Surat 3 Yohanes - RADIO GPT OMER

advertisement
Surat 3 Yohanes
(Bagian 110)
Wednesday, July 12, 2017
Prakata
 Allah adalah Kasih, Firman, dan Roh. Kasih bekerja dengan kuasa penciptaan, dan Roh menghidupkan
kita untuk menjadi kehidupan yang sesuai kehendak Firman Allah. Kasih kemurahan Tuhan dinyatakan
dalam Firman Allah yang diulang-ulang. Tujuan Tuhan semata-mata adalah untuk menciptakan
kehidupan kita sampai sempurna. Itulah kemurahan atau kelapangan hati Tuhan. Seperti kepada
bangsa Israel di padang gurun, Allah mengulang-ulang, terutama hal mendengar. Kita harus mengerti
cara Tuhan ini.
 Ibr. 1:1-2 – jika Tuhan mengulang perkataan-Nya, berarti masih ada hal yang belum sesuai dengan
kehendak-Nya. Kehendak Tuhan sekarang dinyatakan dalam Firman Pengajaran yang diulang-ulang,
seperti yang diteladankan oleh Yesus (Yoh. 21:15-17). Mengapa Firman Allah diulang? Supaya segenap
tubuh, jiwa, dan roh kita mendapat jamahan Firman Allah (Kol. 1:21), sebab tubuh, jiwa, dan roh
manusia sudah mendurhaka kepada Allah. Inilah cara Tuhan berbicara kepada kita.
 Di akhir zaman, Tuhan berbicara melalui Anak-Nya, sebab hanya di dalam Anak-Nya ada kuasa
penciptaan untuk mengubah manusia yang sudah berdosa dalam tubuh, jiwa, dan rohnya, menjadi
ciptaan yang baru. Di dalam Anak-Nya, Tuhan menciptakan Terang, dan Terang itu adalah hidup
manusia. Ibr. 1:3-4 – Yesus adalah cahaya kemuliaan dan gambar Allah, yang mampu menciptakan
hidup kita di dalam Kebenaran dalam Kasih, sehingga kita mempunyai tabiat Benar dan Kasih.
 Melalui Yesus yang adalah wujud gambar Allah, Tuhan hendak mengembalikan kita sesuai dengan
gambar dan teladan-Nya (Kej. 1:26-27). Jika kita sudah kembali kepada gambar dan teladan Allah, kita
dapat bersekutu dengan Adam yang akhir dan menerima berkat Tuhan (Kej. 1:28) di tempat maha
tinggi, di mana kita mendapat nama yang indah, menjadi Mempelai Wanita Kristus.
3 Yoh. 1:13-15
1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. 1:14 Aku harap
segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. 1:15 Damai sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabatsahabatmu. Sampaikanlah salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu.
-
-
-
1
-
Kerinduan yang ada pada rasul Yohanes merupakan kerinduan ilahi. Selain ingin berjumpa dan
berbicara berhadapan muka dengan sahabat-sahabatnya, perkataan  aku tidak mau menulis
kepadamu dengan tinta dan pena. merupakan bukti bahwa rasul Yohanes memiliki kerinduan ilahi.
Seperti halnya kerinduan Allah  "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya
dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Demikianlah
kerinduan rasul Yohanes (Ibr. 10:16-17).
Jika Firman Allah terukir di dalam hati dan di dalam pikiran, hal itu sama dengan ‘Nama Allah’ telah
terukir dalam kehidupan kita. Bersamaan dengan ‘Nama Allah’ terukir, segala laknat ditiadakan atas
kehidupan kita.
Hal inilah yang harus terjadi di dalam setiap ibadah. Saat Firman Allah dinyatakan oleh Roh Kudus,
Allah bukan hanya menyerukan Nama-Nya, tetapi ingin menempatkan Nama-Nya atas kehidupan
sidang jemaat-Nya, supaya dengan demikian sidang jemaat bersuasanakan Surga.
Bukti bahwa Nama Allah telah tertulis dalam kehidupan kita adalah kita dimampukan untuk
menuruti (tunduk, taat) Firman-Nya (Yoh. 17:6). Orang semacam inilah yang dimiliki oleh Bapa dan
Anak. Mereka bukan saja dipanggil dan dipilih dari dunia, tetapi juga setia.
Page
-
▫
▫
▫
▫
Kol. 3:4
Jika Roh Kudus yang adalah Tangan Allah telah menempatkan Firman Allah di dalam hati kita, maka
DIA-lah yang berkuasa atas kehidupan kita. DIA bagaikan Raja yang memerintah dari dalam hati,
sehingga apapun yang kita kerjakan, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan, kita kerjakan
di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Segala perkataan dan perbuatan yang dikerjakan dalam nama Tuhan Yesus Kristus adalah
perkataan dan perbuatan yang mengarah kepada kesatuan Tubuh, di mana Kristus Yesus berdiri
sebagai Kepala.
Itu sebabnya, perlu bagi kita untuk memperhatikan ibadah, supaya ibadah ini jangan dikerjakan
secara kebiasaan, tetapi di setiap ibadah, kita bisa bertemu dengan Kasih Allah yang dinyatakan
oleh Roh Allah dalam Firman-Nya.
Kita bukan hanya bertemu, tetapi sampai mengalami bahwa Firman Allah ada di dalam hati, DIA
satu-satunya penguasa yang berkuasa atas hidup kita. Sekalipun kita masih hidup di dunia dan
masih memakai tubuh daging, tetapi Kristus yang menjadi hidup kita.
Kemuliaan
3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam
kemuliaan.
-
-
-
-
-
Kata ‘hidup’ berarti sudah mengalami kematian dan kebangkitan dengan Yesus Kristus, itulah
kehidupan kita. Rumus ‘mati dan bangkit’ ini jangan dihilangkan. Juga dalam hal nikah, rumus ini
jangan dihilangkan, ‘susah dan senang’ harus bersama-sama.
Jika kita ‘mati’ bersama Yesus dan ‘bangkit’ bersama Yesus, maka kita pun akan ditampilkan dalam
kemuliaan. Jadi, pengalaman ‘kematian dan ‘kebangkitan’ ini mutlak, untuk kemudian
mendapatkan ‘kemuliaan’.
Pengalaman ini harus dimulai dari sekarang: mati  bangkit  dipermuliakan bersama DIA.
Terang kemuliaan diberikan mulai sekarang, jadi berbahagialah jika kita diijinkan untuk masuk
dalam pengalaman sengsara bersama Yesus.
Sementara berada dalam pengalaman sengsara bersama Yesus, biarlah mata kita bisa terbuka dan
melihat kemuliaan, baik di dalam kematian-Nya maupun di dalam kebangkitan-Nya. Dan kita akan
melihat kemuliaan yang akan datang, saat DIA menyatakan diri-Nya bagi kita.
Rumus di atas tidak salah  KEMATIAN yang BENAR, akan segera diikuti dengan KEBANGKITAN
yang BENAR dan dilanjutkan dengan KEMULIAAN Allah. Perhatikan: dalam setiap langkah, baik itu
langkah kematian maupun kebangkitan, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
Roh kemuliaan dalam kematian
1 Pet. 4:14
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
-
-
2
-
Saat kita masuk dalam pengalaman kematian bersama Yesus, Tuhan menyatakan ‘Roh Kemuliaan’.
Roh Kemuliaan yang bagaimana? Roh Kemuliaan dalam wujud tidak ingin kembali kepada
perkara-perkara dunia, itulah Roh Kemuliaan.
Jadi, arti dari Roh Kemuliaan adalah TAAT, SETIA, dan MERENDAHKAN DIRI di hadapan Tuhan,
inilah arti Roh Kemuliaan.
Orang yang taat (setia dan benar) kepada Firman Allah itu mulia, orang yang tahu untuk
merendahkan diri di hadapan Firman Allah itu mulia di hadapan Tuhan, sekalipun mereka berada di
dalam nyala api siksaan.
Dalam pengalaman kematian, Roh Kemuliaan adalah ‘ketaatan’ kita kepada perintah Tuhan. Dalam
kesetiaan, tidak ada kesempatan untuk membanggakan diri, tetapi tetap merendahkan diri di
hadapan Tuhan. Inilah Roh Kemuliaan.
Page
-
-
-
Jika kita mati bersama Tuhan, maka pasti bangkit bersama Tuhan. Saat kita mengalami
kebangkitan, kita tidak merasa bangga dan merasa bisa. Jika dalam menghadapi segala sesuatu kita
menghadapi dengan kekuatan sebab kita merasa kuat, ini bukan Roh Kemuliaan, tetapi
kesombongan yang hanya akan menuai kejatuhan yang dalam.
Perhatikan: Di dalam penderitaan oleh sebab kita orang ketebusan Tuhan, Roh Kemuliaan
dicurahkan. Itu artinya: apapun yang terjadi, kita tetap ‘taat’ kepada Firman, kita tetap ‘setia’
kepada Firman, kita tetap ‘merendahkan diri’ bersama DIA.
Roh kemuliaan dalam kebangkitan
Kol. 3:1-3
3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah
kanan Allah. 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi
bersama dengan Kristus di dalam Allah.
-
-
▫
▫
▫
▫
▫
Jadi, kehidupan kita ditolong oleh Tuhan untuk tidak tetap membungkuk yang hanya melihat
perkara-perkara di bawah. Bungkuk = bukan hanya memperhatikan perkara-perkara di bumi, tetapi
malah terikat dengan perkara-perkara dunia.
Sementara ada kuasa kebangkitan yang Tuhan berikan kepada kita supaya kita mencari perkaraperkara yang di atas, jangan kita malah menyibukkan diri dan terikat dengan perkara-perkara
dunia. Tuhan memberikan kita pertolongan.
Tetapi jika kita masih mengutamakan perkara-perkara yang di bumi, ini bagaikan orang yang
bungkuk. Jika kita telah mati dan bangkit bersama Yesus, kita pasti memikirkan perkara-perkara
yang di atas. Kita bisa memandang ke atas di mana Yesus duduk di sebelah kanan Bapa.
Tetapi orang bungkuk, sangat sulit untuk bisa memandang ke atas. Untuk mengerjakan perkaraperkara rohani, kita akan merasa berat sebab memang bungkuk. Jika kehidupan ini benar-benar
tertekan dan tertarik dengan perkara-perkara di bumi, sehingga pikiran perasaan hanya untuk
perkara-perkara dunia, maka bagi orang semacam ini, pekerjaan yang paling berat adalah:
memandang ke atas.
Jika kita dibangkitkan oleh Tuhan, berarti kita diubah oleh Tuhan. Pendirian atau cara pandang kita
yang tadinya tidak beres, pendirian kita yang ada cacat di hadapan Tuhan, diubah oleh Tuhan. Roh
Kemuliaan yang ada pada kita adalah kegiatan kita tidak pada perkara dunia, tetapi kita arahkan
kepada perkara-perkara rohani!
Kematian Palsu dan Kebangkitan Palsu
- Hati-hati dengan ‘kematian palsu’, sepertinya mati tetapi sebenarnya tidak mati. ‘Kematian palsu’
juga diikuti dengan kebangkitan, tetapi ‘kebangkitan palsu’. Kematian palsu dan kebangkitan palsu,
tidak bisa sampai (masuk) kepada kemuliaan. Justru yang mereka sebut ‘kemuliaan’ adalah suatu
‘kehinaan’.
3
-
Ini persekutuan dalam pengalaman kebangkitan bersama Yesus. Dalam suasana kebangkitan, ada
aktivitas – kegiatan. Roh Kemuliaan yang terjadi dalam persekutuan di dalam kebangkitan-Nya,
dinyatakan oleh Tuhan dalam aktivitas – ‘kegiatan kuasa kebangkitan’.
Apa ‘Kegiatan Kuasa Kebangkitan’? Bukan malah mencari perkara dunia, tetapi jikalau kamu
sudah dibangkitkan beserta dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk
di sebelah kanan Allah.
Ini suatu tanda kebangkitan yang tidak bisa dibuat-buat. Memikirkan perkara di atas di mana
Yesus duduk di sebelah kanan Bapa = menjamah Tuhan. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang
yang benar-benar ‘telah mati’ bersama Tuhan.
Jika kita ‘telah mati’ bersama Yesus, sekarang kita ‘telah bangkit’ bersama Kristus, sehingga
perpanjangan hidup yang kita terima hanyalah hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (baca Rom. 6:11).
Inilah cara pandang orang yang memiliki Roh Kemuliaan.
Page
-
Fil. 3:18
3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang
yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:18 Saya sudah sering kali memberitahukan kepadamu, dan sekarang saya mengulanginya lagi dengan menangis, bahwa ada
banyak orang yang hidupnya merusak arti kematian Kristus disalib.
-
-
Hati-hati dengan ibadah yang berpola seperti ini, ‘mungkin’ mereka juga berbicara tentang
‘kematian’ atau tentang ‘salib’, tetapi mereka justru menjadi seteru salib. Hal kematian bersama
Yesus ditiadakan, dan hal itu sama dengan ‘merusak’ arti kematian Yesus.
Mereka sudah menyeleweng dari ajaran yang benar, dan mengacaukan kepercayaan sebagian
orang. Mereka berkata bahwa kebangkitan dari kematian sudah terjadi (2 Tim. 2:18). Mereka takut
untuk mati bersama Yesus, dan hal ‘salib’ ini diganti dengan ‘perut’ atau perkara jasmani.
3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
-
-
Hal perkara jasmani dan perkara yang berhubungan dengan berkat jasmani, justru mereka anggap
suatu ‘kebangkitan’. Patokan dan standar mereka adalah perkara-perkara jasmani saja. Jika jasmani
mereka diberkati berarti mereka ‘bangkit’, tetapi jika tidak atau belum, berarti ‘ada yang salah’.
Mereka membuat suatu kebangkitan, tetapi palsu.
Pikiran mereka hanya tertuju kepada perkara dunia dan tanpa sadar sebenarnya mereka sudah
‘bungkuk’, terikat dan dikuasai oleh roh-roh penguasa dunia. Ayat di atas jelas mengatakan bahwa
kesudahan mereka adalah ‘kebinasaan’ bukan kemuliaan. Mereka memiliki ‘kematian palsu’, juga
diiringi dengan ‘kebangkitan palsu’ dan binasa.
Wah. 13:3
Contoh: antikris
13:3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
13:3 Maka aku tampak satu daripada kepalanya itu rupanya seperti luka yang membawa mati; tetapi luka parahnya itu sudahlah
sembuh, dan segala isi dunia pun heranlah akan binatang itu, lalu mengikut dia, (Ej. Lama)
Mati Palsu
- Binatang itu terluka dan lukanya sangat membahayakan hidupnya, sebab lukanya bisa membawa
kepada kematian. Di sini kita lihat bahwa antikris ‘tidak mati’, hanya seperti mau mati. Dia ada luka,
ada penderitaan, ada sengsara, ada fitnaan, ada penindasan, ada aniaya seakan-akan mau mati,
tetapi tidak mati  palsu.
- Saat berada di Getsemani, Yesus juga pernah merasakan hal semacam ini. Kepada murid-murid-Nya
Yesus berkata  "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
(Mar. 14:34)
-
-
Menghadapi hal semacam ini, daging ingin supaya cawan itu lalu daripada-Nya, tetapi justru dalam
keadaan semacam ini Yesus menerima kemuliaan dari Bapa. Yesus berlutut dan berdoa untuk
kemudian menerima ‘kekuatan’ dari Bapa (Luk. 22:41-43).
Dengan kekuatan – kemuliaan yang dari Bapa, Yesus tidak hanya berhenti sampai ‘seperti mau mati
rasanya’, tetapi Yesus benar-benar mati di atas kayu salib. Dari mulut-Nya keluar perkataan  "Ya
Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa
yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."
4
Yesus tidak mempertahankan apa yang menjadi kehendak-Nya, tetapi Yesus menunjukkan betapa
DIA ‘setia – taat’ kepada kehendak Bapa. Inilah Roh Kemuliaan yang Tuhan nyatakan dalam
pengalaman kematian-Nya. Pada akhirnya, DIA benar-benar mati (Yoh. 19:33-34).
Page
-
Bangkit Palsu
- Binatang ini tidak bangkit, tetapi ‘sembuh’. Hal ‘sembuh’ ini nanti yang banyak dikejar oleh anakanak Tuhan, dan jika mereka sudah sembuh, mereka berpikir sudah mati bersama Yesus dan
menang bersama Yesus.
- Ingat: ‘sembuh’ dan ‘bangkit’ itu berbeda. Binatang itu tidak ‘bangkit’, tetapi ‘sembuh’. Sehubungan
dengan yang dialami Lazarus, Martha dan Maria pernah ngotot kepada Yesus untuk minta kuasa
‘kesembuhan’, tetapi Yesus ingin membawa mereka kepada ‘jalan kebangkitan’.
Itu sebabnya Tuhan ijinkan Lazarus mati (benar-benar mati, bahkan busuk), Tuhan tidak hanya ingin
‘menyembuhkan’, tetapi ‘membangkitkan’. Jika kesembuhan, setan juga bisa mengerjakan, tetapi
kebangkitan, hanya Tuhan yang mampu.
- Tuhan ingin memberikan kuasa secara penuh, bukan separo-separo, berbeda dengan antikris yang
pada Wah. 13, di mana antikris bekerja separo-separo, hanya sakit parah (tidak mati) dan sembuh
(tidak bangkit).
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
Perhatikan kegiatan Lazarus setelah mengalami kebangkitan, yaitu duduk semeja dan makan
bersama dengan Yesus (Yoh. 12:2). Sebelum kebangkitan, kita tidak pernah mendengar kegiatan
Lazarus. Dalam Alkitab, yang disebutkan hanyalah kegiatan Maria dan Marta.
Tetapi setelah Lazarus diijinkan mati dan dibangkitkan oleh Yesus Kristus, maka yang bangkit bukan
hanya tubuhnya, tetapi jiwa dan rohnya juga bangkit. Dalam kuasa kebangkitan, Lazarus
berkegiatan bersama Tuhan.
Perhatikan kegiatan Yesus setelah kebangkitan  selama empat puluh hari Ia berulang-ulang
menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Inilah kegiatan Yesus setelah
bangkit, yaitu mengerjakan kegiatan yang dikaitkan dengan Kerajaan Surga.
Dalam pengalaman ‘kematian’ yang benar, saat itu kita berhenti berbuat dosa (bukan malah
menambah dosa dan menjadikan daging semakin buas). Demikian juga saat kita mengalami
‘kebangkitan’ yang benar, kita hidup di dalam Kebenaran.
Sama seperti Lazarus, dalam suasana kebangkitan ada suatu kelepasan yang Tuhan kerjakan 
"Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Kain kafan adalah kain mati, kain peluh adalah kain kutuk.
Tuhan bebaskan dari segala kegiatan yang ditandai dengan kematian dan kutuk.
Orang yang hidup dalam Kebenaran inilah yang akan masuk dalam kesucian dan kesempurnaan
dalam kemuliaan bersama Allah. Inilah Jalan yang Benar. Jangan mengikuti jalan antikris yang
menghindari proses kematian bersama Yesus.
Sebaliknya, kita harus sengsara secara ‘tuntas, artinya: dalam kematian, kita menghentikan segala
dosa-dosa. Perhatikan: Dalam pengalaman kematian, banyak hal yang Tuhan jelaskan (perlihatkan),
tentang sesuatu yang harus kita lepaskan. Jika kita berhasil melepaskan, maka semuanya akan
selesai dan kita bangkit – hidup di dalam Kebenaran.
Saat DIA datang dalam kemuliaan, kita pun dipermuliakan bersama dengan DIA. Inilah JALAN
kepada KEMULIAAN.
Dipermuliakan
Rom. 8:30
8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga
dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
5
Semua yang Tuhan kerjakan sehubungan dengan panggilan dan pilihan, arahnya kepada
kemuliaan. Jika Tuhan ijinkan orang yang dipanggil dan dipilih mengalami kematian dan
kebangkitan, Tuhan tempatkan kemuliaan-Nya, baik dalam kematian maupun kebangkitan.
Page
-
1 Kor. 15:39
15:39 Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging
ikan.
-
-
-
-
-
-
▫
Baik manusia maupun burung, sama-sama ciptaan Tuhan dan sama-sama memiliki daging yang
dibuat oleh Tuhan. Tetapi di sini kita temukan bahwa daging manusia berbeda dengan daging
burung atau daging binatang.
Allah menjadikan manusia menurut gambar dan teladan Allah. Seharusnya, manusia lebih mudah
untuk bisa mengerti atau memandang ‘gambar kemuliaan Allah’. Tetapi pada kenyataannya,
manusia lebih buruk daripada burung.
Dalam kisah Elia, Tuhan memerintahkan ‘burung gagak’ untuk memberikan makan kepada Elia,
yaitu mengirim ‘roti dan daging’ (1 Raj. 17:4, 6). Padahal, burung gagak adalah burung oportunis atau
pemakan segala.
Burung gagak mau memakan apapun dan menggunakan cara apapun agar bisa mengenyangkan
dirinya. Makanannya terdiri dari biji-bijian, buah-buahan, telur burung lain, serangga, vertebrata
kecil, bangkai hewan besar, dan tumpukan sampah manusia. Tetapi coba perhatikan, saat burung
gagak ini diperintahkan Tuhan, dia tidak korupsi atau makan daging yang diperuntukkan bagi Elia.
Satu perkara yang bisa kita pelajari adalah burung gagak ini mau menyangkal tabiatnya sendiri,
yaitu suka makan segala, terutama daging. Burung gagak ini tunduk kepada ‘perintah – ketentuan’
Allah. Demikian juga singa-singa yang ada di dalam gua bersama dengan Daniel.
Makanan singa adalah daging, dan salah satu pekerjaan singa adalah mengaum, tetapi jika Tuhan
perintahkan singa untuk tidak mengaum dan tidak memakan daging sementara Daniel ada di
dalam, maka singa itupun menurut (Dan. 6:23).
Daging manusia berbeda dengan daging binatang dan daging burung gagak. Seharusnya manusia
jauh lebih mengerti tentang ‘ketentuan Allah’ dibanding dengan binatang buas dan burung gagak.
Jika binatang buas dan burung gagak bisa dipakai oleh Tuhan, kita juga akan dipakai oleh Tuhan,
bahkan lebih dari burung gagak.
Maz. 147:9
147:9 Dia, yang memberi makanan kepada hewan, kepada anak-anak burung gagak, yang memanggil-manggil.
-
-
Binatang, bahkan binatang buas juga burung gagak, dipakai oleh Allah dan dipelihara oleh Allah.
Perhatikan: Sekalipun binatang dan burung gagak bisa dipakai oleh Tuhan, yang dia terima hanya
‘pemeliharaan dari Tuhan’.
Binatang dan burung gagak tidak bisa sampai pada kemuliaan. Sementara kita, jika kita dipilih dan
dipanggil untuk suatu pekerjaan dan mau dibenahi, kita bisa sampai pada kemuliaan. Untuk bisa
sampai pada kemuliaan yang Tuhan sediakan, ada yang harus kita perhatikan?
-
-
Tuhan tidak menyukai ‘kekuatan’ daging (kegagahan kuda), Tuhan juga tidak menyukai ‘pendirian
atau hikmat’ manusia (kaki laki-laki). Tetapi kekuatan dan hikmat yang harus kita miliki haruslah
bersumber kepada Kurban Kristus (1 Kor. 1:24).
Sebab Kurban Kristus adalah kekuatan dan hikmat bagi kita, sekalipun itu merupakan kebodohan
dan batu sandungan bagi banyak orang. Orang yang berdiri di atas Kurban Kristus adalah orang
yang takut dan senantiasa berharap kepada Kasih setia Tuhan.
Burung gagak dipakai dan dipelihara oleh Tuhan. Tetapi orang yang berdiri (takut dan berharap) di
atas Kurban Kristus, dia akan dipakai, dipelihara, bahkan sampai pada kemuliaan, menjadi sama
seperti Gambaran Anak-Nya.
Page
-
6
147:10 Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; 147:11 TUHAN senang kepada orang-orang
yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
Download