This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ] Export date: Tue Jul 18 19:29:06 2017 / +0000 GMT ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA LINK DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA ➢ Sebagian besar tumbuh dalam lumen kandung kemih. ➢ Cancer tersering pada saluran kemih. ➢ Jumlah 3 % dari semua kematian karena kanker ➢ Sering pada usia 50 – 70 tahun ➢ Laki-laki 2 – 3 kali dari wanita FAKTOR RESIKO ➢ Paparan dari sigaret rokok (mayor) ➢ Radiasi pelvis, penggunaan siclophosphamide, Kronik sistitis, batu buli-buli PENGKAJIAN • Tanyakan klien tentang perubahan dalam urinase, catat adanya perubahan warna, frekuensi dan jumlah urine • Hematuri disertai nyeri merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana sering menyebabkan hambatan dalam mencari pelayanan diagnostik. • Akibat perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari pengobatan. PENGKAJIAN DIAGNOSTIK • Urinalisis menunjukkan adanya darah dalam urine. • Sistoscopy dikerjakan untuk melihat tumor secara langsung dan untuk biopsi. • Sitologi. • IVP mengevaluasi kandung kemih, uriter dan ginjal. NURSING INTERVENSI 1. Resiko tinggi injury berhubungan dengan radiasi terapi dan kemoterapi . Kriteria: Klien tidak berkembang dengan masalah yang berhubungan dengan terapi radiasi dan kemoterapi yang ditandai dengan tidakadanya sistitis hemoragik Intervensi : ➢ Pemberian anti spasmodik ➢ Peningkatan asupan cairan klien ➢ Pemberian antiseptik traktus urinarius untuk sistitis. ➢ Klien dengan proctitis memerlukan diet rendah serat dan agen untuk menurunkan motilitas usus 2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan diversi urine Kriteria: Klien mengerti tentang pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan perawatan diversi urine ditandai dengan pernyataan klien dan kemampuan demonstrasi terhadap perawatannya. Intervensi : ➢ Persiapan preop klien yang mengalami diversi urine. ➢ Pendidikan mengenai diversi urine. ➢ Mendorong penerimaan terhadap fakta dan hasil eliminasi urine melalui kulit rektum atau stoma khusus. ➢ Persiapan fisik dan emosi secara umum. ➢ Perlu perhatikan saluran cerna : non residu diet untuk beberapa hari, sterilisasi usus, enema atau katartic. ➢ Seleksi klien sebelum pemasangan stoma ➢ Sarankan klien untuk mencegah kontak urine dengan kulit, untuk mencegah iritasi kulit akibat diversi urine. ➢ Bersihkan stoma dengan sabun, air lalu dikeringkan pada setiap penggantian kantong urine. 3. Gangguan eliminasi urine (disuria ) berhubungan dengan adanya tumor. Kriteria: Klien akan terdiagnosis dini untuk mengeliminasi dysuria. Intervensi : ➢ pemasangan indwelling kateter. ➢ CBI untuk mencegah blood clot ➢ Intervensi pada TUR – P (intek cairan, analgesik dan antispasmodik seperlunya) 4. Gangguan harga diri dan body image Perubahan route aliran dan miksi akan merubah self image meliputi perubahan emosi, Psikososial dan reaksi persepsi Kreteria : Klien akan mempunyai konsep diri, body image dan self esteem yang normal setelah Diversi urine. Intervensi : ➢ Konseling preoperasi : perubahan anatomi fisiologi dan kemungkinan afeknya Pada klien ➢ Konseling cara mempertahankan gaya hidup ➢ Bantu klien mencari stoma dan menerimanya sebagai bagian hidupnya 5. INJURI, HIGH RISK bd. Komplikasi post op (perdarahan, paralitik illeus, iskemic stoma, bloking kateter urethral Kriteria : Klien tak akan mengalami komplikasi post op ditandai tanda vital normal, suara bising usus aktif dalam 3 – 4 jam post operasi, stoma merah muda, produksi urine 30 - 60 ml / jam. Intervensi : ➢ Monetor rurin tanda vital ➢ Inspeksi insisi ➢ Hubungan nefrostomi tube pada bed side drainage ➢ Jaga sistem drainage tertutup ➢ Jaga patensi tube drainage untuk mencegah obstruksi Intervensi postop diversi secara umum ➢ Ukur output urine setiap jam / 24 jam pertama, selanjutnya setiap 8 jam ➢ Check kebocoran ostomy back dan kulit terhadap iritasi tiap 4 jam, kemudian 8 jam ➢ Inspeksi stoma tiap jam / 24 jam post op ➢ Catat ukuran stoma, bentuk dan warna. Warna sianotic stoma, insufisiensi supply darah ➢ Penyebab insufisiensi : tehnik pembedahan, pemasangan plate yang terlalu kecil ➢ Periksa tanda peritonitis akibat kebocoran anastomis ➢ Observasi perdarahan 6. Skin integrity, High Risk impaired b.d iritasi periostomal. Kriteria : Klien tidak akan berkembang pada gangguan integritas kulit, atau iritasi periotomal yang ditandai kulit intact dan bersih Intervensi : • Check pH urin • Check kantong urine terhadap kebocoran dan apakan kulit sensitif terhadap bahan tersebut • Ganti kantong selama tidak bocor (terlalu sering diganti menyebabkan iritasi) • Selama kantong diganti biarkan kontak dengan udara sebanyak mungkit • Berikan nystatin pada sekitar stoma Post date: 2017-03-03 18:25:07 Post date GMT: 2017-03-03 18:25:07 Post modified date: 2017-03-03 18:25:07 Post modified date GMT: 2017-03-03 18:25:07 Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com