perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: VIDYA RIA SHINTAWATI NIM. F0306084 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 ABSTRAKSI Vidya Ria Shintawati F0306084 Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Variabel board diversity diukur dengan keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, proporsi outside directors, usia anggota dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris. Set peluang investasi diproksikan menggunakan tiga proksi yaitu Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan CFROA (Cash Flow Return of Asset). Sedangkan variabel dependen nilai perusahaan diproksikan dengan tobin’s q. Data penelitian ini diambil dari laporan keuangan, annual report, serta informasi dari media lain yang terkait dengan penelitian ini. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75 perusahaan yang terdaftar pada periode 2008. Metoda pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian dilakukan menggunakan regresi berganda, uji regresi parsial (t hitung), uji koefisien determinasi (R2), dan uji regresi simultan (F hitung). Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, usia anggota dewan komisaris, Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), dan Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) sebagai proksi dari Investment Opportunity Set (IOS) juga mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dengan rasio tobin’s q. Kata Kunci: board diversity, investment opportunity set (IOS), kinerja keuangan perusahaan, nilai perusahaan, tobin’s q commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id THE EFFECT OF BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), AND FINANCIAL PERFORMANCE ON THE FIRM VALUE: (An Empirical Study on Public Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2008) ABSTRACT Vidya Ria Shintawati F0306084 The purpose of this study is to examine the effect of board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), and financial performance on the firm value. Board diversity aspect is measured by the presence of woman in the commissioners, the presence of Tionghoa ethnic in the commissioner, the propotion of outside directors, commissioners age, commissioners educational background. Investment opportunity set uses three proxies, they are Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Company's financial performance is measured using CFROA (Cash Flow Return on Assets). Firm value as a dependent variable using tobin's q proxy. The research data was extracted from financial statements, annual report, as well as information from other media associated with this research. The sample taken in this research was 75 companies listed on the period of 2008. The samples selection uses purposive sampling methods. This study employed a hypothesis test using multiple regression test, partial regression test (t test), the coefficient of determination test (R2), and simultaneous regression test (F test). The results of this study indicate that factors influencing the value of the company is in existence Tionghoa Ethnic commissioners, commissioners age, Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), and Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) as a proxy of the investment opportunity set also affects the value of the company. Keywords: board diversity, investment opportunity set (IOS), company’s financial performance, firm value, tobin’s q commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul: PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 Telah disetujui dan diterima dengan baik untuk diajukan kepada tim penguji skripsi. Surakarta, 15 Desember 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak. NIP: 19610711 198703 1 002 commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Surakarta, 21 Januari 2011 Tim Penguji Skripsi 1. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. Ketua (……………...) (NIP. 19660919 199203 1 001) 2. Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak. Pembimbing (………………) (NIP. 19610711 198703 1 002) 3. Drs. Nurmadi Harsa Sumarta, M.Si., Ak. (NIP. 19651211 200003 1 001) commit to user v Anggota (.…………..…) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Bila kita belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat kita, bakatilah apapun pekerjaan kita sekarang. Kita akan tampil secemerlang yang berbakat. Success won’t come itself. It needs hard work. Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful. commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN I Dedicated this Research for: My Family and People who Love Me commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis berusaha semaksimal mungkin agar skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak., selaku pembimbing skripsi atas semua waktu, saran, dorongan, dan semangat yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu commit to userselama masa kuliah. viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Keluargaku, (Eyang, Pakdhe, Budhe, Om, Tante, Mas, Mbak, Dek), especially for Papa, Mama, and My Sista tercinta, terimakasih untuk dukungannya. 6. Temen-temen seperjuanganku yang selalu mendukungku, Nova (Thankz for everything, berjuang kompre bareng bwt kita solid, hehe), Ganie (‘n sodara kembarnya =P, like an angel heart, kLian b’2 baek bgth deh!!), Rika (kangen pisang ijonya), Nat”, Boii, Mo2n, Manda (makacie bwt bagi2 pengalamannya), Rina, Nduth, Iyah, Moer (‘n girlfriend-nya), dan gag lupa juga Irda (yg disebutin terakhir biasanya The most important ‘n special). Makaciee bgth yuaaa, kLian selalu dukung aQ. ILoveU, IMissU, always 4ever. U’re d’bezt deh!!! XOXOXO 7. Temen-temenku di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta, angkatan berapa aja deh. (Maaf gag bisa disebutin satu per satu, Love U all!!!). 8. Temen-temen BAPEMA (Badan Pers Mahasiswa) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, terimakasih untuk kebersamaannya yang menyenangkan, Missyou!!! 9. Bapak Lilik Wahyudi, SE, M.Si., Staff Pusif, dan Teman-teman seperjuangan di Pusif, terimakasih untuk kepercayaan, pengalaman, dan kerjasamanya. 10. Temen-temen Dosen D3 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mas Puji, Mas Catur, Mas Pram, Pak Ahmad, seneng bisa kenal and ber-speak English bareng kalian. commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11. Special for gank SMA-ku yang masih bertahan sampai 4ever and ever, @MOR (Novi, Irma, Affa, and Vidya of course). Thanks girls buat semangat dan gila-gila-an-nya, wisuda bareng yuaaa… (InsyaALLAH). 12. Semua pihak yang tida dapat penulis sebutkan satu per satu (Thanks a lot!!!). Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis meminta maaf atas kekurangan yang terjadi dan demi kesempurnaan skripsi ini penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi terciptanya karya yang sempurna. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. Surakarta, Desember 2010 Vidya Ria Shintawati commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI………………………………………………………. ii ABSTRACT………………………………………………………… iii HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………… iv HALAMAN PENGESAHAN………………………………………. v HALAMAN MOTTO……………………………………………….. vi HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………….. vii KATA PENGANTAR……………………………………………….. viii DAFTAR ISI…………………………………………………………. xi DAFTAR TABEL…………………………………………………….. xiv DAFTAR GAMBAR…………………………………………………. xv BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1 B. Perumusan Masalah…………………………………………. 6 C. Tujuan Penelitian……………………………………………. 7 D. Manfaat Penelitian………………………………………….. 7 E. Sistematika Penulisan……………………………………….. 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 10 A. Landasan Teori……………………………………………… 10 1. Nilai Perusahaan………………………………………… 10 2. Board Diversity…………………………………………. 13 commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Set Peluang Investasi……………………………………. 22 4. Kinerja Keuangan………………………………………... 28 B. Kerangka Teoritis……………………………………………. 31 C. Pengembangan Hipotesis…………………………………….. 32 BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………… 39 A. Desain Penelitian…………………………………………….. 39 B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel………… 39 C. Data dan Metode Pengumpulan Data………………………… 40 D. Variabel dan Pengukurannya…………………………………. 40 1. Variabel Dependen……………………………………….. 40 2. Variabel Independen……………………………………… 41 E. Metode dan Analisis Data……………………………………. 45 1. Statistik Deskriptif………………………………………… 45 2. Uji Asumsi Klasik…………………………………………. 45 3. Uji Hipotesis……………………………………………….. 49 BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………. 51 A. Hasil Pengumpulan Data………………………………………. 51 B. Statistik Deskriptif……………………………………………... 52 C. Pengujian Asumsi Klasik……………………………………….. 55 1. Uji Normalitas Data………………………………………… 55 2. Uji Multikolinearitas………………………………………… 56 3. Uji Autokorelasi…………………………………………….. 57 4. Uji Heteroskedastisitas……………………………………… 58 D. Pengujian Hipotesis……………………………………………... 59 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Pengujian Regresi Parsial (t hitung)……………………….... 61 2. Pengujian Regresi Simultan (F hitung)...……………………. 63 3. Pengujian Koefisien Determinasi (Goodness of Fit / R2)…… 64 E. Pembahasan Hasil Analisis……………………………………… 65 BAB V. PENUTUP…………………………………………………………. 71 A. Kesimpulan………………………………………………………. 71 B. Saran……………………………………………………………... 74 C. Keterbatasan……………………………………………………… 75 D. Rekomendasi……………………………………………………… 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Maping Penelitian IOS Terdahulu………………… 26 3.1 Keterangan Persamaan Regresi Berganda………… 48 4.1 Sampel Penelitian………………………………….. 52 4.2 Hasil Statistik Deskriptif…………………………… 52 4.3 Hasil Uji Normalitas Data………………………….. 55 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas………………………….. 56 4.5 Hasil Uji Autokorelasi………………………………. 57 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda……………………. 60 4.7 Hasil Uji F hitung……………………………………. 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi……………………… 65 commit to user xiv 64 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Halaman Hubungan antara board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), kinerja keuangan dan nilai 4.1 perusahaan………………………………………… 31 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………… 59 commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 ABSTRAKSI Vidya Ria Shintawati F0306084 Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Variabel board diversity diukur dengan keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, proporsi outside directors, usia anggota dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris. Set peluang investasi diproksikan menggunakan tiga proksi yaitu Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan CFROA (Cash Flow Return of Asset). Sedangkan variabel dependen nilai perusahaan diproksikan dengan tobin’s q. Data penelitian ini diambil dari laporan keuangan, annual report, serta informasi dari media lain yang terkait dengan penelitian ini. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75 perusahaan yang terdaftar pada periode 2008. Metoda pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian dilakukan menggunakan regresi berganda, uji regresi parsial (t hitung), uji koefisien determinasi (R2), dan uji regresi simultan (F hitung). Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, usia anggota dewan komisaris, Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), dan Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) sebagai proksi dari Investment Opportunity Set (IOS) juga mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dengan rasio tobin’s q. Kata Kunci: board diversity, investment opportunity set (IOS), kinerja keuangan perusahaan, nilai perusahaan, tobin’s q commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id THE EFFECT OF BOARD DIVERSITY, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), AND FINANCIAL PERFORMANCE ON THE FIRM VALUE: (An Empirical Study on Public Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2008) ABSTRACT Vidya Ria Shintawati F0306084 The purpose of this study is to examine the effect of board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), and financial performance on the firm value. Board diversity aspect is measured by the presence of woman in the commissioners, the presence of Tionghoa ethnic in the commissioner, the propotion of outside directors, commissioners age, commissioners educational background. Investment opportunity set uses three proxies, they are Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE), dan Price Earning ratio (PER). Company's financial performance is measured using CFROA (Cash Flow Return on Assets). Firm value as a dependent variable using tobin's q proxy. The research data was extracted from financial statements, annual report, as well as information from other media associated with this research. The sample taken in this research was 75 companies listed on the period of 2008. The samples selection uses purposive sampling methods. This study employed a hypothesis test using multiple regression test, partial regression test (t test), the coefficient of determination test (R2), and simultaneous regression test (F test). The results of this study indicate that factors influencing the value of the company is in existence Tionghoa Ethnic commissioners, commissioners age, Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), and Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) as a proxy of the investment opportunity set also affects the value of the company. Keywords: board diversity, investment opportunity set (IOS), company’s financial performance, firm value, tobin’s q commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I berikut ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari skripsi ini. A. Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris dari pengaruh board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008. Dalam jangka panjang, setiap entitas bisnis (perusahaan) mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimalkan kekayaan para pemegang saham (maximization wealth of stockholders). Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya (Sartono, 2004). Maka dari itu, untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut, semua aktivitas atau kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Fama (1978) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Nilai pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio tobin’s q. Dalam penelitiannya, Wirakusuma, Surjaningsih, dan Siswanto commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (2006) menjelaskan mengenai peranan teori tobin’s q dalam pasar saham perekonomian, yaitu apabila harga-harga saham mengalami peningkatan berarti nilai q menjadi lebih tinggi. Naiknya nilai q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Penerapan corporate governane dipercaya mampu meningkatkan nilai perusahaan. Survei yang dilakukan oleh McKinsey & Company (2002) menunjukkan bahwa corporate governance telah menjadi perhatian utama investor. Investor cenderung menghindari perusahaan-perusahaan yang memiliki penerapan corporate governance yang buruk. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Salah satu isu yang berkaitan dengan corporate governance adalah komposisi dari dewan komisaris (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007). Board diversity atau sebaran anggota dewan menjadi hal yang menarik untuk disimak berkaitan dengan corporate governance di Indonesia. Surya dan Yustiavandan (2006) menyatakan bahwa adanya organ-organ perusahaan seperti dewan komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan dan arahan serta dewan direksi sebagai pengambil kebijakan di dalam perusahaan merupakan bukti pengaplikasian prinsip good corporate governance dalam tataran yang minimal. Cox dan Blake (1991) dan Robinson dan Dechant (1997) menyatakan bahwa sebaran dalam anggota dewan dipercaya dapat mempengaruhi nilai commit to user perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sebaran anggota dewan diduga mampu memberikan dampak yang positif. Semakin besar sebaran dalam anggota dewan dapat menimbulkan semakin banyak konflik, namun sebaran tersebut dapat memberikan alternatif penyelesaian terhadap suatu masalah yang semakin beragam daripada anggota dewan yang homogen. Selain itu, keragaman dalam dewan komisaris memberikan karakteristik yang unik bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai tambah (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007). Kallapur dan Trombley (2001) menyatakan bahwa kesempatan investasi perusahaan merupakan komponen penting dari nilai perusahaan. Hal ini disebabkan Investment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi dari suatu perusahaan mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, investor dan kreditor terhadap perusahaan. IOS lebih ditekankan pada opsi investasi di masa depan. Opsi investasi di masa depan dapat diperoleh jika perusahaan memiliki proyek dengan net present value positif. Myers (1977) menyatakan bahwa IOS merupakan komponen nilai perusahaan yang berasal dari opsi untuk melakukan investasi di masa depan, selain itu, investment opportunity set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat tidak dapat diobservasi. Sifatnya yang tidak dapat diobservasi menyebabkan IOS memerlukan sebuah proksi. Pengukuran IOS sangat beragam, baik yang menggunakan faktor tunggal maupun dengan commit to user menggunakan kombinasi beberapa faktor. Dalam menghitung IOS, sebagian 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id besar menggunakan ukuran data-data pasar modal karena lebih banyak menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi dari IOS. IOS dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa mendatang. Kinerja keuangan merefleksikan kinerja fundamental perusahaan yang juga diukur dengan data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan karena dengan melihat laporan keuangan dapat diukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu yaitu dengan melihat laporan laba ruginya (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Namun seringkali angka laba yang dihasilkan laporan laba rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan, sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan kas yang besar. Laba sebagai bagian dari laporan keuangan yang tidak menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan dapat diragukan kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya (Boediono, 2005). Dalam hal seperti ini penggunaan arus kas mempunyai nilai lebih baik untuk menjamin kinerja perusahaan di masa datang karena arus kas menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan commit to user serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dikeluarkan oleh perusahaan (Pradhono dan Christiawan, 2004). Cash Flow Return on Assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham (Cornett et al., 2006). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007) yang melihat board diversity dari lima aspek, yaitu keberadaan anggota komisaris wanita, keberadaan etnis Tionghoa, proporsi outsider directors, usia, dan latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris. Perbedaannya terdapat pada sampel dan tahun penelitian serta jenis data dalam penelitian ini lebih disempurnakan agar mendapatkan data lebih valid. Penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2005. Perbedaan lainnya adalah dalam penelitian ini ditambah dengan variabel Investment Opportunity Set (IOS) dan kinerja keuangan sebagai variabel independen. Dari keseluruhan penjelasan yang diungkapkan di atas maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Board Diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008”. commit to user 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah board diversity, dalam hal ini keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, proporsi outside directors, usia anggota dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 yang diukur dengan rasio tobin’s q secara parsial? 2. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan dengan Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA), Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE), dan Price Earning Ratio (PER) mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 yang diukur dengan rasio tobin’s q secara parsial? 3. Apakah kinerja keuangan yang diproksikan dengan Cash Flow Return on Asset (CFROA) mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 yang diukur dengan rasio tobin’s q? 4. Apakah board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan secara bersama-sama mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 yang diukur dengan rasio tobin’s q? commit to user 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah mencari bukti empiris dari pengaruh board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 baik secara bersama-sama maupun parsial. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan dan pengaruh salah satu isu yang berkaitan dengan corporate governance yaitu komposisi dari dewan komisaris, karena keragaman dalam dewan komisaris memberikan karakteristik yang unik bagi perusahaan yang dapat menciptakan nilai tambah. Selain itu, sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi perusahaan dalam rangka mengoptimalkan nilai perusahaan melalui kebijakan-kebijakan investasi perusahaan. commit to user 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan khususnya sebaran anggota dewan komisaris (board diversity), kebijakan investasi dan kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada perusahaan. 3. Bagi Kalangan Akademik Manfaat bagi dunia akademik penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya, menambah keyakinan akan kegunaan hasil penelitian, serta dapat berkontribusi dalam pengembangan teori mengenai sebaran anggota dewan komisaris (board diversity) dalam hal ini keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris, keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, proporsi outside directors, usia anggota anggota dewan komisaris, latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris, investment opportunity set, dan kinerja keuangan berkaitan dengan nilai perusahaan. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan kepada penulis mengenai pengaruh sebaran anggota dewan (board diversity), investment opportunity set, dan kinerja keuangan perusahaan di Indonesia, khususnya pengaruh terhadap nilai perusahaan. commit to user 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id E. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II : Tinjauan Pustaka Dalam bab ini diuraikan tinjauan pustaka yang memuat landasan teori yang terkait dengan topik penelitian, penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis, dan kerangka teoritis. Bab III : Metode Penelitian Berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian dan pengukurannya, dan metode analisis data yang terdiri dari pengujian data dan pengujian hipotesis. Bab IV : Analisis Data Bab ini menguraikan hasil pengumpulan data, analisis variabel independen dan variabel dependen, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil analisis data. Bab V : Kesimpulan dan Saran Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian serta saran bagi peneliti selanjutnya. commit to user 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setelah kita membahas pendahuluan di dalam Bab I, pada Bab II ini akan dijelaskan mengenai landasan teori, kerangka teoritis, serta penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis dalam penelitian ini. A. Landasan Teori Landasan teori ini menerangkan teori yang mendasari komponen maupun variabel penelitian. 1. Nilai Perusahaan Tujuan pokok yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah memaksimumkan profit, pandangan ini semakin lama telah bergeser akibat kelemahan-kelemahan yang ditemui dalam tujuan ini (Sartono, 2004). Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: (1) standar ekonomi mikro dengan memaksimalkan profit adalah bersifat statis karena tidak memperhatikan dimensi waktu, sehingga tidak ada perbedaan antara profit dalam jangka pendek maupun panjang, (2) pengertian profit itu sendiri, apakah memaksimumkan jumlah profit secara nominal ataukah tingkat profit, (3) menyangkut risiko yang berkaitan dengan setiap alternatif keputusan, memaksimumkan profit tanpa mempertimbangkan risiko yang to user akan terjadi adalah suatu commit kesalahan fatal, (4) memaksimukan profit bisa 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id saja dilakukan dengan menanamkan dana hasil penjualan saham melalui deposito, namun pemegang saham akan meminta tingkat keuntungan yang lebih besar dari tingkat deposito atas risiko yang lebih besar, sehingga harga pasar menurun akibatnya nilai perusahaan.akan menurun pula. Berdasarkan kelemahan tersebut maka nilai perusahaan akan bergeser menjadi bentuk memaksimumkan tujuan perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para pemegang saham (maximization wealth of stockholders), kemakmuran pemegang saham meningkat apabila harga saham yang dimiliknya meningkat. Nilai perusahaan pada perusahaan publik ditentukan oleh pasar saham, sedangkan nilai perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan kepada publik juga sangat dipengaruhi oleh pasar yang sama (Sartono, 2004). Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan tobin’s q. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap mata uang investasi inkremental. Jika rasio q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidak akan menarik (Herawaty, 2008). Hal ini terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan, maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan commit to user yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jadi, rasio q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Lindenberg dan Ross (1981) dan Copeland (2002) yang dikutip oleh Darmawati, Rahayu, dan Khomsiyah (2004), menunjukkan bagaimana rasio q dapat diterapkan pada masing-masing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio q yang lebih besar dari satu. Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio q yang lebih besar dari satu akan menarik arus sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio q mendekati satu. Black et al. dalam Sukamulja (2004) menyatakan bahwa tobin’s q yang digunakan, memasukkan semua unsur utang dan modal saham perusahaan, tidak hanya unsur saham biasa. Asset yang diperhitungkan dalam tobin’s q juga menunjukkan semua asset perusahaan tidak hanya ekuitas perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, dimana tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, hal ini dinyatakan atau tercermin dari harga pasar sahamnya, dimana harga pasar saham ditunjukkan dari nilai kapitalisasi pasar yaitu dengan mengalikan jumlah saham beredar dengan harga saham penutupan (closing price). Harga saham cenderung tinggi pada saat perusahaan memiliki banyak kesempatan untuk berinvestasi, dimana semakin tinggi harga saham berarti saham tersebut diminati oleh investor dan dengan meningkanya permintaan saham akan menyebabkan to user nilai perusahaan juga akancommit meningkat. 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Board Diversity Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan corporate governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Agency theory yang merupakan pengembangan dari teori corporate governance yang sering digunakan dalam penelitian untuk memahami kaitan antara karakteristik dewan komisaris dengan nilai perusahaan (Carter et al., 2003). Menurut Organization Economic Cooperation and Development (OECD), corporate governance merupakan struktur hubungan serta kaitannya dengan tanggung jawab di antara pihak-pihak terkait yang terdiri dari pemegang saham, anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer, yang dirancang untuk mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang diperlukan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Surya dan Yustiavandan (2006) menyatakan bahwa board diversity atau sebaran anggota dewan menjadi hal yang menarik untuk disimak berkaitan dengan corporate governance di Indonesia. Sebaran anggota dewan diduga mampu memberikan dampak yang positif. Semakin besar sebaran dalam anggota dewan dapat menimbulkan semakin banyak konflik, namun sebaran tersebut dapat memberikan alternatif penyelesaian terhadap suatu masalah yang semakin beragam daripada anggota dewan yang homogen. Selain itu, keragaman dalam dewan komisaris memberikan karakteristik commit to user 13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang unik bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai tambah (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007). Robinson dan Dechant (1997) memberikan beberapa proposisi dan bukti empiris yang berkaitan dengan sebaran dalam dewan: (1) sebaran dalam dewan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang market place, dimana hal ini berhubungan dengan demografi supplier dan customer perusahaan yang juga beragam, (2) sebaran dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi, (3) sebaran menghasilkan alternatif pemecahan masalah yang efektif, heterogenitas dalam dewan dapat menimbulkan semakin banyak konflik, namun alternatif pemecahan terhadap suatu masalah akan semakin banyak dan dapat menimbulkan kecermatan dalam mengkaji konsekuensi yang mungkin dihadapi dari alternatif yang diambil, (4) sebaran dapat meningkatkan efektivitas dalam perusahaan hal ini berkaitan dengan sudut pandang dalam anggota dewan, dimana anggota yang homogen akan menyebabkan perspektif terhadap sesuatu hal akan menjadi lebih sempit jika dibandingkan dengan anggota dewan yang beragam, (5) sebaran dapat meningkatkan hubungan global yang semakin efektif. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sebaran yang digunakan dalam penelitian ini: a) Dewan Komisaris Wanita Pembicaraan mengenai gender akhir-akhir ini semakin hangat dalam perbincangan mengenai kemajuan perkembangan kaum perempuan maupun posisi dan status perempuan dalam kesetaraan dengan kaum commit to user 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pria. Fakih (1997) mengemukakan konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Asumsi dari kesenjangan gender di Indonesia ditandai berbagai bidang pembangunan terlihat masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha serta rendahnya akses mereka terhadap sumber daya ekonomi seperti teknologi, informasi, pasar, kredit dan modal kerja. Data statistik Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita yang bekerja tahun 2008 dalam jenis pekerjaan tenaga kepemimpinan adalah sebanyak 121.782 jiwa (19%) dari total 648.719 jiwa yang bekerja sebagai tenaga kepemimpinan (http://www.nakertrans.go.id). Masih sedikitnya wanita yang ditempatkan di posisi puncak mungkin disebabkan oleh adanya pandangan yang berbeda tentang penyebab kesuksesan yang diraih pria dan wanita. Kesuksesan pria dianggap karena kemampuan yang tinggi (dalam hal talenta atau kecerdasan), sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor keberuntungan (Crawford, 2006). Namun, di sisi lain wanita memiliki sikap kehati-hatian yang sangat tinggi, cenderung menghindari risiko, dan lebih teliti dibandingkan pria. Sisi inilah yang membuat wanita tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Untuk itu dengan adanya wanita dalam jajaran dewan komisaris dikatakan dapat commit to user 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah. b) Etnis Tionghoa Republik Rakyat Tiongkok dengan nama resmi Zhonghua Renmin Gongheguo secara geografis berada dalam bagian Asia Timur. Negeri yang memiliki 29 propinsi ini memiliki konteks budaya yang khas. Dengan latar belakang berdagang, menghindari bencana alam, dan menghindari ketidakstabilan politik, masyarakat Tionghoa merantau ke berbagai negara dengan sebutan perantau atau huaqiao. Walau sudah berpindah negara, mereka tetap membawa konteks budayanya yang sudah melekat pada diri mereka. Namun konteks budaya mereka akan berbaur dengan budaya negara dimana mereka tinggal dan bekerja, tanpa meninggalkan budaya leluhurnya (Setyawan, 2005). Etnis Tionghoa sebagai etnis yang memiliki kemampuan bisnis yang baik seringkali dijadikan sumber konflik pada beberapa negara, terutama di Asia Tenggara. Hal ini terjadi karena kekurangpahaman tentang konteks budaya yang berbeda dari setiap bangsa. Dalam suatu organisasi, masalah yang sering timbul terletak pada bagaimana konteks suatu tim dan orientasi anggota tim pada tempat baru (Salk dan Brannen, 2000). Fungsi orang Tionghoa dalam dunia perekonomian telah terasa berabad-abad yang lampau. Fungsi ini erat berhubungan dengan jati diri suatu wirausaha di bidang perekonomian. Di samping itu konteks commit to user 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id interaksi sosial budaya dan politis yang telah berabad-abad lamanya, akan mengkristal memupuk jati diri seorang Tionghoa di tanah air dan masyarakat besar Indonesia. Barang tentu ini bersifat positif atau pun negatif bagi suatu komunitas tertentu. Etos kerja orang Tionghoa adalah berdasar pada disiplin, bakti keluarga, toleransi besar pada rutinitas, dan pragmatisme yang kuat (Ch’ng, 1995 dalam Musianto, 2003). Alur ekonomi wirausahanya segera muncul dalam bentuk: 1) Handal dan dapat dipercaya 2) Kekuatan hubungan dan jaringan 3) Sifat hemat 4) Kreativitas dan inovatif 5) Munculnya etos bisnis, etos kerja, dan etos wiraswasta, serta wirausaha. Selain nilai-nilai sosial dan budaya yang merekat erat dan dianut oleh etnis Tionghoa dalam menjalankan bisnisnya, kesuksesan orang Tionghoa juga didukung oleh adanya sistem kerja berdasarkan kekeluargaan atau sistem familiisme. Dalam melakukan usaha, etnis Tionghoa memiliki jaringan usaha yang bersifat tertutup. Etnis Tionghoa, memiliki teknik yang lebih baik daripada pengusaha pribumi, mereka lebih suka mengatur pengeluaran mereka untuk kepentingan bisnis daripada prestis semata, hal ini berbeda dengan pengusaha pribumi, sebagian besar dari mereka lebih mementingan prestise sehingga mengadakan pengeluaran yang tidak produktif. commit toetnis user Tionghoa lebih sukses dalam Keadaan ini menyebabkan 17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menjalankan usahanya daripada kaum pribumi. Sebelum era reformasi, etnis ini sering memperoleh perlakuan diskriminasi dalam masyarakat Indonesia. Namun sekarang di Indonesia, keberadaan etnis ini bahkan diakui telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan perekonomian bangsa (Sugiyono, 2007). c) Outside Directors Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004). Dewan dengan komposisi outside directors yang cukup kuat akan memiliki perilaku pengawasan yang lebih ketat. Kemampuan para outside directors untuk mempengaruhi keputusan manajemen akan bertambah seiring dengan peningkatan proporsi kedudukan dewan mereka (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007). Kriteria komisaris independen diambil oleh FCGI dari kriteria otoritas bursa efek Australia tentang outside directors. Kriteria untuk outside directors dalam one tier system tersebut telah diterjemahkan menjadi kriteria untuk komisaris independen dalam position paper FCGI kepada NCCG. Kriteria tentang komisaris independen tersebut adalah sebagai berikut: commit to user 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1) Komisaris Independen bukan merupakan anggota manajemen; 2) Komisaris Independen bukan merupakan pemegang saham mayoritas, atau seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari perusahaan; 3) Komisaris Independen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai eksekutif oleh perusahaan atau perusahaan lainnya dalam satu kelompok usaha dan tidak pula dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai komisaris setelah tidak lagi menempati posisi seperti itu; 4) Komisaris Independen bukan merupakan penasehat profesional perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok dengan perusahaan tersebut; 5) Komisaris Independen bukan merupakan seorang pemasok atau pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok, atau dengan cara lain berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemasok atau pelanggan tersebut; 6) Komisaris independen tidak memiliki kontraktual dengan perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok selain sebagai komisaris perusahaan tersebut; 7) Komisaris Independen harus bebas dari kepentingan dan urusan bisnis apapun atau commit hubungan lainnya yang dapat, atau secara wajar to user 19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dapat dianggap sebagai campur tangan secara material dengan kemampuannya sebagai seorang komisaris untuk bertindak demi kepentingan yang menguntungkan perusahaan. (Surya dan Yustiavandana, 2006). d) Usia Anggota Dewan Komisaris Hurlock (1999), membagi masa dewasa menjadi tiga bagian: 1) Masa dewasa awal (young adult) Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun. 2) Masa dewasa madya (middle adulthood) Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial. commit to user 20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Masa usia lanjut (older adult) Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, perubahan kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem syaraf dan perubahan penampilan. Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang hubungan sosial yang berkembang secara baik. Apabila situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th). Biasanya usia pencapaian prestasi terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap apabila yang bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya. e) Latar Belakang Pendidikan Anggota Dewan Komisaris Santrock (1995) menyatakan bahwa pendidikan universitas membantu seseorang dalam kemajuan karirnya, dimana seseorang berpendidikan tinggi akan memiliki jenjang karir lebih tinggi dan lebih cepat. Latar commit to user 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id belakang pendidikan yang dimiliki oleh anggota dewan berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Meskipun bukan menjadi suatu keharusan bagi seseorang yang akan masuk dunia bisnis untuk berpendidikan bisnis, akan lebih baik jika anggota dewan memiliki latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi. Dengan memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola bisnis dan mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi nilai perusahaan. 3. Investment Opportunity Set (IOS) Investment Opportunity Set (IOS) adalah kesempatan investasi yang merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas (Tjandra, 2005). Istilah investment opportunity set pertama kali dikemukakan oleh Myers (1977). Pada dasarnya IOS merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek yang memiliki net present value positif. Sehingga IOS memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan (Pagalung, 2003). Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya commit to user tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di 22 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. McConnel dan Muscarella (1984) menguji gagasan dalam kaitannya dengan tingkat pengeluaran research and development perusahaan. Ternyata kenaikan dalam pengeluaran modal, relatif terhadap harapanharapan sebelumnya, mengakibatkan kenaikan return atas saham sekitar waktu pengumuman, dan sebaliknya return negatif atas perusahaan melakukan penurunan pengeluaran modal. Temuan tersebut telah membawa kepada suatu hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi yang dilakukan mengandung informasi yang berisi sinyal-sinyal akan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Gaver dan Gaver (1993) opsi investasi masa depan tidak sematamata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable), sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan. Berbagai macam proksi pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan dalam satu set kesempatan investasi atau IOS telah digunakan oleh peneliti. Proksi IOS dalam penelitan Kallapur dan Trombley (1999) dibagi menjadi tiga proksi, yaitu: commit to user 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a) Proksi berdasar harga (price-based proxies) Mendasarkan pada perbedaan antara asset dan nilai pasar saham. Jadi proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi ini mendasarkan pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dengan harga harga saham, selanjutnya perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dari aktiva-aktiva yang dimiliki (assets in place). Proksi-proksi ini meliputi, Market value of equity plus book value of debt (V), Ratio of book to market value of asset (A/V), Ratio of book to market value of equity (BE/MVE), Ratio of book value of. property, plant, and equipment to firm value, (PPE/V) dan Ratio of replacement value of assets to market value, Ratio of depreciation expense to value (DEP/V), dan Earning Price Ratio (PER). b) Proksi berdasar investasi (investment-based proxies) Menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan (Kallapur dan Trombley, 1999). Perusahaan dengan IOS tinggi akan memiliki investasi yang tinggi. Selanjutnya ditemukan bahwa aktivitas investasi modal yang diukur dengan ratio capital expenditures to assets sebagai proksi IOS mempunyai hubungan positif dengan realisasi pertumbuhan. Proksi ini mencakup Ratio R&D expense to firm value (R&D/V), Ratio of R&D expense to total assets (R&D/A), Ratio of R&D expense to sales commit to user 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (R&D/S), Ratio of capital addition to firm value (CAP/X), dan Ratio of capital addition to asset book value (CAPX/A). c) Proksi berdasar varian (variance measures) Mendasarkan pada ide pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan dasar pada peningkatan asset. Kallapur dan Trombley (1999) menggunakan proksi variance of total return dan market model beta. Sedangkan Gaver dan Gaver (1993) menggunakan varian return. Saputro dan Jogiyanto (2002) di Indonesia menggunakan varian return dan beta asset seperti penelitian sebelumnya misalnya Smith dan Watts (1992) dan Gaver dan Gaver (1993). Smith dan Watts (1992) dan Gaver dan Gaver (1993) menyatakan bahwa terdapat alternatif proksi gabungan sebagai upaya untuk mengurangi adanya kesalahan pengukuran yang terdapat pada proksi dengan rasio individual. Penggabungan dari beberapa alternatif proksi IOS dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi measurement error yang ada pada proksi dengan rasio individual, sehingga akan menghasilkan pengukuran yang baik untuk set kesempatan investasi. Supaya lebih jelas, beberapa mapping penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penggunaan proksi IOS dapat diringkas dalam tabel berikut ini: commit to user 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 2.1 Maping Penelitian IOS Terdahulu No. Proksi Penelitian Sebelumnya Proksi Berbasis Harga 1 Market Value of Equity + Kallapur dan Trombley (1999) Book Value of Debt 2 Market Book to Value of Hartono (1999), Cahan dan Hossain (1996), Equity ratio Sami et al (1999), Fajrijanti dan Hartono (2000), Subekti (2000), Prasetyo (2000), dan Nopratiwi (2001). 3 Market to Value of Equity Lewelen, Loderer dan Martin 1990, Collin ratio Kothari, 1989; Chung dan Charoenwong, 1991; Cahan dan Hossain, 1996; Sami etr sl (1999), Hartono (1999), Gaver dan Gaver (1993), Fijrijanti (2000), Norpratiwi (2001) 4 Book to Value of Equity ratio Kallapur Trombley (1999) 5 Book to market value of asset Kallapur Trombley (1999), Gaver dan Gaver ratio (1993), Smith dan Watts (1992) Market Value of the firm to Cahan dan Hossain (1996), Gaver dan Gaver book value of assets (1993) Property, Plant and equipment Kallapur Trombley (1999), Skinner (1993) 6 7 to firm value ratio 8 Tobin’s Q, ratio replacement Kallapur Trombley (1999), Skinner (1993) value of assets to market value 9 10 Depreciation to firm value Kallapur Trombley (1999), Smith dan Watts ratio (1992) Earning to price ratio Kester (1984); Chung dan Charoenwong, 1991; Smith dan Watts, (1992); Cahan dan Hossain, 1996; Sami et. al (1999), Kallapur dan Trombley, (1989); Gaver dan Gaver (1993); Prasetyo (2000), Norpratiwi (2001) commit to user 26 perpustakaan.uns.ac.id 11 digilib.uns.ac.id Price to earning ratio Subekti, (2000); Fijrijanti, (2000); Hartono, (1999) 12 Gross Property, Plant, and Sami, et al, (1999) equipment to market value of assets ratio 13 Book value of gross property, Subekti, (2000) plant, and equipment to the book value of assets ratio 14 Depreciation to total assets Sami et al (1999) ratio Proksi Berbasis Investasi 1 2 3 R&D expense to firm value Kallapur dan Trombley, (1989); Smith dan ratio Watts (1992) R&D expenses to total assets Kallapur dan Trombley, (1989); Gaver dan ratio Gaver (1993); Hartono, (1999) R&D expenses to sales ratio Kallapur dan Trombley, (1989); Skinner (1993) 4 Capital expenditure to firm Smith dan Watts (1992) value ratio 5 Capital expenditure commited Sami et al (1999) to total assets ratio 6 7 Total capital expenditure to Smith dan Watts (1992); Fijrijanti, (2000); book total assets ratio Prasetyo (2000), Norpratiwi (2001) Capital addition to firm value Kallapur dan Trombley, (1989) ratio 8 Capital addition to assets book Kallapur dan Trombley, (1989); Surbekti, value ratio (2000) 9 Investment to sales ratio Hartono, (1999) 10 Investment to earning ratio Hartono (1999) Proksi berbasis Varian 1 Variance of total return Kallapur dan Trombley, (1989); Smith dan commit to user 27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Watts (1992); Gaver dan Gaver (1993) 2 Market Model beta Kallapur dan Trombley, (1989) 3 Assets beta Skinner, (1993) 4 Variance of asset-deflated Christy, (1989); Sami et. Al (1999) sales Proksi berbasis Gabungan 1 Skor faktor Gaver dan Gaver, (1993); Semi et al, (1999); Kallapur dan Trombley, (1999); Fijrijanti, (2000); Subekti, (2000); Prasetyo, (2000) 2 Variable instrumental Gaver dan Gaver, (1993); Smith dan Watts, (1992); Kallapur dan Trombley, (1999); Hartono, (1999); Fijrijanti, (2000); 3 Gabungan proxy individu Saputro, (2003) menurut klasifikasi Sumber: Makalah RUII 4. Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan perusahaan pada periode tertentu yang mengacu pada standar. Hasil dari kinerja tersebut harus dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan tersebut (Hawkins, 1979). Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan merupakan hasil yang diinginkan perusahaan dari perilaku orang-orang di dalamnya. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui kinerja yang dicapai. Kata penilaian sering diartikan dengan kata assesment. Penilaian kinerja perusahaan mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai commit to user 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar tertentu (Kaplan dan Norton, 1996). Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997) adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir, 2004). Menurut Lesmana dan Surjanto (2003), analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut. Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari asset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran asset dan atau semakin tinggi profit margin yang commit to user diperoleh perusahaan. Kinerja perusahaan mencakup kinerja perusahaan 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id secara keseluruhan sehingga dihasilkan ukuran kinerja yang obyektif (Govindarajan dan Fisher, 1990). Arus kas (cash flow) menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan (Pradhono dan Christiawan, 2004). Cash Flow Return on Assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham (Cornett et al., 2006). commit to user 30 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Kerangka Teoritis Variabel Independen Variabel Dependen Board Diversity 1. Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris 2. Keberadaan minoritas (etnis Tionghoa) dalam anggota dewan komisaris 3. Proporsi outside directors 4. Usia anggota dewan komisaris 5. Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris Investment Opportunity Set (IOS) 1. Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Nilai Perusahaan Tobin’s q Assets ratio (PPE/BVA) 2. Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) 3. Price Earning Ratio (PER) Kinerja Keuangan Cash Flow Return on Asset (CFROA) Gambar 2.1 Hubungan antara board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), kinerja keuangan dan nilai perusahaan commit to user 31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Pengembangan Hipotesis Di dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis yang akan diuji, yaitu: 1. Board Diversity a) Keberadaan wanita dalam dewan komisaris Adanya wanita dalam jajaran dewan komisaris dikatakan dapat membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah. Carter et al. (2003) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki dua orang atau lebih wanita dalam anggota dewan, memiliki nilai perusahaan (yang diproksikan dengan rasio tobin’s q) lebih tinggi daripada perusahaan dengan jumlah wanita dalam anggota dewan kurang dari dua orang. Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan. b) Keberadaan etnis Tionghoa dalam dewan komisaris Keunggulan etnis Tionghoa adalah keunggulan dalam menerapkan strategi bisnis yang fleksibel. Seperti yang diungkapkan Berrel et al. (2001) dalam Setyawan (2005), mereka juga cenderung berani menghadapi risiko dalam hal strategi bisnis. Fleksibilitas mereka dalam mengembangkan ilmu manajemen (bergaya Barat) ini juga ternyata ditempa dari nilai budaya tradisional, berbagai cara commit to user bernegosiasi dengan etnis lain, dan tambahan yang kuat dalam aksi 32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kolektif dalam manajemen. Karakteristik budaya Tionghoa menurut Bjerke (2000) seperti yang dikutip oleh Setyawan (2005) antara lain kekuasaan dan otokrasi (power and autocracy), kekeluargaan (familism), jaringan relasi (guanxi), harga diri dan wibawa (face and prestige), serta fleksibel dan bertahan hidup (flexibility and endurance). Dengan karakteristik inilah dianggap etnis Tionghoa di Indonesia memiliki pengaruh terhadap dunia perekonomian, terutama sektor bisnis. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan. c) Proporsi outside directors Menurut Utama dan Afriani (2005), semakin baik implementasi corporate governance maka nilai yang diciptakan bagi investor pun semakin tinggi. Matolcsy et al. (1997) dalam Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007) berpendapat bahwa dewan yang didominasi oleh direksi dari dalam perusahaan (inside directors) cenderung akan memiliki tata kelola yang lemah (weak governance), hal ini dikarenakan sebagai orang dalam mereka wajib untuk memonitor dirinya sendiri (selfmonitor). Sedangkan dewan yang didominasi oleh outsider akan menghasilkan tata kelola yang lebih kuat karena mereka bertindak sebagai pihak yang independen. Beasley (1996) menyarankan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar commit to user 33 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan. Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H3: Proporsi outside directors mempengaruhi nilai perusahaan. d) Usia anggota dewan komisaris Levinson dan Peskin (1981) sebagaimana dikutip oleh Santrock (1995) yang menyatakan bahwa usia 34–50 tahun adalah kelompok usia yang paling sehat, paling tenang, paling bisa mengontrol diri, dan paling bertanggung jawab. Pada usia 40–45 tahun, seseorang telah menapaki jenjang karir sejauh yang mereka mampu dan telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya pada usia 40 tahun. Menurut Brandstadter dan Renner dalam Santrock (1995) satu hal yang diperhatikan sehubungan dengan usia dewasa lanjut adalah meningkatnya kebijaksanaan saat seseorang beranjak tua. Usia dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam perusahaan yang kemudian dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu, para pekerja yang lebih tua biasanya memperlihatkan lebih banyak kesetiaan kepada perusahaan daripada pekerja yang masih muda (Dessler, 1997). Dari beberapa penelitian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: H4 : Usia anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan. commit to user 34 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e) Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris Latar belakang pendidikan yang dimiliki anggota dewan berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Meskipun bukan menjadi suatu keharusan bagi seseorang yang akan masuk dunia bisnis untuk berpendidikan bisnis, akan lebih baik jika anggota dewan memiliki latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi. Dengan memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola bisnis dan mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi nilai perusahaan (Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007). Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H5: Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan. 2. Investment Opportunity Set (IOS) Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga proksi Investment Opportunity Set (IOS), yaitu : a) Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA) Rasio ini mengukur perbandingan antara nilai buku aktiva tetap dengan nilai buku total aktiva. Penelitian yang dilakukan Adam dan Goyal (2008) menyatakan bahwa perusahaan dengan jumlah PPE/BVA yang commit to user tinggi mempunyai kemungkinan untuk dapat beroperasi secara lancar 35 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id oleh karena adanya ketersediaan PPE/BVA dalam proses operasional perusahaan. Jaminan kelancaran proses operasional yang lancar tersebut dipandang baik oleh investor sehingga mampu menciptakan harga saham perusahaan yang tinggi. Oleh karena harga perusahaan yang tinggi, maka nilai perusahaan menjadi tinggi pula. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang disusun adalah: H6: Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA) sebagai proksi IOS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. b) Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) Rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar (MVE/BVE) juga dapat mencerminkan adanya IOS bagi suatu perusahaan. Collin and Kothari (1989) dalam Norpratiwi (2005) menyatakan bahwa perbedaan nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku merupakan cerminan peluang investasi. Proksi ini dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang dapat melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Rasio MVE/BVE digunakan dengan mempertimbangkan pendapat Gaver dan Gaver (1993) bahwa nilai pasar dapat mengindikasikan kesempatan perusahaan untuk bertumbuh dan melakukan kegiatan investasi sehingga perusahaan dapat memperoleh pertumbuhan ekuitas dan aktiva. Maka, berdasarkan hal tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut: commit to user 36 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id H7: Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) sebagai proksi IOS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. c) Price Earning Ratio (PER) PER menunjukkan rasio harga saham terhadap earnings per share (Kaaro, 2002). PER merupakan ekspektasi dari nilai saham pada masa yang akan datang, sehingga suatu saham dari perusahaan dengan kinerja dan prospek usaha yang menguntungkan akan memiliki nilai PER yang tinggi. Sebaliknya saham perusahaan yang tidak memiliki kinerja dan prospek usaha yang menguntungkan akan memiliki nilai PER yang rendah. Rasio PER dapat menjadi indikasi pertumbuhan perusahaan, semakin besar nilai PER maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk bertumbuh. Rasio PER juga dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya laba. Chung dan Charoenwong (1991), dalam Adam dan Goyal (2007) berpendapat bahwa semakin tinggi rasio PER mengindikasikan bahwa proporsi nilai ekuitas yang lebih besar dapat diatributkan pada assets in place daripada growth opportunities. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang disusun adalah: H8: Price Earning Ratio (PER) sebagai proksi IOS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. commit to user 37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Kinerja Keuangan Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari asset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran asset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan. Cash Flow Return on Assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham (Cornett et al., 2006). Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H9: Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. commit to user 38 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III berikut ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk memperoleh bukti empiris pengaruh board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2008, yaitu sebesar 380 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada perusahaan yang datanya tersedia dengan lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada situs www.idx.co.id berupa laporan keuangan, annual report dan harga saham. Harga saham ditentukan berdasarkan harga saham penutupan pada saat tanggal publikasi laporan keuangan. commit to user 39 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perusahaan tahun 2008. Laporan tahunan dipilih karena memiliki kredibilitas yang tinggi, selain itu laporan tahunan digunakan oleh stakeholder sebagai sumber informasi utama yang pasti, memiliki potensi yang besar untuk mempengaruhi persebaran distribusi secara luas, mendeskripsikan manajemen pada periode tertentu, serta dapat diakses untuk tujuan penelitian. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan tahunan serta annual report masing-masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Selain itu, untuk crosscheck data yang berkaitan dengan variabel board diversity, penulis menggunakan sumber lain seperti website perusahaan maupun media lain yang berkaitan, sehingga data lebih valid. D. Variabel dan Pengukurannya Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio tobin’s q. Rasio tobin’s q yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan commit to user menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Chung dan Pruitt (1994), 40 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sejalan dengan penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang dihitung dengan rumus : Tobin’s q = {(CP x Jumlah saham beredar) + TL + I} – CA TA Keterangan: CP = Closing Price TL = Total Liabilities I = Inventory CA = Current Assets TA = Total Assets 2. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Board Diversity Berikut ini merupakan berbagai variabel yang digunakan untuk menjelaskan masing-masing variabel board diversity atau sebaran anggota dewan yang digunakan dalam penelitian ini: commit to user 41 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1) Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris (WOMDUM) Keberadaan dewan direksi wanita dalam anggota dewan komisaris diukur dengan variabel dummy, dimana 0 menyatakan tidak ada direksi wanita dalam anggota dewan dan 1 menyatakan ada direksi wanita dalam anggota dewan komisaris. 2) Keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris (MINORITY) Keberadaan etnis Tionghoa diukur dengan variabel dummy, dimana 0 menyatakan tidak ada ras minoritas keturunan Tionghoa dan 1 menyatakan ada ras minoritas keturunan Tionghoa dalam anggota dewan komisaris 3) Proporsi outside directors (OUTSIDER) Proporsi outside directors atau anggota dewan komisaris independen diukur menggunakan persentase outside directors dalam anggota dewan komisaris. 4) Usia anggota dewan komisaris (AGE) Proksi usia anggota dewan komisaris diukur menggunakan proposi anggota dewan komisaris yang berusia lebih dari 40 tahun. commit to user 42 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5) Latar belakang pendidikan (BSTUDY) Latar belakang pendidikan diukur menggunakan proporsi anggota dewan komisaris yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi atau bisnis. b. Investment Opportunity Set (IOS) Penelitian ini menggunakan proksi IOS mengukur keputusan keuangan sebagai berikut: 1) Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA) Rasio ini mengukur perbandingan antara nilai buku aktiva tetap dengan nilai buku total aktiva, dengan rumusan: Nilai buku aktiva tetap PPE/BVA = Nilai buku total aktiva 2) Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) Rasio ini diukur berdasarkan perbandingan total harga saham saat penutupan dengan total ekuitas yang tersedia, rumus: Jumlah lembar saham beredar x closing price MVE/BVE = Total ekuitas commit to user 43 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Price Earning ratio (PER) Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga penutupan (closing price) dengan laba perlembar saham (earning per share), dengan rumusan: Closing price PER = Laba bersih per saham c. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Cash Flow Return On Asset (CFROA). Cash Flow Return on Assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham, sehingga CFROA yang dilaporkan merefleksikan keadaan sebenarnya (Cornett et al., 2006). CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi dengan total aktiva. EBIT + Dep + Beban non-kas CFROA = Total Assets commit to user 44 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Keterangan: CFROA = Cash Flow Return On Assets EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak Dep = Depresiasi Total Assets = Total aktiva Beban non kas = Beban non kas lainnya selain depresiasi E. Metode dan Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS relase 16. 1. Statistik Deskriptif Pengujian ini terdiri dari penghitungan mean, median, standar deviasi, maksimum, dan minimum dari masing-masing data sampel. Pengujian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku mengenai data sampel tersebut. 2. Uji Asumsi Klasik Untuk pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda. Sebagai prasyarat dilakukan regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Ghozali, 2009). Pengujian asumsi klasik meliputi: commit to user 45 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Uji Normalitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak, karena bagi suatu variabel yang mempunyai karakteristik tidak normal maka dapat mengurangi ketepatan dalam pengujian hipothesis. Hasil pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian apabila p value > 0.05 maka data berdistribusi secara normal, sedangkan apabila p value < dari 0.05 data tida berdistribusi normal. Hal ini didukung juga dengan tampilan grafik histogram dan normal probability plot. b. Uji Multikolineritas Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan sempurna antara beberapa semua variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independennya. Jika di antara variabel independen terjadi korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2009). Pendektesiannya dilakukan dengan menggunakan toleransi value Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance value 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolineritas. Multikolinearitas terjadi ketika VIF > 10. Akibat dari multikolinearitas adalah koefisiencommit to user 46 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar eror setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. c. Uji Autokolerasi Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi antara anggota-anggota di serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk waktu (untuk data time series) atau korelasi antara tempat yang berdekatan (untuk data cross sectional). Autokorelasi timbul karena kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai tabel Durbin Watson dengan nilai Durbin Watson yang diperoleh dari penghitungan regresi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: a) Jika dl > d hitung, maka terjadi autokorelasi positif. b) Jika ( 4 – dl ) < d hitung, maka terjadi autokorelasi negatif. c) Jika du < d hitung < 4 – du maka tidak terjadi autokorelasi. d. Uji Heteroskedastitas Heteroskedastitas berarti tidak terdapat varian yang tidak sama dalam kesalahan pengganggu. Untuk menentukan heteroskedastitas dengan grafik scatterplot, titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastitas. commit to user 47 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah: Tobin’s q = + WOMDUM + MINORITY + AGE + BSTUDY + PER + CFROA + PPEBVA + OUTSIDER + MVEBVE + Tabel 3.1 Keterangan Persamaan Regresi Berganda Simbol Keterangan Y Nilai perusahaan yang diukur dengan tobin’s q. WOMDUM Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris, 1 = ada, 0 = tidak ada. MINORITY Keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, 1 = ada, 0 = tidak ada. OUTSIDER Proporsi outside directors AGE Proporsi usia anggota dewan komisaris yang lebih dari 40 tahun. BSTUDY Proporsi anggota dewan komisaris yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis. PPEBVA Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio MVEBVE Market to Book Value of Equity ratio PER Price Earning Ratio CFROA Kinerja keuangan yang diukur dengan CFROA (Cash Flow Return of Asset) commit to user 48 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable), baik dengan menghitung koefisien regresi secara individu (t hitung), atau dengan menghitung koefisien regresi secara bersama-sama (F hitung). Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Uji hipotesis ini akan dilakukan menggunakan program SPSS relase 16. a) Regresi Parsial (t hitung) Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Pengambilan kesimpulannya adalah bahwa jika p value (nilai signifikansi) dari hasil uji SPSS tersebut < 0,05 yang berarti ada pengaruh signfikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, jika p value (nilai signifikansi) > 0,05, berarti tidak ada pengaruh signfikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. b) Regresi Simultan (F hitung) F statistic dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. kesimpulannya adalah bahwa jika p value (nilai to user signifikansi) < 0,05commit berarti ada pengaruh signfikan variabel 49 perpustakaan.uns.ac.id independen digilib.uns.ac.id secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, jika p value (nilai signifikansi) > 0,05, maka tidak ada pengaruh signfikan variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. c) Koefisien Determinasi atau R2 (goodness of fit) Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Koefisien determinasi menyatakan besarnya kontribusi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukan sampai seberapa besar variasi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Batasan dari nilai koefisien determinasi ini adalah 0< R2 <1. Semakin besar R² berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Sebaliknya, semakin kecil R² berarti semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi (R2) dilihat pada hasil pengujian regresi berganda dengan bantuan program SPSS relase 16. Karena penelitan ini menggunakan lebih dari satu variabel independen maka penulis menggunakan Adjusted R Square (Adj R2). commit to user 50 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil analisis terhadap data yang digunakan dalam penelitian dan pembahasan hasil analisis. A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan metoda purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008. Data ini bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id tahun 2008, yaitu laporan keuangan dan annual report dan sumber-sumber lain yang yang relevan dengan data yang dibutuhkan. Syarat-syarat perusahaan sampel adalah: a. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan annual report tahun 2008. b. Perusahaan yang memiliki data profil dewan komisaris secara lengkap. c. Laporan keuangan perusahaan sampel tidak menunjukkan adanya saldo total ekuitas dan laba yang negatif. Penggunaan ekuitas dan laba negatif menyebabkan proksi-proksi IOS dan CFROA menjadi bias dan tidak bermakna. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 perusahaan. Daftar commit to user 51 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat di dalam lampiran. Tabel berikut menyajikan rincian perusahaan yang menjadi sampel. Tabel 4.1 Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 Perusahaan yang mempunyai data tidak lengkap Jumlah perusahaan sampel 380 (305) 75 B. Statistik Deskriptif Pada tabel berikut ini akan dijelaskan statistik deskriptif dari variabelvariabel penelitian. Informasi mengenai statistik deskripstif tersebut meliputi: nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dihitung menggunakan alat bantu statistik SPSS relase 16. Hasil dari perhitungan tersebut ditampilkan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif N Min Max Mean TOBIN 75 0,01 4,67 0,7435 Std Deviation 0,68561 OUTSIDER 75 0,22 0,75 0,3935 0,09895 AGE 75 0,60 1,00 0,9635 0,10022 BSTUDY 75 0,17 1,00 0,6431 0,23564 PPEBVA 75 0,002 0,900 0,27220 0,243877 MVEBVE 75 0,08 6,04 commit to user 1,2227 1,19410 Variabel 52 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PER 75 0,03 357,14 28.5347 56,99170 CFROA 75 0,002 0,498 0,13249 0,100092 Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio tobin’s q nilai minimumnya adalah 0,01 sedangkan nilai maksimumnya adalah 4,67 dengan nilai rata-ratanya 0,7435. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang digunakan sebagai sampel memiliki nilai yang positif (meningkat). Nilai mean PPE/BVA atau Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio adalah 0,27213, nilai minimumnya 0,002 yang dicapai oleh PT Dayaindo Resources International Tbk, sedangkan nilai maksimunya adalah 0,900 dicapai oleh PT Colorpak Indonesia Tbk. Rasio MVE/BVE menunjukan besarnya perbandingan antara nilai pasar saham dengan besarnya ekuitas perusahaan. Nilai maksimum MVE/BVE adalah 6,04 yang dicapai oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk, perusahaan dengan rasio MVE/BVE yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki pertumbuhan nilai pasar saham yang besar. Sedangkan PT Lippo Karawaci memiliki rasio MVE/BVE terendah. Nilai mean dari rasio MVE/BVE adalah 1,2227. Ukuran yang umum dipakai untuk melihat suatu harga saham apakah mahal atau tidak adalah Price to Earning Ratio (PER). Dalam tabel di atas menunjukkan nilai maksimum PER adalah 357,14 yang dicapai oleh PT Bukit commitnilai to user Darmo Property Tbk sedangkan minimum dicapai oleh PT Lippo 53 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Karawaci dengan rasio PER 0,03. Jika semakin tinggi PER suatu saham, maka semakin mahal harga saham tersebut. Sebaliknya semakin kecil PER suatu saham, semakin murah harga saham tersebut. Rasio PER juga dapat menjadi indikasi pertumbuhan perusahaan, semakin besar nilai PER maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk bertumbuh. Hasil deskriptif kinerja keuangan yang diukur dengan CFROA diperoleh rata-rata hanya sebesar 0,13249. Hal ini dikarenakan adanya imbas krisis keuangan global yang dirasakan Indonesia pada tahun 2008, perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV tahun 2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan (www.bi.go.id). Ada sekitar 39% susunan dewan komisaris pada perusahaanperusahaan di Indonesia terdiri dari anggota komisaris independen. Proporsi ini sudah baik, karena berdasarkan peraturan yang dikeluarkan Bapepam tanggal pada 1 Juli 2000, bahwa proporsi dewan komisaris independen adalah 30% dari total dewan komisaris. Sehingga rata-rata proprsi dewan komisaris independen untuk perusahaan sampel sudah terpenuhi. Rata-rata proporsi umur anggota dewan komisaris perusahaan sampel yang berusia lebih dari 40 tahun adalah 96%. Jadi hampir seluruh anggota dewan komisaris perusahaan sampel sudah berusia matang dan stabil dalam mencapai karirnya. commit to user 54 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Proporsi anggota dewan komisaris perusahaan sampel yang berlatar belakang pendidikan bisnis rata-rata adalah 64% dari total dewan komisaris, sedangkan sedikitnya atau paling rendah adalah 17% yaitu proporsi dewan komisaris yang dimiliki oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Dengan memiliki pengetahuan bisnis maka setidaknya anggota dewan komisaris memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola dan mengambil keputusan bisnis. C. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas data Untuk mengetahui normalitas nilai residual, maka penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov di mana kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan, yaitu 0,05. Agar berdistribusi normal maka variabel residual harus memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hasil pengujian normalitas disajikan pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Variabel KolmogorofSmirnov p-Value Sig Interpretasi Unstandardized residual 1,008 0,262 p > 0,05 Normal Sumber: Hasil Pengolahan Data commit to user 55 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dari hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa harga p value menunjukkan bahwa probabilitas sebesar 0,262 yang lebih besar dari level signifikan penelitian ini yaitu (p>0,05), hal ini mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2009). Model yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Ada tidaknya multikolinieritas pada model penelitian ini, dideteksi dengan menggunakan nilai tolerance dan Value Inflating Factor (VIF). Bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolonieritas dan begitu pula sebaliknya. Tabel 4.4 menyajikan hasil pengujian multikolinearitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Asumsi Multikolinearitas WOMDUM 0,920 1,087 Tidak terjadi multikolinearitas MINORITY 0,914 1,094 Tidak terjadi multikolinearitas OUTSIDER 0,907 1,102 Tidak terjadi multikolinearitas AGE 0,845 1,184 Tidak terjadi multikolinearitas BSTUDY 0,920 1,087 Tidak terjadi multikolinearitas PPEBVA 0,833 1,201 Tidak terjadi multikolinearitas commit to user 56 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MVEBVE 0,867 1,154 Tidak terjadi multikolinearitas PER 0,792 1.263 Tidak terjadi multikolinearitas CFROA 0,835 1,198 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0.10, hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, dimana tidak satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas, sehingga model regresi layak dipakai (Ghozali, 2009). 3. Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan nilai DW dengan nilai kritisnya atau nilai tabel. Jika nilai DW terletak di antara du dan (4-du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol dan tidak terdapat autokorelasi. Tabel berikut meringkas hasil pengujian autokorelasi yang menggunakan alat bantu statistik SPSS release 16. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi d hitung dl du 2,041 1,369 1,901 Sumber: Hasil Pengolahan Data commit to user 57 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nilai d hitung yang dihasilkan dalam persamaan regresi adalah sebesar 2,041 dengan tingkat signifikansi 0.05 dan d pada nilai tabel statistik Durbin Watson untuk k (jumlah variabel independen) = 9 dan n (jumlah sampel) = 75 diperoleh nilai dl = 1,369 dan nilai du = 1,901, dapat disimpulkan: a) dl (1,369) < d hitung (2,041) maka tidak terjadi autokorelasi positif b) (4 – 1,369) > 2,041 maka tidak terjadi autokorelasi negatif c) 1,901 < 2,041 < (4 – 1,901) maka tidak terjadi autokorelasi Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak terjadi autokorelasi negatif maupun positif. 4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana seluruh faktor gangguan terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi nilai variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. commit to user 58 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari grafik di atas terlihat titik-titik yang tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga model regresi layak dipakai. D. Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan analisis berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian analisis berganda terhadap model persamaan regresi diformulasikan sebagai berikut: Tobin’s q = + WOMDUM + MINORITY + AGE + BSTUDY + PER + CFROA + PPEBVA + OUTSIDER + MVEBVE + commit to user 59 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Perhitungan analisis regresi ganda dilakukan dengan bantuan komputer, program SPSS release 16, hasil analisis regresi yang diperoleh adalah: Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Coeffisients t Sig Interpretasi Constant 1,591 2,704 0,009 - WOMDUM -0,021 -0,189 0,851 Tidak Signifikan MINORITY 0,272 2,216 0,030 Signifikan OUTSIDER -1,011 -1,928 0,058 Tidak Signifikan AGE -1,249 -2,329 0,023 Signifikan BSTUDY 0,002 0,011 0,991 Tidak Signifikan PPEBVA 0,825 3,715 0,000 Signifikan MVEBVE 0,376 8,456 0,000 Signifikan PER -0,002 -1,606 0,113 Tidak Signifikan CFROA -0,682 -1,263 0,211 Tidak Signifikan Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari hasil analisis regresi di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: TOBIN = 1,591 – 0,021 WOMDUM + 0,272 MINORITY – 1,011 OUTSIDER – 1,249 AGE + 0,002 BSTUDY + 0,825 PPEBVA + 0,376 MVEBVE – 0,002 PER – 0,682 CFROA Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 1,591. Hal ini berarti bahwa jika variabel-variabel lain diasumsikan konstan, maka rata-rata abnormal return adalah sebesar commit to user 1,591. Nilai koefisien regresi 60 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id WOMDUM sebesar -0,021, artinya apabila WOMDUM mengalami penurunan sebesar 1 kali maka abnormal return akan meningkat sebesar 0,021 kali, begitu pula sebaliknya. Koefisien regresi MINORITY sebesar 0,272 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali MINORITY, akan meningkatkan abnormal return sebesar 0,272. Koefisien OUTSIDER sebesar -1,011 menunjukkan bahwa penurunan OUTSIDER sebesar 1 kali maka akan meningkatkan abnormal return sebesar 1,011. Koefisien AGE sebesar -1,249 menunjukkan bahwa penurunan AGE sebesar 1 kali maka akan meningkatkan abnormal return sebesar 1,249, hal ini juga berlaku bagi PER dan CFROA. Nilai koefisien regresi BSTUDY sebesar 0,002 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali BSTUDY, maka abnormal return akan meningkat sebesar 0,002, begitu pula dengan PPE/BVA dan MVE/BE. 1. Pengujian Regresi Parsial (t hitung) Nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Hasil t persamaan regresi dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa angka koefisien variabel WOMDUM sebesar -0,021 dengan tingkat signifikansi 0,851 (p-value > 0,05). Tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa berdasarkan sampel penelitian, keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio tobin’s q. Angka koefisien variabel MINORITY atau keberadaan etnis Tionghoa commit sebesar to user 0,272 dengan tingkat signifikansi dalam anggota dewan komisaris 61 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sebesar 0,030 (p-value < 0,05). Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa berdasarkan sampel penelitian, keberadaan etnis Tionghoa berpengaruh pada nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan tanda positif pada koefisien interaksi mengindikasikan bahwa keberadaan etnis Tionghoa berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value untuk OUTSIDER adalah sebesar 0,058 yang lebih tinggi dari tingkat alpha yaitu 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel OUTSIDER atau proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value variabel AGE sebesar 0,023 yang lebih kecil dari 0,05 dan angka koefisien sebesar -1,249, hal ini menunjukkan bahwa proporsi anggota dewan komisaris yang berusia lebih dari 40 tahun berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Angka koefisien variabel BSTUDY atau proporsi latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris sebesar 0,002 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,991 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proporsi latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value untuk investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio PPE/BVA adalah sebesar 0,000 yang jauh lebih rendah dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,825, sehingga dapat dinyatakan bahwa rasio PPE/BVA yang mengukur perbandingan antara commit to user 62 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id nilai buku aktiva dengan nilai total buku aktiva berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value untuk investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio MVE/BVE adalah sebesar 0,000 yang lebih rendah dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,376, sehingga dapat dinyatakan bahwa rasio MVE/BVE atau Market to Book Value of Equity ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio Price Earning Ratio (PER) mempunyai hasil p-value sebesar 0,113 yang lebih besar dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,002, sehingga dapat dinyatakan bahwa rasio PER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga terjadi pada variabel kinerja perusahaan yang diproksikan dengan CFROA. Hasil p-value untuk CFROA adalah sebesar 0,211 yang lebih besar dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,682, sehingga dapat dinyatakan bahwa CFROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Pengujian Regresi Simultan (F hitung) Uji signifikansi F bisa dilakukan dengan melihat angka signifikansi F. Hasil Nilai F persamaan regresi dan signifikansinya dapat dilihat pada tabel berikut ini: commit to user 63 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 4.7 Hasil Uji Nilai F F Hitung Sig Interpretasi 14,168 ,000 Signifikan pada 0,05 Sumber: Hasil Pengolahan Data Hasil Nilai F hitung menunjukan hasil 14,168 dengan probabilitas 0,000 (<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. 3. Pengujian Koefisien Determinasi (Goodness of Fit / R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Semakin besar koefisien determinasi atau semakin mendekati 1 (satu), menunjukkan semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel dependen. Sesuai dengan Ghazali (2009) bahwa dalam model terdapat variabel independen lebih dari dua maka nilai adjusted R2 lebih baik dalam menilai kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat kita lihat dari pada model summary pada hasil regresi linier berganda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). commit to user 64 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi R R Square .814a 0,662 Adjusted R Square 0,616 Std. Error of the Estimate . 42508 Sumber: Hasil Pengolahan Data Pada tabel 4.8 di atas memperlihatkan nilai adjusted R square sebesar 0,616 atau sebesar 61,6%. Berdasarkan nilai adjusted R square tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 61,6% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya sebanyak 39,4% (100% - 61,6%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model. E. Pembahasan Hasil Analisis Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, proporsi anggota dewan yang berusia lebih dari 40 tahun, investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio PPE/BVA dan MVE/BVE berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio tobin’s q. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 61,6% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Variabel keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris secara statistik berpengaruh pada level 5% terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Carter, Simkins, dan Simpson (2003) commit to user yang menyatakan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh latar belakang 65 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id etnis dewan komisaris. Hasil ini didukung dengan uji regresi parsial yang menyatakan bahwa variabel etnis Tionghoa berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Artinya semakin banyak keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Hal ini bisa disebabkan karena etos kerja etnis Cina yang luar biasa. Dalam hal strategi bisnis, mereka juga cenderung berani menghadapi risiko. Fleksibilitas mereka dalam mengembangkan ilmu manajemen ditempa dari nilai budaya tradisional, berbagai cara bernegosiasi dengan etnis lain, dan tambahan yang kuat dalam aksi kolektif dalam manajemen (Berrel et al., 2001 dalam Setyawan, 2005). Etnis Tionghoa juga sangat mementingkan harga diri dan wibawa dalam dunia bisnis. Mereka tidak mau diketahui bila gagal dalam negosiasi, gagal dalam meraih prestasi tertentu, gagal dalam promosi (Setyawan, 2005). Proporsi anggota dewan komisaris yang berusia lebih dari 40 tahun secara statistik berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini bertentangan dengan teori dasar bahwa pada usia 40–45 tahun, seseorang telah menapaki jenjang karir sejauh yang mereka mampu dan telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya pada usia 40 tahun. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan dengan adanya kemungkinan penurunan kinerja pada anggota dewan komisaris seiring bertambahnya usia, sehingga berdampak pula dengan menurunnya nilai perusahaan. Menurut penelitian terbaru, kinerja otak mulai menurun pada usia 40-an. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007) yang tidak menemukan pengaruh pada variabel usia anggota dewan. commit to user 66 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Analisis data membuktikan bahwa investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio PPE/BVA berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan tanda koefisien positif, sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi PPE/BVA maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan logika teori bahwa perusahaan dengan jumlah PPE/BVA yang tinggi mempunyai kemungkinan untuk dapat beroperasi secara lancar oleh karena adanya ketersediaan PPE/BVA dalam proses operasional perusahaan. Jaminan kelancaran proses operasional yang lancar tersebut dipandang baik oleh investor sehingga mampu menciptakan harga saham perusahaan yang tinggi. Oleh karena harga perusahaan yang tinggi, maka nilai perusahaan menjadi tinggi pula. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Adam dan Goyal (2008). Untuk variabel MVE/BVE hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya angka rasio MVE/BVE berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai perusahaan yang diproksikan dengan tobin. Tanda koefisien untuk variabel MVE/BVE adalah positif, artinya semakin tinggi angka rasio MVE/BVE semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hal ini menandakan bahwa perusahaan dengan nilai buku yang tinggi dinilai baik oleh investor melalui harga saham yang tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan Pujiati dan Widanar (2009). Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang lain yaitu keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, latar commit to user 67 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id belakang pendidikan dewan komisaris, investment opportunity set yang diproksikan dengan PER, dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan CFROA ternyata tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya t hitung yang nilainya lebih besar dari 5%. Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris ditemukan secara statistik tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan karena di Indonesia masih ada anggapan bahwa pria yang lebih pantas menduduki jabatan penting dalam perusahaan, sehingga sangat sedikit wanita yang menempati jabatan sebagai dewan komisaris pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada tingkat signifikansi 5%. Hasil regresi menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007). Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006). Hal ini juga bertentangan dengan teori dasarnya, karena seharusnya keberadaan komisaris independen mendukung prinsip responsibilitas dalam penerapan corporate governance, yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengangkatan atau penambahan dewan komisaris independen pada perusahaan di Indonesia dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal di Indonesia saja, tidak dimaksudkan untuk menegakkan corporate governance yang baik (Gideon, 2006). Hal menarik dapat dilihat berkaitan dengan independensi, terdapat fenomena di commit to user 68 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Indonesia yang memberikan jabatan komisaris kepada seseorang bukan berdasarkan kompetensi dan profesionalisme, namun hanya sebagai penghormatan dan penghargaan (Surya dan Yustiavanda, 2006). Kondisi yang demikian masih memperluas kesempatan bagi beberapa pihak untuk melakukan praktik KKN, salah satunya dengan penunjukkan anggota komisaris independen yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan direksi perusahaan. Hal ini akan sangat melemahkan aplikasi corporate governance, karena dengan adanya transaksi dengan orang dalam (insider transaction), penyelewengan (fraud) dan sebagainya akan membawa corporate governance dalam kondisi yang semakin terpuruk dan hal ini akan membawa imbas pada pengungkapan informasi yang menjadi bagian dalam transparansi sebagai salah satu prinsip corporate governance. Jika investor mengetahui bahwa anggota dewan komisaris independen suatu perusahaan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan direksi perusahaan maka investor akan memberikan penilaian yang rendah terhadap perusahaan. Variabel latar belakang pendidikan terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tidak adanya pengaruh tersebut karena dalam penelitian ini mendefinisikan latar belakang pendidikan secara spesifik pada ekonomi dan bisnis. Ada kemungkinan latar belakang pendidikan dewan komisaris sesuai dengan jenis industri atau usaha perusahaan masing-masing. Hasil penelitian mengenai keberadaan wanita dan latar belakang belakang pendidikan dewan komisaris dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007). commit to user 69 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Variabel investment opportunity set yang diproksikan dengan PER terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi tingkat kemahalan harga saham atau nilai saham pada masa yang akan datang pada suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006). Kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan Cash Flow Return On Asset (CFROA) secara statistik juga terbukti tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang berdampak pada kinerja perekonomian Indonesia, akibatnya terjadi perlambatan ekonomi secara signifikan pada akhir triwulan tahun 2008. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. commit to user 70 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi, maka dalam bab ini akan disajikan kesimpulan, saran, dan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya. Kesimpulan dan saran yang disampaikan dalam bab ini seluruhnya didasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda, maka diperoleh kesimpulan: 1. Variabel independen yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah sebagai berikut: a. Keberadaan etnis Tionghoa di dalam anggota dewan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan seorang komisaris yang berlatar belakang etnis Tionghoa mempunyai kemampuan bisnis yang baik serta etos kerja yang tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Carter, Simkins, dan Simpson (2003). b. Proporsi jumlah anggota dewan komisaris yang berumur lebih dari 40 tahun terhadap seluruh jumlah anggota dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena adanya penurunan kinerja anggota commitdewan to user komisaris seiring bertambahnya 71 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id usia. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu penelitian milik Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007). c. Investment opportunity set yang diproksikan dengan Book Value of Gross Property, Plant and Equipment to The Book Value of The Assets ratio (PPE/BVA) atau perbandingan antara nilai buku aktiva tetap dengan nilai buku total aktiva berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada dasarnya, perusahaan dapat beroperasi secara lancar karena adanya ketersediaan aktiva dalam proses operasional perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Adam dan Goyal (2008). d. Investment opportunity set yang diproksikan dengan Market to Book Value of Equity ratio (MVE/BVE) terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan nilai buku yang tinggi dinilai baik oleh investor melalui harga saham yang tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan Pujiati dan Widanar (2009). 2. Variabel independen yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut: a. Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena di Indonesia masih ada anggapan bahwa pria yang lebih pantas menduduki jabatan penting dalam perusahaan, sehingga sangat sedikit wanita yang menempati jabatan sebagai dewan komisaris di kebanyakan perusahaan di commit to user 72 perpustakaan.uns.ac.id Indonesia. digilib.uns.ac.id Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007). b. Proporsi jumlah anggota dewan komisaris independen terhadap seluruh jumlah anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengangkatan atau penambahan dewan komisaris independen pada perusahaan di Indonesia dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal di Indonesia saja, tidak dimaksudkan untuk menegakkan corporate governance yang baik. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh dan Rachmawati dan Triatmoko (2007). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006). c. Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris juga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tidak adanya pengaruh tersebut karena dalam penelitian ini mendefinisikan latar belakang pendidikan secara spesifik pada ekonomi dan bisnis. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007). d. Dalam penelitian ini, Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan dengan PER terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, artinya, ekspektasi tingkat kemahalan harga saham atau nilai saham pada masa yang akan datang pada suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006). commit to user 73 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan CFROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini bisa dikarenakan pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang berdampak pada kinerja perekonomian Indonesia, akibatnya terjadi perlambatan ekonomi secara signifikan pada akhir triwulan tahun 2008. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu Yuniasih dan Wirakusuma (2007). B. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Oleh karena keberadaan etnis Tionghoa yang mempunyai etos kerja yang tinggi dalam anggota dewan komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan, maka sebaiknya dalam mengangkat atau menunjuk dewan komisaris perlu diperhatikan sifat, karakteristik, dan etos kerja personel dewan komisaris, karena dapat mempengaruhi nilai perusahaan. 2. Dalam menunjuk anggota komisaris independen sebaiknya adalah seseorang yang benar-benar independen, artinya tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan direksi perusahaan. Sehingga praktek corporate governance di Indonesia dapat berjalan dengan baik. 3. Faktor usia juga harus diperhatikan dalam proporsi anggota dewan komisaris, karena semakin banyak anggota dewan komisaris yang berusia commit to user 74 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id di atas 40 tahun, maka dimungkinkan adanya penurunan kinerja yang berdampak pada nilai perusahaan. 4. Kenaikan dan penurunan nilai buku aktiva tetap terhadap nilai buku total aktiva terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka, perusahaan harus tetap menjaga dan memelihara aktiva mereka dengan baik agar proses operasional perusahaan berjalan dengan lancar. 5. Perusahaan juga harus menjaga nilai bukunya agar tetap tinggi karena berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menunjukan rasio MVE/BVE yang tinggi akan memiliki pertumbuhan ekuitas yang besar. Sehingga investor akan menilai baik perusahaan. C. Keterbatasan Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari sekian banyak proksi Investment Opportunity Set (IOS), peneliti hanya menggunakan tiga proksi IOS. 2. Variabel kinerja keuangan perusahaan hanya menggunakan proksi CFROA. 3. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu board diversity, Investment Opportunity Set (IOS), dan kinerja keuangan. D. Rekomendasi 1. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) dapat menggunakan lebih banyak proksi-proksi yangcommit terdapat to dalam user penelitian-penelitian terdahulu, 75 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sehingga dapat memperoleh gambaran mengenai IOS secara lebih mendalam, dan untuk mendapatkan proksi-proksi IOS yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Variabel kinerja keuangan perusahaan dapat diganti atau ditambah dengan proksi lainnya misalnya return saham. 3. Penelitian berikutnya dapat menambah variabel independen dalam model penelitian sehingga dapat diperoleh hasil penelitian terkait faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara lebih mendalam. Faktor yang dapat ditambahkan seperti kebijakan utang, kebijakan pendanaan, dan karakteristik perusahaan. commit to user 76