unsur logam alkali tanah

advertisement
TUGAS MATA KULIAH KIMIA ANORGANIK 2
(ACHE 243 )
UNSUR LOGAM ALKALI TANAH
Dosen :
Dra. Hj. St. H. Nurdiniah, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 11
Fadlyansyah
(A1C308026)
M. Irfan
(A1C308062)
Rezky Maulana
(A1C308032)
Sogandi
(A1C308045)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
penulisan Bahan Materi Kuliah untuk mata kuliah Kimia Anorganik 2 yang
berjudul “Unsur Alkali Tanah“ ini.
Penulisan Bahan Materi Kuliah ini merupakan untuk pemenuhan
tugas mata kuliah Kimia Anorganik 2 ( AKKC 343).
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. St. H.
Nurdiniah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Kimia Anorganik 2 yang telah
berperan dalam penulisan Bahan Materi Kuliah ini. Disamping itu juga
untuk semua pihak yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membantu dalam penyelesaian Bahan Materi Kuliah ini.
Diharapkan kritik dan saran oleh kami untuk perbaikan Bahan Materi
Kuliah ini dari pembaca. Akhirnya, semoga Bahan Materi Kuliah ini dapat
bermanfaat bagi kita.
Banjamasin, Mei 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang
termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca),
Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat
sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika
direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan
banyak ditemukan dalam bebatuan di kerk bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah”
biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A.
Tiap logam memiliki kofigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan
VIII A, setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya
konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2 atau (Ne) 3s2. Ikatan
yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik. Karena,
elektron paling luarnya telah siap untuk di lepaskan, agar mencapai kestabilan.
Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam
bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam murni yang
ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.
Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif meskipun
kurang reaktif dibandingkan unsur alkali, mempunyai kilap logam, relatif lunak dan
dapat menghantar panas dan listrik dengan baik, kecuali berilium. Logam alkali tanah
memberikan warna yang khas. Pada pembakaran senyawa logam alkali akan
memberikan warna yang khas yang dapat digunakan sebagai identifikasi awal adanya
logam alkali dalam suatu bahan. Be dan Mg memberikan warna spektrun pada daerah
gelombang elektromagnet, sehingga pada pembakaran magnesium hanya akan
menimbulkan warna nyala yang sangat terang. Ca memberikan warna merah jingga, Sr
merah ungu dan Ba kuning kehijauan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALKALI TANAH
Logam alkali tanah ,yaitu unsur-unsur golongan II A, terdiri atas Berilium (Be),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Unsurunsur II A umumnya ditemukan di dalam tanah berupa senyawa tak larut, sehingga
disebut logam alkali tanah (alkaline earth metal).
Seperti logam alkali, maka logam alkali tanah pun tidak terdapat bebas di alam.
Logam alkali tanah dalam sistem periodik terletak pada golongan IIA. Atom logamlogam ini memiliki dua elektron valensi. Pada pembentukan ion positif kedua elektron
valensinya dilepaskan, sehingga terbentuk ion logam bermuatan +2.
Berilium. Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir
bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral
beril [Be3 Al2(SiO 6 )3], dan Krisoberil [Al2BeO4].
Magnesium. Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak
bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi
Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3 ], Dolomit [MgCa(CO3)2], dan
Senyawa Epsomit [MgSO4 .7H2O].
Kalsium. Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak
bumi. Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan
3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO 3],
Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF].
Stronsium. Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam
strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit.
Barium. Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat
membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO 4], dan Mineral Witerit [BaCO 3].
B. Sifat – Sifat Logam Alkali Tanah
Beberapa sifat umum dari logam alkali tanah dapat dilihat pada tabel berikut:
Beberapa Sifat Umum Logam Alkali Tanah
Sifat Umum
Be
Mg
Ca
Sr
Ba
Nomor Atom
4
12
20
38
56
[He] 2s2
[Ne] 3s2
[Ar] 4s2
[Kr] 5s2
[Xe] 6s2
Titik Leleh
1553
923
1111
1041
987
Titik Didih
3043
1383
1713
1653
1913
Jari-jari Atom (Angstrom)
1.12
1.60
1.97
2.15
2.22
Jari-jari Ion (Angstrom)
0.31
0.65
0.99
1.13
1.35
Energi Ionisasi I (KJ mol-1 )
900
740
590
550
500
Energi Ionisasi II (KJ mol-1)
1800
1450
1150
1060
970
Elektronegativitas
1.57
1.31
1.00
0.95
0.89
Potensial Elektrode (V)
-1.85
-2.37
-2.87
-2.89
-2.90
1.86
1.75
1.55
2.6
3.6
Konfigurasi Elektron
M2+ + 2e à M
Massa Jenis (g mL-1)
Berdasarkan Tabel diatas dapat diamati juga hal-hal sebagai berikut,
1. Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam alkali tanah mempunyai
elektron valensi ns2 . Selain jari-jari atomnya yang lebih kecil dibandingkan
logam alkali, kedua elektron valensinya yang telah berpasangan mengakibatkan
energi ionisasi logam alkali tanah lebih tinggi daripada alkali.
2. Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi dari ion M 2+ dari
alkali tanah lebih besar daripada energi hidrasi ion M + dari alkali, mengakibatkan
logam alkali tetap mudah melepaskan kedua electron valensinya, sehingga lebih
stabil sebagai ion M2+.
3. Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang lebih besar
mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal dengan susunan yang lebih
rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras daripada logam alkali dan
massa jenisnya lebih tinggi.
4. Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan keelektronegatifan
yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan berilium dalam berikatan
cenderung membentuk ikatan kovalen.
5. Potensial elektrode (reduki) standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang
rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan
reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai
daya reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
6. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu ruangan.
Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat pada suhu
ruangan.
a.
Sifat-sifat fisis logam alkali tanah
Dari berilium ke barium jari-jari atom meningkat secara beraturan.
Pertambahan
jari-jari
menyebabkan
penurunan
energi
pengionan
dan
keelektronegatifan. Potensial elektroda juga meningkatkan dari kalsium ke
barium, akan tetapi berilium menunjukan penyimpangan karena potensial
elektrodanya relatif kecil. Hal itu disebabkan energi ionisasi berilium (tingkat
pertama + tingkat kedua ) yang relatif besar. Titik cair dan titik didih cenderung
menurun dari atas ke bawah. Sifat-sifat fisis, seperti titik cair, rapatan, dan
kekerasan, logam alkali tanah lebih besar jika dibandingkan dengan logam alkali
seperiode. Hal itu disebabkan logam alkali tanah mempunyai 2 elektron valensi
sehingga ikatan logamnya lebih kuat.
b.
Sifat-sifat kimia logam alkali tanah
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Fakta
ini sesuai dengan yang diharapkan . Oleh karena, dari berilium ke barium jari-jari
atom bertambah besar sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan
berkurang. Akibatnya, kecendrungan untuk melepas elektron membentuk
senyawa ion makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium, dan barium,
yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, berbentuk senyawa ion, tetapi
magnesium membentuk beberapa senyawa kovalen sedangkan senyawa-senyawa
berilium bersifat kovalen.
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi
logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium
kurang reaktif dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium, dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali
tanah lebih kecil sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali
tanah hanya satu.Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu
berbeda dari logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif.
Unsur golongan ini bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali,
namun tingkat kebasaannya lebih lemah. Senyawa Be(OH) 2 bersifat amfoter.
Artinya bisa bersifat asam atau pun basa. Sedangkan unsur Ra bersifat
Radioaktif. Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif,
meskipun kurang reaktif dibandingkan dengan unsur alkali. Alkali tanah juga
memiliki sifat relatif lunak dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan
baik, kecuali Berilium. Logam ini juga memiliki kilapan logam.
Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi
yang kecil. Dari Berilium ke Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin
besar. Selain itu semua logam alkali tanah juga mempunyai kecenderungan
teratur mengenai keelektronegatifan yang semakin kecil dan daya reduksi yang
semakin kuat dari Berilium ke Barium.
C. Perbedaan Alkali Tanah dengan Alkali
 Logam alkali tanah lebih keras dari alkali karena memiliki dua elektron valensi.
 Kerapatannya lebih tinggi, titik lebur lebih tinggi.
 Berbilangan oksidasi +2 (bandingkan data energi bebas untuk reaksi logam kalsium
dengan asam menghasilkan Ca+ dan Ca2+ ) walaupun energi ionisasi kedua untuk ion
alkali tanah lebih tinggi dari yang pertama.
 Kelarutan dalam air relatif lebih sukar, khususnya yang memiliki anion berbilangan
oksidasi -2.
D. Sumber
Alkali Tanah
Sumber terbanyak alkali tanah, berbentuk mineral oksida, karbonat, silikat, sulfat
dan fosfat. Contoh mineral :
 Magnesia mengandung magnesium oksida disebut juga sebagai batu tahan api, ini
digunakan sebagai bahan pembuatan tungku atau funance.
 Calcite (kalsium karbonat) terdapat sebagai batuan gunung (batu kapur atau
limestone, marmer). Terbentuknya dari proses alam yang dikenal sebagai stalagtit
dan stalagmit. Bahan ini digunakan sebagai bahan baku semen, keramik, bahan
bangunan dan juga bahan baku pupuk. Dolomit adalah campuran magnesium dan
kalsium karbonat juga digunakan sebagai bahan komposit dan keramik.
 Garam epsom mengandung MgSO4 ditemukan di salah satu desa di Inggris. Gypsum
mengandung kalsium sulfat hidrat juga dari batu gunung, bahan ini digunakan pada
bidang medis antara lain sebagai penyangga tulang yang patah, juga sebagai bahan
penyekat bangunan dan bahan atap yang disebut gypsum board.
E. Reaksi-Reaksi Logam Alkali Tanah
Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan melepaskan
dua elektron valensi. Oleh karena itu senyawanya mempunyai bilangan oksidasi +2,
sehingga logam alkali tanah diletakkan pada golongan II A. Alkali tanah termasuk logam
yang reaktif, namun Berilium adalah satu-satunya unsur alkali tanah yang kurang reaktif,
bahkan tidak bereaksi dengan air. Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin
ke bawah, sifat pereduksi ini semakin kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan
bereaksi dengan air yang semakin meningkat dari Berilium ke Barium. Selain dengan air
unsur logam alkali tanah juga bisa bereaksi dengan Oksigen, Nitrogen, dan Halogen.
a.
Reaksi dengan air
Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium
bereaksi sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam
Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat
bereaksi dengan air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung
sebagai berikut,
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2 (aq) + H2(g)
b. Reaksi dengan Oksigen atau udara
Adanya pemanasan yang kuat menyebabkan logam alkali tanah terbakar
di udara membentuk oksida dan nitrida.Logam alkali tanah, kecuali Be dan Mg
dengan udara juga dapat berlangsung, tetapi terjadinya korosi yang berlanjut
dapat dihambat karena lapisan oksida yang terbentuk melekat kuat pada
permukaan logam. Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi
dengan oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi
lapisan pelindung pada permukaan logam.Barium dapat membentuk senyawa
peroksida (BaO2)
2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s)
Ba(s) + O2(g) (berlebihan) → BaO2(s)
Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan
dapat menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2)
4Mg(s) + ½ O2(g) + N 2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH 3
Mg3N 2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)
c.
Reaksi dengan hidrogen
Adanya pemanasan menyebabkan logam allkali tanah dapat bereaksi
dengan hidrogen membentuk senyawa hidrogen.
M(s) + H2 (g)  MH2 (s)
d. Reaksi dengan Nitrogen
Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa
oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara
bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh,
3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)
e.
Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Halogen
Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat
membentuk garam Halida, kecuali Berilium.Lelehan halida dari berilium
mempunyai daya hantar listrik yang buruk .Hal itu menunjukkan bahwa halida
berilium bersifat kovalen.Oleh karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan
elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali
tanah yang lain berikatan ion. Contoh,
Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s)
f.
Reaksi dengan Asam dan Basa
Semua logam dan alkali tanah bereaksi dengan asam kuat ( seperti HCL)
membentuk garam dan gas hidrogen.Reaksi makin hebat dari Be ke Ba.
M(s) + 2HCL(aq)  MCl2(aq) + H2(g)
Salah satu unsur logam alkali tanah yaitu Be, memiliki sifat amfoter. Berilium
selain dapat bereaksi dengan asam kuat juga dapat bereaksi dengan basa kuat.
Be(s) + 2NaOH (aq) + H2O(l)  Na2Be(OH)4 + H2 (g)
BeO(s) + 2NaOH(aq) + H2O(l)  Na2Be(OH)4(aq)
Be(OH)2 (s) + 2NaOH(aq)  Na2Be(OH)4(aq)
g. Reaksi dengan belerang
Reaksi logam alkali tanah dengan belerang menghasilkan senyawa sulfida.
M(s) + S(s)  MS (s)
F.
Identifikasi Alkali Tanah
Seperti ion logam alkali, maka ion logam alkali tanah dapat diidentifikaikan
dengan metode reaksi nyala. Selain itu, logam alkali tanah dapat diidentifikasikan
dengan reaksi pengendapan, menggunakan dasar perbedaan hail kali kelarutan,
identifikasi ini dilakakukan dengan pereaksi ion kromat, ion sulfat dan ion oksalat.
Tabel reaksi nyala warna pada logam alkali tanah
Lambang unsur
Be
Mg
Ca
Sr
Ba
Nama unsur
Berilium
Magnesium
Kalsium
Stronsium
Barium
Warna nyala
Putih
Putih
Jingga-merah
Merah
Hijau
G. Kegunaan Logam Alkali Tanah
 Berilium, digunakan sebagai bahan logam campur untuk pegas, klip, sambungan
listrik, dan pembuatan tabung sinar X untuk reaktor atom.
 Magnesium, digunakan sebagai bahan logam campuran dalam cluralumin ( Mg 0,5
%, Cu 4 %, Mn 0,5 %, Al 95 % ) dan magnalinum (campuran Mg dan Al yang
ringan dan tahan korosi).
 Kalsium, digunakan sebagai elektrode, sebagai reduktor pada pengolahan logam, dan
membentuk proses pembekuan darah.
 Barium, digunakan sebagai logam campuran ( Ba + Ni ) untuk membuat tabung
volume.
 Stronsium, digunakan sebagai bahan pembuatan kembang api.
H. UNSUR-UNSUR ALKALI TANAH
Sebagaimana telah disebutkan di atas, golongan alkali tanah terdiri atas Berilium
(Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra).
Pada bab ini kami akan membahas semua unsur tersebut secara satu persatu.
Berilium
Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai
simbol Be dan nomor atom 4. Unsur ini beracun, bervalensi
2, berwarna abu-abu baja, kukuh, ringan tetapi mudah
pecah. Berilium adalah logam alkali tanah, yang kegunaan
utamanya adalah sebaga i bahan penguat dalam aloy
(khususnya tembaga berilium).
1. Sejarah
Nama berilium berasal dari bahasa Yunani beryllos, beril. Berilium pernah
dinamakan glucinium (dari Yunani glykys, manis), karena rasa manis garamnya. Unsur
ini ditemukan oleh Louis Vauquelin dalam tahun 1798 dalam bentuk oksida dalam beril
dan dalam zamrud. Friedrich Wöhler dan A. A. Bussy masing-masing berhasil
mengasingkan logam pada tahun 1828 dengan mereaksikan kalium dengan berilium
klorida.
2. Sifat-sifat Berilium
Berilium mempunyai titik lebur tertinggi di kalangan logam-logam ringan.
Modulus kekenyalan berilium kurang lebih 1/3 lebih besar daripada besi baja. Berilium
mempunyai konduktivitas panas yang sangat baik, tak magnetik dan tahan karat asam
nitrat. Berilium juga mudah ditembus sinar-X, dan neutron dibebaskan apabila ia
dihantam oleh partikel alfa (seperti radium dan polonium [lebih kurang 30 neutronneutron/juta partikel alfa]). Pada suhu dan tekanan ruang, berilium tak teroksidasi
apabila terpapar udara (kemampuannya untuk menggores kaca kemungkinan disebabkan
oleh pembentukan lapisan tipis oksidasi).
3. Kegunaan Berilium






Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium (Be
dapat menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan dalam
berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan
tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig
(logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan: elektroda pengelasan bintik,
pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan penyambung listrik.
Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang lebar,
alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan pertahanan
sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi, peluru
berpandu, kapal terbang, dan satelit komunikasi.
Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis
cahaya tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.
Dalam bidang litografi sinar-X, berilium digunakan untuk pembuatan litar bersepadu
mikroskopik.
Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan
logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.
Berilium digunakan dalam pembuatan giroskop, berbagai alat komputer, pegas jam
tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan kestabilan
dimensi.


Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai aplikasi yang memerlukan
konduktor panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga titik
lebur yang tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu floresen,
tetapi penggunaan tersebut tak dilanjutkan lagi karena pekerja yang terpapar
terancam bahaya beriliosis.
4. Pengaruh kesehatan
Berilium sangat berbahaya jika terhirup. Keefektifannya tergantung kepada
kandungan yang dipaparkan dan jangka waktu pemaparan. Jika kandungan berilium di
udara sangat tinggi (lebih dari 1000 μg/m³), keadaan akut dapat terjadi. Keadaan ini
menyerupai pneumonia dan disebut penyakit berilium akut. Penetapan udara komunitas
dan tempat kerja efektif dalam menghindari kerusakan paru-paru yang paling akut.
Sebagian orang (1-15%) akan menjadi sensitif terhadap berilium. Orang-orang
ini akan mengalami keradangan pada sistem pernafasan. Keadaan ini disebut penyakit
berilium kronik (CBD), dan dapat terjadi setelah pemaparan bertahun-tahun terhadap
tingkat berilium diatas normal (diatas 0.2 μg/m³). Penyakit ini dapat menyebabkan rasa
lemah dan keletihan, dan juga sesak nafas. CBD dapat menyebabkan anoreksia,
penyusutan berat badan, dan dapat juga menyebabkan pembesaran bagian kanan jantung
dan penyakit jantung dalam kasus-kasus tingkat lanjut. Sebagian orang yang sensitif
kepada berilium mungkin atau mungkin tidak akan mendapat simptom-simptom ini.
Kebanyakan penduduk pada umumnya jarang mendapat penyakit berilium akut atau
kronik karena kandungan berilium dalam udara biasanya sangat rendah (0.00003-0.0002
μg/m³).
Berilium dapat diukur dalam air kencing atau darah. Kandungan berilium dalam
darah atau air kencing dapat memberi petunjuk kepada berapa banyak atau berapa lama
seseorang telah terpapar. Tingkat kandungan berilium juga dapat diukur dari sampel
paru-paru dan kulit. Satu lagi ujian darah, yaitu beryllium lymphocyte proliferation test
(BeLPT), mengukur pasti kesensitifan terhadap berilium dan memberikan jangkaan
terhadap CBD.
Magnesium
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan
nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan
yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak
pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy)
untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau
"magnelium".
1. Ciri Utama Magnesium
Magnesium berwarna putih keperakan dan mempunyai
permukaan pelindung lapisan tipis oksida serta merupakan
logam yang agak kuat, ringan (1/3 lebih ringan daripada
aluminium). Jadi ia tidak
bisa bersentuhan dengan air
meskipun kemungkinannya sangat kuat, kecuali bila amalgam.
Meskipun demikian, ia mudah larut dalam asam encer.
Nama: Magnesium
Simbol: Mg
Nomer atom: 12
Massa atom: 24.305 amu
Titik leleh: 650.0 °C (923.15 K, 1202.0 °F)
Titik didih: 1107.0 °C (1380.15 K, 2024.6 °F)
Jumlah proton/elektron: 12
Jumlah neutron:12
Golongan: alkali tanah
Struktur kristal: heksagonal
Massa jenis (pada suhu 293 K): 1.738g/cm3
Warna: Grayish
Jumlah tingkat energi: 3
Konfigurasi elektron: 2 8 2
Ditemukan tahun: 1808
Penemu: Sir Humphrey Davy
Nama asli: dari nama kota Magnesia
Didapat dari: air laut
Sejarah
Nama magnesium berasal dari bahasa
Yunani untuk sebuah daerah di Thessaly disebut
magnesium oksida.
Hal ini terkait dengan
magnetite dan mangan, yang juga berasal dari
daerah ini, dan diperlukan diferensiasi sebagai zat
terpisah.
Magnesium merupakan unsur ketujuh paling
berlimpah dalam kerak bumi oleh massa dan
kedelapan oleh molarity. Hal ini ditemukan dalam
jumlah besar dari deposito magnesite, dolomit, dan
Logam magnesium
mineral, dan air mineral, di mana magnesium ion yang larut. Joseph Black dari England
mengenal pasti magnesium sebagai sejenis unsur pada tahun 1755.
Kemudian pada tahun 1808, Sir Humphrey Davy mengasingkan logam
magnesium secara elektrolisis dari campuran magnesia dan HgO dan berhasil
menemukan unsur magnesium. Sementara A.A.B.Bussy telah juga berhasil
menyediakannya dalam bentuk koheren pada tahun 1831.
2. Senyawa dari Magnesium
Magnesium di alam terdapat sebagai senyawa-senyawa berikut :
a. Sebagai karbonat, magnesit (MgCO 3), dolomit (MgCO3 .CaCO3)
b. Sebagai sulfat, kiserit (MgSO4.H2O), kainit (KCl. MgSO4 . 3H2O) garam Epsom
(MgSO4. 7H2O) (disebut juga garam Inggris)
c. Sebagai silikat, olivine (Mg2 SiO4 ), asbestos (CaMg2(SiO3)s)
3. Pembuatan Magnesium
Cara yang paling murah untuk membuat magnesium adalah dengan proses
elektrolitik. Pada masa Perang Dunia II, magnesium dibuat juga dengan dua proses lain,
yaitu proses silikotermik atau proses ferosilikon dan proses reduksi karbon. Proses
reduksi karbon ternyata tidak pernah dapat beroperasi secara memuaskan, sehingga sejak
lama tidak lagi dipakai. Proses silikotermik masih banyak digunakan saat ini.
a. Elektrolisis Magnesium Klorida
Magnesium klorida yang diperlukan diperoleh dari air garam dan reaksi
magnesium hidroksida (dari air laut atau dolomit) dengan asam klorida. Produsen
perintis magnesium, yaitu Dow Chemical Co. di Freeport dan Velasco, Texas, membuat
magnesium dengan mengelektrolisis magnesium klorida dari air laut, dimana gamping
yang diperlukan diperoleh dari kulit kerang. Kulit kerang yang seluruhnya terdiri dari
kalsium karbonat yang hampir murni, dibakar sehingga menjadi gamping, dijadikan
slake, dan dicampur dengan air laut sehingga magnesium hidroksida mengendap.
Magnesium hidroksida ini dipisahkan dengan menyaringnya dan direaksikan dengan
asam klorida yang dibuat dengan klor yang keluar dari sel. Dari sini terbentuk larutan
magnesium klorida yang lalu diuapkan menjadi magnesium klorida padat di dalam
evaporator dengan pemanasan langsung dan diikuti dengan pengeringan di atas rak.
Klorida ini cenderung terdekomposisi pada waktu pengeringan. Setelah dehidrasi (proses
penghilangan air), magnesium klorida tersebut diumpankan ke sel elektrolisis, dimana
bahan ini terdekomposisi menjadi logam dan gas klor.
b. Proses Silikotermik atau Proses Ferosilikon
Langkah-langkah proses silikotermik terdiri dari pencampuran dolomit gilingan
yang dijadikan slake dengan ferosilikon sebanyak 70-80% dan fluorspar 1% dan
kemudian dijadikan pelet. Pelet itu diumpankan ke dalam tanur. Tanur kemudian
divakumkan dan dipanaskan sampai 1170 derajat celsius. Kalsium oksida (CaO) yang
terdapat di dalam dolomit bakaran itu membentuk dikalsium silikat yang tak melebur
dan dikeluarkan dari reaktor pada akhir proses. Reaksi pokok proses silikotermik ini
adalah sebagai berikut.
2(MgO.CaO) + 1/6FeSi6 --> 2Mg + (CaO)2SiO2 + 1/6Fe
Pada akhir proses, tanur didinginkan sedikit dan magnesium dikeluarkan dari
kondensor dengan suatu prosedur yang berdasarkan atas perbedaan kontraksi antara
magnesium dan baja.
4.
Kegunaan Mg dan Senyawa Mg
 Membuat logam campur, misalnya paduan Mg dan Al yang sering disebut
magnelium sebagai komponen pesawat terbang, rudal, baik truk dan sebagainya.

Membuat kembang api dan lampu blitz.

Melapisi tanur dan pembakaran semen.

Bahan obat maag.

Untuk menghapus belerang dari besi dan baja.

Untuk memperbaiki titanium dalam proses Kroll.

Untuk photoengrave piring di industri percetakan.

Untuk menggabungkan di alloys, dimana logam ini sangat penting untuk pesawat
dan peluru konstruksi.

Dalam bentuk turnings atau kendali, untuk mempersiapkan Grignard reagents,
yang berguna dalam sintesis organik.

Alloying sebagai agen, meningkatkan mekanis, pemalsuan dan welding
karakteristik aluminium.

Sebagai tambahan agen di propellants konvensional dan produksi dalam grafit
nodular besi cor.
KALSIUM
1. Sejarah
(Latin: calx, kapur) Walau kapur telah digunakan
oleh orang-orang Romawi di abad kesatu, logam kalsium
belum ditemukan sampai tahun 1808. Setelah mempelajari
Berzelius dan Pontin berhasil mempersiapkan campuran
air raksa dengan kalsium (amalgam) dengan cara
mengelektrolisis kapur di dalam air raksa, Davy berhasil
mengisolasi unsur ini walau bukan logam kalsium murni.
2. Sumber-sumber
Kalsium adalah logam metalik, unsur kelima terbanyak di kerak bumi. Unsur ini
merupakan bahan baku utama dedaunan, tulang belulang, gigi dan kerang dan kulit telur.
Kalsium tidak pernah ditemukan di alam tanpa terkombinasi dengan unsur lainnya. Ia
banyak terdapat sebagai batu kapur, gipsum, dan fluorite. Apatite merupakan flurofosfat
atau klorofosfat kalsium.
3. Senyawa
Senyawa alami dan senyawa buatan kalsium banyak sekali kegunaannya. Kapur
mentah (CaO) merupakan basis untuk tempat penyaringan kimia dengan banyak
kegunaan. Jika dicampur dengan pasir, ia akan mengeras menjadi campuran plester
dengan mengambil karbon dioksida dari udara. Kalsium dari batu kapur juga merupakan
unsur penting semen. Senyawa-senyawa penting lainnya adalah: karbid, klorida,
sianamida, hipoklorida, dan sulfida.
4. Kegunaan
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Berikut adalah beberapa kegunaan kalsium:
 Mengaktifkan saraf
 Melancarkan peredaran darah
 Melenturkan otot
 Menormalkan tekanan darah
 Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
 Menjaga keseimbangan cairan tubuh










Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
Mencegah penyakit jantung
Menurunkan resiko kanker usus
Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)
STRONTIUM
Strontium adalah unsur kimia yang termasuk
golongan alkali tanah dengan simbol Sr dan nomor atom
38. Strontium adalah logam halus berwarna perak putih
atau logam kuning yang sangat reaktif secara kimiawi.
Logam strontium berubah menjadi kuning jika terpapar
udara. Di alam biasanya terdapat sebagai mineral celestit
dan strontianit. Isotopnya yang 90Sr terdapat sebagai
jatuhan radioaktif dan memiliki waktu paruh 29,1 tahun.
Isotop 90 Sr dinamakan strontian, yang sebenarnya
merupakan nama sebuah desa di Skotlandia, karena
ditemukan di dekat desa tersebut.
1. Karakteristik
Karena reaktifitasnya yang sangat tinggi terhadap air dan oksigen, unsur ini
hanya dapat ditemukan di alam dalam bentuk senyawa dengan unsur lain, misalnya di
dalam mineral strontianit dan celestit.
Logam strontium berwarna abu-abu/perak, lebih halus daripada kalsium dan
lebih reaktif terhadap air, yang mana jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
strontium hidroksida dan gas hidrogen. Pembakaran
strontium di udara akan menghasilkan strontium
oksida dan strontium nitrida, tapi karena strontium
tidak akan bereaksi dengan nitrogen di bawah suhu
380oC, maka pada suhu kamar, yang dihasilkan
hanyalah oksida (secara spontan). Strontium harus
Nyala api strontium
disimpan di dalam kerosin untuk mencegah terjadinya oksidasi; logam strontium yang
terkena udara akan bereaksi dengan cepat membentuk oksida dengan warna kuning.
Serbuk logam strontium akan terbakar secara spontan pada suhu kamar. Garam
strontium yang mudah menguap akan memberikan warna api merah tua, dan garam ini
dapat digunakan dalam pembuatan petasan. Di alam, strontium merupakan hasil
campuran empat isotopnya yang stabil.
2. Sejarah
Mineral strontianit dinamakan setelah penduduk desa Strontian di desa
Skotlandia menemukannya di sebuah tambang terpencil pada tahun 1787. Adair
Crawford mengenali bahwa mineral tersebut berbeda dengan mineral-mineral barium
lainnya pada tahun 1790. Strontium itu sendiri baru ditemukan pada tahun 1798 oleh
Thomas Charles Hope, dan logam strontium berhasil dipisahkan oleh Sir Humphry Davy
pada tahun 1808 menggunakan elektrolisis dan diumumkan olehnya sendiri pada sebuah
acara perkuliahan Royal Society pada tanggal 30 Juni 1808.
3. Senyawa
Berikut adalah senyawa- senyawa strontium yang diketahui:
 Strontium titanat
 Strontium karbonat
 Strontium nitrat
 Strontium sulfat
 Strontium aluminat
 Strontium klorida
 Strontium oksida
 Strontium ranelat
4. Kegunaan
 Strontium titanat memiliki indeks bias dan penyebaran optikal yang jauh lebih
baik dari pada berlian, membuatnya memiliki banyak kegunaan dalam berbagai
jenis alat-alat optik.
 Strontium karbonat, strontium nitrat, dan strontium sulfat biasanya digunakan
dalam pembuatan kembang api untuk menghasilkan warna merah.
 Strontium klorida biasanya digunakan dalam pasta gigi untuk gigi sensitive.
 Strontium oksida terkadang digunakan untuk menambah kualitas lapisan
keramik.
 Strontium ranelat digunakan dalam penyembuhan osteoporosis
BARIUM
Barium adalah unsur kimia dengan simbol Ba, dan
nomor atom 56. Barium bersifat lunak dan termasuk unsur
golongan alkali tanah. Barium murni tidak pernah
ditemukan di alam karena dapat bereaksi dengan udara.
Oksidanya dikenal sebagai baryta, tetapi dapat bereaksi
dengan air dan karbon dioksida dan tidak ditemukan
sebagai mineral. Mineralnya yang paling banyak
ditemukan di alam adalah barium sulfat (BaSO 4) yang
sangat susah untuk dilarutkan, dan barium karbonat
(BaCO3). Benitoite adalah sebuah permata langka yang
mengandung barium.
Logam barium digunakan dalam keperluan insutri. Senyawa barium memberikan
nyala api yang berwarna hijau dan sering digunakan untuk membuat kembang api.
Barium sulfat digunakan karena beratnya, memiliki sifat tidak mudah larut, dan tidak
dapat ditembus oleh sinar-X. Salah satu kegunaan barium sulfat adalah untuk
pengeboran minyak. Senyawa barium yang dapat larut bersifat racun karena melepas
ion-ion barium, dan digunakan sebagai racun tikus. Telah ditemukan fungsi barium yang
baru: yaitu sebagai bahan esensial pada pembuatan superkonduktor YBCO.
1. Karakteristik
Logam barium mirip dengan kalsium dan strontium secara kimiawi, tapi lebih
reaktif. Logam ini sangat mudah teroksidasi jika terpapar udara dan sangat reaktif
dengan air atau alkohol, menghasilkan gas hidrogen. Pembakaran barium di udara tidak
hanya menghasilkan barium oksida (BaO), tapi juga peroksida. Senyawa yang paling
sederhana dari unsur ini bahkan memiliki berat jenis yang tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari barium sulfat yang memiliki tingkat densitas yang tinggi (4.5 g/cm3).
2. Sejarah
Barium (Yunani bary, yang berarti "berat")
pertama kali diidentifikasi pada tahun1774 oleh Carl
Scheele dan berhasil diekstraksi pada tahun 1808 oleh
Sir Humphry Davy di Inggris. Oksida barium pertama
kali disebut barote, yang mana kemudian diganti
menjadi barita oleh Antoine Lavoisier dari kata
barium untuk menjelaskan sifat logamnya.
Nyala api barium
3. Isotop
Kelimpahan barium di alam merupakan campuran dari tujuh isotopnya yang
stabil. Ada dua puluh isotop barium yang diketahui, tapi kebanyakan bersifat sangat
radioaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek. Contoh isotop barium antara
lain adalah 133Ba yang memiliki waktu paruh 10,51 tahun dan 137 Ba yang memiliki
waktu paruh 2,55 menit.
4. Kegunaan
Barium memiliki beberapa fungsi dalam bidang industri:
 Senyawa barium, khususnya barit (BaSO 4), memiliki peran yang sangat penting
dalam industri minyak bumi. Barit digunakan dalam pengeboran sumur minyak.
 Barium karbonat dapat digunakan untuk racun tikus dan juga dapat digunakan dalam
pembuatan batu bata. Berbeda dengan sulfat, karbonat akan melarut di dalam perut,
sehingga menjadi racun bagi tubuh. .
 Barium oksida digunakan untuk melapisi elektroda pada lampu fluoresensi, yang
dapat melepaskan elektron.
 Barium karbonat digunakan dalam pembuatan kaca. Karena beratnya, barium dapat
meningkatkan indeks bias dan kilau kaca.
 Barit digunakan secara ekstensif dalam pembuatan karet.
RADIUM
Radium adalah sebuah unsur kimia yang mempunyai simbol Ra dan nomor
atom 88. Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terekspos
kepada udara dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas
yang tinggi.
Radium termasuk jenis radioaktif alam yang
mempunyai isotop Ra-226, Ra-224 dan Ra-228.
Radium adalah radionuklida yang terbentuk dari
peluruhan uranium dan thorium. Sebagian besar Ra226 berasal dari peluruhan uranium alam (U-238),
sedangkan Ra-228 dan Ra-224 berasal dari
peluruhan Th-232. Radium-226 merupakan isotop
yang biasa dimanfaatkan, memancarkan radiasi alfa
dan gama dengan waktu paro 1600 tahun,
sedangkan Ra-228 merupakan pemancar beta
dengan waktu paro 5,75 tahun dan Ra-224 mempunyai waktu paro 3,66 hari. Isotopisotop radium meluruh menjadi isotop-isotop radon yang berlainan, misalnya Ra-226
meluruh menjadi Ra-222 dan Ra-228 meluruh menjadi Ra-224 sebelum akhirnya
membentuk gas radon (Ra-220).
Ra-226 merupakan radionuklida berumur panjang dan dalam masa peluruhannya
mengeluarkan gas radon yang berbahaya bagi kesehatan. Kondisioning sumber bekas
Ra-226 diawali dengan reduksi volume, dilanjutkan dengan immobilisasi dalam
kontainer khusus untuk mengatasi masalah emanasi gas radon yang timbul dari
peluruhan Ra-226. Dipilih kontainer Stainless Steel berbentuk kapsul yang ditutup
dengan cara dilas. Kapsul ini kemudian dimasukkan ke dalam Long Term Storage Shield
(LTSS) yang terbuat dari Pb untuk meminimalkan paparan radiasi yang cukup tinggi.
1. Sejarah
Radium ditemukan oleh Marie Sklodowska-Curie dan suaminya, Pierre, pada
tahun 1898 dari bijih uranium di Bohemia Utara, Republik Czech. Ketika sedang
mempelajari bijih uranium, Marie berhasil memisahkan uranium dari bijihnya, dan
menemukan bahwa ternyata bijih tersebut masih bersifat radioaktif. Mereka kemudian
memisahkan sebuah campuran radioaktif, yang kebanyakan terdiri atas barium, yang
dapat menghasilkan nyala api berwarna hijau yang sangat terang dan garis spektral
berwarna merah, yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya. Penemuan ini
diumumkan Curie dan suaminya ke Akademi Sains di Prancis pada 26 Desember 1898.
Pada tahun 1902, Curie dan Andre-Louis Debierne berhasil memisahkan radium
sebagai logam murni, dengan cara mengelektrolisis radium klorida murni menggunakan
katoda merkuri, kemudian didistilasi pada atmosphere gas hidrogen.
2. Karakteristik
Radium merupakan logam alkali tanah terberat dengan intensitas radioaktivitas
besar, dan mirip dengan barium secara kimiawi. Sejumlah kecil logam ini terdapat pada
bijih-bijih uranium, dan berbagai jenis mineral uranium lainnya. Radium menghasilkan
tiga jenis radiasi yaitu, partikel alfa, partikel beta, dan sinar gamma.
Logam radium murni berwarna putih bersih, tapi berubah menjadi hitam jika
terpapar udara (kemungkinan dikarenakan adanya pembentukan nitrida). Radium
bereaksi hebat dengan air dan minyak membentuk radium hidroksida, dan sedikit lebih
mudah menguap dibandingkan dengan barium. Fase radium adalah padat pada suhu
normal.
3. Senyawa
Karena waktu paruhnya yang pendek dan intensitas radioaktifitasnya yang besar,
senyawa radium cukup jarang ditemukan, kebanyakan terdapat di dalam bijih uranium.
Adapun senyawa-senyawa radium antara lain:
a. Radium fluorida (RaF2 )
b. Radium klorida (RaCl2)
c. Radium bromide (RaBr2)
d. Radium iodide (RaI2)
e. Radium oksida (RaO)
f. Radium nitride (Ra3N2)
4. Kegunaan
Dimasa yang lampau Indonesia banyak menggunakan Radium-226 sebagai
sumber radiasi yang dipakai dalam brachyteraphy. Brachyteraphy adalah suatu
radioterapi dengan zat radioaktif sebagai sumber radiasinya. Brachyteraphy dilakukan
dengan cara penyinaran pada jarak sangat dekat bahkan pada kondisi tertentu sumber
radiasi dimasukkan kedalam tubuh pasien. Biasanya digunakan untuk terapi kanker leher
rahim.
Untuk keperluan medis, radium yang digunakan mempunyai aktivitas maksimum
4 GBq (100 mg) dengan aktivitas rata-rata sumber sekitar 200 MBq (5,6 mg) untuk yang
berbentuk jarum dan sekitar 260 MBq (7mg) untuk yang berbentuk kapsul. Sedangkan
untuk pemakaian non medis, radium digunakan dalam aktivitas yang lebih tinggi,
misalnya sumber nuetron Ra-Be mempunyai aktivitas sekitar 20 GBq (5000 mg) dan
pemakaian lainnya sekitar 40 GBq (1000 mg).
Selain dalam bidang kedokteran, Radium -226 juga dimanfaatkan sebagai
penangkal petir. Di negara maju sudah sejak sekitar tahun 1960 an pemakaian Ra-226
baik dalam bidang kedokteran maupun dalam penangkal petir sudah dihentikan, namun
demikian di beberapa negara lain sumber Ra-226 hingga saat ini masih ada dengan
pemakaian yang sudah mulai berkurang.
BAB III
EKSTRAKSI & SENYAWA LOGAM ALKALI TANAH
A. Ekstraksi Senyawa Logam
Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam alkali tanah
dapat di ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat menggunakan
dua cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis.
Seperti halnya logam alkali, logam alkali tanah juga tidak bisa dibuat dengan
elektrolisis larutan garamnya melainkan dengan elektrolisis lelehan garamnya. Hal ini
karena potensial elektroda yang besar dan negatif.Namun, untuk unsur berilum karena
potensial elektrodanya agak kecil (-1,70 V ), dapat dibuat dari elektrolisis garam
floridanya dengan pereduksi magnesium kalsium, strontium, dan barium dibuat dengan
elektrolisis lelehan garam kloridanya.
a.
Ekstraksi Berilium (Be)
Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF2.
Sebelum mendapatkan BeF2, kita harus memanaskan beril [Be3 Al2(SiO6)3 ] dengan
Na2SiF6 hingga 700 0C. Karena beril adalah sumber utama berilium.
BeF2 + Mg
MgF2 + Be
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga kita dapat mengekstraksi dari lelehan
BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl 2 tidak dapat mengahantarkan
listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Be2+ + 2eAnode : 2Cl-
Be
Cl2 + 2e-
b. Ekstraksi Magnesium (Mg)
Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit
[MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat
menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO.
lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
2[ MgO.CaO] + FeSi
2Mg + Ca2SiO4 + Fe
Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan
mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O
Mg2+ + 2OH -
Ca2+ + 2OHMg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl
MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk
mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2eAnode : 2Clc.
Mg
Cl2 + 2e-
Ekstraksi Kalsium (Ca)
Metode Elektrolisis
Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca).
Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO 3 dengan HCl agar
terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi :
CaCO3 + 2HCl
CaCl2 + H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2 , kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan
kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda ; Ca2+ + 2eAnoda ; 2Cl-
Ca
Cl2 + 2e-
Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau
dengan mereduksi CaCl2 oleh Na.
Reduksi CaO oleh Al
6CaO + 2Al
3 Ca + Ca3 Al2O 6
Reduksi CaCl2 oleh Na
CaCl2 + 2 Na
Ca + 2NaCl
d. Ekstraksi Strontium (Sr)
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan
elektrolisis lelehan SrCl 2 . Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit
[SrSO4 ]. Karena Senyawa selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr).
Reaksi yang terjadi:
katode : Sr2+ +2eanoda : 2Cle.
Sr
Cl2 + 2e-
Ekstraksi Barium (Ba)
Metode Elektrolisis
Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah
diproses menjadi BaCl 2 barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2.
Reaksi yang terjadi :
katode ; Ba2+ +2eanoda ; 2Cl-
Ba
Cl2 + 2e-
Metode Reduksi
Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh
Al. Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al
3Ba + Ba3 Al2O6 .
B. Senyawa Logam Alkali Tanah
a. Alkali tanah oksida.
Senyawa logam golongan II A dengan oksigen disebut oksida alkali tanah (LO),
yang dapat dibuat dari logamnya dan oksigen.
2L(s) + O2(g)
2LO(s)
(L= Mg, Ca, Sr, Ba)
Atau penguraian garam karbonatnya.
LCO3(s)
LO(s) + CO2(g)
Oksida ini cukup stabil, karena kalor pembentukan energi bebes pembentukannya
bertanda negatif.
b. Alkali tanah hidroksida.
Alkali tanah hidroksida L(OH)2 darpat dibuat dengan mereaksikan oksidanya
dengan air.
LO(s) + H2O(l)
L(OH) 2(s)
(L = Ca, Cr, Ba)
Hidroksida ini sukar larut dalam air, dan kelarutannya bertambah dari atas ke
bawah dalam sistem periodik.
c.
Alkali tanah halida.
Semua logam alkali tanah dapat membentuk halida (LX2) langsung dari
unsurnya.
L + X2
LX2
Sifat fisika berilium klorida berbeda jauh dari halida yang klain. Hal ini
menunjukkan bahwa berilium kurang bersifat logam dibandingkan dengan unsur
alkali tanah yang lain. Tidak ada bukti kuat bahwa ada ion bebas Be2+ dalam
BeCl2, tetapi menunjukkan sifat kovalenhal ini disokong oleh bukti bahwa
larutan senyawa ini tidak menghantar listrik dan tidak dapat di elektrolisis.
d.
Alkali tanah sulfat.
Alkali tanah sulfat merupakan garam yang sukar larut, dengan kelarutan makin
kecil dari kalsium ke berium. Berium sulfat dipakai sebagai pemutih kertas
fotografi dan pembuat polimer. Dalam diagnosis dengan sinar X, dipakai BaSO 4
untuk mencari ketidakteraturan usus halus. Usus yang telah diisi BaSO 4 akan
dapat dipotret, karena senyawa ini tidak tembus sinar X.
e. Alkali tanah karbonat.
Senyawa kalsium karbonat (CaCO3 ) terdapat dalam batu kapur dan marmer ,
sedangkan dolomit mengandung MgCO3 dan CaCO3 . Kalsium karbonat adalah
bahan pembuatan kapur tulis dan dipakai dalam pasta gigi. Batu kapur sangat
penting dalam industri, seperti bahan pembuatan semen. Rumah binatang laut ,
seperti siput, lokan, dan penyu terbuat dari kalsium karbonat.
Daftar Pustaka
Belajar Kimia.Net » Blog Archive » Unsur Magnesium (Mg).mht
Cotton, Albert. Wilkinson, Geofrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Keenan. Kleinferter. Wood. 1993. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Nahadi. 2007. Intisari Kimia SMA. Bandung : Pustaka Setia.
Prabawa, Hadi. Jayaprana, Sandya. 1997. ILMU KIMIA untuk SMU. Jakarta : Erlangga.
Purba,michael, 2004. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Syukri,S. 2000. Kimia Dasar Jilid 2.Bandung : Penerbit ITB.
Tim Penyusun.2004.Kimia 3b Kelas 3 SMA Semester 2.Klaten:Intan Pariwara.
Download