2 Nurmalini - E-Learning STMIK

advertisement
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011
PERANAN CONTROLLER PADA KANTOR PERBENDAHARAAN
DAN KAS NEGARA
Nurmalini,
Staf Pengajar AMIK INTeL Com GLOBAL INDO
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan controller pada kantor perbendaharaan dan
kas negara. Penelitian ini dilakukan di KPKN Banda Aceh. Metode penelitian menggunakan metode
library research dan field research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPKN adalah suatu instansi
pemerintah yang beada di bawah Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dan bertanggungjawab langsung
kepada DJA yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan. Istilah controller tidak dijumpai
dalam struktur organisasi KPKN Banda Aceh, demikian juga dengan departemen controller. Fungsi dan
peranan controller dilaksanakan oleh Kepala Seksi Administrasi dan Keuangan beserta bawahannya.
Kata kunci : controller dan KPKN
1. Pendahuuan
1.1. Latar Belakang
Laju pertumbuhan ekonomi akan
mendorong unit usaha yang terdapat dalam
suatu negara yang bersangkutan untuk
meningkatkan kegiatan usahanya. Perusahaanperusahaan tumbuh dan berkembang menjadi
suatu perusahaan yang besar, hampir di semua
sektor ekonomi baik bidang perdagangan, jasa
maupun industri.
Kegiatan usaha yang kompleks seperti
kegiatan administrasi, dan keuangan harus
menjadi perhatian utama pimpinan perusahaan.
Keadaan ini menyebabkan dibutuhkannya
pimpinan perusahaan yang handal, pandai dan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang
sehat mulai dari perencanaan sampai pada
pencapaian tujuan yang harus dilaksanakan oleh
tenaga-tenaga
yang
kompeten
dan
berpengalaman.
Kebijaksanaan pimpinan perusahaan
untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan
yang telah digariskan diuraikan dalam berbagai
fungsi. Di dalam manajemen dikenal empat
fungsi
yaitu
fungsi
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan fungsi
pengawasan.
Sebagai konsekuensinya untuk tujuan
perencanaan dan pengawasan, pimpinan
perusahaan dalam pengambilan keputusan
memerlukan banyak informasi tentang data
ekonomi dan keuangan dan informasi lainnya
yang relevan, lengkap dan dapat dipercaya.
Untuk memperoleh informasi yang diperlukan
oleh pimpinan, maka perusahaan memerlukan
bantuan tenaga profesional yang dapat
memberikan data tersebut dan dapat menguasai
atau menghadapi masalah yang terjadi serta
dapat memberikan informasi yang tepat akan
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO
Agar tujuan itu dapat dicapai dengan
baik, maka controller merupakan orang yang
tepat yang dapat mengawasi pelaksanaan untuk
mencapai apa yang direncanakan. Controller
merupakan orang yang telah terdidik dan ahli
dalam bidang akuntansi yang kiranya dapat
diharapkan sebagai seorang yang mempunyai
peran penting untuk dapat membantu pimpinan
perusahaan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen.
Controller sebagai suatu divisi dalam
organisasi (perusahaan) mempunyai kedudukan
yang sama dengan divisi lainnya. Bertitik dari
pentingnya fungsi dan kedudukan controller
dalam perusahaan yang telah berkembang, maka
karya ilmiah ini membahas secara lebih
mendalam
tentang
“PERANAN
CONTROLLER
PADA
KANTOR
PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA
(KPKN)”:
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Menambah dan memperdalam pengetahuan
penulis untuk peran seorang controller.
2. Mengetahui
sejauh
mana
peranan
controller dalam pengambilan keputusan
yang dilaksanakan oleh pimpinan.
1.3. Metodologi Penelitian
Dalam memberikan data dan informasi
yang dibutuhkan dalam karya ilmiah ini maka
dibutuhkan metode tertentu. Metode penelitian
yang digunakan adalah:
1. Penelitian
Kepustakaan
(Library
Research).
Penelitian
kepustakaan
merupakan
landasan
teoritis
guna
mendukung objek atau masalah yang
penulis kemukakan.
2.
Penelitian Lapangan (Field Research).
Dalam penelitian ini penulis melakukan
wawancara dengan pihak perusahaan serta
pengumpulan data yang berhubungan
dengan judul karya ilmiah.
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah:
1. Observasi yaitu: Pengamatan langsung
tentang hal-hal yang berhubungan dengan
controller pada perusahaan tersebut.
2. Wawancara yaitu: Dengan mengadakan
tanya-jawab dengan pegawai KPKN Banda
Aceh yang mengerti dan berwenang
memberikan data tersebut.
2. Uraian Teoritis
2.1. Pengertian Controller dan Controllership
Controller adalah seorang yang
termasuk
pimpinan
perusahaan
yang
mempunyai tugas memberikan informasi data
keuangan kepada pucuk pimpinan sebagai dasar
pengambilan keputusan dan tanggung-jawab
terhadap berfungsinya pengawasan (control)
perusahaan. Data akuntansi merupakan alat
informasi keuangan, sehingga bagian controller
disebut dengan akuntansi intern dan dipimpin
oleh seorang akuntan intern.
Dalam prakteknya berbagai sebutan
untuk controller, yaitu: Kepala Akuntansi,
Manager Kantor, Controller, Bendaharawan,
atau sekretaris. Controller merupakan sebutan
atau titel yang menunjukkan jabatan Kepala
Departeman Akuntansi yang bertanggungjawab
untuk pengendalian keuangan. Controllership
berasal dari kata “Controller” ditambah “ship”
yang menunjukkan segala tugas dan fungsi,
sehingga jika diterjemahkan berarti segala tugas
dan fungsi yang diemban oleh seorang
controller.
Dewasa ini dalam konsep contoller
modern, controller sebagai anggota tim
manajemen tidak lagi semata-mata melayani
kebutuhan manajemen untuk perencanaan dan
pengendalian internal (internal control), akan
tetapi sekaligus mampu melayani kebutuhan
manejemen untuk tujuan strategis eksternal,
controller tidak hanya sebagai pengawas, tetapi
berperan sebagai pertumbuhan pangsa, pasar
dan kestabilan serta kelanggengan eksistensi
perusahaan.
Menurut Robert N. Anthony, Jhon
Dearde dan Norton M. Bedfort (1989: 71)
“Fungsi Controller adalah fungsi Staff”.
Kalaupun
controller
biasanya
bertanggungjawab untuk mendesain dan
mengoperasikan sistem yang mengumpulkan
dan melaporkan informasi pengawasan,
penggunaan informasi ini dalam kegiatan
pengawasan sebenarnya merupakan tanggung
jawab manajemen ini. Controller bertanggung
jawab
untuk
memproses
informasi,
mengembangkan, menganalisis ukuran-ukuran
pengawasan dan mengusulkan, saran-saran.
Selain itu controller mungkin juga
mengawasi kepatuhan atas batasan-batasan
pembelanjaan yang ditetapkan oleh eksekutif.
Kepala, mengendalikan integritas sistem
akuntansi, dan bertanggung jawab untuk
melindungi harta kekayaan perusahaan terhadap
pencurian dan penyalahgunaan.
2.2. Syarat-Syarat dan Tugas Seorang
Controller
Bidang pekerjaan seorang controller
berhubungan erat dengan akuntansi maka
jabatan ini seharusnya diduduki seorang yang
memiliki pengetahuan di bidang akuntansi
walaupun untuk menjadi controller tidak ada
suatu ketentuan yang mengharuskan harus
dijabat oleh seorang yang bergelar akuntan.
Siapa saja dapat menduduki jabatan controller
tetapi harus memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas yang diembannya.
Kualifikasi dari seorang controller
yang efektif menurut James D. Wilson dan Jhon
B. Campbell (1983: 13) adalah sebagai berikut:
1. Dasar teknik yang baik dalam
akuntansi dan akuntansi biaya, disertai
suatu pengetahuan yang menyeluruh
mengenai prinsip-prinsip akuntansi.
2. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip
perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian.
3. Pemahaman umum mengenai jenis
industri dalam mana perusahaan
tergolong dan pemahaman terhadap
kekuatan sosial, ekonomi dan politik
yang terlibat.
4. Pemahaman yang mendalam mengenai
perusahaan,
termasuk
teknologi,
produk, kebijaksanaan tujuan, sejarah,
organisasi, dan lingkungannya.
5. Kemampuan untuk berkomunikasi
dengan semua tingkatan manajemen
dan suatu pemahaman dasar terhadap
masalah fungsional lainnya yang
berhubungan dengan teknik, produksi,
pembelian, hubungan masyarakat dan
pemasaran.
6. Kemampuan untuk menyatakan ide
dengan jelas, secara tertulis ataupun
dalam penyajian informatif.
7. Kemampuan menggerakkan orangorang lain untuk mencapai tindakan
dan hasil yang positif.
Di samping kemampuan teknis yang
dimiliki oleh seorang controller dalam
melaksanakan tugasnya, ia juga harus memiliki
integritas dan kemampuan untuk berkomunikasi
jika dia ingin berhasil. Seorang controller juga
harus jujur, rasional dan taat melaksanakan
seluruh pekerjaannya dan yang penting
berhubungan dengan fungsinya.
Controller diharapkan mampu dan siap
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik
karena akan mempengaruhi setiap keputusan
manajemen. Menurut D. Hartanto (1981: 5 – 6)
tugas controller adalah:
1. Menyiapkan, mengkoordinasikan dan
melaksanakan
rencana
untuk
mengawasi kegiatan-kegiatan dalam
perusahaan. Rencana ini dapat berupa
penjualan, rencana biaya umum,
biaya-biaya
standart,
rencana
perusahaan yang lengkap (budget),
ataupun rencana investasi (capital
budget).
2. Membanding prestasi yang dihasil
dengan rencana semula atau standart
dan menginterprestasikan penilaian
atas hasil tersebut pada manajer di
masing-masing
tingkat.
Untuk
maksud-maksud ini akuntan diberi
wewenang/ditugaskan
untuk
menyusun sistem administrasi.
3. Membicarakan dengan para manajer
struktur organisasi dan aktivitasaktivitas yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan.
4. Menetapkan rencana dan prosedur
perpajakan.
5. Mengawasi pembuatan laporan untuk
instansi-instansi pemerintah.
6. Menjaga
kesalamatan/keamanan
aktivitas-aktivitas perusahaan melalui
pengawasan intern dan asuransi.
7. Memiliki perubahan data ekonomi dan
peraturan-peraturan pemerintah dan
menganalisa/menginterprestasikan
akibat-akibat yang mungkin terjadi
terhadap perusahaan.
2.3. Kedudukan Controller
Walaupun
belum
ada
standart
kedudukan controller yang universal untuk
setiap perusahaan, tetapi bukan berarti tidak
bisa dibuat suatu struktur yang ideal untuk suatu
perusahaan. Suatu hal yang harus diperhatikan
dalam penyusunan struktur organisasi agar
aktivitas-aktivitas berjalan dengan efektif,
efisien dan terkontrol. Di samping itu seorang
controller harus mampu bekerja sama dengan
orang-orang pada semua tingkatan, menghargai
ide-ide dan pendapat orang lain, dan memiliki
kemampuan mencari jalan keluar untuk
menghadapi semua permasalahan.
Kedudukan controller hendaknya
setara dengan pimpinan eksekutif lainnya yang
bertanggung-jawab kepada pimpinan tertinggi
karena
merupakan
pengelola
informasi
akuntansi yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Melalui
struktur
organisasi yang baik, tugas-tugas digolongkan
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan
secara efektif, terarah, terawasi dan sesuai
dengan yang dicanangkan. Ini dapat terlihat dari
saran-saran yang diberikan Financial Eksekutif
Instansi (FEI) dalam penyusunan status
organisatoris control yaitu:
1. Controller harus merupakan seorang
pemimpin eksekutif pada tingkat pembuat
kebijaksanaan yang bertanggung jawab
kepada pimpinan tertinggi dari perusahaan.
Pengangkatan atau pemindahannya harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
dewan komisaris.
2. Controller perlu diharuskan oleh dewan
komisaris untuk menyajikan secara tegas
laporan-laporan periodik yang mencakup
hasil-hasil operasi dan kondisi keuangan
dari perusahaan, bersama-sama dengan
informasi lain yang mungkin diminta oleh
dewan itu.
3. Controller itu sebaiknya menjadi anggota
seorang dewsan komisaris dari semua
kelompok pembuat kebijaksanaan tertinggi
lainnya, setidak-tidaknya ia harus diundang
hadir dengan hak untuk didengar dari
kelompok-kelompok.
Controller hanya dapat melaksanakan
saran-saran FEI di atas dengan baik apabila ia
diberikan wewenang yang cukup untuk
melaksanakan fungsinya. Wewenang controller
tersebut dalam melaksanakan tugasnya dapat
ditetapkan menurut salah satu dari tiga cara
sebagai berikut:
1. Berhubungan
dengan
aturan-aturan
perusahaan.
2. Keputusan-keputusan
dari
komite
eksekutif, atau
3. Perintah umum dan Presiden Direktur.
Ketentuan di atas dapat berbeda dalam
menentukan luas wewenang dan tanggungjawab
yang dibebankan kepada controller. Dalam hal
ini bergantung kepada kebijaksanaan masingmasing perusahaan, tetapi yang pasti pemilihan
alternatif di atas pada akhirnya sama yaitu dapat
membantu manajemen.
2.4. Fungsi dan Peranan Controller
Controller
sebagai
anggota
manajemen tidak terlepas dari fungsi-fungsi
pokok manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan penegasan.
Penjabaran fungsi pokok tersebut adalah:
1. Fungsi Perencanaan
Pada
hakekatnya
perencanaan
merupakan proses pembentukan program
operasi yang dilakukan secara terperinci untuk
semua fase operasi.
Menurut James D. Wilson, Jhon B.
Campbell (1983: 199-201) ada beberapa alasan
mengapa suatu perencanaan itu perlu dibuat:
a. Untuk mendasarkan tindakan melalui
pengkajian, penelaahan dan penelitian
yang mendasar.
b. Untuk mengerahkan bantuan dari
seluruh organisasi dan menetapkan
jalan yang paling menguntungkan.
c. Berguna
sebagai
pengumuman
kebijaksanaan.
d. Untuk merumuskan tujuan.
e. Untuk menstabilkan pekerjaan.
f. Untuk membuat adanya penggunaan
peralatan fisik secara lebih aktif.
2. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini merupakan fungsi yang
paling utama dari fungsi seorang controller.
Pendapat Hardibroto (1977: 27) lebih
memperjelas pengertian pengawasan yaitu:
“Pengawasan (control) adalah segala sesuatu
yang termasuk di dalam aktivitas penentuan
apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan
perencanaannya dan apakah terhadap harta
benda perusahaan telah diadakan pengawasan
yang sebaik-baiknya”.
Fungsi pengawasan ini mempunyai
hubungan yang sangat erat dalam perencanaan,
dalam fungsi pengawasan ini controller
membuktikan apakah yang dilaksanakan sesuai
dengan yang ada seperti standart biaya yang
dibuat oleh bagian akuntansi.
Controller dalam melaksanakan
fungsi pengawasan sebaiknya dibantu oleh
seorang auditor yaitu internal auditor yang
bertugas
untuk
membantu
controller
mempertahankan sistem pengawasan intern.
Internal auditor ini mempunyai tugas utama
memeriksa laporan keuangan dan meneliti
apakah pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan
sasaran (standart) dan prosedur yang telah
ditetapkan.
3. Fungsi Pelaporan
Fungsi pelaporan merupakan suatu
media informasi yang berhubungan erat dengan
fungsi perencanaan dan pengawasan. Suatu
perencanaan dan pengawasan tidak akan ada
gunanya apabila tidak ada pelaporan. Laporan
harus disusun dengan sederhana dan jelas agar
manajemen dapat mempergunakannya dan
sekaligus dapat membuat tindakan berdasarkan
laporan tersebut. Informasi harus dapat
diandalkan dan cukup akurat untuk dapat
memenuhi tujuan laporan.
Moenaf H. Regar (1980: 2) memberi
pendapat: “Laporan tahunan merupakan
dokumen tertulis yang disajikan oleh pimpinan
perusahaan (direksi) dan Dewan Komisaris
kepada masyarakat khususnya pemegang
sahama antara lain: membuat pesan dari dewan
komisaris serta alasan mengenai perkembangan
perusahaan selama masa pelaporan serta
kegiatan-kegiatan perusahaan yang menonjol
dan lazimnya mencakup bidang produksi,
teknik, pemasaran, keuangan perburuhan, riset
dan pengembangan serta masalah dianggap
penting untuk disampaikan”.
Tugas controller
dalam fungsi
pelaporan ini selain meneliti permintaan akan
laporan, juga melaksanakan suatu pengamatan
secara periodik mengenai situasi laporan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini merupakan fungsi yang
pokok dari controller yaitu kegiatan pencatatan
yang sistematis dari transaksi keuangan, dengan
berpedoman pada prinsip dan praktek yang
sehat sehingga diharapkan dapat menjamin
pelaksanaan pengawasan.
Dalam fungsi akuntansi controller
mempunyai tanggungjawab atau akuntansi
perusahaan yang meliputi:
1. Merancang sistem akuntansi yang baik
sehingga akan tercipta pengawasan intern
yang memadai.
2. Mengembangkan dan memelihara catatancatatan serta prosedur-prosedur.
3. Mengkoordinasi
seluruh
kegiatan
perusahaan.
Controller
diharapkan
dapat
mengembangkan dan memelihara catatancatatan dan dan prosedur-prosedur, termasuk
pengawasan intern yang memadai, sehingga
laporan mencerminkan secara wajar kondisi
keuangan dan hasil usaha dari perusahaan.
Sebenarnya dengan diciptakan dan
ditetapkannya suatu sistem akuntansi yang baik,
manajemen secara otomatis telah mempunyai
alat pengawasan baik,
hal tersebut
memungkinkan manajemen sewaktu-waktu
mengetahui
apa
yang
terjadi
dalam
perusahaannya.
5. Fungsi Tanggung Jawab Lainnya
Fungsi
ini
merupakan
fungsi
pengelolaan dan bimbingan pelaksanaan dari
fungsi-fungsi diluar keempat fungsi dasar
controller. Fungsi ini merupakan fungsi
tambahan dari seorang controller yang
mencakup antara lain:
1. Controller
harus
bertanggungjawab
terhadap urusan perpojokan, mulai dari
pengisian pemberitahuan masa SPT,
menghitung berapa besarnya angsuran
pajak tiap-tiap masa pajak, menghitung dan
menetapkan pajak yang terhutang dan
besarnya pajak yang harus dibayar pada
akhir tahun pajak.
2. Controller bertanggungjawab terhadap
asuransi perusahaan, pembayaran terhadap
premi asuransi dan berakhirnya kontrak
dengan pihak perusahaan asuransi.
3. Controller bertanggung jawab terhadap
pengembangan dan pemeliharaan sistem
prosedur serta program penyimpanan data.
4. Memelihara hubungan dengan akuntan
publik sehingga pemeriksaan tersebut
dapat dipermudah dan menghemat waktu.
5. Mengadakan hubungan dengan investor,
masyarakat umum dan badan-badan lain
yang hartanya dalam perusahaan.
Pada fungsi ini paling menonjol adalah
fungsi perpajakan yang berlaku serta
mengaplikasikan pada perusahaan. Dari fungsifungsi controller dan tanggung jawab serta
wewenang yang diberikan perusahaan yang
diuraikan di atas, menunjukkan betapa luas
tugas yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu
orang yang mempunyai jabata sebagai
controller dalam suatu perusahaan harus benarbenar mempunyai kemampuan dalam bidang
akuntansi sehingga menerapkannya dalam
perusahaan.
3. Pembahasan
3.1. Kedudukan Controller
Secara teoritis dalam perusahaan kecil
dan menengah, memang biasanya controller
dijabat oleh manajer akuntansi dan keuangan
atau administrasi dan kepala akuntansi, dimana
bagian tersebut sepenuhnya melaksanakan
fungsi
pengawasan
dilakukan
melalui
pengawasan prosedur dan dokumen-dokumen.
Sedangkan pada KPKN Banda Aceh
yang dapat dikatakan suatu instansi yang
memegang
peranan yang penting dalam
menjalankan operasinya yang berhubungan
dengan kepentingan negara, maka hendaknya
bagian controller dibuat berdiri sendiri, hal ini
bertujuan agar lebih memudahkan bagian
controller melakukan pemeriksaan terhadap
bagian-bagian yang ada dalam KPKN.
Mengenai hubungan controller dengan
setiap bagian yang dalah KPKN jika dilihat dari
garis saluran wewenang nampak secara nyata
hubngan harus melalui kepala bagian agar dapat
sampai kepada bagian controller. Hal ini
mengakibatkan
controller
tidak
bebas
melakukan tugas dan fungsinya, dan akan
menyebabkan kurangnya pengertian mengenai
apa yang dinamakan dengan controller.
Kedudukan controller yang baik untuk
KPKN menurut penulis, alasannya adalah:
a. Bagian controller yang berdiri sendiri akan
memberikan kepadanya wewenang yang
lebih besar dalam melakukan pemeriksaan
terhadap operasi dan aktivitas yang
dilakukan oleh bagian-bagian yang ada
dalam instansi.
b. Bagian controller yang mempunyai
tanggungjawab yang lebih besar, karena
telah berdiri sendiri, jadi ia tidak bekerja di
bawah bagian yang ada alam instansi
tersebut.
c. Bagi controller yang berdiri sendiri akan
lebih memaksimalkan rugasnya dalam
melaksanakan
fungsi
perencanaan,
pengawasan, pelaporan, akuntansi, dan
fungsi lain-lain pada instansi tersebut.
Melihat kedudukan controller yang
begitu penting tidaklah mungkin seorang
controller dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik tanpa adanya dukungan dan
bantuan dari pimpinan utama maupun pimpinan
lainnya yang setingkat dengan controller itu
sendiri.
3.2. Fungsi dan Peranan Controller
a. Fungsi perencanaan
Pada
hakekatnya
perencanaan
merupakan proses pembentukan operasi yan
dilakukan secara terperinci untuk semua fase
perencanaan. Menetapkan tujuan-tujuan yang
diinginkan dan memanfaatkan sumber daya
guna mencapai tujuan tersebut.
Pada KPKN Banda Aceh fungsi
perencanaan di sini berhubungan dengan
anggaran tahunan, rencana pengadaan dan
pengeluaran kas dan bank untuk belanja biaya
rutin dan lainnya yang akan dikirim ke kantor
pusat.
b. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan ini merupakan
tindak lanjut dari fungsi perencanaan yang telah
disusun dalam data keuangan. Di mana
pengawasan yang dilakukan pada KPKN Banda
Aceh, berhubungan dengan pengawasan
terhadap uang kas, terhadap pemliharaan intern.
Apabila controller menemukan suatu tindakan
atau penyelewengan maka controller hanya
berwenang memberitahukan kepada atasan dan
mengambil
tindak
penyelesaian
adalah
pimpinan perusahaan.
c. Fungsi pelaporan
Fungsi pelaporan ini merupakan
sebagai alat komunikasi seorang controller
untuk menjelaskan dan mengawasi pelaksanaan
rencana perusahaan secara keseluruhan.
d. Fungsi akuntansi
Tanpa memperhatikan besar atau jenis
organisasi dan kepemilikan secara pribadi
ataupun umum controller haruslah menguasai
dasar-dasar
system
dan
pengendalian
akuntansinya. Salah satu tujuan akuntansi
adalah membantu para kepala keuangan
menyelenggarakan catatan akuntansi secara baik
dan benar.
Agar penyelenggaraann pencatatan
dapat diperhatikan dan tidak akan menimbulkan
kekacauan bagi pihak manajemen, maka dalam
hal ini fungsi akuntansi penulis menilai telah
cukup baik berdasarkann pada penelitian
terhadap proses pencatatann yang telah
dilakukan oleh fungsi akuntansi.
e. Fungsi lain-lainnya
Selain fungsi-fungsi yang telah
diuraikan
di
atas
controller
juga
bertanggungjawab atas bidang-bidang lain
diantaranya:
1. Membina hubungan baik dengan pihak
instansi
2. Memberikan saran dan nasehat pada
pimpinan
Berdasarkan hal di atas, menurut
penulis fungsi ini telah dilaksanakan dengan
baik oleh kepala keuangan.
Dari hasil analisis data yang
dilakukan maka disimpulkan bahwa hipotesis
dapat diterima. Artinya, bahwa KPKN belum
menempatkan kedudukan controller secara
khusus, walaupun fungsi dan peranan controller
tetap
ada,
tetapi
belum
sepenuhnya
dilaksanakan dengan baik karena masih ada
pembatasan dari pimpinan.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
1. KPKN adalah suatu instansi pemerintah
yang beada di bawah Direktorat Jenderal
Anggaran (DJA) dan bertanggungjawab
langsung kepada DJA yang berada di
bawah naungan Departemen Keuangan.
2. Istilah controller tidak dijumpai dalam
struktur organisasi KPKN Banda Aceh,
demikian
juga
dengan
departemen
controller. Fungsi dan peranan controller
dilaksanakan
oleh
Kepala
Seksi
3.
Administrasi dan Keuangan beserta
bawahannya.
Kepala Seksi Administrasi dan Keuangan
belum
melaksanakan
fungsi
dan
peranannya secara keseluruhan yaitu fungsi
pelaporan. Hal ini disebabkan belum
adanya jabatan khusus bagi controller
dalam struktur organisasi.
4.2. Saran-Saran
Kedudukan
controller
dalam
perusahaan hendaknya tertera dalam struktur
organisasi agar controller dapat melaksanakan
fungsi dan wewenang dengan lebih maksimal
dan diberikan jabatan khusus kepada controller,
agar controller dapat melaksanakan fungsifungsinya dengan lebih baik.
Daftar Pustaka
Baridwan Zaki, Sistem Akuntasi, Penyusunan
Prosedur dan Metode, Edisi
Kelima, Cetakan Kedua; BPFE,
Yogyakarta, 1992.
Hadibroto S. dan Witarso Oemar, Sistem
Pengawasan Intern, Edisi Kedua;
LPFE-UI, Jakarta, 1992.
Harnanto, Sistem
Akuntansi Survei dan
Teknik Analisis, Edisi Pertama,
Cetakan Kedua; BPFE, Yogyakarta,
1992.
Heckert J. B., et. Al., Controllership: The
Work
of
The
Managerial
Accounting,
3th
Edition,
Controllership: Tugas Akuntan
Manajemen, Editor Alih Bahasa
Gunawan Hutauruk, Edisi Ketiga,
Cetakan Keenam; Erlangga, Jakarta,
1990.
Kosasih
Ruchyat, Auditing Prinsip dan
Prosedur, Buku Satu, Edisi Kelima;
“Ruchko”, Bandung, 1993.
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga,
Cetakan Pertama, Bagian Penerbit
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN, Yogyakarta, 1993.
Syamsul M, dan Musofa, Sistem Akuntansi
Pendekatan Manajerial, Edisi Kedua,
Cetakan Pertama; Liberty, Yogyakarta,
1992.
Theodorus M. Tuanakota, Auditing, Jakarta,
Edisi kedua, LPFE-UI, 1997.
Download