ringkasan - IPB Repository

advertisement
RINGKASAN
Dhany Saputra Bangun. Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia dan
Volatilitasnya Terhadap Makroekonomi Indonesia. (dibimbing oleh Deniey Adi
Purwanto).
Pembangunan ekonomi dewasa ini sering kali dikaitkan dengan
keberadaan energi. Energi merupakan salah satu input penting dalam proses
produksi. Ketersediaan energi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi menjadi
isu yang sangat penting untuk dibahas dalam beberapa tahun terakhir ini.
Kebutuhan energi dunia saat ini sangat banyak disokong oleh minyak mentah atau
minyak bumi (oil).
Produksi minyak Indonesia semakin lama mengalami penurunan yang
diikuti dengan peningkatan konsumsi dalam negeri. Produksi minyak domestik
sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan dalam negeri dan puncaknya tahun
2003 menjadi negara net-importir minyak. Hal ini membuat Indonesia harus
membeli minyak dari pasar internasional yang harganya tidak bisa diintervensi.
Harga minyak mentah dunia, beberapa periode terakhir, mengalami
perubahan yang cukup fluktuatif. Minyak mentah jenis West Texas Intermediete
(WTI) maupun brent menunjukkan fluktuatif yang sangat besar. Data dari U.S.
Energy Information Administration menunjukkan harga West Texas Intermediete
sebesar 46,84 US Dollar per barel pada Januari 2000 dan 44,51 US Dollar untuk
jenis brent pada waktu yang sama. Dalam kurun waktu sepuluh tahun harganya
melambung mencapai 74,47 US Dollar untuk jenis WTI dan 74,46 US Dollar
untuk jenis brent pada akhir Desember 2009.
Penelitian ini menggunakan data bulanan dari Februari 1993 hingga
Desember 2011 dengan menggunakan metode VAR/VECM. Penelitian bertujuan
untuk melihat bagaimana pengaruh harga minyak dunia dan volatilitasnya
terhadap GDP, inflasi, RER dan SBMK Indonesia. Selain itu penelitian ini juga
akan melihat bagaimana pengaruh harga guncangan minyak dunia dan
volatilitasnya terhadap variabel penyusun GDP yaitu private consumption
(PCON), government consumption (GCON), investasi, ekspor, dan impor.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara harga minyak dunia
dan volatilitasnya terhadap GDP dan inflasi Indonesia tidak berbeda ketika
Indonesia masih sebagai negara net-eksportir minyak ataupun negara net-importir
minyak. Penelitian menunjukkan bahwa harga minyak dunia memiliki hubungan
yang negatif terhadap GDP dan positif dengan inflasi. Sementara itu, volatilitas
harga minyak dunia memiliki hubungan yang positif dengan GDP dan negatif
dengan inflasi Indonesia.
Hasil IRF menunjukkan bahwa guncangan sebesar satu deviasi yang
terjadi pada harga minyak dunia akan mengakibatkan penurunan GDP pada
jangka panjang. Respon yang diberikan akan stabil mulai bulan ke-26. Sementara
itu RER dan SBMK akan turun pada jangka panjang dan mulai memberikan
respon yang positif sejak bulan ke-24 dan 37. Nilai inflasi akan meningkat akibat
dari guncangan harga minyak dan responnya mulai stabil mulai bulan ke-33.
Guncangan sebesar satu deviasi yang terjadi pada volatilitas harga inyak
dunia akan mengakibatkan peningkatan GDP, RER dan SBMK pada jangka
panjang. Respon yang diberikan akan mulai stabil pada bulan ke-26,ke-24, dan
ke-34. Sementara itu inflasi akan turun akibat dari guncangan volatilitas harga
minyak dunia dan mulai memberikan respon yang stabil mulai bulan ke-39 dari
awal guncangan.
Hasil IRF terhadap variabel penyusun GDP menunjukkan bahwa
guncangan yang terjadi pada harga minyak dunia, pada jangka panjang, akan
mengakibatkan peningkatan semua variabel penyusun GDP. Sementara itu
guncangan yang terjadi pada volatilitas harga minyak dunia mengakibatkan
peningkatan GCON dan investasi. Sementara itu PCON, ekspor, dan impor
merespon guncangan yang terjadi pada volatilitas harga minyak dengan
penurunan.
Hasil FEVD terhadap variabel makro menunjukkan bahwa harga minyak
dunia dan volatilitasnya memiliki kontribusi yang kecil terhadap perubahan
variabel makro Indonesia. Namun, harga minyak dunia tetap memiliki pengaruh
terhadap perubahan ekonomi yang terjadi.
Melihat pengaruh yang diberikan harga minyak dan volatilitasnya terhadap
perekonomian menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia memiliki ketergantungan
terhadap minyak. Untuk itu pemerintah perlu melakukan kebijjakan yang
berorientasi untuk divesrifikasi sumber energi. Sumber energi yang lain harus
dimanfaatkan sehingga tidak hanya bergantung pada minyak. Selain itu wacana
penghematan minyak harus dicanangkan dari sekarang melihat semakin
sedikitnya cadangan minyak di Indonesia.
Download