Judul : Belum Ambil Sikap Soal Kontrak Pemain Media : Indo Pos Wartawan Tanggal : 08-May-2015 : ago Nada Pemberitaan : Negatif Halaman : 19 Belum Ambil Sikap Soal Kontrak Pemain PRESIDEN tim berjuluk Macan Kemayoran Ferry Paulus belum mengambil sikap terkait pemutusan kontrak Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Masalahnya, kompetisi Qatar National Bank (QNB) League 2015 hingga kini belum jelas atas penghentian yang dilakukan PT Liga Indonesia (LI) selaku operator kompetisi. "Soal pemutusan kontrak sampai. saat ini belum ada yang berubah. Kontrak semua pemain pun masih tetap. Kita masih menunggu hasil untuk kompetisi bagaimana ke depannya," kata Ferry Paulus yang juga sebagai pemilik klub Divisi Utama (DU) VUla 2000, Rabu (6/5) lalu. Rumor pemutusan kontrak pemain berkembang akibat pembekuan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Apalagi kompetisi tandingan di bawah payung tim transisi yang dibentuk Menpora Imam Nahrawi tak jua ada kabamya. Semua klub QNB League pun dipaksa putar otak dengan situasi ini. Manajemen Persija tidak mendapatkan pemasukan dari klausul kerja sama bussines to bussines oleh pihak sponsorship dan juga dari penjualan tiket pertandingan. Kabar buruk pun datang dari Gubemur DIG Jakarta Basuki Tjahaja Pumama yang jelas-jelas sudah tidak mau membeli saham PT Persija Jaya lakarta melalui PT Jakarta Propertindo (lakpro) yang dulunya direncanakan sebanyak 95 persen. Ini lantaran hutang yang menggunung dimiliki pengelola tim 'Orange' mencapai Rp 76 miliar. Sementara itu, manajemen dibuat benar-benar merugi dengan perjanjian kontrak para pemainnya. Sedangkan program pemusatan latihan sudah cukup lama diliburkan karena biaya menggelar pelatihan tim juga terganjal oleh keuangan klub. Artinya, pihak klub melihat nilai guna dalam mengontrak pemain ini menjadi semakin kecil bahkan sama sekali tidak ada. Oleh karenanya, pemutusan kontrak menjadi jalan keluar rnanajemen atas efek yang ditimbulkan dan pertarungan harga diri yang saat ini diperjuangkan oleh pihak Imam Nahrawi dengan KetuaUmumPSSILa Nyalla Manalitti. Mereka sama-sama bersikeras bagaikan pahlawan kesiangan yang menjun jung hnggi atasnamakebaikan sepak bola tanahair. Kasus pemutusan kontrak pemain in 1 bisa mengambil contoh dari manajemen klub Persegres Gresik United yang tengah mengambil ancang-ancang untuk memutus kontrak para pemainnya. Bahkan, rencana ini akan dilakukan pada pekan depan. Sebab, dari hasil hitunghitungannya, kerugian klub sangatlah besar dan tak terbendung lagj. Dari hari ke hari, mereka sudah menghitung kerugian yang hams diderita selama 5 bulan ini. lumlah kerugian nya antara ftp 8 hingga Rp 10 miliar. Kerugian Gresik United ini belum separah Pusamania Borneo yaitu mencapai angka 20 miliar. Makanya, agar biaya tak semakin membengkak manajemen memutus kontrak pemain. Digadang-gadang, salah satu langkah yang diambil oleh manajemen Laskar loko Samudro yakni mengakhiri kontrak pemain asingnya. Memang tidak dipungkiri. klausul kontrak legian asing lebih menguras keuangan klub dari pada pemain lokal. Ketakutan klub dengan kondisi saat ini adalah berhutang ke pemain. Dengan cara itu, setidaknya manajemen bisa memenuhi kewajibannya agar tidak dibuli oleh masyarakat pecinta sepak bola. Oleh sebab itu, semua klub berbondong-bondong mengecam perseteruan PSSI dengan Kemenpora. 18 klub QNB League pun sudah melakukan rapat bersama PT LJ di Jakarta beberapa waktu lalu untuk mencari solusi terbaik. Walaupun mereka mengaku kecewa dengan keputusan PSSI yang menetapkan kompetisi 2015 dihentikan dengan alasan irrasional, yakni force majeure. Di lain pihak, umumnya klub masih enggan untuk berkompetisi di bawah naungan Kemenpora lewat tim transisi. Soalnya, jika Kemenpora mengadakan kompetisi. ujung-ujungnya ketika kompetisi berakhirjuara 1 hingga 3 tidak bisa ikut ajang internasi,onal yang dinaungi FIFA. Sementara kalau ikut kompetisi tim transisi, pengeluaran klub selama semusim menjadi siasia. Kecuali, Imam Nahrawi bisa menjamin FIFA bisa mengakui kompetisi tersebut. (ago)