BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategis dari organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan unutk itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya. Bermacam-macam pendapat tentang pengertian manajemen sumber daya manusia, antara lain adanya yang menciptakan human resources, ada yang mengartikan sebagai manpower management serta ada yang menyaertakan dengan pengertian sumber daya manusia dengan personal (personalia, kepegawaian, dan sebagainya). Akan tetapi, pada manajemen sumber daya manusia yang mungkin tepat adalah human resources management (Manajemen Sumber Daya Manusia), dengan demikian secara sederhana pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mengelola Sumber Daya Manusia. 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Veithzal Rivai (2005:1) menyatakan bahwa : ”Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian”. MSDM merupakan kegiatan perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan baik secara individu maupun organisasi. (Sutrisno, 2009, p4). Menurut Ike Kusdyah Rachmawati dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” (2008, p1) sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing. Mereka mambuat sasaran, strategi, inovasi, dan mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi organisasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap manusia sehingga dapat mencapai tujuan organisasi. 2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia mencakup berbagai aktivitas yang berpengaruh secara signifikan pada bagian di dalam organisasi. Kegiatan sumber daya manusia merupakan 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bagian proses manajemen sumber daya manusia yang paling sentral, dan merupakan suatu rangkaian dalam mencapai tujuan organisasi. Kegiatan tersebut akan berjalan lancar, apabila memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen. Menurut Edy Sutrisno (2010:9), fungsi manajemen sumber daya manusia dimaksud adalah sebagai: 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan itu menetapkan program kepegawaian ini, meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,integrasi, pemeliharaan, kedisplinan dan pemberhentian pegawai. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi.Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Pengarahan dan pengadaan (directing) Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada pegawai, agar mau kerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan dilakukan oleh pemimpin yang dengan kepemimpinannya akan memberi arahan kepada pegawai agar mengerjakan seua tugasnya dengan baik. Adapun pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. 4. Pengendalian (Controling) Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana.Bila terdapat penyimpangan diadakan tindakan perbaikan dan/atau penyempurnaan. Pengendalian pegawai, meliputi kehadiran, kedisplinan, perilaku kerja sama, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5. Pengembangan (Development) Pengembangan merupakan proses peningkatan keteremapilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan, hendaknya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan datang. 6. Kompensasi (Compensation) Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerja, sedangkan layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primer. 7. Pengintegrasian (Intregration) Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Di satu pihak organisasi memperoleh keberhasilan/keuntungan, sedangkan di lain pihak pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan cukup sulit dalam manajemen sumber daya 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ manusia, karena mempersatukan dua kepentingan yang berbeda. 8. Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan dengan berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai, serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. 9. Kedisiplinan (Discipline) Kedisplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sember daya manusia yang pentig dan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa adanya kedisiplinan, maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal. Kedisplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial. 10. Pemberhentian (Discharge) Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang pegawai dari suatu organisasi.Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja, pensiun, atau 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sebab lainnya. Penerapan fungsi manajemen dengan sebaik-baiknya dalam mengelola pegawai, akan mempermudah mewujudkan tujuan dan keberhasilan organisasi. 2.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tiap organisasi, termasuk perusahaan, menetapkan tujuantujuan tertentu yang ingin mereka capai dalam mengontrol setiap sumber dayanya termasuk sumber daya manusia. Tujuan MSDM secara tepat sangatlah sulit untuk dirumuskan karena sifatnya bervariasi dan tergantung pada penahapan perkembangan yang terjadi pada masing-masing organisasi. Menurut Cushway (dalam Irianto, 2001), tujuan MSDM meliputi: 1. Memberikan pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan SDM untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerja yang bermotivasi dan berkinerja yang tinggi, memiliki perkerja yang selalu siap mengatasi perubahan dan memenuhi kewajiban pekerjaa secara legal. 2. Mengimplementasi dan menjaga semua kebujakan dan prosesur SDM yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannnya. 3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruh organisasi dan strategi, khususnya yang berkaitan dengan implikasi. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Memberikan dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini mencapai tujuannya. 5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antara pekerja untuk menyakinkan bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya. 6. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi. 7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam manajemen SDM. 2.2 Gaya Kepemimpinan 2.2.1 Pengertian Kepemimpinan Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan. Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memepengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya (Rivai, 2009:2). Menurut Hasibuan (2008:170) meyatakan bahwa kepemimpinan (Leadership) adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama secara produktif. 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut kepemimpinan Sihontang adalah (2007:258) keseluruhan meyatakan aktivitas dalam bahwa rangka mempengaruhi orang-orang, agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang memang dikehendaki bersama. Menurut Robbin (2002:163), mengatakan kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi. Dari beberapa definisi tersebut, kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi karyawannya agar mau bekerja sama sehingga suatu tujuan organisasi dalam suatu perusahaan dapat tercapai sesuai dengan tujuan organisasi. 2.2.2 Teori-teori Kepemimpinan Menurut Kartono (2006:33) ada tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan kemunculan pemimpin, ialah: 1. Teori genetis menyatakan sebagai berikut: a. Pemimpin tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya. b. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga yang khusus. 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ c. Secara filosofi, teori tersebut menganut pandangan deterministis 2. Teori sosial (lawan teori genetis) menyatakan sebagai berikut: a. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja b. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. 3. Teori ekologis atau sintesis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut terlebih dahulu) Menyatakan bahwa seorang akan sukses menjadi pimpinan, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya. 2.2.3 Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan membimbing, membangun, adalah memandu, memberi menuntun, motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang terbaik, memberikan kejutan atau pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sesuai dengan waktu dan perencanaan. Fungsi dari kepemimpinan tersebut menurut Kartono (2006 : 61) adalah: a. Memprakarsai struktur organisasi. b. Menjaga adanya koordinasi dan integrasi organisasi, supaya dapat beroperasi secara efektif. c. Merumuskan tujuan institusional atau organisasi dan menentukan sarana serta cara-cara yang efesiensi untuk mencapai tujuan. d. Menengahi pertentangan dan konflik-koflik yang muncul dan mengadakan evaluasi. e. Mengadakan pengembangan revisi, perubahan, inovasi dan penyempurnaan dalam organisasi. 2.2.4 Syarat-syarat Kepemimpinan Dalam kepemimpinan terdapat syarat-syarat yang harus dilakukan,menurut Kartono (2006:36) syarat-syarat kepemimpinan adalah: a. Kekuasan kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan kewenangan kepada pemimoin, guna mempengaruhi dan menggerakan bawahan untuk berbuat sesuatu. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Kewibawaan Kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh kepada pemimpin dan bersedia melakukan kegiatan tertentu. c. Kemampuan Segala daya, kesanggupan, kekuatan dan keterampilan sejenis maupun sosial yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa. 2.2.5 Pengertian Gaya Kepimpinan Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992). James et. al. (1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Pengertian gaya kepemimpinan menurut Tampubolon (2007) adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi. Sedangkan Robbin (2006) mengidentifikasi tiga jenis gaya kepemimpinan antara lain: 1. Gaya kepemimpinan otoriter Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. 2. Gaya kepemimpinan demokratis Gaya kepemimpinan demokratis merupakan kebalikan dari gaya kepemimpinan otoriter. Gaya kepemimpinan demokratis perlakuannya bersifat kerakyatan atau persaudaraan, kerjasama dengan yang dipimpinnya berjalan manusiawi, anak buah tidak dianggap sebagai alat tetapi sebagai manusia. Hubungan pimpinan dan anak buah bukan sebagai atasan dengan bawahan atau sebagai majikan dengan 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pekerjaannya, akan tetapi sebagi saudara tua atau teman sekerjanya. Gaya kepemimpinan ini dalam melakukan tugas, pemimpin menerima saran-saran anak buah dan kritikan yang berguna bagi keberhasilan pekerjaan, memberikan kebebasan yang cukup kepada anak buahnya dengan menaruh kepercayaan yang cukup bahwa mereka akan berusaha sendiri menyelesaikan tugasnya dengan baik. 3. Gaya kepemimpinan bebas Gaya kepemimpinan bebas membiarkan anak buahnya untuk berbuat sekehendak sendiri, dimana petunjuk, pengawasan dan kontrol kegiatan atau pekerjaan anak buahnya tidak dilakukan. Pembagian tugas, cara bekerja sama semuanya diserahkan kepada anak buahnya, saran, pengarahan dari pimpinan tidak ada, sedangkan kekuasaan dan tanggung jawab jalannya simpang siur, sehingga keadaannya sulit dikendalikan, akibatnya mudah terjadi kekacauan. 2.3 Lingkungan Kerja 2.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah sebuah kawasan atau tempat untuk bekerja. Adapun pengertian lingkungan kerja memiliki 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar diantaranya dikemukakan oleh Render dan Heizer (2001:239) yang mendefinisikan lingkungan kerja sebagai “tempat bekerja yang mempengaruhi hasil kerja dan mutu kehidupan mereka.” Sedarmayanti (1996:21) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai “ semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi karyawan baik secara langsung atau tidak langsung terhadap pekerjaannya.” Hal tersebut senada dengan pengertian lingkungan kerja yang dikemukakan oleh Saydam (2000:226) yang mendefinisikan lingkungan kerja sebagai “ keseluruhan sarana prasarana kerja yang disekitar karyawan. 2.3.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Jenis lingkungan kerja terdiri dari beberapa macam. Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2005), menyatakan bahwa ada beberapa jenis lingkungan kerja, yaitu: a. Kondisi lingkungan kerja fisik Kondisi lingkungan kerja fisik yang meliputi: 1. Faktor lingkungan tata ruang kerja Tata ruang kerja yang baik akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan karena akan mempermudah mobilitas bagi karyawan untuk bertemu. Tata ruang yang tidak baik akan membuat 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga menurunkan efektivitas kinerja karyawan. 2. Faktor kebersihan dan kerapian ruang kerja Ruang kerja yang bersih, rapi, sehat dan aman akan menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja. Hal ini akan meningkatkan gairah dan semangat kerja karyawan dan secara tidak langsung akan meningkatkan efektivitas kinerja karyawan. b. Kondisi lingkungan kerja non fisik Kondisi lingkungan kerja non fisik yang meliputi: 1. Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah latar belakang keluarga, yaitu antara lain status keluarga, jumlah keluarga, tingkat kesejahteraan dan lain-lain. 2. Faktor status sosial Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi pula kewenangan dan keleluasaan dalam mengambil keputusan. 3. Faktor hubungan kerja dalam perusahaan Hubungan kerja yang ada dalam perusahaan adalah hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan atasan. 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Faktor sistem informasi Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila ada komunikasi yang baik diantara anggota perusahaan. Dengan adanya komunikasi di lingkungan perusahaan maka anggota perusahaan akan berinteraksi, saling memahami, saling mengerti satu sama lain dapat menghilangkan perselisihan salah Paham. c. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja Kondisi psikologis dari lingkungan kerja yang meliputi: 1. Rasa bosan Kebosanan kerja dapat disebabkan perasaan yang tidak enak, kurang bahagia, kurang istirahat dan perasaan lelah. 2. Keletihan dalam bekerja Keletihan kerja terdiri atas dua macam yaitu keletihan kerja psikis dan keletihan psikologis yang dapat menyebabkan meningkatkan absensi, turn over, dan kecelakaan. 2.4 Kinerja Karyawan 2.4.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) diartikan sebagai suatu tingkatan dimana pegawai memenuhi atau mencapai persyaratan kerja yang 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ditentukan (Milkovich dan Boudreau dalam Wahyuningsih, 2003:46). Sedangkan menurut Mangkunegara (2001: 67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Salah satu cara yang dapat digunakan unutk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja. Sasaran yang menjadi objek penilaian kerja adalah kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala. Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan atau dengan kata lain, kinerja merupakan hasil kerja konkret yang dapat diamati dan dapat diukur. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur uang digunakan unutk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang terkait dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidak hadiran. Dalam praktiknya, istilah penilaian kerja (performance appraisal) dan evaluasi kinerja (performance evaluasion) dapat digunakan secara bergantian atau bersamaan karena dasarnya mempunyai maksud yang sama. Penilaian kinerja digunakan perusahaan untk menilai kinerja karyawannya atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Penilaian kinerja dilakukan denga benar akan bermanfaat bagi karyawan, manajer departemen SDM, dan pada akhirnya bagi perusahaan sendiri. Penilaian kerja diartikan pula sebagai sebuah mekanisme yang baik untuk mengendalikan karyawan. Dari mendasar beberapa tentang pengertian penilaian terdapat kinerja.ada perbedaan yang pengertian yang mengatakan memposisikan karyawan pada pihak subordinatdan dikendalikan, sebaliknya ada pemahaman bahwa karyawan dianggap sebagai faktor produksi yang dimanfaatkan secara produktif. Sedangkan pada pengertian bahwa karyawan diposisikan sebagai aset utama perusahaan, karyawan harus dipelihara dengan baik dan diberi kesempatan berkembang. 2.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Simamora (2002:423) tujuan utama dari penilaian kinerja adalah manghasilkan informasi yang akurat dan otentik tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota semakin akurat dan otentik informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi. 2.4.3 Proses Penilaian Kinerja Penilaian kinerja suatu proses manajemen dan bukan sebauah rencana yang dipikirkan oleh departemen sumber daya manusia (SDM) untuk para penyelia dalam memberikan persetujuan yang secara langsung menyangkut departemen itu, dan menghasilkan format lengkap yang disimpan di dalam kumpulan dokumen penting karyawan dan kemudian dilupakan. Menurut Mathis and Jackson (2006:378) dalam melakukan penilaian kinerja karyawan mencangkup lima inidkator diantaranya sebagai berikut: 1. Kuantitas dari hasil kerja yang dicapai kemampuan karyawan untuk mencapai jumlah produksi yang diinginkan oleh perusahaan. 2. Kualitas dari hasil kerja yang dicapai Kemampuan karyawan yang bermutu bertanggung jawab atas hasil kerjanya. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan dapat 3. Ketepatan waktu Kemampuan karyawan dalam ketepatan waktu yang untuk menyelesaikan tugasnya. 4. Kehadiran Kemampuan karyawan dalam kehadiran yang baik dan tidak sering absen. 5. Kemampuan berkerja sama Mampu bekerja sama antara karyawan satu dengan karyawan lainnya, dapat menghasilkan keselarasan antar karyawan. 2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006) kinerja individual karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Motivasi Motivasi yang berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab orang melakukan suatu perbuatan yang berlangsung secara sadar. Motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Karena kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Motivasi merupakan pengatur arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas, sehingga motivasi yang tinggi akan diutamakan ketimbang yang lemah. 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Kemampuan Kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan individu dalam bekerja. Apabila kemampuannya tinggi kinerja yang dihasilkan akan tinggi pula namun sebaliknya apabila rendah maka kinerja akan rendah pula. 3. Lingkungan kerja Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan mencakup kerja karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja dalam perusahaan, dapat berupa struktur tugas, desain pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerjasama, ketersediaan sarana kerja, dan imbalan (reward system). Menurut Mangkuprawira dan Hubies (2007:155), kinerja merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: a. Faktor Personal atau Individual Meliputi unsur pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan. b. Faktor Kepemimpinan 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Meliputi aspek kualitas manajer dan tim leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan. c. Faktor Tim Meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi. d. Faktor Situasional Meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/