Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Audited) Sumber : Bank Indonesia Grafik 12. Tren Laju IHSG Bulanan Tahun 2011 Kinerja perbankan Meskipun terjadi riak di pasar global, stabilitas sistem perbankan tetap terjaga dan industri perbankan tetap dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Hal ini tercermin dari tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan yang mencapai 16,1 persen pada Desember 2011 dengan rata-rata sebesar 17,25 persen. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) per Desember 2011 mencapai 80,0 persen dengan rata-rata sebesar 80,77 persen, angka ini lebih baik apabila dibandingkan pencapaian tahun 2010 sebesar 77,16 persen. Kemudian untuk rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) terkendali di bawah 5,0 persen yakni berada di kisaran 3,0 persen sampai dengan 3,2 persen dan pada Desember 2011 berada pada level 2,6 persen dengan rata-rata 3,1 persen. Angka ini lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL tahun 2010 yang berada di kisaran 2,9 persen sampai dengan 4,0 persen dan pada Desember 2010 berada pada level 2,9 persen dengan rata-rata 3,51 persen. Sementara itu, intermediasi perbankan juga semakin membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Desember 2011 angka pertumbuhan kredit berada pada level 24,5 persen (yoy), lebih besar dari pertumbuhan tahun sebelumnya (22,8 persen). Sampai dengan Desember 2011, kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 33,2% (yoy), 21,4% (yoy), dan 24,1 % (yoy). Meningkatnya kredit perbankan ini sejalan dengan menurunnya suku bunga kredit modal kerja (KMK) turun menjadi 12,16 persen, kredit investasi (KI) turun menjadi 12,04 persen, dan kredit konsumsi turun menjadi 14,15 persen. Sumber : Tinjauan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia Grafik 13. Tren CAR, LDR, dan NPL Bulanan Tahun 2011 Neraca Pembayaran Indonesia Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) selama tahun 2011 masih mencatat surplus yang cukup besar meski menghadapi tekanan pada semester kedua. Tekanan tersebut terutama terjadi pada transaksi modal dan finansial seiring dengan masih terjadinya ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit di akhir triwulan ketiga yang lebih banyak disebabkan oleh imbas negatif dari pasar utang di Eropa yang Catatan atas Laporan Keuangan -27-