The Effect of Information Sharing and Involvement in Decision

advertisement
The Effect of Information Sharing and Involvement in
Decision Making on the Cynicism toward Organizational Change: Active
Orientation as Moderating Variable.
By :
1
Iryunisma, Zaitul2, Antoni²
¹Mahasiswa Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
²Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
E-mail : [email protected]
Organizational Change Cynicism (OCC) is believed as a factor affecting the change performance.
however, a limited study has been done in this area, especially in public sector. Therefore, this
study aims to investigate the relationship between information sharing, involvent in decision
making and OCC. Specifically, this study also examine the role of active orientation as moderating
variable. The object of the study is Dinas Peternakan and Perikanan Kota Sungai Penuh, which a
division that has just changed its structure. This study has developed four hypotheses and use 53
respondent from this dividion. By using the moderated regression analysis, we find that there is
significantly effect of information sharing, involvement in decision-making on OCC. In addition,
active orientation is successfully moderated the relationship between information sharing,
involvement in decision making and OCC. However, information sharing has a negative effect on
the OCC. This study has a practical implication in the sense that to decrease the OCC, organization
can involve the staff in decision making.
Keywords : Information Sharing, involvement in decision-making, active orientation and
organizational change cynicism
1. Latar Belakang
Peran karyawan dalam menggerakkan
roda organisasi atau perusahaan sangat besar,
karena meningkatnya kinerja karyawan akan
meningkatkan
pula
kinerja
organisasi.
Perubahan lingkungan organisasi yang bisa
berubah bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah perubahan undang-undang
atau peraturan, perubahan sosial dan budaya,
perubahan politik dan ekonomi serta perubahan
kondisi internasional. Perubahan tidak selalu
dipandang positif oleh karyawan, sebagian ada
yang memandang negative dan bahkan sinis
terhadap perubahan tersebut.
Sinisme itu dipandang perlu dalam
organisasi, terutama terhadap perubahan
organisasi itu sendiri karena dengan demikian
manajemen suatu organisasi akan selalu
melakukan pertimbangan-pertimbangan apabila
akan melakukan suatu perubahan. Abraham
(2000) dan Kalimo & Taris (2003) dalam
Brown and Cregan (2008), menyarankan bahwa
sinisme adalah defensif respon, karena dapat
melindungi karyawan terhadap merasakan
emosi yang kuat dan mempersiapkan mereka
untuk “kegagalan yang tak terelakkan”
berikutnya.
Karyawan sinis memiliki peran penting
dalam menentukan penyebab dari masalah
organisasi.
Oleh karena itu, mereka
memberikan kontribusi besar untuk penentuan
arah dan masalah yang diperlukan untuk
perubahan organisasi (Bommer et al, 2005:.
737).
Fenomena yang terjadi di Indonesia
adalah sikap sinis sebagian masyarakat terhadap
program yang dicanangkan oleh pemerintah,
seperti kenaikan harga bahan bakar minyak,
program dana bantuan langsung tunai untuk
masyarakat miskin yang dinilai tidak ada
manfaatnya bagi masyarakat itu sendiri,
pengangkatan tenaga honorer menjadi pegawai
negeri sipil, program konversi minyak tanah ke
gas dan lain – lain.
Sementara itu yang terjadi di daerah
(Pemerintahan Kota Sungai Penuh), sikap sinis
dari pegawai ditunjukkan akibat adanya
pemekaran
dan
penggabungan
instansi
pemerintah, Dinas Peternakan dan Perikanan
Kota Sungai Penuh berdiri sendiri mulai awal
1
tahun 2011 yang sebelumnya bergabung dengan
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan Kehutanan Kota Sungai Penuh
dan berada pada satu bidang yaitu bidang
Peternakan.
Penggabungan dan pemekaran
instansi pemerintah dinilai oleh karyawan,
hanya akan merusak tatanan yang sudah ada,
karena mereka merasa dengan adanya
perubahan struktur instansi, berarti mereka
harus memulai lagi segala sesuatunya dari awal,
yang belum tentu akan memberi hasil yang
lebih. Adapun total jumlah pegawai pada tahun
2012 adalah sebanyak 53 orang pegawai, yang
terdiri dari 35 orang pegawai negeri sipil dan 18
orang tenaga honorer.
Sedangkan daya serap anggaran bidang
Peternakan pada tahun anggaran 2009 dan 2010
adalah 99,99 % atau sebanyak Rp.
101.331.450,- (Seratus satu juta tiga ratus tiga
puluh satu ribu empat ratus lima puluh rupiah)
dari Rp. 101.336.450,- (Seratus satu ribu tiga
ratus tiga puluh enam ribu empat ratus lima
puluh rupiah) dan 92,41 % atau sebanyak Rp.
2.308.504.726,- (Dua milyar tiga ratus delapan
juta lima ratus empat ribu tujuh ratus dua puluh
enam rupiah dari Rp. 2.498.048.466,- (Dua
milyar empat ratus sembilan puluh delapan juta
empat puluh delapan ribu empat ratus enam
puluh enam rupiah), sementara itu daya serap
anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kota
Sungai Penuh tahun 2011 setelah perubahan
struktur adalah sebanyak 83,386% atau
sebanyak Rp. 3.359.711.686,- (Tiga milyar tiga
ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus
sebelas ribu enam ratus delapan rupiah) dari Rp.
3.889.178.500,-. Daya serap anggaran yang
tidak mencapai 100%, kemungkinan disebabkan
oleh beberapa hal, di antaranya (1) kurangnya
berbagi informasi dengan karyawan, dan (2)
kurangnya keterlibatan karyawan dalam
pengambilan
keputusan,
sehingga
mengakibatkan sinisme terhadap perubahan
organisasi. Hal ini diduga diperkuat oleh,
orientasi aktif karyawan yang rendah.
Penelitian tentang sinis sangat terbatas,
apalagi menjadikan sektor publik dalam hal ini
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai
objek penelitiannya. Untuk itu, peneliti ingin
menguji kembali penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Brown & Cregan (2008)
yang berjudul Organizational Change Cynicism,
The Role of Employee Involvement. Penelitian
ini menggunakan Berbagi Informasi dan
Keterlibatan Karyawan dalam Pengambilan
Keputusan sebagai variabel independen dan
Orientasi Aktif sebagai variabel moderating.
Berbagi informasi atau Information
Sharing adalah suatu hal yang sangat diperlukan
dalam suatu organisasi terutama ketika adanya
perubahan dalam organisasi tersebut, hal ini
untuk menghindari adanya prasangka negatif
dari karyawan terhadap top manajer yang pada
akhirnya
nanti
diharapkan
memotivasi
karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja
mereka. Berbagi informasi akan membantu
karyawan memahami alasan untuk keputusan
manajemen dan melihat hal-hal dari manajemen
perspektif (Wanous et al, 2000).
Dean et al (1998) menyatakan bahwa
ketika organisasi berbagi informasi secara tepat
waktu, karyawan mungkin tidak begitu terkejut
oleh perubahan organisasi, karena mereka
memiliki kesempatan untuk merefleksikan
keputusan manajemen yang diisyaratkan dan
berdamai dengan implikasinya.
Selain
berbagi
informasi
atau
Information Sharing, karyawan juga diperlukan
terlibat dalam pengambilan keputusan, karena
dengan demikian mereka akan merasa
dibutuhkan dan diperlukan pendapatnya oleh
organisasi, dengan demikian diharapkan mereka
lebih
bertanggungjawab
dalam
kinerja
organisasi.
Brown dan Cregan (2008)
menyatakan bahwa ketika karyawan memiliki
kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan dan orientasi aktif yang tinggi,
mereka lebih mungkin untuk menyatakan
pandangan mereka dan memeriksa silang
inisiatif manajemen.
Setelah dipengaruhi
proses, mereka akan mengambil tanggungjawab
untuk keputusan dan kecil kemungkinan untuk
mengkritik motif dan keputusan manajemen.
Namun, selain melepaskan kendali,
manajemen perlu mengalokasikan waktu untuk
proses pengambilan keputusan, karena pendapat
dari semua karyawan perlu diperhitungkan dan
tidak semua karyawan memiliki pendapat yang
sama sehingga dibutuhkan waktu yang lebih
untuk menghasilkan sebuah keputusan yang
mencerminkan pendapat mayoritas.
Pentingnya orientasi aktif karyawan
terhadap organisasi dinyatakan oleh Brown dan
Cregan (2008) terletak pada hubungannya
dengan dua iklim, yaitu Information Sharing
dan
Keterlibatan
dalam
Pengambilan
Keputusan. Pengaruh berbagi informasi dan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan pada
sinisme terhadap perubahan organisasi semakin
2
tinggi ketika karyawan memiliki orientasi aktif
yang tinggi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Berbagi
Informasi Dan Keterlibatan Dalam Pengambilan
Keputusan Terhadap Sinisme Perubahan
Organisasi Pada Dinas Peternakan Dan
Perikanan Kota Sungai Penuh: Orientasi Aktif
Sebagai Variabel Pemoderasi”.
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang
telah
dikemukakan
sebelumnya,
maka
perumusan masalah pada penelitian ini adalah
untuk melihat pengaruh berbagi informasi dan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
terhadap sinisme perubahan organisasi serta
pengaruh berbagi informasi dan keterlibatan
dalam pengambilan keputusan terhadap sinisme
perubahan organisasi yang masing-masing
dimoderasi oleh orientasi aktif.
Adapun hypothesis penelitian ini meliputi:
1. H1:Berbagi informasi berpengaruh signifikan
terhadap sinisme perubahan organisasi
2. H2:Keterlibatan
karyawan
dalam
pengambilan
keputusan berpengaruh
signifikan terhadap sinisme pada perubahan
organisasi
3. H3: Orientasi Aktif mempengaruhi hubungan
berbagi informasi secara signifikan terhadap
sinisme pada perubahan organisasi
4. H4: Orientasi Aktif mempengaruhi hubungan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
secara signifikan terhadap sinisme pada
perubahan organisasi
Dari paparan kerangka teori dan kajian
penelitian terdahulu diatas, maka dapat
digambarkan kerangka konseptual pada
penelitian ini sebagai berikut:
Berbagi
Informasi (X1)
Keterlibatan
dalam
Pengambilan
Keputusan (X2)
H1
Sinisme
terhadap
Perubahan
Organisasi
H2 H3 H4 (Y)
Orientasi Aktif
(M)
2. Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota
Sungai Penuh. Menurut Sugiyono (2007),
populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Kuncoro (2001),
populasi adalah suatu himpunan unit yang
biasanya berupa orang, objek, transisi atau
kejadian di mana kita tertarik untuk
mempelajarinya.
Menurut Arikunto (2002:125), jika jumlah
populasi yang diambil besar atau lebih dari 100,
maka besar sampel dapat diambil berkisar 10% 15% atau 20% - 25% dari populasi, sebaliknya
jika objek populasi yang diambil kurang dari
100 maka sebaiknya semua populasi dijadikan
sampel.
Data penelitian adalah data kuantitatif
yang merupakan data primer yang dikumpulkan
melalui pengisian kuisioner. Skor diberikan
dengan skala likert, mulai dari angka 1 sampai
dengan 5 tergantung dari jawaban yang
diberikan oleh responden
Uji instrument yang digunakan adalah uji
validitas dan uji reliabilitas
Uji asumsi klasik yang digunakan adalah
uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji
heteroskedastisitas.
Uji F ( Hypotesis serempak )
Digunakan untuk menguji pengaruh
signifikan variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan. Apabila
nilai probabilitas atau signifikan F < nilai α
berarti variabel independent berpengaruh tidak
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
Pengolahan dan analisis data menggunakan
program SPSS.
Uji R2 (analisis koefisien determinan)
Uji ini mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2005). Menurut
Gujarati (2002),
koefisien determinasi ini
digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi
variasi Xn terhadap variabel Y, dan juga untuk
mengetahui ketepatan pendekatan atas alat
analisis. Adapun nilai R2 berkisar antara 0 ≤ R2
≤ 1, makin besar nilai R2 berarti makin tepat
suatu garis regresi linear yang digunakan
3
sebagai pendekatan, apabila sama dengan 1
maka pendekatan itu benar-benar sempurna.
Uji t (Hypotesis parsial)
Digunakan untuk menguji pengaruh
signifikan variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial. Apabila nilai
probabilitas atau signifikan t < nilai α berarti
variabel
independen
berpengaruh
tidak
signifikan terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi
sebesar 5% atau 0,05, dikatakan signifikan
apabila nilai signifikasi < α = 0,05
Setelah
penilaian
uji
persyaratan
dilakukan, maka langkah berikutnya adalah
proses pengujian hipotesis penelitian dengan
menggunakan Moderated Regression Analysis
(MRA), metode ini juga merupakan bagian dari
analisis regresi linear berganda yang
menggambarkan pengaruh variabel independen
dan variabel interaksi (moderating) terhadap
variabel dependen (Lie. 2009).
3. Hasil dan Pembahasan
Ringkasan Hasil Analisis Moderated
Regression Analysis (MRA)
Model
Variabel
Koef.
R2
Uji
Kelayaka
n Model
F
1
2
3
Sig
Sig F
Konstanta
0.662
-
Berbagi
Informasi
0.447
0.000
0.469
22.089
0.000
Keterlibatan
dalam
Pengambilan
Keputusan
0.323
0.005
Konstanta
0.442
-
Berbagi
Informasi
0.520
0.002
Keterlibatan
dalam
Pengambilan
Keputusan
0.292
0.009
Orientasi Aktif
0.232
0.039
Konstanta
0.473
-
Berbagi
Informasi
0.216
0.047
0.514
17.267
0.000
Keterlibatan
dalam
Pengambilan
Keputusan
0.180
Orientasi Aktif
0.082
0.409
Moderasi X1
dengan X3
0.080
0.047
Moderasi X2
dengan X3
0.094
0.010
0.063
0.664
18.615
0.000
Pembahasan akan diawali dengan
gambaran karakteristik responden, uji instrumen
yang meliputi uji validitas dan reliabilitas, serta
dilanjutkan dengan deskripsi variabel-variabel
penelitian. Tahap berikutnya adalah pengujian
hipotesis penelitian, namun sebelumnya akan
dilakukan pengujian persyaratan analisis
(asumsi klasik) yang terdiri dari uji normalitas,
uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian
ini menggunakan alat bantu program SPSS 21
(Statistical Product and Service Solutions)
Pengujian Hipotesis
Model 1
Nilai koefisien regresi berbagi informasi
(X1) adalah 0,447 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa berbagi informasi (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
sinisme perubahan organisasi (Y), dengan
demikan hipotesis H1 penelitian ini dapat
diterima.
Nilai koefisien regresi keterlibatan
pengambilan keputusan (X2) adalah 0,323
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
keterlibatan pengambilan keputusan
(X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
sinisme perubahan organisasi (Y), hal ini juga
menunjukkan hipotesis H2 penelitian ini dapat
diterima.
Berdasarkan penjelasan hasil regresi linear
berganda di atas, dapat dibentuk persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = 0,662 + 0,447X1 + 0,323X2 + e
Model 2
Berdasarkan hasil analisis MRA pada
Tabel. 4.13 di atas : Model kedua ini
menjelaskan pengaruh faktor berbagi informasi
(X1),
Keterlibatan
dalam
Pengambilan
Keputusan (X2) dan Orientasi aktif (X3)
terhadap sinisme perubahan organisasi (Y),
dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 0,442 + 0,352X1 + 0,292X2 + 0,232X3 + e
Model 3
Nilai koefisien regresi berbagi informasi
(X4) yang merupakan variabel interaksi X1
4
dengan X3 adalah sebesar 0,080 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,047. Dimana nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
variabel interaksi berbagi informasi (X1) dengan
variabel orientasi aktif (X3) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap sinisme perubahan
organisasi (Y), hal ini menunjukkan hipotesis
H3 penelitian ini dapat diterima. Dengan kata
lain varibel moderasi atau orientasi aktif (X3)
mampu memperkuat hubungan interaksi
variabel independen atau berbagi informasi (X1)
dalam mempengaruhi variabel dependen atau
sinisme terhadap perubahan organisasi (X4).
Nilai koefisien regresi berbagi informasi
(X5) yang merupakan variabel interaksi X2
dengan X3 adalah sebesar 0,094 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,010. Dimana nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
variabel
interaksi
Keterlibatan
dalam
Pengambilan Keputusan (X2) dengan variabel
orientasi aktif (X3) berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
sinisme
perubahan
organisasi (Y), hal ini juga menunjukkan
hipotesis H4 penelitian ini dapat diterima.
Dengan kata lain varibel moderasi atau orientasi
aktif (X3) mampu memperkuat hubungan
interaksi variabel independen atau keterlibatan
dalam pengambilan keputusan (X2) dalam
mempengaruhi variabel dependen atau sinisme
terhadap perubahan organisasi (X4).
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
dibentuk persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + + b3X1*X3 +
b3X2*X3 + e
Y = 0,473 + 0,216X1 + 0,180X2 + 0,082X3 +
0,080X1X3 + 0,094X2X3 + e
Pengujian dan Pembahasan Hipotesis
Pada tahap ini pengujian hipotesis akan
dinilai dengan menggunakan nilai t dan tingkat
signifikansi yang dihasilkan dari hasil analisis
regresi, yaitu untuk melihat pengaruh dari
masing-masing (Parsial) variabel bebas
(independen)
terhadap
variabel
terikat
(dependen) dan tingkat signifikan yang ada dari
hasil analisis regresi dan dibandingkan dengan
alpha 0.05 yang merupakan kesalahan menolak
data. Hasil pengujian hipotesis akan diuraikan
sebagai berikut :
Pengaruh Berbagi Informasi terhadap
Sinisme Perubahan Organisasi
Pengujian hipotesis pertama ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis apakah
terdapat pengaruh yang signifikan dan positif
berbagi informasi terhadap sinisme perubahan
organisasi pada pegawai Dinas Perternakan dan
Perikanan Kota Sungai Penuh, atau untuk
menilai kemampuan variabel berbagi informasi
dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap
sinisme perubahan organisasi.
Pengujian
hipotesis ini dijelaskan oleh model pertama,
yaitu sebelum adanya pengaruh variabel
orientasi aktif dan masing-masing interaksi
berbagi informasi dengan orientasi aktif dan
interaksi keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dengan orientasi aktif.
Dari hasil temuan di atas, dapat
dijelaskan bahwa variabel berbagi informasi
dalam pengukuran hipotesis ini menunjukan
bahwa pendistribusian informasi yang dilakukan
oleh pimpinan atau atasan terhadap perubahan
yang dilakukan dalam organisasi memiliki
pengaruh terhadap perilaku atau sikap pegawai
berupa sinisme perubahan organisasi yang
dilakukan tersebut.
Hal ini disebabkan
informasi yang diberikan tersebut telah
mempengaruhi keluasan otonomi pegawai
dalam memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya.
Temuan penelitian ini juga relevan
dengan hasil penilaian tingkat capaian jawaban
terhadap variabel berbagi informasi, dimana
hasil penilaian secara keseluruhan menunjukkan
bahwa telah cukup tinggi, dalam arti pimpinan
organisasi memberikan dorongan atau dukungan
terhadap pegawai dalam melakukan perubahan
sehubungan pelaksanaan pekerjaan atau setiap
pegawai dapat menerima atau memberikan
informasi, baik yang berhubungan dengan
pekerjaan berupa teknis pelaksanaan pekerjaan
maupun yang bersifat non teknis. Namun
temuan ini juga masih relatif rendah dari
kategori tinggi atau baik menurut klasifikasi
Arikunto (2002), hal ini menujukkan bahwa
sebagian informasi lain masih ditahan atau tidak
diberikan oleh pimpinan kepada pegawai terkait
keputusan atau kebijakan ayng dilakukan dalam
setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Brown dan
Cregan (2008) menunjukkan bahwa berbagi
informasi berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap sinisme pada perubahan organisasi,
namun memiliki perbedaan dengan arah
hubungan atau pengaruh kedua variabel yaitu
5
berslop negatif.
Hal ini semata-mata
disebabkan oleh perbedaan objek organisasi,
dimana penelitian ini dilakukan terhadap
organisasi
sektor
public,
yang
lebih
menekankan pelayanan terhadap masyarakat
ketimbang mencari keuntungan sebagaimana
organisasi yang berorientasi pada profit atau
keuntungan.
Namun demikian, Johnson dan O’LearyKelly dalam Brown dan Cregan (2008)
melaporkan bahwa sikap sinis karyawan
terhadap majikan tidak mempengaruhi prestasi
kerja
mereka,
perilaku
organisasi
kewarganegaraan
mereka
atau
tingkat
ketidakhadiran mereka.
Interpretasi yang
menempatkan alternatif temuan tersebut bahwa
sinisme adalah "apatis berbasis reaksi ".
Meskipun karyawan sinis, merasa kecewa dan
perasaan kurang positif terhadap organisasi
mereka, "mereka tidak bertingkah atas
ketidaksenangan ini dalam perilaku yang
mempengaruhi kinerja organisasi secara
langsung "
Pengaruh Keterlibatan dalam Pengambilan
Keputusan terhadap Sinisme Perubahan
Organisasi
Pengujian hipotesis berikut ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis apakah
terdapat pengaruh yang signifikan dan positif
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
terhadap sinisme perubahan organisasi pada
pegawai Dinas Perternakan dan Perikanan Kota
Sungai penuh. Pengujian hipotesis ini juga
dijelaskan oleh model pertama, yaitu sebelum
adanya pengaruh variabel orientasi aktif dan
masing-masing interaksi berbagi informasi
dengan orientasi aktif dan interaksi keterlibatan
dalam pengambilan keputusan dengan orientasi
aktif
Temuan penelitian ini menyimpulkan
bahwa keterlibatan atau peran pegawai dalam
pengambilan keputusan memiliki dampak
terhadap sikap atau perilaku pegawai berupa
sinisme dalam perubahan organisasi yang
dilakukan. Hal ini menunjukkan semakin luas
peran dan keterlibatan pegawai dalam
penentuan kebijakan atau keputusan dalam
setiap perubahan yang terjadi di organisasi telah
menimbulkan kesan ketidak percayaan sebagian
pegawai atau pimpinan yang ada dalam
organisasi. Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya kekhawatiran atau kesan jika
keterlibatan pegawai dalam menentukan
keputusan secara luas atau penuh akan
mengakibatkan rendahnya capaian atau target
pekerjaan yang akan dibuat atau diputuskan
dalam setiap program atau rencana kerja yang
akan dilakukan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Brown dan
Cregan (2008) yang merumuskan bahwa
keterlibatan karyawan dalam pengambilan
keputusan dikaitkan dengan rendahnya tingkat
sinisme
pada
perubahan
organisasi
menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Dengan kata lain keterlibatan pegawai dalam
pengambilan keputusan berdampak terhadap
terjadinya ketidakpercayaan organisasi atau
sinisme pada perubahan yang terjadi dalam
organisasi.
Pengaruh
Orientasi
Aktif
sebagai
Pemoderasi antara Hubungan Berbagi
Informasi
dan
keterlibatan
dalam
pengambilan keputusan terhadap Sinisme
Perubahan Organisasi
Untuk menjelaskan kedua pengaruh
variabel ini yaitu pengaruh orientasi aktif
sebagai pemoderasi antara hubungan berbagi
informasi dan keterlibatan dalam pengambilan
keputusan terhadap sinisme pada perubahan
organisasi. Untuk menjawab hipotesis ini akan
digunakan hasil analisis MRA pada Model
ketiga yang terdapat pada Tabel 4.13, berikut
pembahasan masing-masing variabel :
Pengaruh Hubungan Berbagi Informasi
terhadap Sinisme Perubahan Organisasi
yang dimoderasi oleh Orientasi Aktif
Pengujian hipotesis berikut ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis apakah
orientasi aktif mempengaruhi hubungan berbagi
informasi secara signifikan positif terhadap
sinisme perubahan organisasi pada pegawai
Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai
penuh.
Hasil temuan ini juga menemukan
pengaruh dengan arah pengaruh berslope
positif. Hal ini menunjukkan, jika terjadi
peningkatan berbagi informasi yang dilakukan
dan diterima pegawai dalam pelaksanaan
pekerjaannya maka akan meningkatkan peran
atau orientasi aktif pegawai tersebut dalam
pengambilan keputusan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan juga rasa sinisme atau
ketidak percayaan organisasi atau lingkungan
kerja terhadap peran pegawai dalam perumusan
perubahan yang dilakukan oleh organisasi.
6
Sebaliknya jika terjadi penurunan berbagi
informasi yang diterima atau diberikan pegawai
dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka juga
akan menurunkan orientasi aktif yang dimiliki
pegawai yang pada akhirnya akan menurunkan
ketidakpercayaan atau sinisme perubahan yang
terjadi di organisasi.
Berdasarkan penjelasan atas temuan di
atas, dapat dijelaskan bahwa dukungan terhadap
penyebaran informasi yang diberikan pimpinan
terhadap pegawai atau bawahan dalam setiap
perubahan yang terjadi dalam organisasi akan
semakin meningkatkan sinisme perubahan
organisasi dengan adanya orientasi aktif yang
dimiliki pegawai dalam perubahan organisasi
atau peran yang semakin baik bagi pegawai
dalam menentukan perumusan atau materi
perubahan yang terjadi dalam organisasi
tersebut. Dengan kata lain variabel orientasi
aktif mampu memoderasi atau meningkatkan
pengaruh berbagi informasi terhadap sinisme
perubahan organisasi.
Temuan ini juga sejalan dengan hasil
penilaian tingkat capaian terhadap jawaban
responden (TCR) untuk variabel berbagi
informasi dan orientasi aktif, di mana secara
keseluruhan variabel berbagi informasi terlihat
sudah cukup baik, dalam arti organisasi
memberikan dorongan atau dukungan kepada
pegawainya dalam penyebaran informasi,
namun hasil ini juga masih belum optimal
dengan kata lain organisasi atau pimpinan
belum sepenuhnya memberikan informasi yang
ada sehubungan dengan setiap perubahan atau
rencana kebijakan yang akan dilakukan.
Sebaliknya untuk variabel orientasi aktif
terlihat, secara umum ditemukan rendahnya
sikap dan perilaku atau usaha yang
diperlihatkan
oleh
pegawai
dalam
keikutsertaannya dalam setiap upaya perubahan
yang akan dilakukan organisasi. Indikasi ini
menunjukkan rendahnya ketidakpuasan atau
sinisme yang ada dalam diri pegawai
sehubungan dengan perubahan yang terjadi
dalam organisasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan acuan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Brown
dan Cregan (2008) menunjukkan bahwa
orientasi aktif mempengaruhi hubungan berbagi
informasi secara signifikan terhadap sinisme
perubahan organisasi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengaruh berbagi informasi
akan semakin kuat dalam menentukan tingkat
sinisme pada perubahan organisasi, jika
semakin tinggi orientasi aktif yang dimiliki
pegawai dalam keterlibatannya dalam setiap
perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Pengaruh Orientasi aktif sebagai Pemoderasi
antara Hubungan Keterlibatan dalam
Pengambilan Keputusan terhadap Sinisme
Perubahan Organisasi
Pengujian hipotesis ini juga bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis apakah
Orientasi aktif mempengaruhi hubungan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
secara signifikan positif terhadap sinisme
perubahan organisasi pada pegawai Dinas
Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh.
Penilaian kedua hipotesis ini menggunakan
model analisis ketiga.
Berdasarkan temuan hipotesis di atas
dapat dijelaskan bahwa keterlibatan atau peran
pegawai dalam setiap pengambilan keputusan
sehubungan dengan perubahan yang dilakukan
dalam organisasi akan memberikan dampak
terhadap peningkatan capaian yang akan
diperoleh pegawai dalam bekerja, namun peran
ini juga akan meningkatkan sinisme dalam
perubahan
organisasi
dengan
adanya
keterlibatan atau peran yang semakin baik dari
pegawai tersebut sehubungan dengan adanya
indikasi atau keinginan pegawai untuk
menurunkan capaian atau target pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan dan kemampuannya
dalam bekerja. Untuk itu dibutuhkan orientasi
yang
maskimal
dari
pegawai
untuk
meningkatkan
peran
aktifnya
dalam
keterlibatannya setiap pengambilan keputusan
yang ada dalam organisasi.
Sesuai dengan hasil penilaian tingkat
capaian terhadap jawaban responden (TCR)
untuk variabel keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dan orientasi aktif, di mana secara
keseluruhan penilaian variabel keterlibatan
dalam pengambilan keputusan menyimpulkan,
bahwa peran dan keterlibatan pegawai dalam
hal setiap perubahan yang terjadi dalam
menentukan keputusannya masih relatif rendah.
Dalam
arti
pimpinan
dan
organisasi
meminimalkan peran aktif pegawai dalam
keterlibatan pengambilan keputusan sebaliknya
untuk variabel orientasi aktif terlihat, secara
umum ditemukan rendahnya sikap dan perilaku
atau usaha yang diperlihatkan oleh pegawai
dalam keikutsertaannya dalam setiap upaya
perubahan yang akan dilakukan organisasi.
Temuan ini juga menunjukan rendahnya
7
ketidakpuasan atau sinisme yang ada dalam diri
pegawai sehubungan dengan perubahan yang
terjadi dalam organisasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan acuan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Brown
dan Cregan (2008) menunjukkan bahwa
orientasi aktif mempengaruhi hubungan
keterlibatan karyawan dalam pengambilan
keputusan secara signifikan terhadap sinisme.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh keterlibatan dalam pengambilan
keputusan
akan
semakin
kuat
dalam
menentukan tingkat sinisme pada perubahan
organisasi, jika semakin tinggi orientasi aktif
yang dimiliki pegawai dalam keterlibatannya
pada setiap perubahan yang terjadi dalam
organisasi.
4. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan hipotesis yang telah dijelaskan
sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
Hasil hipotesis pertama pada penelitian
ini, menemukan terdapat pengaruh yang
signifikan dan positif berbagi informasi
terhadap sinisme perubahan organisasi pada
Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota
Sungai Penuh pada kesalahan menolak data
sebesar 0.05, dengan demikian hipotesis ini
dapat diterima. Di mana arah pengaruh kedua
variabel ini berslop positif, temuan penelitian ini
sejalan dan memberikan penguatan pada hasil
penelitian terdahulu.
Temuan hipotesis kedua pada penelitian
ini, menyimpulkan terdapat pengaruh yang
signifikan dan positif keterlibatan dalam
pengambilan keputusan terhadap sinisme
perubahan organisasi pada Pegawai Dinas
Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh
pada kesalahan menolak data sebesar 0.05,
dengan demikian hipotesis ini dapat diterima.
Di mana arah pengaruh kedua variabel ini juga
berslop positif, temuan penelitian ini juga
konsisten dan memberikan penguatan pada hasil
penelitian terdahulu.
Temuan empiris hipotesis ketiga pada
penelitian ini, menyimpulkan terdapat pengaruh
yang signifikan dan positif berbagi informasi
terhadap sinisme pada perubahan organisasi
yang dimoderasi oleh orientasi aktif pada
Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota
Sungai Penuh pada kesalahan menolak data
sebesar 0.05, dengan demikian hipotesis ini
dapat diterima. Di mana arah pengaruh kedua
variabel ini juga berslop positif, hasil penelitian
ini juga relevan dan memberikan penguatan
pada hasil penelitian terdahulu.
Studi empiris untuk hipotesis keempat
pada penelitian ini, menemukan terdapat
pengaruh yang signifikan dan positif
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
terhadap sinisme pada perubahan organisasi
yang dimoderasi oleh orientasi aktif pada
Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kota
Sungai Penuh pada kesalahan menolak data
sebesar 0.05, dengan demikian hipotesis ini juga
dapat diterima. Di mana arah pengaruh kedua
variabel ini juga berslop positif, temuan ini
sejalan dan memberikan penguatan pada hasil
penelitian terdahulu.
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan hipotesis yang telah dilakukan di
atas,
dapat
direkomendasikan
beberapa
implikasi penelitian yang mungkin menjadikan
masukan atau solusi bagi pihak - pihak terkait
dalam pengambalian keputusan sesuai dengan
variabel penelitian yang ada, sebagai berikut :
Temuan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada literatur penelitian
dan kepustakaan pada penelitian-penelitian yang
akan datang, khususnya studi yang berkaitan
dengan pengaruh berbagi informasi dan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
terhadap sinisme pada perubahan organisasi di
Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Sungai
Penuh : dengan orientasi aktif sebagai variabel
pemoderasi.
Hasil penelitian ini berhasil
mengkonfirmasi temuan hasil penelitian
terdahulu dan memberikan pemahaman baru
tentang pengaruh berbagi informasi dan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
terhadap sinisme pada perubahan organisasi di
Dinas Peternakan Dan Perikanan Kota Sungai
Penuh : dengan orientasi aktif sebagai variabel
pemoderasi, dimana secara teoritis hasil
penelitian ini masih konsisten dan sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu.
Bagi pihak-pihak terkait dan birokrasi
terkait seperti Dinas Peternakan dan Perikanan
Kota Sungai Penuh, penelitian menghasilkan
implikasi yang dapat digunakan untuk sebagai
bahan pertimbangan dan sebagai salah satu
masukan dalam pengambilan keputusan, sebagai
berikut :
Untuk variabel Sinisme perubahan
organisasi, sehubungan dengan temuan atas
tingkat capaian jawaban responden (TCR) yang
8
ditemukan masih rendah dalam hal perubahan
atau pemekaran organisasi yang dilakukan pada
waktu silam atau terkait dengan kebijakan atau
keputusan yang dibuat, pimpinan organisasi
harus
benar-benar
dapat
memberikan
kepercayaan dan pengertian yang tinggi kepada
seluruh pegawai, bahwasannya kebijakan atau
keputusan yang diambil sehubungan masalah
diatas
bertujuan
untuk
memaksimalkan
pencapaian tujuan dan pelayanan yang prima
kepada masyarakat baik secara efektif maupun
efisien dalam membantu jalannya roda
pemerintahan. Untuk itu program kerja dan
rencana kerja yang akan diproritaskan memang
harus merangkuh semua kepentingan yang ada
dengan melibatkan seluruh pegawai atau SDM
yang ada dalam setiap keputusan atau kebijakan
yang akan dibuat, melalui berbagi informasi,
keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan
orientasi aktif pegawai dalam berpratisipasi dan
berkontribusi dalam menentukan perubahan
tersebut. Oleh karena itu semua arahan dan
petunjuk kegiatan harus selalu dapat dijabarkan
dalam bentuk komunikasi dan koordinasi yang
efektif terhadap semua pegawai dalam
memaksimalkan hasil yang akan dicapai.
Evaluasi dan pengawasan harus senantiasa
dilakukan untuk dapat menilai seberapa jauh
capaian dari target yang telah ditentukan
sekaligus untuk mengetahui hambatan dan
rintangan kerja yang ada dengan jalan
memberikan solusi dan tindakan cepat serta
tepat dalam perbaikannya.
Kemudian penilaian untuk variabel
berbagi informasi, hasil penilaian tingkat
jawaban responden telah memperlihatkan hasil
yang cukup baik, namun kondisi ini juga perlu
dioptimalkan melalui saluran atau saran
informasi, seperti diskusi, komunikasi maupun
koordinasi serta dapat juga melalui pengadaan
sistim teknologi informasi yang harus dibangun
dalam instansi. Tujuannya adalah untuk
memberikan kemudahan dan kepastian untuk
dapat mengakses informasi ataupun data yang
diperlukan oleh karyawan atau pegawai dalam
mendukung pelaksanaan pekerjaan atau tugas
yang telah diberikan organisasi. Di samping itu
pimpinan organisasi harus dapat menjamin
transparansi semua informasi yang ada
sehubungan dengan peubahan atau kebijakan
yang telah diputusan atau yang berkembang
dalam organisasi. Selain itu pimpinan juga
diharapkan dapat menciptakan suasana kerja
yang harmonis melalui hubungan interpersonal
yang tinggi antar sesame pegawai maupun
dengan unit-unit organisasi lain yang terkait
dengan kerja sama yang terjadi dari kedua
organisasi.
Selanjutnya pimpinan juga
diharapkan dapat memberikan kepercayaan atau
otonomi dalam bekerja secara baik bagi
bahawan
dalam
memaksimalkan
dan
mengefektifkan pelaksanaan dan penyelesaian
tugas dan pekerjaan bawahan.
Implikasi untuk keterlibatan pegawai
dalam pengambilan keputusan, hasil tingkat
capaian jawaban responden juga menunjukan
bahwa masih rendahnya partisipasi dan
kontribusi yang diberikan pimpinan dan
organisasi bagi pegawai untuk ikut serta dalam
menentukan, merumuskan seluruh kebijakan
dan inovasi yang dilakukan organisasi terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu
pimpinan perlu memberikan ruang yang
maksimal kepada pegawai untuk dapat berperan
secara aktif dalam memberikan masukan dan
pertimbangan dalam setiap perumusan hal-hal
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
pekerjaan, hal ini akan dapat memaksimalkan
pekerjaan
yang
akan
dicapai,
sebab
pelaksanaannya tentu yang lebih mengetahuinya
adalah pegawai itu sendiri. Selain itu pimpinan
juga diharapkan memiliki kepercayaan atau
otonomi yang tinggi terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan pegawai dalam hal
membuat keputusan dan menentukan metode
atau strategi dalam menentukan pelaksanaan
tugas dan pekerjaan yang tentunya selaluio
berpedoman dengan standar teknis yang ada dan
koordinasi dengan pimpinan.
Selanjutnya implikasi untuk orientasi
aktif pegawai, hasil penilaian variabel ini juga
mengindikasikan masih rendahnya sikap dan
dukungan perilaku yang ditunjukkan atau yang
diberikan pegawai dalam perannya terhadap
usaha perubahan yang dilakukan baik untuk
dirinya maupun untuk organisasi. Rendahnya
inisiatif untuk orientasi aktif ini, dapat
disebabkan oleh rendahnya kepuasan dan
kekecewaan terhadap organisasi. Baik yang
menyangkut tentang kesejahteraan ataupun yang
berhubugnan dengan pengembangan karir yang
ada. Untuk itu pimpinan dalam hal ini benarbenar harus memperhatikan dan memperbaiki
permasalahan ini menjadi lebih baik, sehingga
perubahan atau kebijakan yang akan dibuat akan
dapat didukung oleh pegawai secara maksimal.
Selain itu pimpinan juga diharapkan mampu
menampung inspirasi pegawai baik dalam
9
bentuk masukan ataupun kritikan dalam hal
untuk
memperbaiki
atau
mendukung
pelaksanaan pekerjaan yang lebih produktif
dalam mencapai kinerja dan tujuan organisasi.
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan hipotesis diatas, peneliti mengakui
bahwa hasil yang telah dicapai ini masih jauh
dari kesempurnaan dan memiliki keterbatasanketerbatasan yang mungkin akan dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
Dengan
demikian
peneliti
mengharapkan,
agar
keterbatasan dan kekurangan ini dapat menjadi
perhatian dan diperbaiki oleh peneliti-peneliti
yang akan datang. Di mana keterbatasanketerbatasan tersebut meliputi :
Penggunaan media kuisioner dalam
pengumpulan data responden mempunyai
kelemahan yang menimbulkan terjadinya
pembiasan
perseptual
yaitu
perbedaan
responden yang satu dengan yang lain dalam
memandang dan menilai suatu variabel,
sehingga peneliti dalam hal ini tidak dapat
mengendalikan jawaban dari masing-masing
responden. Bagi peneliti yang akan datang
diharapkan dapat menggunakan dan mencari
metode lain dalam pengumpulan data penelitian.
Penelitian ini memiliki jumlah sampel
penelitian yang masih relatif kecil yaitu
sebanyak sebanyak 53 orang pegawai Dinas
Peternakan dan Perikanan Kota Sungai Penuh,
rendahnya
jumlah
sampel
ini
belum
mengeneralisasi
secara
maksimal
hasil
penelitian ini, oleh karena itu kepada peneliti
yang akan datang diharapkan dapat memperluas
jumlah populasi dan sampel penelitian, dengan
cara menetapkan objek penelitian lebih dari satu
unit atau badan organisasi, yang dengan
otomastis akan menjadikan jumlah populasi dan
sampel menjadi lebih besar, sehingga populasi
dan sampel akan lebih besar dalam mewakili
hasil penelitian secara maksimal.
Hasil penelitian ini mengindikasikan,
masih terdapatnya faktor lain yang juga dapat
menjelaskan dan mempengaruhi variabel
sinisme pada perubahan organisasi selain dari
variabel berbagi informasi, keterlibatan dalam
pengambilan keputusan dan orientasi aktif yang
peneliti teliti ini. Untuk itu kepada penelitipeneliti yang akan datang diharapkan mampu
mengembangkan dan memperluas model
penelitian ini dengan menambahkan beberapa
faktor-faktor atau variabel yang diyakini dapat
mempengaruhi variabel sinisme pada perubahan
organisai dalam setiap perubahan atau kebijakan
yang diambil oleh organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Aiban, Khalid, M dan Pearce (1993), The
Influence of Values on Management
Practice
International
Studies
of
management & Organizational
Algifari, (2002). Statistik Induktif, Yogyakarta:
UPP AMP YKPN
Andersson, L. M. 1996. Employee Cynicism:
An examination Using a Contract
Violation Framework. Human Relations,
49, 1395-1418
Arikunto,
Suharsimi.
(2002).
Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsawan, I. W. G., & Wirga I. W. (2012).
Keterlibatan
Karyawan;
Strategi
Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jurnal
Bisnis dan Kewirausahaan. 8 (3).
Fahmi, I. (2011). Manajemen Pengambilan
Keputusan Teori dan Aplikasi (edisi
Bandung: Alfabeta.
Berneth, Jeremy, B., Armenakis, Achilles, A.,
Field, Hubert, S., & Walker, H. 2007.
Justice, cynicism, and Commitment A
Study of Important Organizational
Change Variabels.
The Journal of
Applied Behavioral Science, 303-326.
Bommer, W. H., Rich, G. A., & Rubin, R. S.
(2005). Changing attitudes about change:
Longitudinal effects of transformational
leader behavior on employee cynicism
about organizational change. Journal of
Organizational Behavior, 26, 733–753.
Brown M & Cregan C. 2008. Human Research
Management. Winter 2008, Vol. 47, No. 4,
Pp.667-686, Wiley Periodeicals, Inc.
Cabrera, E. F., Ortega, J., & Cabrera, A. 2003.
An exploration of the factors that
influence employee participation in
Europe. Journal of World Business, 38(1),
43–54.
Dean, J. W., Brandes, P., & Dharwadkar, R.
1998.
Organizational
Cynicism:
Academy of Management Review, 23,
341-352.
Frijda, N.H. 1986. The Emotions. Cambridge,
MA : Cambridge University Press.
Ferdinand, Augusty. 2002. Sructural Equation
Modelling Dalam Penelitian Manajemen:
Aplikasi Model-model Rumit Dalam
Penelitian Untuk Tesis Magister dan
Disertasi Doktor. Semarang : Penerbit
10
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate
dengan Program SPSS, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Indonesia
Kuncoro M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis &
Ekonomi:
Bagaimana Meneliti dan
Menulis Tesis? Erlangga. Jakarta.
Ledford, G. E., & Lawler, E. E. 1994. Research
on Employee Participation: Beating a
dead horse? Academy of Management
Review, 19, 633-636.
Miller, K. I., & <onge, P. R. 1996.
Participation,
Satisfaction,
and
Produtivity:
A Metaanalytic Rview.
Academy of Management Journal, 29,
727-753.
Malhotra Naresh K, 1993. Marketing Research
and Applied Orientation. USA: Prentice
Hall International.
Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD). 1975. Workers’
participation: Final report of an
international
management
seminar
convened by the OECD. Versailles,
France: Author.
Parnell, J.A., Bell, E. D., & Taylor, R. 1992.
The
Propensity
for
Partisipative
Management:
A Conceptual and
Empirical Analysis. Mid-Atlantic Journal
of Business, 28 (1), 31.
Reichers, A. E., Wanous, J.P. & Austin, J. T.
1997. Understanding and Managing
Cynicism About Organizational Change.
Academy of Management Executive, 11
(1), ss. 48-59. 41]
Sekaran, Uma. 1992, Research Methods for
Business : Skill Building Approach;2nd
Edition, John Wiley & Sons, Inc.
Shapiro, E.C. 1996. The “glow and tingle”
audit. The Wall Street Journal, January
26.
Spreizer,
G.
1995.
Psychological
Empowerment in The Workplace:
Dimensions,
Measurement
and
Validation. Academy of Management
Journal, 38, 1442-1464.
Strauss, G. 1998. An overview. In F. Heller
(Ed.), Organisational participation: Myth
and reality (pp.8–39). Oxford, UK:
Oxford University Press.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.
Penerbit Alfabeta. Bandung
Tesluck, P. E., Vance, R. J., & Mathieu, J. E.
(1999).
Examining
employee
involvement
in
the
context
of
participative work environments. Group
and Organization Management, 24,
271–299.
Wagner, J. A., Leana, C. R., Locke, E. A., &
Schweiger, D.M. 1997. Cognitive and
Motivational Frameworks in U.S
Research on Participation: A Meta
Analysis of Primary Effects. Journal of
Organizational Behavior, 18 (7), 49-65.
Wanous, J. P., Reichers, A. E., & Austin, J. T.
2000. Cynicism about organizational
change. Group and Organization
Management, 25(2), 132–153
Zamzam MW & Noor Azila MN.
2011.
Pengaruh Sokongan Sosial Terhadap
Sinisisme
Perubahan
Organisasi
International
Conference
On
Management (Icm 2011) Proceeding
11
Download