RINGKASAN EKSEKUTIF HELMY AFRISA NUGROHO, 2005. Analisis Kinerja Rantai Pasokan dengan Pendekatan Inventori dan Peranannya Terhadap Keunggulan Kompetitif (Studi Kasus Di PT. Capsugel Indonesia). Di bawah bimbingan E. GUMBIRA SA’ID dan IMAM TEGUH SAPTONO. Perubahan yang sangat cepat yang terjadi di dunia bisnis menyebabkan kompetisi di antara pemain-pemain bisnis menjadi semakin nyata. Peningkatan tingkat kompetisi tersebut ditandai dengan permintaan yang berfluktuasi, penurunan tingkat loyalitas konsumen, dan semakin singkatnya siklus hidup produk. Salah satu strategi yang dikembangkan dalam menghadapi permasalahan ketidakpastian tersebut adalah melalui strategi yang dikenal dengan Supply Chain Management (SCM). Di dalam strategi SCM, setiap perusahaan merupakan pemasok sekaligus konsumen dari suatu sistem rantai pasokan tertentu. Aplikasi SCM tersebut dapat memberikan dampak yang cukup berarti dalam peningkatan keunggulan kompetitif terhadap produk maupun pada sistem yang dibangun itu sendiri. Keberhasilan PT. Capsugel dalam menguasai pasar industri kapsul di Indonesia ditunjang oleh keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan yang diwujudkan dalam suatu strategi kompetitif perusahaan. Strategi rantai pasokan yang dikembangkan harus sejalan dengan strategi kompetitif perusahaan. Penetapan suatu strategi rantai pasokan mengarah pada dua hal yaitu kemampuan respon (responsitivitas) dan efisiensi rantai pasokan. Kesesuaian antara strategi rantai pasokan dan strategi kompetitif harus diwujudkan dalam aplikasi kebijakan perusahaan dalam menangani empat faktor pendorong kinerja rantai pasokan yaitu persediaan, fasilitas, transportasi,dan informasi. Tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisa aplikasi supply chain dan kegiatan-kegiatan yang terkait di dalamnya di PT. Capsugel Indonesia; (2) Menganalisa sistem pengendalian bahan baku sebagai pendorong kinerja rantai pasokan yang disesuaikan dengan strategi rantai pasokan dan kompetitif PT. Capsugel Indonesia; serta (3) Memberikan implikasi strategis tentang manajemen persediaan yang dapat dibangun untuk meningkatkan kinerja dan keunggulan kompetitif supply chain di PT. Capsugel Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di di PT. Capsugel Indonesia dengan menggunakan metode deskriptif berdasarkan studi kasus. Data yang dikumpulkan berupa data primer dari hasil wawancara dan data sekunder dari data historis perusahaan serta studi literatur yang terkait dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif perusahaan dilakukan dengan menggunakan instrumen diagram tulang ikan. Analisis terhadap kinerja rantai pasokan dilakukan dengan pendekatan inventori menggunakan dua indikator yaitu biaya persediaan dan persediaan pengamanan. Analisis tersebut disesuaikan dengan strategi rantai pasokan perusahaan yang ditentukan melalui pendekatan tipe produk (Huang et al., 2002). Dalam alur rantai pasokan, PT. Capsugel Indonesia bertindak sebagai produsen kapsul gelatin keras yang akan dijual ke perusahaan farmasi dan jamu di Indonesia. Unit-unit yang termasuk dalam alur rantai pasokan PT. Capsugel Indonesia adalah : (1) unit pengadaan sebagai pelaku dalam sistem rantai pasokan yang membeli bahan baku, bahan penolong, maupun bahan tambahan; (2) pemasok sebagai pelaku dalam sistem rantai pasokan yang memasok segala keperluan bahan baku, penolong, maupun bahan tambahan yang diperlukan di dalam proses produksi cangkang kapsul; (3) unit perencanaan sebagai pelaku yang bertugas melakukan perencanaan berdasarkan data order konsumen, forecasting dari data permintaan konsumen, data inventori, kapasitas produksi untuk penetapan jadwal produksi dan pengadaan bahan baku; (4) unit pabrik sebagai pelaku yang akan merubah bahan baku menjadi produk jadi yaitu kapsul keras gelatin (gelatin hard capsules) sesuai spesifikasi yang berlaku; (5) unit penjualan sebagai pelaku yang berinteraksi dengan konsumen; (6) konsumen sebagai pengguna dari produk yang diproduksi di pabrik; dan (7) unit transportasi sebagai unit yang bertugas mengantarkan produk akhir ke tangan konsumen, baik yang dimiliki perusahaan ataupun partner perusahaan dalam bidang logistik. Pasar industri kapsul di Indonesia dikuasai oleh tiga perusahaan yaitu PT. Capsugel Indonesia, PT. Kapsulindo, dan Universal (merupakan pengimpor langsung dari India). Untuk pangsa pasar di Indonesia, Capsugel merupakan market leader dengan pangsa pasar sebesar 60,01%. PT. Capsugel mempunyai keunggulan kompetitif yang menyebabkan PT. Capsugel Indonesia mampu menguasai pasar kapsul di Indonesia. Upaya pembangunan keunggulan kompetitif selalu mengarah ke kedua jenis keunggulan kompetitif yaitu keunggulan nilai dan keunggulan produktifitas. Keunggulan nilai dalam industri kapsul berkaitan dengan upaya-upaya pengendalian kualitas produk kapsul (sertifikasi produk dan tingkat kegagalan dalam proses filling kapsul), inovasi terhadap produk, dan layanan (ketepatan waktu dan layanan purna jual). Keunggulan produktifitas lebih mengarah kepada hal-hal yang berpengaruh terhadap efisiensi seperti kinerja inventori (biaya persediaan dan jumlah persediaan pengaman), proses produksi (utilisasi kapasitas produksi dan teknologi), dan terbentuknya faktor kemitraan dengan pemasok yang pada akhirnya menurunkan biaya produksi per unit kapsul. Menurut Huang et al. (2002), jenis strategi rantai pasokan sangat ditentukan oleh tipe produk. Dari analisis data menggunakan model penentuan strategi rantai pasokan dengan pendekatan tipe produk yang dikembangkan oleh Huang, et al. (2002) diperoleh hasil bahwa semua responden yang terdiri General Manager, Sales Manager, Plant Manager, Production Manager, dan QA Manager menyetujui bahwa kapsul gelatin keras yang diproduksi merupakan produk fungsional. Oleh karena itu dalam penanganannya sebaiknya menggunakan tipe lean supply chain (LSC). Fokus dari lean supply chain adalah cost reduction, fokus, dan perbaikan untuk produk yang sudah ada. Agar sesuai dengan strategi kompetitifnya yang berfokus pada diferensiasi produk yang mengutamakan kualitas, cost reduction yang ada hanya diperbolehkan untuk proses-proses yang tidak mempengaruhi kualitas produk. Hal ini dilakukan dengan tujuan berusaha mempertahankan level harga (ASP) pada tingkat yang tidak terlalu jauh dari kompetitornya tanpa mempengaruhi kualitas produk. Menurut Chopra dan Meindl (2001), kesesuaian antara strategi kompetitif dan strategi rantai pasokan dapat dilihat dari empat faktor pendorong kinerja rantai pasokan yaitu inventori, transportasi, fasilitas, dan sistem informasi. Sistem transportasi dengan pilihan penggunaan transportasi darat (truk) dan laut (kapal) yang relatif lebih murah dibandingkan menggunakan transportasi udara dirasa cukup tepat dimana selama ini tingkat keterlambatan pengiriman produk jadi yang hanya mencapai 1,65 % (Order Report PT. Capsugel Indonesia, 2003) dari seluruh pengiriman order yang ada. Menurut Chopra dan Meindl (2001) tipe rantai pasokan yang mengutamakan efisiensi sebaiknya menggunakan strategi lokasi fasilitas yang terpusat. Lean supply chain menekankan kepada efisiensi sebab permintaan produknya relatif mudah diperkirakan. Sehingga strategi penerapan fasilitas di Capsugel sudah sesuai dengan tipe lean supply chain dimana pabrik dan product storage terletak di area yang berdekatan untuk keperluan efisiensi. Penggunaan sistem informasi yang menyeluruh ditujukan agar proses, waktu respon yang berlangsung dapat berjalan dengan cepat. Konfirmasi order dari konsumen dapat dilakukan sesegera mungkin sehingga konsumen pun dapat dengan cepat menyesuaikan rencana-rencana produksinya sesuai dengan kemampuan pemasoknya, yaitu PT. Capsugel Indonesia. Untuk kajian pendekatan inventori, ternyata dari dua indikator yang diuji yaitu biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan dan tingkat persediaan pengaman ternyata kinerja rantai pasokan dari PT. Capsugel Indonesia masih dapat ditingkatkan lagi mengingat biaya persediaan dapat ditekan dengan penggunaan metode EOQ sehingga dapat menurunkan biaya sampai 50,07% dari biaya persediaan yang terjadi. Begitu juga dengan kebijakan persediaan pengaman yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebesar pemakaian bahan baku gelatin selama dua minggu (15.440 kg). Dengan penetapan metode EOQ, ternyata perusahaan sudah mampu memenuhi seluruh permintaan konsumennya dengan level inventori yang ada dengan tingkat pelayanan sebesar 99,9% dengan penggunaan persediaan pengaman sebesar 9.707 kg. Dengan penggunaan persediaan pengaman yang lebih kecil menyebabkan penurunan biaya yang diakibatkan oleh berkurangnya biaya penyimpanan persediaan pengaman tersebut. Sistem pengadaan bahan baku di PT. Capsugel Indonesia masih dapat lebih ditingkatkan kinerjanya dengan penggunaan metode EOQ untuk penetapan jumlah pembelian, waktu pembelian, dan tingkat persediaan pengaman yang menjamin ketersediaan bahan baku selama proses produksi terjadi. Peningkatan kinerja inventori juga akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, mengingat inventori merupakan salah satu faktor pembentuk keunggulan produktifitas. Proses efisiensi dari segi inventori dengan indikator pembelian dan persediaan pengaman dapat dilihat sebagai masukan bagi perusahaan dalam penetapan manajemen persediaan bahan bakunya. Hampir tidak ada kendala bagi Capsugel untuk menerapkan manajemen persediaan bahan baku yang sesuai dengan strategi rantai pasokan dari perusahaan, sebab sudah terdapat hubungan yang baik dengan pemasok. Dalam manajemen persediaan bahan bakunya, PT. Capsugel Indonesia hendaknya lebih menetapkan kebijakan yang lebih meningkatkan frekuensi pemesanan mengingat proporsi biaya penyimpanan yang cukup besar dari harga bahan baku gelatin tersebut. Dengan penggunaan metode EOQ, dimana pemesanan dilakukan sebanyak 23 kali untuk periode satu tahun (12 AP) dimana kuantitas gelatin yang dipesan per pesanan adalah 17,58 ton. Pemesanan dilakukan jika tingkat persediaan gelatin di gudang sudah mencapai titik reorder pointnya yaitu 35.628 kg. Tingkat persediaan pengaman sebaiknya diturunkan sampai 9.707 kg sehingga biaya penyimpanan dapat lebih ditekan dibandingkan dengan kebijakan perusahaan sebelumnya. Keseluruhan perubahan tersebut sangat relevan dengan strategi LSC (lean supply chain) dan strategi kompetitif diferensiasi perusahaan sebab perubahan tersebut semakin meminimalkan biaya tanpa berpengaruh terhadap kualitas produk yang selama ini selalu dijaga oleh Capsugel Indonesia. Kata-kata kunci : strategi rantai pasokan, strategi kompetitif, inventori, keunggulan kompetitif, biaya persediaan, persediaan pengaman.