JURNAL Pengaruh Faktor Motivasi Interaksi Sosial, Motivasi Dokumentasi, Motivasi Ekspresi Diri, Motivasi Pelarian dan Motivasi Melihat-Lihat terhadap Minat Menggunakan Instagram (Analisis Structural Equation Modelling Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Interaksi Sosial, Motivasi Dokumentasi, Motivasi Ekspresi Diri, Motivasi Pelarian dan Motivasi Melihat-Lihat terhadap Minat dalam menggunakan Instagram Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2013) Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Diajukan oleh: Tria Noor Syahriar D1213072 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 Pengaruh Faktor Motivasi Interaksi Sosial, Motivasi Dokumentasi, Motivasi Ekspresi Diri, Motivasi Pelarian dan Motivasi Melihat-Lihat terhadap Minat Menggunakan Instagram (Analisis Structural Equation Modelling Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Interaksi Sosial, Motivasi Dokumentasi, Motivasi Ekspresi Diri, Motivasi Pelarian dan Motivasi Melihat-Lihat terhadap Minat dalam menggunakan Instagram Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2013) Tria Noor Syahriar Diah Kusumawati Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract At the end of 2014 recorded Instagram has 300 million active users, and in September 2015 Instagram has 400 million active users. Most of Instagram users are young adults. Young adults are those who are in college. Something interesting from a social network Instagram is the motivating factors of what makes young adults interested in using Instagram. This study was based on results of research conducted by Eunji et al (2015) about the motivation to use Instagram where there are five motivation in using instagram, namely, social interaction motivation, documentation motivation, selfexpression motivation, escapism motivation and peeking motivation. In this study, researchers looked at the influence of factors such motivation in building interest in using Instagram. Determination of the number of samples using Yamane formula and obtained a random sample of 110 respondents in this study is a student at the Sebelas Maret University 2013, which includes the class of the Faculty of Law, Faculty of Social and Political Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Faculty of Medicine and Faculty of Engineering. Sampling is done in stages using cluster sampling at the faculty level, the next stage using simple random in each cluster and group courses in each faculty. Methods of data analysis using Structural Equation Modelling (SEM) to measure how much influence the motivational factors of social interaction, documentation motivation, self-expression motivation, escapism motivation and peeking motivation to the interest in using Instagram. The results showed that the model of motivational factors of social interaction, documentation motivation, self-expression motivation, escapism motivation and peeking motivation to the interest in using Instagram fit with the value of RMSEA 0.047 and Pvalue of 0.10795. The model shows the influence of social interaction motivation, 1 motivation documentation, self-expression motivation, escapism motivation and peeking motivation look simultaneously. Two variables that have the greatest contribution to the interest in using Instagram is a peking motivation (0.87) and self-expression motivation (0.87). Keywords: social interaction motivation, documentation motivation, escapsism motivation, self-expression motivation, peeking motivation, interest in using Instagram. Pendahuluan Perkembangan teknologi internet semakin terasa manfaatnya oleh sebagian besar orang, baik dalam pendidikan, kesehatan, hiburan, sumber informasi, dunia bisnis dan komunikasi tanpa batasan tempat dan waktu. Sebagai salah satu media informasi terkini, internet memiliki jangkauan yang hampir tak terbatas. Kehadiran internet telah memberikan perubahan terhadap cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari. Melalui internet, setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh berbagai informasi yang mereka butuhkan1. Media sosial adalah situs jaringan sosial seperti layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk membangun profil publik atau semi-publik dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat dan menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem2. Melalui media sosial manusia dapat melakukan berbagai aktivitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual, maupun audio visual. Media sosial mempercepat percakapan sebagai lawan media tradisional, yang memberikan konten tetapi tidak memungkinkan konsumen media, seperti pembaca, pemirsa atau pendengar untuk berpartisipasi dalam pengembangan dan penyebaran konten. Telah ada beberapa media sosial yang banyak digunakan oleh individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat pada umumnya. Media sosial tersebut seperti Facebook, Twitter, Path, Pinterest, Tumblr, dan Instagram. Facebook dan Twitter memang masih menjadi media sosial yang populer. Media sosial Instagram yang akhir-akhir ini mengalami kenaikan jumlah pengguna nampaknya 1 Ellison, Nicole B. Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Computer Mediated Communication, Volume 13, Issue 1, October 2007, hlm 210. 2 Noone, Breffni M. Social media meets hotel revenue management: Opportunities, issues and unanswered questions. Journal of Revenue and Pricing Management, Volume 10, Issue 4, July 2011, hlm 293. 2 memberikan cara bersosial dan komunikasi di dunia internet yang berbeda dari media sosial lainnya. Instagram pada dasarnya merupakan media sosial berbasis foto, dimana penggunanya dapat berbagi foto-foto yang telah diunggah ke internet. Instagram dapat digunakan sebagai akun pribadi, akun kelompok, dan akun organisasi. Instagram menjadi media sosial yang populer di kalangan dewasa muda. Dewasa muda adalah mereka yang berada di bangku kuliah. Dewasa muda tersebut cukup dekat dengan Instagram dalam kehidupan sehari-hari, terutama mereka yang mempunyai smartphone berbasis Android dan IOS. Mudah sekali menjumpai mereka yang menggunakan smartphone, misalnya di lingkungan kampus, ketika mahasiswa berkumpul bersama teman-temannya pun, salah satu perbincangan mereka di dapat dari Instagram. Adapun ketika berkumpul salah satu dari mahasiswa tersebut asik dengan smartphonenya dan sibuk dengan mengakses akun Instagram dalam smartphonenya. Seharusnya mereka bisa berinteraksi secara personal atau tatap muka dengan teman-teman mereka saat sedang bertemu, tetapi terkadang mereka lebih memilih mengakses jejaring sosial dan berinteraksi dengan teman di dunia online saat berada di lingkungan kampus, tempat makan, dll. Adanya media sosial seharusnya mempermudah proses interaksi dan dapat mendekatkan hubungan yang jauh, bukannya menjauhkan hubungan dengan orang yang terdekat. Dewasa muda dalam menggunakan Instagram tentu ada alasan-alasan tertentu mengapa mereka memggunakan Instagram. Alasan-alasan tertentu dapat mendorong individu untuk menggunakan Instagram. Motivasi dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motivasi dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motivasi itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang 3 telah menjadi aktif. Motivasi menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.3 Media sosial seperti Instagram dapat berperan sebagai medium atau alat dari komunikasi massa. Mengacu kepada pendapat MqQuail, mengenai individuindividu yang menggunakan media massa karena didorong oleh motivasi-motivasi tertentu, seperti motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial serta motivasi hiburan.4 Selain motivasi, dewasa muda yang aktif menggunakan Instagram memiliki keinginan-keinginan tertentu, keinginankeinginan tersebut disebut minat. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.5 Minat dapat dipahami untuk mewujudkan kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian kepada orang, benda atau aktivitas tertentu. Minat dapat membantu seseorang untuk memutuskan apakah ia akan melaksanakan aktivitas yang ini atau aktivitas yang lain.6 Motivasi menggunakan Instagram terdiri dari, Sosial Interaction (Interaksi Sosial), Archiving (Dokumentasi/Pengarsipan), Self – expression (Ekspresi Diri), Escapism (Pelarian) dan Peeking (Mengintip).7 Motivasi Instagram ini merupakan temuan berdasarkan penelitian yang dilakukan atas pengguna Instagram yang mungkin memiliki alasan-alasan yang berbeda dengan melihat kepada faktor sosial dan psikologis yang menyebabkan mereka menggunakan Instagram. 3 Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada:, 2007, hlm 73. 4 McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Alih bahasa Agus Dharmawan dan Amirudin. Jakarta : Erlangga: 1991, hlm 72. 5 Mappiare, Andi. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional: 1994, hlm 62. 6 Cosynook, Teori Minat. https://cosynook.wordpress.com/2013/02/14/teori-minat/. Diakses pada tanggal 30 Januari 2016: 07.00. 7 Lee, Eunji. Pictures Speak Louder than Words: Motivation for using Instagram. Cyberpsychology, behavior, and social networking, Volume 18, Number 9, September 2015, hlm 552. 4 Rumusan Masalah “Apakah ada pengaruh secara simultan faktor motivasi sosial interaction (interaksi sosial), archiving (dokumentasi/pengarsipan), self – expression (ekspresi diri), escapism (pelarian) dan peeking (Melihat-Lihat) terhadap minat menggunakan Instagram pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2013)?” Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pengaruh faktor-faktor motivasi interaksi sosial, motivasi dokumentasi, motivasi ekspresi diri, motivasi pelarian dan motivasi melihat-lihat terhadap minat dalam menggunakan instagram pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2013). Landasan Teori 1. Komunikasi Komunikasi adalah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dialami. 8 Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi dengan menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. 9 2. Media Sosial Media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium 8 Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group:. 2006, hlm 57. 9 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada:, 2011, hlm 20. 5 (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai ikatan sosial. Kata media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to be shared one-to-one) dan media public untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.10 Dari pengertian media sosial dan kaitannya dalam penelitian, Instagram dapat menjadi saluran individu untuk digunakan demi meraih apa yang diinginkan individu tersebut. Disini disebutkan bisa sebagai eksistensi individu dalam beraktivitas di dunia maya. Instagram juga dapat menjadi saluran untuk individu yang ingin menguatkan hubungan antarpengunanya. 3. Social Networking Instagram Social Networking atau jaringan sosial merupakan medium yang paling populer dalam kategori media sosial. Medium ini merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut di dunia virtual. Karakter utama dari jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan sering bertemu di dunia nyata maupun membentuk jaringan pertemanan baru.11 Biasanya pembentukan pertemanan baru berdasarkan pada sesuatu yang sama seperti, hobi, sudut pandang politik, asal sekolah/universitas atau profesi pekerjaan. 4. Motivasi Penggunaan Media Motivasi dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motivasi dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motivasi itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi 10 Nasrullah, Rulli. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media:, 2015, hlm 11. 11 Nasrullah, Rulli. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media:, 2015, hlm 40. 6 aktif. Motivasi menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Dalam menggunakan Instagram, individu mempunyai motivasi tersendiri yang mendorongnya untuk melakukannya. Dalam jurnal Eunji Lee, BS: Pictures Speak Louder than Words: Motivations for Using Instagram, Cyberpsychology, Behavior and Social networking,Volume 18, Number 9, 2015:554, yang melihat alasan individu menggunakan Instagram dengan melihat kepada faktor sosial dan psikologis, menghasilkan lima motivasi menggunakan Instagram: Sosial Interaction (Interaksi Sosial), Archiving (Dokumentasi/Pengarsipan), Self – expression (Ekspresi Diri), Escapism (Pelarian) dan Peeking (Melihat-Lihat). 5. Minat Menggunakan Instagram Minat adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu12. Minat juga sebagai kesadaran seseorang terhadap suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi tertentu yang mengandung sangkut paut dengan dirinya atau dipandang sebagai sesuatu yang sadar.13 Minat dapat dipahami untuk mewujudkan kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian kepada orang, benda atau aktivitas tertentu. Minat dapat membantu seseorang untuk memutuskan apakah ia akan melaksanakan aktivitas yang ini atau aktivitas yang lain.14 Minat dalam menggunakan Instagram berpedoman dalam Pintrich dan Schunk yang menyebutkan aspek – aspek minat adalah sebagai berikut: Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity) sikap umum disini maksudnya adalah sikap yang dimiliki oleh individu, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap aktivitas, Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas (spesific preference for or liking the activity). Individu akan memutuskan pilihannya untuk menyukai aktivitas tersebut, Merasa senang 12 Winkel, W. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia:, 1983, hlm 38. Witherington. H.C. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru:, 1985, hlm 38. 14 Cosynook, Teori Minat. https://cosynook.wordpress.com/2013/02/14/teori-minat/. Diakses pada tanggal 30 Januari 2016: 07.00. 13 7 dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu perasaan senang individu terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitasnya, Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personel importance or significance of the activity to the individual) individu merasa bahwa aktivitas yang dilakukannya sangat berarti, Adanya minat intrisik dalam isi aktivitas (instrinsic interest in the content of activity). Dalam aktivitas tersebut terdapat perasaan yang menyenangkan dan Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participation in the activity). Individu akan berpartisipasi dalam aktivitas itu karena menyukainya.15 6. Teori Uses and Gratification Mengacu pada pendekatan teori komunikasi massa Uses and Gratification, penggunaan media tergantung kepada kepuasan, kebutuhan, harapan, dan motif yang terlihat dari calon anggota audiens. Pendekatan penggunaan media tersebut diterapkan untuk mempelajari kemunculan dari kemunculan media baru elektronik.16 Penggunaan media didasari oleh tindakan sosial, dibentuk oleh definisi personal akan situasi tertentu, serta diorientasikan untuk mengatasi masalah-masalah yang baru muncul di lingkungan sosial, atau dirancang untuk mengatasi situasi-situasi dalam rutinitas sehari-hari.17 Motivasi orang menggunakan media dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yaitu untuk menghabiskan waktu, sebagai teman (companionship), memenuhi ketertarikan (excitement), pelarian, kesenangan, interaksi sosial, memperoleh informasi, dan untuk mempelajari konten media tertentu.18 15 Pintrich, R. P dan Schunk. D. H. Motivation in Education, Theory Research and Application. New Jesney. Prentice Hall;, 1996, hlm 303. 16 McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Alih bahasa Agus Dharmawan dan Amirudin. Jakarta : Erlangga: 1991, hlm 433. 17 McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Alih bahasa Agus Dharmawan dan Amirudin. Jakarta : Erlangga: 1991, hlm 425. 18 Morissan. Psikologi Komunikasi. Ghalia Indonesia. Bogor: 2010, hlm 270. 8 Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan tujuan memperoleh gambaran dan prediksi mengenai alasan individu menggunakan Instagram di kalangan mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Penelitian dilakukan pada Agustus hingga September 2016 di Universitas Sebelas Maret yang beralamatkan di Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta. Adapun alasan pemilihan tersebut ialah mahasiswa UNS termasuk kategori usia dewasa muda yang banyak menghabiskan waktunya dengan mengakses media sosial Instagram. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas Sebelas Maret angkatan 2013 yang meliputi Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik. Jumlah sampel masing-masing fakultas ditentukan dengan rumus Yamane. Rumus Yamane digunakan dalam penelitian ini karena pertimbangan jumlah populasi yang besar dan sudah diketahui jumlah populasinya.19 Sajian dan Analisis Data Pada penelitian ini ada dua tahap analisis yaitu tahap basic analysis dan advance analysis. Tahap basic analysis adalah menghitung persentase setiap variabel indikator. Sedangkan pada tahap advance analysis untuk mengetahui pengaruh motif melihat-lihat, motif ekspresi diri, motif pengarsipan, motif interaksi sosial, dan motif pelarian terhadap minat menggunakan media sosial pada mahasiswa UNS angkatan 2013. Advance analysis menggunakan metode Strcutural Equation Modelling SEM dengan bantuan aplikasi Lisrel. SEM merupakan suatu teknik statistic untuk menganalisa hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati atau dalam konsep SEM disebut sebagai variabel manifest sebagai indikatornya, hubungan variabel laten serta kesalahan pengukuran. Analisis SEM dilakukan karena dapat menerjemahkan hubungan variabel-variabel sosial yang umumnya bersifat tidak 19 Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya: 1998, hlm 82. 9 dapat diukur secara langsung. Hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai-nilai muatan faktor. Sebelum melihat hubungan antar variabel dilakukan Pengujian model struktural dilakukan untuk mengetahui sejauh mana model hubungan antar variabel yang disusun secara teoritis didukung oleh kenyataan yang ada pada data empiris. Dengan kata lain, penilaian model fit adalah melihat kemampuan model yang dibangun untuk mewakili model populasi. Ukuran goodness of fit dalam penelitian ini menggunakan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) dengan pertimbangan bahwa RMSEA merupakan indikator model fit yang paling informatif. RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model matriks kovarians populasinya. Nilai RMSEA yang kurang dari 0,05 mengindikasikan adanya model fit dan nilai RMSEA yang kurang yang berkisar antara 0,05-0,08 menyatakan bahwa model memiliki kesalahan yang reasonable.20 Tabel Goodness of Fit Model SEM motivasi dan minat penggunaan Instagram di kalangan mahasiswa UNS 2013 Cut off Goodness of Fit Value Significant Probability (P-value) Roon Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Hasil ≥0.05 0,10795 ≤0.08 0,047 Ketera ngan Good fit Good fit Hasil uji model fit telah memenuhi indikator model fit dengan nilai RMSEA dengan nilai RMSEA 0,047 dan P-value 0,10795. Nilai RMSEA 0,047 menunjukkan bahwa model yang dibangun mampu menjelaskan dengan tepat motivasi dan minat penggunaan Instagram. Nilai P-value 0,10795 menunjukkan bahwa peluang kecocokan model bila diterapkan pada penelitian sejenis dengan 20 Ghozali, Imam. Structural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Dengan Program Lisrel 8.0. Semarang: Badan Penerbit UNDIP: 2008, hlm 31-32. 10 Aplikasi populasi berbeda. Artinya bahwa model tersebut mewakili fenomena yang terjadi di lapangan. Tabel Nilai muatan faktor variabel aten eksogen, laten endogen dan indikator eksogen. Variabel Laten Eksogen Interaksi Sosial Dokumen tasi Ekspresi diri Pelarian Melihatlihat Variabel Indikator Menjaga hubungan yang baik dengan orang lain/teman Berhubungan dengan teman yang jauh Berkomunikasi dengan teman dan keluarga Membentuk kepribadian Membuat catatan pribadi Mengambil foto berkualitas baik dan menyimpannya secara online Menyediakan hal-hal terbaru Untuk dikenali oleh orang lain Berbagi informasi pribadi dengan orang lain Lari dari kenyataan Melupakan masalah Menghindari kesendirian Melihat kehidupan selebritis Melihat foto berkualitas Melihat kehidupan orang di seluruh dunia Variabel laten Endogen Nilai muatan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen 0,69 Minat Menggunaka n Instagran 0,78 0,87 Minat Menggunaka n Instagran 0,18 0,87 11 Nilai muatan variabel indikato r eksogen ke variabel laten eksogen 0,78 Nilai muatan variabel indikato r eksogen ke variabel laten endogen 0,0613 0,85 0,0728 0,83 0,0694 0,61 0,63 0,81 0,0601 0,0641 0,1059 0,77 0,0739 0,81 0,0818 0,90 0,101 0,88 0,95 0,81 0,59 0,0176 0,0205 0,0149 0,0657 0,67 0,75 0,0847 0,1062 1. Pengaruh variabel laten eksogen dengan minat penggunaan instagram Seluruh koefisien muatan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen menunjukkan nilai-nilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel laten eksogen berpengaruh dalam membangun minat penggunaan Instagram, namun dengan besaran pengaruh yang berbeda. Terdapat dua variabel laten eksogen yang memiliki nilai positif yang lebih besar dibandingkan dengan tiga variabel eksogen lainnya, yaitu: motivasi melihat-lihat (0,87), motivasi ekspresi diri (0,87), motivasi dokumentasi (0,78), motivasi interaksi sosial (0,69) dan motivasi pelarian (0,18). Motivasi melihat dan ekspresi diri memiliki pengaruh besar dalam membangun minat menggunakan Instagram yang tunjukkan dengan nilai yang sama. Alasan utama responden dalam membangun minat menggunakan Instagram adalah melihat kehidupan orang di seluruh dunia, melihat foto yang berkualitas dan melihat kehidupan selebritis. 2. Pengaruh antara variabel indikator dengan variabel laten eksogen Hubungan ini menunjukkan tingkat keeratan variabel indikator dalam mengukur variabel latennya sebagaimana yang terlihat pada model pengukuran. Besarnya nilai muatan faktor menunjukkan besarnya pengaruh dari setiap variabel indikator terhadap variabel latennya. Semakin besar nilai muatan faktor, maka semakin kuat tingkat keeratan variabel indikator tersebut terhadap variabel latennya. Variabel laten interaksi sosial dalam penelitian ini diukur melalui indikator alasan menggunakan Instagram untuk menjaga hubungan yang baik dengan orang/teman, menggunakan Instagram untuk berhubungan dengan teman yang jauh dan menggunakan Instagram untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Masing-masing memiliki nilai muatan 0,78, 0,85 dan 0,83. Variabel laten dokumentasi dalam penelitian ini diukur malalui indikator alasan menggunakan Instagram untuk membentuk kepribadian, menggunakan Instagram untuk membuat catatan pribadi dan menggunakan 12 Instagram untuk mengambil foto yang berkualitas baik dan menyimpannya secara online. Masing-masing memiliki nilai muatan 0,61, 0,63 dan 0,81. Variabel laten ekspresi diri dalam penelitian ini diukur melalui indikator alasan menggunakan Instagram untuk menyediakan hal –hal terbaru, menggunakan Instagram untuk dikenali oleh orang lain dan menggunakan Instagram untuk berbagi informasi pribadi dengan orang lain. Masing-masing memiliki nilai muatan 0,77, 0,81 dan 0,90. Variabel laten pelarian dalam penelitian ini diukur melalui indikator alasan menggunakan Instagram untuk lari dari kenyataan, menggunakan Instagram untuk melupakan masalah dan menggunakan Instagram untuk menghindari kesendirian. Masing-masing memiliki nilai muatan 0,88, 0,95 dan 0,81. Variabel laten melihat-lihat dalam penelitian ini diukur melalui indikator alasan menggunakan Instagram untuk melihat kehidupan sehari-hari selebritis, menggunakan Instagram untuk melihat beberapa foto yang berkualitas dan menggunakan Instagram untuk melihat kehidupan sehari-hari orang diseluruh dunia. Masing-masing memiliki nilai muatan 0,59, 0,67 dan 0,75. 3. Pengaruh variabel indikator terhadap Minat menggunakan Instagram Dari keseluruhan indikator, terdapat tiga variabel dengan dengan nilai terbesar dan tiga variabel indikator dengan nilai terkecil dengan hasil perbandingan antara nilai muatan variabel indikator pada variabel endogen. Tiga variabel dengan muatan tertinggi adalah motivasi melihat, dengan indikator melihat kehidupan orang di seluruh dunia (0,1062), motivasi ekspresi diri, dengan indikator berbagi informasi pribadi dengan orang lain (0,101) dan motivasi dokumentasi, dengan indikator mengambil foto berkualitas baik dan menyimpannya secara online (0,1059). Selain tiga variabel indikator dengan nilai muatan tertinggi yang berarti memiliki pengaruh besar dalam membangun minat menggunakan Instagram, ada tiga variabel indikator yang memiliki nilai muatan terkecil. 13 Tiga variabel indikator yang memiliki nilai muatan terkecil terdiri dari Menghindari kesendirian (0,0149), Lari dari kenyataan (0,0176) dan Melupakan masalah (0,0205). Tiga variabel indator diatas yang memiliki nilai muatan terkecil adalah untuk mengukur tingkat minat menggunakan Instagram berdasarkan motivasi pelarian. Dapat dilihat dari ketiga indikator tersebut, responden kurang setuju bahwa Instagram digunakan untuk mengisi waktu, menghindari masalah dan juga pengalihan dari rutinitas sehari-hari. Ada waktu tertentu kapan responden mengakses dan tidak mengakses Instagram. Setiap variabel indikator memiliki nilai muatan positif yang berbeda terhadap minat menggunakan Instagram. Maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1) Seluruh variabel laten eksogen memiliki pengaruh dalam membangun minat menggunakan Instagram 2) Varibael indikator memiliki pengaruh terhadap variabel eksogen 3) Variabel indikator memiliki pengaruh dalam membangun minat menggunakan Instagram Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktorfaktor motivasi interaksi sosial, dokumentasi, ekspresi diri, pelarian dan melhatlihat secara simultan berpengaruh dalam membangun minat untuk mengakses Instagram. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil goodness of fit model SEM yang telah memenuhi syarat standar model fit dengan nilai RMSEA sebesar 0,047 dan P-value 0,10795, yang berarti model memiliki ketepatan dalam menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Penelitian ini menunjukkan keberlakuan teori tentang pengaruh faktorfaktor motivasi motivasi interaksi sosial, dokumentasi, ekspresi diri, pelarian dan melhat-lihatterhadap minat menggunakan Instagram. Besarnya pengaruh faktorfaktor motivasi dalam membangun minat menggunakan Instagram yang tertinggi 14 adalah motivasi melihat-lihat (0,87), motivasi ekspresi diri (0,87), motivasi dokumentasi (0,78), motivasi interaksi sosial (0,69) dan motivasi pelarian (0,18). Dari nilai diatas telah menjawab hipotesis penelitian ini dan dapat diterima karena nilai tersebut telah menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Nilai yang mendekati 1 berarti semakin besar atau semakin signifikan. Saran Sebagai saran penelitian ini menghasilkan sebuah model motivasi dalam membangun minat menggunakan Instagram di kalangan mahasiswa Universitas Sebelas Maret angkatan 2013. Dari hasil penelitian ini model dapat digunakan untuk penelitian sejenis di lokasi yang mirip atau untuk digunakan menguji media sosial lainnya selain Instagram. Sample penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret dari 5 Fakultas yang ada. Penelitian ini awalnya menduga terjadinya fenomena penggunaan Instagram di kalangan anak muda. Perlu memisahkan sample menjadi kelompok-kelompok dikarenakan ada kemungkinan tiap kelompok memiliki pengaruh motivasi dalam membangun minat menggunakan Instagram yang berbeda-beda. Sehingga dalam penelitian harus mencapai modifikasi data. Daftar Pustaka Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cangara, Hafied H. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cosynook, Teori Minat. https://cosynook.wordpress.com/2013/02/14/teori-minat/. Diakses pada tanggal 30 Januari 2016: 07.00. Ellison, Nicole B. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Computer-Mediated Communication, Volume 13, Issue 1, October 2007, hlm 210-230. Ghozali, Imam. (2008). Structural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.0. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Lee, Eunji. (2015). Pictures Speak Louder than Words: Motivation for using Instagram. Cyberpsychology, behavior, and social networking, Volume 18, Number 9, September 2015, hlm 552-556. Mappiare, Andi.(1994). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. 15 McQuail, Denis. (1991). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Alih bahasa Agus Dharmawan dan Amirudin. Jakarta : Erlangga. McQuail, Dennis. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba Humanika. Morissan. (2010). Psikologi Komunikasi. Ghalia Indonesia. Bogor. Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Noone, Breffni M. (2011). Social media meets hotel revenue management: Opportunities, issues and unanswered questions. Journal of Revenue and Pricing Management, Volume 10, Issue 4, July 2011, hlm 293–305 Pintrich, R. P dan Schunk. D. H. (1996). Motivation in Education, Theory Research and Application. New Jesney. Prentice Hall. Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya. Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Winkel, W. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Witherington. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru 16