Peran Histologi dalam Bidang Biologi Terapan Kamis, 14 Juli 2011 WIB, Oleh: Ika Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi turut mempengaruhi ruang lingkup penelitian histologi. Pada mulanya, penelitian lebih banyak bersifat deskriptif dan mulai bergeser ke arah eksperimental dari analisis jaringan hingga ke tingkat subseluler. Meskipun demikian, struktur histologis organ yang diteliti tetap tidak dapat diabaikan. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Istriyati, M.S., saat dikukuhkan dalam jabatan guru besar pada Fakultas Biologi, Kamis (14/7), di Balai Senat UGM. Dalam pidato berjudul “Histologi dalam Biologi Terapanâ€, Istriyati menyebutkan perkembangan penelitian histologi juga terjadi di sejumlah bidang, seperti parasitologi dan mikrobiologi. Penelitian histologi pada bidang parasitologi yang pernah dilakukan adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak meniran terhadap tingkat parasitemia/cuplikan berupa darah dan respon terhadap imun/cuplikan berupa lien. Penelitian dilakukan dengan menginfeksi Trypanosoma evansi/penyakit sura pada struktur histologis ginjal, hati, dan otak mencit setelah mendapat perlakuan ekstrak etanolik atau akar meniran. “Manfaatnya diperoleh obat alternatif untuk menyembuhkan penyakit sura sebab obat-obat yang telah digunakan, semisal suramin, dilaporkan menyebabkan resistensi pada protozoa penyebab penyakit sura,†jelasnya. Sementara pada bidang mikrobiologi, penelitian histologi yang pernah dilakukan untuk mengetahui bakteri pada luka iris kulit mencit dalam proses penyembuhan luka. Limbah yang dibuang ke aliran sungai dapat menyebabkan kerusakan histologis organ dalam dan insang berbagai jenis ikan di kawasan tersebut. Lebih lanjut dituturkan wanita kelahiran Kebumen, 2 Desember 1945 ini, kini telah banyak diupayakan cara-cara untuk mencari bahan dasar alami asli Indonesia atau metabolit skunder dari tumbuhan/biota laut Indonesia yang memiliki kemungkinan untuk digunakan bagi kesejahteraan manusia. Metabolit sekunder ini ada yang mempunyai aktivitas hormonal, spermisida, antiproliferasi, dan memacu apoptosis serta bersifat sitoksik, obat untuk menyembuhkan penyakit pada manusia atau hewan, kurkumin atau turunannya. “Ini semua dilakukan dengan cara mengamati dan menganalisis sayatan tipis jaringan yang dipulas dengan pewarna yang sesuai tujuannya,†terangnya. Dikatakan Istriyati bahwa sebagai ilmu dasar, histologi banyak digunakan untuk analisis yang berhubungan dengan sayatan tipis jaringan hewan. Metode untuk mempelajari dan alat yang digunakan diupayakan disesuaikan dengan tujuan agar kesimpulan yang diperoleh bersifat akurat. (Humas UGM/Ika) Berita Terkait ● ● ● ● ● UGM Tuan Rumah Olimpiade Sains Terapan Nasional SMK Fakultas Biologi Jalin Kolaborasi dengan The College of Idaho Keanekaragaman Hayati Terbuka untuk Dikembangkan 40 Peserta OSTN Melaju ke Tahap Eksperimen Seminar Biologi Dan Perannya Di Tengah Masyarakat