75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan terhadap film Left Behind versi rilis tahun 2014 terdapat beberapa kesimpulan yang bisa didapat dari hasil penelitian. Pengkonstruksian realitas agnostisisme dan ateisme film “Left Behind” ini didasarkan pada pembangunan, proses, ataupun perencanaannya. Sehingga dengan terkumpulnya berbagai tanda dari realitas yang ada di masyarakat bisa dikemas ke dalam film ini. Pertama, dengan teknik penelitian menggunakan semiotika peneliti dapat mendeskripsikan apa yang terlihat dari beberapa karakter atau pemeran/aktor dalam film yang digambarkan sebagai penganut ideologi agnostisisme dan ateisme. Beberapa karakter yang menggambarkan pandangan agnostisisme dan ateisme, diceritakan sebagai orang-orang yang tertinggal atau tidak terselamatkan dalam kisahnya, diantaranya adalah karakter Cameron Williams, Chloe Steel, Rayford Steel, Melvin Weir, dan Pastor Barnes. Kedua, Film yang memulai proses syutingnya pada tanggal 9 Agustus 2013, setelah adanya rilis hasil penelitian dari Worldwide Independent Network/Gallup International Association (WIN/GIA) yang berjudul, “Global Index of Religiosity and Atheism” pada tahun 2012 yang menunjukkan menurunnya masyarakat beragama dan meningkatnya masyarakat yang memilih http://digilib.mercubuana.ac.id/ 76 untuk tidak beragama di dunia. Pemberitaan berita lokal dan internasional, data perkembangan religiusitas masyarakat dunia di internet dan kampanye – kampanye perlindungan yang mulai aktif dari organisasi kemanusiaan dunia kepada masyarakat non-religius, manambah bukti bahwa budaya non-religius menjadi sebuah fenomena. Dan selanjutnya film Left Behind dengan tema apokaliptiknya muncul dengan mengemas pandangan-pandangan non- religius/tidak berketuhanan. Munculnya film Left Behind terlihat seperti dampak dari fenomena kebebasan berpikir yang sedang mengalami trend peningkatan. Ketiga, tanda – tanda yang mengacu pada ideologi dari agnostisisme dan ateisme kebanyakan dikomunikasikan dalam bentuk verbal dan hanya sedikit tanda yang sampaikan dalam bentuk non-verbal. pengkonstruksian realitas dalam bentuk verbal kebanyakan terkonstruksi dalam percakapan-percakapan antar karakter, sedangkan non-verbal terdapat pada ekspresi, tindakan/keputusan, dan perilaku dari karakter di film ini. Ini dapat kita lihat di kehidupan sosial seharihari, bahkan kemungkinan tanpa kita sadari kita sendiri dapat melakukan hal-hal tersebut. Keempat, media massa film telah dimanfaatkan keberadaannya dalam penyebaran opini serta yang paling penting adalah sebagai media belajar masyarakat. Dalam hal ini agnostisisme dan ateisme adalah sebuah pandangan atau filsafat yang kebanyakan orang sulit untuk memahaminya. Film Left Behind menyampaikan bahwa pemikiran agnostisisme dan ateisme adalah pandangan yang tidak baik bahkan dianggap sesat bagi orang – orang yang menganut kepercayaan kepada Tuhan, dan dianggap akan mendapatkan tempat terasing http://digilib.mercubuana.ac.id/ 77 dibanding dengan orang yang tetap menjaga kereligiusannya. Ini salah satu “statement film” yang dibuat oleh pembuat film. Film Left Behind terlihat melakukan sebuah propaganda mencoba mengarahkan pandangan publik, khususnya masyarakat di Amerika Serikat dimana tempat film ini dibuat, sekaligus sebagai negara dengan jumlah penduduk yang mengaku ateis terbanyak di dunia dalam sebuah sensus online pada website “atheist census”, untuk tidak memilih meninggalkan religiusitasnya. Pewahyuan – pewahyuan yang terdapat dalam sebuah kitab suci yang dikemas kedalam sebuah film fiksi adalah strategi yang sangat bagus dari pembuat film Left Behind ini. Disamping sebagai pembelajaran, film Left Behind dikemas seperti sebuah peringatan bagi penontonnya, untuk tidak meninggalkan religiusitasnya. Seperti pernyataan pemeran Rayford, Nicholas Cage, yang mengatakan banyak orang menganggap status agama yang dianut oleh seseorang sebagai cerminan kerohanian seseorang. Tanpa menyadari bahwa agama bukanlah jaminan bagi seseorang benar-benar mengenal Tuhan yang dipercayainya. 5.2 Saran Media massa yang banyak diakui para pakar ilmu komunikasi memiliki pengaruh yang luar biasa kepada khalayak ini sudah banyak dimanfaatkan oleh organisasi maupun individu untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat banyak sekaligus. Apalagi media massa film sampai saat ini masih menjadi pilihan favorit di masyarakat untuk dijadikan wahana hiburan. Oleh karena itu idealnya pembuat film harus tahu apa statement film yang akan dibuat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 78 Film Left Behind ini adalah salah satu contoh cara yang tepat dalam menyampaikan pesannya. Ketidaksepakatan mayoritas masyarakat beragama di dunia terhadap kebebasan berpikir agnostisisme dan ateisme ini banyak sekali ditandai dengan kekerasan. Meskipun mempunyai alasan melakukan kontrol sosial terhadap kebebasan berpikir ini atau pun memperingatkan kepada mereka penganut agnostisisme dan ateisme, kekerasan fisik atau pendiskriminasian sebagai warga negara, terlebih sebagai manusia, adalah tindakkan yang kurang tepat. Hanya sekedar menuding “sesat” dari orang lain atau bahkan dari pemimpin agama jelas tidak memberi pengertian, sama saja seperti meluapkan perasaan atau emosi saja, sehingga tidak membawa manfaat, bahkan yang terjadi kekerasan fisik dan diskriminasi. Seperti film Left Behind, pesan peringatan yang dikemas ke dalam film – film bertema apokaliptik bisa menjadi solusi atas pengontrolan sebuah pandangan berpikir agnostisisme dan ateisme pada setiap individu atau kelompok. Bagi masyarakat, film ini bisa menjadi pembelajaran untuk memahami wacana agnostisisme dan ateisme. Dimana filafat yang diketahui di masyarakat adalah wacana yang sukar dipelajari, misalnya bahasa – bahasa ilmiah dalam buku yang tidak semua orang memahami. Apalagi sudah ada perkembangan modern dari pandangan kebebasan berpikir ini, sehingga sikap memproteksi diri terhadap paparan fenomena agnostisisme dan ateisme yang lebih modern bisa dilakukan tanpa kekerasan sekalipun. Menurut Prof. Dr. Louis Leahy, dalam bukunya “Aliran-Aliran Besar Ateisme, Tinjauan Kristis”, jadi bukanlah melarikan diri darinya, melainkan mendalaminya dan dengan demikian mengatasinya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 79 Bagi kalangan pelajar, khususnya bagi mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, untuk bisa menindaklanjuti kekurangan yang mungkin terdapat dalam penelitian ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/