Pikiran Rakyat Puasa dan Pengguna EKARANG ini penderita penyakit jantung sangat banyak, dan angka kejadiannya terus bertambah setiap tahunnya. Ilmu kedokteran modern saat ini menyediakan berbagai jenis pengobatan penyakit jantung tergantung dari jenis pe~yakit jan~~g yang diderita. Pendent.a penyakit jantung, misalnya penyakit jantung koroner, pada dasarnya meI?-erlukan kon- . sumsi obat yang berkesmambungan, di mana beberapa obat bahkan diminum setiap hari selam~ hidup. Ol~~ karena itu, setiap pendenta penyakitJantu~g. pasti akan menghadapi pertanyaan irn saat menghadapi puasa Ramadan. Amankah penderita penyakit jantung berpuasa? Bagaimana cara mengonsumsi obatjantung selama puasa? ! I, t Amankah berpuasa? Berpuasa merupakan salah satu kewajiban yang hams dilaksanakan oleh setiap pemeluk agama Islam yangtelah dewasa. Puasa seyogianya dilakukan . meskipun seseorang sedang menjalam pengobatan, dalam hal ini p~n.goba~an penyakit jantung. Satu penelitian di Arabi Saudi menemukan bahwa selama Ramadan, 91% penderita penyakit jantung menahun dapat menjalankan puasa dan hanya 6% yang merasa penyakitnya bertambah berat deng~ ?erpuasa. Pada penderita penyakitJantung yang dapat berpuasa.Bz'e te.tap dapat meneruskan pengobatan rutmnya. ltu menunjukkan bahwa berpuasa bukanlah suatu halangan bagi para penderita penyakit jantung menahun, dan mereka tetap dapat berpuasa tanpa meninggatkan pengobatannya. PeDclerita penyakit jantung yang akut, misalnya mereka yang terkena serangan jantung atau yang sedang mengalami kedaruratan jantung lainnya tentunya tidak dianjurkan untuk berpuasa, Obatjantung Sekarang ini sebagian besar obatjantung memiliki masa kerja yang panjang sehingga pemakaiannya cukup 1 kali setiap hari. Untuk obat dengan penggunaan 1kali setiap hari maka dapat diminum pada saat sahur atau saat berbuka puasa. Akan tetapi, beberapa obat jantung memiliki masa kerja yang pendek dan oleh karena itu hams diminum 2 atau 3 kali setiap hari. Obat yang-diminum 2 kali per hari dapat diberikan pada saat sahur dan saat berbuka, sedangkan obat yang harus diminum 3 kali biasanya diberikan saat sahur, saat berbuka dan sebelum tidur. Secara fannakologi, pemberian obat 2 atau 3 kali sehari dengan cara ini memang tidak ideal, karena interval antara pemberian obat yang tidak seragam sehingga kadarnya dalam darah tidak merata. Namun pada saat puasa, pemberian obat hanya dapat dilakukan mulai saat berbuka hingga saat sahur se- • hingga hanya cara inilah yang dapat dilakukan. Altematif lainnya adalah mengubah jenis obat dengan obat lain yang memiliki khasiat yang sama (biasanya dari golongan obat yang sama) tetapi memiliki masa kerja yang lebih lama. Dengan cara ini obat yang tadinya harus diminum 3 kali per hari menjadi 1kali per hari. Tentu saja diperlukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum Anda melakukan hal ini. I t I, Kliping Humas Onpad 2011 -------,---- n Bagaimana mengonsumsi obat jantwngsaatberpuasa? Berikut ini akan dibahas beberapa jenis obatjantung dan anjuran penggunaannya saat berpuasa. 1. Diuretik adalah golongan obat yang meningkatkan volume urine (orang awam lebih mengenal sebagai obat perangsang kencing), misalnya Furosemide. Golongan obat ini sering diberikan pada penderita gagal jantung. Obat golongan ini mungkin perlu diubah penggunaannya pada saat berpuasa, karena dapat menyebabkan penyusutan volume cairan tubuh, sementara pada saat berpuasa asupan cairan berkurang. Sebagai akibatnya, sangat besar kemungkinan terjadinya dehidrasi yang justru: dapat membahayakan. Oleh karena itu, biasanya obat golongan ini dikurangi dosisnya atau dihentikan sama sekali. 2. Obat antiplatelet adalah golongan obat yang menghambat pembekuan sel darah (orang awam lebih mengenal istilah "pengencer darah"), sebagai contoh yang banyakdipakai adalah Aspilets, Obat ini biasanya diberikan pada penderita penyakitjantung koroner. Banyak obat jenis ini yang menyebabkan iritasi saluran cema sehingga dianjurkan penggunaannya setelah makan, misalnya setelah sahur atau setelah berbuka. Meskipun keduanya dikonsumsi setelah makan, akan lebih bijaksana bila obat golongan ini diminum setelah berbuka. Alasannya adalah bila temyata timbul masalah saluran cema setelah meminumnya, pengobatannya dapat diberikan dengan mudah pada malam hari, tanpa mempertimbangkan saat berpuasa. Pernilihan makanan yang tidak bersifat asam pada saat sahur atau saat berbuka juga dapat membantu mengurangi timbulnya gejala saluran cema. Altematiflainnya adalah mengganti obat tersebut dengan obat yang tidak menyebabkan iritasi saluran cema tetapi dengan khasiat yang sama. 3. Obat antikolesterol biasanya tidak memerlukan penyesuaian dosis ataupun perubahan interval pemberian selama puasa. Sebagian besar obat golongan ini biasanya diminum malam hari dan cukup 1 kali setiap harinya, sehingga tidak akan menghalangi pelaksanaan puasa. 4. Penderita hipertensi mungkin rnemerlukan perubahan pengobatan antihipertensi selama berpuasa. Selain untuk penderita tekanan darah tinggi, obat antihipertensi juga sering diberikan pada penderita gagal jantung. Beberapa obat antihipertensi merupakan campuran dua jenis obat, salah satu di antaranya biasanya berupa diuretik. Seperti telah disebutkan, diuretik dapat mengakibatkan dehidrasi pada saat berpuasa. Oleh karena itu, mengubah obat antihipertensi menjadi satujenis (monodrug) akan lebih baik, karena akan lebih mudah menentukan dosis dan memprediksi efeknya. Beberapa kepustakaan menganjurkan perubahan dosis pada mereka yang mendapatkan obat vasodilator (obat yang melebarkan pembuluh darah), contohnya Captopril atau yang sejenis, dengan maksud mengurangi kemungkinan terjadinya penurunan tekanan darah yang terlalu besar. Untuk melakukan perubahan obat yang 'diminum sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. 5. Obat antiangina (obat anti nyeri dada) diberikan pada penderita penyakit jantung koroner untuk melebarkan pembuluh darah koroner sehingga keluhan nyeri dada dapat dicegah atau diobati. Salah satu jenis obat ini adalah golongan nitrat, contohnya Isosorbid Dinitrat. Efek samping golongan obat ini adalah terjadi penurunan tekanan darah, yang pada beberapa penderita dapat menimbulkan keluhan seperti rasa melayang atau sakit kepala. Pada saat berpuasa, terjadinya penurunan tekanan darah dapat lebih besar karena kemungkinan kurangnya asupan cairan dan garam dibandingkan dengan saat tidak berpuasa. Oleh karena itu, penyesuaian dosis mungkin diperlukan agar obat tersebut tidak menyebabkan efek samping yang merugikan dengan tetap menjaga efektivitasnya. 6. Obat lainnya yang sering diberikan pada penderita penyakitjantung adalah golongan penyekat beta, contoh yang paling populer adalah Bisoprolol. Obat ini biasanya dipakai sebagai antinyeri dada atau diberikan pula pada kasus gagal jantung menahun. Penyerapan obat golongan ini diketahui lebih baik pada pagi hari dibandingkan dengan malam hari, sehingga lebih efektif jika diminum 'saat sahur. , 7. Diabetes melitus (kencing manis) merupakan salah satu faktor .siko utama penyakit jantung koroner, sehingga sering penderita penyakit jan g koroner juga menderita diabetes dan mengonsumsi obat antidiabetes. Obat antidiabetes memiliki potensi untuk menimbulkan hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah). Asupan kalori yang relatifberkurang disertai dengan konsumsi obat antidiabetes adalah kombinasi yang kuat untuk menyebabkan hipoglikemia. Bebera a obat antidiabetes memerlukan penyesuaian dosis selama berpuasa untuk menghindari terjadinya kadar gula darah yang terlalu rendah yang dapat membahayakan, Masih banyak jenis obat yang perlu diperhatikan konsumsinya saat berpuasa, apalagi bila diperhatikan ahwa ja-: rang sekali penderita penyakit jantung yang hanya menderita sakitjantung. Kebanyakan penderita penyakit jantung mengidap penyakit lain juga misalnya diabetes, penyakit paru, rematik, dan lainnya. Penyakit-penyakit penyerta ini sering mendapat pengobat juga, dan masalah interaksi obat menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter keadaan penyakit jantung Anda untuk mengetahui apakah berpuasa aman bagi Anda, dan tanyakan pula cara yang aman dan efektif untuk tetap mengonsumsi obat jantung Anda. Januar Wibawa Martha, staf Bagian Kardiologi & Kedokteran Vaskuler, FK Universitas Padjadjaran, Bandung.