PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 PERANAN CONTROLLER PADA KANTOR PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA Nurmalini, Staf Pengajar AMIK INTeL Com GLOBAL INDO Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan controller pada kantor perbendaharaan dan kas negara. Penelitian ini dilakukan di KPKN Banda Aceh. Metode penelitian menggunakan metode library research dan field research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPKN adalah suatu instansi pemerintah yang beada di bawah Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dan bertanggungjawab langsung kepada DJA yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan. Istilah controller tidak dijumpai dalam struktur organisasi KPKN Banda Aceh, demikian juga dengan departemen controller. Fungsi dan peranan controller dilaksanakan oleh Kepala Seksi Administrasi dan Keuangan beserta bawahannya. Kata kunci : controller dan KPKN 1. Pendahuuan 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan ekonomi akan mendorong unit usaha yang terdapat dalam suatu negara yang bersangkutan untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Perusahaanperusahaan tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan yang besar, hampir di semua sektor ekonomi baik bidang perdagangan, jasa maupun industri. Kegiatan usaha yang kompleks seperti kegiatan administrasi, dan keuangan harus menjadi perhatian utama pimpinan perusahaan. Keadaan ini menyebabkan dibutuhkannya pimpinan perusahaan yang handal, pandai dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang sehat mulai dari perencanaan sampai pada pencapaian tujuan yang harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang kompeten dan berpengalaman. Kebijaksanaan pimpinan perusahaan untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan yang telah digariskan diuraikan dalam berbagai fungsi. Di dalam manajemen dikenal empat fungsi yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan fungsi pengawasan. Sebagai konsekuensinya untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan memerlukan banyak informasi tentang data ekonomi dan keuangan dan informasi lainnya yang relevan, lengkap dan dapat dipercaya. Untuk memperoleh informasi yang diperlukan oleh pimpinan, maka perusahaan memerlukan bantuan tenaga profesional yang dapat memberikan data tersebut dan dapat menguasai atau menghadapi masalah yang terjadi serta dapat memberikan informasi yang tepat akan dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan. AMIK INTeL Com GLOBAL INDO Agar tujuan itu dapat dicapai dengan baik, maka controller merupakan orang yang tepat yang dapat mengawasi pelaksanaan untuk mencapai apa yang direncanakan. Controller merupakan orang yang telah terdidik dan ahli dalam bidang akuntansi yang kiranya dapat diharapkan sebagai seorang yang mempunyai peran penting untuk dapat membantu pimpinan perusahaan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Controller sebagai suatu divisi dalam organisasi (perusahaan) mempunyai kedudukan yang sama dengan divisi lainnya. Bertitik dari pentingnya fungsi dan kedudukan controller dalam perusahaan yang telah berkembang, maka karya ilmiah ini membahas secara lebih mendalam tentang “PERANAN CONTROLLER PADA KANTOR PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA (KPKN)”: 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menambah dan memperdalam pengetahuan penulis untuk peran seorang controller. 2. Mengetahui sejauh mana peranan controller dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh pimpinan. 1.3. Metodologi Penelitian Dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam karya ilmiah ini maka dibutuhkan metode tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan merupakan landasan teoritis guna mendukung objek atau masalah yang penulis kemukakan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pihak perusahaan serta pengumpulan data yang berhubungan dengan judul karya ilmiah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1. Observasi yaitu: Pengamatan langsung tentang hal-hal yang berhubungan dengan controller pada perusahaan tersebut. 2. Wawancara yaitu: Dengan mengadakan tanya-jawab dengan pegawai KPKN Banda Aceh yang mengerti dan berwenang memberikan data tersebut. 2. Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Controller dan Controllership Controller adalah seorang yang termasuk pimpinan perusahaan yang mempunyai tugas memberikan informasi data keuangan kepada pucuk pimpinan sebagai dasar pengambilan keputusan dan tanggung-jawab terhadap berfungsinya pengawasan (control) perusahaan. Data akuntansi merupakan alat informasi keuangan, sehingga bagian controller disebut dengan akuntansi intern dan dipimpin oleh seorang akuntan intern. Dalam prakteknya berbagai sebutan untuk controller, yaitu: Kepala Akuntansi, Manager Kantor, Controller, Bendaharawan, atau sekretaris. Controller merupakan sebutan atau titel yang menunjukkan jabatan Kepala Departeman Akuntansi yang bertanggungjawab untuk pengendalian keuangan. Controllership berasal dari kata “Controller” ditambah “ship” yang menunjukkan segala tugas dan fungsi, sehingga jika diterjemahkan berarti segala tugas dan fungsi yang diemban oleh seorang controller. Dewasa ini dalam konsep contoller modern, controller sebagai anggota tim manajemen tidak lagi semata-mata melayani kebutuhan manajemen untuk perencanaan dan pengendalian internal (internal control), akan tetapi sekaligus mampu melayani kebutuhan manejemen untuk tujuan strategis eksternal, controller tidak hanya sebagai pengawas, tetapi berperan sebagai pertumbuhan pangsa, pasar dan kestabilan serta kelanggengan eksistensi perusahaan. Menurut Robert N. Anthony, Jhon Dearde dan Norton M. Bedfort (1989: 71) “Fungsi Controller adalah fungsi Staff”. Kalaupun controller biasanya bertanggungjawab untuk mendesain dan mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi pengawasan, penggunaan informasi ini dalam kegiatan pengawasan sebenarnya merupakan tanggung jawab manajemen ini. Controller bertanggung jawab untuk memproses informasi, mengembangkan, menganalisis ukuran-ukuran pengawasan dan mengusulkan, saran-saran. Selain itu controller mungkin juga mengawasi kepatuhan atas batasan-batasan pembelanjaan yang ditetapkan oleh eksekutif. Kepala, mengendalikan integritas sistem akuntansi, dan bertanggung jawab untuk melindungi harta kekayaan perusahaan terhadap pencurian dan penyalahgunaan. 2.2. Syarat-Syarat dan Tugas Seorang Controller Bidang pekerjaan seorang controller berhubungan erat dengan akuntansi maka jabatan ini seharusnya diduduki seorang yang memiliki pengetahuan di bidang akuntansi walaupun untuk menjadi controller tidak ada suatu ketentuan yang mengharuskan harus dijabat oleh seorang yang bergelar akuntan. Siapa saja dapat menduduki jabatan controller tetapi harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diembannya. Kualifikasi dari seorang controller yang efektif menurut James D. Wilson dan Jhon B. Campbell (1983: 13) adalah sebagai berikut: 1. Dasar teknik yang baik dalam akuntansi dan akuntansi biaya, disertai suatu pengetahuan yang menyeluruh mengenai prinsip-prinsip akuntansi. 2. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian. 3. Pemahaman umum mengenai jenis industri dalam mana perusahaan tergolong dan pemahaman terhadap kekuatan sosial, ekonomi dan politik yang terlibat. 4. Pemahaman yang mendalam mengenai perusahaan, termasuk teknologi, produk, kebijaksanaan tujuan, sejarah, organisasi, dan lingkungannya. 5. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan semua tingkatan manajemen dan suatu pemahaman dasar terhadap masalah fungsional lainnya yang berhubungan dengan teknik, produksi, pembelian, hubungan masyarakat dan pemasaran. 6. Kemampuan untuk menyatakan ide dengan jelas, secara tertulis ataupun dalam penyajian informatif. 7. Kemampuan menggerakkan orangorang lain untuk mencapai tindakan dan hasil yang positif. Di samping kemampuan teknis yang dimiliki oleh seorang controller dalam melaksanakan tugasnya, ia juga harus memiliki integritas dan kemampuan untuk berkomunikasi jika dia ingin berhasil. Seorang controller juga harus jujur, rasional dan taat melaksanakan seluruh pekerjaannya dan yang penting berhubungan dengan fungsinya. Controller diharapkan mampu dan siap melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik karena akan mempengaruhi setiap keputusan manajemen. Menurut D. Hartanto (1981: 5 – 6) tugas controller adalah: 1. Menyiapkan, mengkoordinasikan dan melaksanakan rencana untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Rencana ini dapat berupa penjualan, rencana biaya umum, biaya-biaya standart, rencana perusahaan yang lengkap (budget), ataupun rencana investasi (capital budget). 2. Membanding prestasi yang dihasil dengan rencana semula atau standart dan menginterprestasikan penilaian atas hasil tersebut pada manajer di masing-masing tingkat. Untuk maksud-maksud ini akuntan diberi wewenang/ditugaskan untuk menyusun sistem administrasi. 3. Membicarakan dengan para manajer struktur organisasi dan aktivitasaktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan. 4. Menetapkan rencana dan prosedur perpajakan. 5. Mengawasi pembuatan laporan untuk instansi-instansi pemerintah. 6. Menjaga kesalamatan/keamanan aktivitas-aktivitas perusahaan melalui pengawasan intern dan asuransi. 7. Memiliki perubahan data ekonomi dan peraturan-peraturan pemerintah dan menganalisa/menginterprestasikan akibat-akibat yang mungkin terjadi terhadap perusahaan. 2.3. Kedudukan Controller Walaupun belum ada standart kedudukan controller yang universal untuk setiap perusahaan, tetapi bukan berarti tidak bisa dibuat suatu struktur yang ideal untuk suatu perusahaan. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi agar aktivitas-aktivitas berjalan dengan efektif, efisien dan terkontrol. Di samping itu seorang controller harus mampu bekerja sama dengan orang-orang pada semua tingkatan, menghargai ide-ide dan pendapat orang lain, dan memiliki kemampuan mencari jalan keluar untuk menghadapi semua permasalahan. Kedudukan controller hendaknya setara dengan pimpinan eksekutif lainnya yang bertanggung-jawab kepada pimpinan tertinggi karena merupakan pengelola informasi akuntansi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Melalui struktur organisasi yang baik, tugas-tugas digolongkan sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, terarah, terawasi dan sesuai dengan yang dicanangkan. Ini dapat terlihat dari saran-saran yang diberikan Financial Eksekutif Instansi (FEI) dalam penyusunan status organisatoris control yaitu: 1. Controller harus merupakan seorang pemimpin eksekutif pada tingkat pembuat kebijaksanaan yang bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi dari perusahaan. Pengangkatan atau pemindahannya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari dewan komisaris. 2. Controller perlu diharuskan oleh dewan komisaris untuk menyajikan secara tegas laporan-laporan periodik yang mencakup hasil-hasil operasi dan kondisi keuangan dari perusahaan, bersama-sama dengan informasi lain yang mungkin diminta oleh dewan itu. 3. Controller itu sebaiknya menjadi anggota seorang dewsan komisaris dari semua kelompok pembuat kebijaksanaan tertinggi lainnya, setidak-tidaknya ia harus diundang hadir dengan hak untuk didengar dari kelompok-kelompok. Controller hanya dapat melaksanakan saran-saran FEI di atas dengan baik apabila ia diberikan wewenang yang cukup untuk melaksanakan fungsinya. Wewenang controller tersebut dalam melaksanakan tugasnya dapat ditetapkan menurut salah satu dari tiga cara sebagai berikut: 1. Berhubungan dengan aturan-aturan perusahaan. 2. Keputusan-keputusan dari komite eksekutif, atau 3. Perintah umum dan Presiden Direktur. Ketentuan di atas dapat berbeda dalam menentukan luas wewenang dan tanggungjawab yang dibebankan kepada controller. Dalam hal ini bergantung kepada kebijaksanaan masingmasing perusahaan, tetapi yang pasti pemilihan alternatif di atas pada akhirnya sama yaitu dapat membantu manajemen. 2.4. Fungsi dan Peranan Controller Controller sebagai anggota manajemen tidak terlepas dari fungsi-fungsi pokok manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan penegasan. Penjabaran fungsi pokok tersebut adalah: 1. Fungsi Perencanaan Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pembentukan program operasi yang dilakukan secara terperinci untuk semua fase operasi. Menurut James D. Wilson, Jhon B. Campbell (1983: 199-201) ada beberapa alasan mengapa suatu perencanaan itu perlu dibuat: a. Untuk mendasarkan tindakan melalui pengkajian, penelaahan dan penelitian yang mendasar. b. Untuk mengerahkan bantuan dari seluruh organisasi dan menetapkan jalan yang paling menguntungkan. c. Berguna sebagai pengumuman kebijaksanaan. d. Untuk merumuskan tujuan. e. Untuk menstabilkan pekerjaan. f. Untuk membuat adanya penggunaan peralatan fisik secara lebih aktif. 2. Fungsi Pengawasan Fungsi ini merupakan fungsi yang paling utama dari fungsi seorang controller. Pendapat Hardibroto (1977: 27) lebih memperjelas pengertian pengawasan yaitu: “Pengawasan (control) adalah segala sesuatu yang termasuk di dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaannya dan apakah terhadap harta benda perusahaan telah diadakan pengawasan yang sebaik-baiknya”. Fungsi pengawasan ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam perencanaan, dalam fungsi pengawasan ini controller membuktikan apakah yang dilaksanakan sesuai dengan yang ada seperti standart biaya yang dibuat oleh bagian akuntansi. Controller dalam melaksanakan fungsi pengawasan sebaiknya dibantu oleh seorang auditor yaitu internal auditor yang bertugas untuk membantu controller mempertahankan sistem pengawasan intern. Internal auditor ini mempunyai tugas utama memeriksa laporan keuangan dan meneliti apakah pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan sasaran (standart) dan prosedur yang telah ditetapkan. 3. Fungsi Pelaporan Fungsi pelaporan merupakan suatu media informasi yang berhubungan erat dengan fungsi perencanaan dan pengawasan. Suatu perencanaan dan pengawasan tidak akan ada gunanya apabila tidak ada pelaporan. Laporan harus disusun dengan sederhana dan jelas agar manajemen dapat mempergunakannya dan sekaligus dapat membuat tindakan berdasarkan laporan tersebut. Informasi harus dapat diandalkan dan cukup akurat untuk dapat memenuhi tujuan laporan. Moenaf H. Regar (1980: 2) memberi pendapat: “Laporan tahunan merupakan dokumen tertulis yang disajikan oleh pimpinan perusahaan (direksi) dan Dewan Komisaris kepada masyarakat khususnya pemegang sahama antara lain: membuat pesan dari dewan komisaris serta alasan mengenai perkembangan perusahaan selama masa pelaporan serta kegiatan-kegiatan perusahaan yang menonjol dan lazimnya mencakup bidang produksi, teknik, pemasaran, keuangan perburuhan, riset dan pengembangan serta masalah dianggap penting untuk disampaikan”. Tugas controller dalam fungsi pelaporan ini selain meneliti permintaan akan laporan, juga melaksanakan suatu pengamatan secara periodik mengenai situasi laporan. 4. Fungsi Akuntansi Fungsi ini merupakan fungsi yang pokok dari controller yaitu kegiatan pencatatan yang sistematis dari transaksi keuangan, dengan berpedoman pada prinsip dan praktek yang sehat sehingga diharapkan dapat menjamin pelaksanaan pengawasan. Dalam fungsi akuntansi controller mempunyai tanggungjawab atau akuntansi perusahaan yang meliputi: 1. Merancang sistem akuntansi yang baik sehingga akan tercipta pengawasan intern yang memadai. 2. Mengembangkan dan memelihara catatancatatan serta prosedur-prosedur. 3. Mengkoordinasi seluruh kegiatan perusahaan. Controller diharapkan dapat mengembangkan dan memelihara catatancatatan dan dan prosedur-prosedur, termasuk pengawasan intern yang memadai, sehingga laporan mencerminkan secara wajar kondisi keuangan dan hasil usaha dari perusahaan. Sebenarnya dengan diciptakan dan ditetapkannya suatu sistem akuntansi yang baik, manajemen secara otomatis telah mempunyai alat pengawasan baik, hal tersebut memungkinkan manajemen sewaktu-waktu mengetahui apa yang terjadi dalam perusahaannya. 5. Fungsi Tanggung Jawab Lainnya Fungsi ini merupakan fungsi pengelolaan dan bimbingan pelaksanaan dari fungsi-fungsi diluar keempat fungsi dasar controller. Fungsi ini merupakan fungsi tambahan dari seorang controller yang mencakup antara lain: 1. Controller harus bertanggungjawab terhadap urusan perpojokan, mulai dari pengisian pemberitahuan masa SPT, menghitung berapa besarnya angsuran pajak tiap-tiap masa pajak, menghitung dan menetapkan pajak yang terhutang dan besarnya pajak yang harus dibayar pada akhir tahun pajak. 2. Controller bertanggungjawab terhadap asuransi perusahaan, pembayaran terhadap premi asuransi dan berakhirnya kontrak dengan pihak perusahaan asuransi. 3. Controller bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem prosedur serta program penyimpanan data. 4. Memelihara hubungan dengan akuntan publik sehingga pemeriksaan tersebut dapat dipermudah dan menghemat waktu. 5. Mengadakan hubungan dengan investor, masyarakat umum dan badan-badan lain yang hartanya dalam perusahaan. Pada fungsi ini paling menonjol adalah fungsi perpajakan yang berlaku serta mengaplikasikan pada perusahaan. Dari fungsifungsi controller dan tanggung jawab serta wewenang yang diberikan perusahaan yang diuraikan di atas, menunjukkan betapa luas tugas yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu orang yang mempunyai jabata sebagai controller dalam suatu perusahaan harus benarbenar mempunyai kemampuan dalam bidang akuntansi sehingga menerapkannya dalam perusahaan. 3. Pembahasan 3.1. Kedudukan Controller Secara teoritis dalam perusahaan kecil dan menengah, memang biasanya controller dijabat oleh manajer akuntansi dan keuangan atau administrasi dan kepala akuntansi, dimana bagian tersebut sepenuhnya melaksanakan fungsi pengawasan dilakukan melalui pengawasan prosedur dan dokumen-dokumen. Sedangkan pada KPKN Banda Aceh yang dapat dikatakan suatu instansi yang memegang peranan yang penting dalam menjalankan operasinya yang berhubungan dengan kepentingan negara, maka hendaknya bagian controller dibuat berdiri sendiri, hal ini bertujuan agar lebih memudahkan bagian controller melakukan pemeriksaan terhadap bagian-bagian yang ada dalam KPKN. Mengenai hubungan controller dengan setiap bagian yang dalah KPKN jika dilihat dari garis saluran wewenang nampak secara nyata hubngan harus melalui kepala bagian agar dapat sampai kepada bagian controller. Hal ini mengakibatkan controller tidak bebas melakukan tugas dan fungsinya, dan akan menyebabkan kurangnya pengertian mengenai apa yang dinamakan dengan controller. Kedudukan controller yang baik untuk KPKN menurut penulis, alasannya adalah: a. Bagian controller yang berdiri sendiri akan memberikan kepadanya wewenang yang lebih besar dalam melakukan pemeriksaan terhadap operasi dan aktivitas yang dilakukan oleh bagian-bagian yang ada dalam instansi. b. Bagian controller yang mempunyai tanggungjawab yang lebih besar, karena telah berdiri sendiri, jadi ia tidak bekerja di bawah bagian yang ada alam instansi tersebut. c. Bagi controller yang berdiri sendiri akan lebih memaksimalkan rugasnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengawasan, pelaporan, akuntansi, dan fungsi lain-lain pada instansi tersebut. Melihat kedudukan controller yang begitu penting tidaklah mungkin seorang controller dapat melaksanakan fungsinya dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari pimpinan utama maupun pimpinan lainnya yang setingkat dengan controller itu sendiri. 3.2. Fungsi dan Peranan Controller a. Fungsi perencanaan Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pembentukan operasi yan dilakukan secara terperinci untuk semua fase perencanaan. Menetapkan tujuan-tujuan yang diinginkan dan memanfaatkan sumber daya guna mencapai tujuan tersebut. Pada KPKN Banda Aceh fungsi perencanaan di sini berhubungan dengan anggaran tahunan, rencana pengadaan dan pengeluaran kas dan bank untuk belanja biaya rutin dan lainnya yang akan dikirim ke kantor pusat. b. Fungsi pengawasan Fungsi pengawasan ini merupakan tindak lanjut dari fungsi perencanaan yang telah disusun dalam data keuangan. Di mana pengawasan yang dilakukan pada KPKN Banda Aceh, berhubungan dengan pengawasan terhadap uang kas, terhadap pemliharaan intern. Apabila controller menemukan suatu tindakan atau penyelewengan maka controller hanya berwenang memberitahukan kepada atasan dan mengambil tindak penyelesaian adalah pimpinan perusahaan. c. Fungsi pelaporan Fungsi pelaporan ini merupakan sebagai alat komunikasi seorang controller untuk menjelaskan dan mengawasi pelaksanaan rencana perusahaan secara keseluruhan. d. Fungsi akuntansi Tanpa memperhatikan besar atau jenis organisasi dan kepemilikan secara pribadi ataupun umum controller haruslah menguasai dasar-dasar system dan pengendalian akuntansinya. Salah satu tujuan akuntansi adalah membantu para kepala keuangan menyelenggarakan catatan akuntansi secara baik dan benar. Agar penyelenggaraann pencatatan dapat diperhatikan dan tidak akan menimbulkan kekacauan bagi pihak manajemen, maka dalam hal ini fungsi akuntansi penulis menilai telah cukup baik berdasarkann pada penelitian terhadap proses pencatatann yang telah dilakukan oleh fungsi akuntansi. e. Fungsi lain-lainnya Selain fungsi-fungsi yang telah diuraikan di atas controller juga bertanggungjawab atas bidang-bidang lain diantaranya: 1. Membina hubungan baik dengan pihak instansi 2. Memberikan saran dan nasehat pada pimpinan Berdasarkan hal di atas, menurut penulis fungsi ini telah dilaksanakan dengan baik oleh kepala keuangan. Dari hasil analisis data yang dilakukan maka disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima. Artinya, bahwa KPKN belum menempatkan kedudukan controller secara khusus, walaupun fungsi dan peranan controller tetap ada, tetapi belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik karena masih ada pembatasan dari pimpinan. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan 1. KPKN adalah suatu instansi pemerintah yang beada di bawah Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dan bertanggungjawab langsung kepada DJA yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan. 2. Istilah controller tidak dijumpai dalam struktur organisasi KPKN Banda Aceh, demikian juga dengan departemen controller. Fungsi dan peranan controller dilaksanakan oleh Kepala Seksi 3. Administrasi dan Keuangan beserta bawahannya. Kepala Seksi Administrasi dan Keuangan belum melaksanakan fungsi dan peranannya secara keseluruhan yaitu fungsi pelaporan. Hal ini disebabkan belum adanya jabatan khusus bagi controller dalam struktur organisasi. 4.2. Saran-Saran Kedudukan controller dalam perusahaan hendaknya tertera dalam struktur organisasi agar controller dapat melaksanakan fungsi dan wewenang dengan lebih maksimal dan diberikan jabatan khusus kepada controller, agar controller dapat melaksanakan fungsifungsinya dengan lebih baik. Daftar Pustaka Baridwan Zaki, Sistem Akuntasi, Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Cetakan Kedua; BPFE, Yogyakarta, 1992. Hadibroto S. dan Witarso Oemar, Sistem Pengawasan Intern, Edisi Kedua; LPFE-UI, Jakarta, 1992. Harnanto, Sistem Akuntansi Survei dan Teknik Analisis, Edisi Pertama, Cetakan Kedua; BPFE, Yogyakarta, 1992. Heckert J. B., et. Al., Controllership: The Work of The Managerial Accounting, 3th Edition, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Editor Alih Bahasa Gunawan Hutauruk, Edisi Ketiga, Cetakan Keenam; Erlangga, Jakarta, 1990. Kosasih Ruchyat, Auditing Prinsip dan Prosedur, Buku Satu, Edisi Kelima; “Ruchko”, Bandung, 1993. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 1993. Syamsul M, dan Musofa, Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial, Edisi Kedua, Cetakan Pertama; Liberty, Yogyakarta, 1992. Theodorus M. Tuanakota, Auditing, Jakarta, Edisi kedua, LPFE-UI, 1997.