ANALISIS MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD MUTIARA RAKYAT DI KUALA MEMPAWAH TIMUR ARTIKEL PENELITIAN Oleh NUR ARMIASIH F01108032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013 ANALISIS MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD MUTIARA RAKYAT DI KUALA MEMPAWAH TIMUR Oleh NUR ARMIASIH NIM F01108032 Disetujui Oleh: Pembimbing I Pembimbing II Dra. Aminuyati, M.Si NIP 196011101987032001 Dra. Maria Ulfah, M.Si NIP 196202261987032008 Disahkan, Dekan Dr. Aswandi NIP 19580513198603 1 002 Ketua Jurusan P IPS Drs. Parijo, M. Si NIP 19530818 1987031002 ANALISIS MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD MUTIARA RAKYAT DI KUALA MEMPAWAH TIMUR Nur Armiasih, Aminuyati, Maria Ulfah Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Koperasi, FKIP Untan, Pontianak Email :[email protected] Abstrak: Analisis Motivasi Kerja Karyawan KUD Mutiara Rakyat Di Kuala Mempawah Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan jelas mengenai motivasi kerja intrinsik dan motivasi kerja ekstrinsik yang selama ini dilakukan oleh karyawan KUD Mutiara Rakyat Di Kuala Mempawah Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, Alat pengumpul data yang digunakan berupa daftar check, pedoman wawancara, serta dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jenis motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja karyawan KUD selama ini, berdasarkan tingkat kepentingannya yang paling dominan adalah tanggung jawab, yang kedua kesempatan untuk berkembang, yang ketiga adalah prestasi, dan yang terakhir yakni pengakuan diri;serta jenis motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja karyawan KUD selama ini, berdasarkan tingkat kepentingannya yang paling dominan adalah dasar pembayaran gaji, yang kedua hubungan antar personal, yang ketiga kondisi kerja, kemudian kebijakan organisasi, dan yang terakhir yaitu kualitas pengawasan. Kata Kunci : motivasi, motivasi intrinsik, motivasiekstrinsik Abstract: Analysis of Employee Motivation KUD Mutiara Kuala Mempawah People in the East. This study aims to determine clearly the intrinsic motivation and extrinsic motivation for this work is done by employees KUD People In Kuala Mempawah Pearl East.The method usedis descriptive method, data collection tools used in the form of check lists, interview guidelines, and documentation. Data processing technique used is descriptive analysis. The survey results revealed that the type of intrinsic motivation that affects the employee's performance during this KUD, based on the level of importance the most dominant is the responsibility of, the latter an opportunity to evolve, the third is the achievement, and the last one that is self-recognition, as well as the type of extrinsic motivation affecting KUD employee's performance over the years,based on the most dominant importance is the base salary payments, the second interpersonal relationships, the third working conditions, then policy organization, and the last one is the quality of supervision. Keyword: motivation, intrinsic motivation, extrinsic motivation M otivasi kerja sangat diperlukan guna mencapai dan mewujudkan suatu tujuan yang telah ditentukan, khususnya pada suatu perusahaan maupun badan usaha lainnya. Motivasi sendiri berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.Dari penjelasan diatas, maka dapat dipahami bahwa motivasi kerja memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja bawahan (karyawan) pada suatu perusahaan maupun badan usaha lainnya. Indonesia memiliki berbagai jenis badan usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian negara. Adapun berbagai jenis badan usaha yang di maksud antara lain BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUMS ( Badan Usaha Milik Swasta ), serta Koperasi. Ketiga jenis badan usaha tersebut masing-masing memiliki peranan yang sangat penting guna memperbaiki serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia sendiri.Dari ketiga jenis badan usaha tersebut yang dinilai sangat tepat dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera tersebut adalah koperasi. Berdasarkan tujuan koperasi yang dikemukakan dalam pasal 3 UU No. 25/ 1992, maka dapat dipahami bahwa koperasi merupakan suatu bentuk perusahaan atau badan usaha yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, yakni mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, dan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun di Indonesia (Subandi, 2010: 19).Masyarakat Indonesia secara luas mengenal dua jenis koperasi, yakni KUD (Koperasi Unit Desa) dan KSP (Koperasi Simpan Pinjam)..Namun, KUD dan KSP hanyalah contoh dari sekian jenis koperasi yang ada di negara ini.Di Kuala Mempawah Timur Kabupaten Pontianak, terdapat sebuah KUD yang bernama “Mutiara Rakyat’’, dengan Badan Hukum Nomor : 01/ BH / X, tanggal 11 Desember 1997. Sebagian besar anggota KUD bermata pencaharian sebagai petani, yakni sebanyak 269 orang, atau sekitar 57,11%, kemudian swasta sebanyak 106 orang atau sekitar 22,50%,selanjutnya rumah tangga sebanyak 42 orang atau sekitar 8,91%, nelayan sebanyak 21 orang atau sekitar 4,45%, pedagang sekitar 3,60%,dan PNS sekitar 3,39%.Untuk karyawan KUD “Mutiara Rakyat” terdiri dari 5 (lima) orang, sedangkan yang berstatus karyawan aktif hanya berjumlah tiga orang. Adapun mengenai pendapatan para karyawan, dibagi bersama secara rata dengan pengurus.Khusus untuk karyawan yang berstatus tidak aktif pendapatannya tersebut dikurangi 5%.Adapun jumlah pendapatan rata-rata perbulannya berkisar antara Rp. 500.000,00 s/d Rp. 900.000,00. Keadaan kantor dan ruang kerja karyawan dinilai kurang mendukung. Ruang kerja karyawan berukuran 3x4 meter, dan peralatan kantor sering mengalami kerusakan sehingga terkadang membuat proses pelayanan pembayaran tersebut menjadi terganggu. Kebersihan dan kerapian kantor, juga dinilai masih kurang. Tidak adanya petugas kebersihan sehingga para karyawan terkadang harus membersihkannya sendiri. Beberapa arsip ataupun dokumen penting milik KUD juga ada yang disimpan tidak pada tempatnya. Dan juga, ruang kantor terkadang digunakan untuk tempat penyimpanan barang kebutuhan pokok milik waserda. Perlu diketahui, pada mulanya unit usaha KUD Mutiara Rakyat antara lain yaitu; Bidang Perkreditan (Kegiatan usahanya terdiri dari KCK dan Simpan Pinjam), Bidang Produksi (Kegiatan usahanya terdiri dari Pelelangan Ikan Basah, Penangkapan Ikan,dan Penyaluran Es Balok), serta Bidang Distribusi (Kegiatan usahanya terdiri dari Waserda, Jasa Listrik/Telepon /PDAM serta Aneka Jasa. Namun dikarenakan oleh berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh KUD tersebut, hingga saat ini unit usaha yang masih bertahan hanya unit pelayanan jasa listrik, telpon dan PDAM, serta unit waserda. Oleh sebab itu, melihat kondisi KUD Mutiara Rakyat seperti yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.Terkait dengan penjelasan sebelumnya tentang motivasi kerja, maka penulis memfokuskan penelitian tehadap motivasi kerja para karyawan KUD tersebut. Adapun dapat dijelaskan secara rinci bahwa penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan pertimbangan antara lain: 1) Motivasi kerja merupakan hal yang sangat penting guna mengetahui apa yang mendorong seseorang mau, mampu bertahan ataupun bergairah dalam bekerja, bahkan dalam kondisi yang kurang menguntungkan sekalipun seperti diatas; 2) Penulis memilih karyawan sebagai objek penelitian karena karyawan merupakan salah satu komponen Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa partisipasi karyawan, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang hendak dicapai. Karyawan juga disebut sebagai penjual jasa (tenaga dan pikiran) yang kesejahteraannya harus senantiasa diperhatikan;dan 3) Penulis memilih KUD Mutiara Rakyat sebagai tempat penelitian karena KUD Mutiara Rakyat merupakan satu-satu nya KUD yang terdapat di Kuala Mempawah yang masih berdiri hingga saat ini. Dari uraian diatas, maka Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Motivasi Kerja Karyawan KUD Mutiara Rakyat Di Kuala Mempawah Timur”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang: 1) Motivasi kerja intrinsik yang selama ini dilakukan oleh karyawan KUD Mutiara Rakyat di Kuala Mempawah Timur;dan 2) Motivasi kerja ekstrinsik yang selama ini dilakukan oleh karyawan KUD Mutiara Rakyat di Kuala Mempawah Timur. Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Menurut Gouzali Saydam, (1996:325),“Motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku”. Menurut Gray,dkk (dalam J.Winardi, 2011: 2), “Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu”. Berdasarkan beberapa pengertian motivasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan suatu dorongan yang bersifat internal maupun eksternal, yang menyebabkan timbulnya sikap antusias dan penuh semangat bagi seorang karyawan dalam bekerja. Perlu diketahui bahwa motivasi yang paling baik adalah yang bersifat internal, karena dorongan tersebut berasal dari diri sendiri, tanpa adanya paksaan dari pihak lain, serta setiap individu memiliki motivasi yang berbeda untuk mencapai tujuannya.Selain itu, motivasi yang bersifat internal dapat menimbulkan semangat kerja bagi karyawan tersebut. motivasi kerja sangat berkaitan erat dengan semangat kerja. Motivasi kerja dapat menimbulkan semangat kerja yang positif bagi para karyawan, sehingga karyawan tersebut dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, sehingga memperoleh hasil yang maksimal, demi tercapainya tujuan perusahaan.Ada dua (2) jenis motivasi, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif, dengan penjelasan sebagai berikut: a) Motivasi Kerja Positif.Ada beberapa macam bentuk pendekatan motivasi positif dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, yaitu penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, informasi, pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu, persaingan, partisipasi serta kebanggaan. b) Motivasi Kerja Negatif. Bentuk motivasi kerja negatif dapat berupa sangsi, skors, penurunan jabatan atau pembebanan denda. Teori pemeliharaan motivasi yang dikemukakan oleh Frederick Herberz sebenarnya merupakan pengembangan dari teori hirarkhi kebutuhan Maslow. Menurut teori pemeliharaan motivasi ini, ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu: a) Faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga dengan satisfier atau instrinsic motivation; dan b) Faktor pemeliharaan (maintenance factor) yang disebut juga dissatisfier atau extrincic motivation. (dalam Gouzali Saydam, 1996: 352). Faktor pemuas yang disebut juga motivator ataupun motivasi intrinsik (instrinsic motivation), merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri orang yang bersangkutan (intrinsik). Menurut Herzberg (dalam Gouzali Saydam, 1996: 352 ) faktor motivator ini mencakup: a) Kepuasan kerja itu sendiri (the work in self); b) Preastasi yang diraih (achievement); c) Peluang untuk maju (advancement);d) Pengakuan orang lain (regocnition); e) Kemungkinan pengembangan karir (possibility of growth); dan f) Tanggung jawab (Responsible). Sedangkan Maintenance factor disebut juga sebagai Hygiene factorataupun motivasi ekstrinsik (extrincic motivation), merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan.Maintenance factor ini sering pula disebut sebagai dissatisfier (sumber ketidakpuasan).Ia merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah (lower order needs) yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik.Maintenance factor meliputi antara lain: a) Kompensasi; b) Kondisi kerja; c) Rasa aman dan selamat; d) Status; e) Supervisi; f) Hubungan antar manusia; dan g) Kebijaksanaan perusahaan. (Gouzali Saydam, 1996: 357-358). Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya “kerja sama”. Ada juga yang mengartikan koperasi dalam makna lain. Enriques (dalam Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001:13) memberikan pengertian koperasi yaitu “ menolong satu sama lain (to help one another) atau saling bergandengan tangan (hand in hand). Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan”.Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang perseorangan,ataupun badan hukum dengan berlandaskan oleh prinsip-prinsip koperasi, berdasarkan atas azas kekeluargaan, serta dengan tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan hidup anggota dan masyarakat sekitarnya. KUD adalah koperasi yang mayoritas anggotanya adalah masyarakat pedesaan, koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan , terutama pertanian dan perkebunan. Untuk itu kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat Pemberatasan hama, benih,dansebagainya. (http://4rm4nn.wordpress.com/2012/01/05/ jenis-jenis-koperasi/, diakses tanggal 23 Juni 2012).Sedangkan menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1978 Tentang BUUD / KUD (dalam Ign. Sukamdiyo, 1999:162), bahwa “Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan suatu wadah utama kegiatan ekonomi pedesaan yang dimiliki dan diatur oleh seluruh warga desa sendiri untuk keperluan mereka dan pembangunan pedesaan”. Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Koperasi Unit Desa (KUD) adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial, yang merupakan peleburan dari beberapa badan usaha unit desa itu sendiri yang berbentuk koperasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri, karena diatur oleh masyarakat itu sendiri, guna meningkatkan pembangunan perekonomian di desa tersebut. METODE Menurut Mahmud (2011:97) “ Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:2) “ Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.Jadi, dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara yang dapat dipergunakan oleh seorang peneliti untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, metode yang dipergunakan harus tepat dan sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Menurut Hadari Nawawi (2007:65), ada empat metode penelitian yang biasa digunakan, yaitu: (a) Metode filosofis;(b) Metode deskriptif;(c) Metode historis;dan(d) Metode eksperimen.Berdasarkan masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, serta tujuan yang hendak dicapai, maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu peneliti ingin mendeskripsikan atau memaparkan secara faktual dan objektif mengenai motivasi kerja karyawan KUD Mutiara Rakyat di Kuala Mempawah Timur. Menurut Sumanto (dalam Mahmud, 2011:100), Penelitian deskriptif adalah “suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu”. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2007:67) Metode deskriptif dapat diartikan sebagai “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan keadaan subyek / obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya”. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Winarno Surakhmad menyatakan bahwa, Studi Kasusadalah penelitian yang dilakukan untuk mengungkap suatu keadaan secara mendalam, intensif, baik mengenai perseorangan, secara individual, maupun kelompok, lembaga masyarakat.Karena sifat yang mendalam dan mendetail ini, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu hasil pengumpulan dan analisis data kasus dalam jangka waktu tertentu (Winarno Surakhmad dalam, Mahmud, 2011:102). Dengan demikian, bahwa studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual mengenai “analisis motivasi kerja karyawan KUD Mutiara Rakyat Di Kuala Mempawah Timur”. Menurut Mahmud (2011:154), “Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti’’. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan KUD Mutiara Rakyat yang masih aktif, yakni berjumlah tiga orang.Oleh karena penulis ingin meneliti tentang motivasi kerja karyawan KUD yang hanya berjumlah tiga orang tersebut, sehingga karyawan KUD Mutiara Rakyat dapat dijadikan sebagai populasi sekaligus sampel dari penelitian ini,maka penelitian ini disebut juga penelitian populasi. Menurut Hadari Nawawi (2007:100), terdapat enam teknik penelitian sebagai cara untuk mengumpulkan data, yaitu: 1) Teknik Observasi Langsung; 2) Teknik Observasi Tidak Langsung; 3) Teknik Komunikasi Langsung; 4) Teknik Komunikasi Tidak Langsung; 5) Teknik Pengukuran;dan 6) Teknik Studi Dokumenter / Bibliographis.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (a) Teknik Observasi Langsung. Dalam teknik observasi langsung, penulis mengamati secara langsung keadaan mengenai fakta-fakta yang ada dilapangan guna memperoleh informasi mengenai objek yang akan diteliti.Dalam penelitian ini, penulis berperan sebagai partisipan atau participant observation. (b) Teknik Komunikasi Langsung. Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja dibuat untuk keperluan tersebut. Dalam hal ini penulis melakukan komunikasi langsung dalam bentuk interview dengan para karyawan KUD Mutiara Rakyat.(c) Teknik Studi Dokumenter / Bibliographis.Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan katagorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah, dan lain-lain. Dalam hal ini penulis menggunakan data yang bersumber dari tulisan, terutama arsip-arsip dan catatan-catatan maupun dokumen yang ada pada KUD Mutiara Rakyat Desa Kuala Mempawah. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a) Daftar Check. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan daftar check (√) mengenai fasilitas serta kenyamanan ruang kerja karyawa (suasana tempat kerja karyawan), tanggung jawab kerja serta hubungan antar sesama karyawan. b) Pedoman Wawancara. Wawancara adalah alat untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawabanjawaban responden.Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi yang kita butuhkan dari para responden .Wawancara ini dilakukan kepada para karyawan KUD Mutiara Rakyat mengenai motivasi kerja mereka selama ini.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara berstruktur dimana pertanyaan sudah disiapkan dalam bentuk pedoman wawancara.Melalui wawancara diharapkan dapat diketahui secara jelas tentang faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan KUD Mutiara Rakyat di Kuala Mempawah Timur selama ini. c)Dokumentasi. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber dari tulisan berupa arsip-arsip untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai kondisi dan keadaan koperasi, ataupun hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Pengolahan data diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan penelitian sesuai tujuan yang ditetapkan oleh penulis. Setelah data terkumpul lengkap, kemudian dianalisis, sehingga menghasilkan kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.Pengolahan data yang dilakukan oleh penulis adalah teknik analisis deskriptif, yaitu memaparkan atau menggambarkan keadaan sekarang berdasarkan keadaan yang sebenarnya melalui hasil observasi langsung, pedoman wawancara dan melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang diperoleh dari KUD Mutiara Rakyat. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu sebagai berikut: 1) Mengumpulkan semua data yang diperoleh melalui pedoman wawancara dan melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip; 2) Melakukan pemeriksaan atau editing secara mendalam terhadap data yang sudah terkumpul; 3) Menganalisis data yang sudah terkumpul; dan 4) Membuat kesimpulan berdasarkan data yang sudah terkumpul. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kepengurusan KUD “Mutiara Rakyat’’, adalah pengurus yang dipilih oleh anggota periode s/d sekarang yang terdiri dari Ketua:A. Latief H. Abdullah, Wakil Ketua 1: Mz. Ibrahim Basrah, Wakil Ketua II: H.Dg. Rusli , H.Dg.Gattak, Sekretaris: Drs. Zainal Ichsan A.a Ibab, Bendahara: Musni A. Rahman (Ketua KUD“Mutiara Rakyat” meninggal pada tanggal 02 Agustus 2011). Pengawas KUD “Mutiara Rakyat’’, adalah pengawas yang dipilih pada RAT, periode s/d sekarang, terdiri dari :Ketua: Sulaiman Alwi, Anggota: Dg. Majelas A. Hamid (meninggal 23 Juli 2006), Anggota: Mawardi A. Aziz. Karyawan KUD Mutiara Rakyat berjumlah 5 orang, yakni tiga (3) orang yang berstatus masih aktif, dan dua orang lainnya berstatus tidak aktif, dengan nama- nama antara lain; Ka. Unit : Syf. Maryam, Karyawan yang berstatus masih aktif : Maria Ulva, Masni Junaidi, Karyawan yang berstatus tidak aktif : Salbiani Senol, Sri Agustini (honorer ). Mengenai kegiatan para karyawan, saat ini para karyawan hanya melayani pembayaran rekening listrik, telepon dan PDAM, melalui via on-line, yang mana pihak konsumen berasal dari anggota KUD tersebut, maupun masyarakat sekitar.Adapun mengenai hubungan antara sesama karyawan dinilai sangat baik. Mereka sudah cukup lama saling mengenal satu sama lain, dan saling bekerja sama dengan baik. Sedangkan hubungan antara pengurus dengan para karyawan dinilai sudah cukup baik. Pada awal berdirinya, unit usaha KUD Mutiara Rakyat adalah sebagai berikut: 1) Jenis Bidang : Bidang Perkreditan. Kegiatan : KCK (Kredit Candak Kulak), Simpan Pinjam, 2) Jenis Bidang : Bidang Produksi. Kegiatan : PIB (Pelelangan Ikan Basah), Penangkapan Ikan, Penyaluran Es Balok. 3) Jenis Bidang : Bidang Distribusi. Kegiatan : Waserda, Jasa Listrik, Telepon, dan PDAM, serta Aneka Jasa. (1) Bidang Perkreditan a) KCK. Unit usaha ini sejak tahun 1999 sudah tidak aktif lagi. b). Simpan Pinjam.Unit usaha ini dikelola oleh unit otonom KUD “Mutiara Rakyat’’ namun sejak tahun 2009 sudah tidak berjalan lagi disebabkan oleh banyaknya anggota yang menunda pembayaran pada unit ini. (2) Bidang Produksi a) PIB. Unit usaha ini juga sudah tidak berjalan lagi sejak adanya Peraturan Pemerintah yang mencabut SK yang tidak memperbolehkan pemungutan retribusi. b) Kapal Motor. Unit ini sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 2002 yang mana disebabkan oleh kondisi body (badan) kapal motor yang tidak mengijinkan / rusak, juga mesin kapal motor yang sudah tua dan alat tangkap kapal / jarring billnet motor yang hilang dicuri. c) Penyaluran Es Balok. Pada mulanya unit usaha ini bekerja sama dengan CV Pedoman dan CV Sinar Lautan seiring dengan perkembangan zaman unit usaha ini juga tidak aktif lagi. (3) Bidang Distribusi a) Waserda. Pada unit usaha ini, anggota menyewa tempat kepada KUD Mutiara Rakyat, dengan perjanjian sewa Rp.200.000,00 per bulan. Namun, dengan fasilitas yang diberikan oleh KUD “Mutiara Rakyat’’ maka sejak bulan Januari 2012 sewa dinaikkan menjadi Rp.250.000,00 per bulan. Kerja sama ini terhitung mulai tahun 2003, namun sesuai dengan catatan yang ada pada pengurus hanya terhitung tahun 2010 dan 2011.b) Jasa Listrik / PDAM / Telepon.Salah satu unit usaha yang masih bertahan adalah unit ini yang mana pada unit listrik ini bekerja sama dengan CV Duta Utama Aditya yang mana KUD “Mutiara Rakyat” menyimpan modalnya sebagai persyaratan perjanjian tersebut sejumlah Rp.9000.000,00. Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa hingga saat ini unit usaha yang masih bertahan hanya unit pelayanan jasa listrik, telpon dan PDAM, serta unit waserda. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan KUD Mutiara Rakyat Di Kuala Mempawah Timur yang berjumlah 3 orang yang berstatus masih aktif. Adapun identitas responden meliputi umur, tingkat pendidikan, masa kerja, jenis kelamin dan status perkawinan. a) Umur. Faktor umur merupakan salah satu faktor penentu dalam pengambilan keputusan seseorang untuk bertindak. Dengan asumsi bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin banyak pula pengalaman yang didapat, sehingga akan lebih bijaksana dalam pengambilan keputusannya, dan sebaliknya. Untuk lebih jelasnya umur responden ditunjukkan pada tabel 1 berikut. Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah Karyawan Persentase Dibawah 30 tahun 0 0 30 tahun s/d 40 tahun 1 33,3 41 tahun ke atas 2 66,7 Jumlah 3 100 Sumber : Data Olahan 2013 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 41 tahun ke atas, atau dengan persentase sebanyak 66,7% . Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan KUD Mutiara Rakyat berusia lanjut, namun secara fisik masih cukup kuat, karena pekerjaan yang dilakukan tidak terlalu berat, yakni hanya melayani pembayaran rekening listrik, telepon dan PDAM. b) Tingkat Pendidikan. Faktor tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pemahaman seseorang dalam melakukan pekerjaan yang menyangkut pemahaman penggunaan alat, serta daya serap menerima dan melaksanakan perintah dari atasannya.Menurut data yang dihimpun dari lapangan tentang tingkat pendidikan karyawan pada KUD tersebut adalah SD sampai SMA.Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan responden ditunjukkan pada tabel 2 berikut. Tabel 2: Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan PendidikanJumlah KaryawanPersentase SD 2 66,7 SMP 0 0 SMA 1 33,3 Jumlah 3 100 Sumber: Data Olahan 2013 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah lulusan Sekolah Dasar (SD), yakni sebanyak 2 orang atau 66,7%. Ini berarti bahwa tingkat pendidikan karyawan KUD Mutiara Rakyat relatif masih rendah.Namun, karena jenis pekerjaan yang dilakukan tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan suatu keahlian khusus, maka tidak terlalu mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. c) Masa Kerja. Masa kerja seseorang mempengaruhi hasil pekerjaannya, dengan asumsi bahwa orang yang terhitung memiliki masa kerja yang panjang, biasanya memiliki kemampuan berdasarkan pengalaman untuk bekerja dengan baik, karena jenis pekerjaan yang dilakukannya telah berulang-ulang dilaksanakan yang lebih memungkinkan dibandingkan dengan orang yang masa kerjanya tergolong pendek. Adapun masa kerja responden dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3: Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Karyawan Persentase 5 tahun 0 0 10 tahun 0 0 > 10 tahun 3 100 Jumlah 3 100 Sumber: Data Olahan 2013 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh karyawan KUD Mutiara Rakyat memiliki kematangan atau berpengalaman dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepada mereka. d) Jenis Kelamin. Untuk mengidentifikasi karakteristik mengetahui jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut . Tabel 4: Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Karyawan Persentase Laki-Laki 0 0 Perempuan 3 100 Jumlah 3 100 Sumber: Data Olahan 2013 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh responden atau sebanyak 100% responden berjenis kelamin perempuan. e) Status Perkawinan. Status perkawinan responden terdiri dari kawin dan belum kawin. Dilihat dari umur rata-rata responden sebagaimana yang diuraikan pada tabel, maka sebagian besar responden lazimnya pada usia kawin. Untuk lebih jelasnya status perkawinan responden ditunjukkan pada tabel 5 berikut. Tabel 5: Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status Jumlah Karyawan Persentase Belum Kawin 0 0 Sudah Kawin 3 100 Jumlah 3 100 Sumber: Data Olahan 2013 Dari tabel diatas terlihat bahwa seluruh atau sebanyak 100% responden berstatus sudah menikah.Karyawan yang sudah menikah, mereka dituntut untuk bertanggung jawab mensejahterakan keluarganya, sehingga mereka termotivasi untuk lebih giat lagi dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan dapat meningkatkan pendapatan bagi karyawan tersebut. Pembahasan 1) Motivasi Intrinsik(Instrinsic Motivation) Karyawan KUD Mutiara Rakyat. Motivasi intrinsik karyawan KUD Mutiara Rakyat antara lain terdiri dari:a) Prestasi. Prestasi dalam motivasi intrinsik berperan sebagai motivator seorang karyawan guna meningkatkan keterampilan dan potensi yang dimilikinya selama menjadi karyawan. Seorang pimpinan yang baik akan selalu mendukung prestasi yang ingin dicapai para karyawannya, melalui tindakan-tindakan nyata yang selama ini diberikan, misalnya melalui pemberian pujian atas hasil kerja karyawan tersebut yang dinilai telah memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, maka dapat diketahui bahwa pemberian pujian atas prestasi yang dilakukan oleh pengurus dinilai masih kurang optimal, karena pemberian pujian atas prestasi tersebut kurang merata antara karyawan yang satu dengan yang lainnya, namun pujian tersebut cukup membuat karyawan yang bersangkutan merasa bersemangat dalam bekerja. b) Pengakuan Diri. Pengakuan diri bagi seorang karyawan dinilai penting. Dengan kata lain, apabila hasil kerja karyawan tersebut dapat dihargai oleh atasan dan masyarakat sekitar, maka karyawan yang bersangkutan akan lebih bersemangat dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, dan sebaliknya. Adapun aspek pengakuan diri yang dapat dinilai adalah adalah besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya, misalnya melalui penempatan jabatan sesuai dengan keahlian karyawan masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, maka dapat diketahui bahwabesar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya melalui penempatan jabatan sesuai dengan keahlian karyawan masingmasing dinilai sudah cukup.Penempatan jabatan karyawan tersebut berdasarkan lamanya masa kerja, meskipun dengan pendidikan yang tidak tinggi, namun jenis pekerjaan yang dilakukan tidak memerlukan keahlian khusus, dan cukup dengan pengalaman dan pelatihan.Akan tetapi menurut penulis, jika dilihat dari segi umur seperti yang tercantum pada tabel 4.2 diatas, maka lebih baik jika karyawan yang berumur paling muda yang menjadi Ka.Unit.Dengan alasan karyawan tersebut lebih produktif, berpendidikan lebih tinggi daripada yang lainnya, dan masa kerjanya juga sudah cukup lama, lebih dari 10 tahun.Terkait dengan penempatan jabatan tersebut, para karyawan tidak begitu mempermasalahkannya, karena mereka lebih mengutamakan komitmen terhadap pekerjaan. c) Tanggung Jawab. Tanggung jawab sangat diperlukan guna meningkatkan kinerja karyawan yang bersangkutan.Karyawan yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya, telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya tersebut dan tertanam dari dalam diri sejak awal, serta didukung oleh peranan dari atasan guna mewujudkan hal tersebut.Adapun aspek didalam tanggung jawab yang dapat dinilai yaknibesar kecilnya komitmen / tanggung jawab yang diberikan kepada tenaga kerja, serta komitmen tenaga kerja terhadap pekerjaannya, misalnya melalui pemberian serta penanaman komitmen kepada para karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden maka dapat diketahui bahwa pengurus telah memberikan serta menanamkan komitmen yang dinilai sudah cukup baik kepada para karyawan.Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi langsung yang dilakukan penulis yang menunjukkan bahwa para karyawan telah melayani keperluan masyarakat dan anggota dengan baik, serta kedisiplinan karyawan yang cukup tinggi, dengan datang dan pulang kerja tepat pada waktu yang telah ditetapkan. d) Kesempatan Untuk Berkembang. Kesempatan untuk berkembang dinilai penting guna meningkatkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh karyawan.Dalam hal ini atasan memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya, baik yang menyangkut dengan karier pekerjaannya, maupun diluar hal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, maka dapat diketahui bahwa pada dasarnya KUD memberikan kesempatan berkembang pada para karyawannya, hanya tergantung dari kemauan dan kesadaran diri masing-masing individu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Hanya saja sebagian besar karyawan merasa tidak memiliki potensi utama yang layak untuk dikembangkan, terkait dengan usia mereka yang sudah cukup lanjut dan pendidikan mereka yang relatif rendah. Menurut para karyawan, pemberian kesempatan untuk berkembang memang sangat penting guna menumbuhkan semangat kerja dan meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri, apalagi bagi para karyawan yang memang memiliki potensi yang layak untuk dikembangkan, misalnya saja ada karyawan yang berstatus tidak aktif sedang melanjutkan pendidikan S1 nya di pulau Jawa. 2) Motivasi Ekstrinsik (Extrincic Motivation) Karyawan KUD Mutiara Rakyat. Motivasi ekstrinsik karyawan KUD Mutiara Rakyat antara lain terdiri dari: a) Kondisi kerja. Kondisi kerja juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi semangat kerja para karyawan.Adapun aspek didalam kondisi kerja yang dapat dinilai yaitu keadaan lingkungan tempat kerja karyawan, misalnya kondisi dan suasanakantor yang meliputi keadaan fasilitas yang digunakan, serta kebersihan dan kerapian kantor. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden maka dapat diketahui bahwa meskipun fasilitas yang tersedia di kantor sering mengalami kerusakan dan kurang memadai, namun hal tersebut sudah cukup memotivasi karyawan dalam bekerja, hanya tergantung bagaimana cara perawatan dan penjagaan fasilitas yang digunakan tersebut agar tidak terlalu sering mengalami kerusakan. Berdasarkan hasil observasi, dapat pula diketahui bahwa jadwal kerja kantor yakni dari hari senin s/d sabtu, mulai pukul 07.00-11.30 WIB. b) Dasar Pembayaran Gaji. Dasar pembayaran gaji merupakan salah satu komponen terpenting dalam meningkatkan motivasi kerja para karyawan.Seperti yang kita ketahui, setiap individu memerlukan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Atasan yang baik akan selalu memperhatikan kesejahteraan para karyawannya salah satunya melalui pembayaran gaji yang dinilai sepadan dengan kinerja para karyawannya tersebut. Adapun aspek dasar pembayaran gaji yang dapat dinilai yakni kesesuaian gaji yang diterima, dan sistem penggajian yang berlaku harus adil. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, maka dapat diketahui bahwa; (1) Gaji perbulan yang diterima karyawan jumlahnya tidak tetap dan tidak terlalu besar, yakni sekitar Rp. 500.000,00 s/d Rp.800.000,00. Gaji yang diterima tersebut tergantung dari hasil pembayaran rekening listrik, telepon, dan PDAM tiap bulannya. (2) Gaji yang diterima karyawan tersebut sebagian besar sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari. (3) Sistem penggajian yang berlaku dinilai sudah adil, dan tepat pada waktunya. (4) Besarnya gaji yang diterima para karyawan sudah memberikan motivasi kepada mereka dalam bekerja, meskipun jumlah gaji yang diterima tersebut tidak terlalu besar. (5) Pemberian THR karyawan berkisar antara Rp.800.000,00 s/d Rp.900.000,00 dibagi untuk 5 orang karyawan. c) Kebijakan Organisasi. Kebijakan organisasi penting guna mencapai tujuan dari suatu perusahaan ataupun badan usaha.Kebijakan organisasi yang dimaksud dapat diimplementasikan melalui ketersediaan waktu untuk melakukan pekerjaan dengan penuh pertimbangan sendiri. Adapun aspek kebijakan organisasi yang dapat dinilai yaitu derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, maka dapat diketahui bahwa pengurus jarang mengajak berunding para karyawan untuk menentukan tindakan dalam bekerja. d) Hubungan Antar Personal. Hubungan antar personal turut mempengaruhi kinerja para karyawan.Dengan asumsi bahwa jika hubungan antar personal berjalan dengan baik, maka para karyawan tersebut akan merasa nyaman dalam bekerja, karena mereka dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik, dan sebaliknya.Adapun aspek didalam hubungan antar personal yang dapat dinilai yaitu kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, dan didukung dengan hasil observasi langsung yang dilakukan penulis, maka dapat diketahui bahwa hubungan antar sesama karyawan KUD terjalin sangat erat.Hal tersebut dikarenakan jumlah mereka yang sedikit dan ditambah masa kerja yang lama, sehingga mereka sudah saling mengenal karakter masing-masing.Adapun mengenai hubungan antara para karyawan dengan pengurus KUD berjalan dengan cukup baik. e) Kualitas Pengawasan. Kualitas pengawasan bertujuan untuk mengetahui kemajuan maupun kemunduran kinerja para karyawan. Dengan kata lain, pengawasan yang efektif dapat meminimalisir kemunduran suatu usaha. Adapun aspek didalam kualitas pengawasan yang dapat dinilai yaitu kewajaran penyeliaan yang dirasakan oleh tenaga kerja, misalnya dalam bentuk teguran.Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, kualitas pengawasan terhadap kinerja karyawan oleh pengurus dinilai masih kurang optimal, dikarenakan pengawasan yang dilakukan tersebut kurang merata antara karyawan yang satu dengan yang lainnya. Dari pembahasan diatas, maka dapat diketahui bahwa; 1.Pemberian motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang dilakukan oleh pengurus terhadap karyawan yakni berupa pemberian pujian atas prestasi dan kualitas pengawasan dinilai masih kurang optimal; 2.Keadaan kantor, ruang kerja karyawan serta fasilitas yang digunakan, dinilai masih kurang memadai, namun hal tersebut tidak mempengaruhi semangat kerja karyawan; 3. Besarnya gaji yang diterima para karyawan sudah memberikan motivasi kepada mereka dalam bekerja, meskipun jumlah gaji yang diterima tersebut tidak terlalu besar. 4. Karyawan memiliki komitmen serta tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan. 5. Pengurus pada dasarnya telah memberikan kesempatan untuk berkembang kepada para karyawan. Adapun berdasarkan hasil voting yang dilakukan oleh penulis kepada responden terkait dengan jenis motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja mereka selama ini, berdasarkan tingkat kepentingannya adalah: (a) Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja karyawan KUD selama ini, berdasarkan tingkat kepentingannya yang paling dominan adalah tanggung jawab, yang kedua kesempatan untuk berkembang, yang ketiga adalah prestasi, dan yang terakhir yakni pengakuan diri;dan (b) Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja karyawan KUD selama ini, berdasarkan tingkat kepentingannya yang paling dominan adalah dasar pembayaran gaji, yang kedua hubungan antar personal, yang ketiga kondisi kerja, kemudian kebijakan organisasi, dan yang terakhir yaitu kualitas pengawasan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: a) Jenis motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja karyawan KUD selama ini, berdasarkan tingkat kepentingannya yang paling dominan adalah tanggung jawab, yang kedua kesempatan untuk berkembang, yang ketiga adalah prestasi, dan yang terakhir yakni pengakuan diri; b) Jenis motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja karyawan KUD selama ini, berdasarkan tingkat kepentingannya yang paling dominan adalah dasar pembayaran gaji, yang kedua hubungan antar personal, yang ketiga kondisi kerja, kemudian kebijakan organisasi, dan yang terakhir yaitu kualitas pengawasan. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: (1) Bagi Karyawan KUD a) Untuk para karyawan agar selalu meningkatkan kualitasserta motivasi kerja mereka. b)Untuk para karyawan agar selalu memberikan pelayanan yangoptimal kepada masyarakat sekitar. c) Untuk para karyawan agar selalu menjalin komunikasi yang baik kepada pengurus KUD serta sesama para karyawan. (2) Bagi Pengurus KUD a) Untuk para pengurus agar meningkatkan kinerja mereka. b) Untuk para pengurus agar selalu memberikan motivasi kerja kepada karyawan secara adil dan merata. c) Untuk para pengurus lebih memperhatikan keadaan kantor, ruang kerja karyawan serta fasilitas yang digunakan. (3) Bagi Peneliti. Bagi peneliti berikutnya sebaiknya mengkaji analisis motivasi kerja karyawan, pada badan usaha tertentu, seperti KUD ataupun jenis koperasi lainnya. DAFTAR RUJUKAN Arifin Sitio dan Halomoan Tamba.(2001). Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.(2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi Press FKIP Untan. Gouzali Saydam. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management): Suatu Pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab). Jakarta: Djambatan. Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ign. Sukamdiyo. (1999). Manajemen Koperasi. Jakarta: Erlangga. J. Winardi. (2011). Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Subandi.(2010). Ekonomi Koperasi Teori dan Praktik.(Cetakan ke-II). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992Tentang Perkoperasian. http://4rm4nn.wordpress.com/2012/01/05/jenis-jenis-koperasi/, diakses tanggal 23 Juni 2012.