perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Lembaga Keuangan
1.
Definisi Lembaga Keuangan
Ada beberapa definisi Lembaga Keuangan yang dikemukakan
sesuai dengan tahap perkembangannya. Untuk memberikan definisi
yang tepat agaknya memerlukan penjabaran, karena definisi tentang
Lembaga Keuangan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Lembaga Keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di
bidang keuangan, melakukan penghimpunan, dan penyaluran dana
kepada masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan
(SK Menkeu RI No. 792/90). Definisi lain mengatakan lembaga
keuangan adalah suatu lembaga yang melancarkan pertukaran barang
dan jasa dengan penggunaan uang atau kredit dan membantu
menyalurkan
tabungan
sebagian
masyarakat
kepada sebagian
masyarakat yang membutuhkan pembiayaan dana untuk investasi
(Wijaya, Faried dan Hadiwigeno, Soetatwo : 1995).
Pengertian lain tentang lembaga keuangan adalah badan usaha
yang kekayaannya terutama berbentuk asset keuangan (financial
assets) atau tagihan (claims) dibandingkan dengan asset non keuangan
(nonfinancial assets). Lembaga keuangan terutama memberikan kredit
dan menanamkan dananya pada surat-surat berharga. Di samping itu,
commit9 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
lembaga keuangan menawarkan secara luas berbagai jenis jasa
keuangan antara lain: simpanan, kredit, proteksi asuransi, program
pensiun, penyediaan mekanisme pembayaran, dan mekanisme transfer
dana. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan
dalam ekonomi modernyang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa
keuangan. Lembaga keuangan sering disebut sebagai lembaga
intermediasi keuangan
(financial intermediary)
karena fungsi
pokoknya melakukan intermediasi antara defisit unit dengan surplus
unit.
2.
Fungsi Lembaga Keuangan
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa fungsi
lembaga keuangan adalah sebagai lembaga yang menjembatani
kepentingan kelompok masyarakatyang kelebihan dana (idle funds)
yang umumnya disebut juga saver unit dengan kelompok yang
membutuhkan
dana
atau
kekuranga
dana
(borrower
unit).
Sesungguhnya fungsi lembaga keuangan sangatlah luas cakupannya,
namun pada hakikatnya dapat dikemukakan disini beberapa fungsi
pokok lembaga keuangan antara lain: (Latumaerissa, Julius R : 2011)
a. Fungsi Perantara
Dalam hal ini lembaga keuangan berfungsi memindahkan
tabungan yang diterima dari masyarakat pada sektor bisnis
(peminjam)
untuk
pembiayaan
commit to user
pembangunan
gedung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
perlengkapan, dan barang-barang modal lainnya.
b. Fungsi Pembayaran
Dalam hal in i lembaga keuangan melakukan pembayaran
barang dan jasa yang dilakukan konsumen dengan menggunakan
cek, bilyet giro, kartu kredit, kartu debit, dan lain-lain.
c. Fungsi Penjaminan
Dalam hal ini lembaga keuangan menjadi penjamin
nasabah yang melakukan transaksi impor barang dan jasa, seperti
letters of credit.
d. Fungsi Pengalihan Aset
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk pinjaman
kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu, dana pembiayaan
aset tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat. Didalam sebuah
perekonomian terdapat unit-unit yang mengatur surplus dan defisit
dana. Fungsi lembaga keuangan disini adalah mengalihkan dana
dari unit surplus ke unit defisit.
e. Fungsi Liku iditas
Likuiditas
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan. Lembaga keuangan
sangat
berperan
dalam
menciptakan
likuiditas.
Likuiditas
berhubungan dengan kemampuan menyediakan uang tunai dan ini
sangat dibutuhkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
f. Fungsi Realokasi pendapatan
Lembaga keuangan sebagai tempat realokasi pendapatan
untuk persiapan dimasa yang akan datang. Lembaga keuangan
berfungsi untuk menyediakan jasa pengalokasian pendapatan.
3.
Peran Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi memiliki
peran yang sangat strategis dalam proses intermediasi keuangan
sebagai berikut:
a. Pengalihan Aset
Lembaga keuangan depositori memiliki asset dalam
bentuk “janji-janji untuk membayar” oleh debitur. Bentuk janjijanji tersebut pada dasarnya adalah kredit yang diberikan kepada
defisit unit dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan dengan peminjam. Lembaga
keuangan dalam membiayai asset tersebut dananya diperoleh
dengan menerima simpanan dari penabung yang jangka
waktunya dapat diatur menurut kebutuhan penabung. Lembaga
keuangan pada dasarnya hanyalah mengalihkan kewajibannya
(financial liabilities) menjadi asset (financial assets) dengan
jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan nasabah penabung
dan debitur. Proses pengalihan kewajiban finansial oleh lembaga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
keuangan menjadi asset finansial disebut transmutasi kekayaan
atau asset transmutation.
b. Realokasi Pendapatan
Dalam
kenyataannya,
banyak
individu
memiliki
penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa kelak mereka
akan pensiun sehingga penghasilannya otomatis akan berkurang.
Untuk menghadapi masa-masa tersebut, mereka menyisihkan
dan merealokasikan penghasilannya (income realocation) untuk
persiapan
menghadapi masa yang
akan
datang.
Untuk
merealokasikan penghasilan, pada dasarnya mereka dapat
membeli dan menyimpan barang, misalnya: rumah, tanah, dan
sebagainya. Namun dengan memiliki sekuritas sekunder yang
dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya: simpanan di bank,
seperti polis asuransi jiwa, reksa dana, program pensiun, dan
sebagainya, asset mereka akan jauh lebih likuid dibandingkan
dengan alternative pertama dan risiko kerugiannya juga relative
sangat kecil.
c. Transaksi
Sekuritas
intermediasi
sekunder
keuangan
yang
merupakan
diterbitkan
bagian
dari
lembaga
sistem
pembayaran. Rekening giro atau tabungan tertentu yang
ditawarkan bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagai uang.
Produk-produk simpanan yang dikeluarkan bank tersebut dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
dibeli oleh unit usaha atau rumah tangga, dimaksudkan untuk
mempermudah
penyelesaian
transaksi
barang
dan
jasa
disamping untuk tujuan memperbaiki posisi liku iditas. Dengan
demikian,
intermediasi
peran
adalah
lembaga
untuk
keuangan
memberikan
sebagai
lembaga
jasa-jasa
guna
mempermudah transaksi moneter.
4.
Pengelompokan Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan
(LK) dapat dikelompokkan
menjadi
lembaga keuangan bank (LKB) dan lembaga keuangan bukan bank
(LKBB). Lembaga keuangan bank terdiri dari bank sentral, bank
umum, bank perkreditan rakyat (BPR), dan bank campuran,
sedangkan lembaga keuangan bukan bank dapat dikelompokkan
menjadi lembaga pembiayaan dan investasi serta penjualan surat-surat
berharga (development finance coorporation dan investment finance
corporation) dan lembaga keuangan lainnya. Lembaga pembiayaan
dan investasi dan penjualan surat-surat berharga terdiri dari leasing,
modal ventura, anjak piutang, dan pasar modal, sedangkan lembaga
keuangan lainnya terdiri dari pegadaian, asuransi, dan dana pensiun.
Dengan pengelompokkan lembaga keuangan, maka jelas ada
beberapa perbedaan dan kesamaan antara kedua lembaga keuanagan
ini, seperti perbedaan LKB dan LKBB dari sisi kewajiban finansial
LKB dan LKBB, yaitu kewajiban LKB dapat berupa uang, sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
kewajiban
LKBB
tidak dapat
diklasifikasikan
sebagai uang.
Sedangkan dari aspek kemampuan kedua lembaga keuangan dalam
menciptakan kredit dan uang, LKB memiliki kemampuan untuk
menciptakan kredit, mengedarkan uang, dan menambah jumlah uang
beredar, sedangkan LKBB menyalurkan dan kepada masyarakat
melalui penyertaan modal atau membiayai investasi perusahaan.
Sedangkan kesamaan LKB dan LKBB adalah kedua lembaga
keuangan
ini
ikut
melancarkan
pertukaran
produk
dengan
menggunakan uang dan instrument kredit dan membantu menyalurkan
dana
penabung
kepada
pengusaha.
Untuk
melihat
pola
pengelompokkan lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan
bukan bank secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut:
(Latumaerissa, Julius R : 2011)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Lembaga
Keuangan
LKB
Bank
Sentral
LKBB
Bank
Umum
BPR
Bank Umum
Konvensional
BPR
Konvensional
Bank
Umum
Syariah
BPR
Syariah
LPIPSB
LKL
Pasar Modal
Asuransi
Pasar Uang
dan Valas
Pegadaia
n
Leasing
Moven
Factoring
Reksadana
Gambar 2.1Pengelompokan Lembaga Keuangan
Sumber : Latumaerissa, Julius. R : 2011
commit to user
Dana
Pensiun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
B.
Dana Pensiun
1.
Gambaran Umum Dana Pensiun
Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya memberikan
jaminankesejahteraan pada karyawan. Jaminan tersebut diberikan
dalam bentuk manfaat atau imbalan pensiun pada saat karyawan
tersebut memasuki masa pensiun atau mengalami kecelakaan. Jaminan
tersebut akan memberikan ketenangan pada karyawan karena adanya
kepastian akan masa depannya. Secara psikologis, jaminan akan masa
depan ini akan meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga akan
menguntungkan baik perusahaan maupun karyawan itu sendiri.
Jaminan kesejahteraan yang dikemas dalam manfaat pensiun
diberikan kepada karyawan dan keluarganya secara berkala sesuai
dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun, yaitu
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992. Undang-undang tersebut
didukung PP Nomor 76 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja
dan PP Nomor 77 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Perangkat-perangkat peraturan tersebut didukung dengan maksud
untuk mendukung terselenggaranya pengelolaan dana pensiun yang
dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pesertanya.
Di Indonesia, melalu i Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
250/KMK.00111985 tanggal 6 maret 1985 telah memberikan
perlakuan khusus kepada dana pensiun, sebagai salah satu upaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
dalam mengembangkan minat swasta untuk menyelenggarakan
program pensiun guna memberikan kesejahteraan jaminan hidup hari
tua kepada karyawan. Selain itu diharapkan bahwa dana pensiun,
sebagai salah satu alternatif pembiayaan, akan ikut memarakkan
sektor keuangan dalam upaya mendorong kehidupan ekonomi dan
pembangunan yang lebih dinamis d i Indonesia.
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun
adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Dana pensiun merupakan suatu
lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun dengan
tujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan dana
pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau diserahkan kepada
lembaga keuangan yang menawarkan pengelolaan program pensiun
misalnya bank atau perusahaan asuransi jiwa.
Selanjutnya pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah
memasuki usia pensiun atau sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan. Biasanya penghasilan diberikan dalam bentuk
uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
(Manganani, Ktut Silvanita : 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
2.
Peran Dana Pensiun
Untuk dapat memahami peran dana pensiun, perlu dilihat pada
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 sebagai berikut:
a. Sejalan
dengan
hakikat pembangunan nasional, diperlukan
penghimpunan
dan
pengelolaan
kesinambungan
penghasilan
pada
dana
guna
hari tua
memelihara
dalam
rangka
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Dana
pensiun
meningkatkan
merupakan
peran
serta
sarana penghimpun
masyarakat
dalam
dana guna
melestarikan
pembangunan nasional yang terus bertumbuh dan berkelanjutan.
c. Dana pensiun dapat pula menambah motivasi dan ketenangan kerja
sehingga meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan hal-hal tersebut, diharapkan dana pensiun dapat
berperan secara aktif dalam pembangunan, sebagai salah satu lembaga
keuangan penghimpun dana, sekaligus membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja.
3.
Kelemahan Dana Pensiun
Sebelum Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992, layanan
kesejahteraan pensiun dilakukan oleh Yayasan Dana Pensiun (YDP).
Disamping itu, ada lagi berbagai jaminan hari tua, jaminan
kesejahteraan karyawan, asuransi yang berkaitan dengan karyawan
disediakan melalui berbagai lembaga seperti: Tabungan dan Asuransi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Sosial Pegawai Negeri (TASPEN), Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek), dan sebagainya. Namun manfaat pensiun yang diberikan
melalui beberapa yayasan dana pensiun tertentu masih jauh dari
manfaat yang seharusnya dapat diterima peserta. Berdasarkan
penelitian, terdapat beberapa kelemahan dari beberapa program YDP
tersebut antara lain: (Martono : 2002)
a. Belum ada ketentuan yang mengatur hal-hal mendasar untuk
menjamin
terpenuhinya
hak
dan
kewajiban
para
pihak
penyelenggara program pensiun.
b. Pengelolaan YDP masih banyak yang kurang profesional.
c. Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap
pencapaian tujuan program pensiun.
d. Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang
produktif, tidak cepat menghasilkan.
e. Arahan administrasi keuangan, sebagai pedoman penatausahaan
kekayaan dana pensiun kurang dipersiapkan dengan baik.
f. Investasi gedung kantor yang berlebihan/ mewah.
g. Beberapa manajemen yang statis dan kurang peduli terhadap
perbaikan manfaat pensiun.
h. Banyak pengelola merasa bangga dan terlena dengan kenaikan laba
dan aset yayasan dana pensiun, tetapi kurang memerhatikan
perbaikan manfaat pensiun sebagai tujuan pokok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
i. Keuntungan lembaga/ yayasan dana pensiun yang besar tidak
diimbangi dengan perbaikan manfaat pensiun yang sepadan.
j. Beberapa program pensiun masih membedakan jumlah manfaat
pensiun untuk kalangan pensiunan, janda/ duda dan anak yatim/
piatu dari para pensiunan.
4.
Keunggulan Dana Pensiun
Pada umumnya dana pensiun mempunyai keunggulan potensial
sebagai berikut: (Martono : 2002)
a. Pengelola yang ditunjuk, seyogianya profesional, seria (loyal),
jujur, serta mampu menyusun rencana dan berpikir jangka panjang.
b. Sesuai Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992, dana pensiun
dibebaskan dari pajak penghasilan dengan demikian para peserta
dapat menikmati manfaat pensiun sekurang-kurangnya 15% lebih
tinggi dari manfaat program lain.
c. Seluruh himpunan iuran dari hasil pengelolaan kekayaan, investasi
dibagikan kepada peserta atau ahli warisnya secara prorata menurut
jumlah iuran dan masa kepesertaannya.
d. Biaya-biaya tetap (overhead) relatif rendah, karena umumnya
peserta secara bersama-sama melalui mitra pendiri, pemberi kerja
memikulnya sehingga akan memberikan dampak efisiensi yang
tinggi akibat dampak skala ekonomis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
e. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga
keuangan dengan likuiditas dan solvab ilitas yang tinggi sehingga
memberikan posisi tawar-menawar (bargaining posotion) yang
kuat dalam melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan lain.
f. Untuk mengurangi risiko kematian/ kecelakaan dari peserta, maka
sebagian atau seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan
asuransi jiwa/ kecelakaan kepada perusahaan asuransi dengan
premi asuransi relatif rendah karena sifat kolektif dan mendapat
pembagian keuntungan atas pertanggungan jiwa para peserta.
g. Manfaat pensiun dapat dinikmati secara berkala bulanan selama
seumur hidup dengan jumlah yang sama bagi peserta dan bagi
janda/ duda dari peserta, serta anak yatim piatu dari peserta sampai
berusia 25 tahun.
h. Dana pensiun dapat mempunyai tiga fungsi yang terpadu yaitu:
tabungan, asuransi, dan pensiun. Fungsi ini dapat dilakukan dengan
cara kerja sama antara ketiga lembaga (perbankan, perusahaan
asuransi jiwa, dan dana pensiun).
5.
Azaz-azaz Dana Pensiun
Undang-undang dana pensiun merupakan landasan hukum
pembentukan dana pensiun, sementara itu penyelenggaraan program
pensiun mengandung azaz-azaz sebagai berikut: azaz pemisahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
kekayaan, azaz penyelenggaraan dalam pendanaan, azaz pembinaan
dan pengawasan, azaz penundaan manfaat, dan azaz kebebasan.
a. Azaz Pemisahan Kekayaan
Azaz ini menggariskan agar
kekayaan dana pensiun
dipisahkan dari kekayaan badan hukum pendirinya. Azaz ini
didukung oleh adanya badan hukum tersendiri bagi dana pensiun
dan dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang, sehingga
administrasi dan
pembukuan
terpisah
dari akuntasi badan
pendirinya. Dengan azaz ini kekayaan dana pensiun, yang terutama
bersumber dari iuran akan terlindungi dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
b. Azaz Penyelenggaraan dalam Pendanaan
Dengan azaz ini penyelenggaraan program pensiun, harus
dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah
dari
kekayaan
pendiri,
sehingga
cukup
untuk
memenuhi
pembayaran hak peserta. Berdasarkan undang-undang maka
pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayai
pembayaran manfaat pensiun karyawan tidak diperkenankan.
c. Azaz Pembinaan dan Pengawasan
Sesuai dengan tujuannya, harus dihindarkan penggunaan
kekayaan dana pensiun dan kepentingan-kepentingan yang dapat
mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari pemupukan
dana, yaitu untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan meliputi antara lain
sistem pendanaan dan pengawasan atas investasi kekayaan dana
pensiun.
d. Azaz Penundaan Manfaat
Penghimpunan
dana
dalam
penyelenggaraan
program
pensiun dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta
yang telah pensiun, agar kesinambungan penghasilan terpelihara.
Sejalan dengan itu berlakulah azaz penundaan manfaat yang
mengharuskan pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan
setelah peserta memasuki masa pensiun dan diberikan secara
berkala.
e. Azaz Kebebasan
Yang dimaksud dengan azaz kebebasan adalah kebebasan
untuk membentuk atau tidak menbentuk dana pensiun. Berdasarkan
azaz in i keputusan membentuk dana pensiun merupakan prakarsa
pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawan,
yang membawa konsekuensi pendanaan.
Dengan demikian
prakarsa tersebut harus didasarkan pada kemampuan keuangan
pemberi kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
6.
Tujuan program Pensiun
a.
Bagi Perusahaan
Tujuan pelaksanaan program pensiun bagi perusahaan adalah
sebagai berikut: (Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit : 2006)
1)
Kewajiban moral, yaitu perusahaan mempunyai kewajiban
moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada
saat mencapai usia pensiun.
2)
Loyalitas, dengan diadakannya program pensiun maka
karyawan diharapkan akan mempunyai loyalitas dab
dedikasi tinggi terhadap perusahaan.
3)
Kompetisi pasar tenaga kerja, dengan memasukan program
pensiun sebagai bagian dari total kompensasi yang
diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan akan
memiliki daya saing dan nilai lebih
dalam
usaha
mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional di
pasaran tenaga kerja.
b. Bagi Karyawan
Adapun tujuan penyelenggaraan program pensiun bagi karyawan
adalah:
1) Memberikan rasa aman kepada karyawan atas masa depan
mereka, dalam
arti mempunyai penghasilan pada saat
mencapai usia pensiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
2) Memberikan rasa aman kepada karyawan atas masa depan
mereka, dalam
arti mempunyai penghasilan pada saat
mencapai usia pensiun.
3) Memberikan kompensasi yang lebih baik, yaiutu karyawan
mempunyai tambahan
kompensasi meskipun baru bisa
dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/ berhenti bekerja.
7.
Fungsi Program Pensiun
Program pensiun meliputi: fungsi asuransi, fungsi tabungan,
dan fungsi pensiun. (Budisantoso,Totok dan Triandaru, Sigit: 2006)
a.
Fungsi Asuransi
Program pensiun mempunyai fungsi asuransi karena
memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi risiko
kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau
usia pensiun.
b.
Fungsi Tabungan
Program
pensiun
dikatakan
mempunyai
fungsi
tabungankarena selama masa kerja karyawan harus membayar
iuran (premi). Perusahaan pemberi kerja atau lembaga
keuangan bertugas mengumpulkan dan mengembangkan iuran
dari peserta (karyawan perusahaan, karyawan mandiri) d imana
iuran terebut diperlakukan sebagai tabungan. Kemudian dana
tersebut dikembangkan yang selanjutnya akan dimanfaatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
untuk membayar pensiun kepada peserta. Besarnya pensiun
yang diterima oleh peserta setelah menjalani masa pensiun
(purna tugas) tergantung pada akumulasi dana yang telah
disetor, jangka waktu sebagai peserta, dan hasil pengembangan
dana yang telah disetor.
c.
Fungsi Pensiun
Program pensiun memiliki fungsi pensiun karena
manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan
secara berkala selama hidup.
8.
Usia Pensiun
Usia pensiun pada prinsipnya adalah usia dimana peserta berhak
untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat pensiun.Jenis
usia pensiun dapat digolongkan menjadi : pensiun normal, pensiun
dipercepat, pensiun ditunda, dan pensiun cacat. (Martono : 2006)
a.
Pensiun Normal
Usia pensiun normal (normal retirement) adalah usia paling
rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu
persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat
pensiun penuh. Usia pensiun normal menurut undang-undang hak
asasi manusia yang tertuang dalam Canada Pension Plan dan Old
Age Securities adalah 65 tahun. Namun di beberapa negara maju
ada kecenderungan pensiun lebih awal misalnya 60 tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Banyak program pensiun dimana uang pensiun dibayarkan tanpa
pengurangan atas pensiun dipercepat, misalnya pada usia 60
tahun atau kurang, meskipun usia pensiun normal 65 tahun.
Beberapa program pensiun lain misalnya, memberi hak pensiun
kepada
karyawannyabegitu
mencapai masa
kerja
tertentu
misalnya 30 tahun, meskipun usia belum mencapai usia pensiun
normal. Di Indonesia, usia pensiun normal karyawan umumnya
berkisar 55 tahun.
b.
Pensiun Dipercepat
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk
pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiun normal.
Kadang-kadang, karena beberapa alasan, karyawan mengajukan
permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya
dipercepat. Ketentuan pensiun dipercepat (early retirement)
biasanya telah diatur dalam pereturan dana pensiun. Karyawan
dimungkinkan untuk pensiun lebih awal dari usia pensiun normal
dengan persyaratan khusus setelah mencapai usia tertentu,
misalnya 50 tahun, di samping itu harus pula memenuhi masa
kerja minimum misalnya 10 atau 20 tahun, dan juga harus
mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja.
c.
Pensiun Ditunda
Beberapa pendapat mengatakan bahwa pemaksaan pensiun
bagi karyawan yang masih sehat mental dan fisik akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
meningkatkan mortalitas atau kematian. Sehubungan dengan itu
banyak pemberi kerja yang dulunya menggunakan keharusan
pensiun pada saat mencapai usia pensiun normal, selanjutnya
memperkenankan karyawan yang secara mental dan fisik masih
sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal.
Beberapa pemberi kerja yang memiliki program pensiun
memperkenankan pensiun ditunda (deferred retirement) biasanya
dengan ketentuan bahwa pembayaran pensiun dimulai pada saat
tanggal pensiun normal meskipun yang bersangkutan tetap
meneruskan bekerja dan mmperoleh gaji dari perusahaan yang
bersangkutan. Cara tersebut sebenarnya praktik yang kurang baik
dan bertentangan dengan ide dasar dari suatu program pensiun
yang sebenarnya dimaksudkan untuk mengganti pendapatan
mantan karyawan yang tidak lagi memperoleh penghasilan.
d.
Pensiun Cacat
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia
peserta, akan tetapi karyawan yang mengalami cacat dianggap
tidak lagi cakap atau mampu melaksanakan pekerjaannya
sehingga berhak memperoleh manfaat pensiun. Untuk pensiun
cacat ini dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal
dimana masa kerjanya diaku i seolah-olah sampai usia pensiun
normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat
peserta yang bersangkutan dinyatakan cacat.
commit to user
Download