pencipta. Termasuk dalam puasa Senin dan Kamis
ini, Karena untuk orang yang sehat saja masih banyak yang merasa berat dan sulit,
apalagi bagi para penyandang DM Tipe II. Apabila bisa dan mampu untuk
melaksanakannya merupakan hal yang sangat luar biasa. Insyallah akan
mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra., ia mengatakan: “Rasulullah saw. sangat
antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin
dan Kamis,” (HR. Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad). Suri tauladan
Rasulullah ini bisa menjadi penyemangat bagi para penyandang DM untuk bisa
menjalankan puasa Senin dan Kamis.
BAB II
Puasa Senin dan Kamis pada penyandang DM Tipe II bisa berjalan dengan
aman, jika penyandang mengetahui dan memahami karakteristik batasan
kemampuan dirinnya untuk melaksanakan puasa tersebut. Untuk itu akan kami
paparkan penjelasan tentang pengetahuan yang harus dipahami sebelum
melaksanakan puasa Senin dan kamis.
Apa itu Diabetes Melitus?
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme gula darah yang ditandai
dengan tingginya kadar glukosa darah (Kadar Gula Darah Sewaktu >200 mg/dL).
Bagaimana cara untuk mengetahui kadar gula darah?
Untuk mengetahui kadar gula darah secara akurat dibutuhkan pemeriksaan
laboratorium, sampel darah yang diperiksa diambil dari pembuluh darah vena.
Namun untuk keperluan yang praktis saat ini bisa gunakan alat yang bernama
glukometer. Sampel darah yang dipergunakan hanya di ambil dari pembuluh
kapiler. Penggunaan darah kapiler lebih memudahkan penyandang karena lebih
mudah diambil, rasa sakit lebih sedikit, dan darah yang dipergunakan jumlahnya
juga lebih sedikit. Sehingga alat ini bisa dipakai oleh orang awam, selain itu alat
ini lebih cepat, ringkas dan relatif lebih murah.
Apa perbedaan kadar gula darah normal dan Diabetes Melitus?
Kadar Glukosa
Darah
Sewaktu
(Kapiler)
Kadar Glukosa
Darah Puasa
(Kapiler)
Bukan
DM
Belum Pasti
DM
DM
< 90
mg/dL
90-199
mg/dL
< 200 mg/dL
> 90
mg/dL
90-99 mg/dL
< 100 mg/dL
Referensi: Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia 2011
Kadar glukosa dalam darah yang tinggi ini merupakan dasar munculnya
komplikasi penyakit DM Sehingga para penyandang DM disarankan bisa menjaga
kadar glukosa darah mendekati nilai normal.
Apa yang paling mempengaruhi kadar gula darah??
 Insulin
Insulin disekresikan oleh sel-sel beta pankreas sebagai hasil dari stimulus
atau rangsangan dari glukosa darah yang tinggi, misalnya setelah seseorang
makan. Beberapa menit setelah makan kadar gula darah kita akan naik, lalu
pankreas akan mengeluarkan hormon insulin untuk menurunkan kadar gula
darah dengan cara memasukkannya ke dalam sel-sel tubuh, termasuk otot, sel
darah merah, dan sel-sel lemak. Sebagian glukosa darah akan langsung
digunakan sebagai sumber energi. Kurangnya produksi hormon insulin oleh
pankreas akan berakibat glukosa tetap berada dalam darah sehingga sel-sel
tubuh akan kekurangan energi.
 Diit
Asupan makanan dan minuman akan dicerna dan dimetabolisme oleh
tubuh. Setelah asupan makanan dan minuman ini diproses, kadar gula darah
akan meningkat dengan cepat. Sebaliknya pembatasan asupan makanan dan
minuman akan mengakibatkan penurunan kadar gula darah.
 Aktivitas fisik
Peningkatan penggunaan energi oleh sel pada saat aktivitas fisik akan
menurunkan kadar glukosa darah. selain itu aktivitas fisik yang rutin akan
meningkatkan jumlah reseptor insulin dipermukaan sel. Sehingga aktivitas
fisik yang cukup sangat dianjurkan pada penyandang DM.
 Penggunaan obat
Mengkonsumsi obat dapat meningkatkan kadar gula darah dan ada juga
yang dapat menurunkan kadar gula darah. Mekanisme kerja obat diabetes
dalam menurunkan kadar glukosa darah antara lain dengan merangsang
kelenjar pankreas untuk meningkatkan produksi insulin, menurunkan
produksi glukosa dalam hepar, menghambat pencernaan karbohidrat sehingga
dapat mengurangi absorpsi glukosa dan merangsang receptor insulin.
 Stress
Stress akan menstimulus organ endokrin untuk mengeluarkan ephinefrin,
ephinefrin mempunyai efek pemecahan cadangan gula. Sehingga kadar gula
di dalam tubuh akan tinggi. Penyandang DM sangat dianjurkan untuk mampu
mengelola stress. Sehingga kadar gula darahnya bisa terkontrol
 Usia
Bertambahnya usia menyebabkan penurunan fungsi organ tubuh, salah
satunya mengakibatkan penurunan fungsi endokrin pankreas dalam
memproduksi insulin. Inilah yang terjadi pada DM tipe I yang muncul pada
usia muda.
Bagaimana cara untuk mengendalikan kadar gula darah??
 Memahami Diabetes
Memahami
penyakit
diabetes merupakan salah satu cara
untuk
mengendalikan kadar gula darah. Diharapkan penyandang diabetes yang telah
paham tentang DM akan mampu untuk melakukan:
1. Meningkatkan aktifitas fisik
2. Mengurangi asupan karbohidrat dan lemak
3. Berhenti dari kebiasaan yang tidak tepat
4. Taat dalam pengunaan obat-obatan
5. Memantau glukosa mandiri
Hal tersebut berguna bagi pengendalian kadar gula darah dan
meminimalisir komplikasi.
 Pengaturan Diet Sesuai Kebutuhan Kalori
Prinsip dari pengaturan pola makan pada penyandang diabetes adalah
makanan yang seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing
individu, dengan memperhatikan pola makan sehat 3J yaitu Jumlah makanan,
Jenis makanan, dan keteraturan Jadwal makan.
Berikut ini adalah cara untuk menentukan Jumlah kalori yang
dibutuhkan
penyandang
diabetes.
Diantaranya
adalah
dengan
memperhitungkan:
1. Menentukan Berat Badan Ideal (BBI)
Dalam menentukan status berat badan penyandang DM dapat
menentukannya dengan cara menghitung BBI. Perhitungan
berat
badan
Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sbb:
BBI=0,9x(TBdalamcm-100)x1kg.
Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150
cm, rumus dimodifikasi menjadi:
BBI=(TBdalamcm-100)x1kg.
Contoh:
Seorang wanita berumur 50 tahun dengan tinggi badan 165 cm, maka
berat badan idealnya adalah:
BBI = 0,9 x (165-100) = 58,5 kg
2. Hitung Kebutuhan Energi Basal (KEB)
Kebutuhan energi basal (KEB) adalah kebutuhan minimal yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat tidur atau istirahat. Ini
merupakan kebutuhan energi dan kalori yang paling mendasar untuk
menggerakkan jantung, paru, usus dan pencernaan saja. Kebutuhan basal
laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain.
KEB wanita = BBI x 25 Kkal
KEB pria = BBI x 30 Kkal
Contoh:
Kebutuhan Energi Basal wanita dengan tinggi 165 cm adalah:
KEB wanita = 58,5 x 25 Kkal = 1462,5 Kkal
3. Tambahkan Aktifitas Fisik Harian (AF)
- Penambahan 10%darikebutuhan basal diberikanpada kedaaan paling
ringan seperti membaca, menyetir, kerja kantoran, dll.
- Penambahan 20%pada pasien dengan aktivitas ringan seperti mengajar,
berjalan, kerja rumah tangga, dll.
- Penambahan 30% dengan aktivitas sedang seperti berjalan cepat,
bersepeda, dll
- Penambahan 40%-50% dengan aktivitas berat seperti aerobik, bersepeda,
mendaki, joging, dll.
Contoh:
Jika sehari-hari aktivitas yang dilakukan adalah sebagai pekerja kantoran
maka, aktivitas fisiknya adalah ringan, sehingga tambahan kebutuhan
hariannya adalah:
AF = 10% x 1462,5 (kebutuhan energi basal) = 146,25 Kkal.
4. Koreksi Umur (KU)
- Kebutuhankalori dikurangi 5% untuk dekade antara 40 dan 59 tahun,
- Dikurangi 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun,
- Dikurangi20%,diatasusia70tahun.
Contoh:
Untuk seseorang yang berusia 50 tahun, maka faktor koreksinya adalah
5%. Sehingga pengukuran kebutuhan energi hariannya adalah:
KU = 5% x 1462,5 (kebutuhan energi basal) = 73,125 Kkal.
5. Total Kalori harian yang dibutuhkan (TK)
TK dapat dihitung setelah mendapatkan komponen yang dibutuhkan.
Untuk menghitung TK menggunakan rumus:
TK = Kebutuhan Energi Basal (KEB) + Aktifitas Fisik Harian (AF) –
Koreksi Umur (KU)
Contoh:
Jadi, total kebutuhan kalori harian untuk contoh wanita berumur 50
tahun dengan tinggi badan 165 cm dan kesibukan sebagai pekerja kantoran
adalah:
TK = 1462,5 + 146,25 - 73,125 = 1535,125 Kkal/hari = 1535 = 1500
Kkal/hari.
Jadi, wanita tersebut membutuhkan 1500 Kkal/hari untuk mendapatkan
Jumlah makanan yang seimbang.
Pada saat tidak puasa makanan sejumlah kalori terhitung dengan
komposisi Jenis karbohidrat (45-65%), protein (10-20%), dan lemak (2025%).
Jadwal asupan kalori makanan dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan
pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan
(10-15%) diantaranya.Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh
mungkin perubahan dilakukan sesuai dengan kebiasaan.
 Latihan Jasmani
Dilakukan teratur 3-4 kali dalam seminggu, masing-masing selama kurang
lebih 30 menit.
Latihan jasmani yang dianjurkan adalah latihan aerobik seperti berjalan,
jogging, bersepeda, dan berenang. Latihan ini berguna untuk meningkatkan
penggunaan glukosa darah, menjaga kebugaran tubuh, menurunkan berat
badan, dan meningkatkan sensitifitas insulin.
 Penggunaan Obat
Terapi farmakologis diberikan bila dengan pengaturan asupan makanan dan
latihan jasmani kadar gula tetap tidak terkontrol. Terapi ini terdiri dari obat oral
dan suntikan.
Apakah puasa senin kamis itu??
Secara umum puasa adalah menahan makan, minum, berhubungan suami istri,
dan semua hal lain yang bisa membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga
terbenamnya matahari yang dilaksanakan pada 2 hari dalam seminggu yaitu pada
hari Senin dan Kamis.
Pada orang sehat, perubahan pola makan saat berpuasa tidak akan berakibat
banyak, berbeda dengan penyandang DM. Sehingga perlu dilakukan modifikasi
diit, aktivitas dan terapi. Supaya tetap bisa menjalankan puasa secara aman.
Bagaimana perubahan kadar gula darah yang terjadi
pada orang puasa?
Perubahan pola makan saat berpuasa akan berakibat:
1. Penurunan kadar gula darah
Pada saat awal puasa kadar gula darah masih cukup, bahkan mungkin
berlebihan karena asupan diit saat sahur. Kadar gula darah ini akan berangsur
turun karena terpakai untuk aktivitas.
Pada saat pertengahan puasa tubuh akan merespon rendahnya kadar gula
darah akibat tidak adanya asupan dengan pemecahan cadangan gula untuk
menghasilkan glukosa endogen yang meningkatkan kadarnya menuju batas
normal.
Pada saat akhir puasa cadangan glukosa hati sudah habis dipecah,
sedangkan asupan dari makanan belum ada (belum tiba saat buka puasa) pada
saat ini akan terjadi kondisi hipoglikemia.
Hipoglikemia adalah suatu kondisi kadar gula darah di bawah 60 mg/dL.
Gejala awal yang muncul adalah rasa lemas, gemetar, dan berkeringat dingin.
Tahapan munculnya gejala dari hipoglikemia adalah:
 Stadium parasimpatik : lapar,mual,tekanan darah turun.
 Stadium gangguan otak ringan : lemah lesu ,sulit bicara, kesulitan
menghitung sementara.
 Stadium simpatik : keringat dingin pada muka,bibir atau tangan gemetar.
 Stadium gangguan otak berat : tidak sadar,dengan atau tanpa kejang.
Bahaya pada saat hipoglikemi adalah glukosa ke otak akan berkurang dan
bahkan jika dalam 4 menit otak tidak segera mendapatkan suplai glukosa
maka akan terjadi kondisi mati otak. Hal tersebutlah yang membuat keadaan
hipoglikemia sangat ditakuti karena dapat mengancam nyawa.
Penyandang DM yang mengalami hipoglikemia harus segera mendapat
asupan, biasanya minuman manis untuk meningkatkan kadar gula darah
secara cepat. Jika sudah tidak bisa minum karena sudah tidak sadar maka
larutan gula pekat harus disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah.
semua tindakan diatas secara langsung akan membatalkan puasa.hipoglikemia
yang terjadi pada saat berpuasa merupakan petunjuk bahwa asupan kalori saat
sahur kurang atau dosis obat diabetes pagi yang terlalu tinggi.
2. Kenaikan kadar gula darah setelah sahur dan berbuka
Saat berbuka puasa kenaikan kadar gula darah di dalam tubuh mengalami
kenaikan karena glukosa hasil metabolisme nutrisi diserap oleh sistem
pencernaan. Kadar glukosa darah yang tinggi ini akan berisiko munculnya
komplikasi DM kronis.
Berpuasa memang baik untuk tubuh. Namun, tidak semua penyandang DM
boleh berpuasa. Terdapat pertimbangan khusus untuk berpuasa.
Penyandang DM yang tidak boleh berpuasa:
 Penyandang DM tipe I
 Penyandang DM tipe II dengan kadar gula darah yang belum terkontrol
dengan baik
 Penyandang DM tipe II yang disertai dengan komplikasi seperti gagal ginjal
dan gagal jantung
 Penyandang DM tipe II yang sedang hamil atau menyusui
 Penyandang DM tipe II dengan riwayat mengalami kegawat daruratan medis
terkait DM seperti koma hipoglikemia dan koma hiperglikemia
 Penyandang DM tipe II yang membutuhkan terapi insulin 2x sehari atau
lebih.
Penyandang DM yang boleh berpuasa:

Penyandang DM tipe II yang kadar gula darahnya terkontrol dengan
pengaturan diet dan olah raga

Penyandang DM tipe II yang kadar gula darahnya terkontrol dengan
pengaturan diet dan olah raga ditambah dengan obat diabetes oral.

Penyandang DM tipe II yang kadar gula darahnya terkontrol dengan
pengaturan diet, olah raga dan obat diabetes oral ditambah pemberian insulin
satu kali sehari.
BAB III
Modifikasi saat Puasa
Bagaimana cara memodifikasi olahraga saat berpuasa??

Olahraga sebaiknya tidak dilakukan saat sedang berpuasa untuk menghindari
gejala hipoglikemia. Olahraga dapat diganti pada hari selain hari Senin dan
Kamis. Misalnya hari minggu, selasa, dan jum’at.



Apabila penyandang DM tetap ingin untuk melakukan olahraga maka waktu
yang paling tepat dilakukan adalah mendekati waktu berbuka puasa, yaitu 30
menit sebelum berbuka. .
Sebelum melakukan olahraga, penyandang DM perlu memastikan bahwa
dirinya tidak memiliki resiko hipoglikemia. Seperti mengecek kadar gula
darahnya atau dengan merasakan gejala awal munculnya hipoglikemia. Bila
kadar gula darah < 70 mg/dl atau penyandang DM merasakan adanya gejala
awal dari hipoglikemia maka penyandang DM tidak diperkenankan untuk
berolahraga. Mengingat besarnya resiko hipoglikemia yang sangat berbahaya
dapat terjadi.
Saat penyandang DM sedang berolahraga, pastikan olahraga tersebut telah
selesai sebelum waktu berbuka puasa.
Bagaimana cara memodifikasi diet atau pola makan saat
berpuasa??

Komposisi diet yang seimbang dalam satu hari bagi penyandang DM yang
tidak berpuasa adalah karbohidrat 60%, protein hewani 25%, dan lemak 15%.
Asupan karbohidrat sebaiknya 25% buah, 35% makanan seperti roti, nasi,
kentang. Roti, nasi, atau kentang bisa dikonsumsi 10% setelah shalat magrib,
dan 25% pada saat sahur.

Pada penyandang diabetes yang tidak berpuasa, pola makan mereka terbagi
menjadi 6 waktu, makan pagi (06.00-08.00) dilanjut makan selingan jam
10.00, makan siang (12.00-13.00) dilanjut makan selingan jam 16.00, makan
malam (18.00-19.00) dilanjut makan selingan jam 21.00

Tetapi pada penyandang diabetes yang melakukan puasa Senin dan Kamis
jumlah asupan kalori yang mereka konsumsi tetap sama, tetapi pola makan
malam sebelum berpuasa berubah menjadi setelah selesai shalat magrib 40%
kalori yang dikonsumsi, setelah shalat isya’ atau jam 21.00 20% kalori yang
dikonsumsi, dan waktu sahur sebelum berpuasa 40% kalori yang dikonsumsi.
Kebutuhan kalori setiap orang berbeda, untuk itu penyandang DM dapat
menghitung jumlah kebutuhan kalori dan menyesuaikan perubahan ini.

Saat berbuka, penyandang DM dapat kembali ke pola makan sehat 3J yang
telah dijelaskan sebelumnya.
Bagaimana cara memodifikasi obat DM saat berpuasa??
Saat berpuasa Senin dan Kamis penyandang DM perlu memodifikasi obat agar
dapat terhindar dari hipoglikemia akibat kelebihan dosis obat dan tidak adanya
asupan diit saat berpuasa.
Terdapat modifikasi waktu dalam pembagian minum obat saat akan berpuasa
yaitu:
Jenis obat Biguanid
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Metformin dengan dosis 500 mg 3x
sehari, maka dapat di modifikasi menjadi 1000 mg saat berbuka dan 500 mg
saat sahur
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Metformin dengan dosis 1000 mg 1x
sehari, maka dapat di modifikasi menjadi 1000 mg saat berbuka
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Thiazolinedione atau Pioglitazone 1x
sehari maka tidak ada perubahan misalnya diminum saat berbuka
Jenis obat Sulfonilurea
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Glimepiride dengan dosis 4 mg 1x
sehari maka Glimepirid 4 mg diberikan sebelum makan besar saat berbuka,
sesuaikan dosis dengan kadar glukosa dan risiko hipoglikemia.
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Glimepiride dengan dosis 4 mg 2x
sehari maka Glimepiride digunakan setengah dosis harian pagi saat makan
sahur dan dosis paruh sore saat berbuka
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Glimepiride dengan dosis 5 mg 2x
sehari maka Glibenclamid 2,5 mg saat sahur dan glibenclamid 5 mg saat
berbuka
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Gliclazide 80 mg 2 x sehari maka
Glicazide 40 mg saat sahur dan gliclazide 80 mg saat berbuka
Jenis obat Glinid
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Repaglinide 4 mg 2x sehari maka
diminum saat sahur dan berbuka.
Jenis obat DPP4-Inhibitor
 Penyandang DM yang mendapatkan obat Siltagliptin 100 mg 1x sehari maka
diminum saat sebelum makan sahur, kurangi dosis jika diberikan bersama
sulfonylurea.
Suntikan insulin

Penyandang DM yang membutuhkan insulin 1x sehari. Misalnya NPH 20 unit
1x sehari maka suntikan insulin digeser ke saat berbuka.
Bagaimana cara mengevaluasi puasa pada penyandang DM??
Prinsip dari evaluasi kadar gula darah pada penyandang diabetes saat puasa
adalah jangan sampai terjadi hipoglikemia. Sangat dianjurkan bagi penyandang
diabetes memiliki alat ukur gula darah (Glukometer) sendiri. Pengecekan dengan
alat bisa dilakukan secara mandiri, dan waktu yang dianjurkan untuk pengecekan
kadar gula darah saat pukul 17.00.
Hasil pengecekan pada jam 17.00 dapat menunjukkan kecukupan asupan
kalori yang kita konsumsi saat sahur, apabila pada saat pukul 17.00 kadar gula
darah masih tinggi dapat diasumsikan bahwa makanan yang dikonsumsi ketika
sahur terlalu banyak.
Akan tetapi, pada saat pukul 17.00 kadar gula darah menjadi sangat rendah
dapat diasumsikan bahwa makanan yang dikonsumsi ketika sahur kurang
mencukupi.
Apa manfaat puasa terhadap pengendalian DM??
Puasa dapat memberikan manfaat menurunkan berat badan pada penyandang
diabetes melitus tipe 2.Wing, et al menemukan bahwa penyandang diabetes
melitus tipe 2 yang berat badannya turun > 5% dari berat badan awal ditemukan
juga penurunan pada HbA1c.
Semakin tinggi kadar HbA1C maka semakin tinggi pula resiko timbulnya
komplikasi, demikian pula sebaliknya. Diabetes Control and Complications Trial
(DCCT)
dan
United
Kingdom
Prospective
Diabetes
Study
(UKPDS)
mengungkapkan bahwa penurunan HbA1C akan banyak sekali memberikan
manfaat. Setiap penurunan HbA1C sebesar 1% akan mengurangi risiko kematian
akibat diabetes sebesar 21%, serangan jantung 14%, komplikasi mikrovaskular
37% dan penyakit vaskuler perifer 43% (UKPDS 35. BMJ 2000:321:405-12).
Penyandang diabetes direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan
HbA1C setiap tiga bulan untuk menentukan apakah kadar gula darah telah
mencapai target yang diinginkan.
Apa pengaruh puasa terhadap status cairan tubuh??
Selain penurunan kadar gula darah, pengaruh puasa terhadap tubuh adalah
perubahan status cairan tubuh. Pada saat berpuasa apabila kebutuhan cairan saat
berbuka sampai sahur tidak terpenuhi sebanyak 2 liter atau 8 gelas, tentu pada saat
berpuasa penyandang DM akan mengalami dehidrasi.
Tanda-tanda awal dehidrasi antara lain:

Merasa haus

Kepala pening

Air urine berwarna kuning gelap

Frekuensi buang air kecil berkurang daripada biasanya
Indikator paling jelas untuk mengetahui tubuh yang dehidrasi adalah dengan
melihat warna air urine: jika berwarna terang dan jernih, maka tubuh terhidrasi
dengan baik, dan jika berwarna kuning-merah gelap maka itu hampir pasti
pertanda dehidrasi.
 Dehidrasi ringan - sedang bisa menyebabkan efek dan gejala sebagai berikut:
 Mulut kering dan lengket
 Lelah dan mengantuk
 Kehausan
 Kuantitas air seni yang berkurang
 Kulit kering
 Konstipasi
 Sakit kepala
 Dehidrasi parah
Jika terus dibiarkan, tubuh yang kekurangan cairan bisa menyebabkan
dehidrasi semakin parah. Dehidrasi parah merupakan kondisi medis yang
darurat, dan harus segera mendapat perawatan.
Gejala dehidrasi parah bisa berupa:
 Sangat kehausan
 Mulut, kulit, dan membran mukosa yang sangat kering
 Bingung dan lekas marah
 Tidak buang air kecil lebih dari 8 jam
 Air urine berwarna sangat gelap, dan jumlahnya sedikit
 Mata tampak cekung, terasa berat, kering, dan perih
 Detak jantung yang cepat
 Tekanan darah yang rendah
 Tingkat kesadaran yang rendah hingga demam
Oleh sebab itu penyandang diabetes dianjurkan Untuk memenuhi kebutuhan
cairan mereka dengan minum air putih. Penyandang DM yang akan berpuasa
Senin dan Kamis memiliki kesempatan pemenuhan kebutuhan cairan yang
terbatas pada malam hari. Penyandang DM dapat minum 8-10 gelas mulai dari
malam sampai sahur dengan panduan 3 gelas saat setelah magrib, 2 gelas sebelum
tidur , dan 3 gelas saat sahur. Dengan mengkonsumsi air, penyandang akan dapat
menghindarkan penyandang DM dari bahaya dehidrasi. Hal ini sesuai dengan
fungsi air itu sendiri yang merupakan zat pelarut dalam tubuh.
Cover Booklet
Lampiran VI Saran dan Revisi Uji Content Validity
Saran dan Revisi dari expert Novita Kurnia Sari, S.Kep., Ns.,M.Kep
Saran dan Revisi dari expert Dra. Salmah Orbayinah, M.Kes.,Apt
Saran dan Revisi dari expert dr. Prasetyo Kirmawanto, Sp.Pd.,M.Kes
 Apa itu DM?
 Bagaimana cara mengetahui kadar gula darah?
 Bagaimana cara untuk mengendalikan kadar gula darah?
 Apa itu Puasa?
 Perubahan yang terjadi pada penderita DM yang berpuasa adalah:
-
Kenaikan kadar gula darah setelah sahur dan buka puasa (risiko
hiperglikemia)
-
Penurunan kadar gula darah di pertengahan–akhir puasa (risiko
hipoglikemia)
 Apa itu hipoglikemia?
 Apa bahaya hipoglikemia?
 Apa itu hiperglikemia?
 Apa bahaya hiperglikemia?
 Siapa yang boleh berpuasa secara medis?
 Penderita DM yang bagaimana yang diperbolehkan puasa?
 Dikatakan DM terkontrol apabila?
 Bagaimana modifikasi olahraga saat berpuasa?
 Bagaimana memodifikasi diit saat berpuasa?
 Bagaiamana memodifikasi obat DM saat berpuasa?
 Bagaimana evaluasi bahwa cara berpuasa sudah tepat?
 Apa manfaat puasa terhadap pengendalian DM?
 Pengaruh lain puasa terhadap tubuh?
 Apa pengaruh status cairan tubuh terhadap kadar gula darah?
 Bagaimana cara memodifikasi asupan minum?
Lampiran VII Log Book Puasa Senin dan Kamis
Catatan Harian Puasa Senin dan Kamis
Bulan & Tahun
Hari
Senin
Kamis
Senin
Kamis
Senin
Kamis
Senin
Kamis
Puasakah hari
ini??
15
15
13
13
14
15
15
15
Waktu sahur
03.00-04.00
WIB
03.0004.00WIB
03.00-04.00
WIB
03.00-04.00
WIB
03.00-04.00
WIB
03.00-04.00
WIB
03.00-04.00
WIB
03.00-04.00
WIB
Menu sahur
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi Aking:
1
Protein&
Lemak
Hewani:
- Ikan: 3
- Telur: 2
Protein Nabati:
- Tempe: 13
- Tahu: 14
Serat & Vit:
- Sayur :7
- Buah: 1
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi Aking:
1
Protein&
Lemak
Hewani:
- Ikan: 3
- Telur: 2
Protein Nabati:
- Tempe: 9
- Tahu: 6
Serat & Vit:
- Sayur :9
- Buah: 1
Karbohidrat:
- Nasi: 12
- Nasi merah:
1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Ayam: 1
- Telur: 1
Protein
Nabati:
- Tempe: 4
- Tahu: 7
Serat & Vit:
- Sayur :6
- Buah: 1
Karbohidrat:
- Nasi: 12
- Nasi
merah: 1
- Mie: 2
Protein
Nabati:
- Tempe: 9
- Tahu: 5
Serat & Vit:
- Sayur :9
- Buah: 1
Karbohidrat:
- Nasi: 13
- Nasi Aking:
1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Ikan: 1
- Ayam:1
Protein
Nabati:
- Tempe: 7
- Tahu: 9
Serat & Vit:
- Sayur :8
- Buah: 1
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi Aking:
1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Ikan: 3
Protein
Nabati:
- Tempe: 10
- Tahu: 11
Serat & Vit:
- Sayur :10
- Buah: 1
Karbohidrat:
- Nasi: 11
- Nasi merah: 1
- Mie:3
Protein &
Lemak
Hewani:
- Telur: 2
Protein Nabati:
- Tempe: 11
Serat & Vit:
- Sayur :7
- Buah: 1
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi
Aking: 1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Ikan: 3
Protein
Nabati:
- Tempe: 13
- Tahu: 10
Serat & Vit:
- Sayur :6
- Buah: 1
Keluhan saat
berpuasa
- Lemes: 3
- Lemes: 2
- Pusing: 2
- Pusing: 1
- Perut Pedih: 1 - Tidak ada
- Tidak ada
keluhan: 13
keluhan: 9
- Lemes: 2
- Pusing: 1
- Tidak ada
keluhan: 13
Cara mengatasi
keluhan
Istirahat : 3
Tidak ada : 12
Tidur: 2
Tidak ada: 13
Tidak ada
Menu berbuka
puasa
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi merah:1
- Kolak: 1
Protein Nabati:
- Tempe: 10
- Bacem: 2
Serat & Vit:
- Sayur: 15
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi merah: 1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Telur: 2
Protein Nabati:
- Tempe: 6
- Mendoan: 1
- Tahu: 8
Serat & Vit:
- Sayur: 11
Makanan setelah
berbuka
- Puding: 1
- Biskuit: 1
- Buah: 2
- Ubi: 1
- Snack ringan:
1
- Tidak ada: 9
- Rempeyek:
1
- Buah: 3
- Telor asin: 1
- Singkong: 1
- Gorengan: 1
- Kue: 1
- Tidak ada: 7
Karbohidrat:
- Nasi: 12
- Nasi merah:
1
- Bubur
sumsum: 1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Telur: 1
Protein
Nabati:
- Tempe: 4
- Tahu: 5
Serat & Vit:
- Sayur: 13
- Pisang
goreng: 1
- Ketela
goreng: 1
- Jagung: 1
- Buah: 1
- Tidak ada:
9
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
Karbohidrat:
- Nasi: 12
- Ketela: 1
- Kolak: 1
- Mie: 3
Protein &
Lemak
Hewani:
- Telur: 2
- Ayam: 1
Protein
Nabati:
- Tempe: 10
Serat & Vit:
- Sayur: 12
- Pisang
rebus: 1
- Ubi: 1
- Gorengan: 1
- Tidak ada: 8
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
Karbohidrat:
- Nasi: 12
- Nasi merah:
1
- Bakso: 1
Protein
Nabati:
- Tempe: 8
- Tahu: 10
Serat & Vit:
- Sayur: 12
Jagung: 1
Roti: 1
Krupuk: 1
Buah: 1
Tidak ada: 9
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Jagung: 1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Telur: 1
- Ikan: 3
Protein
Nabati:
- Tempe: 10
Serat & Vit:
- Sayur: 10
Ketela: 1
Buah: 2
Snack ringan:
1
Tidak ada: 11
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
Tidak ada
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi merah: 1
- Soto: 3
Protein &
Lemak
Hewani:
- Telur: 3
Protein Nabati:
- Tempe: 6
- Bacem: 2
Serat & Vit:
- Sayur: 11
Karbohidrat:
- Nasi: 14
- Nasi merah:
1
Protein &
Lemak
Hewani:
- Ikan: 5
- Ayam: 3
Serat & Vit:
- Sayur: 15
Pisang goreng:
1
Martabak: 1
Ubi: 1
Roti: 1
Tidak ada: 11
Singkong: 1
Buah: 2
Tidak ada: 13
Waktu minum
obat
04.00: 11
03.30: 4
18.30: 15
Jenis Obat
OHO:
- Metformin
- Glibenklamid
- Glimipiride
Kolesterol:
- Simvastatin
- Obat herbal
Olahraga
Jalan Santai: 3
Senam: 2
Tidak ada: 10
04.00: 15
18.30: 15
03.30: 5
04.00: 8
18.00: 7
18.30: 6
OHO:
- Metformin
- Glibenklamid - Glimipiride
Kolesterol:
- Simvastatin
- Obat herbal
Jalan Santai: 1
Senam: 2
Tidak ada: 12
OHO:
Metformin
Glibenklami
d
Glimipiride
Kolesterol:
Simvastatin
Obat herbal
Jalan Santai: 3
Senam: 2
Tidak ada: 10
03.30: 5
04.00: 8
18.30: 13
04.00: 14
18.30: 14
04.00: 9
03.30: 6
18.00: 5
18.30: 10
OHO:
- Metformin
- Glibenklami
d
- Glimipiride
Kolesterol:
- Simvastatin
- Obat herbal
OHO:
- Metformin
- Glibenklami
d
- Glimipiride
Kolesterol:
- Simvastatin
- Obat herbal
OHO:
- Metformin
- Glibenklami
d
- Glimipiride
Kolesterol:
- Simvastatin
- Obat herbal
Tidak ada
Jalan Santai: 1
Senam: 1
Tidak ada: 13
Jalan Santai: 3
Senam: 1
Tidak ada: 12
04.00: 10
03.30: 5
18.15: 3
18.30: 12
OHO:
- Metformin
- Glibenklamid
- Glimipiride
Kolesterol:
- Simvastatin
- Obat herbal
Jalan Santai: 2
Senam: 2
Tidak ada: 11
04.00: 15
18.30: 15
OHO:
- Metformin
- Glibenklami
d
- Glimipiride
Kolesterol:
- Simvastatin
- Obat herbal
Jalan Santai: 3
Senam: 2
Tidak ada: 10
Catatan Harian Makanan yang Dikonsumsi Ketika Tidak Berpuasa
Waktu
Hari & Tanggal
Selasa,
Rabu,
Jumat,
Sabtu,
Minggu,
Selasa,
Rabu,
Jumat,
Sabtu,
Minggu,
Selasa,
Rabu,
Jumat,
Sabtu,
Minggu,
Selasa,
Rabu,
Jumat,
Sabtu,
Minggu,
Pagi
Siang
Malam
Lampiran VIII Format Telepon dan SMS Pendampingan.
Format Telepon
- Assalamualaikum,
- Benar dengan (bapak/ibu) (nama responden)
- Maaf (bapak/ibu) mengganggu waktunya, (bapak/ibu) saya Dian Putranto
mahasiswa UMY yang melakukan penelitian tentang Puasa Senin dan Kamis
terhadap Kadar Kolesterol kepada bapak/ibu.
- Bagaimana kabar bapak/ibu?
- Apakah ada keluhan saat ini bapak/ibu?
- Baik (bapak/ibu) jika tidak ada keluhan. Saya mengingatkan bahwa besok
adalah hari (Senin/Kamis). Apakah (bapak/ibu) bersedia berpuasa besok?
- Jika (bapak/ibu) ingin berpuasa besok maka saya sarankan untuk melakukan
makan sahur sebelum melakukan puasa. Sehingga puasa (bapak/ibu) dapat
berjalan dengan nyaman dan aman.
- Ada yang ingin ditanyakan (bapak/ibu)?
- Baik mungkin itu saja yang saya sampaikan kepada (bapak/ibu) semoga
dalam berpuasa besok (bapak/ibu) diberikan kekuatan dan dapat beraktivitas
dengan lancar, serta puasa (ibu/bapak) dapat diterima Allah SWT, sehingga
mendapatkan berkah dan barokah, Amin ya rabbal Alamin.
- Wassalamualaikum.
Format SMS (Short Message Service)
Assalamualaikum, maaf (bapak/ibu) mengganggu waktunya, (bapak/ibu) saya
Dian Putranto mahasiswa UMY yang melakukan penelitian tentang Puasa Senin
dan Kamis terhadap Kadar Kolesterol kepada bapak/ibu. Saya mengingatkan
bahwa besok adalah hari (Senin/Kamis). Jika (bapak/ibu) ingin berpuasa besok
maka saya sarankan untuk melakukan makan sahur sebelum melakukan puasa.
Sehingga puasa (bapak/ibu) dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Jika
bapak/ibu tidak dapat berpuasa besok mohon untuk membalas SMS ini. Semoga
puasa (ibu/bapak) pada hari esok dapat diterima Allah SWT. Sehingga
mendapatkan berkah dan barokah, Amin ya rabbal Alamin. Wassalamualaikum
Lampiran IX Hasil Analisis Data Penelitian
1. Deskriptif Statistik
Descrip tives
Kol_Pret est_Eksperimen
Kol_Postt est _
Eksperimen
Kol_Pret est_Kontrol
Kol_Postt est _Kontrol
Mean
95% Conf idence
Interv al f or Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
St d. Dev iation
Minimum
Maxim um
Range
Interquart ile Range
Skewness
Kurt osis
Mean
95% Conf idence
Interv al f or Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
St d. Dev iation
Minimum
Maxim um
Range
Interquart ile Range
Skewness
Kurt osis
Mean
95% Conf idence
Interv al f or Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
St d. Dev iation
Minimum
Maxim um
Range
Interquart ile Range
Skewness
Kurt osis
Mean
95% Conf idence
Interv al f or Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
St d. Dev iation
Minimum
Maxim um
Range
Interquart ile Range
Skewness
Kurt osis
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
St at ist ic
207,00
188,89
St d. Error
8,442
225,11
205,11
205,00
1069,000
32,696
161
287
126
35
1,290
1,753
189,87
177,95
,580
1,121
5,557
201,79
189,52
190,00
463,267
21,524
147
239
92
26
,305
1,452
210,73
194,37
,580
1,121
7,629
227,10
209,54
198,00
873,067
29,548
181
262
81
48
,813
-,944
223,33
197,99
,580
1,121
11,818
248,68
222,20
215,00
2095,095
45,772
160
307
147
82
,361
-,925
,580
1,121
2. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
,179
15
,200*
Kol_Pretest_Eksperimen
Kol_Posttest_
Eksperimen
Kol_Pretest_Kontrol
Kol_Posttest_Kontrol
Shapiro-Wilk
Statistic
df
,880
15
Sig.
,048
,144
15
,200*
,964
15
,763
,254
,138
15
15
,010
,200*
,835
,956
15
15
,011
,628
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lillief ors Significance Correction
3.
Uji Wilcoxon Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N
Kol_Pretest_Eksperimen
Kol_Pretest_Kontrol
Kol_Posttest_
Eksperimen
Kol_Posttest_Kontrol
Minimum Maximum
161
287
181
262
Percentiles
25th
50th (Median)
185,00
205,00
187,00
198,00
75th
220,00
235,00
15
15
Mean
Std. Dev iation
207,00
32,696
210,73
29,548
15
189,87
21,524
147
239
176,00
190,00
202,00
15
223,33
45,772
160
307
185,00
215,00
267,00
Test Statisticsc
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Kol_Postt est _
Eksperimen Kol_Pret est_
Eksperimen
-2,130a
,033
Kol_Postt est _
Kontrol - Kol_
Pret est_
Kontrol
-,739b
,460
a. Based on positiv e ranks.
b. Based on negativ e ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test
4. Uji Mann-Whitney Pretest Eksperimen dibandingkan dengan Pretest Kontrol
Descriptive Statistics
N
Kol_Pretest_Penelitian
Kelompok_Pretest_
Penelitian
30
30
Mean Std. Dev iation Minimum Maximum
208,87
30,678
161
287
1,50
,509
1
2
Percentiles
25th
50th (Median)
186,50
198,50
1,00
1,50
75th
226,00
2,00
Test Statisticsb
Kol_Pret est_
Penelitian
108,000
228,000
-,187
,852
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
a
,870
a. Not corrected f or ties.
b. Grouping Variable: Kelompok_Pretest_Penelitian
5.
Uji Independent T-Test Posttest Eksperimen dibandingkan dengan Posttest
Kontrol
Group Statistics
Kol_Postest_Penelitian
Kelompok_Postest_
Penelitian
Eksperimen
Kontrol
N
15
15
Mean
Std. Dev iation
189,87
21,524
223,33
45,772
Std. Error
Mean
5,557
11,818
Independent Samples Test
Levene's Test f or
Equality of Variances
F
Kol_Postest_Penelitian Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
10,690
Sig.
,003
t-test for Equality of Means
t
Mean
Std. Error
Sig. (2-tailed) Diff erence Diff erence
df
95% Confidence
Interv al of the
Diff erence
Lower
Upper
-2,563
28
,016
-33,467
13,060
-60,218
-6,715
-2,563
19,903
,019
-33,467
13,060
-60,717
-6,216
Lampiran X Surat Kelayakan Etik Penelitian
Lampiran XI Surat Pengantar Penelitian
Lampiran XII Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul
Download