6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data Data

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Data
Data merupakan bentuk lain dari kata latin “datums” yang intinya kumpulan
fakta yang dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, ataupun
tes statistik.
Menurut Hoffer et al. (2005, p5), Data adalah representasi dari objek dan
peristiwa yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan pemakai.
Data itu sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.
Pembahasan mengenai dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut:
2.1.1.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek
(orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang umum
digunakan untuk mendapatkan data primer adalah survei dan observasi.
2.1.1.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
6
7
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan. .
2.1.2 Basis Data
Menurut Connolly ( 2005, p15 ), definisi basis data adalah kumpulan data yang
dihubungkan secara bersama-sama, dan gambaran dari data yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Berbeda dengan sistem file
yang menyimpan data secara terpisah, pada basis data data tersimpan secara
terintegrasi. Basis data bukan menjadi milik dari suatu departemen tetapi sebagai
sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama.
Data dalam basis data disimpan dalam tiga struktur, yaitu file, tabel dan objek.
File terdiri dari record dan field, tabel terdiri dari baris dan kolom. Objek terdiri dari
data dan instruksi program yang memfungsikan data. Tabel terdiri dari kolomkolom yang saling terkait, seperti file yang terdiri dari record yang saling terkait.
File didalam basis data dapat terhubung kepada beberapa tabel. Dalam sebuah tabel,
data pada tiap kolom terdiri dari ukuran dan tipe yang sejenis (char atau numeric).
2.1.3 DBMS (Database Management System)
DBMS
merupakan
suatu
bentuk
sistem
yang
mampu
melakukan
pengorganisasian dan pengolahan database pada komputer. Sistem ini dirancang
untuk mampu melakukan berbagai data dengan beberapa referensi data yang sama
baik mendefinisikan, membuat, memelihara, maupun mengontrolnya. DBMS
memiliki beberapa fasilitas antara lain :
8
1.
DDL ( Data Definition Language ), menspesifikasikan tipe data yang
beserta strukturnya dan batasan mengenai data yang bisa disimpan.
2.
DML ( Data Manipulation Language ), menambahkan, mengedit,
menghapus, dan mendapatkan kembali data yang dilakukan melalui sebuah
Query Language.
3.
Mengontrol akses ke basis data untuk mencegah pengguna yang tidak
memiliki hak akses data.
Keuntungan DBMS menurut Connolly ( 2005, p26 ) adalah :
1.
Kendali terhadap pengulangan data
Pendekatan basis data berguna untuk menghilangkan redundasi data
dengan cara mengintegrasikan setiap file sehingga penggandaan data yang
sama tidak disimpan. Akan tetapi, tidak menghilangkan redundasi
sepenuhnya melainkan mengendalikan jumlah redundasi basis data.
2.
Konsisten data
Menghilangkan atau mengendalikan redundasi, sehingga mengurangi
resiko terjadinya ketidak konsistenan.
3.
Akses data bersama
Basis data dimiliki oleh cakupan suatu organisasi dan dapat digunakan
bersama oleh pengguna yang berada di lingkungan organisasi tersebut.
4.
Meningkatkan integritas data
Integritas basis data mengacu pada validitas dan konsistensi data yang
disimpan. Integritas biasanya menunjukkan batasan – batasan, seperti
aturan konsistensi yang tidak boleh dilanggar dalam basis data. Batasan –
batasan dapat diterapkan pada data atau pada relasi antar data. Integrasi
9
memungkinkan DBA untuk mendefinisikan, dan DBMS menerapkan
batasan integritas
5.
Meningkatkan keamanan data
Karena DBMS memiliki integrasi yang tinggi, maka dapat menyebabkan
data menjadi lebih rawan. Pengaksesan dari pengguna yang dibolehkan
dapat dibatasi oleh operation type ( retrieval, insert, update, delete ).
6.
Efisiensi biaya
Penggabungan seluruh data operasional organisasi ke dalam satu basis data
dan membuat serangkaian aplikasi yang bekerja pada satu sumber data ini
sehingga dapat menghemat biaya.
7.
Peningkatan data dan responsiveness
Sebagai hasil dari integrasi, data yang melewati batasan departemen dapat
langsung diakses oleh pengguna. Banyak DBMS menyediakan fasilitas
query atau pembuat laporan yang memungkinkan pengguna untuk
menanyakan pertanyaan khusus dan untuk mendapatkan informasi secara
cepat dari terminalnya, tanpa membutuhkan programmer untuk membuat
program yang menghasilkan informasi dari basis data.
8.
Meningkatkan produktifitas
DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar yang biasanya
programmer harus tulis di aplikasi berbasis file. Perlengkapan dari fungsifungsi ini memungkinkan programmer untuk berkonsentrasi pada fungsifungsi khusus yang dibutuhkan oleh pengguna tanpa harus khawatir
tentang
detail
implementasi.
Hasilnya
meningkatkan
programmer dan mengurangi waktu pengembangan
produktifitas
10
9.
Meningkatkan pemeliharaan dengan data yang independence
DBMS memisahkan data dengan aplikasi, sehingga membuat aplikasi tidak
harus terpengaruh oleh perubahan data.
10. Meningkatkan concurrency
Bila dua atau lebih pengguna dapat mengakses file yang sama secara
bersamaan, kemungkinan pengaksesan tersebut akan saling mempengaruhi
sehingga menyebabkan kehilangan informasi dan integritas. DBMS
mengelola pengaksesan secara bersamaan pada basis data dan memastikan
tidak ada masalah yang terjadi.
11. Memperbaiki backup dan layanan pemulihan
DBMS menyediakan fasilitas yang mengurangi pemrosesan yang hilang
dikarenakan kegagalan yang muncul disaat mengolah data.
Kerugian DBMS menurut Connolly ( 2005, p29 ) adalah :
1.
Kerumitan
Karena penetapan fungsi dari DBMS yang baik, menyebabkan DBMS
menjadi piranti lunak yang cukup rumit. Seluruh pengguna harus
mengetahui fungsi-fungsi yang ada dengan baik, sehingga dapat
memperoleh manfaatnya.
2.
Size
Karena kerumitan dari luasnya fungsi, membuat DBMS menjadi bagian
yang sangat besar dalam piranti lunak. Kapasitas yang dibutuhkan hingga
megabytes dan membutuhkan sejumlah besar memori untuk berjalan secara
efisien.
11
3.
Biaya kebutuhan DBMS
Biaya DBMS sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan organisasi dan
fungsionalitas yang disediakan. Contoh : untuk satu pengguna DBMS pada
PC mungkin hanya membutuhkan biaya US$100, untuk bentuk mainframe
besar dengan pengguna yang banyak dibutuhkan biaya yang lebih mahal.
4.
Biaya tambahan untuk piranti keras
Kebutuhan penyimpanan data untuk DBMS dan basis data mungkin
mengharuskan pembelian ruang penyimpanan tambahan. Untuk mencapai
kinerja yang baik, dibutuhkan mesin yang lebih besar bahkan mesin khusus
untuk menjalankan DBMS.
5.
Biaya konfersi
Dalam beberapa situasi, biaya tambahan piranti keras dan DBMS tak
seberapa dibandingkan biaya untuk melakukan konfersi aplikasi yang ada
untuk dapat dijalankan pada DBMS dan piranti keras yang baru. Biaya ini
juga sudah termasuk di dalam pelatihan staff untuk menggunakan sistem
baru
6.
Kinerja
DBMS dibuat lebih umum, karena tujuannya untuk dapat melayani aplikasi
dalam jumlah banyak. Efek dari DBMS tersebut menyebabkan beberapa
aplikasi tidak dapat bekerja secepat dari biasanya.
7.
Tingkat kegagalan yang tinggi
Sentralisasi sumber daya meningkatkan kerentanan sistem. Karena semua
pengguna dan aplikasi bergantung pada ketersediaan DBMS, kegagalan
komponen tertentu dapat membuat pengoperasian menjadi terhenti.
12
2.1.4 Database Lifecycle
Berikut adalah bentuk siklus hidup basis data :
Gambar 2.1 Skema gambar siklus hidup basis data
Menurut Connoly (2005 ,p283) tahapan perancangan siklus hidup basis data :
1.
Perencanaan basis data
Kegiatan manajemen yang memungkinkan tahapan aplikasi basis data
dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin
2.
Definisi sistem
Menentukan ruang lingkup dan batasan – batasan dari aplikasi basis data
termasuk area utama dari aplikasi dan bagian dari kelompok pengguna
13
3.
Pengumpulan data dan analisis
Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari
organisasi yang harus didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan
informasi untuk mengidentifikasi pengguna sistem baru
4.
Desain basis data
Proses menciptakan desain untuk basis data yang akan mendukung operasi
perusahaan dan tujuan yang dimulai dengan menggunakan pendekatan
perancangan basis data.
Berikut adalah pendekatan untuk desain basis data yaitu :
1.
“bottom-up”
Memulai pendekatan pada tingkat dasar atribut ( yang merupakan
bagian dari entitas dan relasi ), dengan melalui analisis untuk masalah
asosiasi antara atribut. Pendekatan “bottom-up” lebih cocok digunakan
untuk bentuk desain basis data yang sederhana dengan jumlah atribut
yang relatif sedikit. Pendekatan ini lebih sulit diterapkan pada desain
basis data yang lebih komplek dengan jumlah atribut yang banyak,
dimana akan mempersulit pembuatan fungsi dependensi antar atribut.
2.
“top-down”
Sebuah bentuk strategi yang tepat untuk desain basis data yang
komplek. Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data
yang mengandung high-level entitas dan relasi kemudian menerapkan
bentuk “top-down” untuk mengidentifikasi lower-level entitas, relasi
dan atribut yang terkait. Pendekatan ini diilustrasikan dengan konsep
Entity-Relationship yang dimulai dengan mengidentifikasi entitas dan
14
hubungan antara entitas yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan
organisasi.
3.
“inside-out”
Pendekatan ini hampir menyerupai dengan pendekatan “bottom-up”
yang membedakan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu satu set
entitas utama dan kemudian menyebar ke berbagai entitas, relasi dan
atribut yang memiliki keterkaitan dengan yang diidentifikasi pertama
kali.
4.
Mixed strategy
Pendekatan ini menggunakan kedua pendekatan yaitu “bottom-up”
dan “top-down” untuk berbagai macam model yang akan digabungkan
semua bagiannya secara bersama – sama.
Setelah menentukan pendekatan perancangan basis data, tahapan
berikutnya dapat dijalankan yakni sebagai berikut :
a.
Perancangan model data
Tujuan utama dari perancangan model data adalah untuk membantu
dalam memahami arti dari data dan untuk memfasilitasi komunikasi
tentang kebutuhan informasi.
b.
Konseptual desain basis data
Proses membangun bentuk model informasi yang digunakan oleh
sebuah organisasi, dan independent dari segala pertimbangan fisik.
15
c.
Logical desain basis data
Proses membangun bentuk model informasi yang digunakan oleh
sebuah organisasi, tetapi independent dari DBMS tertentu dan
pertimbangan fisik lainnya.
d.
Fisik desain basis data
Proses yang membentuk suatu deskripsi implementasi basis data di
dalam penyimpanan sekunder, mendeskripsikan struktur penyimpanan
dan metode pengaksesan secara efisien.
5.
Seleksi DBMS
Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data yang
akan dibangun.
6.
Desain aplikasi
Desain user interface dan aplikasi program yang digunakan dengan
memproses basis data. Terdapat 2 bagian di dalam desain aplikasi :
a.
Desain transaksi
Bentuk aksi yang dilakukan oleh pengguna terhadap program aplikasi
yang memiliki kendali dalam mengubah isi dari basis data. Desain
transaksi menetapkan karakteristik dari transaksi yang di miliki basis
data seperti :
•
Penggunaan data transaksi
•
Fungsionalitas data transaksi
•
Hasil output data transaksi
•
Kegunaan bagi pengguna
16
b.
User Interface Design
Bentuk perancangan yang akan dibangun bagi pengguna untuk
memudahkan mengenali setiap perintah, tindakan, ataupun keterangan
yang ditampilkan dari suatu basis data dalam bentuk aplikasi program
secara fisik atau tergambar.
7.
Prototyping
Membuat rangka model dari aplikasi database dengan memberikan izin
kepada perancang dan user untuk menggambarkan dan mengkaji kembali
hasil perancangan sistem tersebut. Prototyping memiliki keuntungan
dengan
memudahkan
proses
pembuatan
sistem
dan
pengimplementasiannya relatif murah.
8.
Implementasi
Realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi dengan cara melakukan
pengimplementasian basis data melalui Data Definition Language ( DDL )
berasal dari DBMS yang bisa dimanipulasi transaksinya menggunakan
Data Manipulation Language ( DML ). 9.
Konfersi data dan muatan
Memindahkan data yang ada ke dalam basis data dan mengkonfersi setiap
aplikasi yang ada untuk dapat dijalankan ke dalam basis data yang baru.
10. Uji coba
Proses menjalankan aplikasi program dengan tujuan untuk menemukan
kesalahan yang terdapat dalam program.
17
11. Proses Pemeliharaan
Melakukan monitor dan pemeliharaan terhadap instalasi sistem. Bertujuan
untuk menjaga mutu, perbaikan, dan memudahkan mengetahui untuk
melakukan pembaruan suatu sistem yang sedang berjalan.
2.1.5 Perancangan basis data
2.1.5.1 Perancangan konseptual model
Menurut Connolly ( 2005, p442 ) sebuah model data konseptual terdiri dari :
1.
jenis entitas
2.
hubungan jenis ( relasi )
3.
atribut dan domain atribut
4.
kunci primer dan kunci alternative
5.
batasan integritas
Model data konseptual lebih didukung oleh dokumentasi, termasuk kamus data
yang merupakan hasil dari pengembangan suatu model. Berikut langkah yang akan
diperlukan ketika akan melakukan pembuatan konseptual model :
1.
Identifikasi jenis entitas
Salah satu metode identifikasi yang bertujuan untuk memeriksa spesifikasi
kebutuhan pengguna sehingga dapat mengetahui benda ataupun kata benda
yang disebutkan ( contoh : manusia, tempat, konsep yang menarik ) dengan
melalui ekstrasi dari kamus data.
18
Gambar 2.2 Kamus data untuk mendeskripsikan setiap entitas
2.
Identifikasi jenis relasi
Mengidentifikasi hubungan penting yang ada diantara jenis entitas yang
sudah diidentifikasi dengan menggunakan Entity Relationship ( ER model )
untuk memvisualisasikan entitas dan hubungan. Bertujuan juga untuk
menentukan batasan multiplisitas jenis hubungan ( fan and chasm trap ).
Gambar 2.3 Model ER
19
Gambar 2.4 Kamus data untuk mendeskripsikan hubungan relasi antara 2
entitas
3. Identifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan jenis entitas atau relasi
Mengasosiasikan atribut dengan
jenis entitas atau hubungan yang sesuai,
identifikasi sederhana pada komposit atribut, atribut single valued / multi
valued, dan turunan atribut.
Gambar 2.5 Kamus data untuk mendeskripsikan atribut dalam entitas
4. Tentukan domain atribut
Tentukan domain untuk atribut dalam konseptual model.
5. Tentukan kunci kandidat, primer, dan alternative atribut
20
Mengidentifikasi kunci kandidat untuk setiap jenis entitas dan jika ada terdapat
lebih dari satu kunci kandidat maka pilihlah salah satu untuk dijadikan kunci
primer.
Gambar 2.6 Model ER yang sudah ditentukan kunci primer tiap entitas
6. Pertimbangkan penggunaan konsep – konsep permodelan
Penggunaan salah satu bentuk konsep seperti spesialisasi atau generalisasi,
agregasi, dan komposisi.
21
Gambar 2.7 Model ER yang sudah dilakukan generalisasi
7. Periksa model untuk permasalahan redundansi
Periksa adanya redundansi dalam setiap model dengan cara memeriksa ulang
kembali hubungan ( one to one ), menghapus hubungan berlebihan, dan
mempertimbangan dimensi waktu.
Gambar 2.8 Menghapus relasi yang redundan
22
8. Validasi konseptual model terhadap pengguna transaksi
Pastikan bahwa konseptual model mendukung transaksi yang diperlukan.
Mungkin dua pendekatan tersebut adalah menggambarkan transaksi dan
menggunakan jalur transaksi.
9. Tinjau kembali konseptual model dengan pengguna
Memastikan bagi pengguna untuk mempertimbangkan model dalam bentuk
representasi yang “benar” dari persyaratan data yang diajukan oleh perusahaan.
2.1.5.2 Perancangan logikal model
Menurut Connolly ( 2005, p462 ) tahapan yang harus dilakukan untuk
mengubah dari bentuk konseptual model data ke logikal model data :
1.
Turunkan hubungan untuk logikal model data
Untuk membuat hubungan logikal model data yang terwakili dalam bentuk
entitas, hubungan, dan atribut yang telah diidentifikasi.
2.
Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Memvalidasi pengelompokan atribut dalam setiap relasi menggunakan
aturan normalisasi. Tujuan dari normalisasi adalah untuk memastikan
himpunan relasi memiliki jumlah yang minim tetapi atribut yang
diperlukan masih mencukupi untuk persyaratan data yang diperlukan oleh
perusahaan.
3.
Validasi hubungan terhadap pengguna transaksi
Tujuan dari langkah ini untuk memvalidasi logikal model data dapat
mendukung transaksi yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan
pengguna.
23
4.
Periksa batasan integritas
Batasan integritas merupakan batasan yang dipaksakan untuk dapat
melindungi basis data yang menjadi tidak akurat, tidak konsisten maupun
tidak lengkap.
5.
Tinjau logikal model data dengan pengguna
Memastikan bahwa pengguna menganggap model untuk menjadi salah satu
bentuk representasi yang tepat berdasarkan dari persyaratan data
perusahaan.
6.
Menggabungkan logikal model data ke dalam model global
Langkah ini hanya diperlukan untuk desain basis data dengan
pemandangan beberapa yang sedang dikelola menggunakan pendekatan
view
integrasi.
Untuk
memfasilitasi
proses
penggabungan
harus
menggunakan “lokal logikal model data” dan “global logikal model data”.
Sebuah lokal logikal model data merepresentasikan satu atau lebih tetapi
tidak dari pandangan semua pengguna basis data, berbeda dengan global
logikal model data yang merepresentasikan dari pandangan seluruh
pengguna basis data.
7.
Periksa pertumbuhan masa depan
Untuk menentukan adanya perubahan signifikan dalam waktu yang akan
datang dan menilai apakah logikal model data dapat mengakomodasi
perubahan tersebut.
24
2.1.5.3 Perancangan fisikal model
Menurut Connolly ( 2005, p496 ) tahapan untuk melakukan perancangan fisikal
adalah sebagai berikut :
1.
Mengubah logikal model data ke DBMS
Menghasilkan skema basis data relasional dari logikal model data yang
dapat diimplementasikan ke dalam DBMS.
1.1 Desain relasi dasar
Memutuskan bagaimana untuk merepresentasikan relasi dasar dapat
diidentifikasi di logikal model data yang akan dimasukkan ke dalam
DBMS.
1.2 Desain representasi dari data turunan
Memutuskan bagaimana untuk merepresentasikan data turunan berada
di logikal model data yang akan dimasukkan ke dalam DBMS. Nilai
atribut berasal dari evaluasi atribut turunan dan hitungan.
1.3 Desain batasan umum
Melakukan update untuk relasi yang dibatasi oleh batasan integritas
yang mengatur “dunia nyata” transaksi berdasarkan representasi
melalui update. Batasan biasanya tergantung dari bentuk DBMS dan
sistem yang menyediakan fasilitas untuk mendefinisikan segala situasi
umum.
2.
Desain organisasi file dan indeks
Menentukan pengorganisasian file secara optimal untuk menyimpan relasi
dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai performa yang
25
diinginkan dengan cara penyimpanan relasi dan tuples pada media
penyimpanan sekunder.
2.1 Analisis transaksi
Membuat perancangan basis data fisik secara efektif dengan cara
mengenali
atau
mengidentifikasi
kuantitatif
informasi.
Pengidentifikasian pada analisis transaksi sebagai berikut :
•
Transaksi yang sering digunakan
dapat memberikan dampak
besar terhadap performa
•
Transaksi yang merupakan transaksi bisnis yang kritis
•
Jangka waktu hari atau mingguan ketika akan ada permintaan
tinggi yang dibuat pada basis data
2.2 Memilih organisasi file
Menentukan organisasi file yang efektif untuk setiap relasional data.
2.3 Pemilihan indeks
Menentukan penambahan indeks yang bertujuan untuk meningkatkan
performa dari suatu sistem. Pemilihan atribut indeks sebagai berikut :
•
Atribut yang paling sering digunakan untuk penggabungan dengan
operasi, karena
hal ini akan membuat penggabungan operasi
menjadi lebih efisien
•
Atribut yang paling sering digunakan untuk mengakses tuple
dalam suatu relasi yang ada
2.4 Perkiraan kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan
26
Mengestimasi ukuran kapasitas penyimpan yang diperlukan untuk
menyimpan basis data.
3.
Desain user view
Sudah melalui pengidentifikasian selama pengumpulan kebutuhan dan
analisis terhadap tahap pengembangan sistem basis data siklus hidup.
4.
Desain mekanisme keamanan
Merancang ukuran keamanan untuk basis data yang sudah di spesifikasikan
untuk pengguna dengan memberikan mekanisme proteksi pada basis data
untuk menghindari dari kejadian yang disengaja maupun tidak disengaja.
2.1.6 Normalisasi
Menurut Harianto (2007, p18), normalisasi adalah suatu proses untuk
melakukan pengelompokan data menjadi tabel yang menunjukkan entity dan
relasinya. Proses normalisasi lebih merujuk pada pengujian kondisi, dimana kondisi
diteliti untuk mengetahui letak kesulitan pada saat melakukan suatu perintah pada
basis data ( contoh : insert, update, delete ). Kesulitan yang muncul tersebut akan di
pecah menjadi beberapa tabel lagi untuk dapat mengoptimalkan basis data.
2.1.6.1 Kunci Normalisasi
Menurut Harianto ( 2007, p18), ada beberapa kunci relasi dalam teknik
normalisasi antara lain :
1.
Candidate key
Kunci yang di definisikan secara unik di dalam entitas.
27
2.
Primary key
Kunci yang tidak hanya mendefinisikan secara unik suatu kejadian tetapi
juga dapat mewakili setiap kejadian dari entitas. Setiap kunci kandidat
punya peluang menjadi kunci primer, tetapi dipilih satu saja yang dapat
mewakili secara menyeluruh terhadap entitas yang ada.
3.
Alternative key
Kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai kunci primer. Biasanya kunci
alternative dipakai sebagai kunci untuk melakukan pengurutan data.
4.
Foreign key
Kunci yang melengkapi suatu relasi atau hubungan yang menunjukkan
induknya. Kunci ditempatkan pada entitas anak yang direlasikan ke kunci
primer pada induknya. Hubungan antara foreign dan primary adalah one to
many.
2.1.6.2 Bentuk Normal
Aturan normalisasi dinyatakan dalam normal ( N ). Bentuk normal adalah
suatu aturan yang dikenakan pada relasi – relasi dalam basis data dan harus
dipenuhi oleh relasi – relasi tersebut pada level – level normalisasi.
Bentuk – bentuk normalisasi yang digunakan untuk mendesain suatu basis
data sebagai berikut :
1.
Bentuk tidak normal ( 0NF )
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, bentuk
seperti ini biasanya mengalami suatu duplikasi.
28
NIM
Nama
1200988888 Andi
1200985685 Budi
1200974562 Dodi
Mata Kuliah
SIG, Bahasa Inggris, CB, Jarkom
Kalkulus, Aljabar Linier, SBD
Aljabar Linier, CB, Pemvis
STATUS
L,L,G,L
L,G,L
L,L,G
Tabel 2.1 Tabel 0NF
2.
Bentuk normal pertama ( 1NF )
Suatu relasi dikatakan normal pertama, jika dan hanya sudah
membuang salah satu atribut yang memiliki nilai ganda. Tiap field
hanya memiliki satu data, bukan berbentuk data yang majemuk ( dan
bukan merupakan pecahan dari bagian data ).
NIM
Nama
1200988888 Andi
1200988888 Andi
1200988888 Andi
1200988888 Andi
1200985685 Budi
1200985685 Budi
1200985685 Budi
dst
dst
Mata Kuliah
SIG
Bahasa Inggris
CB
Jarkom
Kalkulus
Aljabar Linier
SBD
dst
STATUS
L
L
G
L
L
G
L
dst
Tabel 2.2 Tabel 1NF
3.
Bentuk normal kedua ( 2NF )
Suatu relasi dikatakan normal kedua, jika dan hanya sudah memenuhi
kriteria normal pertama dan semua atribut tidak memiliki atribut ganda
kembali, sehingga atribut yang bukan merupakan kunci primer harus
bergantung fungsional atau dependensi sepenuhnya pada kunci primer.
29
NIM
Nama
1200988888 Andi
1200985685 Budi
dst
dst
NIM
Mata Kuliah
1200988888 SIG
1200988888 Bahasa Inggris
1200988888 CB
1200988888 Jarkom
1200985685 Kalkulus
1200985685 Aljabar Linier
1200985685 SBD
dst
dst
Status
L
L
G
L
L
G
L
dst
Tabel 2.3 Tabel 2NF
4.
Bentuk normal ketiga ( 3NF )
Suatu relasi berada dalam bentuk normal ketiga, jika relasi tersebut
berada dalam bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci yang
memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.
2.1.7 Entity Relationship Diagram
Entity Relationship adalah metode permodelan basis data yang digunakan untuk
menghasilkan skema konseptual untuk jenis atau model data semantik sistem.
Sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan memiliki ketentuan top-down.
Diagram untuk menggambarkan Entity Relationship disebut ERD.
Gambar 2.9 Model ERD
30
2.1.7.1 Notasi ERD
Notasi Notasi simbolik yang digunakan pada Entity Relationship Diagram
sebagai berikut :
1.
Entitas
Segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga dapat
diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat
dibedakan dari sesuatu yang lainnya. Ada dua macam entitas yaitu :
a.
Entitas kuat
Entitas yang tidak memiliki ketergantungan terhadap entitas
lainnya. Contoh : entitas anggota.
b.
Entitas lemah
Entitas yang kemunculannya bergantung pada keberadaan entitas
lainnya dalam suatu relasi.
2.
Atribut
Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut
digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi
kunci entitas atau key diberi garis bawah ataupun penebalan.
3.
Relasi
Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang
berasal dari himpunan entitas yang berbeda. ( himpunan entitas yang
berelasi dengan himpunan lain diberikan dalam bentuk garis )
31
2.1.7.2 Derajat Relasi
Derajat relasi bertujuan untuk mengetahui jumlah maksimum entitas yang
dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Macam –
macam kardinalitas :
1.
One to one
Setiap anggota entitas A hanya berhubungan dengan satu anggota B,
begitu pula sebaliknya.
Gambar 2.10 Relasi one to one
2.
One to many
Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu
anggota B tetapi tidak sebaliknya.
.
Gambar 2.11 Relasi one to many
32
3.
Many to many
Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu
anggota B dan demikian sebaliknya.
Gambar 2.12 Relasi many to many
2.1.7.3 Metodologi ERD
Tahapan pertama saat melakukan desain menggunakan model ER adalah
menggambarkan kebutuhan informasi atau jenis informasi yang akan disimpan
dalam
basis
data.
Teknik
pemodelan
data
dapat
digunakan
untuk
menggambarkan setiap ontologi untuk wilayah tertentu.
Tahapan berikutnya disebut desain logis, dimana data dipetakan ke dalam
model data yang logis seperti model relasional. Model data yang logis ini
kemudian dipetakan menjadi model fisik.
Secara umum penyusunan metodologi ERD sebagai berikut :
1.
Menentukan entitas
Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata dan konsep dimana
penggunaannya untuk menyimpan data.
33
2.
Menentukan relasi
Menentukan hubungan antar pasangan entitas menggunakan matriks
relasi.
3.
Rancang ER sementara
Entitas
digambarkan
dengan
kotak,
dan
relasi
digambarkan
menggunakan garis.
4.
Isi kardinalitas
Menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada
entitas yang berhubungan.
5.
Tentukan kunci utama
Menentukan atribut yang mengidentifikasikan keunikan suatu kelas
entitas.
6.
Rancang ERD berdasarkan kunci
Menghilangkan relasi many to many dan memasukkan kunci primer
serta kunci tamu pada masing – masing entitas.
7.
Menentukan atribut
Menentukan field – field yang diperlukan oleh sistem.
8.
Pemetaan atribut
Memasangkan atribut dengan entitas yang sesuai.
9.
Rancang ERD berdasarkan atribut
Mengatur ERD seperti langkah ke enam dengan menambahkan entitas
atau relasi yang sudah dirancang menurut langkah ke delapan.
34
10. Pemeriksaan hasil
Melihat kembali ERD yang sudah dibuat untuk disesuaikan dengan
sistem yang akan dibangun, apabila belum, kembali lagi untuk melihat
ke langkah pertama.
2.1.8 Flowchart
Flowchart merupakan salah satu cara untuk merancang suatu sistem dengan
memberikan sebuah gambaran langkah – langkah yang sesuai dengan prosedur.
Flowchart berguna untuk menganalisis permasalahan yang berlaku di dalam sistem
sehingga dapat ditemukan penyelesaian yang tepat.
Tahapan untuk pembuatan Flowchart yaitu :
1.
Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2.
Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan dengan tepat dan dapat
dimengerti oleh semua pembaca.
3.
Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan dengan jelas.
4.
Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan kata kerja.
5.
Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang tepat
6.
Perhatikan ruang lingkup aktivitas yang tidak berhubungan dengan
kegiatan sistem
7.
Gunakan symbol Flowchart standar
35
2.1.8.1 Jenis Flowchart
1.
Flowchart sistem
Merupakan flowchart yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang
dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari
prosedur yang berada di dalam sistem. Flowchart memberikan deskripsi
secara grafik dari urutan prosedur – prosedur yang terkombinasi
membentuk suatu sistem.
2.
Flowchart dokumen
Merupakan flowchart yang menunjukkan alur data yang ditulis melalui
sistem. Fungsi utama dari Flowchart dokumen untuk menelusuri form dan
laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form
dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.
3.
Flowchart skematik
Bentuk tingkatan lebih tinggi dari Flowchart sistem yang menggunakan
simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan simbol komputer,
peripheral, form, atau peralatan yang digunakan dalam sistem. Kegunaan
flowchart skematik untuk memberikan kemudahan bagi seseorang yang
tidak familiar dengan simbol – simbol flowchart yang konvensional
sehingga menghemat waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari simbol
abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
4.
Flowchart program
Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci mengenai setiap
langkah program atau prosedur sesungguhnya. Kegunaan untuk membantu
programmer menganalisa urutan instruksi program.
36
5.
Flowchart proses
Teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis
langkah – langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem.
2.1.8.2 Simbol Flowchart
Gambar
Deskripsi
Untuk menunjukkan suatu sistem akan dimulai
maupun sistem yang akan berakhir ( Start / End )
Mempresentasikan alur kerja sistem
Menunjukkan bentuk operasi sistem
( contoh : Kirim order )
Merupakan percabangan untuk pemilihan alur
kerja berikutnya ( contoh : Ya atau Tidak )
Penghubung antara flowchart 1 grup bagian
dengan grup bagian yang lain
Menunjukkan sistem yang ditunda.
Merupakan hasil input ataupun output dari
operasi kerja
Bentuk representasi dari suatu dokumen ataupun
laporan
37
Bentuk manual operasi kerja
Merupakan hasil input dalam bentuk manual dari
keyboard
Penyimpanan data, yang diletakkan ke dalam
hard drive, magnetic tape, memory card
Merupakan basis
magnetic disc
data
yang
menggunakan
Penyimpanan secara offline
Penggabungan
menjadi satu
penyimpanan.
dari berbagai macam item
set yang ditampung dalam
Merupakan proses ekstrasi yang menghilangkan
hasil dari penggabungan satu atau lebih spesifik
set item
Tabel 2.4 Simbol Flowchart
38
2.1.9 Use Case Diagram
Use Case diagram merupakan salah satu cara untuk menggambarkan interaksi
sistem dengan lingkungan yang berada di luar sistem ( pemvisualisasian pengguna
terhadap sistem ).
Use Case diagram tersusun atas :
1.
Aktor
Merupakan pengguna yang terdapat dalam use case diagram. Peranannya
sebagai pelaku aksi dalam proses suatu sistem.
2.
Use Case
Proses yang terjadi di dalam sistem. Menggambarkan skema kegiatan yang
dilakukan oleh aktor.
3.
Relasi
Menggambarkan hubungan antara aktor dan use case.
4.
Use Case narrative
Penggambaran secara tekstual suatu kegiatan dan menerangkan bagaimana
pengguna berinteraksi dengan sistem dalam menyelesaikan suatu tugas.
2.2 Teori Khusus yang Berhubungan Dengan Skripsi
2.2.1 Aset Tetap ( fixed asset )
Menurut Nicholas A.J Hastings ( 2010, p3 ) aset tetap merupakan aset yang
berupa barang – barang fisik seperti tanaman, mesin, bangunan, kendaraan, pipa,
kabel dan sebagainya. Aset tetap merupakan suatu barang berwujud yang memiliki
nilai dengan periode melebihi satu tahun dan biasanya merupakan suatu alat untuk
dapat melancarkan sistem produksi. Keuntungan dari aset tetap, aset yang dimiliki
39
tidak akan dihitung dalam beban pajak ( kecuali tanah dikarenakan tidak ada
penyusutan nilai ). Aset dapat dikatakan tidak tetap apabila aset tersebut memiliki
nilai barang kurang dari ketentuan perusahaan ( misalkan : perusahaan menentukan
aset tetap adalah aset dengan nilai satu juta rupiah ke atas ).
2.2.2 Manajemen
Manajemen
merupakan
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan.
Prinsip manajemen merupakan dasar atau pedoman yang tidak boleh diabaikan
untuk setiap pimpinan yang bertanggung jawab dalam melakukan manajemen.
Prinsip – prinsip manajemen terdiri dari :
1.
Pembagian kerja yang berimbang
Melakukan perataan pembagian tugas kepada semua lingkup kerjanya dan
memberikan beban kerja yang berimbang.
2.
Pemberian kewenangan dan tanggung jawab
Setiap kerabat kerja diberikan kewenangan sepenuhnya dan harus
dilaksanakan sesuai dengan kewajiban yang sudah ditetapkan serta sanggup
mempertanggung jawabkan kepada pimpinan secara langsung.
3.
Disiplin
Sanggup untuk melakukan suatu usaha yang sesuai dengan bidang kerjanya
berdasarkan rencana, peraturan dan waktu yang sudah ditetapkan sesuai
kebutuhan bersama.
40
4.
Satu perintah
Berikanlah satu tugas yang jelas dan tegas kepada kerabat kerja tanpa
membebani dengan sejumlah perintah yang bersamaan baik antara
sederajat pimpinan.
5.
Satu arah
Berikan tujuan yang jelas yang didasarkan pada rencana kerja sama.
Manajemen dibagi menjadi lima fungsi :
1.
Perencanaan
Fungsi yang bertujuan untuk mengetahui langkah keputusan yang akan
digunakan untuk menjalankan sebuah kegiatan yang dilihat dari segi
ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang.
2.
Pengorganisasian
Fungsi yang bertujuan untuk mendefinisikan hubungan antara fungsi,
personalia maupun faktor fisik supaya kegiatan dapat dilaksanakan secara
terarah pada tujuan bersama.
3.
Pengarahan
Fungsi yang bertujuan untuk memberikan sebuah motivasi ataupun
perintah yang sifatnya untuk mengarahkan supaya tindakan dapat sesuai
dilaksanakan.
4.
Pengkoordinasian
Fungsi yang bertujuan untuk memberikan karyawan arahan dan dapat
berintegrasi dengan baik sehingga dapat terfokus pada satu tujuan yang
jelas.
41
5.
Pengawasan
Fungsi yang bertujuan untuk mengatur kegiatan supaya sesuai dengan
persyaratan – persyaratan yang sudah di tetapkan dari rencana.
2.2.3 Manajemen Aset
Menurut Nicholas A.J Hastings ( 2010, p4 ) manajemen aset adalah suatu
himpunan yang terkait dengan mengidentifikasi aset apa yang dibutuhkan,
mengidentifikasi kebutuhan dana, mengakuisisi aset, menyediakan logistik dan
dukungan sistem pemeliharaan untuk aset, membuang atau memperbaharui aset
sehingga secara efektif dan efisien dapat memenuhi tujuan yang diinginkan.
Fungsi manajemen aset sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan aset
dan kapasitas untuk pengelolaan terkait dan menjadikan sebagai kegiatan
pendukung keputusan dalam konteks bisnis. Kegiatan pengelolaan aset terdapat
diberbagai jenis organisasi, dan tidak terbatas pada kelompok pusat. Alasan inilah
yang menyebabkan fungsi manajemen aset sangat berarti.
Tujuan dan fungsi manajemen aset adalah untuk menyediakan sumber daya dan
keahlian yang mendukung akuisisi, layanan dukungan dan pembuangan aset yang
dibutuhkan oleh organisasi.
Keuntungan
dari
manajemen
aset
berhubungan
dengan
akuntabilitas,
manajemen layanan, manajemen resiko dan efisiensi keuangan :
1.
Meningkatkan pengurusan dan akuntabilitas dengan
a.
Menunjukkan ke pemilik, pengguna dan pihak yang terkait bahwa
layanan yang dihasilkan adalah layanan yang efektif dan efisien.
42
b.
Menyediakan dasar untuk evaluasi dan penyeimbangan layanan, harga
dan kualitas.
c.
Peningkatan akuntabilitas untuk pengguna sumber daya dengan
penghitungan kinerja dan keuangan.
d.
Meningkatkan komunikasi dan hubungan pengguna layanan
e.
Meningkatkan pengertian pada kebutuhan layanan dan pilihan –
pilihannya
2.
Meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan manajemen layanan
dengan :
a.
Meningkatkan pengertian pada kebutuhan layanan dan pilihan –
pilihannya.
b.
Konsultasi formal atau persetujuan dengan pengguna tentang level
layanan.
c.
Pendekatan yang menyeluruh dari manajemen aset di dalam organisasi
dengan team yang berasal dari multidisipilin manajemen.
d.
3.
Meningkatkan kenyamanan pelanggan dan citra perusahaan.
Meningkatkan manajemen resiko dengan :
a.
Menganalisa kemungkinan dan konsekuensi dari kegagalan aset.
b.
Mengusahakan layanan yang berkala.
c.
Mengusahakan hubungan antara satu jaringan dengan jaringan yang
lain.
d.
Mempengaruhi keputusan pada keputusan non – aset
kebutuhan manajemen.
melalui
43
4.
Meningkatkan efisiensi keuangan dengan :
a.
Meningkatkan keahlian pengambilan keputusan berdasarkan biaya dan
keuntungan dari beberapa alternatif.
b.
Mengatur program kerja ke depan dan kebutuhan pendanaannya.
c.
Pengenalan semua biaya dari kepemilikan atau pengoperasian aset
melalui masa pakai aset tersebut.
2.2.3.1 Lifecycle Manajemen Aset
Lifecycle Manajemen Aset berarti mempertimbangkan semua pilihan dan
strategi manajemen sebagai bagian dari aset masa pakai (lifecycle), dari
perencanaan sampai pemusnahan. Tujuan adalah untuk mencari biaya terendah
dalam jangka panjang (bukan penghematan dalam jangka pendek) ketika
membuat keputusan dalam aset manajemen.
Gambar 2.13 Proses Pengembangan dan Implementasi Program
Dari gambar diatas dapat diketahui fungsi secara detail :
1.
Perencanaan Aset meliputi konfirmasi tentang pelayanan yang
dibutuhkan oleh pelanggan dan memastikan bahwa aset yang diajukan
44
merupakan solusi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
2.
Pengadaan Aset merupakan pengadaan atau peningkatan dari aset
dimana pembiayaan dapat menjadi alasan yang diharapkan untuk
menyediakan
keuntungan
diluar
tahun
pembiayaan.
Sebuah
pendekatan management yang berharga dapat diadopsi untuk
menghasilkan solusi yang paling ekonmis dan kreatif.
3.
Manajemen keuangan membutuhkan pengetahuan yang berhubungan
dengan kepemilikan aset, termasuk pengadaan/skuisisi, operasi,
maintenance, rehabilitasi, pemabaruan, depresiasi dan pembuangan
dan pengambilan keputusan yang mendukung kefektifan biaya yang
dikeluarkan.
4.
Perawatan
dan
pengoperasian
aset
mempunyai
fungsi
yang
berhubungan dengan kerja dan pengendalian aset dari hari ke hari dan
biaya yang berhunbungan dengannya yang merupakan komponen
penting dalam aset yang dinamis atau berumur pendek.
5.
Kondisi dan kinerja aset dimana kinerja aset berhubungan dengan pada
kemampuan dari aset untuk memenuhi target dari level layanan dan
kondisi aset mencerminkan kondisi fisik dari aset. Memonitor kondisi
dan kinerja aset adalah hal penting untuk mengetahui aset yang
mempunyai kinerja kurang bagus atau yang sudah hampir gagal
bekerja.
6.
Penggantian Aset adalah penggantian yang cukup signifikan dari
sebuah aset atau komponen aset untuk mengembalikan aset kepada
45
kondisi dan kinerja yang dibutuhkan. Manajer aset harus mempunyai
kemampuan untuk mengidentifikasi solusi jangka panjang yang
optimum melalui proses pengambilan keputusan yang formal.
7.
Pembuangan Aset adalah pilihan ketika sebuah aset tidak diperlukan
lagi, menjadi tidak ekonomis untuk di rawat atau direhabilitasi. Ini
menyediakan kesempatan untuk mengkaji ulang konfigurasi, tipe dan
lokasi dari aset dan proses layanan yang dihasilkan yang relevan
dengan aktivitas.
8.
Review Manajemen Aset melibatkan regulasi internal dan audit
independent untuk meyakinkan siklus peningkatan aset manajemen
yang berulang dan untuk mencapai atau memelihara praktek terbaik
bagi perusahaan.
2.2.4 Java
Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai
komputer termasuk telepon genggam (handphone). Dikembangkan oleh Sun
Microsystems dan diterbitkan tahun 1995. Java juga memiliki peralatan yang
memudahkan pengguna untuk dapat melakukan Development Environment. Dimana
teknologi sudah memberikan bantuan yang menyederhanakan beberapa fungsi
penting ke dalam bentuk bagian tertentu ( compiler, interpreter, penyusun
dokumentasi, paket kelas).
Java memiliki karakteristik yang unik sehingga memiliki nilai lebih daripada
penggunaan bahasa pemrograman lainnya. Antara lain :
46
1.
Sederhana
Java memiliki kemiripan yang cukup serupa dengan bahasa C maupun
C++. Bahasa C maupun C++ merupakan bahasa dasar dari semua para
programmer sehingga tentu saja Java yang sudah menyederhanakan bahasa
C++ dengan menambahkan beberapa fitur pendukung yang belum ada dan
membuang fitur yang menyebabkan C++ menjadi bahasa yang rumit dan
sulit dikuasai. Kesederhanaan ini juga karena Java menggunakan sedikit
tipe data seperti Boolean dan array. Sedangkan lainnya dimasukkan ke
dalam class.
2.
Orientasi Objek
Java merupakan sebuah pemprograman berorientasi objek murni dimana
semua yang berada di dalamnya merupakan objek kecuali tipe data yang
primitive.
3.
Memiliki Interpretasi
Java adalah bahasa interpretasi, dimana sekali terpasang pada suatu mesin
maka secara langsung menjalankan perintah yang ada/tertulis ( Tidak
memedulikan platform ataupun sistem operasi yang terpasang ).
Keuntungan yang memberikan keunggulan, dapat memotong lingkaran
edit-compile-link-test, karena tanpa adanya langkah compile-link maka
bekerja dalam lingkungan interpreter lebih sederhana dan hemat waktu.
4.
Aman
Java tidak memiliki atau menggunakan pointer secara langsung yang
menunjuk pada suatu lokasi memori seperti bahasa C maupun C++. Java
memiliki kendali penuh terhadap semua perintah yang dimiliki (
47
lingkungan Java ). Para pengembang java memberikan solusi baik untuk
mengurangi resiko ketika perintah Java akan dijalankan dengan
menggunakan compiler Java yang dapat menghasilkan kode bite Java yang
harus bisa melewati standar keamanan runtime Java.
5.
Portable
Tujuan penting pembuatan java adalah harus memiliki sifat portable.
Sehingga apabila arsitektur baru ( baik itu piranti keras ataupun sistem
operasi atau keduanya) berkembang, lingkungan Java dapat diterapkan dan
dipindahkan pada mereka.
Pada Java, semua tipe data primitif (integer, long, float, double dan
sebagainya) memiliki ukuran tertentu, tidak bergantung pada mesin atau
sistem operasi dimana program Java dijalankan. Hal ini sangat berlawanan
dengan bahasa seperti C atau C++ yang menyerahkan ukuran tipe data
primitif pada kompiler dan mesin (serta sistem operasi). Java portable
karena kompiler Java sendiri ditulis menggunakan Java.
6.
Dinamis
Karena terinterpretasi, Java adalah bahasa yang benar-benar dinamis. Saat
run time, lingkungan Java dapat mengembangkan dirinya dengan
terhubung pada kelas-kelas yang mungkin terletak pada server-jauh pada
suatu jaringan (mis alnya, lewat internet). Pada C++ setiap kali anggota
variabel atau fungsi ditambahkan pada suatu kelas, maka kelas tersebut dan
semua kode tambahan yang merujuk pada kelas tersebut perlu dikompile
ulang. Java menyederhanakan masalah ini dengan menyerahkan pada
runtime. Saat runtime interpreter Java melakukan resolusi nama ketika
48
terhubung dengan kelas-kelas yang bersangkutan. Interpreter Java juga
bertanggung-jawab dalam menentukan penempatan obyek dalam memori.
Dua fitur pada interpreter Java ini memecahkan masalah berkaitan degan
perubahan defin isi kelas ketika digunakan kelas-kelas yang lain.
2.2.4.1 Tahap kompilasi Java
Pemrograman java dapat dijalankan dengan berbagai cara. Hal ini
tentunya sangat bergantung pada IDE yang digunakan. Namun pada dasarnya
menuliskan program java dapat dilakukan dengan dua hal. Pertama
menggunakan console dan text editor dan yang kedua dengan menggunakan
IDE yang berbasis GUI (Graphical User Interface ) seperti NetBeans, Eclipse,
JCreator.
Pada umumnya tahap – tahap kompilasi java seperti gambar berikut ini :
Gambar 2.14 Langkah Kompilasi
Tahapan :
1.
Menuliskan kode program pada text editor, console ataupun aplikasi
berbasis GUI
49
2.
Kode program yang sudah selesai dibuat selanjutnya disimpan di
dalam berkas ( file ) dengan ekstension .java
3.
Selanjutnya file ekstension .java dikompilasi menggunakan java
compiler.
4.
Hasil dari kompilasi berupa berkas bytecode dengan ekstension .class.
Berkas yang mengandung bytecode kemudian akan dikonfersikan oleh
Java interpreter menjadi bahasa mesin sesuai dengan jenis dan
platform yang digunakan.
5.
File hasil interpreter akan dilanjutkan untuk di ekseksuksi dan
dijalankan.
2.2.5 Java Virtual Machine ( JVM )
Java Virtual Machine (JVM) adalah sebuah spesifikasi untuk sebuah komputer
abstrak. JVM terdiri dari sebuah kelas pemanggil dan sebuah interpreter Java yang
mengeksekusi kode arsitektur netral. Kelas pemanggil memanggil file .class dari
kedua program Java dan Java API untuk dieksekusi oleh interpreter Java. Interpreter
Java mungkin sebuah piranti lunak interpreter yang menterjemahkan satu kode byte
pada satu waktu, atau mungkin sebuah just-intime (JIT) kompiler yang menurunkan
bytecode arsitektur netral kedalam bahasa mesin untuk host computer.
2.2.6 J2ME
J2ME ( Java 2 Platform Micro Edition ) merupakan sebuah platform java yang
lebih bersifat micro dan lebih menghemat memori. J2ME yang sekarang memiliki
50
pengembangan dengan menambahkan fitur emulator guna membantu pengembang
sehingga dapat mudah melakukan coding, testing dan debugging pada emulator.
J2ME terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama merupakan platform yang
dipergunakan untuk mengembangkan aplikasi pada taraf small mobile device
sedangkan
bagian
kedua
merupakan
platform
yang
dipergunakan
untuk
mengembangkan aplikasi pada taraf smart phone mobile device. Untuk taraf small
device biasa menggunakan Connected Limited Device Configuration (CLDC)
sedangkan untuk taraf smart phone menggunakan Connected Device Profile (CDC).
Di bawah ini merupakan gambaran yang merepresentasikan hubungan J2ME
dengan Java Platform yang lain
Gambar 2.15 Skema Java
2.2.7 Visual Basic.NET
2.2.7.1 Visual Basic
Merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan IDE visual
untuk pembuatan program piranti lunak dengan basis sistem operasi Microsoft.
Visual basic merupakan hasil turunan dari bahasa BASIC ( Beginner’s Allpurpose Symbolic Instruction Code ) yang diciptakan oleh Prof. John Kemeny
dan Thomas Eugene Kurtz.
51
2.2.7.2 Visual Basic .NET
Alat untuk mengembangkan dan membangun sistem aplikasi yang
bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa
BASIC. Kelebihan dari VB .NET dapat melakukan perancangan windows
form, aplikasi web berbasis ASP dan juga aplikasi command-line.
Download