BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan kota budaya, kota pelajar dan juga kota kuliner yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan bisnis dan banyak terdapat pula pusat-pusat wisata kuliner. Persaingan antara perusahaan yang sejenis pun akan selalu terjadi di mana masing-masing pihak memiliki visi untuk mampu bertahan dalam persaingan bahkan menjadi pemenang. Setiap perusahaan baik, manufaktur, jasa maupun perniagaan tentunya memiliki sebuah produk yang harus mereka pasarkan. Produk-produk tersebut tentunya tidak hanya harus memiliki nilai bagi pelanggan, akan tetapi juga harus dipasarkan dengan baik. Kotler & Keller (2009), mengatakan bahwa pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Sehingga, dewasa ini banyak sekali para pelaksana bisnis sadar akan pentingnya perencanaan serta pelaksanaan pemasaran yang cermat. Para CEO mengatakan pentingnya pemasaran untuk membangun merek dan basis pelanggan yang loyal, yang merupakan aset tak berwujud yang membentuk presentase nilai yang besar dari sebuah perusahaan (Kotler & Keller, 2008). Dan untuk memenangkan persaingan dalam pemasaran, perusahaanperusahaan telah menerapkan berbagai macam strategi pemasaran guna mendapatkan, menjaga serta meningkatkan loyalitas pelanggan. Strategi bersaing bertujuan menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang dapat menentukan persaingan industri. Porter (1993), menjelaskan bahwa persaingan terdiri dari 5 ancaman-ancaman (sekaligus dapat menjadi kesempatan-kesempatan), yaitu (1) persaingan dari pesaing-pesaing yang sudah ada (rivalry among exixting competitors), (2) ancaman pesaingpesaing baru (threat of new entrants), (3) ancaman produk-produk atau jasa substitusi (threat of substitute products and service), (4) kekuatan menawar dari pelanggan (bergaining power of costumers), dan (5) kekuatan menawar dari pemasok-pemasok (bergaining power of suppliers). Untuk menghadapi ancamananacaman persaingan tersebut dan demi keberlangsungan kegiatan usahanya perusahaan-perusahaan di DIY (salah satunya restauran makanan cepat saji) selalu tentunya harus selalu siap dalam menjalankan strategi bersaing mereka. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi harapan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian, hanya perusahaan yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar (Atmawati & Wahyuddin, 2004). Waroeng Spesial Sambal “SS” merupakan perusahaan jasa warung makanan cepat saji yang memiliki cukup banyak cabang yang tersebar di kota Yogyakarta dan beberapa kota besar lainyya. Waroeng “SS” memanjakan konsumennya dengan pilihan sambal yang bervariasi, tidak tanggung-tanggung 28 jenis sambal disiapkan sebagai pendamping lauk pauk dan nasi dengan tingkat kepedasan di atas rata-rata. Jadi walaupun lauknya sama tetapi sambalnya bisa berbeda-beda. Waroeng “SS” awalnya hanya ada 6 orang tenaga kerja termasuk pendirinya, tempat pertama berkonsep warung tenda didirikan di pinggir jalan, Jln. Kaliurang sebelah barat Graha Sabha Pramana UGM. Awalnya Waroeng “SS” menyajikan pilihan sayur seperti ca kangkung, trancam, ca jamur, pecel, plencing jawa, dan sayur asem. Sementara lauknya, tersedia ayam goreng, bandeng goreng, nila goreng, tempe, tahu, iso babat, lele, udang, dan daging sapi. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, apalagi bagi pelajar dan mahasiswa yang merupakan pasar utama yang dibidik. Sekarang Waroeng “SS” menyediakan lebih banyak aneka macam menu sambal, sayuran, lauk pauk, dan minuman (www.ciputraentrepreneurship.com). Karena sekarang banyak cabang Waroeng “SS” yang berdiri terutama di area Yogya, Waroeng “SS” akhirnya memiliki dapur terpadu di belakang kantor pusat di daerah Pogung Yogya. Dapur terpadu tersebut berfungsi mengolah masakan yang akan didistribusikan ke seluruh outlet di area Yogya. Semua outlet mendapat pasokan makanan setengah matang. Ini dimaksudkan agar cita rasa tetap terjaga, jadi walaupun berbeda outlet namun pengunjung tidak akan mendapatkan rasa yang berbeda. Meskipun namanya “waroeng” namun layanan kepada pelanggan yang diberikan tidak kalah dengan restoran-restoran besar lainnya (www.ciputraentrepreneurship.com). Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan pelanggan secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lebih lama, membeli lagi ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk lama, membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain, tidak terlalu memperhatikan merek pesaing dan tidak terlalu sensitif terhadap harga, menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan, dan biaya pelayanannya lebih murah dibandingkan pelangggan baru karena transaksi menjadi hal rutin (Kotler & Keller, 2009). Anderson et al. dalam Baihaqy (1994) menyatakan bahwa apabila pelanggan puas terhadap produk atau layanan yang diberikan, akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga membuat pelanggan melakukan pembelian ulang (repurchase) di masa yang akan datang, menurunkan elastisitas harga, menghambat pesaing menarik pelanggan karena pelanggan enggan berpindah (switching), menurunkan biaya dan waktu transaksi berikutnya, menurunkan biaya penanganan ketidaksesuaian produk/jasa, menurunkan biaya pencarian pelanggan baru karena pelanggan akan cenderung menginformasikan kepada calon pelanggan lainnya, karena perusahaan memiliki produk dan layanan yang memuaskan, sehingga reputasi perusahaan turut terangkat. Selain itu, Ardianto (1999), mengatakan bahwa perusahaan di masa depan akan semakin bergantung kepada merek, yang berarti tidak cukup hanya berorientasi pada pelayanan dan produk. Bahwa perusahaan yang melibatkan orientasi merek dalam formulasi strategi perusahaannya, maka perusahaan tersebut memiliki sumber untuk menuju keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage) melalui ekuitas merek karena hanya merek yang dapat memberikan proteksi yang kuat. Untuk terus meningkatkan bisnisnya dan menghadapi persaingan dari warung makan yang sejenis, Waroeng “SS” perlu meningkatkan serta mempertahankan pelanggannya yaitu dengan kepuasan pelanggan, sehingga akan berdampak pula pada loyalitas pelanggan, karena loyalitas pelanggan memiliki korelasi yang positif dengan performa bisnis (Beerli et al, 2004). Dengan demikian perlu dilakukan analisis pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk, dan Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan dan dampaknya pada Loyalitas Pelanggan Waroeng Spesial Sambal. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan, khususnya pada perusahaan dalam bidang jasa, beberapa di antaranya adalah kualitas produk dan layanan serta citra merek (brand image) yang merupakan kualitas atau harta perusahaan yang tak berwujud (Kotler & Keller, 2009). Demikian juga halnya dalam Waroeng Spesial Sambal, yang merupakan perusahaan pelayanan jasa, konsumen sebagai pelanggan mempunyai harapan terhadap kualitas jasa yang mungkin berbeda dengan pemberi layanan. Persepsi konsumen terhadap kualitas layanan itu sendiri merupakan penilaian menyeluruh konsumen atas keunggulan suatu layanan (Kotler & Keller, 2008). Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Beberapa permasalahan itu antara lain : 1. Apakah ada pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan ? 2. Apakah ada pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan Pelanggan ? 3. Apakah ada pengaruh Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan ? 4. Apakah ada pengaruh Kepuasan Pelanggan sebagai variabel intervening terhadap Loyalitas Pelanggan ? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan. 2. Menganalisis pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan Pelanggan. 3. Menganalisis pengaruh Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan. 4. Menganalisis pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis, yaitu sebagai tambahan referensi dan wawasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan bidang pemasaran khususnya mengenai Kualitas Layanan, Kualitas Produk, Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan. 2. Manfaat praktis, yaitu mengembangkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan citra merek, dan juga sebagai bahan acuan penelitian di masa yang akan datang dan akan diketahui faktor mana yang dominan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan.