State-Society Relations Policy makers

advertisement
State-Society Relations
Policy makers-Bureaucracy relations
Lina Miftahul Jannah
[email protected]
linamjannah.wordpress.com
Internal working forms and organizational
dynamic of public administration
Materi Perkuliahan Perbandingan Administrasi Negara
Departemen Ilmu Administrasi Universitas Indonesia
State-society relations [1]
Syarat negara
• Rakyat
• Wilayah
• Pemerintahan yang berdaulat
Du Contract Social, JJ Rousseau menyatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang merdeka
sejak dilahirkan dan makhluk sosial yang
memiliki berbagai kepentingan dan kebutuhan.
Pactum unionis, John Locke: ada perjanjian
antar individu untuk membentuk negara ,
kemudian rakyat membuat pactum
subjectionis: perjanjian antara rakyat dan
pemerintah, penguasa yang dibentuk
State-society relations [2]
Demokrasi:
• Demos
• Kratos/Kratein
Definisi SSR: interaction
between state institutions and
societal groups to negotiate
how public authority is exercised
and how it can be influenced by
people.
State-society relations [2]
Kepercayaan Masyarakat kepada Negara
Hak dan Kewajiban Negara
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Partisipasi Masyarakat
Policy maker-bureaucracy relations [1]
Birokrasi adalah alat kekuasaan bagi yang menguasainya.
Birokrasi berasal dari Bureau dan Kratia.
Definisi birokrasi menurut kamus (Albrow, 1970)
Akademi
Perancis 1798 :
Kekuasaan,
pengaruh dari
kepala dan staf
biro
pemerintahan
Bahasa Italia
1828 :
Kekuasaan
pejabat di
dalam
administrasi
pemerintahan
Bahasa Jerman 1813:
“Wewenang atau kekuasaan
yang oleh berbagai
departemen pemerintah dan
cabang-cabangnya
diperebutkan untuk diri
mereka sendiri atas sesama
warga negara”
Bahasa Perancis
: “Pengaruh
pemerintahan dan
juga rezim yang di
dalamnya biro
menjadi berlipat
ganda”.
Policy maker-bureaucracy relations [2]
M. Weber tidak pernah mendefinisikan tentang birokrasi, tetapi menganalisis citi-ciri
birokrasi dengan mengambil kasus birokrasi Patrimonial di Prussia.
Tipe ideal birokrasi:
• Tugas pejabat diatur atas dasar aturan yang berkesinambungan
• Tugas dibagi atas bidang yang berbeda sesuai dengan fungsinya, yang dilengkapo
dengan syarat otoritas dan sanksi
• Jabatan tersusun secara hirarikis, disertai dengan rincian hak pengawasan dan
pengaduan
• Aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan secara teknis dan legal
• Anggota sebagai sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu
pribadi
• Pemegang jabatan tidaklah sama dengan jabatannya
• Administrasi didasarkan pada dokumen tertulis dan menjadikan kantor sebagai
pusat organisasi modern
• Sistem otoritas legal dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk, tetapi tetap
berada dalam suatu staf administrasi birokratif. Birokrasi adalah sarana untuk
merealisasikan tujuan (seringkali merupakan fungsi politik)
Policy maker-bureaucracy relations [3]
Kritikan terhadap konsep Weber:
• RK Merton : “Ketepatan dan keajegan dalam administrasi dapat menyebabkan
kegagalannya sendiri”.
• Herbert Simon : “Situasi berbeda menuntut struktur administrasi yang berbeda”.
• Talcott Parson : “The right man on the right place tidak selalu terjadi sehingga
menimbulkan konflik”.
• Gouldner dan Francis & Stone : “Peraturan yang ada tidak serta merta diikuti oleh
kepatuhan yang sesungguhnya”.
• Reinhard Bendix : “Keterbatasan budaya rasionalitas dalam administrasi tentang
dilema implementasi peraturan apakah bersifat rigid ataukah kontekstual”.
• Blau : “ Pencapaian tujuan organisasi tergantung kepada perubahan terus menerus
di dalam struktur birokrasi”.
Birokrasi merupakan alat kekuasaan untuk menjalankan keputusankeputusan politik
Policy maker-bureaucracy relations [4]
Albrow membedakan tiga posisi dasar tentang fungsi-fungsi
pejabat di negara demokrasi, yaitu:
• Pejabat menuntut kekuasaan terlalu besar dan perlu dikembalikan
pada fungsinya semula.
• Pejabat benar-benar memiliki kekuasaan dan ketika tugas semakin
besar maka jabatan harus dijalankan secara bijaksana
• bahwa kekuasaan diperlukan oleh para pejabat dan yang harus dicari
adalah metode-metode yang relevan digunakan untuk melaksanaan
pelayanan
masalah birokrasi timbul ketika pejabat gagal memahami atau
menanggapi kebutuhan umum. Terjadi jika;
• prosedur pengawasan formal ditutup secara rapat.
• komitmen pejabat terhadap nilai-nilai demokrasi adalah suatu
benteng pengamanan yang lebih penting daripada sistem kontrol
tidak ada
• kompetensi profesional dan kebijakan rekrutmen tepat tidak berjalan
Internal working forms and organizational
dynamic of public administration [1]
Organisasi
formal
tidak
bekerja
Blau
(1963):
organisasi
informal
terbentuk
• Communities of
practice (Wenger
and Snyder, 2000)
• Micro communities
(Nonaka-Takeuchi,
1995)
• Work Communities
(Kusterer, 1978)
Biasanya
berbentuk
jaringan
Partai
politik
Internal working forms and organizational
dynamic of public administration [2]
TYPES OF POLITY AND CORRESPODING TYPES OF BUREAUCRACY
Personality
polity
State=ruler
Ideological polity
State=ruler
State=bureau
cracy
Personal
“Machine
“Bonapartist”
servant
model”
or rechtstaat
bureaucracy bureaucracy bureaucracy
Liberal
polity
Praetorian
Polity
State=party
Absence of a
predominant
state
No state
Partycontrolled
bureaucracy
with residues
of historical
bureaucratic
ruling tradition
Weberian
“legalrational”
bureaucracy
Spoils system
bureaucracy
is part of
hegelian civil
society
Sumber: Metin Heper dalam Heady, 1991: 89
Download