bab - iii gambaran pengelolaan keuangan daerah

advertisement
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
GAMBARAN
BAB - III
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
 Kinerja Keuangan Masa Lalu
 Arah Kebijakan Pengelolaan
Keuangan

Kebijakan Umum Anggaran
Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum mengenai pengelolaan keuangan di
Kabupaten Bengkulu Tengah. Adapun yang menjadi fokus dari bahasan adalah kinerja
keuangan masa lalu dan proyeksi, arah kebijakan pengelolaan keuangan dan kebijakan
umum anggaran.
Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan
daya
dukung
manajemen
pemerintahan
daerah
pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya.
terhadap
penyelenggaraan
urusan
Tingkat kemampuan keuangan daerah,
dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap
jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat
kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik
kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah dan Proyeksi
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
sangat
terkait
dengan
aspek
kinerja
pelaksanaan APBD dan aspek kondisi neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak
terlepas dari struktur dan akurasi belanja (belanja langsung dan belanja tidak langsung)
pendapatan daerah yang meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang sah. Sementara itu, neraca daerah akan mencerminkan perkembangan
dari kondisi asset pemerintah daerah, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta kondisi
ekuitas dana yang tersedia.
Untuk melihat kondisi pendapatan daerah Kabupaten Bengkulu Tengah, didasarkan
pada data APBD target yang diproyeksikan selama tiga tahun terakhir. Sebagaimana terlihat
di dalam Diagram 3.1, pendapatan Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki kecenderungan
meningkat dari tahun ke tahun.
41
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
Grafik. 3.1
Proyeksi APBD kabupaten Bengkulu Tengah
500,000,000,000
400,000,000,000
300,000,000,000
PENDAPATAN
200,000,000,000
BELANJA
100,000,000,000
0
2009 2010
2011
Pendapatan
Kabupaten
Bengkulu
PENDAPATAN
2012
Tengah
pada
tahun
2009
sebesar
Rp
111.460.737.631 milyar; pada tahun 2010 sebesar Rp 329.184.964.259 milyar; dan pada
tahun 2011 naik menjadi Rp 393.054.540.000 milyar serta Rp. 400.452.790.837 milyar
pada tahun 2012. Penyumbang terbesar pendapatan dalam struktur Pendapatan APBD
Kabupaten
Bengkulu
Tengah
selama
3
tahun
terakhir
bersumber
dari
pos
dana
perimbangan.
Tabel. 3.1
Keuangan Daerah
2009
PENDAPATAN
2010
2011
2012
111.460.737.101,00
329.184.964.259,00 395.925.566.166,00 400.452.790.837,00
2.563.184.637,00
2.563.184.637,00
3.830.464.800,00
6.567.991.000,00
97.298.212.994,00
267.587.892.000,00
334.140.967.485,00
352.884.799.837,00
14.439.978.470,00
59.033.887.622,00
57.954.133.872,00
41.000.000.000,00
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
DANA
PERIMBANGAN
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH
YANG
SAH
Sumber data : APBD, 2012 Kabupaten Bengkulu Tengah
Secara keseluruhan proporsi pendapatan daerah Kabupaten Bengkulu Tengah
tertopang oleh dana perimbangan sekitar 80%. Dana perimbangan pada tahun 2009
sebesar 86%, pada tahun 2010 dana perimbangan masih menjadi penopang terbesar,
sebesar 87%. Sedangkan pada tahun 2012 dana perimbangan mencapai 86 % dari
pendapatan daerah. Namun kontribusi pendapatan asli daerah memang belum maksimal.
Adapun prosentase dari pendapatan asli daerah terhadap pendapatan daerah sebesar 5,4
%.
Beberapa sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan PAD antara lain adalah
pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
42
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
pendapatan asli daerah yang sah. Peningkatan pajak daerah digali dari pajak galian C,
pajak reklame, pajak bumi dan bangunan, serta jasa restoran dan hotel. Proyeksi pajak
mengalami pertumbuhan sekitar 10% pada tahun 2011, sedangkan tahun 2012 sampai
tahun 2015 pendapatan pajak diproyeksikan mengalami pertumbuhan sekitar 12%.
Proyeksi retribusi ke depan akan mengalami kenaikan terutama pada retribusi dari
pengembangan pelayanan pasar, retribusi parkir dan retribusi lainnya dengan proyeksi
pertumbuhan sekitar 5% pada tahun 2011 dan pada tahun 2015 akan mengalami
pertumbuhan sekitar 7%. Pendapatan asli daerah ditopang oleh pendapatan
hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah. Pada pendapatan hasil pengelolaan daerah yang pisahkan proyeksi pertumbuhan
diperkirakan sekitar 10% pada tahun 2011, dan pada tahun 2015 diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan sekitar 10,25%.
Proyeksi pendapatan lain-lain yang sah ke depan diperoleh dari dana bagi hasil
antara pemerintah pusat dan provinsi. Dana bagi hasil ini bisa didapat dari bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan ini akan bisa
didapat dengan membuat peraturan daerah.
Pertumbuhan realisasi PAD menunjukkan kecenderungan tingkat kepastiannya yang
masih rendah. Kondisi ini disebabkan karena belum optimalnya strategi dan kebijakan yang
dijalankan, serta tingginya ketergantungan penerimaan daerah terhadap kondisi ekonomi
dan kebijakan Pemerintah Pusat. Hal ini dapat dimengerti karena
utamanya diperoleh dari
pendapatan daerah
pajak kendaraan bermotor yang bersifat
closed list dan
pertumbuhannya memiliki keterbatasan (terbatasi oleh ketersediaan ruang dan sarana
prasarana infrastruktur), sehingga rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Oleh
karena itu, ke depan perlu segera dicari terobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan
lain yang prospektif.
3.1.2. Kondisi Belanja Daerah
Kondisi belanja daerah Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami pertumbuhan
sebagaimana pendapatan daerah. Penerapan format anggaran surplus/defisit baik secara
absolut maupun relatif menunjukan adanya suatu peningkatan sisi belanja, belanja
Kabupaten
Bengkulu
Tengah
sebesar
Rp
114.301.376.101,00
(2009),
Rp
336.404.733.599,00 (2010), Rp 432.603.209.040,00 (2011) dan Rp. 417.401.931.007,43
(2012). komponen belanja digunakan untuk belanja tidak langsung merupakan komponen
yang cukup besar menyerap belanja daerah pada tahun 2009 dan tahun 2011 lebih besar
jika dibandingkan dengan komponen belanja pelayanan publik. Kondisi belanja belanja
daerah secara umum bisa dilihat secara rinci pada diagram sebagai berikut :
43
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
Tabel 3.2
Kondisi Belanja Daerah
Kabupaten Bengkulu Tengah
BELANJA
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
2009
2010
2011
2012
114.201.376.101,00
336.522.476.688,07
438.273.643.619,00
417.401.931.007,43
88.670.806.531,00
149.467.249.878,07
211.186.514.041,00
222.118.988.257,43
25.530.569.570,00
187.055.226.810,00
227.087.129.578,00
195.282.942.750,00
Sumber data : APBD, 2012 Kabupaten Bengkulu Tengah
Kondisi di atas menunjukkan bahwa kebutuhan daerah (fiscal need) di Kabupaten
Bengkulu Tengah belum sebanding dengan kapasitas fiskal daerah (fiscal capacity) yang
dimiliki daerah. Konsekuensinya adalah munculnya kesenjangan fiskal (fiscal gap). Untuk itu
upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah
dalam mengurangi
kesenjangan fiskal adalah melalui peningkatan kemandirian daerah, antara lain melalui
kebijakan efisiensi dan efektifitas belanja yang dimanfaatkan sebaik dan seoptimal mungkin
untuk peningkatan pelayanan, pemberdayaan masyarakat dan kemandirian daerah guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Upaya lainnya adalah melalui perbaikan iklim
usaha dan investasi di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, yang dapat meningkatkan
kegiatan usaha dan aktifitas perekonomian lainnya. Pada akhirnya kegiatan demikian akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam rangka mempertimbangkan belanja-belanja tersebut di atas, maka diperlukan
struktur anggaran dan pengelolaan keuangan daerah yang tepat. Struktur anggaran yang
tepat merupakan syarat pokok (necessary condition) bagi pengelolaan keuangan yang baik
di daerah. Untuk itu ada beberapa hal yang bias dilakukan. Pertama, struktur anggaran di
daerah harus secara eksplisit memisahkan pendapatan dan pembiayaan. Pembiayaan yang
berasal dari utang misalnya, tidak bisa diklaim sebagai pendapatan karena suatu saat nanti
dana tersebut harus dikembalikan. Demikian pula, penerimaan yang berasal dari kinerja
anggaran tahun-tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan SILPA) ataupun dana-dana
yang sifatnya temporer (seperti hasil penjualan aset daerah) tak bisa dimasukkan ke dalam
komponen pendapatan daerah karena berpotensi mengganggu perencanaan keuangan
daerah.
Kedua, struktur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara
alokasi belanja untuk urusan yang bersifat wajib dan pilihan, serta antara alokasi belanja
yang dirasakan manfaatnya secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat.
Pengelolaan keuangan di daerah meliputi mobilisasi pendapatan, penetapan alokasi belanja
44
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
daerah, dan mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi
syarat kecukupan (sufficient
condition) bagi pengelolaan keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan
menggali potensi/keunggulan daerah serta mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan
yang ada. Prioritas-prioritas pembangunan daerah dengan beberapa pertimbangan tersebut
menjadi dasar pola alokasi belanja di Kabupaten Bengkulu Tengah.
3.1.3. Kondisi Pembiayaan Daerah
Struktur anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan sebagai berikut :
a. Penerimaan pembiayaan, mencakup :
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Sebelumnya: sisa lebih perhitungan anggaran
sebelumnya dianggarkan berdasarkan estimasi dan pada perubahan APBD
sesuai dengan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
2. Pencairan dana cadangan: pencairan dari dana cadangan disesuaikan dengan
rencana penggunaan dana cadangan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang Pembentukan Dana Cadangan;
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan: hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan dapat berupa penjualan hasil penjualan perusahaan
milik daerah/BUMD penjualan aset milik pemerintah yang dikerjasamakan
dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah daerah;
4. Penerimaan pinjaman: Penerimaan pinjaman daerah dianggarkan sesuai
dengan rencana penarikan pinjaman dalam tahun anggaran sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui. Termasuk penerimaan dari penerbitan obligasi
daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan.
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman: penerimaan pokok dari pemberian
pinjaman termasuk penerimaan pokok dari pemberian dana bergulir.
Tabel 3.3
Kondisi Penerimaan Pembiayaan Daerah
Kabupaten Bengkulu Tengah
2009
PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
-
100.000.000,00
2010
2011
8.337.511.429,07 43.417.557.262,00
1.000.000.000,00
2012
19.384.535.879,43
1.069.479.809,00
2.435.395.709,00
Sumber data : APBD, 2012 Kabupaten Bengkulu Tengah
b. Pengeluaran Pembiayaan:
1. Pembentukan dana cadangan: Pembentukan dana cadangan dianggarkan
melalui sejumlah dana cadangan yang harus disisihkan dalam tahun anggaran
sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
Pembentukan Dana Cadangan. Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah
45
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
Daerah pada dasarnya dapat membentuk dana cadangan guna membiayai
kebutuhan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.
Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan
Peraturan
Daerah
yang
sekurang-kurangnya
mengatur
persyaratan
pembentukan dana cadangan, pengelolaan dan pertanggungjawabannya;
2. Penyertaan modal Pemerintah Daerah: Penyertaan modal yang dianggarkan
melalui sejumlah penyertaan modal yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
tentang penyertaan modal. Bentuk penyertaan modal ini, misalnya melalui
suntikan
dana
terhadap
badan
usaha
daerah
yang
telah
dimiliki,
pembentukan usaha baru, baik secara sendiri oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bengkulu Tengah, bekerjasama dengan pemerinta daerah lainnya,
atau propinsi dan pemerintah pusat, maupun bekerjasama dengan sektor
swasta. Termasuk di dalam penyertaan modal ini adalah investasi nirlaba
Pemerintah Daerah;
3. Pembayaran pokok utang: Jumlah pembayaran pokok utang yang jatuh
tempo yang dianggarkan sejumlah pokok pinjaman yang harus dibayarkan
dalam tahun anggaran sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui antara
Pemerintah Daerah dengan pemberi pinjaman;
4. Pemberian pinjaman: Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga termasuk
dalam
bentuk
dana
bergulir
untuk
meningkatkan
kegiatan
ekonomi
masyarakat.
Tabel 3.4
Kondisi Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kabupaten Bengkulu Tengah
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
2009
2010
2011
2012
100.000.000,00
1.000.000.000,00
1.069.479.809,00
2.435.395.709,00
Sumber data : APBD, 2012 Kabupaten Bengkulu Tengah
3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Mengacu kepada proyeksi indikator makro ekonomi dan dampaknya terhadap
pertumbuhan ekonomi, maka strategi-strategi kebijakan fiskal dalam tahun 2012-2017
akan tetap diarahkan kepada hal-hal berikut : (1) Mengoptimalkan peningkatan penerimaan
daerah yang berasal dari sumbersumber PAD dan Dana Perimbangan; (2) Meningkatkan
efisiensi pengelolaan APBD dari sisi belanja; (3) Meningkatkan sumber penerimaan daerah
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi PAD dan Bagi Hasil Pajak
yang lebih rasional dan
roporsional; (4) Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta, baik dalam
pembiayaan maupun pelaksanaan pembangunan. Cara yang terakhir ini,
misalnya,
dilakukan melalui kerjasama melalui model kerjasama masyarakat, swasta dan pemerintah
(public-private patnership). Cara yang tekahir ini perlu dilakukan mengingat kemampuan
pemerintah daerah di dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan
46
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
lainnya masih sangat terbatas. Untuk itu, pelibatan masyarakat dan kelompok bisnis
menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.
3.2.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pengelolaan pendapatan daerah lebih diarahkan pada optimalisasi pendapatan
daerah melalui upaya yang efektif dan efisien serta mendapatkan dukungan masyarakat.
Arah pengelolaan pendapatan:
1.
Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan
daerah;
2.
Mendayagunakan dana melalui pola deposito;
3.
Perubahan manajemen keuangan dengan memberi peran lebih pada kas umum
daerah;
4.
Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah,
terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah, termasuk
pendapatan dari pihak ketiga;
5.
Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan atau
organisasi penghasil.
Upaya-upaya efektif dalam penggalian sumber-sumber pendapatan daerah harus
terus dilakukan tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Upaya ini diperlukan agar
pendapatan daerah tidak lagi harus bergantung pada satu atau dua jenis pajak daerah saja.
Diversifikasi sumber pendapatan daerah menjadi mutlak dicari agar ketergantungan
dan resiko dapat disebar, mengingat struktur ekonomi di Bengkulu lebih banyak didominasi
oleh sektor primer. Oleh karena itu sudah saatnya dirancang berbagai tindakan yang dapat
menggali sumber-sumber pendapatan daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata
rantainya.
3.2.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah
Dalam menentukan belanja daerah terdapat tiga elemen penting yaitu masyarakat
sebagai pemberi amanat, Pemerintah Daerah dan DPRD dengan peran dan fungsinya
masing-masing sebagai pelayan masyarakat. Sehingga hakekat anggaran belanja daerah
sebagai perwujudan dari amanat rakyat kepada Pemerintah Daerah dan DPRD dalam
meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Rencana belanja disusun
berdasarkan pendekatan prestasi kerja (berorientasi pada hasil). Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan
efisiensi penggunaan alokasi anggaran.
Orientasi belanja daerah diprioritaskan untuk efektifitas pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Peningkatan alokasi
belanja
yang
direncanakan
oleh
setiap
pengguna
anggaran
harus
diikuti
dengan
peningkatan prestasi kerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Belanja Daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak
kepentingan publik, di samping tetap menjaga eksistensi enyelenggaraan pemerintahan.
47
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi dan efektivitas
sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program
strategis daerah.
3.2.3 Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari
Kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos pembiayaan
berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan yang diinginkan serta
disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Kebijakan Umum pembiayaan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah adalah
sebagai berikut :
1.
Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi, efisiensi,
efektifitas dan profitabilitas;
2.
Apabila APBD dalam keadaan surplus, kebijakan yang diambil adalah melakukan
transfer ke persediaan Kas Daerah dalam bentuk Giro/Deposito, Penyertaan
Modal, atau sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan;
3.
Apabila
APBD
dalam
keadaan
defisit,
kebijakan
yang
diambil
adalah
memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran
tahun lalu, rasionalisasi belanja, pinjaman daerah atau memperluas kemitraan.
3.3. Kerangka Pendanaan
Pada bagian ini akan dijelaskan berkaitan dengan pengeluaran keuangan yang harus
dilakukan pemerintah daerah, baik terkait dengan pembelanjaan pada katagori kewajiban
maupun pengeluaraan pembiayaan. Pengeluaran keuangan pemerintah daerah sepenuhnya
mengacu
pada
pedoman
pengelolaan
keuangan
daerah,
sebagaimana
ketentuan
normatifnya telah disampaikan dalam uraian sebelumnya.
A. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2012-2017
Dapat diproyeksikan pendapatan Kabupaten Bengkulu Tengah selama periode 20122017 sebagai berikut :
48
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
Tabel 3.5
Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2012-2017
Uraian
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
2012
2013
2014
2015
2016
2017
400.452.790.837
6.567.991.000
7.000.000.000
7.400.000.000
7.800.000.000
8.200.000.000
8.600.000.000
Pajak Daerah
2.270.000.000
2.400.000.000
2.500.000.000
2.600.000.000
2.700.000.000
2.800.000.000
Retribusi Daerah
1.135.000.000
1.200.000.000
1.300.000.000
1.400.000.000
1.500.000.000
1.600.000.000
3.162.991.000
3.400.000.000
3.600.000.000
3.800.000.000
4.000.000.000
4.200.000.000
352.884.799.837
390.000.000.000
426.500.000.000
462.500.000.000
498.500.000.000
535.000.000.000
27.245.819.837
30.000.000.000
34.000.000.000
37.500.000.000
41.000.000.000
45.000.000.000
288.875.390.000
310.000.000.000
340.000.000.000
370.000.000.000
400.000.000.000
430.000.000.000
36.763.590.000
50.000.000.000
52.500.000.000
55.000.000.000
57.500.000.000
60.000.000.000
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
0
41.000.000.000
Sumber data : APBD, 2012 Kabupaten Bengkulu Tengah
48
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
B. Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2012-2017
Belanja Daerah terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja
tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan
sosial dan lainnya, belanja bagi hasil kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, belanja
bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Belanja tak terduga.
Sedangkan belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang/jasa dan belanja
modal yang dipergunakan mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan Kabupaten. Adapun kewenangan Kabupaten meliputi urusan wajib dan urusan
pilihan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Adapun proyeksi belanja Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2012-2017 pada tabel
3.6 dibawah :
49
Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah
Tabel 3.6
Proyeksi belanja Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2012-2017
Uraian
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Total Belanja Daerah
417.401.931.007,43
453.320.000.000
509.840.000.000
566.360.000.000
611.880.000.000
667.400.000.000
Belanja Tidak Langsung
222.118.988.257,43
251.320.000.000
274.840.000.000
318.360.000.000
351.880.000.000
395.400.000.000
192.682.033.040,00
220.000.000.000
250.000.000.000
280.000.000.000
310.000.000.000
340.000.000.000
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
0
Belanja Hibah
10.657.623.000,00
11.000.000.000
12.500.000.000
14.000.000.000
15.500.000.000
17.000.000.000
3.440.000.000,00
4.000.000.000
4.000.000.000
4.000.000.000
4.000.000.000
4.000.000.000
300.000.000,00
320.000.000
340.000.000
360.000.000
380.000.000
400.000.000
11.735.846.870,00
13.000.000.000
15.000.000.000
17.000.000.000
19.000.000.000
21.000.000.000
3.053.485.347,43
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
195.282.942.750,00
202.000.000.000
235.000.000.000
248.000.000.000
260.000.000.000
272.000.000.000
Belanja Pegawai
31.917.582.700,00
45.000.000.000
50.000.000.000
55.000.000.000
60.000.000.000
65.000.000.000
Belanja Barang Dan Jasa
84.107.091.871,00
92.000.000.000
95.000.000.000
98.000.000.000
100.000.000.000
102.000.000.000
Belanja modal
79.248.268.179,00
85.000.000.000
90.000.000.000
95.000.000.000
100.000.000.000
105.000.000.000
Belanja bantuan sosial
Belanja bagi hasil
Belanja bantuan keuangan
Belanja tidak terduga
Belanja Langsung
Sumber data : APBD, 2012 Kabupaten Bengkulu Tengah
50
Download