BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendidikan liberal adalah sistem pendidikan yang bersumber dari tradisi liberal dengan menekankan otonomi sebagai tujuan inti pendidikan. Nilai otonom yang diperjuangkan menyoal ‘kapasitas rasional individu’ dalam mencapai argumen bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan dan mengejar visi sendiri dari kehidupan yang baik. Pendidikan dalam ideologi liberal terbagi menjadi tiga model yaitu Liberalisme pendidikan, Libersionisme pendidikan dan Anarkisme pendidikan. 2. Konsep pendidikan liberal Nussbaum adalah berpijak pada keyakinan adanya krisis di dunia pendidikan. Nussbaum selanjutnya melakukan pelacakan historis untuk menemukan akar pendidikan liberal. Nussbaum akhirnya merumuskan tiga kapasitas utama yang harus ada dalam sistem pendidikan liberal. Pertama, kapasitas pengayaan diri ala Sokrates yang berfungsi sebagai critical thinking atau berpikir kritis. Kedua, kesadaran individu sebagai masyarakat dunia, kapasitas kedua berfungsi untuk menyadarkan individu akan keberagaman dan melihat dirinya tidak hanya secara lokal namun juga global. Ketiga, kapasitas imajinasi naratif, yaitu kemampuan mengimajinasikan posisi orang lain pada dirinya individu itu sendiri, dengan adanya kemampuan imajinasi naratif maka menumbuhkan rasa simpati kepada sesama. 129 akan 3. Rekonstruksionisme dalam konteks filsafat pendidikan adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Nussbaum adalah seorang rekonstruksionis. Hal ini tercermin dari keselarasan pandangan ontologi, epistemologi dan aksiologi keduanya. Kesamaan pandangan tersebut menjadikan konsep pendidikan liberal Nussbaum pada posisi yang jelas dalam melihat sekolah sebagai agen sosial, konsep pembelajaran dan kurikulum. B. Saran 1. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan tentang konsep pendidikan liberal Martha C. Nussbaum, konsep Nussbaum tentang pendidikan liberal sangat kaya dan luas untuk dikaji. 2. Nussbaum merupakan seorang filsuf Amerika yang produktif dan banyak disorot sebagai filsuf yang paling bersinar di abad ke 21. Karya Nussbaum tidak terbatas hanya persoalan pendidikan, namun juga meluas pada persoalan etika, feminisme, politik, liberalisme dan hukum. Peneliti berharap selanjutnya dapat membahas pemikiran Nussbaum dalam bidang lainnya. 130