perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Status Gizi
a. Definisi Status Gizi
Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk
variabel tertentu ( Istiany, 2013).
Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan
dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi
atau individu (FKM UI, 2011)
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja
Menurut Dieny, 2014 faktor-faktor yang mempengaruhi status
gizi remaja adalah :
1. Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga secara sederhana dan penting bagi pemeliharaan
fisik, mental dan kualitas hidup.
2. Usia
Saat remaja dan dewasa seseorang mulai dapat mengontrol dan
memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi sesuai dengan
keinginan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya kabutuhan gizi seseorang.
Remaja laki-laki biasanya lebih daripada remaja perempuan karena
remaja laki-laki memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi.
4. Pengetahuan Remaja
Pengetahuan gizi yang cukup dapat mengubah perilaku remaja
sehingga dapat memilih makanan yang bergizi sesuai dengan selera
dan kebutuhan.
5. Faktor Keluarga
Lingkungan keluarga besar pengaruhnya terhadap anak, hal ini
karena didalam keluarga anak memperoleh pengalaman pertama
dalam kehidupannya. Hubungan social yang dekat antara anggota
keluarga memungkinkan bagi anggotanya mengenal jenis makanan
yang sama.
6. Lingkungan Sekolah dan Teman Sebaya
Aktifitas yang sering dilakukan diluar rumah membuat remaja sering
dipengaruhi teman sebayanya terutama dalam memilih jenis
makanan.
7. Media Massa
Media massa menjadi pengaruh yang paling kuat dalam social
budaya. Konsumsi media yang tinggi dapat mempengaruhi
konsumen dalam memilih makanan yang dikonsumsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Kandungan Zat Gizi
Menurut Almatsier (2009) berdasarkan yang dibutuhkan oleh
tubuh, zat gizi terbagi menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi
mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah
besar dengan satuan gram. Zat gizi yang termasuk kelompok gizi makro
adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan zat gizi mikro adalah
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit
tetapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok gizi mikro
adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg
untuk sebagian besar mineral dan vitamin (Supriasa, 2012).
Zat gizi makro berupa karbohidrat, lemak dan protein saja yang
menghasilkan energi, sedangkan zat gizi mikro berupa vitamin dan
mineral tidak menghasilkan energi (Marsiyem, 2012).
d. Permasalahan Gizi yang Dialami Remaja
1. Gizi Lebih (Obesitas)
Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori melebihi
jumlah kalori yang dibakar (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012).
2. Anoreksia Nervosa
Kecemasan akan bentuk tubuh yang membuat remaja menahan
makan karena takut mengalami kelebihan berat badan yang membuat
mereka kurang percaya diri. Hal ini termasuk dalma masalah kejiwaan
yang mempengaruhi psikologis (Istiany, 2013).
3. Bulimia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penyakit pengiring dari gejala obesitas dimana keinginan atau
psikologis yang menyebabkan rasa bersalah setelah mengkonsumsi
makanan yang telah disantap. Hal ini terjadi kecenderungan takut
gemuk, (Istiany, 2013).
4. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah
merah atau hemoglobin kurang dari normal (Proverawati, 2011).
Perempuan lebih rentan terhadap anemia dibandingkan dengan lakilaki. Ini dikarenakan wanita mengalami menstruasi sehingga rentan
terjadi anameia (Istiany, 2013).
e. Pengukuran Status Gizi
Laporan Riskesdas 2010, Indikator status gizi yang digunakan
untuk kelompok remaja didasarkan pada pengukurran antropometri berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam bentuk tinggi
badan menurut umur (TB/U) dan Indeks Massa Tubuh menurut umur
(IMT/U). Indeks massa tubuh anak dihitung berdasarkan rumus berikut:
Keterangan :
IMT
: Indeks Massa Tubuh
Kg
: Kilogram
BB
: Berat Badan
m
: Meter
TB
: Tinggi Badan
Menurut WHO, status gizi remaja putri ditentukan dengan
menghitung nilai z-score IMT/U selanjutnya dikategorikan menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sangat kurus atau < -3SD, kurus
2SD s/d
-3SD s/d < -2SD, normal
-
SD dan gemuk atau > 2 SD (Riskesdas, 2010). Status gizi
pada penelitian ini, penulis mengkategorikan menjadi 2 yaitu status gizi
tidak normal atau < -2 SD s/d > 2
-2 SD
SD (Riskesdas, 2010).
2. Anemia
a. Definisi Anemia
Anemia gizi adalah suatu keadaann dengan kadar hemoglobim
darah yang lebih rendah daripada normal sebagai ketidakmampuan
jaringan pembentuk sel darah merah dalam produksinya guna
mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal (Adriani et.al,
2013).
b. Faktor penyebab anemia pada remaja
Menurut Dieny, 2014 faktor penyebab anemia meliputi:
1. Status Gizi
Status gizi pada remaja menyatakan suatu keadaan yang
seimbang antara konsumsi dan penyerapan zat gizi di dalam tubuh.
Peningkatan kebutuhan remaja putri terhadap zat gizi mikro,
terutama zat besi, digunakan untuk penggantian zat besi yang hilang.
Status gizi yang baik selama masa remaja merupakan dasar untuk
kehidupan remaja yang sehat dan menyiapkan remaja putri menjadi
calon ibu yang paling baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Lama masa haid
Remaja putri lebih banyak memerlukan zat besi untuk
mengganti zat besi yang hilang saat haid. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa darah yang hilang selama satu periode haid
berkisar antara 20-25 cc, maka kehilangn zat besi berkisar sebesar
12,5-15 mg/bulan atau kira-kira 0,4-0,5 mg/hari dan apabila
ditambah dengan kehilangan basal jumlah total zat besi yang hilang
sebesar 1,25 mg per hari. Apabila darah yang keluar selama haid
sangat banyak akan terjadi anemia besi.
3. Asupan zat besi (Fe) dan protein
Penyebab utama anemia besi adalah inadekuatasupan zat
besi yang berasal dari makanan. Pada umumnya remaja putri
lebihbanyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat
besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani dan sering
melakukan diit pengurangan makan karena ingin langsing, sehingga
kebutuhan zat besi tidak terpenuhi.
4. Malabsorpsi zat besi
Malabsorpsi zat besi yang dialami remaja pada saluran
cerna akibat gastritis, ulkus peptikum, diare, adanya parasit cacing
tambang, dan sebagainya dapat menyebabkan anemia.
5. Penyakit infeksi
Penyakit infekisi dapat menyebabkan berbagai masalah
gizi, hal ini terjadi karena gejala yang ditimbulkan seperti muntah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan diare serta penurunan nafsu makan. Penyakit infeksi dapat
memperlambat pembentukan hemoglobin dalam darah.
c. Batas Ambang Anemia
Menurut WHO (2001), batas ambang anemia untuk wanita
usia lebih dari 11 tahun adalah apabila kadar hemoglobin kurang dari 12
gr/dl. Penggolongan jenis anemia menjadi ringan, sedang, dan berat
belum
ada
keseragaman
mengenai
batasannya,
namun
untuk
mempermudah pelaksanaan pengobatan dan mensukseskan program
lapangan, menurut Standing Committee on Nutrition (ACC/SCN) (1991),
anemia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu
Tabel 2.1 Penggolongan anemia menurut kadar Hb
Anemia
Hb (gr/dl)
Ringan
10.0 11.9
Sedang
7.0 9.9
Berat
< 7.0
Sumber : ACC/SCN (1991)
Pada penelitian ini penilaian klasifikasi kejadian anemia
d. Dampak anemia pada remaja
Menurut Dieny, 2014 dampak anemia pada remaja putri adalah :
1.
Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar
2.
Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal
3.
Menurunkan kemampuan fisik olahragawati
4.
Mengakibatkan muka pucat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Penatalaksanaan dan pencegahan
Jika
anemia
defisiensi
besi
sudah
ditegakkan,
maka
pengobatan harus dilakukan, sambil mencari dan menghilangkan
penyebabnya. Anemia karena perdarahan misalnya tidak perlu menunda
pengobatan sampai penyebabnya dihilangkan (Bakta, 2006).
Atau pada contoh yang lain, seperti defisiensi besi akibat
kekurangan asupan gizi dapat diberikan terapi diet tinggi besi dengan
makanan yang banyak mengandung besi seperti kuning telur, ragi,
kerang, kacang dan buah kering tertentu (mengandung besi > 5 mg/100
g); daging, ikan, unggas dan sayur hijau (mengandung 1
5 mg/100 g)
(Dewoto, et. al, 2007).
f. Komplikasi dan prognosis anemia
Hemoglobin memiliki peran penting dalam mengantar oksigen ke
seluruh bagian tubuh untuk konsumsi dan membawa kembali karbon
dioksida kembali ke paru menghembuskan nafas keluar dari tubuh. Jika
kadar hemoglobin terlalu rendah, proses ini dapat terganggu, sehingga
tubuh terjadi hipoksia. Anemia umumnya memiliki prognosis yang
sangat baik dan mungkin dapat disembuhkan dalam banyak hal.
Prognosis keseluruhan tergantung pada peyebab anemia, tingkat
keparahan, dan kesehatan keseluruhan pasien. Anemia yang parah dapat
menyebabkan rendahnya kadar oksigen pada organ-organ vital seperti
jantung dan dapat menyebabkan serangan jantung (Proverawati, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hubungan antara Status Gizi dengan kejadian Anemia
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh sesorang atau
sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorpsi),
dan penggunaan zat gizi makanan dalam tubuh. Jika asupan gizi yang masuk
ke dalam tubuh kurang adekuat maka proses absorpsi sampai penggunaan zat
gizi akan berkurang. Asupan nutrisi kurang maka semua zat gizi yang di
absorpsi termasuk Fe juga akan lebih sedikit yang masuk ke dalam tubuh
(Dieny, 2014).
Anemia dimulai dengan pengangkutan zat besi yang berkurang
dan
menyebabkan penurunan saturasi transferin zat besi. Pada tahap
selanjutnya terjadi defisit transportasi besi yang khas yang menghambat
produksi hemoglobin. Protoporfirin eritrosit meningkat, dan reseptor
transferin menjadi lebih banyak sebagai respon terhadap keadaan zat besi
yang buruk (William & Wilkins 2001).
Anemia ditandai dengan penurunan cadangan Fe yang tercermin dari
berkurangnya konsentrasi serum ferritin. Selanjutnya terjadi peningkatan
absorpsi Fe akibat memurunnya level Fe tubuh. Manifestasi keadaan ini
menimbulkan eritripoiesis defisiensi Fe (defisiensi Fe tanpa anemia), cadangan
Fe menipis dan produksi Hb terganggu. Meskipun konsentrasi Hb diatas cut off
point kategori anemia, namun terjadi pengurangan transferrin saturasi yaitu
suplai Fe ke sumsum tulang tidak cukup, meningkatnya konsentrasi eritrosit
protoporfirin karena kekurangan Fe untuk membentuk Hb. Di akhir tahapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
defisiensi Fe, anemia ditandai dengan konsentrasi Hb dibawah range normal
(FKM UI, 2011).
B. Kerangka Konsep
Asupan
Nutrisi
Status Gizi
Nutrisi tidak
adekuat
Cadangan besi
berkurang
Faktor
yang
mempengaruhi status
gizi remaja :
1. Aktifitas fisik
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Pengetahuan
5. Faktor keluarga
6. Lingkungan
7. Media massa
Feritin serum
turun
Saturasi transferin
turun
Defisit
transportase Fe
Faktor penyebab anemia
pada remaja putri :
1. Status Gizi
2. Lama Masa Haid
3. Asupan zat besi (Fe)
dan protein
4. Malabsorpsi zat besi
5. Penyakit infeksi
Gambar 1.
Protopofirin eritrosit
meningkat
Kerangka konsep hubungan antara status gizi dengan
kejadian anemia pada remaja.
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak di teliti
commit to user
Anemia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang diuraikan diatas, maka hipotesis yang
dikemukakan adalah ada hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada
commit to user
Download