1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan sebuah disiplin ilmu yang memiliki banyak
konsep yang saling berhubungan. Ilmu matematika tidaklah terpartisi dalam
berbagai topik yang saling terpisah, namun matematika merupakan mata
pelajaran yang sulit. Banyak unsur – unsur yang secara bersamaan dapat
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Diantaranya yang
mempengaruhi antara lain : siswa, pendidik/guru, metode pembelajaran, dan
lingkungan. Ditinjau dari diri siswa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal sering dikenal dengan faktor yang berasal dari diri siswa antara lain
bakat, kemampuan verbal, non verbal, kemampuan kompetensi, kemampuan
pandang ruang. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar diri siswa diantaranya yaitu faktor guru, sarana dan prasarana, kurikulum,
dan lingkungan.
Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui
melalui soal-soal yang berbentuk uraian. Dengan adanya soal yang berbentuk
uraian,
dapat
dilihat
langkah-langkah
yang
dilakukan
siswa
dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Salah satu soal uraian dalam matematika
berupa soal cerita. Menurut Hudojo (2005) mengemukakan soal cerita adalah
soal yang terbatas pada persoalan sehari-hari. Soal cerita banyak ditemukan
dalam setiap pembahasan materi karena merupakan contoh penerapan dalam
1
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
2
kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran soal cerita ini siswa dituntut untuk
memecahkan masalah melalui kemampuannya dalam memahami, merancang,
dan menyelesaikan soal cerita tersebut Rahardjo dan Waluyati (2005). Selain
itu, menurut Tello (2010) soal cerita juga perlu dipelajari karena dapat melatih
ketrampilan matematis siswa dalam memahami konsep dan penerapannya.
Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk
hitungan yang dapat dilakukan dengan komputasi. Oleh sebab itu, dalam
menyelesaikan soal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan sehingga
siswa sering melakukan kesalahan.
Menurut Kurniasih (Ulifa,2014) kesalahan merupakan suatu bentuk
penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya,
atau penyimpangan dari suatu yang diharapkan. Wijaya dan Masriyah
(Manibuy. dkk 2014) menyatakan bahwa kesalahan sebagai bagian dari
penyimpangan yang meliputi : kesalahan dalam memahami soal, kesalahan
dalam membuat rencana penyelesaian atau model matematika, dan kesalahan
dalam menulis atau menyatakan jawaban akhir. Kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika ini diketahui guru dalam proses pembelajaran
di kelas maupun dari hasil pekerjaan siswa dalam tes. Adanya kesalahan
penyelesaian oleh siswa dalam soal-soal matematika perlu mendapat
perbaruan. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam penyelesaian soal perlu
diklarifikasikan. Banyaknya kesalahan-kesalahan tersebut dapat digunakan
sebagai petunjuk evaluasi penguasaan siswa terhadap materi. Dalam
mengklarifikasikan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita dapat
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
3
menggunakan metode untuk menganalisisnya, metode analisis kesalahan siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika kontekstual banyak macamnya.
Menurut Asih (2015) bahwa masih ada kesalahan- kesalahan dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan persegi dan persegi panjang di SMP
N 11 Jember berdasarkan Newman Error Analysis (NEA) diantaranya yaitu
kesalahan membaca dan memahami soal, misalnya membaca ukuran panjang,
lebar, sisi, luas, keliling dan satuan, dalam memahami soal siswa tidak
menuliskan apa yang ditanyakan dan yang diketahui. Kemudian kesalahan
transformasi, seperti tidak menggunakan rumus yang tepat. Kemudian
kesalahan ketrampilan proses, kesalahan yang terjadi pada saat melakukan
perhitungan atau komputasi dan tidak melanjutkan perhitungan. Dan yang
terakhir yaitu kesalahan penulisan hasil akhir, siswa tidak menuliskan
kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendapatkan keterangan
bahwa masih banyak siswa yang mengeluh dikarenakan seringkali mengalami
kesalahan dalam memahami soal cerita, sehingga siswa mengalami kesalahankesalahan dalam menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Kesalahankesalahan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita tersebut
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik setiap siswa.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru matematika kelas VII SMP
Negeri 1 Sumbang masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam
memahami soal cerita. Berdasarkan permasalahan diatas peneliti akan
menganalisis kesalahan siswa dalam menyelelesaikan soal cerita pada materi
segiempat, metode analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
4
matematika kontekstual banyak macamnya. Namun, dalam penelitian ini
metode yang digunakan untuk menganalisis kesalahan tersebut adalah dengan
menggunakan metode analisis Newman. Metode analisis Newman merupakan
salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis kesalahan penyelesaian
soal cerita matematika. Jenis kesalahan dalam metode ini dibedakan menjadi
lima yaitu kesalahan membaca masalah (reading error), kesalahan memahami
masalah
(comprehension
error),
kesalahan
transformasi
masalah
(transformation error), kesalahan ketrampilan proses (process skill error),
kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding error). Peneliti ini penting untuk
mengetahui kesalahan yang biasa dilakukan siswa dalam mengerjakan soal
cerita pada materi segiempat sehingga dapat digunakan untuk meminimalisir
kesalahan yang biasa dilakukan siswa. Hal ini juga dapat digunakan untuk
memperbaiki proses mengajar berikutnya sehingga tidak terulang kesalahan
yang sama. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk memahami dan mengkaji
lebih dalam mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan
matematika, akan tetapi juga seorang siswa hendaknya harus mengetahui
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mempelajari matematika, antara
lain yaitu kemauan, kemampuan, dan kecerdasan tertentu, kesiapan guru itu
sendiri, kesiapan siswa, kurikulum, dan metode penyajiannya, faktor yang tak
kalah penting adalah gaya belajar. Perbedaan gaya belajar juga mempengaruhi
kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Menurut Agustama,Y.dkk. (2013) mengemukakan siswa memiliki
kecenderungan tertinggi dalam menyelesaikan permasalahan matematik
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
5
dengan menggunakan gaya belajar visual. Dalam setiap kecenderungan gaya
belajar yang sama, siswa juga memiliki aktivitas atau perilaku yang belum
tentu sama. Oleh karena itu dalam menyelesaikan masalah matematik, setiap
siswa memiliki perilaku belajar yang berbeda-beda. Menurut Soenarjadi (2014)
gaya belajar merupakan kecenderungan cara atau teknik seseorang untuk
mempermudah dirinya memproses informasi dalam rangka melakukan
perubahan yang lebih baik pada dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik saat manusia
beraktifitas sendiri maupun berkelompok. Menurut Gagne belajar merupakan
aktifitas atau suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai
akibat dari pengalaman (Dahar, 2011). Setiap individu memiliki cara belajar
yang berbeda-beda untuk mempermudah dalam memahami materi yang sedang
dipelajari. Tidak semua siswa memiliki gaya belajar yang sama, pasti berbeda
antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.
Menurut DePorter dan Hernacki (2003) gaya belajar adalah kombinasi
dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi. Jika guru mengetahui persis gaya belajar setiap siswanya maka
pembelajaran akan berlangsung secara efektif. Namun kadang hal ini tidak
dikuasai oleh semua guru. Siswa dapat dengan mudah memahami materi yang
diajarkan saat pembelajaran matematika. Terdapat tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas sensori, yaitu gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik. Setiap siswa memiliki cara belajarnya masing-masing yang pastinya
berbeda dengan yang lainnya. Oleh karena itu, setiap siswa memiliki caranya
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
6
masing-masing untuk memahami suatu materi yang sedang dipelajari. Begitu
pula ketika mempelajari mata pelajaran matematika. Ketika siswa mempelajari
matematika dengan gaya belajarnya mereka, maka siswa tersebut tidak akan
mengalami kesalahan-kesalahan dalam mempelajari dan memahami materi
yang sedang dipelajari.
Berdasarkan hal di atas perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis
kesalahan siswa berdasarkan Newman Error Analysis (NEA) SMP Kelas VII
dalam menyelesaikan soal cerita materi segiempat ditinjau dari gaya
belajarnya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar guru dapat mendesain
pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua siswa dari berbagai macam gaya
belajar. Penelitian ini dilakukan di sekolah menengah pertama karena peneliti
ingin menganalisis kesalahan siswa SMP kelas VII dalam menyelesaikan soal
cerita materi segiempat ditinjau dari gaya belajar yang lebih general atau
umum. Sekolah menengah pertama ini yaitu SMP Negeri 1 Sumbang yang
terletak di Jl. Raya Baturraden Timur Desa Sumbang Kecamatan Sumbang
Kabupaten Banyumas. Di sekolah ini terdiri dari 24 kelas, masing-masing
kelas VII, VIII, dan IX terdiri dari 8 kelas.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada bagaimana kesalahan siswa berdasarkan
Newman Error Analysis (NEA) dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
segiempat siswa SMP kelas VII ditinjau dari gaya belajar.
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
7
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan siswa berdasarkan
Newman Error Analysis (NEA) dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
segiempat SMP kelas VII ditinjau dari gaya belajarnya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Guru
Guru dapat mengetahui dan memahami kesalahan-kesalahan siswanya dan
kecenderungan gaya belajar yang dimiliki oleh siswanya, sehingga dapat
dijadikan pedoman dan motivasi bagi guru untuk meningkatkan kreatifitas
dan kualitas dalam pembelajarannya
2. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui gambaran kesalahan-kesalahan yang sering terjadi
dan gaya belajarnya, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan gaya
belajarnya.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan sebagai pelatihan bagi peneliti dalam
memahami kesalahan-kesalahan siswa dan gaya belajar siswa yang terjadi di
dalam pembelajaran matematika.
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
Download