Kementerian PUPR Perkuat Kerjasama Manajemen Keselamatan

advertisement
Kementerian PUPR Perkuat Kerjasama Manajemen Keselamatan Konstruksi Dengan Korea
Selatan
Jakarta - Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) menyelenggarakan Forum Seminar Kerjasama dengan Ministry of Land,
Infrastructure, and Transport of The Republic of Korea (MOLIT) atau Kementerian Tanah,
Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan (Korsel) di Jakarta, Rabu (15/6). Forum ini
dilaksanakan sebagai kelanjutan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian
PUPR dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA) dalam proyek Manajemen
Keselamatan Infrastruktur Indonesia dan Korea Infrastructure Safety & Technology Corporation
(KISTEC) sebagai konsultan pelaksana.
"Kesadaran bahwa bangunan yang sudah kita bangun adalah aset yang harus dipelihara supaya
berfungsi sesuai rencana. Menteri PUPR sudah ada kesepakatan dengan Korsel (KOICA), untuk
peningkatan kapasitas manajemen keselamatan terhadap bangunan," kata Sesditjen Bina
Konstruksi Kementerian PUPR, Panani Kesai dalam forum tersebut.
Menurut Panani, Kementerian PUPR bekerjasama dengan Korsel, karena Korsel punya
pengalaman yang bagus dan bentuk kerja sama yang telah dilaksanakan antara lain
merancang framework institusi dan kebijakan untuk infrastruktur Indonesia, melatih Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia untuk melakukan inspeksi kualitas infrastruktur, dan memfasilitasi
peralatan inspeksi jembatan.
Skema kerjasama dengan Pemerintah Korsel dimulai dengan pemanfaatan teknologi perawatan
dan perbaikan jembatan. SDM Konstruksi di Indonesia kemudian akan diperkenalkan dengan
teknologi perawatan dan perbaikan jembatan yang sudah diterapkan di Korsel dan terbukti selama
20 tahun terakhir angka kerusakan dan kecelakaan terkait infrastruktur di Korea adalah nol persen.
"Kita belajar pemanfaatan teknologi, pengembangan SDM, supaya bisa memelihara bangunan,
jembatan, bendungan,” kata Panani.
Penerapan manajemen keselamatan dalam proyek konstruksi sangat penting karena proyek
konstruksi yang baik akan menjadi kunci menuju infrastruktur yang baik pula. Terlebih lagi saat ini
pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas pemerintah Indonesia. Oleh karena itu,
manajemen keselamatan konstruksi, dalam hal ini unsur pemeliharaan infrastruktur harus dapat
diimplementasikan dengan baik.
Di sisi lain pemeliharaan infrastruktur menjadi sangat penting karena bila tidak dilakukan, dapat
page 1 / 2
menimbulkan kecelakaan yang mempengaruhi organisasi, pekerja, masyarakat, dan lingkungan.
Paradigma mengenai pentingnya pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat
Indonesia harus diimbangi dengan kesadaran pentingnya manajemen keselamatan untuk
konstruksi yang lebih baik.
Kerjasama ini merupakan bentuk komitmen Kementerian PUPR untuk mendukung peningkatan
kapasitas dalam rangka keselamatan infrastruktur di Indonesia. Kementerian PUPR sudah bekerja
sama dengan Korsel selama lebih dari satu tahun. Proyek kerjasama ini sendiri, sebagaimana
tertuang dalam MoU, dilaksanakan selama dua tahun dari 30 Desember 2014 hingga 29
Desember 2016.
Seusai pembukaan Forum Kerjasama Kementerian PUPR dengan MOLIT, Direktorat Jenderal
Bina Konstruksi Kementerian PUPR melakukan pertemuan khusus dengan delegasi dari MOLIT.
Tim dari Ditjen Bina Konstruksi yang dipimpin oleh Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi, Panani Kesai
mendiskusikan mengenai tindak lanjut kerja sama Indonesia dengan Korea di bidang konstruksi
dalam hal pemeliharaan dan keselamatan infrastruktur di Indonesia.
“Kami menyambut baik atas kerjasama pelatihan tentang keselamatan jembatan dan masukan
frameworks yang telah Korea berikan. Mudah-mudahan kami bisa segera menindaklanjuti untuk
diimplementasikan dalam kebijakan infrastruktur," ujar Panani.
Director General for Technology & Policy, Jeong Tae Wha yang memimpin delegasi MOLIT
mengatakan bahwa kerja sama tersebut terlaksana pada waktu yang tepat karena saat ini
Indonesia gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Karena melalui kerjasama ini, Korea
akan membawa teknologi perawatan infrastruktur untuk ditularkan kepada SDM sektor konstruksi
di Indonesia.
Pihak Korsel juga mengingatkan bahwa saat dulu Korea sedang gencar melakukan pembangunan
Infrastruktur saat itu pula kecelakaan kerja dan kecelakaan konstruksi paling sering terjadi. Untuk
itulah Indonesia diharapkan lebih berhati-hati dan memberikan perhatian khusus tentang
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Di Indonesia, peraturan mengenai K3 pada sektor konstruksi telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Sementara di Korea, peraturan
mengenai infrastruktur terbagi menjadi peraturan saat proses kontruksi dan setelah proses
konstruksi. (ind/ica/tw)
page 2 / 2
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download