5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM

advertisement
5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena
dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ
tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki
diabetik, dan lainnya (Helmawati, 2014). Kekurangan atau resistensi insulin
merupakan sebab terjadinya peningkatan kadar gula (glukosa) darah. Menurut
Bustan (2007), dabetes melitus merupakan gangguan kesehatan yang berupa
kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah.
Menurut WHO, pada tahun 2012 sekitar 1,5 juta kematian disebabkan oleh
DM, dan pada tahun 2014 secara global prevalensi DM diperkirakan terjadi pada
9% di antara orang dewasa berusia lebih dari 18 tahun. Diabetes melitus
diproyeksikan oleh WHO sebagai salah satu penyebab utama kematian pada tahun
2030 (WHO, 2015).
Di Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan prevalensi DM mencapai 21,3
juta orang. Data hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi DM berdasarkan
diagnosis atau gejala sebesar 2,1% (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi DM di Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 1,6% (Depkes, 2008). Pada tahun 2013
6
DIY merupakan propinsi dengan prevalensi DM tertinggi yaitu 2,6%. (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
Diabetes melitus merupakan krisis kesehatan masyarakat global yang
mengancam perekonomian semua bangsa, khususnya negara-negaa berkembang. Di
Asia, faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan epidemi diabetes antara lain:
berat badan melebihi berat badan normal (obesitas), merokok dan minum alkohol,
asupan tinggi karbohidrat olahan (misalnya beras putih), serta aktivitas fisik yang
kurang. Menurut Federasi Diabetes Internasional, diabetes mempengaruhi
setidaknya 285 juta orang di seluruh dunia, dan jumlah yang diperkirakan mencapai
438 juta orang pada tahun 2030. Duapertiga dari semua kasus diabetes terjadi di
negara berpenghasilan rendah hingga menengah. Secara global, pada tahun 2010
pengeluaran kesehatan 12% dialokasikan untuk penyakit diabetes (Hu, 2011).
Diabetes merupakan gangguan metabolisme yang paling umum di dunia.
Prevalensi diabetes pada orang dewasa telah meningkat dalam beberapa dekade
terakhir. Urbanisasi telah mendorong individu pada perubahan gaya hidup yang
dramatis, khususnya pada negara berkembang (Guariguata, et.al, 2014). Jumlah
penderita diabetes melitus yang terus meningkat disebabkan karena pertumbuhan
populasi, urbanisasi, dan meningkatnya prevalensi obesitas dan kurangnya aktivitas
fisik (Wild, et.al., 2004).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
7
1. Bagaimana gambaran faktor risiko kejadian diabetes melitus pada laki-laki dan
perempuan?
2. Bagaimana gambaran faktor risiko kejadian diabetes melitus pada kelompok
umur 20-44 tahun dan 45-64 tahun?
3. Apakah ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian diabetes melitus di
Kabupaten Sleman?
4. Apakah ada hubungan antara obesitas/kegemukan dengan kejadian diabetes
melitus di Kabupaten Sleman?
5. Apakah ada hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan kejadian diabetes
melitus di Kabupaten Sleman?
6. Apakah ada hubungan antara merokok dengan kejadian diabetes melitus di
Kabupaten Sleman?
7. Apakah ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian diabetes
melitus di
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor risiko kejadian diabetes melitus di Kabupaten Sleman
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran kejadian diabetes melitus berdasarkan jenis
kelamin dan berasarkan kelompok umur di Kabupaten Sleman
b. Untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian diabetes melitus di
Kabupaten Sleman
8
c. Untuk mengetahui hubungan obesitas/kegemukan dengan kejadian diabetes
melitus di Kabupaten Sleman
d. Untuk mengetahui hubungan konsumsi buah dan sayur dengan kejadian
diabetes melitus di Kabupaten Sleman
e. Untuk mengetahui hubungan merokok dengan kejadian diabetes melitus di
Kabupaten Sleman
f. Untuk mengetahui hubungan konsumsi alkohol dengan kejadian diabetes
melitus di Kabupaten Sleman
Memberikan
D. Manfaat Penelitian
tambahan informasi mengenai
faktor
risiko
yang
mempengaruhi kejadian diabetes melitus sehingga dapat digunakan sebagai upaya
kewaspadaan dini dalam pencegahan dan pengendalian diabetes melitus di
Kabupaten Sleman
E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan tema sejenis sudah pernah dan banyak dilakukan
sebelumnya, diantaranya dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 1. Judul, Rancangan Penelitian, Variabel Bebas, Variabel Terikat
Sejenis Sebelumnya
No Nama dan
Judul
Desain
Variabel Bebas
Tahun
Penelitian
1 Zahtamal
Faktor-Faktor
Case
Umur, riawayat
(2007)
Risiko Pasien
Control
keluarga, pola
Diabetes Melitus
makan,
pengetahuan
tentang DM
2 Trisnawati
Faktor Risiko
Cross
Umur, riwayat
dan Soedjino Diabetes Melitus
Sectional
keluarga,
(2013)
Tipe II Di
aktivitas fisik,
Puskesmas
tekanan darah,
Kecamatan
stress, kadar
Penelitian
Variabel
Terikat
Diabetes
Melitus
Diabetes
Melitus
Tipe 2
9
3
Trisnawati,
et.al., (2013)
4
Jelantik dan
Haryati
(2014)
Cengkareng
Jakarta Barat
Tahun 2012
Faktor Risiko
Diabetes Mellitus
Tipe 2 Pasien
Rawat Jalan di
Puskesmas
Wilayah
Kecamatan
Denpasar Selatan
Hubungan Faktor
Risiko Umur,
Jenis Kelamin,
Kegemukan, dan
Hipertensi dengan
Kejadian Diabetes
Mellitus Tipe II di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Mataram
kolesterol, IMT
Case
Control
Obesitas,
hipertensi,
aktivitas fisik,
umur, merokok
Diabetes
Melitus
Tipe 2
Case
Control
Umur, jenis
kelamin,
obesitas,
hipertensi
Diabetes
Melitus
Tipe 2
Download