1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi virus

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Infeksi virus hepatitis B adalah masalah kesehatan
utama
di
sebagian
besar
negara.
World
health
organization (WHO) memperkirakan adanya 400 juta orang
sebagai pengidap virus hepatitis B pada tahun 2000.
Pola prevalensi hepatitis B dibagi menjadi 3 golongan
yaitu prevalensi rendah (HBsAg 0,2%-0,5% dan anti-HBs
4%-6%),
prevalensi
sedang
(HBsAg 2%-7%
dan
anti-HBs
20%-55%) dan prevalensi tinggi (HBsAg 7%-20% dan antiHBs 70%-95%)(Juffrie et al., 2012).
Di Indonesia seperti contohnya di kota Banjarmasin
2,5%
dan
di
Kupang
25,61%,
sehingga
termasuk
dalam
kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi
(Sudoyo
et
menemukan
al.,
2010).
prevalensi
Penelitian
HBsAg
di
pada donor
Yogyakarta
setinggi
2,2%
(Rahayujati et al., 2012).
Infeksi
virus
hepatitis
B
pada
daerah
endemik
tinggi terutama terjadi pada masa-masa awal kehidupan
hingga kanak-kanak dan tingkat kronisitas hepatitis B
lebih
tinggi
apabila
infeksi
terjadi
lebih
dini.
Kondisi tersebut menyebabkan proteksi pada usia anak
1
2
terhadap virus hepatitis B sangat penting (Shepard et
al., 2006).
Setelah imunisasi, titer antibodi terhadap antigen
permukaan hepatitis B (anti-HBs) lebih atau sama dengan
10 IU/L terbukti efektif dalam pencegahan penyakit dan
secara
umum
diterima
sebagai
kadar
yang
menunjukkan
proteksi terhadap infeksi hepatitis B (Jack et al.,
1999).
Maka
terjadi
non-responder
dengan
titer
antibodinya <10 IU/L dan hipo-responder dengan titer
antibodinya berkisar antara 10 hingga 100 IU/L terhadap
imunisasi hepatitis B oleh aktivasi sel T CD4 yang
spesifik terhadap HBsAg (Irungu et al., 2012)
Stimulasi sel T CD4 mempengaruhi produksi antibodi
anti-HBs
injeksi
pada
oleh
limfosit
HBsAg,
human
leukocyte
mengaktivasi
berproliferasi
mengaktivasi
antigen
sel
dan
T
B
pada
imunisasi.
dipresentasikan
antigen
CD4.
(HLA)
Selanjutnya
mensekresikan
diferensiasi
sel
kepada
sel
T
kelas
II
dan
sel
T
CD4
sitokin
B
Setelah
Th2
sehingga
yang
dapat
memproduksi antibodi (Michel dan Tiollais, 2010).
Oleh karena itu menurut teori titer anti-HBs dan
angka CD4 berkaitan maka perlunya dilakukan penelitian
mengenai hubungan antara angka CD4 dengan titer antiHBs.
3
B.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan
pertanyaan
penelitian
berupa,
apakah
ada
hubungan
antara angka CD4 dengan titer anti-HBs pada anak usia 8
bulan hingga 5 tahun yang telah mendapatkan imunisasi
hepatitis B lengkap.
C.
Tujuan
Tujuan Penelitian
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
adanya hubungan antara angka CD4 dengan titer anti-HBs
pada
anak
usia
8
bulan
hingga
5
tahun
yang
telah
mendapatkan imunisasi hepatitis B lengkap.
D.
Keaslian Penelitian
Belum ada penelitian di Indonesia yang menyelidiki
hubungan antara ekspresi CD4 pada kelompok anak dalam
berbagai tingkat respon terhadap imunisasi hepatitis B
lengkap. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan di
negara
lain
dengan
menggunakan metode
berbeda
untuk
meneliti respon terhadap imunisasi hepatitis B terhadap
CD4 adalah sebagai berikut:
4
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Penulis
Metodologi
Jason
al. (2014)
et
Kohort
observasional
prospektif
Abzug
al. (2009)
et
Kohort
prospektif
Irungu
al. (2012)
et
Kohort
prospektif
Hasil
Penelitian terhadap
anggota militer Amerika
Serikat
yang
terkena
HIV
terhadap
vaksin
hepatitis B. Saat HIC
dibandingkan
dengan
non-controller
HAART,
hanya angka CD4 pada
vaksinasi terakhir yang
signifikan.
Penelitian
ini
menyelidiki
imunogenitas
vaksin
hepatitis B pada anakanak
yang
menjalani
terapi
antiretroviral
yang
sangat
efektif
HAART.
Prediktor
terbentuknya respon dan
memori
adalah
presentase
CD4
yang
lebih
tinggi,
presentase CD 19 yang
lebih tinggi dan load
HIV
yang
tidak
terdeteksi.
Subyek
penelitian
adalah
310
individu
yang terinfeksi HIV dan
293
individu
tanpa
infeksi HIV di Thika,
Kenya.
Pada
kelompok
yang
terinfeksi
HIV,
dilakukan
analisis
multivariat
dan
didapatkan bahwa jenis
kelamin dan angka sel T
CD4 berpengaruh secara
signifikan
terhadap
terjadinya non-respon.
5
Ketiga penelitian tersebut menganalisis hubungan
antara vaksin hepatitis B dengan angka CD4 pada pasien
dengan
HIV.
Sedangkan
penulis, dalam
penelitian
ini
akan
menganalisis hubungan vaksin hepatitis B dengan
angka
CD4
pada
pasien
non
HIV.
Selain
itu,
ketiga
penelitian tersebut menggunakan desain studi kohort,
berbeda dengan penulis yang menggunakan desain studi
potong
lintang.
Selain
itu,
lokasi
dilakukannya
penelitian juga berbeda. Sehingga, terdapat kemungkinan
perbedaan hasil penelitian.
E.
Dengan
Manfaat Penelitian
diketahuinya
hubungan
antara
angka
CD4
dengan titer anti-HBs pada anak yang telah mendapatkan
imunisasi hepatitis B lengkap, akan memberikan beberapa
manfaat yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1.
Bagi
praktisi
kesehatan,
diharapkan
dapat
memperlihatkan peran CD4 pada respon terhadap vaksin
hepatitis
B
karena
informasi mengenai
data
tersebut
masih jarang tersedia saat ini.
2. Bagi pasien, diharapkan dapat lebih mengerti dan
mempercayai
konseling
mendapatkan
imunisasi
tentang
respon
hepatitis
B
kesehatan karena berbasis bukti ilmiah.
imun
dari
setelah
praktisi
6
3.
Bagi
pemahaman
peneliti,
yang
lebih
diharapkan
menyeluruh
dapat
meningkatkan
tentang
CD4
dan
vaksinasi hepatitis B mengingat penyakit hepatitis B
masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan
vaksinasi hepatitis B di Indonesia bersifat wajib.
Download