24 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 3 April 2011 DIGIT@L Laser atasi keterbatasan kabel SETYARDI WIDODO Bisnis Indonesia IHANTO WOPR S YUS /YAYU IS N IS B OTO: FOTO-F T eknologi serat optik terus meningkat. Optik bukan hanya digunakan untuk menghubungkan jaringan berkapasitas besar seperti jaringan antarnegara maupun antarkota, melainkan juga digunakan untuk menyediakan akses ke perumahan. Optik sering digunakan pula sebagai sarana akses last mile. Ketergantungan terhadap jaringan serat optik sebagai tulang punggung jaringan telekomunikasi utama dunia amat terasa. Sebagai jaringan tulang punggung, teknologi serat optik dianggap lebih unggul dibandingkan dengan satelit konvensional karena mampu menyediakan bandwidth yang besar, delay yang lebih rendah, serta lebih andal menghadapi gangguan cuaca. Akan tetapi, penggelaran jaringan serat optik menghadapi kendala fisik serta bangunan. Harus ada penggelaran secara fisik dari pusat jaringan hingga ke lokasi pengakses yang dituju. Belakangan ini muncul alternatif baru bagi system komunikasi kecepatan tinggi. Institut Teknologi Steven, New Jersey, AS, menggunakan laser untuk transmisi data melalui ruang terbuka. Teknologi komunikasi optik ruang terbuka ini dipandang sebagai salah satu solusi mengatasi keterbatasan kabel serat optik. Direktur Laboratorium Ultrafast Laser Spectroscopy di Institut teknologi Steven Rainer Martini, seperti dikutip cellular-news, mampu mengatasi sejumlah tantangan dalam membangun teknologi komunikasi kecepatan tinggi yang tidak lagi terbatasi oleh penghubung fisik. Dengan sistem optik ruang terbuka yang cukup stabil, satelit pada masa mendatang mungkin juga akan beralih ke teknologi laser. Bagi militer, satelit laser akan menghasilkan gambar yang lebih detil dan tajam, sedangkan bagi publik akan mempu menyediakan akses Internet dengan kecepatan lebih tinggi. Paparan mengenai hal ini diterbitkan dalam paper di jurnal Applied Physics Letters berjudul Optically induced fast wavelength modulation in a quantum cascade laser. Tim yang dipimpin Associate Professor bidang Teknik Fisika itu pertama-tama menghadapi masalah mendasar yang bersifat teknis, yaitu modulasi laser yang terinduksi secara optik. Masalah lain yang muncul sejak beberapa tahun lalu adalah hambatan debu dan kabut. Sekarang, para peneliti Institut Teknologi Steven yang dipimpin oleh Martini itu berhasil mengembangkan teknik modulasi baru yang mampu meminimalkan gangguan lingkungan berupa debu dan kabut. Bila hambatan lingkungan itu dapat diatasi akan memungkinkan unit komunikasi bergerak yang tidak terikat dengan kabel serat optik. Kemampuan transmisi data setara dengan 100 gigabyte data per detik. “Ini merupakan lompatan besar dalam teknologi laser optik,” papar Michael Bruno, Dekan Sekolah Teknik dan Sains Istitut Teknologi Steven. Menurut dia, penemuan ini akan membuka pintu bagi komunikasi ruang terbuka yang lebih cepat. Tim yang dipimpin Martini berupaya mengembangkan penelitian dalam apikasi sehari-hari baik untuk komunikasi bawah tanah (melalui integrasi dengan kabel serat optik), maupun komunikasi di atas tanah. Pemanfaatan satelit Selama ini, komunikasi data melalui satelit dilakukan melalui gelombang radio. Nah, kapasitas komunikasi ini diperkirakan dapat Bandwidth yang dicapai pada uji coba itu 100 kali lebih besar daripada komunikasi konvensional oleh gelombang radio. meningkat ratusan kali lipat jika memanfaatkan sinar laser sebagai pengganti gelombang radio. Pada 2008 sudah ada dua satelit uji coba membawa modul pemancar laser yang dikembangkan oleh periset di Fraunhofer. Data dikirimkan bolak-balik antara satelit TerraSARX milik Jerman dan NFIRE milik AS. Hasilnya, komunikasi dengan total jangkauan sejauh 5.000 kilometer di ruang angkasa berlangsung tanpa kesalahan. Bandwidth yang dicapai pada uji coba itu 100 kali lebih besar dari pada komunikasi konvensional oleh gelombang radio. Hal ini memungkinkan kecepatan data yang setara dengan sekitar 400 DVD per jam. Dengan demikian, dimungkinkan mengirimkan paket data besar antara beberapa satelit pada masa depan. Ini merupakan terobosan karena sampai sekarang bandwidth dari transmisi gelombang radio tidak cukup besar. Keuntungan lain dari bentuk baru komunikasi adalah bahwa laser lebih mudah untuk fokus dari gelombang radio, yang berarti bahwa transmisi data dapat diarahkan lebih akurat. Namun, penerapan teknologi ini masih menghadapi kendala seperti bobot perangkat serta efek panas yang ditimbulkan pada perangkat. Jika itu benar-benar berhasil diatasi agaknya laser akan menjadi tumpuan baru dunia komunikasi mendatang. ([email protected])