1 PENDAHULUAN Latar Belakang Habitat asal sapi bangsa Fries Holland adalah daerah yang relatif sejuk (10oC). Pada daerah tersebut, ternak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetik dan manajemen peternakan yang diterapkan. Pada saat ternak hidup di habitat yang berbeda, seperti di daerah tropis (Bogor) dengan rataan suhu udara pada siang hari 30.8oC, performa hidup seekor ternak akan berbeda pula. Pengaruh lingkungan lebih besar pada stres panas dibanding pengaruh dari genetik (Boonkum et al. 2011). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan manajemen yang sesuai dengan kebutuhan hidup ternak, sehingga performa ternak dapat optimal meskipun tidak sama persis dengan di habitat asalnya. Peningkatan performa hidup ternak agar dapat sesuai dengan kondisi lingkungan yang mencekam dapat dilakukan dengan manajemen dan seleksi (Nardone et al. 2010). Manajemen cuaca lingkungan dan pakan yang tepat diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi cekaman cuaca panas pada tubuh ternak. Manajemen cuaca lingkungan yang dapat diterapkan adalah dengan mengatur waktu pemberian pakan yang tepat berdasarkan cuaca lingkungan yang sesuai. Manajemen pakan yang dapat diterapkan adalah dengan mengatur komposisi pakan yang tepat. Manajemen pakan dan cuaca lingkungan berfungsi agar produksi dan pelepasan panas tubuh seimbang. Keseimbangan panas tersebut adalah suatu syarat untuk mencapai kondisi fisiologis dan produktivitas ternak yang optimal. Keseimbangan panas tubuh dapat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal tubuh. Kondisi eksternal yang mempengaruhi tubuh yaitu suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan radiasi sinar matahari. Kondisi internal tubuh adalah proses-proses fisiologis di dalam tubuh, termasuk proses metabolisme pakan. Penelitian sebelumnya telah dilakukan dengan memberi pakan berkadar energi tinggi agar kebutuhan energi ternak tetap terpenuhi dan kondisi fisiologis tetap normal walaupun cuaca lingkungan mencekam dan konsumsi pakan menurun. Penelitian tersebut dengan metode memberi konsentrat berkadar energi cukup tinggi (TDN sebesar 70%). Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi cekaman panas saat suhu udara mencapai maksimal. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penelitian lanjutan mengenai manajemen komposisi pakan dan lingkungan yang 2 optimal agar kondisi eksternal dan internal tubuh dapat mendukung keseimbangan panas tubuh ternak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh modifikasi waktu pemberian pakan dalam mengurangi beban panas ganda/double stress (beban panas hasil metabolisme pakan terjadi bersamaan dengan beban panas dari lingkungan). Hasil penelitian Purwanto et al. (1993) menunjukan bahwa, produksi panas tubuh mencapai maksimal dan frekuensi denyut jantung tertinggi terjadi saat tiga jam setelah pemberian pakan. Modifikasi waktu pemberian pakan yang dilakukan yaitu dengan cara memberi pakan tiga jam lebih awal dari waktu yang biasa dilakukan, agar tidak terjadi double stress. Selain mengatur waktu pemberian pakan, usaha mengurangi beban panas pada ternak juga dapat dilakukan dengan mengatur komposisi pakan. Pengaturan komposisi pakan adalah cara yang efektif untuk mengurangi hilangnya nutrisi pakan ke lingkungan (Van Der Stelt et al. 2008). Minyak kelapa dapat digunakan sebagai sumber energi pakan ternak yang cukup baik pada lingkungan yang berpotensi memberikan cekaman panas. Peranan minyak atau lemak pada pakan adalah sebagai sumber energi melalui konversi gliserol yang terbebaskan dari proses hidrolisis lemak menjadi VFA. Energi per gram lemak hasil metabolisme lebih tinggi dibanding karbohidrat dan protein, sedangkan energi panas yang terbuangnya (heat increament) relatif lebih rendah. Nilai kalori yang tinggi dari lemak sangat sesuai digunakan sebagai pakan untuk meningkatkan rasio densitas energi pakan tanpa terlalu menambah peningkatan panas hasil fermentasi sistem pencernaan (Wang et al. 2010). Pada penelitian ini dilakukan pengujian metode untuk mengurangi beban panas tubuh ternak saat ada cekaman panas dengan memberi pakan konsentrat berkadar energi tinggi yang mengandung minyak kelapa sebagai salah satu sumber energinya. Kombinasi penggunaan minyak kelapa dan manajemen waktu pemberian pakan diharapkan dapat membantu tubuh ternak tetap normal pada lingkungan yang berpotensi memberikan cekaman panas. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui fluktuasi unsur-unsur cuaca dan pengaruhnya terhadap respon fisiologis Sapi Dara Peranakan Fries Holland saat terjadi cekaman panas tubuh. 3 2. Mengetahui pengaruh waktu pemberian pakan dan penambahan minyak kelapa dalam konsentrat berenergi tinggi terhadap respon fisiologis dan produktivitas ternak. Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai waktu pemberian pakan dan penambahan minyak kelapa dalam konsentrat berenergi tinggi dapat diterapkan untuk mengatasi cekaman panas tubuh dan meningkatkan produktivitas ternak yang dibudidayakan pada daerah yang berpotensi memberikan cekaman cuaca panas pada siang hari.