The Effect of Information Sharing and Involvement in Decision Making on the Cynicism toward Organizational Change: Active Orientation as Moderating Variable. By : 1 Iryunisma, Zaitul2, Antoni² ¹Mahasiswa Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected] Organizational Change Cynicism (OCC) is believed as a factor affecting the change performance. however, a limited study has been done in this area, especially in public sector. Therefore, this study aims to investigate the relationship between information sharing, involvent in decision making and OCC. Specifically, this study also examine the role of active orientation as moderating variable. The object of the study is Dinas Peternakan and Perikanan Kota Sungai Penuh, which a division that has just changed its structure. This study has developed four hypotheses and use 53 respondent from this dividion. By using the moderated regression analysis, we find that there is significantly effect of information sharing, involvement in decision-making on OCC. In addition, active orientation is successfully moderated the relationship between information sharing, involvement in decision making and OCC. However, information sharing has a negative effect on the OCC. This study has a practical implication in the sense that to decrease the OCC, organization can involve the staff in decision making. Keywords : Information Sharing, involvement in decision-making, active orientation and organizational change cynicism 1. Latar Belakang Peran karyawan dalam menggerakkan roda organisasi atau perusahaan sangat besar, karena meningkatnya kinerja karyawan akan meningkatkan pula kinerja organisasi. Perubahan lingkungan organisasi yang bisa berubah bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perubahan undang-undang atau peraturan, perubahan sosial dan budaya, perubahan politik dan ekonomi serta perubahan kondisi internasional. Perubahan tidak selalu dipandang positif oleh karyawan, sebagian ada yang memandang negative dan bahkan sinis terhadap perubahan tersebut. Sinisme itu dipandang perlu dalam organisasi, terutama terhadap perubahan organisasi itu sendiri karena dengan demikian manajemen suatu organisasi akan selalu melakukan pertimbangan-pertimbangan apabila akan melakukan suatu perubahan. Abraham (2000) dan Kalimo & Taris (2003) dalam Brown and Cregan (2008), menyarankan bahwa sinisme adalah defensif respon, karena dapat melindungi karyawan terhadap merasakan emosi yang kuat dan mempersiapkan mereka untuk “kegagalan yang tak terelakkan” berikutnya. Karyawan sinis memiliki peran penting dalam menentukan penyebab dari masalah organisasi. Oleh karena itu, mereka memberikan kontribusi besar untuk penentuan arah dan masalah yang diperlukan untuk perubahan organisasi (Bommer et al, 2005:. 737). Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah sikap sinis sebagian masyarakat terhadap program yang dicanangkan oleh pemerintah, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak, program dana bantuan langsung tunai untuk masyarakat miskin yang dinilai tidak ada manfaatnya bagi masyarakat itu sendiri, pengangkatan tenaga honorer menjadi pegawai negeri sipil, program konversi minyak tanah ke gas dan lain – lain. Sementara itu yang terjadi di daerah (Pemerintahan Kota Sungai Penuh), sikap sinis dari pegawai ditunjukkan akibat adanya pemekaran dan penggabungan instansi pemerintah, Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh berdiri sendiri mulai awal 1 tahun 2011 yang sebelumnya bergabung dengan Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Sungai Penuh dan berada pada satu bidang yaitu bidang Peternakan. Penggabungan dan pemekaran instansi pemerintah dinilai oleh karyawan, hanya akan merusak tatanan yang sudah ada, karena mereka merasa dengan adanya perubahan struktur instansi, berarti mereka harus memulai lagi segala sesuatunya dari awal, yang belum tentu akan memberi hasil yang lebih. Adapun total jumlah pegawai pada tahun 2012 adalah sebanyak 53 orang pegawai, yang terdiri dari 35 orang pegawai negeri sipil dan 18 orang tenaga honorer. Sedangkan daya serap anggaran bidang Peternakan pada tahun anggaran 2009 dan 2010 adalah 99,99 % atau sebanyak Rp. 101.331.450,- (Seratus satu juta tiga ratus tiga puluh satu ribu empat ratus lima puluh rupiah) dari Rp. 101.336.450,- (Seratus satu ribu tiga ratus tiga puluh enam ribu empat ratus lima puluh rupiah) dan 92,41 % atau sebanyak Rp. 2.308.504.726,- (Dua milyar tiga ratus delapan juta lima ratus empat ribu tujuh ratus dua puluh enam rupiah dari Rp. 2.498.048.466,- (Dua milyar empat ratus sembilan puluh delapan juta empat puluh delapan ribu empat ratus enam puluh enam rupiah), sementara itu daya serap anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh tahun 2011 setelah perubahan struktur adalah sebanyak 83,386% atau sebanyak Rp. 3.359.711.686,- (Tiga milyar tiga ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus sebelas ribu enam ratus delapan rupiah) dari Rp. 3.889.178.500,-. Daya serap anggaran yang tidak mencapai 100%, kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya (1) kurangnya berbagi informasi dengan karyawan, dan (2) kurangnya keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, sehingga mengakibatkan sinisme terhadap perubahan organisasi. Hal ini diduga diperkuat oleh, orientasi aktif karyawan yang rendah. Penelitian tentang sinis sangat terbatas, apalagi menjadikan sektor publik dalam hal ini satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai objek penelitiannya. Untuk itu, peneliti ingin menguji kembali penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Brown & Cregan (2008) yang berjudul Organizational Change Cynicism, The Role of Employee Involvement. Penelitian ini menggunakan Berbagi Informasi dan Keterlibatan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan sebagai variabel independen dan Orientasi Aktif sebagai variabel moderating. Berbagi informasi atau Information Sharing adalah suatu hal yang sangat diperlukan dalam suatu organisasi terutama ketika adanya perubahan dalam organisasi tersebut, hal ini untuk menghindari adanya prasangka negatif dari karyawan terhadap top manajer yang pada akhirnya nanti diharapkan memotivasi karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja mereka. Berbagi informasi akan membantu karyawan memahami alasan untuk keputusan manajemen dan melihat hal-hal dari manajemen perspektif (Wanous et al, 2000). Dean et al (1998) menyatakan bahwa ketika organisasi berbagi informasi secara tepat waktu, karyawan mungkin tidak begitu terkejut oleh perubahan organisasi, karena mereka memiliki kesempatan untuk merefleksikan keputusan manajemen yang diisyaratkan dan berdamai dengan implikasinya. Selain berbagi informasi atau Information Sharing, karyawan juga diperlukan terlibat dalam pengambilan keputusan, karena dengan demikian mereka akan merasa dibutuhkan dan diperlukan pendapatnya oleh organisasi, dengan demikian diharapkan mereka lebih bertanggungjawab dalam kinerja organisasi. Brown dan Cregan (2008) menyatakan bahwa ketika karyawan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan orientasi aktif yang tinggi, mereka lebih mungkin untuk menyatakan pandangan mereka dan memeriksa silang inisiatif manajemen. Setelah dipengaruhi proses, mereka akan mengambil tanggungjawab untuk keputusan dan kecil kemungkinan untuk mengkritik motif dan keputusan manajemen. Namun, selain melepaskan kendali, manajemen perlu mengalokasikan waktu untuk proses pengambilan keputusan, karena pendapat dari semua karyawan perlu diperhitungkan dan tidak semua karyawan memiliki pendapat yang sama sehingga dibutuhkan waktu yang lebih untuk menghasilkan sebuah keputusan yang mencerminkan pendapat mayoritas. Pentingnya orientasi aktif karyawan terhadap organisasi dinyatakan oleh Brown dan Cregan (2008) terletak pada hubungannya dengan dua iklim, yaitu Information Sharing dan Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan. Pengaruh berbagi informasi dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan pada sinisme terhadap perubahan organisasi semakin 2 tinggi ketika karyawan memiliki orientasi aktif yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Berbagi Informasi Dan Keterlibatan Dalam Pengambilan Keputusan Terhadap Sinisme Perubahan Organisasi Pada Dinas Peternakan Dan Perikanan Kota Sungai Penuh: Orientasi Aktif Sebagai Variabel Pemoderasi”. Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh berbagi informasi dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme perubahan organisasi serta pengaruh berbagi informasi dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme perubahan organisasi yang masing-masing dimoderasi oleh orientasi aktif. Adapun hypothesis penelitian ini meliputi: 1. H1:Berbagi informasi berpengaruh signifikan terhadap sinisme perubahan organisasi 2. H2:Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan berpengaruh signifikan terhadap sinisme pada perubahan organisasi 3. H3: Orientasi Aktif mempengaruhi hubungan berbagi informasi secara signifikan terhadap sinisme pada perubahan organisasi 4. H4: Orientasi Aktif mempengaruhi hubungan keterlibatan dalam pengambilan keputusan secara signifikan terhadap sinisme pada perubahan organisasi Dari paparan kerangka teori dan kajian penelitian terdahulu diatas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada penelitian ini sebagai berikut: Berbagi Informasi (X1) Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan (X2) H1 Sinisme terhadap Perubahan Organisasi H2 H3 H4 (Y) Orientasi Aktif (M) 2. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh. Menurut Sugiyono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Kuncoro (2001), populasi adalah suatu himpunan unit yang biasanya berupa orang, objek, transisi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya. Menurut Arikunto (2002:125), jika jumlah populasi yang diambil besar atau lebih dari 100, maka besar sampel dapat diambil berkisar 10% 15% atau 20% - 25% dari populasi, sebaliknya jika objek populasi yang diambil kurang dari 100 maka sebaiknya semua populasi dijadikan sampel. Data penelitian adalah data kuantitatif yang merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian kuisioner. Skor diberikan dengan skala likert, mulai dari angka 1 sampai dengan 5 tergantung dari jawaban yang diberikan oleh responden Uji instrument yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Uji F ( Hypotesis serempak ) Digunakan untuk menguji pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Apabila nilai probabilitas atau signifikan F < nilai α berarti variabel independent berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS. Uji R2 (analisis koefisien determinan) Uji ini mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Menurut Gujarati (2002), koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi Xn terhadap variabel Y, dan juga untuk mengetahui ketepatan pendekatan atas alat analisis. Adapun nilai R2 berkisar antara 0 ≤ R2 ≤ 1, makin besar nilai R2 berarti makin tepat suatu garis regresi linear yang digunakan 3 sebagai pendekatan, apabila sama dengan 1 maka pendekatan itu benar-benar sempurna. Uji t (Hypotesis parsial) Digunakan untuk menguji pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Apabila nilai probabilitas atau signifikan t < nilai α berarti variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi sebesar 5% atau 0,05, dikatakan signifikan apabila nilai signifikasi < α = 0,05 Setelah penilaian uji persyaratan dilakukan, maka langkah berikutnya adalah proses pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA), metode ini juga merupakan bagian dari analisis regresi linear berganda yang menggambarkan pengaruh variabel independen dan variabel interaksi (moderating) terhadap variabel dependen (Lie. 2009). 3. Hasil dan Pembahasan Ringkasan Hasil Analisis Moderated Regression Analysis (MRA) Model Variabel Koef. R2 Uji Kelayaka n Model F 1 2 3 Sig Sig F Konstanta 0.662 - Berbagi Informasi 0.447 0.000 0.469 22.089 0.000 Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan 0.323 0.005 Konstanta 0.442 - Berbagi Informasi 0.520 0.002 Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan 0.292 0.009 Orientasi Aktif 0.232 0.039 Konstanta 0.473 - Berbagi Informasi 0.216 0.047 0.514 17.267 0.000 Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan 0.180 Orientasi Aktif 0.082 0.409 Moderasi X1 dengan X3 0.080 0.047 Moderasi X2 dengan X3 0.094 0.010 0.063 0.664 18.615 0.000 Pembahasan akan diawali dengan gambaran karakteristik responden, uji instrumen yang meliputi uji validitas dan reliabilitas, serta dilanjutkan dengan deskripsi variabel-variabel penelitian. Tahap berikutnya adalah pengujian hipotesis penelitian, namun sebelumnya akan dilakukan pengujian persyaratan analisis (asumsi klasik) yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu program SPSS 21 (Statistical Product and Service Solutions) Pengujian Hipotesis Model 1 Nilai koefisien regresi berbagi informasi (X1) adalah 0,447 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa berbagi informasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap sinisme perubahan organisasi (Y), dengan demikan hipotesis H1 penelitian ini dapat diterima. Nilai koefisien regresi keterlibatan pengambilan keputusan (X2) adalah 0,323 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa keterlibatan pengambilan keputusan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap sinisme perubahan organisasi (Y), hal ini juga menunjukkan hipotesis H2 penelitian ini dapat diterima. Berdasarkan penjelasan hasil regresi linear berganda di atas, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e Y = 0,662 + 0,447X1 + 0,323X2 + e Model 2 Berdasarkan hasil analisis MRA pada Tabel. 4.13 di atas : Model kedua ini menjelaskan pengaruh faktor berbagi informasi (X1), Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan (X2) dan Orientasi aktif (X3) terhadap sinisme perubahan organisasi (Y), dengan persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = 0,442 + 0,352X1 + 0,292X2 + 0,232X3 + e Model 3 Nilai koefisien regresi berbagi informasi (X4) yang merupakan variabel interaksi X1 4 dengan X3 adalah sebesar 0,080 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047. Dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel interaksi berbagi informasi (X1) dengan variabel orientasi aktif (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap sinisme perubahan organisasi (Y), hal ini menunjukkan hipotesis H3 penelitian ini dapat diterima. Dengan kata lain varibel moderasi atau orientasi aktif (X3) mampu memperkuat hubungan interaksi variabel independen atau berbagi informasi (X1) dalam mempengaruhi variabel dependen atau sinisme terhadap perubahan organisasi (X4). Nilai koefisien regresi berbagi informasi (X5) yang merupakan variabel interaksi X2 dengan X3 adalah sebesar 0,094 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010. Dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel interaksi Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan (X2) dengan variabel orientasi aktif (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap sinisme perubahan organisasi (Y), hal ini juga menunjukkan hipotesis H4 penelitian ini dapat diterima. Dengan kata lain varibel moderasi atau orientasi aktif (X3) mampu memperkuat hubungan interaksi variabel independen atau keterlibatan dalam pengambilan keputusan (X2) dalam mempengaruhi variabel dependen atau sinisme terhadap perubahan organisasi (X4). Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + + b3X1*X3 + b3X2*X3 + e Y = 0,473 + 0,216X1 + 0,180X2 + 0,082X3 + 0,080X1X3 + 0,094X2X3 + e Pengujian dan Pembahasan Hipotesis Pada tahap ini pengujian hipotesis akan dinilai dengan menggunakan nilai t dan tingkat signifikansi yang dihasilkan dari hasil analisis regresi, yaitu untuk melihat pengaruh dari masing-masing (Parsial) variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) dan tingkat signifikan yang ada dari hasil analisis regresi dan dibandingkan dengan alpha 0.05 yang merupakan kesalahan menolak data. Hasil pengujian hipotesis akan diuraikan sebagai berikut : Pengaruh Berbagi Informasi terhadap Sinisme Perubahan Organisasi Pengujian hipotesis pertama ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan positif berbagi informasi terhadap sinisme perubahan organisasi pada pegawai Dinas Perternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh, atau untuk menilai kemampuan variabel berbagi informasi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap sinisme perubahan organisasi. Pengujian hipotesis ini dijelaskan oleh model pertama, yaitu sebelum adanya pengaruh variabel orientasi aktif dan masing-masing interaksi berbagi informasi dengan orientasi aktif dan interaksi keterlibatan dalam pengambilan keputusan dengan orientasi aktif. Dari hasil temuan di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel berbagi informasi dalam pengukuran hipotesis ini menunjukan bahwa pendistribusian informasi yang dilakukan oleh pimpinan atau atasan terhadap perubahan yang dilakukan dalam organisasi memiliki pengaruh terhadap perilaku atau sikap pegawai berupa sinisme perubahan organisasi yang dilakukan tersebut. Hal ini disebabkan informasi yang diberikan tersebut telah mempengaruhi keluasan otonomi pegawai dalam memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya. Temuan penelitian ini juga relevan dengan hasil penilaian tingkat capaian jawaban terhadap variabel berbagi informasi, dimana hasil penilaian secara keseluruhan menunjukkan bahwa telah cukup tinggi, dalam arti pimpinan organisasi memberikan dorongan atau dukungan terhadap pegawai dalam melakukan perubahan sehubungan pelaksanaan pekerjaan atau setiap pegawai dapat menerima atau memberikan informasi, baik yang berhubungan dengan pekerjaan berupa teknis pelaksanaan pekerjaan maupun yang bersifat non teknis. Namun temuan ini juga masih relatif rendah dari kategori tinggi atau baik menurut klasifikasi Arikunto (2002), hal ini menujukkan bahwa sebagian informasi lain masih ditahan atau tidak diberikan oleh pimpinan kepada pegawai terkait keputusan atau kebijakan ayng dilakukan dalam setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Cregan (2008) menunjukkan bahwa berbagi informasi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap sinisme pada perubahan organisasi, namun memiliki perbedaan dengan arah hubungan atau pengaruh kedua variabel yaitu 5 berslop negatif. Hal ini semata-mata disebabkan oleh perbedaan objek organisasi, dimana penelitian ini dilakukan terhadap organisasi sektor public, yang lebih menekankan pelayanan terhadap masyarakat ketimbang mencari keuntungan sebagaimana organisasi yang berorientasi pada profit atau keuntungan. Namun demikian, Johnson dan O’LearyKelly dalam Brown dan Cregan (2008) melaporkan bahwa sikap sinis karyawan terhadap majikan tidak mempengaruhi prestasi kerja mereka, perilaku organisasi kewarganegaraan mereka atau tingkat ketidakhadiran mereka. Interpretasi yang menempatkan alternatif temuan tersebut bahwa sinisme adalah "apatis berbasis reaksi ". Meskipun karyawan sinis, merasa kecewa dan perasaan kurang positif terhadap organisasi mereka, "mereka tidak bertingkah atas ketidaksenangan ini dalam perilaku yang mempengaruhi kinerja organisasi secara langsung " Pengaruh Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan terhadap Sinisme Perubahan Organisasi Pengujian hipotesis berikut ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan positif keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme perubahan organisasi pada pegawai Dinas Perternakan dan Perikanan Kota Sungai penuh. Pengujian hipotesis ini juga dijelaskan oleh model pertama, yaitu sebelum adanya pengaruh variabel orientasi aktif dan masing-masing interaksi berbagi informasi dengan orientasi aktif dan interaksi keterlibatan dalam pengambilan keputusan dengan orientasi aktif Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa keterlibatan atau peran pegawai dalam pengambilan keputusan memiliki dampak terhadap sikap atau perilaku pegawai berupa sinisme dalam perubahan organisasi yang dilakukan. Hal ini menunjukkan semakin luas peran dan keterlibatan pegawai dalam penentuan kebijakan atau keputusan dalam setiap perubahan yang terjadi di organisasi telah menimbulkan kesan ketidak percayaan sebagian pegawai atau pimpinan yang ada dalam organisasi. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kekhawatiran atau kesan jika keterlibatan pegawai dalam menentukan keputusan secara luas atau penuh akan mengakibatkan rendahnya capaian atau target pekerjaan yang akan dibuat atau diputuskan dalam setiap program atau rencana kerja yang akan dilakukan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Cregan (2008) yang merumuskan bahwa keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dikaitkan dengan rendahnya tingkat sinisme pada perubahan organisasi menunjukkan pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan berdampak terhadap terjadinya ketidakpercayaan organisasi atau sinisme pada perubahan yang terjadi dalam organisasi. Pengaruh Orientasi Aktif sebagai Pemoderasi antara Hubungan Berbagi Informasi dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap Sinisme Perubahan Organisasi Untuk menjelaskan kedua pengaruh variabel ini yaitu pengaruh orientasi aktif sebagai pemoderasi antara hubungan berbagi informasi dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme pada perubahan organisasi. Untuk menjawab hipotesis ini akan digunakan hasil analisis MRA pada Model ketiga yang terdapat pada Tabel 4.13, berikut pembahasan masing-masing variabel : Pengaruh Hubungan Berbagi Informasi terhadap Sinisme Perubahan Organisasi yang dimoderasi oleh Orientasi Aktif Pengujian hipotesis berikut ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah orientasi aktif mempengaruhi hubungan berbagi informasi secara signifikan positif terhadap sinisme perubahan organisasi pada pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai penuh. Hasil temuan ini juga menemukan pengaruh dengan arah pengaruh berslope positif. Hal ini menunjukkan, jika terjadi peningkatan berbagi informasi yang dilakukan dan diterima pegawai dalam pelaksanaan pekerjaannya maka akan meningkatkan peran atau orientasi aktif pegawai tersebut dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya dapat meningkatkan juga rasa sinisme atau ketidak percayaan organisasi atau lingkungan kerja terhadap peran pegawai dalam perumusan perubahan yang dilakukan oleh organisasi. 6 Sebaliknya jika terjadi penurunan berbagi informasi yang diterima atau diberikan pegawai dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka juga akan menurunkan orientasi aktif yang dimiliki pegawai yang pada akhirnya akan menurunkan ketidakpercayaan atau sinisme perubahan yang terjadi di organisasi. Berdasarkan penjelasan atas temuan di atas, dapat dijelaskan bahwa dukungan terhadap penyebaran informasi yang diberikan pimpinan terhadap pegawai atau bawahan dalam setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi akan semakin meningkatkan sinisme perubahan organisasi dengan adanya orientasi aktif yang dimiliki pegawai dalam perubahan organisasi atau peran yang semakin baik bagi pegawai dalam menentukan perumusan atau materi perubahan yang terjadi dalam organisasi tersebut. Dengan kata lain variabel orientasi aktif mampu memoderasi atau meningkatkan pengaruh berbagi informasi terhadap sinisme perubahan organisasi. Temuan ini juga sejalan dengan hasil penilaian tingkat capaian terhadap jawaban responden (TCR) untuk variabel berbagi informasi dan orientasi aktif, di mana secara keseluruhan variabel berbagi informasi terlihat sudah cukup baik, dalam arti organisasi memberikan dorongan atau dukungan kepada pegawainya dalam penyebaran informasi, namun hasil ini juga masih belum optimal dengan kata lain organisasi atau pimpinan belum sepenuhnya memberikan informasi yang ada sehubungan dengan setiap perubahan atau rencana kebijakan yang akan dilakukan. Sebaliknya untuk variabel orientasi aktif terlihat, secara umum ditemukan rendahnya sikap dan perilaku atau usaha yang diperlihatkan oleh pegawai dalam keikutsertaannya dalam setiap upaya perubahan yang akan dilakukan organisasi. Indikasi ini menunjukkan rendahnya ketidakpuasan atau sinisme yang ada dalam diri pegawai sehubungan dengan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Brown dan Cregan (2008) menunjukkan bahwa orientasi aktif mempengaruhi hubungan berbagi informasi secara signifikan terhadap sinisme perubahan organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh berbagi informasi akan semakin kuat dalam menentukan tingkat sinisme pada perubahan organisasi, jika semakin tinggi orientasi aktif yang dimiliki pegawai dalam keterlibatannya dalam setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi. Pengaruh Orientasi aktif sebagai Pemoderasi antara Hubungan Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan terhadap Sinisme Perubahan Organisasi Pengujian hipotesis ini juga bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah Orientasi aktif mempengaruhi hubungan keterlibatan dalam pengambilan keputusan secara signifikan positif terhadap sinisme perubahan organisasi pada pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh. Penilaian kedua hipotesis ini menggunakan model analisis ketiga. Berdasarkan temuan hipotesis di atas dapat dijelaskan bahwa keterlibatan atau peran pegawai dalam setiap pengambilan keputusan sehubungan dengan perubahan yang dilakukan dalam organisasi akan memberikan dampak terhadap peningkatan capaian yang akan diperoleh pegawai dalam bekerja, namun peran ini juga akan meningkatkan sinisme dalam perubahan organisasi dengan adanya keterlibatan atau peran yang semakin baik dari pegawai tersebut sehubungan dengan adanya indikasi atau keinginan pegawai untuk menurunkan capaian atau target pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya dalam bekerja. Untuk itu dibutuhkan orientasi yang maskimal dari pegawai untuk meningkatkan peran aktifnya dalam keterlibatannya setiap pengambilan keputusan yang ada dalam organisasi. Sesuai dengan hasil penilaian tingkat capaian terhadap jawaban responden (TCR) untuk variabel keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan orientasi aktif, di mana secara keseluruhan penilaian variabel keterlibatan dalam pengambilan keputusan menyimpulkan, bahwa peran dan keterlibatan pegawai dalam hal setiap perubahan yang terjadi dalam menentukan keputusannya masih relatif rendah. Dalam arti pimpinan dan organisasi meminimalkan peran aktif pegawai dalam keterlibatan pengambilan keputusan sebaliknya untuk variabel orientasi aktif terlihat, secara umum ditemukan rendahnya sikap dan perilaku atau usaha yang diperlihatkan oleh pegawai dalam keikutsertaannya dalam setiap upaya perubahan yang akan dilakukan organisasi. Temuan ini juga menunjukan rendahnya 7 ketidakpuasan atau sinisme yang ada dalam diri pegawai sehubungan dengan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Brown dan Cregan (2008) menunjukkan bahwa orientasi aktif mempengaruhi hubungan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan secara signifikan terhadap sinisme. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh keterlibatan dalam pengambilan keputusan akan semakin kuat dalam menentukan tingkat sinisme pada perubahan organisasi, jika semakin tinggi orientasi aktif yang dimiliki pegawai dalam keterlibatannya pada setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi. 4. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil hipotesis pertama pada penelitian ini, menemukan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif berbagi informasi terhadap sinisme perubahan organisasi pada Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh pada kesalahan menolak data sebesar 0.05, dengan demikian hipotesis ini dapat diterima. Di mana arah pengaruh kedua variabel ini berslop positif, temuan penelitian ini sejalan dan memberikan penguatan pada hasil penelitian terdahulu. Temuan hipotesis kedua pada penelitian ini, menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme perubahan organisasi pada Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh pada kesalahan menolak data sebesar 0.05, dengan demikian hipotesis ini dapat diterima. Di mana arah pengaruh kedua variabel ini juga berslop positif, temuan penelitian ini juga konsisten dan memberikan penguatan pada hasil penelitian terdahulu. Temuan empiris hipotesis ketiga pada penelitian ini, menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif berbagi informasi terhadap sinisme pada perubahan organisasi yang dimoderasi oleh orientasi aktif pada Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh pada kesalahan menolak data sebesar 0.05, dengan demikian hipotesis ini dapat diterima. Di mana arah pengaruh kedua variabel ini juga berslop positif, hasil penelitian ini juga relevan dan memberikan penguatan pada hasil penelitian terdahulu. Studi empiris untuk hipotesis keempat pada penelitian ini, menemukan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme pada perubahan organisasi yang dimoderasi oleh orientasi aktif pada Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh pada kesalahan menolak data sebesar 0.05, dengan demikian hipotesis ini juga dapat diterima. Di mana arah pengaruh kedua variabel ini juga berslop positif, temuan ini sejalan dan memberikan penguatan pada hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan hipotesis yang telah dilakukan di atas, dapat direkomendasikan beberapa implikasi penelitian yang mungkin menjadikan masukan atau solusi bagi pihak - pihak terkait dalam pengambalian keputusan sesuai dengan variabel penelitian yang ada, sebagai berikut : Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada literatur penelitian dan kepustakaan pada penelitian-penelitian yang akan datang, khususnya studi yang berkaitan dengan pengaruh berbagi informasi dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme pada perubahan organisasi di Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh : dengan orientasi aktif sebagai variabel pemoderasi. Hasil penelitian ini berhasil mengkonfirmasi temuan hasil penelitian terdahulu dan memberikan pemahaman baru tentang pengaruh berbagi informasi dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme pada perubahan organisasi di Dinas Peternakan Dan Perikanan Kota Sungai Penuh : dengan orientasi aktif sebagai variabel pemoderasi, dimana secara teoritis hasil penelitian ini masih konsisten dan sejalan dengan hasil penelitian terdahulu. Bagi pihak-pihak terkait dan birokrasi terkait seperti Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh, penelitian menghasilkan implikasi yang dapat digunakan untuk sebagai bahan pertimbangan dan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan, sebagai berikut : Untuk variabel Sinisme perubahan organisasi, sehubungan dengan temuan atas tingkat capaian jawaban responden (TCR) yang 8 ditemukan masih rendah dalam hal perubahan atau pemekaran organisasi yang dilakukan pada waktu silam atau terkait dengan kebijakan atau keputusan yang dibuat, pimpinan organisasi harus benar-benar dapat memberikan kepercayaan dan pengertian yang tinggi kepada seluruh pegawai, bahwasannya kebijakan atau keputusan yang diambil sehubungan masalah diatas bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan dan pelayanan yang prima kepada masyarakat baik secara efektif maupun efisien dalam membantu jalannya roda pemerintahan. Untuk itu program kerja dan rencana kerja yang akan diproritaskan memang harus merangkuh semua kepentingan yang ada dengan melibatkan seluruh pegawai atau SDM yang ada dalam setiap keputusan atau kebijakan yang akan dibuat, melalui berbagi informasi, keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan orientasi aktif pegawai dalam berpratisipasi dan berkontribusi dalam menentukan perubahan tersebut. Oleh karena itu semua arahan dan petunjuk kegiatan harus selalu dapat dijabarkan dalam bentuk komunikasi dan koordinasi yang efektif terhadap semua pegawai dalam memaksimalkan hasil yang akan dicapai. Evaluasi dan pengawasan harus senantiasa dilakukan untuk dapat menilai seberapa jauh capaian dari target yang telah ditentukan sekaligus untuk mengetahui hambatan dan rintangan kerja yang ada dengan jalan memberikan solusi dan tindakan cepat serta tepat dalam perbaikannya. Kemudian penilaian untuk variabel berbagi informasi, hasil penilaian tingkat jawaban responden telah memperlihatkan hasil yang cukup baik, namun kondisi ini juga perlu dioptimalkan melalui saluran atau saran informasi, seperti diskusi, komunikasi maupun koordinasi serta dapat juga melalui pengadaan sistim teknologi informasi yang harus dibangun dalam instansi. Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan dan kepastian untuk dapat mengakses informasi ataupun data yang diperlukan oleh karyawan atau pegawai dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan atau tugas yang telah diberikan organisasi. Di samping itu pimpinan organisasi harus dapat menjamin transparansi semua informasi yang ada sehubungan dengan peubahan atau kebijakan yang telah diputusan atau yang berkembang dalam organisasi. Selain itu pimpinan juga diharapkan dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis melalui hubungan interpersonal yang tinggi antar sesame pegawai maupun dengan unit-unit organisasi lain yang terkait dengan kerja sama yang terjadi dari kedua organisasi. Selanjutnya pimpinan juga diharapkan dapat memberikan kepercayaan atau otonomi dalam bekerja secara baik bagi bahawan dalam memaksimalkan dan mengefektifkan pelaksanaan dan penyelesaian tugas dan pekerjaan bawahan. Implikasi untuk keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan, hasil tingkat capaian jawaban responden juga menunjukan bahwa masih rendahnya partisipasi dan kontribusi yang diberikan pimpinan dan organisasi bagi pegawai untuk ikut serta dalam menentukan, merumuskan seluruh kebijakan dan inovasi yang dilakukan organisasi terkait dengan pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu pimpinan perlu memberikan ruang yang maksimal kepada pegawai untuk dapat berperan secara aktif dalam memberikan masukan dan pertimbangan dalam setiap perumusan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, hal ini akan dapat memaksimalkan pekerjaan yang akan dicapai, sebab pelaksanaannya tentu yang lebih mengetahuinya adalah pegawai itu sendiri. Selain itu pimpinan juga diharapkan memiliki kepercayaan atau otonomi yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pegawai dalam hal membuat keputusan dan menentukan metode atau strategi dalam menentukan pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang tentunya selaluio berpedoman dengan standar teknis yang ada dan koordinasi dengan pimpinan. Selanjutnya implikasi untuk orientasi aktif pegawai, hasil penilaian variabel ini juga mengindikasikan masih rendahnya sikap dan dukungan perilaku yang ditunjukkan atau yang diberikan pegawai dalam perannya terhadap usaha perubahan yang dilakukan baik untuk dirinya maupun untuk organisasi. Rendahnya inisiatif untuk orientasi aktif ini, dapat disebabkan oleh rendahnya kepuasan dan kekecewaan terhadap organisasi. Baik yang menyangkut tentang kesejahteraan ataupun yang berhubugnan dengan pengembangan karir yang ada. Untuk itu pimpinan dalam hal ini benarbenar harus memperhatikan dan memperbaiki permasalahan ini menjadi lebih baik, sehingga perubahan atau kebijakan yang akan dibuat akan dapat didukung oleh pegawai secara maksimal. Selain itu pimpinan juga diharapkan mampu menampung inspirasi pegawai baik dalam 9 bentuk masukan ataupun kritikan dalam hal untuk memperbaiki atau mendukung pelaksanaan pekerjaan yang lebih produktif dalam mencapai kinerja dan tujuan organisasi. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan hipotesis diatas, peneliti mengakui bahwa hasil yang telah dicapai ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki keterbatasanketerbatasan yang mungkin akan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dengan demikian peneliti mengharapkan, agar keterbatasan dan kekurangan ini dapat menjadi perhatian dan diperbaiki oleh peneliti-peneliti yang akan datang. Di mana keterbatasanketerbatasan tersebut meliputi : Penggunaan media kuisioner dalam pengumpulan data responden mempunyai kelemahan yang menimbulkan terjadinya pembiasan perseptual yaitu perbedaan responden yang satu dengan yang lain dalam memandang dan menilai suatu variabel, sehingga peneliti dalam hal ini tidak dapat mengendalikan jawaban dari masing-masing responden. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat menggunakan dan mencari metode lain dalam pengumpulan data penelitian. Penelitian ini memiliki jumlah sampel penelitian yang masih relatif kecil yaitu sebanyak sebanyak 53 orang pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh, rendahnya jumlah sampel ini belum mengeneralisasi secara maksimal hasil penelitian ini, oleh karena itu kepada peneliti yang akan datang diharapkan dapat memperluas jumlah populasi dan sampel penelitian, dengan cara menetapkan objek penelitian lebih dari satu unit atau badan organisasi, yang dengan otomastis akan menjadikan jumlah populasi dan sampel menjadi lebih besar, sehingga populasi dan sampel akan lebih besar dalam mewakili hasil penelitian secara maksimal. Hasil penelitian ini mengindikasikan, masih terdapatnya faktor lain yang juga dapat menjelaskan dan mempengaruhi variabel sinisme pada perubahan organisasi selain dari variabel berbagi informasi, keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan orientasi aktif yang peneliti teliti ini. Untuk itu kepada penelitipeneliti yang akan datang diharapkan mampu mengembangkan dan memperluas model penelitian ini dengan menambahkan beberapa faktor-faktor atau variabel yang diyakini dapat mempengaruhi variabel sinisme pada perubahan organisai dalam setiap perubahan atau kebijakan yang diambil oleh organisasi. DAFTAR PUSTAKA Al-Aiban, Khalid, M dan Pearce (1993), The Influence of Values on Management Practice International Studies of management & Organizational Algifari, (2002). Statistik Induktif, Yogyakarta: UPP AMP YKPN Andersson, L. M. 1996. Employee Cynicism: An examination Using a Contract Violation Framework. Human Relations, 49, 1395-1418 Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsawan, I. W. G., & Wirga I. W. (2012). Keterlibatan Karyawan; Strategi Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. 8 (3). Fahmi, I. (2011). Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi (edisi Bandung: Alfabeta. Berneth, Jeremy, B., Armenakis, Achilles, A., Field, Hubert, S., & Walker, H. 2007. Justice, cynicism, and Commitment A Study of Important Organizational Change Variabels. The Journal of Applied Behavioral Science, 303-326. Bommer, W. H., Rich, G. A., & Rubin, R. S. (2005). Changing attitudes about change: Longitudinal effects of transformational leader behavior on employee cynicism about organizational change. Journal of Organizational Behavior, 26, 733–753. Brown M & Cregan C. 2008. Human Research Management. Winter 2008, Vol. 47, No. 4, Pp.667-686, Wiley Periodeicals, Inc. Cabrera, E. F., Ortega, J., & Cabrera, A. 2003. An exploration of the factors that influence employee participation in Europe. Journal of World Business, 38(1), 43–54. Dean, J. W., Brandes, P., & Dharwadkar, R. 1998. Organizational Cynicism: Academy of Management Review, 23, 341-352. Frijda, N.H. 1986. The Emotions. Cambridge, MA : Cambridge University Press. Ferdinand, Augusty. 2002. Sructural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Semarang : Penerbit 10 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Indonesia Kuncoro M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis? Erlangga. Jakarta. Ledford, G. E., & Lawler, E. E. 1994. Research on Employee Participation: Beating a dead horse? Academy of Management Review, 19, 633-636. Miller, K. I., & <onge, P. R. 1996. Participation, Satisfaction, and Produtivity: A Metaanalytic Rview. Academy of Management Journal, 29, 727-753. Malhotra Naresh K, 1993. Marketing Research and Applied Orientation. USA: Prentice Hall International. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 1975. Workers’ participation: Final report of an international management seminar convened by the OECD. Versailles, France: Author. Parnell, J.A., Bell, E. D., & Taylor, R. 1992. The Propensity for Partisipative Management: A Conceptual and Empirical Analysis. Mid-Atlantic Journal of Business, 28 (1), 31. Reichers, A. E., Wanous, J.P. & Austin, J. T. 1997. Understanding and Managing Cynicism About Organizational Change. Academy of Management Executive, 11 (1), ss. 48-59. 41] Sekaran, Uma. 1992, Research Methods for Business : Skill Building Approach;2nd Edition, John Wiley & Sons, Inc. Shapiro, E.C. 1996. The “glow and tingle” audit. The Wall Street Journal, January 26. Spreizer, G. 1995. Psychological Empowerment in The Workplace: Dimensions, Measurement and Validation. Academy of Management Journal, 38, 1442-1464. Strauss, G. 1998. An overview. In F. Heller (Ed.), Organisational participation: Myth and reality (pp.8–39). Oxford, UK: Oxford University Press. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung Tesluck, P. E., Vance, R. J., & Mathieu, J. E. (1999). Examining employee involvement in the context of participative work environments. Group and Organization Management, 24, 271–299. Wagner, J. A., Leana, C. R., Locke, E. A., & Schweiger, D.M. 1997. Cognitive and Motivational Frameworks in U.S Research on Participation: A Meta Analysis of Primary Effects. Journal of Organizational Behavior, 18 (7), 49-65. Wanous, J. P., Reichers, A. E., & Austin, J. T. 2000. Cynicism about organizational change. Group and Organization Management, 25(2), 132–153 Zamzam MW & Noor Azila MN. 2011. Pengaruh Sokongan Sosial Terhadap Sinisisme Perubahan Organisasi International Conference On Management (Icm 2011) Proceeding 11