Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Laporan Arus Kas
2.1.1.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang wajib
disampaikan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Laporan arus kas
berguna untuk menyajikan informasi yang relevan mengenai pengeluaran dan
pendapatan yang berhubungan dengan kas dalam satu periode akuntansi pada
perusahaan.
Stice et al. (2007) memberikan definisi laporan arus kas sebagai berikut,
A statement of cash flow explains the change during period in cash and cash
equivalent.
Sedangkan menurut Kieso et al. (2014) menyatakan definisi laporan arus
kas sebagai berikut,
The primary purpose of the statement of cash flow is to provide relevant
information about the cash receipts and cash payment of an enterprise
during a period.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas merupakan
laporan utama yang menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pembayaran
kas, dan hasil perubahan dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan pada suatu
periode tertentu.
12
2.1.1.2 Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang
relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas di suatu perusahaan selama satu
periode akuntansi. Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut, laporan
arus kas melaporkan dari tiga kegiatan, yaitu: kas yang mempengaruhi kegiatan
operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan dalam suatu periode.
Menurut FASB (financial accounting standar board) mengusulkan
laporan arus kas digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya untuk
menilai hal-hal berikut:
1. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas di masa depan.
Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang
memungkinkan untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidak pastian arus
kas di masa depan.
2. Kemampuan untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya. Jika
perusahaan tidak mempunyai jumlah kas yang cukup, maka terdapat
kemungkinan gaji karyawan tidak dapat dibayar, kewajiban tidak dapat
dipenuhi, dividen tidak dapat dibayar, dan peralatan tidak dapat dibeli.
Laporan arus kas menunjukkan bagaimana kas digunakan dan dari mana kas
itu berasal. Karyawan, kreditor, pemegang saham dan pelanggan memiliki
kepentingan dengan laporan ini, karena menunjukkan arus kas yang terjadi
dalam perushaan.
13
3. Alasan perbedaan antara laba bersih dan arus kas operasi. Laba bersih
memberikan informasi mengenai keberhasilan atau kegagalan sebuah
perusahaan bisnis dari suatu periode ke periode lainnya.
4. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas
selama satu periode. Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan
(pembelian dan penjualan aset selain dari produknya) dan kegiatan
pembiayaan (peminjaman dan pelunasan pinjaman, investasi oleh pemilik
dan distribusi kepada pemilik), seorang pembaca laporan keuangan dapat
memahami dengan lebih baik mengapa aset dan kewajiban bertambah
selama satu periode.
Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut Kieso et al. (2014) adalah,
To provide information about cash receipt and cash disbursements during
the period of the entity. Another aim is to provide information about the
operating, investing, and financing entity on the basis of cash.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari laporan keuangan
arus kas adalah menyediakan informasi mengenai aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan dalam satu periode akuntansi yang dapat dijadikan sebagai sumber
informasi bagi pihak yang menggunakannya untuk mengetahui perubahan arus kas
di masa yang akan datang.
2.1.1.3 Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dari tiga aktivitas utama, yaitu: aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan.
14
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang
menghasilkan pendapatan dan beban, kemudian dimasukkan dalam penentuan laba
bersih. Sumber kas ini umumnya dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan
perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup untuk dapat melanjutkan
usahanya.
Definisi menurut Stice et al. (2007) adalah,
Operating activities include those transaction and events associated with
ekspenses that enter into determination of net income.
Definisi aktivitas operasi menurut Kieso et al. (2014) adalah,
Operating activities involve the cash effects of transaction that enter into
the determination of net income, such as cash receipts form sales of goods
and services and cash payments to suppliers and employees for acquisitions
of inventory and expense
Sedangkan menurut PSAK No.2 Tahun 2015 aktivitas operasi adalah,
jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama
untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar
dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan
dari luar.
Beberapa contoh aktivitas operasi menurut PSAK No.2 Tahun 2015, antara
lain:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa.
2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain.
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
15
4. Pembayaran kas kepada karyawan.
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi.
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Menurut Kieso et al. (2014), arus kas dari aktivitas investasi adalah,
Investing activities generally involve non-current assets and include (a)
making and collecting loans, and (b) acquiring and disposing of investments
and productive long lived assets.
Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan investasi termasuk
membuat dan mengumpulkan pinjaman, mendapatkan dana, melepaskan atau
menjual investasi (baik hutang atau ekuitas) dan properti, bangunan serta peralatan.
Menurut PSAK No.2 Tahun 2015, aktivitas investasi adalah perolehan dan
pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Beberapa contoh aktivitas investasi menurut PSAK No.2 Tahun 2015,
antara lain:
1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset
jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi
dan aset tetap yang dibangun sendiri.
16
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan perlatan, serta aset tidak
berwujud dan aset jangka panjang lainnya.
3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak
lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
5. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts,
option contracts, dan swap contracts, kecuali apabila kontrak tersebut
dilakukan untuk tujuan perdagangan, atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pengertian arus kas dari aktivitas pendanaan menurut Kieso et al. (2014),
Financing activities involve liability and equity items and include (a)
obtaining cash from creditors and repaying the amounts borrowed, and (b)
obtaining capital from owners and providing them with a return on, and a
return of, their investment.
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa aktivitas pendanaan
melibatkan kewajiban dan ekuitas serta mencakup (a) perolehan sumber daya dari
pemilik dan menyediakan laba atas investasi mereka dan (b) peminjaman uang dari
kreditur dan membayar jumlah yang dipinjam.
Sedangkan menurut PSAK No.2 Tahun 2015, pengertian aktivitas
pendanaan adalah: aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
kompensasi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
Beberapa contoh dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No.2 Tahun
2015, antara lain:
17
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan.
3. Penerimaan dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, dan pinjaman lainnya.
4. Pelunasan pinjaman.
5. Pembayaran kas oleh penyewa untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan.
2.1.1.4 Pelaporan Arus Kas
Menurut Kieso et al. (2014) menyatakan bahwa, perusahaan harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi ke dalam aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Terdapat empat langkah dalam pelaporan arus
kas, yaitu:
1. Menentukan kas bersih yang disediakan atau digunakan untuk aktivitas
operasi.
2. Menentukan kas bersih yang disediakan atau digunakan untuk aktivitas
investasi dan pendanaan.
3. Menentukan kenaikan atau penurunan kas selama periode tersebut.
4. Merekonsiliasikan perubahan kas diawal dan diakhir.
Perusahaan menyajikan laporan arus kas dengan cara yang paling sesuai
dengan bisnis perusahaan tersebut. Dalam laporan arus kas, klasifikasi menurut
aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk
18
menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan, dan
terhadap jumlah kas maupun setara kas.
1. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Menurut PSAK No. 2 Tahun 2015, perusahaan melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut:
a. Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b. Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan
dengan mengkoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau
akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan
masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus
kas investasi atau pendanaan.
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan
dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai
kelompok untuk penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh
dari; catatan akuntansi perusahaan, atau penyesuaian penjualan, beban pokok
penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk:
a. Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode
berjalan.
b. Pos bukan kas lainnya, dan
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
19
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode
berjalan.
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba
perusahaan asosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas dalam laba
atau rugi konsolidasi.
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat
dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang
diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahaan dalam persediaan, putang
usaha, dan utang usaha selama periode
Tabel 2.1
Laporan Arus Kas Metode Langsung
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
Kas yang dihasilkan operasi
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas operasi
Arus kas untuk aktivitas investasi
Akuisisi entitas anak x dengan kas
Pembelian aset tetap
Hasil dari penjualan peralatan
Penerimaan bunga
Penerimaan dividen
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
20
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitaan modal saham
Hasil dari pinjaman jangka panjang
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Pembayaran dividen
Arus kas dari (untuk) aktivitas pendaan
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Kenaikan bersih kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode
xx
xx
xx
Sumber : PSAK No.2 Tahun 2015
Tabel 2.2
Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba sebelum pajak
Penyesuian untuk:
Penyusutan
Kerugian selisih kurs
Pendapatan investasi
Beban bunga
Kenaikan/penurunan piutang usaha dan piutang
lainnya
Penurunan/kenaikan persediaan
Kas yang dihasilkan dari operasi
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas operasi
Arus kas untuk aktivitas investasi
Akuisis entitas anak X dengan kas
Pembelian aset tetap
Hasil dari penjualan perlatan
Penerimaan bunga
Penerimaan dividen
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas investasi
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
xx
21
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham
Hasil dari pinjaman jangka panjang
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan
xx
xx
xx
xx
Kenaikan besih kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode
xx
xx
xx
Sumber : PSAK No.2 Tahun 2015
Tabel 2.3
Format Laporan Arus Kas Metode Langsung
Cash flows from operating activities
Cash collected from revenues
XX
Cash payment from expenses
XX
XX
Income before income taxes
XX
Cash payment for income taxes
XX
Net cash provided by operating activities
Sumber : Donald E.Kieso, Weygant, dan Warfield (2014)
Sedangkan perbedaan format arus kas dengan metode tidak langsung
sebagai berikut:
22
Tabel 2.4
Format Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
XX
Net income
Adjustment to reconcile net income to
net cash provided by operating activities
Increase in account receivable
XX
Increase in account payable
XX
Net cash provided by operating activities
XX
XX
Sumber : Donald E.Kieso, Weygant, dan Warfield (2014)
2. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Menurut PSAK No. 2 Tahun 2015, perusahaan harus melaporkan secara
terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang
berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada
pelaporan arus kas atas dasar arus kas bersih, yaitu:
a. Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini
dijelaskan menurut arus kas bersih:
1. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila
arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan dari pada
aktivitas perusahaan, dan
2. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat,
volume transaksi yang benar, dan dengan jangka waktu singkat.
Beberapa contoh penerimaan kas dan pembayaran kas adalah:
23
1. Penerimaan dan pembayaran rekening giro.
2. Dana pelanggan yang dikelola oleh perusahaan investasi.
3. Sewa yang ditagih oleh pengelola dan selanjutnya disetor kepada
pemilik properti.
2.1.2
Laba
2.1.2.1 Pengertian Laba
Menurut Soemarso (2004) menyatakan bahwa, laba adalah selisih lebih
pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan
tersebut selama periode tertentu. Menurut Syafri (2002) menyatakan bahwa, laba
adalah perbedaan antara revenue yang timbul dari transaksi pada periode tertentu
yang dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Sedangkan menurut
Anthony dan Govindarajan (2008), laba merupakan ukuran kinerja yang berguna
karena laba memungkinkan pihak manajemen senior dapat menggunakan beberapa
indikator (beberapa diantaranya mengarah kepada hal yang berbeda).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa laba
merupakan selisih antara pendapatan yang dihasilkan perusahaan atas beban yang
terjadi selama suatu periode tertentu. Besar kecilnya laba ditentukan oleh
perusahaan, oleh karena itu, laba merupakan alat yang tepat untuk mengukur
prestasi dari pimpinan dan manajemen perusahaan atau dengan kata lain efektivitas
dan efisiensi dari suatu perusahaan secara garis besar dapat dilihat dari laba (profit)
yang diperoleh.
24
2.1.2.2 Pengukuran Laba
Ada dua pendekatan pengukuran laba, yaitu:
1. Pendekatan Transaksi (transacsional approach)
Pendekatan transaksi merupakan pendekatan konvensional yang digunakan
oleh akuntan dalam mengukur laba. Pendekatan ini meliputi pencatatan perubahan
penilaian asset dan liability yang merupakan akibat dari adanya transaksi baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Prosedur umum dalam pendekatan ini adalah
mencatat pengukuran dan penilaian revenue dan expenses yang didapat dari
transaksi dan membandingkannya selama periode tertentu. Pendekatan transaksi ini
mempunyai beberapa keuntungan, seperti yang dikemukanan oleh Hendriksen
(2000):
a. Komponen laba bersih dapat diklarifikasi dengan beberapa cara seperti
menurut produk atau kelompok pelanggan, guna memperoleh informasi
yang lebih berguna bagi manajemen.
b. Laba yang timbul dari berbagai sumber seperti dari operasi dan dari sebabsebab eksternal dapat dilaporkan secara terpisah sejauh laba tersebut dapat
diukur.
c. Pendekatan ini memberikan dasar untuk penentuan jenis serta kuantitas
aktiva dan kewajiban yang ada pada akhir periode.
d. Efisiensi bisnis mensyratkan pencatatan transaksi eksternal untuk tujuantujuan lain.
e. Berbagai laporan dapat dibuat untuk saling melengkapi agar dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam atas data yang mendasar.
25
2. Pendekatan Aktivitas (activities approach)
Pendekatan aktivitas merupakan pendekatan laba yang lebih memfokuskan
pada deskripsi aktivitas dari perusahaan, laba diasumsikan diperoleh dari aktivitas
tertentu perusahaan, misalnya pada saat perencanaan, pembelian, produksi, dan
proses penjualan. Perbedaan utama dengan pendekatan transaksi adalah pendekatan
aktivitas berdasarkan pada konsep aktivitas dunia nyata atau peristiwa secara garis
besar, sedangkan dalam pendekatan transaksi berdasarkan proses pelaporan yang
mengukur peristiwa eksternal yaitu transaksi. Pendekatan aktivitas juga memilki
keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Hendriksen (2000) pendekatan ini
memungkinkan pengukuran beberapa konsep laba yang berbeda-beda yang dapat
digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda.
2.1.2.3 Kegunaan Laba
Laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu
memperoleh laba adalah tujuan utama setiap badan usaha. Informasi mengenai laba
perusahaan merupakan informasi yang penting, baik pihak internal maupun pihak
eksternal perusahaan. Laba mempunyai peran yang penting antara lain:
1. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pajak
2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran dividen kepada
pemegang saham.
3. Laba dijadikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan
pengambilan keputusan.
26
4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya dimasa yang akan datang
5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
Tujuan pelaporan laba menurut Hendriksen (2000):
Tujuan umum pelaporan laba adalah bahwa laba haruslah merupakan hasil
penerapan aturan dan prosedur yang logis serta konsisten secara internal.
Karena laba akuntansi didasarkan pada konsep seperti realisasi pendapatan
dan konsep penandingan beban dengan pendapatan, maka umumnya
dianggap bahwa kegiatan utama perusahaan secara keseluruhan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama pelaporan laba
adalah untuk memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan. Tujuan
khususnya, yaitu sebagai pengukuran efisiensi manajemen, untuk meramalkan
kondisi usaha dan distribusi dividen di masa yang akan datang, dan sebagai
pengukuran keberhasilan serta pedoman pengambilan keputusan manajerial di
masa yang akan datang.
2.1.2.4 Laba Kotor
Menurut Nurhadi (2013) laba kotor merupakan keuntungan perusahaan
dari penjualan barang dagangan sebelum dikurangi beban operasional, seperti gaji,
sewa, dan biaya pengiriman. Laba kotor mudah dihitung dan dapat menyediakan
informasi mengenai peforma suatu perusahaan.
Selain itu menurut Kieso et al. (2014) yang dimaksud dengan laba kotor
adalah,
Gross profit is the profit eaned from net sales minus cost of good sold
(COGS)..
27
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laba kotor adalah hasil
dari penjualan bersih yang dikurangi dengan harga pokok penjualan. Laba kotor
menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan
menilai laba masa depan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Febrianto (2005) menjelaskan
bahwa,
Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekining cost barang
terjual menentukan daya saing produk dipasar. Manajemen pasti berusaha
untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk
bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Rekening yang membentuk cost
barang terjual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi, jikapun ada
itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang didalam penelitian dibuktikan
tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah pembebanan biaya
overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir cost
barang terjuang. Dalam laporan laba rugi, laporan laba kotor dilaporkan
lebih awal dari dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor
akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya
dibandingkan angka laba lainnya. Karena semakin detail perhitungan suatu
angka laba akan semakin banyak pilihan metode akuntansi sehingga
semakin rendah kualitas laba.
2.1.3
Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Untuk memberdayakan kelebihan kas yang menganggur, agar memberikan
keuntungan banyak bagi investor yang menanamkan modalnya kedalam surat
berharga seperti obligasi dan saham. Investasi dalam saham merupakan aktiva bagi
investor, investasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh dividen dan
menjual saham dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga saat
membeli saham tersebut, yang disebut dengan capital gain. Ada pula beberapa
investor lainnya yang melakukan investasi dalam saham dengan tujuan untuk
28
mempengaruhi atau yang mengandalkan suatu perusahaan. Menurut Rusdin (2008)
saham merupakan, sertifikasi yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan.
Menurut Sitompul (2000) saham merupakan, bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dimana bukti kepemilikan ini terkait dalam dua bentuk yaitu saham
yang atas nama pemiliknya dan saham yang tidak mencantumkan nama pemiliknya.
Sedangkan menurut Gitman (2003) menyataka bahwa,
A firm can obtain equity, or ownership, capital by selling either common or
pefered stock. All corporation initiallity issue common stock to raise equity
capital. Some of these firm later issue either additional common stock or
preferred stock to raise more equity capital.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa saham
memiliki nilai nominal oleh karena itu memiliki nilai ekonomi. Karena memiliki
nilai ekonomi, maka saham dapat diperjual belikan. Tingkat kepemilikian
seseorang terhadap perusahaan dapat dilihat dari seberapa banyak lembar saham
yang dimiliki oleh seseorang tersebut, semakin banyak lembar saham yang dimiliki
maka semakin besar tingkat kepemilikan dalam perusahaan tersebut.
2.1.3.2 Jenis Saham
Menurut Rusdin (2008), jenis saham dibedakan menjadi dua bagian, yang
pertama saham berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, dan saham
berdasarkan cara peralihannya.
29
1. Saham berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham
Menurut Rusdin (2008), saham berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh
pemegang saham dibagi kedalam dua bagian, yaitu:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Merupakan jenis saham yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk
memperoleh dana dari masyarakat dan juga jenis yang paling populer di pasar
modal. Menurut Kieso et al. (2014) sebuah saham biasa mewakili kepemilikan
ekuitas di perusahaan dan memberikan hak kepada pemilik untuk pemungutan
suara dalam rapat umum pemegang saham.
Saham biasa memiliki kareakteristik sebagai berikut:
1. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.
2. Hak suara proposional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3. Hak tanggung jawab terbatas.
4. Hak memesan saham terlebih dahulu sebelum saham ditawarkan kepada
masyarakat.
b. Saham Istimewa (Preferen Stock)
Saham istimewa adalah saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dan
saham biasa, jenis saham ini juga sering juga disebut dengan sekuritas campuran.
Menurut Kieso et al. (2014) saham istimewa adalah saham dengan kelas khusus
yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh saham
biasa.
30
Dibandingkan dengan saham biasa, saham istimewa mempunyai beberapa
preferensi tertentu diatas pemegang saham biasa terutama dalam hal pembagian
dividen dan pembagian kekayaan. Akan tetapi dilain pihak, pemegang saham
istimewa juga ada kelemahannya dibandingkan dengan pemegang saham biasa,
karena pemegang saham istimewa tidak mempunyai hak suara dan RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham).
Karakteristik saham istimewa adalah:
1. Pembayaran dividen tetap.
2. Hak klaim lebih dulu dibandingkan dengan saham biasa apabila perusahaan
dilikuidasi.
3. Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
4. Memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemegang saham
biasa.
2. Saham berdasarkan cara peralihan
Menurut Rusdin (2008), saham berdasarkan cara peralihan dibagi kedalam
dua bagian, yaitu:
a. Saham Atas Unjuk
Saham atas unjuk adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar
mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya, oleh karena itu
kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dipalsukan. Dalam
saham jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik saham sehingga
apabila saham ini akan dijual oleh pemiliknya akan mudah dalam pelaksanaannya.
31
b. Saham Atas Nama
Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas nama pemiliknya
dan nama ini akan tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila terjadi
pemindahan saham atas nama maka harus menempuh prosedur tertentu yang harus
dipenuhi. Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah
tercantum dalam buku perusahaan.
2.1.3.3 Keuntungan dan Risiko Saham
1. Keuntungan yang diterima pemilik saham
Menurut Vinda (2014), keuntungan yang menjadi daya tarik investasi
saham adalah menerima dividen dan mendapatkan capital gain.
a. Dividen
Dividen adalah keuntungan yang diberikan perushaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah
adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor
berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang saham tersebut
untuk kurun waktu tertentu, sehingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai
pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai yaitu uang atau dividen saham dimana
pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan sesuai porsi saham yang
dimiliki.
32
b. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham pada
saat transaksi. Capital gain terbentuk karena aktivitas perdagangan di pasar
sekunder. Di pasar sekunder tersebut, harga saham sangat dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran. Faktor nilai saham yang dihitung berdasarkan aset
perusahaan belum tentu berpengaruh banyak pada harga asli saham di pasar modal
karena ada faktor lain yang mempengaruhi, seperti spekulasi, sentimen pasar,
ekspansi, dan potensi perusahan dimasa depan, peraturan pemerintah dan pemegang
kendali manajemen perusahaan.
2. Risiko Saham
Menurut Vinda (2014), saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high
return, artinya mempunyai peluang keuntungan yang tinggi namun memiliki
potensi risiko yang tinggi pula. Saham memungkinkan pemodal mendapatkan
keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring dengan
berfluktuasinya harga saham dapat membuat investor mengalami kerugian besar
dalam waktu singkat.
Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
a. Capital Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Sebagai contoh, saham
PT.A dibeli oleh seorang investor dengan harga beli Rp.2000,- per lembar saham,
kemudian harga saham mengalami penurunan harga saham sehingga harga saham
33
tersebut menjadi Rp.1500,- per lembar saham. Investor yang membeli saham
tersebut mengambil keputusan untuk menjual kembali saham yang dibelinya karena
takut harga saham tersebut semakin menurun, sehingga investor menjual saham
tersebut pada harga Rp.1500,- sehingga mengalami kerugian sebesar Rp.500,- per
lembar saham. Kerugian tersebut dinamakan capital loss.
b. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang dinyatakan bangkrut atau perusahaan tersebut dibubarkan
disebut dengan likuidasi. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat
prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi. Jika terdapat sisa
dari penjualan kekayaan perusahaan untuk melunasi kewajiban perusahaan, maka
sisa tersebut dibagi secara proposional kepada seluruh pemegang saham.
Apabila tidak terdapat sisa dari penjualan kekayaan perusahaan untuk
melunasi kewajiban, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang
saham, untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
2.1.3.4 Harga Saham
Harga saham adalah nilai dari suatu saham yang mencerminkan kekayaan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau
fluktuasinya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di
pasar bursa. Semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga
34
saham tersebut akan semakin meningkat. Sebaliknya semakin banyak investor yang
ingin menjual saham, maka harga saham tersebut akan semakin menurun.
Perubahan harga saham ini merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
investor yang terlibat dalam pasar modal, atau pun manajemen perusahaan publik
yang sahamnya diperjual belikan di pasar modal, sebab indikasi harga saham dapat
pula dijadikan ukuran nilai suatu perusahaan.
Menurut Triyono dan Hartono (2000), ada beberapa nilai yang
berhubungan dengan saham, yaitu:
1. Nilai Buku
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten.
Untuk menilai nilai buku suatu saham diperlukan beberapa nilai yang berhubungan
dengan nilai buku tersebut, diantaranya:
a. Nilai nominal (par value), yaitu nilai dari suatu saham yang merupakan nilai
kewajiban yang ditetapkan untuk setiap lembar saham.
b. Agio saham, merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal seharusnya.
c. Nilai modal disetor (paid in capital), merupakan total yang dibayar oleh
pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan
saham preferen atau saham biasa.
d. Saldo laba (retained earning), merupakan laba yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham.
e. Nilai buku per lembar saham, menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang
dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
35
2. Nilai Pasar
Merupakan harga dari saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh penawaran dan
permintaan saham di pasar bursa.
3. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik bisa disebut juga nilai fundamental, merupakan nilai yang
seharusnya atau sebenarnya dari suatu saham yang di perdagangkan. Dua macam
analisis yang digunakan untuk menentukan nilai intrinsik dari saham adalah analisis
sekuritas fundamental dan analisis teknikal.
2.1.3.5 Penilaian Harga Saham
1. Analisis Fundamental
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012), analisis fundamental
merupakan salah satu cara untuk melakukan penilaian saham dengan mempelajari
atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan kondisi makro ekonomi dan
kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan
manajemen perusahaan.
Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis
pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.
Beberapa indikator yang umum digunakan, antara lain: pendapatan laba,
pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on
equity), margin laba (profit margin), dan data keuangan lainnya sebagai sarana
36
untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa
yang akan datang.
2. Analisis Teknikal
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012), analisis teknikal merupakan
salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini
para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data statistik yang dihasilkan
dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi.
Dengan berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk, analisis
teknikal mencoba memprediksi arah pergerakan harga saham ke depan. Analisis
teknikal atau sering disebut chartist percaya bahwa perkembangan atau kinerja
saham dan pasar di masa lalu merupakan cerminan kinerja di masa depan.
2.1.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Vinda (2014), secara grafis faktor yang mempengaruhi harga
saham dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Pengaruh Eksternal
Menurut Vinda (2014), pengaruh eksternal dibagi kedalam lima bagian,
yaitu:
a. Penawaran dan Permintaan
Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh interaksi antara penawaran
dan permintaan. Jumlah penawaran dan permintaan tersebut akan mencerminkan
kekuatan pasar. Jika jumlah penawaran lebih besar dari permintaan, pada umumnya
harga saham akan mengalami penurunan dan begitu pula sebaliknya.
37
Kekuatan pasar juga dapat dilihat dari data mengenai sisa beli dan sisa jual.
Bagi investor yang merencanakan investasi jangka pendek maupun jangka panjang,
perlu diketahui tingkat likuidasi suatu efek dan posisinya di suatu pasar, apakah
efek tersebut banyak diminati masyarakat atau tidak.
b. Tingkat Efisiensi Pasar Modal
Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal yang
sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat harga
baru tercermin dalam sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Penyampaian
informasi yang sangat sempurna menghalangi investor manapun untuk memperoleh
laba ekonomi yang didapat dengan cara memanipulasi informasi yang ada.
c. Tingkat Risiko
Ada tiga tingkat risiko yang dapat mempengaruhi harga saham di bursa,
yaitu:
1. Risiko negara (country risk), merupakan risiko secara umum dalam
melakukan investasi di suatu negara. Keadaan negara yang stabil akan
memiliki risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan keadaan
negara yang stabil.
2. Risiko pasar (market risk), merupakan suatu risiko perusahaan yang
bergerak pada suatu pasar tertentu. Pasar yang telah dipenuhi oleh
pemain pasar akan lebih berisiko dari pada pasar yang lebih sedikit
pemainnya.
3. Risiko perusahaan (company risk), terdiri dari risiko usaha dan risiko
keuangan. Risiko usaha adalah risiko yang harus dihadapi jika
38
perusahaan menggunakan modal ekuitas tanpa membuka utang. Risiko
keuangan merupakan risiko yang harus ditanggung oleh pemegang
saham karena perusahaan menggunakan dana dari luar.
d. Tingkat Inflasi Suatu Negara
Tingkat pengembalian investasi atas saham disebut sebagai tingkat
pengembalian
nominal.
Namun
tingkat
pengembalian
tersebut
tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena ada pengaruh dari faktor inflasi.
Tingkat pengembalian normal setelah dikurangi tingkat inflasi merupakan tingkat
pengembalian investasi yang rill dan benar-benar diperoleh investor.
e. Tingkat Pajak
Pada sejumlah negara, terdapat pengenaan pajak terhadap capital gain yang
diperoleh investor dengan tarif yangrelatif tinggi. Hal ini akan menjadi
pertimbangan investor dalam melakukan investasinya. Di Indonesia, pajak atas
transaksi di bursa ditetapkan pada saat penjualan dan dibayar dimuka tanpa melihat
keuntungan dan kerugian atas investasi tersebut.
2. Perilaku Investor
Investor yang masuk ke bursa memiliki berbagai motif dan tujuan dalam
melakukan investasinya. Jika ditinjau dari segi tujuannya, investor dapat dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu:
39
a. Investor yang bertujuan memperoleh dividen.
Kelompok ini mencari perusahaan yang sudah sangat stabil, harapan
kelompok ini adalah untuk memperoleh dividen yang cukup dan sudah
terjamin setiap tahunnya.
b. Investor yang bertujuan berdagang.
Kelompok ini dalam membeli saham bertujuan untuk memperoleh
keuntungan dari selisih positif harga beli saham dengan harga jual
saham tersebut.
c. Investor yang berkepentingan dalam pemilikan saham perusahaan.
Bagi kelompok ini, yang penting adalah keikutsertaan mereka sebagai
pemilik perusahaan. Para investor ini cenderung memilih saham yang
sudah memiliki nama baik. Kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan
bursa.
d. Investor yang bertujuan spekulasi.
Kelompok investor ini lebih menyukai saham-saham perusahaan yang
belum berkembang, tetapi diyakini akan berkembang baik. Pada
umumnya kegiatan pasar modal, para spekulator memiliki peranan
untuk meningkatkan aktifitas pasar sekaligus meningkatkan likuidasi
saham.
3. Kinerja Keuangan Emiten
Kinerja keuangan emiten selama ini dianggap sebagai faktor terpenting
dalam penentuan harga saham perusahaan. Hal ini disebabkan karena kinerja
40
keuangan emiten merupakan faktor yang paling objektif dan cukup representatif
untuk menggambarkan harga saham perusahaan.
Kinerja keuangan emiten sering diukur dengan menggunakan informasi
keuangan yang dihasilkan selama satu periode tertentu yang tercermin pada laporan
keuangannya. Informasi keuangan inilah yang sering digunakan investor untuk
menilai harga saham dan membantu dalam pengambilan keputusan investasi.
2.2
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu
NO
1
2
PENELITI
Naimah
Zaroh
(2000)
Triyono
dan
JUDUL
VARIABEL
VARIABEL
X
Y
Kandungan
Informasi
Laba
Akuntansi
dan Arus
Kas
Terhadap
Harga
Saham.
Laba
Akuntansi
Hubungan
Kandungan
Informasi
Arus Kas
Informasi
Arus Kas
HASIL
PENELITIAN
Harga
Saham
Laba akuntansi
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga
saham. Total arus
kas memiliki
pengaruh
signifikan terhadap
harga saham. Arus
kas dari aktivitas
operasi, investasi,
dan pendanaan
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
Harga
Saham
Laba akuntansi
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham. Total
Informasi
Arus Kas
Komponen
Arus Kas
41
Jogiyanto
(2000)
3
4
Rahmat
Febrianto
dan Erna
Widiastuty
(2005)
Novy
Budi
Adiliawan
(2010)
dan Laba
Akuntansi
dengan
Harga atau
Return
Saham.
Komponen
Arus Kas
Tiga Angka
Laba
Akuntansi:
Mana Yang
Lebih
Bermakna
Bagi
Investor
Laba Kotor
Pengaruh
Komponen
Arus Kas
dan Laba
Kotor
Terhadap
Harga
Saham
(Studi
Kasus Pada
Perusahaan
Manufaktur
di Bursa
Efek
Indonesia)
Laba Kotor
Return
Saham
arus kas memiliki
pengaruh
signifikan terhadap
harga saham. Arus
kas dari aktivitas
operasi, investasi,
dan pendanaan
perpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
Return
Angka laba kotor
lebih mampu
memberikan
perspektif baru
bahwa hubungan
antara laba dengan
harga saham.
Laba
Akuntansi
Abnormal
Laba
Operasi
Laba Bersih
Komponen
Arus Kas
Harga
Saham
Secara parsial arus
kas investasi, arus
kas pendanaan dan
laba kotor tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
Sedangkan arus kas
operasi
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Secara simultan
seluruh variabel
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
42
5
6
7
Indra
Lesmana
(2011)
Mirza
Nurul
Huda
(2013)
Pengaruh
Arus
Informasi
Arus Kas
dan Laba
Akuntansi
Terhadap
Harga
Saham
(Pada
Perusahaan
Food and
Beverage
yang
Terdafdar di
BEI)
Informasi
Arus Kas
Pengaruh
Komponen
Arus Kas
dan Laba
Kotor
Terhadap
Harga
Saham
(Studi Pada
Perusahaan
Food and
Baverage di
Bursa Efek
Indonesia)
Arus Kas
Operasi
Ngolu Jeni Analisis
Tampubol Pengaruh
on (2013) Laba Kotor,
Dividen
Kas, dan
Financial
Leverage
Terhadap
Harga
Harga
Saham
Secara parsial,
perubahan harga
saham perusahaan
dipengaruhi oleh
aktivitas investasi.
Secara parsial laba
akuntansi
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
Secara simultan,
informasi arus kas
dan laba akuntansi
berpengaruh
signifkan terhadap
harga saham.
Harga
Saham
Secara parsial arus
kas (arus kas
operasi, investasi,
pendanaan) tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham,
sedangkan laba
kotor berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga
saham
Harga
Saham
Secara Parsial laba
kotor dan financial
leverage tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham.
Laba
Akuntansi
Arus Kas
Investasi
Arus Kas
Pendanaan
Laba Kotor
Laba Kotor
Dividen
Kas
Secara parsial
dividen kas
43
Saham Pada Financial
Perusahaan Leverage
Manufaktur
di Bursa
Efek
Indonesia
8
9
Evi Mutia
(2012)
Vicky
Oktavia
(2010)
Pengaruh
Informasi
Laba dan
Arus Kas
Terhadap
Harga
Saham Pada
Perusahaan
LQ 45
Periode
Agustus
2008 s/d
Februari
2009
Laba
Akuntansi
Analisis
Pengaruh
Total Arus
Kas,
Komponen
Arus Kas,
dan Laba
Akuntansi
Terhadap
Harga
Total Arus
Kas
berpengaruh
terhadap harga
saham.
Secara simultan
laba kotor, dividen
kas, dan financial
leverage
berpengaruh
terhadap harga
saham.
Harga
Saham
Laba akuntansi,
komponen arus kas
dari aktivitas
invetasi dan
pendanaan
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
harga saham.
Sedangkan
komponen arus kas
dari aktivitas
operasi dan total
arus kas tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
harga saham.
Harga
Saham
Secara parsial total
arus kas, arus kas
operasi, arus kas
investasi, arus kas
pendanaan dan laba
akuntansi
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Komponen
Arus Kas
Total Arus
Kas
Arus Kas
Operasi
44
Saham
(Studi Pada
Saham LQ
45 Periode
2002-2004)
Arus Kas
Investasi
Arus Kas
Pendanaan
Laba
Akuntansi
2.3
Secara simultan
total arus kas, arus
kas operasi, arus
kas investasi, arus
kas pendanaan, dan
laba akuntansi
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan berisi mengenai informasi keuangan perusahaan selama
satu periode. Laporaan laba rugi serta laporan arus kas menjadi dua laporan yang
penting bagi para pengguna laporan keuangan terutama para investor. Laporan laba
rugi akan memperlihatkan kinerja perusahaan dalam satu periode dalam
mengoptimalkan laba dari penjualan barang atau jasa, sedangkan laporan arus kas
akan memperlihatkan aliran kas dan setara kas dalam satu periode dan akan
memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola kas
seoptimal mungkin. Laba serta arus kas akan menjadi pertimbangan investor dalam
melakukan investasi pada perusahaan, laba yang tinggi serta arus kas yang memadai
akan memberikan penilaian kinerja perusahaan yang baik bagi investor, dan hal ini
akan membuat investor tertarik dengan saham perusahaan tersebut. Ketertarikan
investor terhadap saham akan berdampak pada harga saham yang cenderung
meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, maka dibutuhkan suatu kerangka
pemikiran.
45
2.3.1
Pengaruh Laba Kotor Terhadap Harga Saham
Laba mencerminkan informasi kinerja perusahaan yang dilihat oleh investor
dalam pengambilan atas saham yang dimilikinya. Dalam Simamora (2000)
menyatakan bahwa,
Jika laba akuntansi suatu perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu
ke waktu, maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya
pada perusahaan tersebut, dengan demikian harga saham yang dimiliki oleh
perusahaan akan semakin meningkat, sehingga retur saham akan meningkat
pula.
Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005),
Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan
biaya barang terjual. Biaya barang terjual adalah semua biaya yang
dikorbankan, yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap
ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biayabiaya langsung yang berhubungan dengan pembuatan produk tersebut
dikelompokkan sebagai biaya barang terjual. Bagi perusahaan dagang,
biaya barang terjual ini akan terdiri dari biaya harga beli dan biaya yang
dikeluarkan untuk menjadikan barang tersebut siap jual.
Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana
antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh investor
dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa: angka laba kotor lebih mampu memberikan
gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dengan harga saham. Laba kotor
lebih terkendali oleh manajeman karena rekening biaya barang terjual menentukan
daya saing produk di pasar. Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya
tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa dijual dengan harga yang
kompetitif. Rekening yang membentuk biaya barang terjual pun relatif bebas dari
pilihan metode akuntansi, jika pun ada itu hanya pilihan antara FIFO dan
46
AVERAGE yang didalam penelitian dibuktikan tidak mempengaruhi keputusan
investor dan masalah pembebanan biaya overhead pabrik yang sebenarnya tidak
terlalu mengubah nilai akhir biaya barang terjual. Metode ABC dan Just In Time
misalnya adalah bukti bahwa manajemen berusaha keras untuk mengendalikan
biaya barang terjual.
Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari
dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor akan menyertakan
lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan angka laba lainnya.
Menurut Febrianto (2015), karena semakin rinci perhitungan suatu angka laba
akan semakin banyak pilihan metode akuntansi sehingga semakin rendah kualitas
laba.
2.3.2
Pengaruh Total Arus Kas Terhadap Harga Saham
Menurut Kieso et al. (2014),
Informasi yang diberikan oleh laporan arus kas membantu investor,
kreditor, dan pihak lain untuk menilai kemampuan perusahaan
menghasilkan arus kas bersih masa depan, menilai kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban dan kemampuannya membayar dividen, menilai
alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan dari aktivitas operasi,
dan menilai pengaruh pada posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi
investasi, pendanaan kas, dan kas lainnya dalam satu periode.
Arus kas yang meningkat memberikan informasi bahwa perusahaan
memiliki kemampuan besar untuk memenuhi keinginan para investor. Peningkatan
arus kas dari tahun ke tahun menandakan bahwa kemampuan perusahaan dalam
investasi semakin meningkat seperti membeli aset untuk meningkatkan laba dan
menjalankan kegiatan operasi di masa yang akan datang, serta kemampuan
47
membayar dividen yang meningkat. Hal ini menjadikan pasar bereaksi akan
permintaan dan penawaran saham. Sehingga peningkatan arus kas akan berdampak
pada peningkatan harga saham.
Penelitian dari Triyono dan Hartono (2000) menguji apakah total arus kas
mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga dan return
saham. Hasil peneliatian mereka menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara total arus kas dengan harga dan return saham. Sedangkan menurut
Irianti dan Endang (2008) menyatakan bahwa total arus kas berpengaruh secara
signifikan dengan harga saham. Hasil penelitian yang senada juga dikemukakan
oleh Naimah (2000) yang melakukan pengujian terhadap 53 perusahaan yang go
public di Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa total arus kan berpengaruh
secara signifikan dengan harga saham.
2.3.3
Pengaruh Laba Kotor dan Total Arus Kas Terhadap Harga Saham
Laporan laba rugi merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan,
dalam laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi,
dan laba bersih, selain itu juga kita mengenal laba akuntansi yang secara
keseluruhan memiliki tujuan yang sama yaitu pengukuran efisiensi manajer dalam
mengelola perusahaan. Riset akuntansi keuangan, terutama yang mencari hubungan
angka laba dengan harga saham selalu menggunakan angka laba operasi atau EPS
yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan jarang sekali yang
menggunakan angka laba kotor.
48
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.1 Tahun 2015
menyatakan bahwa, tujuan laporan keuangan memberi informasi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas, yang bermanfat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laba mencerminkan
informasi kinerja perusahaan yang dilihat oleh investor dalam pengambilan atas
saham yang dimilikinya (Brigham dan Houston, 2010). Maka dengan begitu laba
bukannya hanya penting bagi pihak manajemen tetapi bagi pihak investor juga
penting. Semakin tinggi laba perusahaan maka investor akan semakin tertarik
dengan saham pada perusahaan tersebut.
Dalam laporan laba rugi terdapat laba kotor, laba kotor dihasilkan dari
selisih pendapatan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Febrianto (2005)
dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi,
dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan
perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa: angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang
lebih baik tentang hubungan laba dengan harga saham.
Selain laporan laba rugi, laporan arus kas menjadi laporan yang penting pula
bagi investor, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan. Laporan arus kas yang
memberikan gambaran mengenai kondisi kas dan setara kas suatu perusaan dalam
satu periode tertentu. Laporan ini memberikan informasi mengenai transaksi dari
tiga aktivitas, yaitu: aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Arus kas yang meningkat memberikan informasi bahwa perusahaan
memiliki kemampuan besar untuk memenuhi keinginan para investor. Arus kas
49
yang meningkat menunjukan bahwa perusahaan mampu mengelola kas dengan
baik, serta memiliki kemampuan untuk memberikan retur saham bagi investor.
Dengan return saham yang meningkat, maka pasar akan beraksi terhadap
permintaan dan penawaran saham. Hasil penelitian yang senada juga dikemukakan
oleh Naimah (2000) yang melakukan pengujian terhadap 53 perusahaan yang go
public di Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa total arus kan berpengaruh
secara signifikan dengan harga saham.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bawa informasi yang
terkandung dalam arus kas dan laba kotor sering dijadikan acuan bagi investor
sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Semakin baik
kandungan informasi yang terkandung dalam arus kas dan tingginya laba yang
diperoleh perusahaan, maka akan meningkatkan minat investor untuk membeli
saham dan akan berimbas pada meningkatnya harga saham perusahaan tersebut.
Dari landasan teori yang telah di uraikan sebelumnya, berikut ini gambaran
kerangka teoritis yang merupakan alur pikir peneliatian.
50
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Laba Kotor (X1)
Harga Saham (Y)
Total Arus Kas (X2)
2.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1
: Laba kotor berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H2
: Total arus kas berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H3
: Laba kotor dan total arus kas secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Download