waktu erupsi gigi permanen ditinjau

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Erupsi gigi merupakan suatu perubahan posisi gigi yang diawali dengan
pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga
mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut. Erupsi gigi dipengaruhi oleh
faktor intrinsik, yaitu ras, genetik, dan jenis kelamin dan ekstrinsik yang meliputi
nutrisi dan tingkat ekonomi. 1,3
2.1 Odontogenesis
Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler dipersiapkan untuk
tumbuhnya gigi geligi.11 Gigi berasal dari dua jaringan embrional:ektoderm, yang
membentuk enamel, dan mesoderm yang membentuk dentin, sementum, pulpa, dan
juga jaringan-jaringan penunjang.3,12 Perkembangan gigi geligi pada masa embrional
dimulai pada minggu ke-6 intrauterin ditandai dengan proliferasi epitel oral yang
berasal dari jaringan ektodermal membentuk lembaran epitel yang disebut dengan
primary epithelial band. Primary epithelial band yang sudah terbentuk ini
selanjutnya mengalami invaginasi ke dasar jaringan mesenkimal membentuk 2 pita
pada masing-masing rahang yaitu pita vestibulum yang berkembang menjadi segmen
bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir dan pita lamina dentis yang akan berperan
dalam pembentukan benih gigi.13,14 Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi
dalam 3 tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.3
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Tahap Perkembangan Gigi
Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:3,15
a. Inisiasi (bud stage)
Inisiasi merupakan permulaan terbetuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel
tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel
sekitarnya . Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi
dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah.
b. Proliferasi (cap stage)
Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami
proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papil gigi yang kemudian
membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada
disekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi
yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.
c. Histodiferensiasi (bell stage)
Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sel-sel epitel enamel dalam (inner email
ephithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang
akan berdiferensiasi menjadi enamel dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi
odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.
d. Morfodiferensiasi
Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk
menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi
matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel enamel bagian dalam
tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel enamel dan odontoblas
Universitas Sumatera Utara
merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel
junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap
macam gigi. Terdapat deposit enamel dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel
ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan
ukurannya.
e. Aposisi
Pembentukan matriks keras gigi baik pada enamel, dentin, dan sementum
terjadi pada tahap ini. Matriks enamel terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak
ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25 %-30%.
2.1.2. Tahap Kalsifikasi Gigi
Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam.
Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi
dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis
demi lapis.2 Kalsifikasi gigi desidui dimulai pada minggu ke-14 prenatal, diikuti
dengan kalsifikasi gigi molar pertama pada minggu ke-15. Gigi insisivus lateral
mengalami kalsifikasi pada minggu ke-16, gigi kaninus pada minggu ke-17, sedang
gigi molar kedua pada minggu ke-18.1
Tahap kalsifikasi bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain,
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Demikian juga pola kalsifikasi, bentuk korona,
dan komposisi mineralisasi, dipengaruhi oleh faktor genetik.1,3,12 Perkembangan gigi
kecuali bervariasi juga menunjukkan beda pada jenis kelamin, dan bersifat bilateral
Universitas Sumatera Utara
simetris. Perempuan biasanya menunjukkan perkembangan yang mendahului lakilaki, dan pada rahang bawah lebih dahulu daripada rahang atas.1
Kalsifikasi enamel dan dentin tidak sama, tetapi mempunyai karakterisistik
yang bervariasi pada periode perkembangan. Menurut Brauner, pada usia 10 bulan
sampai 2,5 tahun, pembentukan dan kalsifikasi enamel dan dentin baik, namun relatif
rentan karena apabila terjadi gangguan metabolisme pada anak yang sedang
berkembang secara klinis tidak menyebabkan terjadinya hipoplasia enamel, tetapi
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan ringan pada kalsifikasi saja. Pada usia 2,5
sampai 5 tahun, kalsifikasi enamel dan dentin biasanya tidak homogen, akan tetapi
sifatnya lebih baik dibandingkan pada masa bayi. Gangguan pada kalsifikasi terjadi
sebagai akibat respon gangguan metabolisme anak yang sedang berkembang dan
gangguan ini disebut hipoplasia kronik. Pada usia 6 sampai 10 tahun, kalsifikasinya
baik dan tahan terhadap gangguan pada pembentukan enamel. Periode ini merupakan
periode yang kritis karena pembentukan dan kalsifikasi gigi sangat rentan terhadap
gangguan pada metabolisme anak-anak yang sedang berkembang, sehingga dapat
terjadi hipoplasia enamel.12 Rensburg menyatakan bahwa gangguan pada tahap
kalsifikasi dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.3
Sinclair menyatakan bahwa gigi desidui mulai berkalsifikasi pada usia 4
sampai 6 bulan dalam kandungan. Pada saat kelahiran beberapa diantaranya lebih
maju dari gigi lainnya. Pada tahap ini kalsifikasi gigi desidui belum sempurna hingga
mencapai usia 3 tahun. Mahkota dari beberapa gigi molar permanen saat itu sudah
terbentuk sempurna dan sebagian akarnya sudah mulai terbentuk. Pada usia 6 tahun,
Universitas Sumatera Utara
mulut telah dipenuhi oleh gigi. Gigi geligi desidui mulai tanggal dan gigi permanen
sudah terbentuk.12
2.1.3. Tahap Erupsi Gigi
Banyak pendapat mengenai pengertian erupsi gigi. Menurut Lew, gigi
dinyatakan erupsi jika tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi muncul menembus
gingival dan tidak melebihi 3 mm di atas gingival level yang dihitung dari tepi insisal
gigi.5
Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi
yang dimulai dari tempat pembentukan gigi dalam tulang alveolar kemudian gigi
menembus gingiva sampai akhirnya gigi mencapai dataran oklusal.1 Gerakan dalam
proses erupsi gigi adalah ke arah vertikal tetapi selama proses erupsi gigi
berlangsung, gigi juga mengalami pergerakan miring, rotasi dan pergerakan ke arah
mesial.6,12 Proses erupsi gigi dimulai sebelum tanda pertama mineralisasi dimana
proses erupsi gigi ini terus-menerus berlangsung tidak hanya sampai terjadi kontak
dengan gigi antagonisnya, tetapi juga sesudahnya, meskipun gigi telah difungsikan.
Proses erupsi gigi berakhir bila gigi telah tanggal.7
Adanya pergerakan pada proses erupsi gigi akan menstimulasi pertumbuhan
tulang rahang dalam arah panjang dan lebar. Hal ini terbukti bila gigi tanggal pada
masa pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang maka tulang rahang di sekitar
gigi yang tanggal tersebut mengalami ketertinggalan dalam pertumbuhannya
dibandingkan dengan tulang rahang di sekitar gigi yang tidak tanggal. Benih-benih
gigi desidui dan gigi-gigi permanen mula-mula terhadap oklusal keduanya sejajar.
Universitas Sumatera Utara
Dengan pertumbuhan rahang, gigi desidui akan lebih terdorong ke arah oklusal,
makin tertinggal benih gigi permanen dan akhirnya benih gigi permanen ini
menempati lingual akar atau antara akar-akar gigi desidui.1
Proses erupsi gigi dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap praerupsi,
prafungsional, dan fungsional.
a.Tahap Praerupsi
Tahap praerupsi dimulai saat pembentukan benih gigi sampai mahkota selesai
dibentuk. Pada tahap praerupsi, rahang mengalami pertumbuhan pesat di bagian
posterior dan permukaan lateral yang mengakibatkan rahang mengalami peningkatan
panjang dan lebar ke arah anterior-posterior. Untuk menjaga hubungan yang konstan
dengan tulang rahang yang mengalami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi
bergerak ke arah oklusal.13
Pergerakan benih gigi ke arah oklusal pada tahap praerupsi berhubungan
dengan pertumbuhan tulang rahang pada sisi apikal dan jaringan ikat di sekitar
kantung gigi.13 Pertumbuhan tulang rahang pada sisi apikal pada tahap praerupsi ini
berlangsung lebih cepat daripada sisi yang lain dari tulang rahang yang menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan pada sisi apikal tulang rahang sehingga benih gigi
terdorong ke arah oklusal. 12,13 Selain proliferasi aktif dari tulang rahang, bergeraknya
benih gigi ke arah oklusal pada tahap praerupsi ini juga dipicu oleh pertumbuhan dari
jaringan ikat di sekitar kantung gigi. Proliferasi jaringan ikat ini berjalan dengan cepat
sehingga menghasilkan kekuatan untuk mendorang gigi ke arah oklusal.13
Universitas Sumatera Utara
b. Tahap Prafungsional
Tahap prafungsional dimulai dari pembentukan akar sampai gigi mencapai
dataran oklusal.13 Pada tahap prafungsional gigi bergerak lebih cepat ke arah vertikal.
Selain bergerak ke arah vertikal, pada tahap prafungsional gigi juga bergerak miring
dan rotasi. Gerakan miring dan rotasi dari gigi ini bertujuan untuk memperbaiki
posisi gigi berjejal di dalam tulang rahang yang masih mengalami pertumbuhan.12,13
Pergerakan gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional berhubungan
dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar kantung gigi.13 Proliferasi aktif dari
jaringan ligamen periodontal ini menghasilkan suatu tekanan di sekitar kantung gigi
yang akan mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap prafungsional
semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen
periodontal. Meningkatnya permeabilitas vaskular ini memicu keluarnya cairan
secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukan cairan di sekitar
ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi. Keadaan ini sama
dengan kondisi inflamasi dimana jaringan ligamen periodontal yang membengkak
akan mendorong gigi ke luar dari soketnya, tetapi proses patologis ini tidaklah sama
sepenuhnya dengan proses erupsi fisiologis.1 2,13 Faktor lain yang juga berperan dalam
menggerakkan gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional ini adalah perpanjangan
dari pulpa, dimana pulpa yang sedang berkembang pesat ke arah apikal juga dapat
menghasilkan kekuatan untuk mendorong mahkota ke arah oklusal.13 Peran
pertumbuhan akar dalam proses erupsi gigi pada tahap prafungsional masih belum
diketahui karena gigi yang sudah dirusak akarnya masih bisa bererupsi, bahkan ada
gigi yang masih mengadakan erupsi tanpa terbentuknya akar sama sekali. Proliferasi
Universitas Sumatera Utara
jaringan ikat, peningkatan permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal dan
pertumbuhan pulpa merupakan tiga faktor yang menyebabkan bergeraknya gigi ke
arah oklusal pada tahap prafungsional.12,13
c. Tahap Fungsional
Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah
tanggal. Selama tahap fungsional gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan
proksimal.13 Pergerakan gigi pada tahap fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan
titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan.7
Pada tahap fungsional tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan
terutama pada bagian soket gigi sebelah distal demikian halnya dengan sementum
pada akar gigi. Terjadinya pertumbuhan pada sementum dan tulang di sekitar soket
gigi sebelah distal pada tahap fungsional menimbulkan interpretasi bahwa
bergeraknya gigi ke arah oklusal dan proksimal pada tahap ini berhubungan dengan
pertumbuhan tulang alveolar dan pertumbuhan sementum. Interpretasi ini tidaklah
benar.13 Pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab bergeraknya
gigi pada tahap fungsional tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan pertambahan
sementum yang terjadi pada tahap fungsional ini merupakan hasil dari pergerakan
gigi selama tahap prafungsional.
12,13
Adapun penggerak gigi selam tahap fungsional
sama dengan tahap prafungsional yaitu proliferasi ligamen periodontal, tetapi berjalan
lebih lambat.7,13
Universitas Sumatera Utara
2.2 Waktu Erupsi Gigi
Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya tonjol gigi atau tepi
insisal dari gigi menembus gingiva.7 Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat
perbedaan waktu erupsi antara satu populasi dengan populasi lain yang berbeda Ras
bahkan berdasarkan penelitian Hume (1992) pada berbagai etnik di Amerika dan
Eropa Barat didapat data bahwa tidak ada dua individu yang mempunyai waktu
erupsi yang sama.1,7
Gigi yang bererupsi pertama kalinya adalah gigi susu atau gigi desidui.
Beberapa lama gigi desidui akan berada dalam rongga mulut untuk melaksanakan
aktivitas fungsionalnya, sampai akhirnya gigi permanen erupsi untuk menggantikan
gigi desidui tersebut.1,15-19
Waktu erupsi gigi permanen dimulai saat anak berusia 6 sampai 7 tahun,
ditandai dengan erupsi gigi molar pertama rahang bawah bersamaan dengan insisivus
pertama rahang bawah dan molar pertama rahang atas.3,9,16 Gigi insisivus sentral
rahang atas erupsi umur 7 tahun dilanjutkan dengan gigi insisivus lateral rahang
bawah. Gigi insisivus lateral rahang atas erupsi umur 8 tahun dan gigi kaninus rahang
bawah umur 9 tahun. Gigi premolar pertama rahang atas erupsi umur 10 tahun,
dilanjutkan dengan erupsi gigi premolar kedua rahang atas, premolar pertama rahang
bawah, kaninus rahang atas dan premolar kedua rahang bawah. Erupsi gigi molar
kedua rahang bawah terjadi umur 11 tahun dan molar kedua rahang atas umur 12
tahun. Erupsi gigi paling akhir adalah molar ketiga rahang atas dan rahang bawah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Erupsi gigi permanen laki-laki pada beberapa populasi
Group
Java
Source
Indriati,2001
Method
Maxilla
Mandible
I1
I2
C
P1
P2
M1
M2
I1
I2
C
P1
P2
M1
M2
C, mean
7.22
8.56
11.58
10.33
10.65
6.73
11.86
6.66
7.42
11.14
10.49
11.33
6.7
11.22
C, median
7.33
8.42
11.5
10.33
10.83
6.83
11.75
6.83
7.5
11.22
10.83
11.46
6.83
11.33
Am. Negro
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
7.77
8.45
11.74
10.82
11.92
6.79
12.64
6.95
7.94
10.99
10.86
11.48
6.97
12.33
Zulu
Suk, 1919
C, median
5.98
6.98
10.17
10.11
10.66
5.26
11.36
5.47
5.96
9.63
10.11
10.75
5.23
11.04
Maya
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
8.35
9.3
11.79
10.29
11.63
6.88
12.49
7.41
8.4
11.16
11.14
11.99
6.76
11.86
Navajo
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
7.65
8.84
11.07
10.09
10.9
6.68
11.56
6.8
7.72
10.26
10.22
11.18
6.33
11.62
Pima
Dahlberg, 1958
C, median
7.83
8.74
11.66
10.08
11.33
5.98
11.67
6.26
7.65
10.78
10.43
11.39
5.89
11.2
American
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
7.87
9.16
11.83
10.72
11.46
7.04
13.05
6.93
8.51
10.94
11.15
11.86
6.98
12.41
American
Hellman, 1943
L, mean
7.33
8.6
12.02
11.17
12.21
6.75
12.96
6.29
7.55
11.04
11.09
12.32
6.82
12.59
American
Fulton & Price, 1954
L, mean
7.26
8.42
11.38
10.42
11.12
6.63
12.09
6.54
7.54
10.72
11.09
11.8
6.32
11.83
American
Cattell, 1928
C, median
7.33
8.42
11.5
10.33
11.08
6.33
12.16
6.25
7.58
10.66
10.58
11.33
6.16
11.66
American
Cohen, 1928
C, median
7.1
8.6
11.5
10.2
10.7
6.4
12.8
6.4
7.5
10.3
10.8
11.4
6.4
11.8
American
Klein et al., 1938
C, median
7.49
8.62
11.8
10.42
11.18
6.64
12.7
6.5
7.64
10.7
10.75
11.45
6.44
12.2
English
Stones et al., 1951
L, mean
8.1
8.85
12.24
10.93
11.38
6.72
12.43
6.85
8.12
11.41
11.4
12.12
6.91
12.16
English
Ainsworth, 1925
C, median
7.42
8.81
11.73
9.96
10.89
6.34
12.33
6.49
7.72
10.8
10.86
11.8
6.24
11.86
English
Clements et al., 1953
C, median
7.01
8.18
11.46
10.41
11.52
6.11
11.97
6.08
7.3
10.51
11.35
12.32
6.14
11.41
New Zealand
Leslie, 1951
C, median
7.26
8.32
11.4
11.01
11.74
6.47
12.47
6.38
7.42
10.78
11.34
12.18
6.46
11.89
Keterangan : C:Cross section, L:Longitudinal. Tabel diadaptasi dan dimodifikasi dari Dahlberg dan Menegaz-Bock, 1958.3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Erupsi gigi permanen perempuan pada beberapa populasi
Group
Java
Source
Indriati,2001
Method
Maxilla
Mandible
I1
I2
C
P1
P2
M1
M2
I1
I2
C
P1
P2
M1
M2
C, mean
7.59
8.82
11.03
10.56
11.05
6.91
11.81
6.83
7.69
11.08
10.79
11.05
6.82
11.25
C, median
7.58
9.04
11
10.92
11.37
6.5
12
6.83
7.67
11
11
11.42
6.75
11.46
Am. Negro
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
7.13
8.31
10.39
10.07
10.97
6.9
11.85
6.28
7.19
9.73
10.23
10.77
6.33
11.43
Zulu
Suk, 1919
C, median
6.18
7.14
9.72
9.76
10.06
5.77
10.92
5.85
6.23
9.12
9.76
10.24
5.49
10.61
Maya
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
8.27
8.63
10.89
9.96
10.92
6.69
12.09
7.15
8.09
10.32
10.24
11.16
6.68
11.49
Navajo
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
7.71
8.66
10.68
9.88
11.38
6.61
11.43
6.48
7.44
9.81
10.18
10.47
6.43
11.23
Pima
Dahlberg, 1958
C, median
7.47
8.34
10.94
9.63
10.73
5.8
11.38
6.15
7.32
9.66
9.87
10.73
5.43
10.8
American
Steggerda & Hills, 1942
L, mean
7.59
8.78
11.41
10.52
11.33
6.97
12.62
6.58
8
10.22
10.63
11.52
6.59
11.86
American
Hellman, 1943
L, mean
7.24
8.17
11.74
10.83
11.94
6.89
12.93
6.26
7.43
10.26
10.66
11.74
6.7
12.61
American
Fulton & Price, 1954
L, mean
7
7.87
10.55
9.91
10.46
6.32
11.59
6.21
6.92
9.68
10.08
10.79
6.04
10.91
American
Cattell, 1928
C, median
7.08
8
11.08
9.92
10.92
6.16
12.08
6.08
7.25
9.66
10.08
11.08
6
11.42
American
Cohen, 1928
C, median
6.9
7.9
10.7
9.9
10.7
6.1
12.2
6.1
7
9.6
10.1
10.08
5.59
11.6
American
Klein et al., 1938
C, median
7.2
8.15
11.05
10
10.82
6.54
12.4
6.19
7.31
9.85
10.2
11
6.12
11.9
English
Stones et al., 1951
L, mean
7.67
8.66
12.01
10.47
11.11
6.6
12.11
6.81
8.05
10.67
11.43
12.01
6.57
12.21
English
Ainsworth, 1925
C, median
7.2
8.37
11.2
9.77
10.72
6.12
12.07
6.23
7.5
9.9
10.36
11.21
5.95
11.52
English
Clements et al., 1953
C, median
6.62
7.82
10.67
9.79
11.06
5.94
11.5
5.77
7.01
9.41
10.53
11.64
5.84
11.18
New Zealand
Leslie, 1951
C, median
6.83
7.86
10.82
10.52
11.24
6.98
12.2
6.19
7.16
9.74
10.54
11.73
6.3
11.36
Keterangan : C:Cross section, L:Longitudinal. Tabel diadaptasi dan dimodifikasi dari Dahlberg dan Menegaz-Bock, 1958.3
Universitas Sumatera Utara
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan proses yang bervariasi pada setiap anak.3,9,16 Variasi
ini bisa terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
gigi, terutama pada periode transisi pertama dan kedua. Variasi ini masih dianggap
sebagai suatu keadaaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih
berkisar antara 2 tahun.3
Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:
1. Faktor Keturunan (Genetik)
Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi.9,18 Faktor
genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi
gigi, termasuk proses kalsifikasi.1,3 Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi
adalah sekitar 78 %.3
2. Faktor Ras
Perbedaan Ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi
permanen.1 Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa
lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika
Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam Ras
yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang
terlalu besar.3
3. Jenis Kelamin
Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada
setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat
dibandingkan laki-laki.5,9,14 Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.3
Universitas Sumatera Utara
4. Faktor Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan
tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan.
Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20 %.3
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain:
a. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan
seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan.6 Anak dengan tingkat ekonomi
rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat dibanding anak
tingkat ekonomi menengah. Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas,
menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi
memperlihatkan erupsi gigi lebih cepat dibandingkan anak-anak yang berasal dari
tingkat sosial ekonomi rendah (Andreasen, 1998). Hal ini berhubungan dengan nutrisi
yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik.3
b. Nutrisi
Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan
perkembangan rahang.3 Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi
erupsi, tetapi hal ini terjadi pada malnutrisi yang hebat.1 Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan keterlambatan erupsi gigi.18 Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat
mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat
dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar
endokrin. Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1 %.3
Universitas Sumatera Utara
5. Faktor Penyakit
Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik
dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis,
Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan
Hemifacial atrophy.3,7,18
6. Faktor Lokal
Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke
tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa
gingiva yang menebal, dan gigi desidui yang tanggal sebelum waktunya.3
Universitas Sumatera Utara
Download