ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “D” P 20002 DENGAN

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “D” P 20002
DENGAN NYERI LUKA EPISIOTOMI DI BPS NOFERIA
RARASWATI,AMd.Keb DESA MOJOSULUR MOJOSARI
MOJOKERTO
ESTOFFI NIHAYATUL QUDSIYAH
1211010106
Subject : Ibu Nifas, Episiotomi, Nyeri
DESCRIPTION
Episiotomi ialah insisi dari perinium untuk memudahkan persalinan
dan mencegah ruptur perineum totalis. Nyeri merupakan sebuah pengalaman
yang tidak menyenangkan yang terutama kita kaitkan dengan kerusakan jaringan
atau disebutkan dalam konteks kerusakan jaringan atau keduanya. Episiotomi
mempunyai pengaruh terhadap kesehatan. Salah satu dari penyebab yang terbesar
nyeri tersebut adalah jahitan episiotomi, dari hasil penelitian tersebut dampak
nyeri yang timbul antara lain pada psikologis adalah stress, bahkan traumatik,
takut terluka, dan depresi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui proses penyembuhan luka episiotomi.
Studi kasus dilakukan pada tanggal 08 Juni 2015 sampai 15 Juni 2015,
Subyek studi kasus Ny “D” P20002 dengan nyeri luka episiotomi. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode observasi dengan menggunakan tehnik 5 langkah
SOAP, antara lain : pengkajian, identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
Hasil penelitian dari kasus Ny “D” P20002 yang mengalami nyeri luka
episiotomi, diperoleh bahwa selama 8 hari dilakukan penelitian mulai tanggal 08
Juni 2015 sampai 15 Juni 2015, rasa nyeri berkurang dan luka bekas episiotomi
sudah mulai kering.
Pemberian asuhan kebidanan pada Ny “D” P 20002 dengan nyeri luka episiotomi
tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Bidan sebagai
tenaga kesehatan hendaknya memberikan penjelasan kepada ibu dan
keluarga bahwa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan tehnik relaksasi dan
senam kegel untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
ABSTRACT
An episiotomy is an incision from perinium to facilitate birth and
prevent totalis perineal rupture. Pain is an unpleasant experience which we
primarily concerned with tissue damage or described in the context of tissue
damage or both. Episiotomy have an influence on health. One of the biggest
causes of such pain is episiotomy stitches, from the results of this study the impact
of pain that appear among others, the psychological is stressful, even traumatic,
afraid of injured, and depression. This research was conducted in order to
determine the episiotomy wound healing process.
The case study was conducted on June 8, 2015 until June 15, 2015,
subject of case study was Mrs " D " P20002 with episiotomy wound pain. The
method used was observation method using 5-step technique of SOAP, among
others : assessment, diagnosis and problem identification, intervention,
implementation, and evaluation .
The results of Mrs " D " P20002 case with episiotomy wound pain,
showed that research conducted for 8 days starting on June 8, 2015 until June 15,
2015, reduced pain and episiotomy wound was dry.
The provision of midwifery care to Mrs. " D " P 20002 with episiotomy
wound pain there was no incompability between the review of cases with a review
of the theory. Midwives as health workers ought to provide an explanation to the
mother and family so that pain can be reduced by doing Kegel exercises and
relaxation techniques to help accelerate the wound healing process.
Keywords : Postpartum , episiotomy , Pain
Contributor
Date
Type Material
Identifier
Right
Summary
: I. Nurun Ayati K,SST.,M.Kes
: II. Dhonna Anggreni, SKM
: 26 Juni 2015
: Laporan Penelitian
:: Open Document
:-
LATAR BELAKANG
Nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan rentang waktu
kira-kira selama 6 minggu. Masa nifas (puerperium) di mulai setelah placenta
keluar sampai alat-alat kandungan kembali normal seperti sebelum hamil
(Purwanti, 2012 : 1). Rasa nyeri di daerah perineal yang dialami karena
melahirkan normal biasanya dikarenakan perineum robek atau yang dilakukan
episiotomi. Tempat episiotomi atau tempat yang koyak perlu waktu untuk
sembuh biasanya tujuh hingga sepuluh hari (Murkoff, 2007). Involusi atau
pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali kekondisi
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot- polos uterus (Ambarwati dan Wulandari,
2010 : 73). Episiotomi ialah insisi dari perinium untuk memudahkan persalinan
dan mencegah ruptur perineum totalis. Pada masa lalu dianjurkan untuk
melakukan episiotomi secara rutin yang tujuannya untuk mencegah robekan
berlebihan pada perinium, membuat tepi luka rata agar mudah dialakukan
penjahitan, mencegah penyulit atau tahanan pada kepala dan infeksi : tetapi hal itu
tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang cukup. Sebaliknya, hal ini tidak
boleh diartikan bahwa episiotomi tidak diperbolehkan, karena ada indikasi
tertentu untuk tetap dilakukannya tindakan episiotomi. Para penolong persalinan
harus cermat membaca kata “rutin” pada epiotominya karena hal itulah yang
dianjurkan, bukan episiotominya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013 : 124).
Latihan pascapartum dapat dilakukan untuk mempercepat pemulihan,
mencegah komplikasi, dan memperkuat otot-otot punggung, otot-otot dasar
panggul, dan abdomen. Dengan mnegangkan otot-otot tersebut, latihan ini
membantu ibu memperbaiki bentuk tubuhnya dan dapat bermanfaat secara
psikologis dan secara fisiologis. Latihan dapat dimulai pada hari pertama
pascapartum dan dilakukan secara bertahap (Reeder & Martin & Koniak-Griffin,
2011). Senam Kegel membantu penyembuhan postpartum dengan membuat
kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul yaitu
dengan membuat jahitan lebih merapat, mempercepat penyembuhan, meredakan
hemoroid, dan meningkatkan pengendalian urin (Wulandari, 2011).
Berdasarkan profil di klinik Edelweis RS Cipto Mangun Kusumo sepanjang
Mei sampai Juli 2010, episiotomy mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan.Gangguan kesehatan tersebut meliputi gangguan libido 38,2%, orgasme
56,4%, dan yang terbanyak adalah gangguan nyeri yang mencapai 70,9%. Salah
satu dari penyebab yang terbesar nyeri tersebut adalah jahitan episiotomi, dari
hasil penelitian tersebut dampak nyeri yang timbul antara lain pada psikologis
adalah stress, bahkan traumatik, takut terluka, dan depresi (Puji, 2009). Dari hasil
penelitian sebelumnya, Berdasarkan studi kasus yang dilakukan pada bulan
Februari 2013, di wilayah Sukodono Sragen, melalui wawancara dengan bidan,
ternyata terdapat 35 persalinan pada bulan januari, 10 klien dilakukan episiotomi,
pada hal tersebut bertentangan dengan program gerakan sayang ibu dimana tidak
diperbolehkan tindakan episiotomi sebagai protap dalam persalinan normal yang
menjadi kewenangan bidan (Dedy,dkk. 2013).
Hasil Studi Pendahuluan yang peneliti dapatkan mulai tanggal 11 Maret - 16
Maret 2015 di BPS Mojokerto adalah sebanyak 5 Ibu bersalin, dan dari 5 ibu
bersalin tersebut 3 di antaranya mengalami episiotomi, 2 dikarenakan bayi besar,
1 dikarenakan perineum kaku, dan 2 diantaranya tidak mengalami Episiotomi.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik 5
langkah SOAP yaitu untuk pegkajian data asuhan kebidanan, penentuan diagnose
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Subjek pada penelitian ini
adalah Ny “D” P 20002 dengan Nyeri Luka Episiotomi. Tempat dan waktu
penelitianya di Desa Ngingkrang Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
dilakukan pada bulan juni.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny “D” P 20002
dengan Nyeri Luka Episiotomi dengan pendekatan manajemen 5 langkah menurut
Varney, mulai dari pengkajian sampai evaluasi serta ada tidaknya kesenjangan
antara teori dengan praktek yang dialami penulis saat dilapangan.
Pada langkah ini, semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien telah dikumpulkan. Data diperoleh melalui
anamnesa (jannah,2011 : 103). Dalam pengkajian data subyektif Ny “D” P 20002 9
jam post partum mengatakan nyeri pada luka bekas episiotomi, ada jahitan pada
luka bekas episiotomi. Pada tinjauan teori episiotomy mempunyai pengaruh
terhadap kesehatan.Gangguan kesehatan tersebut meliputi gangguan libido 38,2%,
orgasme 56,4%, dan yang terbanyak adalah gangguan nyeri yang mencapai
70,9%. Salah satu dari penyebab yang terbesar nyeri tersebut adalah jahitan
episiotomi, dari hasil penelitian tersebut dampak nyeri yang timbul antara lain
pada psikologis adalah stress, bahkan traumatik, takut terluka, dan depresi (Puji,
2009). Sehingga tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan
teori.
Diagnosa dan masalah ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif
yang diperoleh saat pengkajian data. Pada kasus data subyektif ibu mengatakan
nyeri pada luka bekas episiotomi, data obyektif TD : 120/80 mmHg, keluar darah
merah segar ± 30 cc, ada jahitan karena luka episiotomi. Ditinjauan teori
Episiotomi ialah insisi dari perinium untuk memudahkan persalinan dan
mencegah ruptur perineum totalis. (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013 : 124).
Pada tahap intervesi kasus Ny “D” P20002 dengan nyeri luka episiotomi sesuai
dengan kasus yang terjadi maka asuhan kebidanan yang dilakukan sesuai dengan
prioritas kebutuhan. Dalam kasus ini yaitu ajarkan teknik relaksasi pada pasien
dan ajari ibu mobilisasi secara bertahap, berikan posisi senyaman mungkin,
observasi TTV, vulva hygiene, tidak perlu tarak makan dan banyak minum air
putih, mengajari ibu untuk melakukan senam kegel dilakukan sehari 2 kali selama
10 menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari teori yang digunakan serta hasil
asuhan yang diberikan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan dalam studi kasus Ny “D”
P20002 dengan nyeri luka episiotomi mengacu pada inervensi yang telah
ditetapkan. Maka asuhan kebidanan yang dilakukan sesuai dengan prioritas
kebutuhan. Dalam kasus ini pada tinjauan pustaka yaitu mengajarkan teknik
relaksasi pada pasien dan ajari ibu mobilisasi secara bertahap, memberikan posisi
senyaman mungkin, mengobservasi TTV, menganjurkan ibu dan mengajari ibu
cara menjaga kebersihan genetalia, mengajari ibu untuk melakukan senam kegel
dilakukan sehari 2 kali selama 10 menit. Sehingga tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori.
Pada tahap evaluasi ini dilakukan untuk menilai keefektifan intervensi yang
didasarkan atas tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan teori yang ada. Evaluasi
pada tinjauan pustaka dilakukan sesuasi dengan situasi dan kondisi pasien, ibu
mengatakan rasa nyeri sudah berkurang dan luka jahitan sudah agak kering TD:
120/80 mmHg, S: 36,6oC, N: 86x/mnt, RR : 20 x/mnt, ekstremitas bawah ibu
sudah tidak oedem, intervensi tetap dilanjutkan sampai luka episiotomi mengering
dengan menggunakan SOAP. Dalam tinjauan pustaka untuk mengukur
keberhasilan penatalaksanaan didasarkan pada kriteria hasil sebagai berikut
Keadaan umum baik, TTV dalam batas normal, nyeri luka episiotomi sembuh,
dan jahitan luka episiotomi mengering. Begitu juga evaluasi pada kasus Ny “D”
P20002 dengan nyeri luka episiotomi menggunakan format SOAP sehingga tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
SIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “D” P20002 dengan nyeri luka
episiotomi, dengan menerapkan management kebidanan 5 langkah varney dapat
disimpulkan pada langkah pengkajian didapatkan data subjektif dan objektif
melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk menentukan diagnosa dan
memprioritaskan masalah. Pada data subjektif didapatkan ibu mengalami nyeri
luka episiotomi. Pada data objektif didapatkan adanya jahitan pada bekas luka
episiotomi.
Dalam pengkajian kasus Ny “D” P20002 dengan nyeri luka episiotomi, diperoleh
data subyektif yaitu melalui anamnesa dari pasien dan keluarga pasien. Dalam
melakukan anamnesa pada pasien ditemukan bahwa Ibu merasa nyeri pada daerah
luka bekas episiotomi. Pada data subyektif yaitu melalui pemeriksaan fisik. Saat
pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan TTV bahwa tensi 120/80 mmHg, luka
jahitan masih basah,kaki tidak oedem. Pada hari ke 1, akan tetapi pada hari
berikutnya 2 dan 3 kaki mengalami oedem. Pada pemeriksaan genetalia luka
bekas episiotomi sudah mulai baik, tidak terjadi infeksi, sudah mulai mengering
dan nyeri sudah sedikit berkurang. Pada pemeriksaan hari ke 4 nyeri sudah
berkurang, kaki sudah tidak oedem, luka bekas episiotomi sudah mulai baik dan
agak mengering.
Dalam identifikasi diagnose, masalah ditemukan diagnose Ny “D” P 20002
dengan nyeri luka episiotomi, yaitu ibu mengeluhkan nyeri pada daerah sekitar
luka bekas episiotomi. Sehingga di dalam identifikasi diperlukan kebutuhan
perawatan luka secara teratur, kebersihan diri, nutrisi yang vukup, dan juga
pemberian senam kegel, untuk membantu mempercepat proses penyembuhan
luka.
Intervensi disusun berdasarkan tujuan dan criteria. Dalam hal ini intervensi
utama yaitu bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan tidak terjadi infeksi dalam
masa nifas dan nifas berjalan dengan normal. Implementasi dilaksanakan sesuai
dengan intervensi.
Implementasi pada kasus ini dapat dilaksanakan dengan baik misalnya
mengajarkan teknik relaksasi pada pasien, mengaajari ibu mobilisasi secara
bertahap dan melakukan senam kegel.
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan langkah terakhir yang menentukan
keberhasilan yaitu melakukan evaluasi pada kasus ini evaluasi berhasil, rencana
yang dilakukan yaitu berhasil mengurangi rasa nyeri, dan luka bekas episiotomi
sudah mulai kering.
REKOMENDASI
Bagi Insitusi diharapakan menyediakan sumber-sumber pustaka yang up to
date sehingga mahasiswa dapat mengikuti perkembangan baru ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang kesehatan.
Bagi mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat mendeteksi dini adanya
kelainan pada ibu dengan luka episiotomi dengan menggunakan asuhan kebidanan
5 langkah varney dan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
salah satu referensi untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut.
Bagi pasien diharapkan untuk lebih memperhatikan keadaannya pada masa
nifas dan menghilangkan budaya yang dapat merugikan seperti berpantang
makanan karena pada ibu nifas memerlukan asupan nutrisi yang cukup.
Email
No Hp
Alamat
: [email protected]
: 082233307016
: Ds. Kalipang Kec.Sugio Kab. Lamongan
Download