1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan pola makan bukan hanya terjadi di negara maju namun juga telah
berlangsung di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang mengalami perubahan pola makan, seperti semakin
berkembangnya fast food yang tinggi lemak dan kolesterol ataupun makanan yang
tinggi kalori. Makanan berlemak jika dikonsumsi berlebih maka makanan tersebut
akan diubah menjadi kolesterol di dalam usus (Cahyono, 2008). Tingginya asupan
kolesterol ke dalam tubuh dapat menginduksi terjadinya aterosklerosis (Kabo,
2008).
Aterosklerosis adalah keadaan dimana terjadi penimbunan lemak yang dapat
bercampur dengan kalsium dan sel darah pada dinding pembuluh arteri, sehingga
terjadi penebalan lapisan dinding pembuluh darah membentuk fibrous plaque
yang terdiri dari lemak terutama kolesterol. Fibrous plaque dapat menyebabkan
gangguan aliran darah dan dalam jangka waktu yang lama dapat menginduksi
terbentuknya pembekuan darah (Mitchell et al., 2008).
Peningkatan kadar LDL dan trigliserida serta penurunan High Density
Lipoprotein (HDL) merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya proses
aterosklerosis pada pembuluh darah (Sargowo, 2001). Tingginya kadar LDL yang
beredar diidentifikasi sebagai faktor resiko potensial untuk terjadinya stres
oksidatif yang memicu meningkatnya peroksidasi lipid pada membran lipid,
1
2
hemoglobin dan sel darah merah. Peroksidasi lipid menghasilkan berbagai produk
akhir yang bersifat radikal dan juga merusak makromolekul lain disekitarnya
(Evans dan Cooke, 2006). Peroksidasi lipid dapat diukur kadarnya dengan
menggunakan metode immunoassay dan histopatologi dapat dilihat pada
pembentukan sel busa.
Upaya pencegahan
dengan menggunakan
tanaman obat
tradisional
merupakan salah satu upaya potensial yang dapat dilakukan untuk mencegah
aterosklerosis pada individu dengan asupan kolesterol yang tinggi. Menurut
Dalimartha (2007), tumbuhan obat yang secara empiris telah terbukti dapat
menurunkan kadar LDL dan trigliserida dalam darah adalah sambiloto atau
dikenal dengan Andrographis paniculata (Burm. F.) ness. Sambiloto mengandung
diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid yang merupakan kandungan paling
banyak dalam sambiloto. Isolat Andrographis paniculata (Burm. F.) ness
merupakan salah satu jenis senyawa antioksidan.
Antioksidan dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda atau
mencegah oksidasi lipid atau molekul lain dengan menghambat inisiasi atau
propagasi reaksi berantai oksidasi (Shirisha and Mastan, 2013). Antioksidan telah
banyak
dilaporkan
dapat
mencegah
terjadinya
aterosklerosis
melalui
penghambatan pembentukan LDL teroksidasi. Mekanisme kerja senyawa
antioksidan berbagai macam diantaranya mengkelat ion logam, menghilangkan
oksigen radikal, memecah reaksi rantai inisiasi, menyerap energi oksigen singlet,
mencegah pembentukan radikal, menghilangkan dan atau mengurangi jumlah
oksigen (Hartanto, 2012). Diterpen lakton merupakan antioksidan tipe 2 yaitu
3
dengan mekanisme kerja menggunakan chelating agent. Pembentukan peroksidasi
lipid dipercepat oleh katalis dengan adanya reaksi fenton. Reaksi fenton
merupakan reaksi yang terjadi antara hidrogen peroksida dengan ion logam Fe2+,
sehingga dengan adanya agen pengkelat Fe2+ dapat menghambat reaksi oksidasi
(Barbusinski, 2009).
Ferrous Ion Chelating (FIC) merupakan metode yang digunakan untuk
menguji kemampuan suatu senyawa dalam mengkelat logam Fe. Metode ini
mengukur kemampuan antioksidan suatu senyawa untuk bersaing dengan
Ferrozine dalam mengkelat ion besi (Elmastas et al., 2006). Salah satu contoh
senyawa pengkelat logam yang sering digunakan adalah EDTA. Potensi
antioksidan dapat diukur melalui IC50 yang merupakan konsentrasi senyawa uji
yang dapat menangkal 50% radikal bebas.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan
pengujian aktivitas antioksidan isolat andrografolid (IC50) dari Andrographis
paniculata (Burm. f.) Nees.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana aktivitas antioksidan isolat andrografolid dari Andrographis
paniculata (Burm. f.) Nees melalui penghambatan terjadinya kelating ferosin
dilihat dari nilai IC50?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui nilai IC50 isolat andrografolid dari Andrographis paniculata
(Burm. f.) Nees yang diukur dengan metode Ferrous Ion Chelating.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk memberikan informasi aktivitas antioksidan senyawa andrografolid dari
Andrographis paniculata (Burm. F.) ness sebagai salah satu upaya dalam
pencegahan
penyakit
akibat
adanya
oksidasi
di
dalam
tubuh.
Download