pengaruh board diversity, investment opportunity set

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT
OPPORTUNITY SET (IOS), DAN KINERJA KEUANGAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
VIDYA RIA SHINTAWATI
NIM. F0306084
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET
(IOS), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008
ABSTRAKSI
Vidya Ria Shintawati
F0306084
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh board diversity, Investment
Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Variabel
board diversity diukur dengan keberadaan wanita dalam anggota dewan
komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, proporsi
outside directors, usia anggota dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan
anggota dewan komisaris. Set peluang investasi diproksikan menggunakan tiga
proksi yaitu Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book
Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio
(MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Kinerja keuangan perusahaan
diukur dengan menggunakan CFROA (Cash Flow Return of Asset). Sedangkan
variabel dependen nilai perusahaan diproksikan dengan tobin’s q.
Data penelitian ini diambil dari laporan keuangan, annual report, serta informasi
dari media lain yang terkait dengan penelitian ini. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 75 perusahaan yang terdaftar pada periode 2008. Metoda
pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian dilakukan
menggunakan regresi berganda, uji regresi parsial (t hitung), uji koefisien
determinasi (R2), dan uji regresi simultan (F hitung).
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
adalah keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, usia anggota
dewan komisaris, Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The
Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), dan Market to Book Value of Equity
ratio (MVE/BVE) sebagai proksi dari Investment Opportunity Set (IOS) juga
mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dengan rasio tobin’s q.
Kata Kunci: board diversity, investment opportunity set (IOS), kinerja keuangan
perusahaan, nilai perusahaan, tobin’s q
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE EFFECT OF BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY
SET (IOS), AND FINANCIAL PERFORMANCE ON THE FIRM VALUE:
(An Empirical Study on Public Companies Listed in Indonesia Stock Exchange
Year 2008)
ABSTRACT
Vidya Ria Shintawati
F0306084
The purpose of this study is to examine the effect of board diversity, Investment
Opportunity Set (IOS), and financial performance on the firm value. Board
diversity aspect is measured by the presence of woman in the commissioners, the
presence of Tionghoa ethnic in the commissioner, the propotion of outside
directors, commissioners age, commissioners educational background. Investment
opportunity set uses three proxies, they are Book Value of Gross Property, Plant
and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book
Value of Equity ratio (MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Company's
financial performance is measured using CFROA (Cash Flow Return on Assets).
Firm value as a dependent variable using tobin's q proxy.
The research data was extracted from financial statements, annual report, as well
as information from other media associated with this research. The sample taken
in this research was 75 companies listed on the period of 2008. The samples
selection uses purposive sampling methods. This study employed a hypothesis test
using multiple regression test, partial regression test (t test), the coefficient of
determination test (R2), and simultaneous regression test (F test).
The results of this study indicate that factors influencing the value of the company
is in existence Tionghoa Ethnic commissioners, commissioners age, Book Value of
Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio
(PPE/BVA), and Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) as a proxy of
the investment opportunity set also affects the value of the company.
Keywords: board diversity, investment opportunity set (IOS), company’s financial
performance, firm value, tobin’s q
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET
(IOS), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008
Telah disetujui dan diterima dengan baik untuk diajukan kepada tim penguji
skripsi.
Surakarta, 15 Desember 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak.
NIP: 19610711 198703 1 002
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi.
Surakarta, 21 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak.
Ketua
(……………...)
(NIP. 19660919 199203 1 001)
2. Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak.
Pembimbing (………………)
(NIP. 19610711 198703 1 002)
3. Drs. Nurmadi Harsa Sumarta, M.Si., Ak.
(NIP. 19651211 200003 1 001)
commit to user
v
Anggota
(.…………..…)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Bila kita belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan
bakat kita, bakatilah apapun pekerjaan kita sekarang.
Kita akan tampil secemerlang yang berbakat.
Success won’t come itself. It needs hard work.
Success is not the key to happiness. Happiness is the
key to success. If you love what you are doing, you will
be successful.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
I Dedicated this Research for:
My Family and People who Love Me
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan
berkat,
rahmat,
dan
ridho-Nya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis
berusaha semaksimal mungkin agar skripsi ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan
bantuan berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak., selaku pembimbing skripsi atas semua
waktu, saran, dorongan, dan semangat yang sangat membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak
membantu
commit
to userselama masa kuliah.
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Keluargaku, (Eyang, Pakdhe, Budhe, Om, Tante, Mas, Mbak, Dek),
especially for Papa, Mama, and My Sista tercinta, terimakasih untuk
dukungannya.
6. Temen-temen seperjuanganku yang selalu mendukungku, Nova (Thankz
for everything, berjuang kompre bareng bwt kita solid, hehe), Ganie (‘n
sodara kembarnya =P, like an angel heart, kLian b’2 baek bgth deh!!),
Rika (kangen pisang ijonya), Nat”, Boii, Mo2n, Manda (makacie bwt
bagi2 pengalamannya), Rina, Nduth, Iyah, Moer (‘n girlfriend-nya), dan
gag lupa juga Irda (yg disebutin terakhir biasanya The most important ‘n
special). Makaciee bgth yuaaa, kLian selalu dukung aQ. ILoveU, IMissU,
always 4ever. U’re d’bezt deh!!! XOXOXO
7. Temen-temenku di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Manajemen, dan
Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta, angkatan
berapa aja deh. (Maaf gag bisa disebutin satu per satu, Love U all!!!).
8. Temen-temen BAPEMA (Badan Pers Mahasiswa) Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta, terimakasih untuk kebersamaannya
yang menyenangkan, Missyou!!!
9. Bapak Lilik Wahyudi, SE, M.Si., Staff Pusif, dan Teman-teman
seperjuangan di Pusif, terimakasih untuk kepercayaan, pengalaman, dan
kerjasamanya.
10. Temen-temen Dosen D3 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Mas Puji, Mas Catur, Mas Pram, Pak Ahmad, seneng bisa kenal
and ber-speak English bareng kalian.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Special for gank SMA-ku yang masih bertahan sampai 4ever and ever,
@MOR (Novi, Irma, Affa, and Vidya of course). Thanks girls buat
semangat dan gila-gila-an-nya, wisuda bareng yuaaa… (InsyaALLAH).
12. Semua pihak yang tida dapat penulis sebutkan satu per satu (Thanks a
lot!!!).
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis meminta maaf atas kekurangan yang terjadi dan demi kesempurnaan
skripsi ini penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi terciptanya
karya yang sempurna.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan di kemudian hari.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Surakarta, Desember 2010
Vidya Ria Shintawati
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI……………………………………………………….
ii
ABSTRACT…………………………………………………………
iii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………
iv
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….
v
HALAMAN MOTTO………………………………………………..
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………..
vii
KATA PENGANTAR……………………………………………….. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………….
xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………. xv
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian……………………………………………. 7
D. Manfaat Penelitian………………………………………….. 7
E. Sistematika Penulisan……………………………………….. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 10
A. Landasan Teori……………………………………………… 10
1. Nilai Perusahaan………………………………………… 10
2. Board Diversity………………………………………….
13
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Set Peluang Investasi……………………………………. 22
4. Kinerja Keuangan………………………………………... 28
B. Kerangka Teoritis……………………………………………. 31
C. Pengembangan Hipotesis…………………………………….. 32
BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………… 39
A. Desain Penelitian…………………………………………….. 39
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel………… 39
C. Data dan Metode Pengumpulan Data………………………… 40
D. Variabel dan Pengukurannya…………………………………. 40
1. Variabel Dependen……………………………………….. 40
2. Variabel Independen……………………………………… 41
E. Metode dan Analisis Data…………………………………….
45
1. Statistik Deskriptif………………………………………… 45
2. Uji Asumsi Klasik…………………………………………. 45
3. Uji Hipotesis……………………………………………….. 49
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………. 51
A. Hasil Pengumpulan Data………………………………………. 51
B. Statistik Deskriptif……………………………………………... 52
C. Pengujian Asumsi Klasik……………………………………….. 55
1. Uji Normalitas Data………………………………………… 55
2. Uji Multikolinearitas………………………………………… 56
3. Uji Autokorelasi…………………………………………….. 57
4. Uji Heteroskedastisitas……………………………………… 58
D. Pengujian Hipotesis……………………………………………... 59
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pengujian Regresi Parsial (t hitung)……………………….... 61
2. Pengujian Regresi Simultan (F hitung)...……………………. 63
3. Pengujian Koefisien Determinasi (Goodness of Fit / R2)…… 64
E. Pembahasan Hasil Analisis……………………………………… 65
BAB V. PENUTUP…………………………………………………………. 71
A. Kesimpulan………………………………………………………. 71
B. Saran……………………………………………………………... 74
C. Keterbatasan……………………………………………………… 75
D. Rekomendasi……………………………………………………… 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Maping Penelitian IOS Terdahulu…………………
26
3.1
Keterangan Persamaan Regresi Berganda…………
48
4.1
Sampel Penelitian…………………………………..
52
4.2
Hasil Statistik Deskriptif……………………………
52
4.3
Hasil Uji Normalitas Data…………………………..
55
4.4
Hasil Uji Multikolinearitas…………………………..
56
4.5
Hasil Uji Autokorelasi………………………………. 57
4.6
Hasil Analisis Regresi Berganda……………………. 60
4.7
Hasil Uji F hitung…………………………………….
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi……………………… 65
commit to user
xiv
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1
Halaman
Hubungan antara board diversity, Investment
Opportunity Set (IOS), kinerja keuangan dan nilai
4.1
perusahaan…………………………………………
31
Hasil Uji Heteroskedastisitas………………………
59
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET
(IOS), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008
ABSTRAKSI
Vidya Ria Shintawati
F0306084
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh board diversity, Investment
Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Variabel
board diversity diukur dengan keberadaan wanita dalam anggota dewan
komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, proporsi
outside directors, usia anggota dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan
anggota dewan komisaris. Set peluang investasi diproksikan menggunakan tiga
proksi yaitu Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book
Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio
(MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Kinerja keuangan perusahaan
diukur dengan menggunakan CFROA (Cash Flow Return of Asset). Sedangkan
variabel dependen nilai perusahaan diproksikan dengan tobin’s q.
Data penelitian ini diambil dari laporan keuangan, annual report, serta informasi
dari media lain yang terkait dengan penelitian ini. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 75 perusahaan yang terdaftar pada periode 2008. Metoda
pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian dilakukan
menggunakan regresi berganda, uji regresi parsial (t hitung), uji koefisien
determinasi (R2), dan uji regresi simultan (F hitung).
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
adalah keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, usia anggota
dewan komisaris, Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The
Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), dan Market to Book Value of Equity
ratio (MVE/BVE) sebagai proksi dari Investment Opportunity Set (IOS) juga
mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dengan rasio tobin’s q.
Kata Kunci: board diversity, investment opportunity set (IOS), kinerja keuangan
perusahaan, nilai perusahaan, tobin’s q
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE EFFECT OF BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY
SET (IOS), AND FINANCIAL PERFORMANCE ON THE FIRM VALUE:
(An Empirical Study on Public Companies Listed in Indonesia Stock Exchange
Year 2008)
ABSTRACT
Vidya Ria Shintawati
F0306084
The purpose of this study is to examine the effect of board diversity, Investment
Opportunity Set (IOS), and financial performance on the firm value. Board
diversity aspect is measured by the presence of woman in the commissioners, the
presence of Tionghoa ethnic in the commissioner, the propotion of outside
directors, commissioners age, commissioners educational background. Investment
opportunity set uses three proxies, they are Book Value of Gross Property, Plant
and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book
Value of Equity ratio (MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Company's
financial performance is measured using CFROA (Cash Flow Return on Assets).
Firm value as a dependent variable using tobin's q proxy.
The research data was extracted from financial statements, annual report, as well
as information from other media associated with this research. The sample taken
in this research was 75 companies listed on the period of 2008. The samples
selection uses purposive sampling methods. This study employed a hypothesis test
using multiple regression test, partial regression test (t test), the coefficient of
determination test (R2), and simultaneous regression test (F test).
The results of this study indicate that factors influencing the value of the company
is in existence Tionghoa Ethnic commissioners, commissioners age, Book Value of
Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio
(PPE/BVA), and Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) as a proxy of
the investment opportunity set also affects the value of the company.
Keywords: board diversity, investment opportunity set (IOS), company’s financial
performance, firm value, tobin’s q
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I berikut ini akan dijelaskan mengenai latar belakang
dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan dari skripsi ini.
A. Latar Belakang
Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris dari pengaruh
board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008.
Dalam jangka panjang, setiap entitas bisnis (perusahaan) mempunyai tujuan
untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimalkan kekayaan
para pemegang saham (maximization wealth of stockholders). Nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi nilai
perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya (Sartono,
2004). Maka dari itu, untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut, semua
aktivitas atau kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Fama (1978) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga
pasar sahamnya. Nilai pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
tobin’s q. Dalam penelitiannya, Wirakusuma, Surjaningsih, dan Siswanto
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2006) menjelaskan mengenai peranan teori tobin’s q dalam pasar saham
perekonomian, yaitu apabila harga-harga saham mengalami peningkatan
berarti nilai q menjadi lebih tinggi. Naiknya nilai q menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
Penerapan corporate governane dipercaya mampu meningkatkan nilai
perusahaan. Survei yang dilakukan oleh McKinsey & Company (2002)
menunjukkan bahwa corporate governance telah menjadi perhatian utama
investor. Investor cenderung menghindari perusahaan-perusahaan yang
memiliki penerapan corporate governance yang buruk. Peran dan tuntutan
investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip Good Corporate
Governance (GCG) merupakan salah satu faktor dalam pengambilan
keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan.
Salah satu isu yang berkaitan dengan corporate governance adalah
komposisi dari dewan komisaris (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007).
Board diversity atau sebaran anggota dewan menjadi hal yang menarik untuk
disimak berkaitan dengan corporate governance di Indonesia. Surya dan
Yustiavandan (2006) menyatakan bahwa adanya organ-organ perusahaan
seperti dewan komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan dan arahan
serta dewan direksi sebagai pengambil kebijakan di dalam perusahaan
merupakan bukti pengaplikasian prinsip good corporate governance dalam
tataran yang minimal.
Cox dan Blake (1991) dan Robinson dan Dechant (1997) menyatakan
bahwa sebaran dalam anggota dewan dipercaya dapat mempengaruhi nilai
commit to user
perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebaran anggota dewan diduga mampu memberikan dampak yang positif.
Semakin besar sebaran dalam anggota dewan dapat menimbulkan semakin
banyak konflik, namun sebaran tersebut dapat memberikan alternatif
penyelesaian terhadap suatu masalah yang semakin beragam daripada anggota
dewan yang homogen. Selain itu, keragaman dalam dewan komisaris
memberikan karakteristik yang unik bagi perusahaan sehingga dapat
menciptakan nilai tambah (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007).
Kallapur dan Trombley (2001) menyatakan bahwa kesempatan
investasi perusahaan merupakan komponen penting dari nilai perusahaan. Hal
ini disebabkan Investment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi
dari suatu perusahaan mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, investor
dan kreditor terhadap perusahaan. IOS lebih ditekankan pada opsi investasi di
masa depan. Opsi investasi di masa depan dapat diperoleh jika perusahaan
memiliki proyek dengan net present value positif.
Myers (1977) menyatakan bahwa IOS merupakan komponen nilai
perusahaan yang berasal dari opsi untuk melakukan investasi di masa depan,
selain itu, investment opportunity set memberikan petunjuk yang lebih luas
dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran
perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS perusahaan merupakan sesuatu
yang secara melekat bersifat tidak dapat diobservasi. Sifatnya yang tidak dapat
diobservasi menyebabkan IOS memerlukan sebuah proksi. Pengukuran IOS
sangat beragam, baik yang menggunakan faktor tunggal maupun dengan
commit to user
menggunakan kombinasi beberapa faktor. Dalam menghitung IOS, sebagian
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
besar menggunakan ukuran data-data pasar modal karena lebih banyak
menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi
dari IOS. IOS dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa
mendatang.
Kinerja keuangan merefleksikan kinerja fundamental perusahaan yang
juga diukur dengan data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari
laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan
sering dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan karena dengan melihat
laporan keuangan dapat diukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu
periode tertentu yaitu dengan melihat laporan laba ruginya (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007). Namun seringkali angka laba yang dihasilkan laporan laba
rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan, sehingga laba yang
tinggi belum tentu mencerminkan kas yang besar.
Laba sebagai bagian dari laporan keuangan yang tidak menyajikan
fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan dapat diragukan
kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang
kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba
seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan,
maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya
(Boediono, 2005).
Dalam hal seperti ini penggunaan arus kas mempunyai nilai lebih baik
untuk menjamin kinerja perusahaan di masa datang karena arus kas
menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan
commit to user
serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikeluarkan oleh perusahaan (Pradhono dan Christiawan, 2004). Cash Flow
Return on Assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja
perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran
kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham
(Cornett et al., 2006).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kusumastuti,
Supatmi, dan Sastra (2007) yang melihat board diversity dari lima aspek, yaitu
keberadaan anggota komisaris wanita, keberadaan etnis Tionghoa, proporsi
outsider directors, usia, dan latar belakang pendidikan anggota dewan
komisaris.
Perbedaannya terdapat pada sampel dan tahun penelitian serta jenis
data dalam penelitian ini lebih disempurnakan agar mendapatkan data lebih
valid. Penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan di Bursa Efek
Indonesia tahun
2008, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan
sampel perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2005. Perbedaan
lainnya adalah dalam penelitian ini ditambah dengan variabel Investment
Opportunity Set (IOS) dan kinerja keuangan sebagai variabel independen.
Dari keseluruhan penjelasan yang diungkapkan di atas maka penelitian
ini mengambil judul “Pengaruh Board Diversity, Investment Opportunity
Set (IOS), dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008”.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah board diversity, dalam hal ini keberadaan wanita dalam anggota
dewan komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan
komisaris, proporsi outside directors, usia anggota dewan komisaris, dan
latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai
perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 yang diukur dengan rasio
tobin’s q secara parsial?
2. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan dengan Book
Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The
Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio
(MVE/BVE), dan Price Earning Ratio (PER) mempengaruhi nilai
perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 yang diukur dengan rasio
tobin’s q secara parsial?
3. Apakah kinerja keuangan yang diproksikan dengan Cash Flow Return on
Asset (CFROA) mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008 yang diukur dengan rasio tobin’s q?
4. Apakah board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja
keuangan secara bersama-sama mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008 yang diukur dengan rasio tobin’s q?
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah mencari bukti empiris dari pengaruh board diversity, Investment
Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 baik secara bersama-sama
maupun parsial.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian
Hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
kepada
perusahaan, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan dan
pengaruh salah satu isu yang berkaitan dengan corporate governance yaitu
komposisi dari dewan komisaris, karena keragaman dalam dewan
komisaris memberikan karakteristik yang unik bagi perusahaan yang dapat
menciptakan nilai tambah. Selain itu, sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi perusahaan dalam rangka mengoptimalkan nilai
perusahaan melalui kebijakan-kebijakan investasi perusahaan.
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai hal-hal
yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan khususnya sebaran
anggota dewan komisaris (board diversity), kebijakan investasi dan kinerja
keuangan
perusahaan
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada perusahaan.
3. Bagi Kalangan Akademik
Manfaat bagi dunia akademik penelitian ini diharapkan dapat menambah
bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya, menambah keyakinan
akan kegunaan hasil penelitian, serta dapat berkontribusi dalam
pengembangan teori mengenai sebaran anggota dewan komisaris (board
diversity) dalam hal ini keberadaan wanita dalam anggota dewan
komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris,
proporsi outside directors, usia anggota anggota dewan komisaris, latar
belakang pendidikan anggota dewan komisaris, investment opportunity set,
dan kinerja keuangan berkaitan dengan nilai perusahaan.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
tambahan pengetahuan kepada penulis mengenai pengaruh sebaran
anggota dewan (board diversity), investment opportunity set, dan kinerja
keuangan perusahaan di Indonesia, khususnya pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Sistematika Penulisan
Bab I
:
Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah,
rumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II
:
Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan tinjauan pustaka yang
memuat landasan teori yang terkait dengan topik
penelitian, penelitian terdahulu, pengembangan
hipotesis, dan kerangka teoritis.
Bab III
:
Metode Penelitian
Berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel
dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian
dan pengukurannya, dan metode analisis data yang
terdiri dari pengujian data dan pengujian hipotesis.
Bab IV
:
Analisis Data
Bab ini menguraikan hasil pengumpulan data,
analisis variabel independen dan variabel dependen,
pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil analisis
data.
Bab V
:
Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan
keterbatasan penelitian serta saran bagi peneliti
selanjutnya.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setelah kita membahas pendahuluan di dalam Bab I, pada Bab II ini akan
dijelaskan mengenai landasan teori, kerangka teoritis, serta penelitian terdahulu
dan pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.
A. Landasan Teori
Landasan teori ini menerangkan teori yang mendasari komponen
maupun variabel penelitian.
1. Nilai Perusahaan
Tujuan
pokok
yang
ingin
dicapai
oleh
perusahaan
adalah
memaksimumkan profit, pandangan ini semakin lama telah bergeser akibat
kelemahan-kelemahan yang ditemui dalam tujuan ini (Sartono, 2004).
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: (1) standar ekonomi mikro
dengan memaksimalkan profit adalah bersifat statis karena tidak
memperhatikan dimensi waktu, sehingga tidak ada perbedaan antara profit
dalam jangka pendek maupun panjang, (2) pengertian profit itu sendiri,
apakah memaksimumkan jumlah profit secara nominal ataukah tingkat
profit, (3) menyangkut risiko yang berkaitan dengan setiap alternatif
keputusan, memaksimumkan profit tanpa mempertimbangkan risiko yang
to user
akan terjadi adalah suatu commit
kesalahan
fatal, (4) memaksimukan profit bisa
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
saja dilakukan dengan menanamkan dana hasil penjualan saham melalui
deposito, namun pemegang saham akan meminta tingkat keuntungan yang
lebih besar dari tingkat deposito atas risiko yang lebih besar, sehingga
harga pasar menurun akibatnya nilai perusahaan.akan menurun pula.
Berdasarkan kelemahan tersebut maka nilai perusahaan akan bergeser
menjadi bentuk memaksimumkan tujuan perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran
para
pemegang
saham
(maximization
wealth
of
stockholders), kemakmuran pemegang saham meningkat apabila harga
saham yang dimiliknya meningkat. Nilai perusahaan pada perusahaan
publik ditentukan oleh pasar saham, sedangkan nilai perusahaan yang
sahamnya tidak diperdagangkan kepada publik juga sangat dipengaruhi
oleh pasar yang sama (Sartono, 2004).
Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan
adalah dengan menggunakan tobin’s q. Rasio ini dikembangkan oleh
James Tobin. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena
menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil
pengembalian dari setiap mata uang investasi inkremental.
Jika rasio q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva
menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada
pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio q
dibawah satu, investasi dalam aktiva tidak akan menarik (Herawaty,
2008). Hal ini terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan,
maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan
commit to user
yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut.
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi, rasio q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif
manajemen
memanfaatkan
sumber-sumber
daya
ekonomis
dalam
kekuasaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Lindenberg dan Ross
(1981) dan Copeland (2002) yang dikutip oleh Darmawati, Rahayu, dan
Khomsiyah (2004), menunjukkan bagaimana rasio q dapat diterapkan pada
masing-masing
perusahaan.
Mereka
menemukan
bahwa
beberapa
perusahaan dapat mempertahankan rasio q yang lebih besar dari satu.
Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio q yang lebih besar dari satu akan
menarik arus sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio q mendekati
satu.
Black et al. dalam Sukamulja (2004) menyatakan bahwa tobin’s q yang
digunakan, memasukkan semua unsur utang dan modal saham perusahaan,
tidak hanya unsur saham biasa. Asset yang diperhitungkan dalam tobin’s q
juga menunjukkan semua asset perusahaan tidak hanya ekuitas
perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dimana tujuan utama perusahaan adalah
memaksimalkan nilai perusahaan, hal ini dinyatakan atau tercermin dari
harga pasar sahamnya, dimana harga pasar saham ditunjukkan dari nilai
kapitalisasi pasar yaitu dengan mengalikan jumlah saham beredar dengan
harga saham penutupan (closing price). Harga saham cenderung tinggi
pada saat perusahaan memiliki banyak kesempatan untuk berinvestasi,
dimana semakin tinggi harga saham berarti saham tersebut diminati oleh
investor dan dengan meningkanya permintaan saham akan menyebabkan
to user
nilai perusahaan juga akancommit
meningkat.
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Board Diversity
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan
meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan
demikian, penerapan corporate governance dipercaya dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Agency theory yang merupakan pengembangan dari teori
corporate governance yang sering digunakan dalam penelitian untuk
memahami kaitan antara karakteristik dewan komisaris dengan nilai
perusahaan (Carter et al., 2003).
Menurut Organization Economic Cooperation and Development (OECD),
corporate governance merupakan struktur hubungan serta kaitannya
dengan tanggung jawab di antara pihak-pihak terkait yang terdiri dari
pemegang saham, anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer,
yang dirancang untuk mendorong terciptanya suatu kinerja yang
kompetitif yang diperlukan dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
Surya dan Yustiavandan (2006) menyatakan bahwa board diversity atau
sebaran anggota dewan menjadi hal yang menarik untuk disimak berkaitan
dengan corporate governance di Indonesia. Sebaran anggota dewan
diduga mampu memberikan dampak yang positif. Semakin besar sebaran
dalam anggota dewan dapat menimbulkan semakin banyak konflik, namun
sebaran tersebut dapat memberikan alternatif penyelesaian terhadap suatu
masalah yang semakin beragam daripada anggota dewan yang homogen.
Selain itu, keragaman dalam dewan komisaris memberikan karakteristik
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang unik bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai tambah
(Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007).
Robinson dan Dechant (1997) memberikan beberapa proposisi dan bukti
empiris yang berkaitan dengan sebaran dalam dewan: (1) sebaran dalam
dewan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang market place,
dimana hal ini berhubungan dengan demografi supplier dan customer
perusahaan yang juga beragam, (2) sebaran dapat meningkatkan kreativitas
dan inovasi, (3) sebaran menghasilkan alternatif pemecahan masalah yang
efektif, heterogenitas dalam dewan dapat menimbulkan semakin banyak
konflik, namun alternatif pemecahan terhadap suatu masalah akan semakin
banyak dan dapat menimbulkan kecermatan dalam mengkaji konsekuensi
yang mungkin dihadapi dari alternatif yang diambil, (4) sebaran dapat
meningkatkan efektivitas dalam perusahaan hal ini berkaitan dengan sudut
pandang dalam anggota dewan, dimana anggota yang homogen akan
menyebabkan perspektif terhadap sesuatu hal akan menjadi lebih sempit
jika dibandingkan dengan anggota dewan yang beragam, (5) sebaran dapat
meningkatkan hubungan global yang semakin efektif.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sebaran yang
digunakan dalam penelitian ini:
a) Dewan Komisaris Wanita
Pembicaraan mengenai gender akhir-akhir ini semakin hangat dalam
perbincangan mengenai kemajuan perkembangan kaum perempuan
maupun posisi dan status perempuan dalam kesetaraan dengan kaum
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pria. Fakih (1997) mengemukakan konsep gender yakni suatu sifat
yang
melekat
pada
kaum
laki-laki
dan
perempuan
yang
dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan.
Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa.
Asumsi dari kesenjangan gender di Indonesia ditandai berbagai bidang
pembangunan terlihat masih rendahnya peluang yang dimiliki
perempuan untuk bekerja dan berusaha serta rendahnya akses mereka
terhadap sumber daya ekonomi seperti teknologi, informasi, pasar,
kredit dan modal kerja. Data statistik Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita yang
bekerja tahun 2008 dalam jenis pekerjaan tenaga kepemimpinan adalah
sebanyak 121.782 jiwa (19%) dari total 648.719 jiwa yang bekerja
sebagai tenaga kepemimpinan (http://www.nakertrans.go.id). Masih
sedikitnya wanita yang ditempatkan di posisi puncak mungkin
disebabkan oleh adanya pandangan yang berbeda tentang penyebab
kesuksesan yang diraih pria dan wanita. Kesuksesan pria dianggap
karena kemampuan yang tinggi (dalam hal talenta atau kecerdasan),
sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor
keberuntungan (Crawford, 2006). Namun, di sisi lain wanita memiliki
sikap kehati-hatian yang sangat tinggi, cenderung menghindari risiko,
dan lebih teliti dibandingkan pria. Sisi inilah yang membuat wanita
tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Untuk itu dengan
adanya wanita dalam jajaran dewan komisaris dikatakan dapat
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih
rendah.
b) Etnis Tionghoa
Republik Rakyat Tiongkok dengan nama resmi Zhonghua Renmin
Gongheguo secara geografis berada dalam bagian Asia Timur. Negeri
yang memiliki 29 propinsi ini memiliki konteks budaya yang khas.
Dengan latar belakang berdagang, menghindari bencana alam, dan
menghindari ketidakstabilan politik, masyarakat Tionghoa merantau ke
berbagai negara dengan sebutan perantau atau huaqiao. Walau sudah
berpindah negara, mereka tetap membawa konteks budayanya yang
sudah melekat pada diri mereka. Namun konteks budaya mereka akan
berbaur dengan budaya negara dimana mereka tinggal dan bekerja,
tanpa meninggalkan budaya leluhurnya (Setyawan, 2005). Etnis
Tionghoa sebagai etnis yang memiliki kemampuan bisnis yang baik
seringkali dijadikan sumber konflik pada beberapa negara, terutama di
Asia Tenggara. Hal ini terjadi karena kekurangpahaman tentang
konteks budaya yang berbeda dari setiap bangsa. Dalam suatu
organisasi, masalah yang sering timbul terletak pada bagaimana
konteks suatu tim dan orientasi anggota tim pada tempat baru (Salk
dan Brannen, 2000).
Fungsi orang Tionghoa dalam dunia perekonomian telah terasa
berabad-abad yang lampau. Fungsi ini erat berhubungan dengan jati
diri suatu wirausaha di bidang perekonomian. Di samping itu konteks
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
interaksi sosial budaya dan politis yang telah berabad-abad lamanya,
akan mengkristal memupuk jati diri seorang Tionghoa di tanah air dan
masyarakat besar Indonesia. Barang tentu ini bersifat positif atau pun
negatif bagi suatu komunitas tertentu. Etos kerja orang Tionghoa
adalah berdasar pada disiplin, bakti keluarga, toleransi besar pada
rutinitas, dan pragmatisme yang kuat (Ch’ng, 1995 dalam Musianto,
2003). Alur ekonomi wirausahanya segera muncul dalam bentuk:
1) Handal dan dapat dipercaya
2) Kekuatan hubungan dan jaringan
3) Sifat hemat
4) Kreativitas dan inovatif
5) Munculnya etos bisnis, etos kerja, dan etos wiraswasta, serta
wirausaha.
Selain nilai-nilai sosial dan budaya yang merekat erat dan dianut oleh
etnis Tionghoa dalam menjalankan bisnisnya, kesuksesan orang
Tionghoa juga didukung oleh adanya sistem kerja berdasarkan
kekeluargaan atau sistem familiisme. Dalam melakukan usaha, etnis
Tionghoa memiliki jaringan usaha yang bersifat tertutup. Etnis
Tionghoa, memiliki teknik yang lebih baik daripada pengusaha
pribumi, mereka lebih suka mengatur pengeluaran mereka untuk
kepentingan bisnis daripada prestis semata, hal ini berbeda dengan
pengusaha pribumi, sebagian besar dari mereka lebih mementingan
prestise sehingga mengadakan pengeluaran yang tidak produktif.
commit toetnis
user Tionghoa lebih sukses dalam
Keadaan ini menyebabkan
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjalankan usahanya daripada kaum pribumi. Sebelum era reformasi,
etnis ini sering memperoleh perlakuan diskriminasi dalam masyarakat
Indonesia. Namun sekarang di Indonesia, keberadaan etnis ini bahkan
diakui telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan
perekonomian bangsa (Sugiyono, 2007).
c) Outside Directors
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004). Dewan
dengan komposisi outside directors yang cukup kuat akan memiliki
perilaku pengawasan yang lebih ketat. Kemampuan para outside
directors untuk mempengaruhi keputusan manajemen akan bertambah
seiring dengan peningkatan proporsi kedudukan dewan mereka
(Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007).
Kriteria komisaris independen diambil oleh FCGI dari kriteria otoritas
bursa efek Australia tentang outside directors. Kriteria untuk outside
directors dalam one tier system tersebut telah diterjemahkan menjadi
kriteria untuk komisaris independen dalam position paper FCGI
kepada NCCG. Kriteria tentang komisaris independen tersebut adalah
sebagai berikut:
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Komisaris Independen bukan merupakan anggota manajemen;
2) Komisaris Independen bukan merupakan pemegang saham
mayoritas, atau seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang
berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan
pemegang saham mayoritas dari perusahaan;
3) Komisaris Independen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak
dipekerjakan
dalam
kapasitasnya
sebagai
eksekutif
oleh
perusahaan atau perusahaan lainnya dalam satu kelompok usaha
dan tidak pula dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai komisaris
setelah tidak lagi menempati posisi seperti itu;
4) Komisaris Independen bukan merupakan penasehat profesional
perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok dengan
perusahaan tersebut;
5) Komisaris Independen bukan merupakan seorang pemasok atau
pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari perusahaan atau
perusahaan lainnya yang satu kelompok, atau dengan cara lain
berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemasok
atau pelanggan tersebut;
6) Komisaris
independen
tidak
memiliki
kontraktual
dengan
perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok selain
sebagai komisaris perusahaan tersebut;
7) Komisaris Independen harus bebas dari kepentingan dan urusan
bisnis apapun atau commit
hubungan
lainnya yang dapat, atau secara wajar
to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat dianggap sebagai campur tangan secara material dengan
kemampuannya sebagai seorang komisaris untuk bertindak demi
kepentingan
yang menguntungkan perusahaan. (Surya dan
Yustiavandana, 2006).
d) Usia Anggota Dewan Komisaris
Hurlock (1999), membagi masa dewasa menjadi tiga bagian:
1) Masa dewasa awal (young adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen
dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya
antara 21 tahun sampai 40 tahun.
2) Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain
masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya
dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang
minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial. commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Masa usia lanjut (older adult)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai mati, yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan
penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah perubahan yang
menyangkut kemampuan motorik, perubahan kekuatan fisik,
perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem syaraf
dan perubahan penampilan.
Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki
pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga
mereka telah memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang
hubungan sosial yang berkembang secara baik. Apabila situasi ini
diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat
menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th).
Biasanya usia pencapaian prestasi terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu
masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui kemampuan atau
prestasi seseorang secara mantap apabila yang bersangkutan telah
memasuki usia dewasa madya.
e) Latar Belakang Pendidikan Anggota Dewan Komisaris
Santrock (1995) menyatakan bahwa pendidikan universitas membantu
seseorang dalam kemajuan karirnya, dimana seseorang berpendidikan
tinggi akan memiliki jenjang karir lebih tinggi dan lebih cepat. Latar
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belakang pendidikan yang dimiliki oleh anggota dewan berpengaruh
terhadap pengetahuan yang dimiliki. Meskipun bukan menjadi suatu
keharusan bagi seseorang yang akan masuk dunia bisnis untuk
berpendidikan bisnis, akan lebih baik jika anggota dewan memiliki
latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi. Dengan memiliki
pengetahuan bisnis dan ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan
memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola bisnis dan
mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan
bisnis dan ekonomi. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi nilai
perusahaan.
3. Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set (IOS) adalah kesempatan investasi yang
merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan
adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas (Tjandra, 2005). Istilah
investment opportunity set pertama kali dikemukakan oleh Myers (1977).
Pada dasarnya IOS merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek
yang memiliki net present value positif. Sehingga IOS memiliki peranan
yang sangat penting bagi perusahaan, karena IOS merupakan keputusan
investasi dalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assets in
place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut
akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan (Pagalung, 2003). Menurut
Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya
commit to user
tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan
investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.
McConnel dan Muscarella (1984) menguji gagasan dalam kaitannya
dengan tingkat pengeluaran research and development perusahaan.
Ternyata kenaikan dalam pengeluaran modal, relatif terhadap harapanharapan sebelumnya, mengakibatkan kenaikan return atas saham sekitar
waktu pengumuman, dan sebaliknya return negatif atas perusahaan
melakukan penurunan pengeluaran modal. Temuan tersebut telah
membawa kepada suatu hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi
yang dilakukan mengandung informasi yang berisi sinyal-sinyal akan
prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Gaver dan Gaver (1993) opsi investasi masa depan tidak sematamata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung
oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan
kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil
keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu
kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini
bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable), sehingga perlu dipilih
suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam
perusahaan. Berbagai macam proksi pertumbuhan perusahaan yang
dinyatakan dalam satu set kesempatan investasi atau IOS telah digunakan
oleh peneliti. Proksi IOS dalam penelitan Kallapur dan Trombley (1999)
dibagi menjadi tiga proksi, yaitu:
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Proksi berdasar harga (price-based proxies)
Mendasarkan pada perbedaan antara asset dan nilai pasar saham. Jadi
proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi ini mendasarkan
pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan
perusahaan secara parsial dinyatakan dengan harga harga saham,
selanjutnya perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi akan
memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dari aktiva-aktiva
yang dimiliki (assets in place). Proksi-proksi ini meliputi, Market
value of equity plus book value of debt (V), Ratio of book to market
value of asset (A/V), Ratio of book to market value of equity
(BE/MVE), Ratio of book value of. property, plant, and equipment to
firm value, (PPE/V) dan Ratio of replacement value of assets to market
value, Ratio of depreciation expense to value (DEP/V), dan Earning
Price Ratio (PER).
b) Proksi berdasar investasi (investment-based proxies)
Menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif
berhubungan dengan IOS perusahaan (Kallapur dan Trombley, 1999).
Perusahaan dengan IOS tinggi akan memiliki investasi yang tinggi.
Selanjutnya ditemukan bahwa aktivitas investasi modal yang diukur
dengan ratio capital expenditures to assets sebagai proksi IOS
mempunyai hubungan positif dengan realisasi pertumbuhan. Proksi ini
mencakup Ratio R&D expense to firm value (R&D/V), Ratio of R&D
expense to total assets (R&D/A), Ratio of R&D expense to sales
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(R&D/S), Ratio of capital addition to firm value (CAP/X), dan Ratio of
capital addition to asset book value (CAPX/A).
c) Proksi berdasar varian (variance measures)
Mendasarkan pada ide pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai
variabilitas dari return dengan dasar pada peningkatan asset. Kallapur
dan Trombley (1999) menggunakan proksi variance of total return dan
market model beta. Sedangkan Gaver dan Gaver (1993) menggunakan
varian
return.
Saputro
dan
Jogiyanto
(2002)
di
Indonesia
menggunakan varian return dan beta asset seperti penelitian
sebelumnya misalnya Smith dan Watts (1992) dan Gaver dan Gaver
(1993).
Smith dan Watts (1992) dan Gaver dan Gaver (1993) menyatakan bahwa
terdapat alternatif proksi gabungan sebagai upaya untuk mengurangi
adanya kesalahan pengukuran yang terdapat pada proksi dengan rasio
individual. Penggabungan dari beberapa alternatif proksi IOS dilakukan
sebagai upaya untuk mengurangi measurement error yang ada pada proksi
dengan rasio individual, sehingga akan menghasilkan pengukuran yang
baik untuk set kesempatan investasi.
Supaya lebih jelas, beberapa mapping penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penggunaan proksi IOS dapat diringkas dalam tabel
berikut ini:
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1
Maping Penelitian IOS Terdahulu
No.
Proksi
Penelitian Sebelumnya
Proksi Berbasis Harga
1
Market Value of Equity +
Kallapur dan Trombley (1999)
Book Value of Debt
2
Market Book to Value of
Hartono (1999), Cahan dan Hossain (1996),
Equity ratio
Sami et al (1999), Fajrijanti dan Hartono
(2000), Subekti (2000), Prasetyo (2000), dan
Nopratiwi (2001).
3
Market to Value of Equity
Lewelen, Loderer dan Martin 1990, Collin
ratio
Kothari, 1989; Chung dan Charoenwong,
1991; Cahan dan Hossain, 1996; Sami etr sl
(1999), Hartono (1999), Gaver dan Gaver
(1993), Fijrijanti (2000), Norpratiwi (2001)
4
Book to Value of Equity ratio
Kallapur Trombley (1999)
5
Book to market value of asset
Kallapur Trombley (1999), Gaver dan Gaver
ratio
(1993), Smith dan Watts (1992)
Market Value of the firm to
Cahan dan Hossain (1996), Gaver dan Gaver
book value of assets
(1993)
Property, Plant and equipment
Kallapur Trombley (1999), Skinner (1993)
6
7
to firm value ratio
8
Tobin’s Q, ratio replacement
Kallapur Trombley (1999), Skinner (1993)
value of assets to market value
9
10
Depreciation to firm value
Kallapur Trombley (1999), Smith dan Watts
ratio
(1992)
Earning to price ratio
Kester (1984); Chung dan Charoenwong,
1991; Smith dan Watts, (1992); Cahan dan
Hossain, 1996; Sami et. al (1999), Kallapur
dan Trombley, (1989); Gaver dan Gaver
(1993); Prasetyo (2000), Norpratiwi (2001)
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
11
digilib.uns.ac.id
Price to earning ratio
Subekti, (2000); Fijrijanti, (2000); Hartono,
(1999)
12
Gross Property, Plant, and
Sami, et al, (1999)
equipment to market value of
assets ratio
13
Book value of gross property,
Subekti, (2000)
plant, and equipment to the
book value of assets ratio
14
Depreciation to total assets
Sami et al (1999)
ratio
Proksi Berbasis Investasi
1
2
3
R&D expense to firm value
Kallapur dan Trombley, (1989); Smith dan
ratio
Watts (1992)
R&D expenses to total assets
Kallapur dan Trombley, (1989); Gaver dan
ratio
Gaver (1993); Hartono, (1999)
R&D expenses to sales ratio
Kallapur dan Trombley, (1989); Skinner
(1993)
4
Capital expenditure to firm
Smith dan Watts (1992)
value ratio
5
Capital expenditure commited
Sami et al (1999)
to total assets ratio
6
7
Total capital expenditure to
Smith dan Watts (1992); Fijrijanti, (2000);
book total assets ratio
Prasetyo (2000), Norpratiwi (2001)
Capital addition to firm value
Kallapur dan Trombley, (1989)
ratio
8
Capital addition to assets book Kallapur dan Trombley, (1989); Surbekti,
value ratio
(2000)
9
Investment to sales ratio
Hartono, (1999)
10
Investment to earning ratio
Hartono (1999)
Proksi berbasis Varian
1
Variance of total return
Kallapur dan Trombley, (1989); Smith dan
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Watts (1992); Gaver dan Gaver (1993)
2
Market Model beta
Kallapur dan Trombley, (1989)
3
Assets beta
Skinner, (1993)
4
Variance of asset-deflated
Christy, (1989); Sami et. Al (1999)
sales
Proksi berbasis Gabungan
1
Skor faktor
Gaver dan Gaver, (1993); Semi et al, (1999);
Kallapur dan Trombley, (1999); Fijrijanti,
(2000); Subekti, (2000); Prasetyo, (2000)
2
Variable instrumental
Gaver dan Gaver, (1993); Smith dan Watts,
(1992); Kallapur dan Trombley, (1999);
Hartono, (1999); Fijrijanti, (2000);
3
Gabungan proxy individu
Saputro, (2003)
menurut klasifikasi
Sumber: Makalah RUII
4. Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan perusahaan pada
periode tertentu yang mengacu pada standar. Hasil dari kinerja tersebut
harus dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan
tersebut (Hawkins, 1979). Kinerja perusahaan merupakan indikator
tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan
manajer. Jadi kinerja perusahaan merupakan hasil yang diinginkan
perusahaan dari perilaku orang-orang di dalamnya. Penilaian kinerja
dilakukan untuk mengetahui kinerja yang dicapai. Kata penilaian sering
diartikan
dengan
kata
assesment.
Penilaian
kinerja
perusahaan
mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan
standar tertentu (Kaplan dan Norton, 1996).
Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997) adalah penentuan secara
periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan
sebelumnya.
Pengukuran
kinerja
merupakan
analisis
data
serta
pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan
untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain.
Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan
untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di
perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran
juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun
pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki
kreditibilitas yang baik (Munawir, 2004). Menurut Lesmana dan Surjanto
(2003), analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis,
sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas
perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut.
Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh earnings power dari asset perusahaan. Hasil
positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin
efisien perputaran asset dan atau semakin tinggi profit margin yang
commit to user
diperoleh perusahaan. Kinerja perusahaan mencakup kinerja perusahaan
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara keseluruhan sehingga dihasilkan ukuran kinerja yang obyektif
(Govindarajan dan Fisher, 1990). Arus kas (cash flow) menunjukkan hasil
operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani
dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah dikeluarkan oleh
perusahaan (Pradhono dan Christiawan, 2004).
Cash Flow Return on Assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran
kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan
untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada
pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan
harga saham (Cornett et al., 2006).
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Teoritis
Variabel Independen
Variabel Dependen
Board Diversity
1. Keberadaan wanita dalam anggota
dewan komisaris
2. Keberadaan minoritas (etnis Tionghoa)
dalam anggota dewan komisaris
3. Proporsi outside directors
4. Usia anggota dewan komisaris
5. Latar belakang pendidikan anggota
dewan komisaris
Investment Opportunity Set (IOS)
1. Book Value of Gross Property, Plant and
Equipment to The Book Value of The
Nilai
Perusahaan
Tobin’s q
Assets ratio (PPE/BVA)
2. Market to Book Value of Equity ratio
(MVE/BVE)
3. Price Earning Ratio (PER)
Kinerja Keuangan
Cash Flow Return on Asset (CFROA)
Gambar 2.1
Hubungan antara board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), kinerja
keuangan dan nilai perusahaan
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pengembangan Hipotesis
Di dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis yang akan diuji,
yaitu:
1. Board Diversity
a) Keberadaan wanita dalam dewan komisaris
Adanya wanita dalam jajaran dewan komisaris dikatakan dapat
membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih
rendah. Carter et al. (2003) menemukan bahwa perusahaan yang
memiliki dua orang atau lebih wanita dalam anggota dewan, memiliki
nilai perusahaan (yang diproksikan dengan rasio tobin’s q) lebih tinggi
daripada perusahaan dengan jumlah wanita dalam anggota dewan
kurang dari dua orang. Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H1: Keberadaan
wanita
dalam
anggota
dewan
komisaris
mempengaruhi nilai perusahaan.
b) Keberadaan etnis Tionghoa dalam dewan komisaris
Keunggulan etnis Tionghoa adalah keunggulan dalam menerapkan
strategi bisnis yang fleksibel. Seperti yang diungkapkan Berrel et al.
(2001) dalam Setyawan (2005), mereka juga cenderung berani
menghadapi risiko dalam hal strategi bisnis. Fleksibilitas mereka
dalam mengembangkan ilmu manajemen (bergaya Barat) ini juga
ternyata ditempa dari nilai budaya tradisional, berbagai cara
commit to user
bernegosiasi dengan etnis lain, dan tambahan yang kuat dalam aksi
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kolektif dalam manajemen. Karakteristik budaya Tionghoa menurut
Bjerke (2000) seperti yang dikutip oleh Setyawan (2005) antara lain
kekuasaan dan otokrasi (power and autocracy), kekeluargaan
(familism), jaringan relasi (guanxi), harga diri dan wibawa (face and
prestige), serta fleksibel dan bertahan hidup (flexibility and
endurance). Dengan karakteristik inilah dianggap etnis Tionghoa di
Indonesia memiliki pengaruh terhadap dunia perekonomian, terutama
sektor bisnis. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris
mempengaruhi nilai perusahaan.
c) Proporsi outside directors
Menurut Utama dan Afriani (2005), semakin baik implementasi
corporate governance maka nilai yang diciptakan bagi investor pun
semakin tinggi. Matolcsy et al. (1997) dalam Kusumastuti, Supatmi,
dan Sastra (2007) berpendapat bahwa dewan yang didominasi oleh
direksi dari dalam perusahaan (inside directors) cenderung akan
memiliki tata kelola yang lemah (weak governance), hal ini
dikarenakan sebagai orang dalam mereka wajib untuk memonitor
dirinya sendiri (selfmonitor). Sedangkan dewan yang didominasi oleh
outsider akan menghasilkan tata kelola yang lebih kuat karena mereka
bertindak
sebagai
pihak
yang
independen.
Beasley
(1996)
menyarankan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi
manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan. Dari
uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3: Proporsi outside directors mempengaruhi nilai perusahaan.
d) Usia anggota dewan komisaris
Levinson dan Peskin (1981) sebagaimana dikutip oleh Santrock (1995)
yang menyatakan bahwa usia 34–50 tahun adalah kelompok usia yang
paling sehat, paling tenang, paling bisa mengontrol diri, dan paling
bertanggung jawab. Pada usia 40–45 tahun, seseorang telah menapaki
jenjang karir sejauh yang mereka mampu dan telah mencapai tempat
yang stabil dalam karirnya pada usia 40 tahun. Menurut Brandstadter
dan Renner dalam Santrock (1995) satu hal yang diperhatikan
sehubungan dengan usia dewasa lanjut adalah meningkatnya
kebijaksanaan saat seseorang beranjak tua. Usia dapat mempengaruhi
kinerja
seseorang
dalam
perusahaan
yang
kemudian
dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu, para pekerja yang lebih tua
biasanya memperlihatkan lebih banyak kesetiaan kepada perusahaan
daripada pekerja yang masih muda (Dessler, 1997). Dari beberapa
penelitian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah:
H4 :
Usia
anggota
dewan
komisaris
mempengaruhi
nilai
perusahaan.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris
Latar belakang pendidikan yang dimiliki anggota dewan berpengaruh
terhadap pengetahuan yang dimiliki. Meskipun bukan menjadi suatu
keharusan bagi seseorang yang akan masuk dunia bisnis untuk
berpendidikan bisnis, akan lebih baik jika anggota dewan memiliki
latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi. Dengan memiliki
pengetahuan bisnis dan ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan
memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola bisnis dan
mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan
bisnis dan ekonomi. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi nilai
perusahaan (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007). Dari uraian
tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H5: Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris
mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Investment Opportunity Set (IOS)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga proksi Investment
Opportunity Set (IOS), yaitu :
a) Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book
Value of The Assets ratio (PPE/BVA)
Rasio ini mengukur perbandingan antara nilai buku aktiva tetap dengan
nilai buku total aktiva. Penelitian yang dilakukan Adam dan Goyal
(2008) menyatakan bahwa perusahaan dengan jumlah PPE/BVA yang
commit to user
tinggi mempunyai kemungkinan
untuk dapat beroperasi secara lancar
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh karena adanya ketersediaan PPE/BVA dalam proses operasional
perusahaan. Jaminan kelancaran proses operasional yang lancar
tersebut dipandang baik oleh investor sehingga mampu menciptakan
harga saham perusahaan yang tinggi. Oleh karena harga perusahaan
yang tinggi, maka nilai perusahaan menjadi tinggi pula. Berdasarkan
uraian di atas hipotesis yang disusun adalah:
H6: Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The
Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA) sebagai proksi IOS
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
b) Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE)
Rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar (MVE/BVE) juga dapat
mencerminkan adanya IOS bagi suatu perusahaan. Collin and Kothari
(1989) dalam Norpratiwi (2005) menyatakan bahwa perbedaan nilai
pasar ekuitas terhadap nilai buku merupakan cerminan peluang
investasi. Proksi ini dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva
yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang
dapat melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Rasio MVE/BVE
digunakan dengan mempertimbangkan pendapat Gaver dan Gaver
(1993) bahwa nilai pasar dapat mengindikasikan kesempatan
perusahaan untuk bertumbuh dan melakukan kegiatan investasi
sehingga perusahaan dapat memperoleh pertumbuhan ekuitas dan
aktiva. Maka, berdasarkan hal tersebut dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H7: Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) sebagai
proksi IOS berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
c) Price Earning Ratio (PER)
PER menunjukkan rasio harga saham terhadap earnings per share
(Kaaro, 2002). PER merupakan ekspektasi dari nilai saham pada masa
yang akan datang, sehingga suatu saham dari perusahaan dengan
kinerja dan prospek usaha yang menguntungkan akan memiliki nilai
PER yang tinggi. Sebaliknya saham perusahaan yang tidak memiliki
kinerja dan prospek usaha yang menguntungkan akan memiliki nilai
PER yang rendah.
Rasio PER dapat menjadi indikasi pertumbuhan perusahaan, semakin
besar nilai PER maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan
untuk
bertumbuh.
Rasio
PER
juga
dapat
digunakan
untuk
memperkirakan besarnya laba. Chung dan Charoenwong (1991), dalam
Adam dan Goyal (2007) berpendapat bahwa semakin tinggi rasio PER
mengindikasikan bahwa proporsi nilai ekuitas yang lebih besar dapat
diatributkan pada assets in place daripada growth opportunities.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang disusun adalah:
H8: Price Earning Ratio (PER) sebagai proksi IOS berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Kinerja Keuangan
Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007)
menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari
asset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi
earnings power semakin efisien perputaran asset dan atau semakin tinggi
profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini akan berdampak pada
nilai perusahaan. Cash Flow Return on Assets (CFROA) merupakan salah
satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva
perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan
pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat
dengan harga saham (Cornett et al., 2006). Dari uraian tersebut maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H9: Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab III berikut ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk memperoleh
bukti empiris pengaruh board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2008, yaitu sebesar 380
perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling
pada perusahaan yang datanya tersedia dengan lengkap di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada situs www.idx.co.id berupa laporan keuangan, annual
report dan harga saham. Harga saham ditentukan berdasarkan harga saham
penutupan pada saat tanggal publikasi laporan keuangan.
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diambil dari laporan tahunan perusahaan tahun 2008. Laporan tahunan dipilih
karena memiliki kredibilitas yang tinggi, selain itu laporan tahunan digunakan
oleh stakeholder sebagai sumber informasi utama yang pasti, memiliki potensi
yang besar untuk mempengaruhi persebaran distribusi secara luas,
mendeskripsikan manajemen pada periode tertentu, serta dapat diakses untuk
tujuan penelitian.
Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan tahunan serta
annual report masing-masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008 diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Selain itu,
untuk crosscheck data yang berkaitan dengan variabel board diversity, penulis
menggunakan sumber lain seperti website perusahaan maupun media lain yang
berkaitan, sehingga data lebih valid.
D. Variabel dan Pengukurannya
Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan
menggunakan rasio tobin’s q.
Rasio tobin’s q yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan
commit to user
menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Chung dan Pruitt (1994),
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sejalan dengan penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang dihitung
dengan rumus :
Tobin’s q = {(CP x Jumlah saham beredar) + TL + I} – CA
TA
Keterangan:
CP
= Closing Price
TL
= Total Liabilities
I
= Inventory
CA
= Current Assets
TA
= Total Assets
2. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
diduga mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Board Diversity
Berikut ini merupakan berbagai variabel yang digunakan untuk
menjelaskan masing-masing variabel board diversity atau sebaran
anggota dewan yang digunakan dalam penelitian ini:
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Keberadaan
wanita
dalam
anggota
dewan
komisaris
(WOMDUM)
Keberadaan dewan direksi wanita dalam anggota dewan
komisaris
diukur
dengan
variabel
dummy,
dimana
0
menyatakan tidak ada direksi wanita dalam anggota dewan dan
1 menyatakan ada direksi wanita dalam anggota dewan
komisaris.
2) Keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris
(MINORITY)
Keberadaan etnis Tionghoa diukur dengan variabel dummy,
dimana 0 menyatakan tidak ada ras minoritas keturunan
Tionghoa dan 1 menyatakan ada ras minoritas keturunan
Tionghoa dalam anggota dewan komisaris
3) Proporsi outside directors (OUTSIDER)
Proporsi outside directors atau anggota dewan komisaris
independen diukur menggunakan persentase outside directors
dalam anggota dewan komisaris.
4) Usia anggota dewan komisaris (AGE)
Proksi usia anggota dewan komisaris diukur menggunakan
proposi anggota dewan komisaris yang berusia lebih dari 40
tahun.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Latar belakang pendidikan (BSTUDY)
Latar belakang pendidikan diukur menggunakan proporsi
anggota dewan komisaris yang memiliki latar belakang
pendidikan ekonomi atau bisnis.
b. Investment Opportunity Set (IOS)
Penelitian ini menggunakan proksi IOS mengukur keputusan
keuangan sebagai berikut:
1) Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The
Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA)
Rasio ini mengukur perbandingan antara nilai buku aktiva tetap
dengan nilai buku total aktiva, dengan rumusan:
Nilai buku aktiva tetap
PPE/BVA =
Nilai buku total aktiva
2) Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE)
Rasio ini diukur berdasarkan perbandingan total harga saham
saat penutupan dengan total ekuitas yang tersedia, rumus:
Jumlah lembar saham beredar x closing price
MVE/BVE =
Total ekuitas
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Price Earning ratio (PER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga penutupan
(closing price) dengan laba perlembar saham (earning per
share), dengan rumusan:
Closing price
PER =
Laba bersih per saham
c. Kinerja Keuangan
Kinerja
keuangan
dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
menggunakan Cash Flow Return On Asset (CFROA). Cash Flow
Return on Assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran
kinerja
perusahaan
yang
menunjukkan
kemampuan
aktiva
perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih
memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan
CFROA tidak terikat dengan harga saham, sehingga CFROA yang
dilaporkan merefleksikan keadaan sebenarnya (Cornett et al.,
2006).
CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah
depresiasi dibagi dengan total aktiva.
EBIT + Dep + Beban non-kas
CFROA =
Total Assets
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
CFROA
= Cash Flow Return On Assets
EBIT
= Laba sebelum bunga dan pajak
Dep
= Depresiasi
Total Assets
= Total aktiva
Beban non kas
= Beban non kas lainnya selain depresiasi
E. Metode dan Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif
dan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS relase 16.
1. Statistik Deskriptif
Pengujian ini terdiri dari penghitungan mean, median, standar deviasi,
maksimum, dan minimum dari masing-masing data sampel. Pengujian ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan
perilaku mengenai data sampel tersebut.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda.
Sebagai prasyarat dilakukan regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik
untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan
penaksiran koefisien regresinya efisien (Ghozali, 2009). Pengujian asumsi
klasik meliputi:
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Uji Normalitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak, karena bagi suatu
variabel yang mempunyai karakteristik tidak normal maka dapat
mengurangi ketepatan dalam pengujian hipothesis. Hasil pengujian
normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria
pengujian apabila p value > 0.05 maka data berdistribusi secara
normal, sedangkan apabila p value < dari 0.05 data tida berdistribusi
normal. Hal ini didukung juga dengan tampilan grafik histogram dan
normal probability plot.
b. Uji Multikolineritas
Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan
sempurna antara beberapa semua variabel independen dalam model
regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di
antara variabel independennya. Jika di antara variabel independen
terjadi korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2009).
Pendektesiannya dilakukan dengan menggunakan toleransi value
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance value 0,1 dan VIF
< 10 maka tidak terjadi multikolineritas. Multikolinearitas terjadi
ketika VIF > 10. Akibat dari multikolinearitas adalah koefisiencommit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar eror
setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
c. Uji Autokolerasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi antara anggota-anggota di
serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam
bentuk waktu (untuk data time series) atau korelasi antara tempat yang
berdekatan (untuk data cross sectional). Autokorelasi timbul karena
kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini
adalah uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai tabel
Durbin Watson dengan nilai Durbin Watson yang diperoleh dari
penghitungan regresi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Jika dl > d hitung, maka terjadi autokorelasi positif.
b) Jika ( 4 – dl ) < d hitung, maka terjadi autokorelasi negatif.
c) Jika du < d hitung < 4 – du maka tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastitas
Heteroskedastitas berarti tidak terdapat varian yang tidak sama dalam
kesalahan pengganggu. Untuk menentukan heteroskedastitas dengan
grafik scatterplot, titik yang terbentuk harus menyebar secara acak,
baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini
terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastitas.
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah:
Tobin’s q =
+
WOMDUM +
MINORITY +
AGE +
BSTUDY +
PER +
CFROA +
PPEBVA +
OUTSIDER +
MVEBVE +
Tabel 3.1
Keterangan Persamaan Regresi Berganda
Simbol
Keterangan
Y
Nilai perusahaan yang diukur dengan tobin’s q.
WOMDUM
Keberadaan wanita dalam anggota dewan
komisaris, 1 = ada, 0 = tidak ada.
MINORITY
Keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota
dewan komisaris, 1 = ada, 0 = tidak ada.
OUTSIDER
Proporsi outside directors
AGE
Proporsi usia anggota dewan komisaris yang
lebih dari 40 tahun.
BSTUDY
Proporsi anggota dewan komisaris yang
memiliki latar belakang pendidikan ekonomi
dan bisnis.
PPEBVA
Book Value of Gross Property, Plant and
Equipment to The Book Value of The Assets
ratio
MVEBVE
Market to Book Value of Equity ratio
PER
Price Earning Ratio
CFROA
Kinerja keuangan yang diukur dengan CFROA
(Cash Flow Return of Asset)
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent
variable), baik dengan menghitung koefisien regresi secara individu (t
hitung), atau dengan menghitung koefisien regresi secara bersama-sama (F
hitung). Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi (R2) untuk
mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Uji
hipotesis ini akan dilakukan menggunakan program SPSS relase 16.
a) Regresi Parsial (t hitung)
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel
dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan.
Pengambilan kesimpulannya adalah bahwa jika p value (nilai
signifikansi) dari hasil uji SPSS tersebut < 0,05 yang berarti ada
pengaruh signfikan variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, jika p value (nilai
signifikansi) > 0,05, berarti tidak ada pengaruh signfikan variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen.
b) Regresi Simultan (F hitung)
F statistic dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
kesimpulannya adalah bahwa jika p value (nilai
to user
signifikansi) < 0,05commit
berarti
ada pengaruh signfikan variabel
49
perpustakaan.uns.ac.id
independen
digilib.uns.ac.id
secara bersama-sama terhadap
variabel
dependen.
Demikian pula sebaliknya, jika p value (nilai signifikansi) > 0,05,
maka tidak ada pengaruh signfikan variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
c) Koefisien Determinasi atau R2 (goodness of fit)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam
analisis regresi. Koefisien determinasi menyatakan besarnya kontribusi
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi menunjukan sampai seberapa besar variasi
perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan
variabel dependen. Batasan dari nilai koefisien determinasi ini adalah
0< R2 <1. Semakin besar R² berarti semakin besar variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
Sebaliknya, semakin kecil R² berarti semakin kecil variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi (R2) dilihat pada hasil pengujian regresi
berganda dengan bantuan program SPSS relase 16. Karena penelitan
ini menggunakan lebih dari satu variabel independen maka penulis
menggunakan Adjusted R Square (Adj R2).
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil analisis terhadap data yang
digunakan dalam penelitian dan pembahasan hasil analisis.
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan
metoda purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008. Data ini
bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id tahun 2008,
yaitu laporan keuangan dan annual report dan sumber-sumber lain yang yang
relevan dengan data yang dibutuhkan. Syarat-syarat perusahaan sampel
adalah:
a. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan annual report tahun
2008.
b. Perusahaan yang memiliki data profil dewan komisaris secara lengkap.
c. Laporan keuangan perusahaan sampel tidak menunjukkan adanya saldo
total ekuitas dan laba yang negatif. Penggunaan ekuitas dan laba negatif
menyebabkan proksi-proksi IOS dan CFROA menjadi bias dan tidak
bermakna.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 perusahaan. Daftar
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat di dalam lampiran.
Tabel berikut menyajikan rincian perusahaan yang menjadi sampel.
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
Keterangan
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008
Perusahaan yang mempunyai data tidak
lengkap
Jumlah perusahaan sampel
380
(305)
75
B. Statistik Deskriptif
Pada tabel berikut ini akan dijelaskan statistik deskriptif dari variabelvariabel penelitian. Informasi mengenai statistik deskripstif tersebut meliputi:
nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dihitung
menggunakan alat bantu statistik SPSS relase 16. Hasil dari perhitungan
tersebut ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
N
Min
Max
Mean
TOBIN
75
0,01
4,67
0,7435
Std
Deviation
0,68561
OUTSIDER
75
0,22
0,75
0,3935
0,09895
AGE
75
0,60
1,00
0,9635
0,10022
BSTUDY
75
0,17
1,00
0,6431
0,23564
PPEBVA
75
0,002
0,900
0,27220
0,243877
MVEBVE
75
0,08
6,04
commit to user
1,2227
1,19410
Variabel
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PER
75
0,03
357,14
28.5347
56,99170
CFROA
75
0,002
0,498
0,13249
0,100092
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai perusahaan yang diproksikan
dengan rasio tobin’s q nilai minimumnya adalah 0,01 sedangkan nilai
maksimumnya adalah 4,67 dengan nilai rata-ratanya 0,7435. Hasil ini
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang digunakan sebagai sampel
memiliki nilai yang positif (meningkat).
Nilai mean PPE/BVA atau Book Value of Gross Property, Plant and
Equipment to The Book Value of The Assets ratio adalah 0,27213, nilai
minimumnya 0,002 yang dicapai oleh PT Dayaindo Resources International
Tbk, sedangkan nilai maksimunya adalah 0,900 dicapai oleh PT Colorpak
Indonesia Tbk.
Rasio MVE/BVE menunjukan besarnya perbandingan antara nilai
pasar saham dengan besarnya ekuitas perusahaan. Nilai maksimum
MVE/BVE adalah 6,04 yang dicapai oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk,
perusahaan dengan rasio MVE/BVE yang tinggi mengindikasikan bahwa
perusahaan memiliki pertumbuhan nilai pasar saham yang besar. Sedangkan
PT Lippo Karawaci memiliki rasio MVE/BVE terendah. Nilai mean dari rasio
MVE/BVE adalah 1,2227.
Ukuran yang umum dipakai untuk melihat suatu harga saham apakah
mahal atau tidak adalah Price to Earning Ratio (PER). Dalam tabel di atas
menunjukkan nilai maksimum PER adalah 357,14 yang dicapai oleh PT Bukit
commitnilai
to user
Darmo Property Tbk sedangkan
minimum dicapai oleh PT Lippo
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karawaci dengan rasio PER 0,03. Jika semakin tinggi PER suatu saham, maka
semakin mahal harga saham tersebut. Sebaliknya semakin kecil PER suatu
saham, semakin murah harga saham tersebut. Rasio PER juga dapat menjadi
indikasi pertumbuhan perusahaan, semakin besar nilai PER maka semakin
besar pula kemungkinan perusahaan untuk bertumbuh.
Hasil deskriptif kinerja keuangan yang diukur dengan CFROA
diperoleh rata-rata hanya sebesar 0,13249. Hal ini dikarenakan adanya imbas
krisis keuangan global yang dirasakan Indonesia pada tahun 2008,
perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV
tahun 2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan
terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca
pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah
mengalami pelemahan signifikan (www.bi.go.id).
Ada sekitar 39% susunan dewan komisaris pada perusahaanperusahaan di Indonesia terdiri dari anggota komisaris independen. Proporsi
ini sudah baik, karena berdasarkan peraturan yang dikeluarkan Bapepam
tanggal pada 1 Juli 2000, bahwa proporsi dewan komisaris independen adalah
30% dari total dewan komisaris. Sehingga rata-rata proprsi dewan komisaris
independen untuk perusahaan sampel sudah terpenuhi.
Rata-rata proporsi umur anggota dewan komisaris perusahaan sampel
yang berusia lebih dari 40 tahun adalah 96%. Jadi hampir seluruh anggota
dewan komisaris perusahaan sampel sudah berusia matang dan stabil dalam
mencapai karirnya.
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proporsi anggota dewan komisaris perusahaan sampel yang berlatar
belakang pendidikan bisnis rata-rata adalah 64% dari total dewan komisaris,
sedangkan sedikitnya atau paling rendah adalah 17% yaitu proporsi dewan
komisaris yang dimiliki oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.
Dengan memiliki pengetahuan bisnis maka setidaknya anggota dewan
komisaris memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola dan mengambil
keputusan bisnis.
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas data
Untuk mengetahui normalitas nilai residual, maka penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov di mana kriteria yang digunakan
adalah dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf
signifikansi yang sudah ditentukan, yaitu 0,05. Agar berdistribusi normal
maka variabel residual harus memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hasil
pengujian normalitas disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel
KolmogorofSmirnov
p-Value
Sig
Interpretasi
Unstandardized
residual
1,008
0,262
p > 0,05
Normal
Sumber: Hasil Pengolahan Data
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa harga
p value menunjukkan bahwa probabilitas sebesar 0,262 yang lebih besar
dari level
signifikan
penelitian ini
yaitu
(p>0,05), hal ini
mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi secara
normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2009).
Model yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Ada tidaknya
multikolinieritas
pada
model
penelitian
ini,
dideteksi
dengan
menggunakan nilai tolerance dan Value Inflating Factor (VIF). Bila nilai
VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10 maka tidak terdapat
gejala multikolonieritas dan begitu pula sebaliknya. Tabel 4.4 menyajikan
hasil pengujian multikolinearitas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
VIF
Asumsi Multikolinearitas
WOMDUM
0,920
1,087
Tidak terjadi multikolinearitas
MINORITY
0,914
1,094
Tidak terjadi multikolinearitas
OUTSIDER
0,907
1,102
Tidak terjadi multikolinearitas
AGE
0,845
1,184
Tidak terjadi multikolinearitas
BSTUDY
0,920
1,087
Tidak terjadi multikolinearitas
PPEBVA
0,833
1,201
Tidak terjadi multikolinearitas
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MVEBVE
0,867
1,154
Tidak terjadi multikolinearitas
PER
0,792
1.263
Tidak terjadi multikolinearitas
CFROA
0,835
1,198
Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang
mempunyai nilai tolerance kurang dari 0.10, hal ini berarti tidak ada
korelasi antar variabel bebas. Hasil perhitungan nilai VIF juga
menunjukkan hal yang sama, dimana tidak satupun variabel bebas yang
memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dari hasil tersebut dapat kita
simpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas,
sehingga model regresi layak dipakai (Ghozali, 2009).
3. Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin
Watson, yaitu dengan membandingkan nilai DW dengan nilai kritisnya
atau nilai tabel. Jika nilai DW terletak di antara du dan (4-du) maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol dan tidak terdapat autokorelasi.
Tabel berikut meringkas hasil pengujian autokorelasi yang menggunakan
alat bantu statistik SPSS release 16.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
d hitung
dl
du
2,041
1,369
1,901
Sumber: Hasil Pengolahan Data
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai d hitung yang dihasilkan dalam persamaan regresi adalah sebesar
2,041 dengan tingkat signifikansi 0.05 dan d pada nilai tabel statistik
Durbin Watson untuk k (jumlah variabel independen) = 9 dan n (jumlah
sampel) = 75 diperoleh nilai dl = 1,369 dan nilai du = 1,901, dapat
disimpulkan:
a) dl (1,369) < d hitung (2,041) maka tidak terjadi autokorelasi positif
b) (4 – 1,369) > 2,041 maka tidak terjadi autokorelasi negatif
c) 1,901 < 2,041 < (4 – 1,901) maka tidak terjadi autokorelasi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak terjadi
autokorelasi negatif maupun positif.
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana seluruh faktor gangguan
terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
nilai variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan
di
bawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari grafik di atas terlihat titik-titik yang tersebar baik di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga model regresi layak dipakai.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan analisis berganda, yaitu
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian analisis berganda terhadap model persamaan regresi diformulasikan
sebagai berikut:
Tobin’s q =
+
WOMDUM +
MINORITY +
AGE +
BSTUDY +
PER +
CFROA +
PPEBVA +
OUTSIDER +
MVEBVE +
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perhitungan analisis regresi ganda dilakukan dengan bantuan
komputer, program SPSS release 16, hasil analisis regresi yang diperoleh
adalah:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel
Coeffisients
t
Sig
Interpretasi
Constant
1,591
2,704
0,009
-
WOMDUM
-0,021
-0,189
0,851
Tidak Signifikan
MINORITY
0,272
2,216
0,030
Signifikan
OUTSIDER
-1,011
-1,928
0,058
Tidak Signifikan
AGE
-1,249
-2,329
0,023
Signifikan
BSTUDY
0,002
0,011
0,991
Tidak Signifikan
PPEBVA
0,825
3,715
0,000
Signifikan
MVEBVE
0,376
8,456
0,000
Signifikan
PER
-0,002
-1,606
0,113
Tidak Signifikan
CFROA
-0,682
-1,263
0,211
Tidak Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari hasil analisis regresi di atas, maka dapat disusun persamaan
regresi sebagai berikut:
TOBIN = 1,591 – 0,021 WOMDUM + 0,272 MINORITY – 1,011
OUTSIDER – 1,249 AGE + 0,002 BSTUDY + 0,825 PPEBVA
+ 0,376 MVEBVE – 0,002 PER – 0,682 CFROA
Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 1,591.
Hal ini berarti bahwa jika variabel-variabel lain diasumsikan konstan, maka
rata-rata abnormal return adalah
sebesar
commit to
user 1,591. Nilai koefisien regresi
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
WOMDUM sebesar -0,021, artinya apabila WOMDUM mengalami
penurunan sebesar 1 kali maka abnormal return akan meningkat sebesar
0,021 kali, begitu pula sebaliknya. Koefisien regresi MINORITY sebesar
0,272 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali MINORITY, akan
meningkatkan abnormal return sebesar 0,272. Koefisien OUTSIDER sebesar
-1,011 menunjukkan bahwa penurunan OUTSIDER sebesar 1 kali maka akan
meningkatkan abnormal return sebesar 1,011. Koefisien AGE sebesar -1,249
menunjukkan bahwa penurunan AGE sebesar 1 kali maka akan
meningkatkan abnormal return sebesar 1,249, hal ini juga berlaku bagi PER
dan CFROA. Nilai koefisien regresi BSTUDY sebesar 0,002 menyatakan
bahwa setiap peningkatan 1 kali BSTUDY, maka abnormal return akan
meningkat sebesar 0,002, begitu pula dengan PPE/BVA dan MVE/BE.
1. Pengujian Regresi Parsial (t hitung)
Nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Hasil t
persamaan regresi dapat dilihat pada tabel 4.6.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa angka koefisien variabel
WOMDUM sebesar -0,021 dengan tingkat signifikansi 0,851 (p-value >
0,05). Tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan
bahwa berdasarkan sampel penelitian, keberadaan wanita dalam anggota
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan rasio tobin’s q.
Angka koefisien variabel MINORITY atau keberadaan etnis Tionghoa
commit sebesar
to user 0,272 dengan tingkat signifikansi
dalam anggota dewan komisaris
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebesar 0,030 (p-value < 0,05). Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari
0,05 menunjukkan bahwa berdasarkan sampel penelitian, keberadaan
etnis Tionghoa berpengaruh pada nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), sedangkan tanda positif pada koefisien interaksi
mengindikasikan bahwa keberadaan etnis Tionghoa berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Hasil p-value untuk OUTSIDER adalah sebesar 0,058 yang lebih tinggi
dari tingkat alpha yaitu 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel
OUTSIDER
atau
proporsi
dewan
komisaris
independen
tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil p-value variabel AGE sebesar 0,023 yang lebih kecil dari 0,05 dan
angka koefisien sebesar -1,249, hal ini menunjukkan bahwa proporsi
anggota dewan komisaris yang berusia lebih dari 40 tahun berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan.
Angka koefisien variabel BSTUDY atau proporsi latar belakang
pendidikan anggota dewan komisaris sebesar 0,002 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,991 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa proporsi latar belakang pendidikan
anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil p-value untuk investment opportunity set yang diproksikan dengan
rasio PPE/BVA adalah sebesar 0,000 yang jauh lebih rendah dari tingkat
alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,825, sehingga dapat
dinyatakan bahwa rasio PPE/BVA yang mengukur perbandingan antara
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nilai buku aktiva dengan nilai total buku aktiva berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Hasil p-value untuk investment opportunity set yang diproksikan dengan
rasio MVE/BVE adalah sebesar 0,000 yang lebih rendah dari tingkat
alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,376, sehingga dapat
dinyatakan bahwa rasio MVE/BVE atau Market to Book Value of Equity
ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio
Price Earning Ratio (PER) mempunyai hasil p-value sebesar 0,113 yang
lebih besar dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar
0,002, sehingga dapat dinyatakan bahwa rasio PER tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Hal ini juga terjadi pada variabel kinerja perusahaan yang diproksikan
dengan CFROA. Hasil p-value untuk CFROA adalah sebesar 0,211 yang
lebih besar dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar
0,682, sehingga dapat dinyatakan bahwa CFROA tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2. Pengujian Regresi Simultan (F hitung)
Uji signifikansi F bisa dilakukan dengan melihat angka signifikansi F.
Hasil Nilai F persamaan regresi dan signifikansinya dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7
Hasil Uji Nilai F
F Hitung
Sig
Interpretasi
14,168
,000
Signifikan pada 0,05
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Hasil Nilai F hitung menunjukan hasil 14,168 dengan probabilitas 0,000
(<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai
perusahaan.
3. Pengujian Koefisien Determinasi (Goodness of Fit / R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Semakin besar koefisien
determinasi atau semakin mendekati 1 (satu), menunjukkan semakin kuat
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel
dependen. Sesuai dengan Ghazali (2009) bahwa dalam model terdapat
variabel independen lebih dari dua maka nilai adjusted R2 lebih baik
dalam menilai kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat kita lihat dari pada
model summary pada hasil regresi linier berganda.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh board diversity,
Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja perusahaan terhadap nilai
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
R
R Square
.814a
0,662
Adjusted R
Square
0,616
Std. Error of the
Estimate
. 42508
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pada tabel 4.8 di atas memperlihatkan nilai adjusted R square sebesar
0,616 atau sebesar 61,6%. Berdasarkan nilai adjusted R square tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sebanyak 61,6% variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya sebanyak 39,4%
(100% - 61,6%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
E. Pembahasan Hasil Analisis
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, hasilnya
menunjukkan bahwa hipotesis keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota
dewan komisaris, proporsi anggota dewan yang berusia lebih dari 40 tahun,
investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio PPE/BVA dan
MVE/BVE berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan
yang diproksikan dengan rasio tobin’s q. Hasil pengujian juga menunjukkan
bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 61,6%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Variabel keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris
secara statistik berpengaruh pada level 5% terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Carter, Simkins, dan Simpson (2003)
commit to user
yang menyatakan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh latar belakang
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
etnis dewan komisaris. Hasil ini didukung dengan uji regresi parsial yang
menyatakan bahwa variabel etnis Tionghoa berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Artinya semakin banyak keberadaan etnis Tionghoa dalam
anggota dewan komisaris, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Hal ini bisa
disebabkan karena etos kerja etnis Cina yang luar biasa. Dalam hal strategi
bisnis, mereka juga cenderung berani menghadapi risiko. Fleksibilitas mereka
dalam mengembangkan ilmu manajemen ditempa dari nilai budaya
tradisional, berbagai cara bernegosiasi dengan etnis lain, dan tambahan yang
kuat dalam aksi kolektif dalam manajemen (Berrel et al., 2001 dalam
Setyawan, 2005). Etnis Tionghoa juga sangat mementingkan harga diri dan
wibawa dalam dunia bisnis. Mereka tidak mau diketahui bila gagal dalam
negosiasi, gagal dalam meraih prestasi tertentu, gagal dalam promosi
(Setyawan, 2005).
Proporsi anggota dewan komisaris yang berusia lebih dari 40 tahun
secara statistik berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
bertentangan dengan teori dasar bahwa pada usia 40–45 tahun, seseorang telah
menapaki jenjang karir sejauh yang mereka mampu dan telah mencapai
tempat yang stabil dalam karirnya pada usia 40 tahun. Hasil penelitian ini
dapat dijelaskan dengan adanya kemungkinan penurunan kinerja pada anggota
dewan komisaris seiring bertambahnya usia, sehingga berdampak pula dengan
menurunnya nilai perusahaan. Menurut penelitian terbaru, kinerja otak mulai
menurun pada usia 40-an. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya
yaitu Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007) yang tidak menemukan
pengaruh pada variabel usia anggota dewan.
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis data membuktikan bahwa investment opportunity set yang
diproksikan dengan rasio PPE/BVA berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan tanda koefisien positif, sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin
tinggi PPE/BVA maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hasil ini sesuai
dengan logika teori bahwa perusahaan dengan jumlah PPE/BVA yang tinggi
mempunyai kemungkinan untuk dapat beroperasi secara lancar oleh karena
adanya ketersediaan PPE/BVA dalam proses operasional perusahaan. Jaminan
kelancaran proses operasional yang lancar tersebut dipandang baik oleh
investor sehingga mampu menciptakan harga saham perusahaan yang tinggi.
Oleh karena harga perusahaan yang tinggi, maka nilai perusahaan menjadi
tinggi pula. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Adam dan
Goyal (2008).
Untuk variabel MVE/BVE hasil analisis menunjukkan adanya
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.
Hasil
ini
mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya angka rasio MVE/BVE berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya nilai perusahaan yang diproksikan dengan tobin.
Tanda koefisien untuk variabel MVE/BVE adalah positif, artinya semakin
tinggi angka rasio MVE/BVE semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hal ini
menandakan bahwa perusahaan dengan nilai buku yang tinggi dinilai baik
oleh investor melalui harga saham yang tinggi. Hasil penelitian ini konsisten
dengan Pujiati dan Widanar (2009).
Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa
variabel-variabel independen yang lain yaitu keberadaan wanita dalam
anggota dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, latar
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belakang pendidikan dewan komisaris, investment opportunity set yang
diproksikan dengan PER, dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan
CFROA ternyata tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
dibuktikan dengan besarnya t hitung yang nilainya lebih besar dari 5%.
Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris ditemukan secara
statistik tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan karena
di Indonesia masih ada anggapan bahwa pria yang lebih pantas menduduki
jabatan penting dalam perusahaan, sehingga sangat sedikit wanita yang
menempati jabatan sebagai dewan komisaris pada perusahaan-perusahaan di
Indonesia.
Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada tingkat signifikansi 5%. Hasil regresi menunjukkan bahwa
proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati
dan Triatmoko (2007). Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian
Siallagan dan Machfoedz (2006). Hal ini juga bertentangan dengan teori
dasarnya, karena seharusnya keberadaan komisaris independen mendukung
prinsip responsibilitas dalam penerapan corporate governance, yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengangkatan atau penambahan dewan
komisaris independen pada perusahaan di Indonesia dimungkinkan hanya
sekedar memenuhi ketentuan formal di Indonesia saja, tidak dimaksudkan
untuk menegakkan corporate governance yang baik (Gideon, 2006). Hal
menarik dapat dilihat berkaitan dengan independensi, terdapat fenomena di
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia yang memberikan jabatan komisaris kepada seseorang bukan
berdasarkan kompetensi dan profesionalisme, namun hanya sebagai
penghormatan dan penghargaan (Surya dan Yustiavanda, 2006).
Kondisi yang demikian masih memperluas kesempatan bagi beberapa
pihak untuk melakukan praktik KKN, salah satunya dengan penunjukkan
anggota komisaris independen yang masih memiliki hubungan kekerabatan
dengan direksi perusahaan. Hal ini akan sangat melemahkan aplikasi
corporate governance, karena dengan adanya transaksi dengan orang dalam
(insider transaction), penyelewengan (fraud) dan sebagainya akan membawa
corporate governance dalam kondisi yang semakin terpuruk dan hal ini akan
membawa imbas pada pengungkapan informasi yang menjadi bagian dalam
transparansi sebagai salah satu prinsip corporate governance. Jika investor
mengetahui bahwa anggota dewan komisaris independen suatu perusahaan
masih memiliki hubungan kekerabatan dengan direksi perusahaan maka
investor akan memberikan penilaian yang rendah terhadap perusahaan.
Variabel latar belakang pendidikan terbukti tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Tidak adanya pengaruh tersebut karena dalam penelitian ini
mendefinisikan latar belakang pendidikan secara spesifik pada ekonomi dan
bisnis. Ada kemungkinan latar belakang pendidikan dewan komisaris sesuai
dengan jenis industri atau usaha perusahaan masing-masing. Hasil penelitian
mengenai keberadaan wanita dan latar belakang belakang pendidikan dewan
komisaris dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007).
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel investment opportunity set yang diproksikan dengan PER
terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa ekspektasi tingkat kemahalan harga saham atau nilai saham pada masa
yang akan datang pada suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006).
Kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan Cash Flow
Return On Asset (CFROA) secara statistik juga terbukti tidak mempengaruhi
nilai perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan pada tahun 2008 terjadi krisis
keuangan global yang berdampak pada kinerja perekonomian Indonesia,
akibatnya terjadi perlambatan ekonomi secara signifikan pada akhir triwulan
tahun 2008. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu
Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi, maka dalam bab ini akan
disajikan kesimpulan, saran, dan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya.
Kesimpulan dan saran yang disampaikan dalam bab ini seluruhnya didasarkan
pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda, maka diperoleh
kesimpulan:
1. Variabel independen yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Keberadaan etnis Tionghoa di dalam anggota dewan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan seorang
komisaris yang berlatar belakang etnis Tionghoa mempunyai
kemampuan bisnis yang baik serta etos kerja yang tinggi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Carter, Simkins, dan Simpson
(2003).
b. Proporsi jumlah anggota dewan komisaris yang berumur lebih dari 40
tahun terhadap seluruh jumlah anggota dewan komisaris berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena adanya
penurunan kinerja anggota
commitdewan
to user komisaris seiring bertambahnya
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usia. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu penelitian
milik Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007).
c. Investment opportunity set yang diproksikan dengan Book Value of
Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of
The
Assets ratio (PPE/BVA) atau perbandingan antara nilai buku aktiva
tetap dengan nilai buku total aktiva berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Pada dasarnya, perusahaan dapat beroperasi secara lancar
karena
adanya
ketersediaan
aktiva
dalam
proses
operasional
perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Adam dan Goyal (2008).
d. Investment opportunity set yang diproksikan dengan Market to Book
Value of Equity ratio (MVE/BVE) terbukti berpengaruh positif secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan nilai buku
yang tinggi dinilai baik oleh investor melalui harga saham yang tinggi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Pujiati dan Widanar (2009).
2. Variabel independen yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Keberadaan
wanita
dalam
anggota
dewan
komisaris
tidak
mempengaruhi nilai perusahaan karena di Indonesia masih ada
anggapan bahwa pria yang lebih pantas menduduki jabatan penting
dalam perusahaan, sehingga sangat sedikit wanita yang menempati
jabatan sebagai dewan komisaris di kebanyakan perusahaan di
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia.
digilib.uns.ac.id
Hasil
ini
mendukung
penelitian
yang
dilakukan
Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007).
b. Proporsi jumlah anggota dewan komisaris independen terhadap
seluruh jumlah anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengangkatan atau
penambahan dewan komisaris independen pada perusahaan di
Indonesia dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal di
Indonesia saja, tidak dimaksudkan untuk menegakkan corporate
governance yang baik. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh dan Rachmawati dan Triatmoko (2007). Hasil ini tidak
konsisten dengan penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006).
c. Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris juga tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tidak adanya pengaruh
tersebut karena dalam penelitian ini mendefinisikan latar belakang
pendidikan secara spesifik pada ekonomi dan bisnis. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan Kusumastuti, Supatmi, dan
Sastra (2007).
d. Dalam penelitian ini, Investment Opportunity Set (IOS) yang
diproksikan dengan PER terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, artinya, ekspektasi tingkat kemahalan harga saham atau
nilai saham pada masa yang akan datang pada suatu perusahaan tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Wahyudi dan Pawestri (2006).
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan CFROA tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hal ini bisa dikarenakan pada tahun 2008
terjadi krisis keuangan global yang berdampak pada kinerja
perekonomian Indonesia, akibatnya terjadi perlambatan ekonomi
secara signifikan pada akhir triwulan tahun 2008. Hasil penelitian ini
tidak
mendukung
penelitian
sebelumnya
yaitu
Yuniasih
dan
Wirakusuma (2007).
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Oleh karena keberadaan etnis Tionghoa yang mempunyai etos kerja yang
tinggi dalam anggota dewan komisaris berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, maka sebaiknya dalam mengangkat atau menunjuk dewan
komisaris perlu diperhatikan sifat, karakteristik, dan etos kerja personel
dewan komisaris, karena dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Dalam menunjuk anggota komisaris independen sebaiknya adalah
seseorang yang benar-benar independen, artinya tidak memiliki hubungan
kekerabatan dengan direksi perusahaan. Sehingga praktek corporate
governance di Indonesia dapat berjalan dengan baik.
3. Faktor usia juga harus diperhatikan dalam proporsi anggota dewan
komisaris, karena semakin banyak anggota dewan komisaris yang berusia
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
di atas 40 tahun, maka dimungkinkan adanya penurunan kinerja yang
berdampak pada nilai perusahaan.
4. Kenaikan dan penurunan nilai buku aktiva tetap terhadap nilai buku total
aktiva terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka, perusahaan
harus tetap menjaga dan memelihara aktiva mereka dengan baik agar
proses operasional perusahaan berjalan dengan lancar.
5. Perusahaan juga harus menjaga nilai bukunya agar tetap tinggi karena
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang
menunjukan rasio MVE/BVE yang tinggi akan memiliki pertumbuhan
ekuitas yang besar. Sehingga investor akan menilai baik perusahaan.
C. Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari sekian banyak proksi Investment Opportunity Set (IOS), peneliti
hanya menggunakan tiga proksi IOS.
2. Variabel kinerja keuangan perusahaan hanya menggunakan proksi
CFROA.
3. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu board
diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan.
D. Rekomendasi
1. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) dapat menggunakan lebih
banyak proksi-proksi yangcommit
terdapat
to dalam
user penelitian-penelitian terdahulu,
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga dapat memperoleh gambaran mengenai IOS secara lebih
mendalam, dan untuk mendapatkan proksi-proksi IOS yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2. Variabel kinerja keuangan perusahaan dapat diganti atau ditambah dengan
proksi lainnya misalnya return saham.
3. Penelitian berikutnya dapat menambah variabel independen dalam model
penelitian sehingga dapat diperoleh hasil penelitian terkait faktor yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara lebih mendalam. Faktor
yang dapat ditambahkan seperti kebijakan utang, kebijakan pendanaan,
dan karakteristik perusahaan.
commit to user
76
Download