BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali. Menurut Munawir (2002:3), yaitu: Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, di mana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Beberapa ahli ekonomi mengemukakan pengertian laporan keuangan dengan pendapat yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya mempunyai arti yang sama. Laporan keuangan menurut Sofyan (2002:105), yaitu : “ Laporan Keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu” 7 8 Ikatan Akuntansi Indonesia memberikan identifikasi laporan keuangan sebagai berikut : Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian dari suatu dokumen seperti laporan tahunan atau prospectus. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau dokumen lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi pengguna untuk mampu membedakan laporan yang disusun sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dari informasi lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan tetapi tidak perlu disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2004 Pasal 33:19-25). Laporan keuangan menurut Mamdum dan Abdul (2000:63) dijelaskan sebagai berikut : Laporan keuangan diharapkan bisa memberikan informasi mengenai perusahaan dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti informasi industry, kondisi ekonomi, guna bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan. Sedangkan menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis dan Munawir (2002:5) : Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhirakhir ini telah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). 9 Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. B. Pihak – pihak yang Berkepentingan atas Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan – kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut Pihak- pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan menurut PSAK 1 September 2007 (2007:2), yaitu: 1. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. 2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitasi dan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapta di bayar pada saat jatuh tempo. 10 4. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan di bayar pada saat jatuh tempo 5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan. 6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak. 7. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masayarakat dalam berbagai cara, maka laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 8. Manajemen. Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Mengenai pentingnya hasil analisis laporan keuangan bagi manajemen untuk dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan, yaitu: “Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan”. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil. 11 C. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Munawir (2002:3) laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen untuk : 1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan. 2. Untuk menentukan/mengukur efesiensi tiap-tiap bagian,proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. 3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai perusahaan dan dapat digabungkan informasi yang lain selain itu laporan keuangan terdapat dua daftar yaitu neraca dan laba rugi serta tambahan yaitu daftar laba ditahan. Berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (2007:3) 1 September 2007, tujuan laporan keuangan yaitu : a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya. Manajemen sebagai pihak penyaji laporan keuangan juga memerlukan laporan keuangan tersebut. Berbeda dengan pihak luar perusahaan, informasi yang 12 tersaji didalam laporan keuangan yang disajikan haruslah bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. D. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Munawir (2002:6-8) sifat dari laporan keuangan adalah sebagai berikut: Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara: 1. Fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi, data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu dalam prinsip akuntansi yang lazim. 3. Pendapat pribadi, pencatatan laporan selain didasarkan prinsip akuntansi yang berlaku juga tergantung oleh dalil yang dibuat oleh akuntan atau management perusahaan tersebut. Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan di atas, maka menurut Munawir (2002:9-10) dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan itu mempunyai keterbatasan antara lain : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standard nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan 13 nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di mana daya beli uang tersenut semakin menurun,dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga. 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai factor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena factorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang . E. Tujuan Analisa Laporan Keuangan Tujuan menganalisa laporan keuangan menurut Sofyan, (2002 : 195) adalah untuk: 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubunganny dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating). 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 14 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, sturktur keuangan, dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan tujuan analisa laporan keuangan menurut Munawir, (2002 : 3133) adalah untuk: 1. Mengetahui Likuiditas Perusahaan Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya (khususnya kewajiban jangka pendek) a. Likuid, dimaksudkan bagi perusahaan yang mampu dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya tepat pada waktunya. b. Illikuid, dimaksudkan bagi perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya tapat pada waktunya. 2. Mengetahui Solvabilitas Perusahaan Yaitu Kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang (kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila dilikuidasi). 3. Mengetahui Rentabilitas (profitability) perusahaan Yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam suatu periode tertentu. 4. Mengetahui Stabilitas Usaha Perusahaan Yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan stabil. Stabilitas usaha dapat diukur dari kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pinjamannya tanpa mengalami krisis (goncangan) keuangan. 15 F. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Tujuan dari tipe metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan mengintrepetasikan sehingga data ini menjadi lebih berarti. Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2002:36), ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu: 1. Metode Horisontal Adalah analisa dengan mengadakan pembanding laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula metode analisa dinamis. 2. Analisa Vertikal Adalah laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertical ini. 16 G. Prosedur Analisis Laporan Keuangan Sebelum mengadakan analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut. Menurut Sofyan (2002:209), teknik analisa laporan keuangan komprehensif (terintegrasi) adalah sebagai berikut : 1. Menilai “Realibility laporan” dan periode laporannya. Sejauh mana laporan keuangan yang akan dianalisa dapat dipercaya, kita bisa melihat dari segi apakah laporan itu sudah diaudit. Apakah laporannya tahun ini (up to date) atau periodenya sudah lama (out of date). 2. Lakukan Analisa perubahan modal kerja atau arus kas. Analisa laporan keuangan perubahan modal kerja atau arus kas ini sebagian dilakukan dengan melalui penelusuran kembali transaksi perusahaan, dengan demikian menyusun laporan perubahan modal kerja sekaligus kita melakukan analisa laporan keuangan dua periode. 3. Membuat laporan konsolidasi. Laporan konsolidasi hanya bisa disusun dengan melakukan dua atau lebih laporan tentang perusahaan anak. 4. Mereview interrelated account Interrelated account malsudnya adalah perkiraan yang saling berkaitan antara pos satu dengan pos lainnya. 5. Penggunaan segmen bisnis perusahaan yang dianalisa Untuk mengetahui kondisi ekonomi perusahaan kita bisa melepaskan diri dengan situasi ekonomi atau segmen bisnis perusahaan yang bersangkutan. 17 6. Meneliti lebih dalam beberapa transaksi yang bersifat : Related Parties Transaction (hubungan istimewa). Transaksi ini adalah transaksi yang terjadi antara perusahaan atau individu seafiliasi. H. Analisa Ratio 1. Pengertian Analisa Ratio Yang dimaksud dengan “ratio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan-laporan keuangan. Ratio merupakan perangkat analisa laporan keuangan yang paling popular dan paling sering digunakan. Suatu ratio menunjukkan hubungan matematis antara suatu data keuangan dengan data keuangan lainnya. Analisa ratio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah “future oriented”, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Menurut Munawir (2000 : 37), bahwa “Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengethui hubungan pos-pos dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kobinasi dari kedua laporan tersebut”. 18 Dengan menggunakan analisa ratio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan. 2. Penggolongan Analisa Ratio Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka ratio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun demikian menurut Munawir (2002:68-69) angka-angka ratio yang ada dapat digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : a. Berdasarkan sumber datanya, yang dibedakan antara: Ratio-ratio neraca, ratio-ratio laporan rugi laba dan ratio-ratio antar laporan keuangan yang lain. b. Berdasarkan tujuan penganalisa yang pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Dari dua penggolongan angka-angka ratio yang baik adalah yang disesuaikan dengan tujuan analisa, yaitu untuk menilai likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Tetapi ratio-ratio tersebut kurang memberikan gambaran yang jelas mengenai kelemahan dan kekuatan financial perusahaan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas maka ada 2 (dua) tipe perbandingan yang dapat digunakan, yaitu: a. Perbandingan antara ratio-ratio pada saat sekarang dengan tahun lalu atau waktu yang lampau. Dari perbandingan ini akan diperoleh ratio 19 yang lemah atau kuat, sehingga atas dasar inilah dapat disusun proyeksi historical statement untuk waktu yang akan datang. b. Perbandingan antara ratio-ratio yang dimiliki perusahaan dengan beberapa perusahaan yang lain sejenis dengan melihat ratio rata-rata. Cara terakhir ini agak sukar untuk dilakukan karena belum ada lembaga yang menyajikan ratio-ratio seperti ini, sehingga yang sering digunakan adalah cara pertama. 3. Analisa Ratio Likuiditas a. Pengertian Analisa Ratio Likuiditas Pengertian Analisa Ratio Likuiditas menurut Sofyan ( 2002 : 301), adalah: Analisa Ratio Likuiditas adalah menganalisa kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Ratio-ratio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancer dan hutang lancar”. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada saat ditagih berari perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”. Dan perusahaan dikatakan likuid jika perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya. Sebaliknya jika perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi 20 kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berari perusahaan dalam keadaan “illikuid”. Likuiditas mempunyai arti yang penting baik bagi perusahaan maupun bagi para kreditor. Salah satu ukuran likuiditas yang paling sering digunakan adalah modal kerja. Dimana modal kerja adalah investasi dari suatu perusahaan dalam aktiva jangka pendek, misalnya: kas, efek-efek jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan modal kerja netto yaitu jumlah aktiva lancar dikurangi jumlah kewajiban lancar atau hutang jangka pendek. Dari angka-angka ratio modal kerja, yaitu ratio yang digunakan untuk menganalisa dan mengintrepetasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Menurut Munawir (2002:71-72), beberapa pertanyaan yang harus di jawab dalam hubungannya dengan analisa ratio likuiditas adalah meliputi: 1) Apakah perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya tepat pada waktunya? 2) Apakah manajemen menggunakan modal secara efektif? 3) Apakah modal kerja itu cukup, kurang atau berlebih? 4) Apakah posisi keuangan jangka pendek berkembang? Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu: 21 1) Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu tepat pada waktu ditagih ( kewajiban keuangan terhadap pihak extern ) 2) Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal ( kewajiban keuangan terhadap pihak intern ) 3) Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan 4) Memelihara tingkat kredit yang mengutungkan. b. Alat untuk Menganalisa dan Mengintrepetasikan Ratio Likuiditas Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) berikut ini diberikan beberapa ratio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan mengintrepetasikan data keuangan. 1) Current Ratio Current Ratio adalah perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Menurut Syafri Harahap (2002 : 301) memberikan definisi sebagai berikut : Current ratio adalah ratio yang dihitung dengan membagi aktiva lancer dengan hutang lancer. Ratio ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancer untuk menutup semua hutang lancarnya yang telah jatuh tempo dengan segera, dan selisih lebih aktiva diatas hutang lancar merupakan jaminan terhadap kemungkinan rugi yang timbul dari usaha untuk merealisasikan aktiva lancar non kas menjadi kas umumnya current ratio 200% sudah cukup memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi tergantung dari beberapa faktor. 22 Tingkat keamanan (margin safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu akan dapat membayar hutangnya yang sudah jatuh tempo, karena proporsi atau distribusi aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Untuk menganalisa atau menghitung current ratio dengan menggunakan rumus berikut: Current Ratio : Aktiva Lancar ______________ Hutang Lancar x 100% 2) Acid Test Ratio (Quick Ratio) Ratio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Ukurannya adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan. Ratio ini lebih tajam daripada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan jumlah hutang lancar. Pada umumnya Acid Test Ratio suatu perusahaan dianggap cukup memuaskan apabila mempunyai ratio lebih dari 150%. 23 Rumusnya adalah : Kas + Pihutang Quick ratio = ______________________ x 100% Hutang lancar 3) Perputaran Piutang Ratio ini digunakan untuk mengukur berapa kali perputaran dana yang ditanamkan dalam piutang dapat menghasilkan penjualan kredit dalam suatu periode tertentu, yang dihitung dengan cara membagi total penjualan kredit dengan piutang rata-rata. Ratio ini sebaiknya berkisar diatas lima (5) kali. Jika perputaran ini makin tinggi maka modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah sebaiknya jika semakin rendah berarti over investment dalam piutang. Rumusnya adalah : Penjualan kredit Perputaran Piutang = _________________________ Piutang rata-rata 24 4. Analisa Ratio Solvabilitas a. Pengertian Analisa Ratio Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Menurut Sofyan (2002 : 303), Solvabilitas adalah : Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Ratio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva lancar dan hutang jangka panjang. b. Alat untuk Menganalisa dan Mengintrepetasikan Ratio Solvabilitas Berikut ini beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan menurut Sofyan (2007 : 303-304) adalah sebagai berikut : 1) Ratio Utang atas Modal Ratio ini adalah perbandingan antara jumlah modal sendiri dengan jumlah hutang atau kewajiban. Ratio ini memperlihatkan bagian 25 dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang. Ratio ini menunjukkan semakin kecil tingkat ketergantungan perusahaan atas sumber modal pinjaman. Rumusnya adalah : Total Hutang Ratio Utang atas Modal = __________________ x 100% Modal Rule of the Thumb ratio ini adalah maksimal 100%, yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam dan bukan dari hutang. 2) Ratio Utang atas Aktiva Ratio ini merupakan perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ratio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya dengan seluruh yang dimiliki perusahaan. Supaya lebih aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil. Standar umum rasio ini adalah 50 % Rumusnya adalah : Total Utang Ratio Utang atas Aktiva = __________________ x 100% Total Aktiva 5. Analisa Ratio Rentabilitas a. Pengertian Analisa Ratio Rentabilitas Menurut Munawir (2004 : 33), menjelaskan pengertian dari ratio rentabilitas adalah sebagai berikut : Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunankan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu 26 perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dlam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu baik yang bersifat kualitatif secara umum, tujuan perusahaan sepanjang yang dapat diukur secara kulitatif adalah menghasilkan tingkat keuntungan perusahaan yang tersedia, sesuai dengan prinsip menjaga posisi likuiditas perusahaan yang tidak membahayakan. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal saham suatu perusahaan dengan memperbandingkan laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin bahwa perusahaan itu rendabel. Bagi manajemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. 27 b. Alat Untuk Menganalisa dan Mengintrepetasikan Ratio Rentabilitas Berikut ini diberikan beberapa ratio untuk mengukur laba yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi (rentabilitas) atau mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. 1) Return On Asset (ROA) Analisa Return On Asset dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu tehnik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (Komprehensif). Analisa ini biasanya digunakan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan operasi perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Standar umum yang dipakai adalah 9%. Rumus sebagai berikut: Laba bersih setelah pajak ROA = _____________________ x 100% Total Aktiva 2) Net Profit Margin Rasio ini mengukur kemampuan dari setiap rupiah penjualan dalam menghasilkan laba bersih, semakin besar prosentase dari rasio ini semakin baik Adapun Standar umum yang dipakai adalah 5%. 28 Rumusnya adalah sebagai berikut : Pendapatan Bersih Net Profit Margin = x 100% Penjualan Bersih 3) Gross Margin Ratio Ratio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : Laba Kotor Gross Margin Ratio = x 100% Penjualan Bersih Gross Margin Ratio merupakan suatu perbandingan yang menunjukkan hubungan antara laba kotor terhadap penjualan. Gross Margin Ratio yang semakin tinggi akan semakin baik untuk perusahaan. Standar umum adalah 25%. 4) Return on Equity Ratio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 29 Laba bersih setelah Pajak Return on Equity = x 100% Total Modal Return on Equity yaitu ratio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari pengelolaan Modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. Angka ratio yang tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi semakin baik atau cepat. Standar umum yang dipakai adalah 15%. 30