PERTEMUAN I AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA (TAHAP PENCATATAN) a. Tahap-Tahap Siklus Akuntansi Berikut ini akan diuraikan. Beberapa hal yang berkaitan dengan catatancatatan akuntansi dan prosedur-prosedur untuk perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa. Siklus akuntansi perusahaan dagang juga terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Tahap Pencatatan a. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi b. Pencatatan dalam jurnal c. Pemindahbukuan ke buku besar 2. Tahap Pengikhtisaran a. Pembuatan neraca saldo b. Pembuatan Pembuatan neraca lajur 3. Tahap Pelaporan a. Penghitungan b. Pembuatan c. Pembuatan jurnal pembalik d. Pembuatan Pembuatan neraca saldo setelah penutup Tahap Pencatatan 1. Bukti Transaksi Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus ada buktinya. Dalam melakukan transaksi jual beli, sebuah perusahaan dagang akan membuat atau memperoleh bukti transaksi. Berikut ini beberapa bentuk bukti-bukti transaksi pada perusahaan dagang. a. Faktur Bagi penjual, faktur akan menjadi bukti penjualan yang disebut faktur penjualan. Sedangkan bagi pembeli, faktur menjadi bukti pembelian (faktur pembelian). Jumlah yang dicatat oleh pembeli maupun penjual adalah jumlah akhir faktur. b. Nota Kredit Kadang-kadang barang yang diperjualbelikan harus dikembalikan dengan alasan karena rusak, tidak sesuai dengan yang 1 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 dipesan, dan lain-lain. Oleh karena itu penjual akan membuat suatu bukti transaksi yang merupakan kebalikan dari faktur penjualan, yaitu nota kredit. Bagi penjual, nota kredit akan menjadi bukti penerimaan kembali (retur penjualan). Sedangkan bagi pembeli, nota kredit akan menjadi bukti penerimaan kembali (retur pembelian). c. Kuitansi Setiap pengeluaran oleh perusahaan perlu dibuatkan kuitansi yang ditandatangani oleh si penerima pembayaran. Bagian perusahaan, kuitansi ini akan menjadi bukti pembayaran (pengeluaran uang). Sedangkan bagi penerima, kuitansi ini akan menjadi bukti penerimaan uang. 2. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Umum Secara umum akuntansi perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan akuntansi perusahaan jasa. Perbedaannya terletak pada kegiatan (proses akuntansi) yang dilakukan kedua perusahaan tersebut. Perlu diketahui bahwa dalam perusahaan dagang terdapat akun barang dagang dan akun-akun lain yang berhubungan dengan barang dagang. Hal ini yang membedakan dengan perusahaan jasa. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bersifat prinsip antara proses pencatatan (jurnal) transaksi pada perusahaan jasa dengan perusahaan dagang, berikut ini disajikan contoh pencatatan transaksi perusahaan dagang yang telah berjalan. 3. Jurnal Khusus a. Pengertian Jurnal Khusus Buku harian atau jurnal yang selama ini kita pelajari dalam buku kelas XI dan pada bab sebelumnya adalah jurnal umum. Setiap terjadi transaksi maka harus dicatat dalam jurnal umum dan diposting ke buku besar. Hal tersebut akan mudah dilakukan bila transaksi yang terjadi jumlahnya sedikit. Namun apabila jumlah transaksinya banyak, penggunaan jurnal umum menjadi tidak efisien. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan jurnal khusus (buku harian khusus). Penggunaan jurnal khusus dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Berikut ini beberapa manfaat jurnal khusus. b. Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar Pada jurnal khusus disediakan kolom-kolom khusus untuk beberapa jenis transaksi tertentu. 2 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Dengan cara ini penulisan nama akun pada waktu membuat ayat jurnal tidak perlu dilakukan tiap transaksi. Posting transaksi dari jurnal ke buku besar dilakukan sekaligus untuk transaksi-transaksi yang terjadi selama satu periode. c. Memungkinkan digunakan pembagian untuk mencatat pekerjaan satu Setiap jenis jurnal transaksi khusus saja, dapat sehingga memungkinkan pembagian tugas pencatatan kepada beberapa orang. 4. Macam-Macam Jurnal Khusus Jurnal khusus yang dibuat oleh perusahaan dagang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika suatu transaksi terjadi berulangulang dan sama, maka dikelompokan pada satu jurnal khusus. Sesuai dengan kegiatan perusahaan dagang maka jurnal khusus yang sering digunakan adalah jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas. Apabila terdapat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam keempat jurnal khusus tersebut maka pencatatannya dilakukan pada jurnal umum. a. Jurnal pembelian Jurnal pembelian adalah jurnal untuk mencatat pembelian barang dagangan dan harta lainnya secara kredit. Sedangkan pembelian barang dagangan dan harta lainnya secara tunai dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Transaksi pembelian yang dilakukan bermacam-macam jenisnya maka jurnal pembelian dibuat dengan memerhatikan transaksi yang sering terjadi. Transaksi yang sering terjadi dibuat kolom khusus sedangkan untuk transaksi yang jarang terjadi digunakan kolom serba-serbi. Kolom serba-serbi digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit barang-barang yang tidak disebutkan dalam kolom khusus yang disediakan. Nama kreditor dan akun yang harus didebit dicantumkan pada kolom keterangan. Jumlah akun yang ada didebit dengan jumlah akun yang dikredit harus sama. Jika berbeda maka terjadi kesalahan. Pada contoh di atas dapat dilihat jumlah debit sama dengan jumlah kredit yaitu Rp85.280.000,00. b. Jurnal pengeluaran kas Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat pengeluaran uang, termasuk pembelian barang dagangan secara tunai dan pembayaran utang. Pada jurnal ini kolom utang dagang dan 3 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 pembelian dibuatkan kolom khusus. Sedangkan untuk transaksi yang jarang terjadi dicatat pada kolom “SerbaSerbi”. Untuk kolom kredit terdiri atas kolom kas dan potongan pembelian. Bila tidak ada potongan pembelian maka jumlah yang dicatat dalam kolom kas akan sama dengan debit pada kolom utang dagang. Namun bila terdapat potongan pembelian maka jumlah kredit pada kolom kas akan lebih kecil. Sedangkan jumlah potongan pembelian akan dicatat pada kolom potongan pembelian. c. Jurnal penjualan Penjualan barang dagangan oleh perusahaan dagang biasanya disebut penjualan. Penjualan barang dagangan secara tunai dicatat sebagai debit pada akun Kas dan kredit pada akun Penjualan. Biasanya dalam praktik, penjualan secara tunai dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Sedangkan penjualan secara kredit dicatat dalam jurnal penjualan. Jadi jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit. Penjualan barang dagangan secara kredit dicatat sebagai debit pada akun Piutang Dagang dan kredit pada akun Penjualan. d. Jurnal penerimaan kas Semua transaksi yang menambah jumlah uang kas dicatat dalam buku penerimaan kas (cash receipt journal). Uang kas dapat diterima dari berbagai sumber, misalnya setoran modal dari pemilik, pencairan kredit bank, penjualan tunai, penagihan piutang, dan penagihan wesel tagih serta bunganya. Dalam perusahaan dagang, sumber penerimaan kas yang paling sering terjadi adalah penjualan tunai dan penagihan piutang dagang. Jurnal penerimaan kas dibuat untuk mencatat semua penerimaan uang. Dengan demikian jurnal penerimaan kas dibuat kolom khusus. Banyaknya kolom dan judul akun ditentukan oleh sering tidaknya suatu transaksi terjadi. e. Jurnal umum Selain keempat jurnal khusus tersebut di atas, perusahaan harus tetap membuat jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus yang tersedia, seperti retur pembelian dan retur penjualan. 4 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 f. Buku Besar Pembantu Jurnal khusus dibuat untuk mencatat transaksitransaksi tertentu, buku besar perusahaan juga dibuat untuk hal yang sama. Buku besar yang demikian itu disebut buku besar tambahan atau buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat data lain disamping data yang terdapat dalam buku besar. Pada umumnya, buku pembantu merupakan bagian dari buku besar, yang merinci lebih lanjut data dalam salah satu akun. Akun di buku besar yang mempunyai buku pembantu disebut akun induk atau akun pengendali (controlling account). Buku pembantu dicatat setiap hari dari bukti pembukuan dan dibuat secara individual. Pencatatan transaksi dalam buku pembantu bersamaan waktunya dengan pencatatan pada jurnal. Dengan demikian pencatatan pada buku pembantu bukan berdasarkan pada jurnal. Jika jenis barang dagangan yang dijual banyak, maka perlu dibuatkan buku pembantu persediaan barang. Namun jika barang dagangan hanya satu jenis tidak perlu dibuatkan buku pembantu. Pada umumnya dalam perusahaan dagang, buku pembantu yang digunakan adalah buku pembantu piutang atau disebut buku piutang (account receivable subsidiary ledger) dan buku pembantu utang yang disebut buku utang (account payable subsidiary ledger). Fungsi buku piutang adalah mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama langganan. Buku piutang merupakan rincian akun piutang dagang yang terdapat dalam buku besar. Dengan demikian akun piutang dagang merupakan akun induk bagi buku piutang. Adapun buku utang berisi rincian utang menurut nama kreditor. Akun pengendalinya adalah utang dagang. Bentuk buku pembantu umumnya sama dengan buku besar. Buku pembantu dapat berbentuk stafel maupun berbentuk skontro. 1. Buku Pembantu Bentuk Skontro 2. Buku Pembantu Bentuk Stafel 5. Posting dari Jurnal Khusus ke Buku Besar Setelah transaksi dicatat dalam jurnal khusus, maka langkah selanjutnya yaitu memindahbukukan ke buku besar di 5 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 setiap akhir bulan. Untuk melakukan posting atau pemindahbukuan dari jurnal khusus ke buku besar, perlu memerhatikan langkah-langkah berikut ini. a. Menjumlahkan nilai transaksi pada jurnal khusus. b. Menyiapkan akun-akun yang berhubungan dengan jurnal khusus. c. Memindahkan angka-angka pada jurnal khusus ke akun yang bersangkutan. Jumlah kolom debit di jurnal khusus dipindahkan ke akun yang bersangkutan di sebelah debit. Sedangkan jumlah kolom kredit di jurnal khusus dipindahkan ke akun yang bersangkutan di sebelah kredit. Untuk lebih memahami posting dari jurnal khusus ke buku besar. Perhatikan langkah-langkah di bawah ini. b. a. Posting Jurnal Pembelian ke Buku Besar b. Posting Jurnal Pengeluaran Kas ke Buku Besar c. Posting Jurnal Penjualan ke Buku Besar d. Posting Jurnal Penerimaan Kas ke Buku Besar e. Posting Jurnal Umum ke Buku Besar Pencatatan dalam bukti transaksi Transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap posisi harta keuangan perusahaan, misalnya seperti menjual, membeli, membayar gaji, serta membayar berbagai macam biaya yang lainnya. Administrasi transaksi adalah suatu kegiatan untuk mencatat berbagai perubahan posisi keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode-metode tertentu sehingga hasil pencatatan dapat di komunikasikan kepada pihak lainnya. Lalu pengertian transaksi keuangan ialah kegiatan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang tertentu, yang dapat mengubah posisi keuangan perusahaan tersebut. Dan pengertian transaksi bisnis yaitu dapat di artikan sebagai kejadian-kejadian ekonomi dari suatu bisnis yang secara langsung mempengaruhi kondisi kuangan suatu bisnis, Ini merupakan kegiatan dasar yang mendefinisikan status dalam bisnis. 1. Jenis-jenis transaksi a. Pada umumnya transaksi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari di dalamsuatu perusahaan terbagi menjadi 2 (dua) jenis, diantaranya yaitu : 6 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 b. Transaksi internal adalah suatu transaksi yang terjadi yang melibatkan hanya bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan saja, lebih menekankan perubahan posisi keuangan yang terjadi antara bagian yang ada dalam perusahaan misalnya seperti memo dari pimpinan kepada seseorang yang ditunjuk, perubahan nilai dari harta kekayaan karena penyusutan, pemakaian perlengkapan kantor. Lebih tepatnya dibuat dan juga dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu dapat juga diartikan sebagai bukti pencatatan atas kejadian-kejadian yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Contohnya seperti : penghapusan piutang usaha, pengalokasian beban dan lain-lain. c. Transaksi eksternal adalah suatu transaksi yang melibatakan pihak dari luar perusahaan. Seperti misalnya: transaksi penjualan, pembelian, pembayaran hutang piutang dan lain-lain. 2. Apa itu bukti transaksi? Bukti transaksi adalah suatu bukti yang tertulis atau bukti-bukti atas terjadinya setiap kegiatan transaksi dalam suatu perusahaan atau bisnis. Manfaat utama dari bukti bukti transaksi yaitu menyediakan bukti tertulis atas transaksi yang telah dilaksanakan, dan sekaligus untuk menghindari kemungkinan terjadinya sengketa di masa yang akan datang. Bukti transaksi jika dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2 (dua) diantaranya yaitu: a. Bukti transaksi internal Bukti transaksi internal ialah bukti pencatatan kejadian di dalam perusahaan tersebut. Umumnya berupa memo dari pimpinan ataupun orang yang ditunjuk. b. Bukti transaksi eksternal Bukti transaksi eksternal ialah bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan. Bukti-bukti tersebut, yaitu: 1. Faktur adalah suatu perhitungan penjualan barang yang dilakukan secara kredit, yang dibuat oleh pihak penjual lalu disampaikan kepada pihak konsumen atau pembeli. Pada umumnya dibuat rangkap dua, yang asli diberikan ke si konsumen/pembeli sebgai bukti pencatatan 7 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 pembelian secara kredit sedangkan kopiannya dipegang oleh si penjual sebagai bukti pencatatan penjualan secara kredit. 2. Kwitansi (official receipt) adalah suatu bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran suatu barang ataupun yang lainnya. Kwitansi dibuat serta ditanda tangani oleh pihak yang menerima uang dan juga diserahkan kepada pihak yang telah melakukan pembayaran. Kwitansi pada umumnya terdiri dari dua bagian, bagian pertama diberikan kapada pihak yang membayar yaitu sebagi bukti pencatatan pengeluaran uang, sedangkan bagian yang tertinggal (Sub atau bonggol kuitansi) dapat dijadikan sebagai bukti pencatatan penerimaan uang. 3. Nota debet (debit memo) adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim suatu perusahaan atau suatu badan usaha kepada konsumennya, bahwa akunnya telah didebet dengan nominal/jumlah 8 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 tertentu. Penerina nota debet ini akan mencatat pada akun pihak pengirim nota pada sisi kredit. 4. Nota kredit adalah pemberitahuan atau perhitunganyang dikirim suatu perusahaan atau badan usaha kepada pelanggannya, bahwa akunnya telah dikredit dengan nominal/jumlah tertentu. Penerima nota kredit ini, akan mencatat pada akun pihak – pihak pengirim nota pada sisi debet. 5. Cek (cheque) adalah suatu surat perintah yang tidak bersyarat kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu saat waktu surat tersebut diserahkan kepada bank, lalu ditandatangani oleh pihak yang menjadi nasabah suatu bank serta mempunyai simpanan pada bank tersebut dalam bentuk giro. Lembaran cek terdiri dari dua bagian, diantaranya: lembar utama yang diserahkan kepada pihak lain sebagai alat pembayaran, dan juga struk/bonggol cek untuk 9 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 dijadikan bukti tambahan transaksi yang disatukan dengan kuitansi bukti dari pembayaran. 6. Bilyet giro adalah suatu surat perintah dari nasabah suatu bank, kepada bank yang berkaitan/bersangkutan untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening si penerima yang namanya telah disebut dalam bilyet giro pada bank yang sama ataupun pada bank yang lain. Penerima bilyet giro tak bisa menukarkannya dengan uang tunai kepada bank yang bersangkutan, Akan tetapi hanya saja dapat menyetorkan bilyet giro kepada bank sebagai tambahan simpanan pada rekeningnya. 7. Rekening Koran adalah suatu bukti mutasi kas di bank yang disusun oleh bank untuk para nasabahnya, dan juga digunakan sebagai dasar penyesuaian pencatatan antara saldo kas menurut perusahaan, dan juga saldo kas menurut bank. 10 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 8. Bukti setoran bank adalah saat atau setiap melakukan setoran bank, harus mengisi slip setoran yang telah disediakan oleh bank terlebih dahulu. 9. Bukti memorandum adalah suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan ataupun orang yang diberi wewenang untuk kejadian-kejadian yang berlangsung didalam internal perusahaan tersebut dan umumnya terjadi pada akhir periode seperti memo untuk mencatat gaji para pegawai yang masih dibayar. 11 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 10. Bukti kas masuk dan bukti kas keluar adalah bukti kas masuk yaitu bukti atas penerimaan uang ataupun kas yang dilengkapi dengan buktinya.Seperti contohnya: kuitansi dan nota. Bukti kas keluar yaitu suatu bukti transaksi pengeluaran kas ataupun pembayaran. Seperti contohnya: kuitansi dari kreditur dan nota kontan asli. c. Pencatatan ke dalam Jurnal Umum Jurnal (jurnal) merupakan dokumen pencatatan yang pertama dari proses akuntansi keuangan. Oleh karena itu, jurnal disebut juga sebagai buku catatan pertama (books of original entry). Pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan peringkasan transaksi tersebut dalam akun buku besar. Pencatatan transaksi dalam jurnal dilakukan secara kronologis sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi yang tercantum dalam bukti transaksi. Pencatatan transaksi dalam jurnal dilakukan berdasarkan data yang terdapat dalam bukti transaksi. Ada dua macam jurnal, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum dapat digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan dalam periode akuntansi. Adapun jurnal khusus hanya digunakan 12 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu. Pembahasan mengenai jurnal khusus disajikan pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal biasanya menggunakan bentuk yang telah ditetapkan dalam standar akuntansi Indonesia. Bentuk standar jurnal umum adalah sebagai berikut. Keterangan: 1. Nomor halaman, diisi dengan nomor halaman jurnal. 2. Kolom tanggal, digunakan untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi. 3. Kolom keterangan, diisi dengan nama akun dan penjelasan singkat tentang transaksi yang dicatat, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Akun yang dicatat di sisi debit ditulis terlebih dahulu b. Akun yang dicatat pada sisi kredit ditulis pada baris berikutnya dengan penulisan agak menjorok ke kanan. c. 4. Di bawah baris akun kredit dituliskan penjelasan singkat tentang transaksi Kolom referensi digunakan untuk mencatat kode akun ketika ayat jurnal dipindahkan ke buku besar. Sebelum posting dilakukan biarkan kolom referensi kosong. 5. Kolom debit dan kredit, digunakan untuk mencatat nilai transaksi. Pencatatan satu transaksi dengan transaksi berikutnya dalam jurnal harus dipisahkan. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan memberi jarak satu baris kosong. Contoh pencatatan transaksi dalam jurnal disajikan sebagai berikut. Transaksi: 3 Maret 2006 Tn. Adi memulai usahanya dengan menyerahkan uang pribadinya sebagai modal awal perusahaan bengkel “XX” sebesar Rp15.000.000,00. 5 Maret 2006 Dibayar sewa gedung sebesar Rp5.000.000,00. d. Posting ke Buku Besar Membuat buku besar merupakan suatu hal penting dalam proses akuntansi. Sebelum membuat buku besar akuntansi sebaiknya kita memahami betul apa yang dimaksud dengan buku besar. Buku besar / Ledger adalah kumpulan akunakun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam akuntansi book 13 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 of final entry yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikanyang berasal dari jurnal. Akun buku besar kadang-kadang tidak mencerminkan data secara rinci, seperti rekening Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang. Untuk mengetahui Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang secara rinci, diperlukan rekening-rekening lain yang dikelompokkan dalam suatu buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Bentuk Buku Besar Berdasarkan bentuknya buku besar dibagi menjadi 4 jenis, yaitu buku besar berbentuk T (sederhana), bentuk skontro, bentuk staffle, dan bentuk staffle berkolom rangkap (ganda). Pemilihan bentuk buku besar yang digunakan tergantung dari kebutuhan perusahaan yang diukur dari jumlah transaksi ataupun jumlah akun yang digunakan dengan memprtimbangkan faktor kecepatan dan keakuratan dalam mem-posting buku besar. Dalam melakukan pencatatan buku besar, Rekening yang ada di sisi debet neraca dicatat sebagai saldo debet dan rekening yang di sisi kredit neraca dicatat sebagai saldo kredit. Pencatatan tanggal terjadinya transaksi yang diambilkan dari tanggal transaksi pada jurnal, ke kolom tanggal rekening buku besar yang bersangkutan. Pencatatan keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian dari jurnal ke kolom keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan. Pencatatan jumlah debet dalam jurnal ke kolom debet rekening yang bersangkutan, dan mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit rekening yang bersangkutan. Pencatatan nomor halaman jurnal ke kolom referensi (Ref) rekening buku besar yang bersangkutan. Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening buku besar, di kolom referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang bersangkutan. Jika digunakan rekening yang berbentuk tiga kolom atau empat kolom, carilah saldonya dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan pencatatan transaksi tersebut. Pencatatan debet akan menambah saldo debet 14 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit akan mengurangi saldo debet atau menambah saldo kredit. e. Pembuatan Neraca Saldo Masih ingatkah Anda dengan buku besar?, dan sudahkah Anda mengetahui saldo sementara setiap buku besar yang selesai dikerjakan?, baiklah! Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pendahuluan bahwa dasar atau sumber pencatatan dari neraca saldo yang dibicarakan saat ini adalah buku besar, yaitu saldo sementara setiap buku besar. Saldo-saldo sementara itulah yang nantinya dimasukkan ke dalam suatu daftar yang disebut juga dengan Neraca Saldo atau Neraca Sisa. 1. Pengertian Neraca Saldo Neraca saldo ialah suatu daftar yang berisi saldo-saldo sementara setiap akun buku besar pada suatu saat tertentu. Kapan neraca saldo itu disusun? Neraca saldo biasanya disusun pada akhir periode akuntansi, yang bertujuan untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debet dengan saldo kredit. Untuk jelasnya Anda amati contoh neraca saldo berikut ini. Bentuk Neraca Saldo Neraca berbentuk suatu daftar yang di dalamnya berisi nama perusahaan (nama) Neraca Saldo, periode akuntansi, dan format dengan lajur (kolom) terdiri dari no. akun, akun, debet dan kredit. 15 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 2. Penyusunan Neraca Saldo Bagaimana cara menyusun Neraca Saldo? Penyusunan neraca saldo cukup mudah bila buku besar yang dibuat adalah Buku Besar Berlajur Saldo (bersaldo). Sedangkan yang berbentuk skontro atau T sederhana, terlebih dahulu dihitung saldonya yaitu dengan cara menghitung selisih antara jumlah sisi debet dan kredit. Perhatikan contoh Buku Besar Bersaldo berikut ini secara mendalam. 16 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 17 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 18 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Penjelasan contoh: 1. Sebelum menyusun Neraca Saldo yang diperhatikan adalah: Saldo sementara setiap akun buku besar. Saldo itu adalah jumlah paling bawah pada saldo yang memiliki saldo debet, atau saldo kredit. Akhir periode atau terakhir saldo setiap akun buku besar itu ditetapkan. Pada contoh di atas ditetapkan saldo sementara itu tanggal 31 Desember 1999. Saldo paling bawah dalam contoh tersebut diberi tanda garis bawah. 2. Pada akun Kas, jumlah saldo paling bawah adalah diisi debet Rp.4.500.000,00. Angka tersebut dicatat pada neraca saldo dengan nomor akun 111, nama akun adalah Kas dengan jumlah Rp.4.500.000,00 diisi debet. 3. Begitu juga dengan akun Piutang Usaha, saldonya di debet Rp.200.000,00. Angka tersebut dicatat pada neraca saldo dengan nomor 211, nama akun Piutang Usaha serta jumlah di sisi debet Rp.200.000,00. 4. Akun buku besar Utang Usaha, saldonya di sisi kredit, maka dicatat dalam neraca saldo dengan nomor akun 211. Nama akun Utang Usaha dengan jumlah Rp.400.000,00 dicatat di sisi kredit. 5. Akun Modal, pencatatannya sama dengan Utang Usaha karena mempunyai saldo di sisi kredit di catat dengan nomor akun 311. Nama akun Modal Tn. Ramah dengan jumlah Rp.4.500.000,00 di sisi kredit. 6. Prive saldonya di debet, maka dicatat dalam neraca saldo nomor akun 312. Nama akun Prive Tn. Ramah di sisi debet Rp.500.000,00. 7. Akun Pendapatan Jasa mempunyai saldo di sisi kredit, dicatat dengan nomor akun 411. Nama akun Pendapatan Jasa dengan jumlah Rp.1.500.000,00 di sisi kredit. 8. Beban Gaji saldonya Rp.700.000,00 dicatat dengan nomor akun 511. Nama akun Beban Gaji Rp.700.000,00 di sisi debet. Penyusunan neraca saldo perlu diperhatikan juga nomor akunnya agar disusun secara sistematis dengan urutan nomor akun, aktiva (harta), utang, 19 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 modal, pendapatan dan beban. Bagaimana? Berdasarkan contoh di atas dapatkah Anda mengerti? kalau belum, Anda ulangi mempelajari contoh di atas dan perhatikan tanda panah pada diagram yang disediakan. Untuk lebih mendalami materi ini, berikut ini disajikan buku besar bersaldo yang selesai diisi. Berdasarkan buku besar berikut ini Anda diminta menyusun neraca saldo sebagai latihan 1. 20 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 21 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 22 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Pada latihan 1 ini, cobalah Anda susun Neraca Saldo berdasarkan buku besar di atas, seperti format contoh sebelumnya. Bila selesai Anda kerjakan, cocokkan dengan jawaban yang disediakan pada lembaran berikut! Baik! Setelah Anda cocokkan jawabannya, bagaimana? Sudah benarkah pekerjaan Anda? Bagus! Mari dilanjutkan dengan materi berikut, yaitu Kertas Kerja. 3. Pengertian dan Fungsi Kertas Kerja Setiap akhir periode (akhir tahun) perusahaan wajib menyusun laporan keuangan, sekurang-kurangnya laporan laba-rugi dan neraca. Untuk mengikhtisarkan semua data akuntansi diperlukan suatu kertas kerja (Worksheet). Apa itu kertas kerja? Kertas kerja merupakan suatu lembaran berlajur yang dirancang untuk mengikhtisarkan semua data akuntansi sehingga memberikan gambaran tentang laba-rugi perusahaan serta saldo harta, utang dan modal perusahaan. 23 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Mengapa kertas kerja perlu disusun sebelum menyusun laporan keuangan?, karena kertas kerja mempunyai fungsi sebagai alat bantu mempermudah penyusunan laporan keuangan. Selain itu kertas kerja berfungsi membantu proses penutupan akun buku besar. 4. Bentuk Kertas Kerja Bentuk berikut ini dipakai untuk kertas kerja yang tidak mempunyai penyesuaian (6 kolom). Bagaimana cara menyusun kertas kerja tanpa ayat penyesuaian? Anda perhatikan kembali latihan 1 yang sebelumnya, yaitu neraca saldo “Ryan Service”. Berdasarkan Neraca Saldo tersebut disusun kertas kerja 6 kolom (tanpa ayat penyesuaian) yaitu seperti berikut. Dapatkah Anda menjelaskan perbedaan antara kertas kerja dengan penyesuaian dan kertas kerja tanpa ayat penyesuaian? Jangan khawatir, setelah Anda membaca uraian berikut Anda akan memahami perbedaan kedua hal tersebut. 24 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Menyusun kertas kerja tanpa ayat penyesuaian lebih mudah dan sederhana bila dibandingkan dengan kertas kerja yang disertai ayat penyesuaian. Karena saldo akun (Neraca Saldo) telah mencerminkan jumlah yang sebenarnya. Coba Anda perhatikan kertas kerja di atas, dapat langsung diketahui saldo laba. Dan juga akan mempermudah pekerjaan dalam menyusun laporan Laba-Rugi dan Neraca. LATIHAN SOAL Pada tanggal 01 Nopember 20xx, Andi mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang jasa servis computer yang diberi nama Andi Service Computer, berikut ini transaksi selama bulan Nopember : 1. Andi menyetorkan uangnya sebagai setoran modal sebesar Rp 15.000.000 2. Dibeli sebidang tanah secara tunai seharga Rp 10.000.000 3. Dibeli perlengkapan secara kredit seharga Rp 1.350.000 4. Diperbaiki computer untuk seorang konsumen dan diterima secara tunai pendapatan jasa perbaikan Rp 4.000.000 5. Dibayar biaya sebagai berikut : gaji Rp 2.125.000, Sewa Rp 800.000, Listrik Rp 450.000, Macam-macam Rp 275.000 6. Diselesaikan perbaian computer untuk serng konsumen yang pembayarannya dilakukan secara kredit seharga Rp 3.500.000 7. Dibayar hutang sebesar Rp 950.000 8. Anda mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp 2.000.000 Catatlah dalam jurnal umum lalu buatlah buku besar dan buatlah neraca saldonya…..!!! 25 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Jawaban : Jurnal Umum Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan Ref Jumlah Debet 15,000,000 Kas Modal Kredit 15,000,000 Tanah Kas 10,000,000 10,000,000 Perlengkapan Hutang 1,350,000 Kas Pendapatan 4,000,000 Beban Gaji Kas Beban Sewa Kas Beban Listrik Kas Beban Macam-macam Kas 2,125,000 Piutang Pendapatan 3,500,000 Hutang Kas Prive Kas 1,350,000 4,000,000 2,125,000 800,000 800,000 450,000 450,000 275,000 275,000 3,500,000 950,000 950,000 2,000,000 2,000,000 Jumlah 26 40,450,000 40,450,000 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Buku Besar Kas (Rp) Debet Kredit 1.) 15,000,000 2.) 4,000,000 2.) 10,000,000 5.) 3,650,000 7.) 950,000 8.) 2,000,000 2,400,000 Modal Debet Kredit 1.) 15,000,000 15,000,000 Tanah Debet 2.) 10,000,000 Kredit 10,000,000 Perlengkapan Debet 3.) 1,350,000 Kredit 1,350,000 Hutang Debet 7.) 950,000 Kredit 950,000 Pendapatan 27 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Debet Kredit 4.) 4,000,000 6.) 3,500,000 7,500,000 Beban Debet 5.) 3,650,000 Kredit 3,650,000 Piutang Debet 6.) 3,500,000 Kredit 3,500,000 Prive Kredit Debet 8.) 2,000,000 2,000,000 28 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Neraca Saldo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan Kas Modal Tanah Perlengkapan Hutang Pendapatan Beban Gaji Beban Sewa Beban Listrik Beban Macam-macam Piutang Prive Jumlah 29 Debet 2,400,000 Kredit 15,000,000 10,000,000 1,350,000 400,000 7,500,000 2,125,000 800,000 450,000 275,000 3,500,000 2,000,000 22,900,000 22,900,000 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Latihan di Rumah (Dikumpulkan max sebelum perkuliahan dimulai) Tgl 1 Jul Tahun 2012, Leon Cruz mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang dekorasi interior, yakni Ingres Design. Selama sisa bulan tersebut, Leon Cruz melakukan transaksi berikut untuk perusahaan : Juli 1 Loen mentransfer kas dari akun bank pribadi ke akun yang akan digunakan oleh perusahaan $18000 5 Membayar sewa untuk periode 5 juli hingga akhir bulan, $ 1500 10 Membeli truk seharga $15000, dibayar tunai $5000 dan sisanya dibayar dengan wesel bayar 13 membeli peralatan secara kredit, $4500 14 Membeli perlengkapan secara tunai, $975 15 Membayar premi atas properti dan asuransi kecelakaan, $3000 21 Menerima kas untuk pekerjaan yang dilakukan, $4100 24 Mencatat pekerjaan yang telah selesai dan mengirimkan tagihan kepada klien, $6100 26 Menerima faktur untuk beban truk yang akan dibayar bulan agustus, $580 27 Membayar beban utilitas, $950 27 Membayar beban rupa-rupa, $315 29 Menerima kas dari pembayaran utang pelanggan, $3420 30 Membayar upah para karyawan, $2500 31 Menarik kas untuk keperluan pribadi, $2000 Diminta ?? 1. Susunlah semua transaksi diatas dalam sebuah jurnal umum? 2. Posting jurnal kebuku besar? 3. Buatlah neraca saldo per 31 juli 2012? 30 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 PERTEMUAN II & III AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA (TAHAP PENGIKHTISARAN) a. Periode Akuntansi dan Jurnal Penyesuaian Daftar saldo atau neraca saldo yang disusun berdasarkan akun-akun pada buku besar, belum menunjukan keadaan yang sebenarnya. Karena mungkin masih ada pendapatan atau beban untuk periode akuntansi saat ini yang belum dicatat, atau sebaliknya sedah dicatat tetapi belum menjadi pendapatan atau beban, sehingga perlu disususn ayat jurnal penyesuaian. Tujuh transaksi yang diikuti oleh jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut. a. Pendapatan diterima dimuka Pendapatan diterima dimuka adalah jika perusahaan menerima pendapatan atas suatu barang / jasa yang belum diserahkan. b. Piutang pendapatan Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum ditreima dan belum dicatat, tetapi sebagian sudah seharusnya diterima pada periode yang bersangkutan. c. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang sudah dibayar pada awal periode untuk pembayaran biaya sampai beberapa periode yang ditentukan. d. Utang biaya Utang biaya adalah biaya-biaya yang telah diakui tetapi belum dicatat. e. Kerugian piutang Kerugian piutang adalah taksiran kerugian piutang yang timbul karena adanya piutang tak tertagih. f. Penyusutan Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam beroperasi akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berlalunya waktu. 31 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 g. Biaya pemakaian perlengkapan Biaya pemakaian perlengkapan adalah niali sebagian dari harga beli perlengkapan yang telah digunakan selama periode akuntansi. b. Pembuatan Neraca Lajur Neraca lajur merupakan alat bantu untuk penyusunan laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Pengertian Neraca Lajur Neraca lajur adalah suatu daftar yang memuat kolom-kolom neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, laba-rugi, dan neraca. Tahap penyusunan jurnal penyesuaian sampai dengan neraca lajur disebut tahap pengikhtisaran. Bentuk Neraca Lajur Bentuk neraca lajur ada berbagai macam, dengan berbagai kolom untuk jumlah, diantaranya : 1. Neraca Lajur 8 Kolom Pada neraca lajur 8 kolom, untuk kolom jumlahnya terdiri dari : Neraca Saldo (D/K), Ayat Penyesuain (D/K), Rugi/Laba (D/K), Neraca (D/K). 2. Neraca Lajur 10 Kolom Pada neraca lajur 10 kolom , untuk kolom jumlahnya terdiri dari : Neraca Saldo (D/K), Ayat Penyesuain (D/K), Neraca Saldo Disesuaikan (D/K), Rugi/Laba (D/K), Neraca (D/K). 3. Neraca Lajur 12 Kolom atau Lebih Untuk kolom jumlahnya seperti neraca lajur 10 kolom, tetapi ditambah dengan kolom tertentu (misalnya Laba Ditahan D/K : Laporan Harga Pokok Produksi). Penyusunan Neraca lajur Langkah-langkah untuk menyusun neraca lajur adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan sarana/bahan yang diperlukan dalam menyusun neraca lajur, yaitu : a. Neraca saldo yang seimbang sebagai sumbernya. b. Data penyesuaian. 32 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 c. Lembar Neraca Lajur 2. Pada bagian atas lembar neraca lajur, tulis judul yang terdiri dari nama perusahaan, neraca lajur, dan tanggal penyusunan. 3. Tulis no akun dan nama akun sesuai buku besar yang ada. 4. Kolom eraca saldo. 5. Kolom ayat penyesuaian. Diisi sesuai dengan debet dan kredit dari jurnal penyesuaian. 6. Kolom neraca saldo disesuaikan Neraca saldo disesuaikan diisi dengan cara membandingkan kolom neraca saldo dengan kolom ayat penyesuaian. Jika debet dengan debet maka dijumlahkan, jika kredit dengan kredit maka dijumlahkan, sedangkan jika debet dengan kredit dikurangakan. Pada neraca saldo disesuaikan, maka akun campuran sudah dipisahkan menjadi akun riel dan akun nominal. 7. Kolom rugi/laba dan neraca Dari kolom neraca saldo disesuaikan maka akun nominal (pendapatan dan beban) diisikan pada kolom rugi/laba sesuai debet kredit yang terdapat dalam neraca saldo disesuaikan. Sedangkan akun riel (aktiva, utang dan modal serta prive) dimasukan ke kolom neraca. 8. Jumlahkan semua kolom jumlah debet dan kredit, untuk kolom neraca saldo dan kolom ayat penyesuaian jumlah debet dan kredit akan seimbang. Untuk kolom rigi/laba bandingkan sisi debet dan kredit, lalu tentukan saldonya. 9. Berdasarkan neraca lajur yang dibuat, maka disusun laporan keuangan. Laporan laba/rugi disusun dari kolom laba/rugi, sedangkan laporan perubahan modal disusun dari kolom neraca (modal, prive dan laba bersih/rugi bersih) dan neraca dikutip dari kolom neraca. 33 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 c. Pembuatan Laporan Keuangan Seperti kamu ketahui, bahwa salah satu fungsi utama akuntansi adalah menyediakan laporan keuangan secara periodik kepada manajemen, investor, kreditur, dan pihak-pihak lain di luar perusahaan. Laporan keuangan yang disajikan harus dapat memberikan gambaran secara jelas terhadap posisi keuangan (neraca) dan kinerja suatu perusahaan (laporan laba/ rugi). Hal ini dimaksudkan agar para pemakai akuntansi, baik intern maupun ekstern perusahaan dapat mengambil keputusan ekonomi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Laporan keuangan dapat diidentifikasikan secara jelas dari informasi yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Komponen laporan keuangan selalu disajikan dengan urutan sebagai berikut. 1. Nama perusahaan pelapor atau identitas lain. 2. Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa entitas. 3. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan. 4. Mata uang pelaporan. 5. Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan setiap akhir periode tersebut didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. Laporan Laba/Rugi (Income Statement) Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban dari suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan laba/rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Bentuk laporan laba/rugi yang lazim digunakan ada dua, yaitu: a. Bentuk Langsung (Single Step) Menurut bentuk ini, seluruh pendapatan dijumlahkan dan semua beban dijumlahkan. Dari selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban dapat diketahui besarnya laba atau rugi usaha. 34 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 b. Bentuk Bertahap (Multiple Step) Menurut bentuk ini, dalam laporan laba/rugi diadakan pengelompokan atas jenis pendapatan dan jenis beban. Di mana pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di luar usaha. Kemudian dari selisih pendapatan dan beban diperoleh laba atau rugi perusahaan. 35 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Contoh : Laporan Perubahan Modal (Capital Statement) Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebabsebab adanya perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal akhir periode. Dalam laporan perubahan modal ditunjukkan dengan perhitungan antara modal pemilik awal periode ditambah laba bersih seperti yang tercantum dalam laporan laba/rugi, kemudian dikurangi dengan pengambilan pribadi pemilik (prive), sehingga diperoleh modal pemilik akhir periode. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan atau posisi keuangan suatu perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang dimaksud terdiri atas jumlah aktiva, kewajiban, dan modal. Dalam penyusunan neraca harus diurutkan sesuai dengan tingkat likuiditasnya atau tingkat 36 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 kelancarannya. Rekening yang lancar harus didahulukan penyusunannya dan rekening yang kurang lancar disusun di bawahnya. Neraca dapat disusun dengan dua bentuk, yaitu bentuk stafel dan bentuk skontro. a. Bentuk Laporan (Stafel) Neraca yang disusun dalam bentuk stafel artinya neraca disajikan dengan harta atau aktiva di bagian atas dan kewajiban serta modal di bagian bawahnya. Neraca bentuk stafel sering disebut juga bentuk laporan/ vertikal. b. Bentuk T (Skontro) atau Bentuk Rekening Neraca yang disusun dalam bentuk T artinya penyajian harta atau aktiva di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan modal di sebelah kanan. Neraca bentuk skontro sering disebut juga bentuk sebelahmenyebelah. 37 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus masuk dan arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dengan cepat dapat dijadikan kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dengan disesuaikan bisnis perusahaan tersebut. Pengklasifikasian menurut aktivitas bertujuan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara dengan kas. 38 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 a) Arus Kas dari Aktivitas Operasi 1) Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi meliputi: i. penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa, ii. penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain, iii. pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa, iv. pembayaran kepada karyawan, v. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya, vi. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi, vii. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. b) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi meliputi: 1) pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri, 2) penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, 3) perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain, 4) uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan), 39 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 5) pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. c) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi: 1) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya, 2) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan, 3) penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya, 4) pelunasan pinjaman, 5) pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease). 40 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 d. Jurnal Penutup Jurnal penutup adalah jurnal yang disusun pada setiap akhir periode akuntansi, untuk menutup atau menihilkan akun-akun nominal. Pada prinsipnya jurnal penutup disusun untuk menihilkan nilai akun nominal pada setiap awal periode akuntansi. Jurnal penutup memasukan akun nominal kesisi debet-kredit yang berlawanan dengan saldo nominal mereka. Kelompok akun yang perlu dibuatkan jurnal penutup adalah : pendapatan, beban, ikhtisar laba-rugi, prive Langkah-langkah menyusun jurnal penutup meliputi sebagai berikut. 1. Memindahkan saldo akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi dengan mendebet akun pendapatan sebesar saldonya dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi. 2. Memindahkan saldo akun beban ke akun ikhtisar laba-rugi dengan mengkredit akun beban sebesar saldonya dan mendebet akun ikhtisar labarugi. 3. Memindahkan akun prive ke akun ekuitas dengan mengkredit akun prive dan mendebet akun ekuitas. 41 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 e. Jurnal Penyesuaian Kembali Sesuai dengan tujuan dalam penyusunan jurnal penyesuaian, bahwa terdapat pengakuan beban dan pendapatan yang harus diakui pada akhir periode akuntansi, walaupun beban dan pendapatan tersebut belum dibayar dan belum diterima, serta penerimaan dan pembayaran dilakukan pada periode berikutnya. Tujuan penyusunan jurnal pembalik hanyalah sekadar untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan dengan periode akuntansi berikutnya. Sehingga dalam melakukan kegiatan perusahaan sering terjadi hal-hal seperti berikut ini. 1. Pembayaran beban perusahaan lebih dahulu atau beban yang dibayar di muka atas persekot biaya. 2. Penerimaan pendapat lebih dahulu atau pendapat diterima dimuka atau utang pendapatan. 3. Beban yang akan dibayar atau beban yang terutang. 4. Pendapatan yang akan diterima atau piutang pendapatan. Piutang, utang, pendapatan, dan beban tersebut sebenarnya merupakan pengakuan pada akhir periode. Oleh karena itu, setiap awal periode perkiraanperkiraan yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan dan beban harus dihilangkan atau dinolkan agar tidak terjadi pencatatan ganda pada pencatatan berikutnya dengan cara menyusun jurnal pembalik (reversing entry). Jadi, jurnal pembalik (reversing entry) adalah jurnal kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan pada awal periode berikutnya. Akan tetapi tidak semua ayat jurnal penyesuaian dibuatkan jurnal pembalik. Jurnal penyesuaian yang biasanya memerlukan jurnal pembalik antara lain sebagai berikut. 1. Persekot beban atau beban yang dibayar di muka, jika saat pembayaran dicatat sebagai beban/biaya. Apabila saat pembayaran dicatat sebagai harta, maka jurnal pembalik tidak ada. Contoh : 42 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Pada tanggal 1 Maret 2005 dibayar premi asuransi untuk masa 1 tahun sebesar Rp9.000.000,00 terhitung mulai tanggal 1 Maret 2005 sampai 1 Maret 2006. Apabila saat pembayaran dicatat sebagai harta dan sebagai beban, maka jurnal saat pembayaran, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal pembalik adalah sebagai berikut. 2. Pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan, jika saat menerima dicatat sebagai pendapatan. Apabila saat penerimaan dicatat sebagai utang/kewajiban, maka jurnal pembalik tidak ada. Contoh : Pada tanggal 1 Mei 2005 dibayar sewa rumah untuk masa 1 tahun sebesar Rp 7.200.000, terhitung mulai tanggal 1 Mei 2005 sampai dengan 1 Mei 2006. Apabila saat penerimaan dicatat sebagai kewajiban dan dicatat sebagai pendapatan, maka jurnal saat penerimaan, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal pembalik adalah sebagai berikut. 43 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 3. Beban yang akan dibayar atau utang beban. Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2005 masih harus dibayar gaji pengawai karena sedang cuti sebesar Rp2.000.000. Dari peristiwa di atas maka jurnal penyesuaian dan jurnal pembaliknya adalah sebagai berikut. - Jurnal penyesuaian 31 Desember 2005 - Jurnal pembalik 1 Januari 2006 4. Pendapatan yang akan diterima atau piutang pendapatan. Contoh : Apabila pada tanggal 31 Desember 2005, masih harus diterima bunga atas wesel tagih sebesar Rp500.0000, maka jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik untuk kejadian di atas adalah sebagai berikut. - Jurnal penyesuaian 31 Desember 2005 - Jurnal pembalik 1 Januari 2006 Latihan Soal (Games) Tugas 44 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 PERTEMUAN IV AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS) a. Karakteristik perusahaan dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan menjual produknya tanpa mengolah terlebih dahulu produk yang di jualnya. Dan perusahaan industri adalah perusahaan yang menjual produk setelah melewati proses pengolahan sebelumnya. 1. Definisi Perusahaan Dagang Hal pertama dari karakteristik perusahaan dagang adalah definisi perusahaan dagang itu sendiri. Berdasarkan kegiatan nya perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah membeli barang dagang dan menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan terhadap barang tersebut. Barang yang dijual dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. 2. Ciri ciri Perusahaan Dagang Hal kedua dari karakteristik perusahaan dagang adalah ciri ciri utamanya. Ciri ciri perusahaan dagang adalah dilihat dari dua hal yaitu usaha yang dilakukan dan kegiatan akuntansinya. Usaha yang dilakukan Perusahaan Dagang adalah membeli barang dagang dan menjualnya tanpa mengadakan perubahan (pengolahan) terlebih dahulu. Contoh Perusahaan Dagang yang cukup dikenal adalah PT Matahari Putra Prima, pemilik rantai toko Matahari. Kegiatan akuntansi Menggunakan Akun Persediaan Barang Dagang. Ada penghitungan harga pokok penjualan. Laporan laba-rugi dapat menggunakan bentuk single step (langsung) dan multiple step (bertahap). 45 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 3. Transaksi Perusahaan Dagang Ada beberapa transaksi yang terjadi hanya di perusahaan dagang. Transaksi transaksi ini merupakan ciri ciri dari perusahaan dagang. Beberapa transaksi transaksi yang hanya terjadi di perusahaan dagang yaitu : 4. Membeli barang dagang secara kredit. Membeli barang dagang secara tunai. Mengembalikan barang dagang. Menerima potongan pembelian. Membayar atau menerima penghitungan biaya angkut pembelian. Menjual barang dagang secara kredit. Menjual barang dagang secara tunai. Menerima kembali barang dagang yang telah dijual. Memberi potongan penjualan Akun akun Perusahaan Dagang Untuk mencatat transaksi transaksi tersebut, dibutuhkan beberapa akun. Akun akun tersebut adalah sebagai berikut : 5. Akun Persediaan Barang Dagang Akun Pembelian Akun Retur Pembelian dan Pengurangan Harga Akun Potongan Pembelian Akun Beban Angkut Pembelian Akun akun Perusahaan Dagang Akun Penjualan Akun Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Akun Potongan Penjualan Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang Syarat pembayaran adalah perjanjian antara penjual dan pembeli untuk pembayaran barang-barang dagang yang dibeli. Dengan demikian, batas antara pembelian tunai dan pembelian kredit menjadi jelas. Beberapa Syarat pembayaran yang lazim digunakan dalam transaksi adalah sebagai berikut : 46 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Syarat Pembayaran 2/10, n/30 Artinya jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu sepuluh hari atau kurang akan mendapat potongan 2%, dan pembayaran neto faktur paling lambat 30 hari 2/10, 1/15, n/30 jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari atau kurang akan mendapat potongan 2%. Tetapi jika pembayaran dilakukan setelah lewat batas 10 hari sampai 15 hari, akan mendapat potongan 1%. Pembayaran neto faktur paling lambat 30 hari n/60 pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 60 hari setelah tanggal transaksi jual beli EOM harga neto faktur harus dibayar pada akhir bulan atau pada bulan di mana transaksi penjualan itu terjadi 6. Syarat Penyerahan Barang Syarat penyerahan barang merupakan suatu hal yang perlu disepakati oleh pembeli dan penjual.Syarat penyerahan amat penting karena menyangkut biaya pengangkutan (pengiriman) dan risiko barang pada saat pengangkutan. Syarat mengatur siapa yang membayar biaya angkut dan siapa yang menanggung risiko atas barang tersebut mulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli. Syarat penyerahan barang yang umum dipakai adalah FOB shipping point dan FOB destination point. Syarat Penyerahan Penanggung Beban Barang Angkut FOB Shipping Point pembeli Pencatatan Transaksi transaksi dianggap telah terjadi dan dibukukan sejak dapat saat barang diserahkan dari 47 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 gudang penjual FOB Destination Point penjual transaksi dianggap sah jika barang telah diserahkan oleh penjual di gudang pembeli. b. Transaksi perusahaan dagang 1. Transaksi Keuangan Pembelian Barang dagang a. Pemberian Barang dagangan secara Tunai Dalam transaksi pembelian barang dagangan secara tunai berarti perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai untuk membeli (mendapatkan) barang yang akan diperdagangkan. Pembelian barang secara tunai di Jurnal dengan mendebet pembelian dan mengkredit Kas. b. Pembelian barang dagangan secara kredit. Dalam pembelian barang secara kredit berarti perusahaan berhutang untuk membeli barang dagangan yang akan diperdagangkan. Pembelian barang secara kredit dijurnal dengan mendebet pembelian dan mengkredit Utang dagang. 2. Transaksi Keuangan Penjualan Barang dagang a. Penjualan barang secara tunai Dalam penjualan barang secara tunai berarti perusahaan menerima sejumlah uang tunai hasil dari penjualan barang dagangan. Penjualan barang dagangan secara tunai dijurnal dengan mendebet Kas dan mengkredit Penjualan. b. Penjualan Barang secara Kredit Penjualan barang dagangan secara kredit merupakan transaksi penjualan yang menimbulkan atau menambah piutang dagang perusahaan sebagai pengganti uang tunai akibat dari penjualan barang dagangan. Penjualan barang dagangan secara kredit dijurnal dengan mendebet piutang dagang dan mengkredit penjualan. 48 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 3. Transaksi Keuangan Retur Penjualan Barang Dagang Transaksi ini merupakan transaksi yang terjadi karena hal khusus, misalnya dari barang dagangan yang sudah terjual terdapat beberapa barang dagangan yang kondisinya cacat atau rusak (tidak sesuai pesanan). a. Jika barang dagangan yang dikembalikan, saat penjualan barang tersebut dijual secara tunai. Dalam transaksi ini dicatat dalam jurnal dengan mendebet Rektur Penjualan dan mengkredit kas. b. Jika barang dagangan yang dikembalikan, ketika menjual barang tersebut dilakukan secara kredit. Dalam transaksi ini dicatat dalam jurnal dengan mendebit Retur penjualan dan mengkredit Piutang Dagang. 4. Transaksi Keuangan Retur Pembelian Barang Dagang Transaksi ini adalah transaksi yang terjadi karena suatu hal yang bersifat khusus, misalnya dari pembelian barang yang dilakukan perusahaan kepada pemasok terdapat beberapa barang yang rusak atau tidak sesuai pesanan. a. Apabila saat pembelian barang dagangan dilakukan secara tunai. Jika setelah dilakukan pembelian barang secara tunai, namun karena barang tersebut rusak atau tidak sesuai pesanan sehingga barang tersebut dikembalikan kepada pemasok, maka Jurnal yang dibuat adalah mendebet kas dan mengkredit Retur Pembelian. b. Apabila saat pembelian barang dagangan dilakukan secara Kredit. Jika setelah dilakukan pembelian barang secara Kredit, namun karena barang tersebut rusak atau tidak sesuai pesanan sehingga barang tersebut dikembalikan kepada pemasok, maka Jurnal yang dibuat adalah mendebet Uatang Dagang dan mengkredit Retur Pembelian. 5. Transaksi Keuangan Penerimaan Potongan Pembelian Barang Potongan pembelian barang merupakan Potongan yang diterima pembeli karena membeli barang dagangan secara kredit dari penjual dengan syarat saat pelunasan utangnya masih dalam rentan waktu yang mendapatkan 49 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 potongan harga. Untuk memahami transaksi ini silahkan anda baca ilustrasi berikut ini: - Pada Tanggal 3 Januari 2011 dibeli barang dagangan dari toko Maju seharga Rp 9.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10. n/30. - Pada tanggal 13 Januari 2011 dibayar pembelian tanggal 3 januari 2011 pada toko maju. Berdasarkan ilustrasi tersebut maka perusahaan akan membuat jurnal sebagai berikut: Jurnal tanggal 3 Januari 2011 Pembelian Rp 9.000.000 Utang Dagang Rp 9.000.000 Jurnal pada tanggal 13 Januari 2011 Utang dagang Rp 9.000.000 Kas RP 8.820.000 Potongan Pembelian Rp 180.000 Perhitungan Potongan Pembelian : Dalam transaksi tanggal 3 januari 2011 tertulis syarat pembayaran 2/10. n/30, Hal ini menandakan bahwa pembelian barang tersebut dilakukan secara kredit. Makna dari syarat pembayaran 2/10. n/30 adalah bahwa jika pembeli membayar utangnya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 maka akan diberikan potongan pembelian sebesar 2% dari harga barang yang dibeli, dan jika membayar setelah hari ke 10 s/d 30 maka tidak mendapat potongan pembelian. Karena dalam ilustrasi ini pembayaran masih dalam rentan waktu 10 hari dari pembelian maka mendapat potongan pembelian 2% dari harga beli barang tersebut, dengan demikian perhitungan potongan pembelian adalah sebagai berikut: Potongan pembelian = 2% x 9.000.000 = Rp 180.000 Kas yang dibayar = 9.000.000 – 180.000 = Rp 8.820.000 50 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 6. Transaksi Keuangan Pemberian Potongan Penjualan Barang Potongan Penjualan barang merupakan Potongan yang diberikan penjual kepada pembeli atas penjualan barang dagangan secara kredit denagn syarat saat penerimaan pembayaran masih dalam rentan waktu yang mendapatkan potongan harga. Untuk memahami transaksi ini silahkan anda baca ilustrasi berikut ini: - Pada Tanggal 15 Januari 2011 dijual barang dagangan kepada toko Jaya seharga Rp 11.000.000 dengan syarat pembayaran 3/20. n/60. - Pada tanggal 21 Januari 2011 diterima pembayaran sebagai pelunasan transaksi tanggal 15 januari 2011 dari toko Jaya. Berdasarkan ilustrasi tersebut maka perusahaan akan membuat jurnal sebagai berikut: Jurnal tanggal 15 Januari 2011 Piutang dagang Rp 11.000.000 Penjualan Rp 11.000.000 Jurnal pada tanggal 21 Januari 2011 Kas Rp 11.000.000 Piutang Dagang RP 10.670.000 Potongan Penjualan Rp 330.000 Perhitungan Potongan Penjualan: Dalam transaksi tanggal 15 januari 2011 tertulis syarat pembayaran 3/20. n/60, Hal ini menandakan bahwa penjualan barang tersebut dilakukan secara kredit. Makna dari syarat pembayaran 3/20. n/60 adalah bahwa jika pembeli membayar utangnya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 20 maka akan diberikan potongan penjualan sebesar 3% dari harga barang yang dibeli, dan jika membayar setelah hari ke 20 s/d 60 maka tidak mendapat potongan penjualan. Karena dalam ilustrasi ini pembayaran masih dalam rentan waktu 10 hari dari pembelian maka mendapat potongan pembelian 2% dari harga beli barang tersebut, dengan demikian perhitungan potongan pembelian adalah sebagai berikut: Potongan penjualan = 3% x 11.000.000 = Rp 330.000 51 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Kas yang dibayar = 11.000.000 – 330.000 = Rp 10.670.000 7. Transaksi Keuangan Pembayaran Beban Angkut Pembelian. Pembayaran Beban angkut pembelian merupakan transaksi dalam perusahaan dagang yang terjadi karena perusahaan memakai jasa angkut barang atas barang dagangan yang di beli. Jurnal yang dibuat adalah dengan mendebet beban angkut pembelian dan mengkredit Kas. Dalam hal ini beban angkut barang dibayar oleh pembeli barang, biasanya pada kondisi ini sistem penyerahan barang yang digunakan adalah FOB Shipping Point. 8. Transaksi Keuangan Pembayaran Beban Angkut Penjualan. Pembayaran Beban angkut penjualan merupakan transaksi dalam perusahaan dagang yang terjadi karena perusahaan memakai jasa angkut barang atas barang dagangan yang dijual. Jurnal yang dibuat adalah dengan mendebet beban angkut penjualan dan mengkredit Kas. Dalam hal ini beban angkut barang dibayar oleh penjual barang, biasanya pada kondisi ini sistem penyerahan barang yang digunakan adalah FOB Destination Point atau C & F. c. Syarat penjualan Perusahaan ( penjual ) sering menerapkan istilah termin pembayaran. Adapun syarat penjualan ( termin pembayaran ), antara lain : 1. 2/10, n/30 artinya diberikan potongan sebesar 2% dari harga faktur jika pembayarandilakukan dalam tempo 10 hari sejak tanggal faktur dan jika pembayaran dilakukan setelah periode tersebut (10 hari) maka pembayaran harus dilakukan secara penuh (nominal faktur) dengan batas waktu 30 hari sejak tanggal faktur. 2. n/15, EOM artinya jumlah rupiah dan harga faktur penjualan harus dibayar 15 hari sesudah akhir bulan ( End Of Month ) dibuatnya faktur. 3. EOM ( End Of Month ), artinya faktur tersebut harus dilunasi paling lambat pada akhir bulan pembelian. 52 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 4. C.O.D ( Cash On Delivery ), artinya harga barang yang dibeli harus dibayar sebesar harga faktur pada saat barang dikirim dan diterima pembeli. Beban angkut pembelian (freight-in), merupakan beban yang harus ditanggung pembeli pada saat pembelian barang dagangan dilakukan. Beban angkut pembelian ini akan menambah harga perolehan/harga pokok barang dagangan. Adanya beban agkut pembelian ini tergantung pada syarat penyerahan barang yang ditentukan oleh penjual. Beberapa syarat penyerahan barang yang biasa dilakukan sebagai berikut : 1. Free on Board (FOB) destination point (prangko gudang pembeli), yaitu penjual menanggung semua ongkos pengiriman barang dagangan tersebut sejak dari gudang penjual sampai barang dagangan ada digudang pembeli. 2. Penjualan (sales ), rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan baik secara tunai maupun kredit. 3. Retur penjualan dan pengurangan harga (sales return and allowances), rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengembalian barang yang telah dijual tetapi dikembalikan oleh pembeli karena barang tidak sesuai dengan yang dipesan atau barang tersebut rusak. 4. Potongan penjualan (sales discount), rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi karena ada potongan penjualan. 5. Beban angkut penjualan (freight-out), rekening ini digunakan untuk mencatat setiap transaksi penjualan apabila dalam jual beli, penjual yang menanggung beban tersebut. d. Jurnal khusus penjualan, jurnal khusus Penerimaan kas, jurnal khusus piutang Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang ulang, dengan tujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, karena setiap hari terjadi transaksi yang relatif banyak. Jurnal khusus yang biasa digunakan dalam akuntansi perusahaan dagang terdiri atas 4 macam, yaitu : 53 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 1. Jurnal penerimaan kas (cash receipt journal ), adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang atau uang tunai. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas sebagai berikut : a) Penjualan b) Penerimaan pelunasan piutang c) Penerimaan pendapatan d) Retur pembelian secara tunai 2. Jurnal pengeluaran digunakan untuk kas (cash mencatat payment semua journal), adalah transaksi jurnal pengeluaran yang uang kas/pembayaran uang tunai. Transaksi yang dicatat dal jurnal pengeluaran kas sebagai berikut : a) Pembelian secara tunai b) Pembayaran atau pelunasan utang dagang c) Pembayaran beban – beban d) Retur penjualan secara tunai e) 3. Pengambilan uang tunai untuk pribadi Jurnal pembelian (purchases journal), adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian secara kredit, baik pembelian barang dagangan maupun bukan barang dagangan. Transaksi yang dicatat yaitu sebagai berikut : a) Pembelian barang dagangan secara kredit b) Pembelian perlengkapan, peralatan, dan aktiva lain secara kredit 4. Jurnal penjualan (sales journal), adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan barang dagangan secara kredit. JURNAL PENJUALAN Apakah Anda ingin mengetahui bagaimana bentuk bagan jurnal penjualan? Kali ini Anda akan dikenalkan dengan bentuk bagan itu. Akan tetapi perlu dijelaskan bahwa jurnal penjualan hanya untuk mencatat transaksi penjualan barang dagang secara kredit sehingga kolom jumlahnya cukup dibuat menjadi satu saja. Dengan menuliskan angka pada kolom itu berarti Anda telah menganalisis sebagai piutang usaha di debet dan penjualan di kredit. Agar lebih mengenal lagi bagan jurnal 54 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 penjualan, perhatikan bagan di bawah ini : JURNAL PENJUALAN (SALES JOURNAL) Halaman: 1 Agar lebih mengenal lagi bagan jurnal penjualan, perhatikan bagan di bawah ini: Oleh karena jumlah piutang usaha dan penjualan selalu diisi dengan jumlah yang sama (harga jual barang dagang yang tercantum dalam faktur) maka kolom tersebut dapat disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini: Perlu diingat bahwa setiap lembaran jurnal selalu diberi nomor halaman untuk keperluan pengisian sumber posting ( referensi) pada perkiraan buku besar yang berkaitan. Adapun pengisian kolom pokok dalam jurnal penjualan sebagai berikut : 1) Tanggal : lajur ini memuat tanggal terjadinya transaksi. 2) Nomor faktur : diisi dengan nomor faktur penjualan. 3) Nama Debitur /keterangan : diisi dengan nama kepada siapa menjual barang 55 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 beserta alamat tempat menjual. 4) Syarat pembayaran : diisi dengan potongan yang diberikan oleh penjualan pada pembeli karena pembeli tersebut memenuhi syarat untuk mendapat potongan. 5) Ref (Reference) : diisi dengan nomor perkiraan pembantu piutang. 6) Jumlah : diisi dengan harga (jumlah) uang sesuai dengan transaksi. Kolom itu dapat diganti dengan piutang usah (Debet)/Penjualan (Kredit). Jurnal Penerimaan Kas Apakah Anda sudah mengetahui tentang transaksi penerimaan uang yang sering terjadi dan jarang terjadi pada perusahaan dagang? Jika belum, cobalah baca terus uraian ini. Jika sudah, coba bandingkan jawaban Anda dengan keterangan di bawah ini. Adapun jenis transaksi penerimaan uang yang sering terjadi pada perusahaan dagang secara umum sebagai berikut: 1. 2. 3. Penjualan barang dagang secara tunai yang analisisnya: - debet : kas - kredit : penjualan Penerimaan piutang usaha tanpa memberikan potongan, yang analisisnya: - debet : kas - kredit : piutang usaha Penerimaan piutang usaha dengan memberikan potongan: - debet : - kas - potongan penjualan 56 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 - Sedangkan transaksi penerimaan uang yang jarang terjadi, analisisnya: - debet : kas - kredit : serba - serbi Jika transaksi - transaksi yang sering terjadi dan jarang terjadi dalam penerimaan kas digabungkan akan membentuk bagan jurnal penerimaan kas berikut ini: Dalam tabel 2.4, kolom jumlah kredit diletakkan di sebelah kiri dengan maksud agar kolom serba-serbi dekat dengan kolom keterangan yang digunakan untuk menuliskan perkiraan yang timbul. Meskipun demikian hal ini bukan suatu keharusan. Perusahaan boleh saja meletakkan yang di debet terlebih dahulu kemudian yang di kredit, demikian pula meletakkan urutan perkiraan setiap yang di debet atau di kredit terserah pada perusahaan yang bersangkutan. Adapun petunjuk pengisian kolom-kolom pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 sebagai berikut: Untuk melengkapi pemahaman Anda tentang pencatatan jurnal penerimaan kas, berikut ini diberikan contoh sederhana yang selanjutnya digunakan sebagai contoh proses akuntansi berikutnya. Dengan menggunakan tabel 2.3, berikut ini Anda dihadapkan dengan lima transaksi penerimaan uang tunai dari Toko Resik, Jakarta untuk bulan Januari 1998 sebagai berikut : 1) Tanggal : 2) Nomor faktur : 3) Ref : 57 diisi dengan tanggal terjadinya transaksi. diisi dengan nomor bukti transaksi (kuitansi dan buktibukti yang lain) diisi dengan nomor perkiraan yang digunakan untuk pengecekan apakah jumlahnya sesuai dengan Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 perhitungan yang dilakukan di buku lain. Jika sudah sesuai diberi tanda (.) dan jika belum dicocokkan maka harus dikosongkan dahulu. diisi dengan jumlah penerimaan uang yang bersumber 4) Kas : dari penjualan tunai, tagihan atas piutang, dan jenis-jenis penerimaan lainnya. 5) Potongan penjualan : 6) Penjualan : diisi dengan jumlah potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada si pembeli. diisi dengan jumlah penerimaan uang yang bersumber dari penjualan barang dagang secara tunai. diisi dengan penerimaan uang yang bersumber dari 7) Piutang usaha : tagihan atas penjualan barang dagang secara kredit (nilai bruto) 8) Serba-serbi : diisi dengan jumlah pemasukkan uang tunai di luar transaksi penjualan barang dagang. Untuk melengkapi pemahaman Anda tentang pencatatan jurnal penerimaan kas, berikut ini diberikan contoh sederhana yang selanjutnya digunakan sebagai contoh proses akuntansi berikutnya. Dengan menggunakan tabel 2.3, berikut ini Anda dihadapkan dengan lima transaksi penerimaan uang tunai dari Toko Resik, Jakarta untuk bulan Januari 1998 sebagai berikut : Januari 7 : Dijual dengan tunai barang dagang kepada Toko Rama, Jakarta sebesar Rp. 800.000,- 12 : Diterima bunga dari Bank BCA sebesar Rp. 50.000,20 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Wijaya, Jakarta seharga Rp. 600.000,- dengan memberikan potongan Rp. 20.000,21 : diterima penambahan investasi usaha sebesar Rp. 8.000.000,22 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Jaya, Jakarta Rp. 900.000,Diminta : Catat transaksi-transaksi di atas kedalam jurnal penerimaan kas! Bagaimana? Apakah sudah jelas dan mengerti cara mencatat transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas, jika belum ulangi kemali bagian-bagian yang belum 58 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Anda kuasai, tetapi jika sudah, coba ikuti terus uraian contoh berikut ini. Mulailah dengan membuat bagan jurnal penerimaan kas dengan kolom-kolom yang terdiri dari kolom tunggal - no. faktur - keterangan - Ref - kas - potongan penjualan - penjualan piutang usaha - serba-serbi. Kemudian coba analisa setiap transaksi. Transaksi-transaksi yang sering terjadi harus dibuatkan satu kolom khusus, sedangkan yang jarang terjadi dibuatkan kolom serba-serbi. Untuk transaksi penerimaan kas, pencatatan selalu dilakukan pada akun kas dan sebagai akun tandingannya disesuaikan dengan jenis penggunaannya. Jika digunakan untuk menerima hasil penjualan tunai harus dicatat pada akun kas (D) dan penjualan (K), jika digunakan untuk pelunasan piutang usaha harus dicatat pada akun kas (D) dan piutang usaha (K) dan jika digunakan untuk menerima bunga bank maka harus dicatat pada akun kas (D) dan akun bunga (K) di kolom serba-serbi. Cobalah catat transaksi-transaksi UD Resik, Jakarta ke dalam jurnal penerimaan kas menurut petunjuk-petunjuk di atas. Jika sudah , coba bandingkan dengan uraian berikut ini: tanggal 7 Januari : penerimaan uang tunai dari penjualan barang dagang sebesar Rp. 800.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas (debet) sebesar Rp. 800.000,- perkiraan penjualan bertambah sehingga akun penjualan (kredit) sebesar Rp. 800.000,Jumlah lajur debet dan kredit jika dicatat dalam jurnal penerimaan kas sebagai berikut: Jelas bukan tentang uraian di atas? Jika belum, ayo ulangi lagi bagian yang dianggap belum jelas, saya yakin Anda akan dapat memahaminya: Tanggal 12 januari 2000 penerimaan uang tunai dari pendapatan bunga Bank BCA sebesar Rp. 50.000,. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) 59 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 sehingga akun kas (debet) Rp. 50.000,- dan kolom serba serbi pada pendapatan bunga sehingga akun pendapatan bunga (kredit) dengan jumlah Rp. 50.000,- Tanggal 20 januari 2000; penerimaan pelunasan piutang dari Toko Wijaya, Jakarta seharga Rp. 600.000,- dengan potongan Rp. 20.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (Kas) sehingga akun Kas (debet) Rp. 580.000,- dan akun potongan penjualan (debet) sebesar Rp. 20.000,- lalu akun piutang usaha (kredit) dengan jumlah Rp. 600.000,-. Berarti pada transaksi ini ada 3 akun yang harus diisi sehingga jumlah debet dan kreditnya akan disajikan sebagai berikut. Tanggal 21 Januari, penerimaan uang tunai untuk penambahan modal sebesar Rp. 8.000.000,-. Akibat transaksi ini adalah ber tambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas (debet) sebesar Rp. 8.000.000,- dan bertambahnya kolom serbaserbi dengan nama akun modal Ali (Kredit) sebesar Rp. 8.000.000,- pula. 60 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Adapun penyajian dalam jurnal penerimaan kas akan tampak sabagai berikut: Tanggal 22 Januari : penerimaan uang tunai dari pelunasan piutang Toko Jaya, Jakarta Rp. 900.000,- dan berkurangnya akunpiutang sehingga akun piutang usaha (Kredit) sebesar Rp. 900.000,-. Adapun penyajian dalam jurnal penerimaan kas akan tampak sebagai berikut : Perlu diketahui bahwa dari kelima transaksi itu kalau dijadikan dalam satu format jurnal penerimaan akan tampak seperti berikut ini : 61 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Sudah cukup jauh rupanya perjalanan Anda menelusuri jalannya jurnal khusus ini. Lelah bukan? atau mungkin justru mengasyikkan. Mudah-mudahan Anda memperoleh kepuasan dan jadi mencintainya. Nah, untuk lebih mengerti dan memahaminya, coba berlatih untuk mengerjakan soalsoal di bawah ini agar tidak kehilangan kesempatan. Bacalah dahulu semua soalsoalnya dan ikuti petunjuk-petunjuk yang baru saja Anda pelajari kemudian analisislah. Sebelum Anda mengalisis setiap transaksi buatlah dahulu bagannya. Coba catat transaksi-transaksi dari UD Sejahtera ke dalam jurnal penerimaan Kas. Transaksi penerimaan uang di UD. Sejahtera selama bulan Januari 1996 sebagai berikut: Januari 6 : Dijual dengan tunai barang dagang kepada Toko Sari sebesar Rp. 300.000,- (BKM 01) 13 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Jaya sebesar Rp. 600.000,- dengan memberikan potongan sebesar Rp. 20.000,- (BKM 02). 20 : Diterima bunga dari Bank BCA sebesar Rp. 50.000,23 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Mawar Rp. 700.000,25 : Diterima cek BBD No. 90470 dari Toko Melati sebagai pelunasan piutanga barang dagang Rp. 800.000,27 Diterima pendapatan atas sebagian ruangan yang disewakan untuk bulan ini sebesar Rp. 75.000,- Diminta : catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal penerimaan kas. Bagaimana? Apakah soalnya dapat dipahami? jika belum, coba Anda baca uraian materi di atas kembali dengan perlahan-lahan sampai Anda mengerti. Jelas bukan? Nah, jika sudah, silahkan Anda kerjakan transaksi-transaksi dari UD Sejahtera. Jangan lupa buat dahulu bagan jurnal penerimaan kas, lalu analisislah transaksitransaksi satu demi satu dan catatlah ke dalam jurnal itu. Kemudian bandingkan dengan kunci jawaban di bawah ini. Jika benar berarti Anda hebat, Anda sudah berhasil menguasai jurnal penerimaan kas ini. Jika masih ada yang salah, jangan khawatir, coba ulangi kembali bagian-bagian yang menurut Anda sangat sulit dan belum jelas pasti Anda dapat memahaminya. Baiklah, sekarang coba Anda cocokkan jawaban itu dengan kunci jawaban di bawah ini. Dari keenam transaksi di atas dapat dianalisis sebagai berikut: 62 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 1. Transaksi tanggal 6 Januari diterima uang tunai akibat adanya penjualan barang dagang sebesar Rp. 300.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 300.000,- dan bertambahnya akun penjualan sehingga akun penjualan di kredit. Sebesar Rp. 300.000,- 2. Transaksi tanggal 13 Januari diterima uang tunai akibat adanya pelunasan piutang dari Toko Jaya sebesar Rp. 600.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 580.000,- , akun potongan penjualan di debet sebesar Rp. 20.000,- dan berkurangnya akun piutang sehingga akun piutang di kredit sebesar Rp. 600.000,- 3. Transaksi tanggal 20 januari diterima uang tunai akibat adanya pendapatan bunga sebesar Rp. 50.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 50.000,- dan bertambahnya ekuitas pada akun pendapatan bunga sehingga akun pendapatan bunga di kredit sebesar Rp. 50.000,4. Transaksi tanggal 23 januari diterima uang tunai karena adanya pelunasan piutang dari Toko Mawar. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 700.000,- dan berkurangnya piutang sehingga akun piutang di kredit sebesar Rp. 700.000,- 5. Transaksi tanggal 25 Januari diterima uang tunai melalui bank karena adanya pelunasan piutang dari Toko Melati. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 800.000,- dan berkurangnya tagihan sehingga akun piutang usaha di kredit sebesar Rp. 800.000,- 6. Transaksi tanggal 27 Januari diterima uang tunai karena telah menyewakan ruangan. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 75.000,- dan bertambahnya ekuitas sehingga akun pendapatan sewa di kredit sebesar Rp. 75.000,- 63 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Jika keenam transaksi itu dihimpun dalam satu bagan jurnal penerimaan kas akun tampak sebagai berikut : Untuk memeriksa kebenaran atas pelaksanaan tugas yang telah dikerjakan pada latihan ini, Anda harus meminta bantuan dengan meminta rekan untuk memeriksa pekerjaan yang telah dibuat atau melalui diskusi. Sebelum mengakhiri modul ini perlu diinformasikan bahwa ada satu jurnal yang berfungsi sebagai tempat untuk mencatat transaksi dan kejadian yang tidak dapat dimasukkan ke salah satu jurnal khusus yang disediakan perusahaan. Jurnal tersebut adalah jurnal umum. Pada kegiatan belajar 1 sudah dijelaskan tansaksi-transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal umum. Sekarang diharapkan dapat memahami cara mencatat transaksitransaksi itu ke dalam jurnal umum. Untuk lebih mengerti dan memahami lagi, coba ulangi kembali contoh-contoh yang telah diberikan. Selamat, Anda telah menyelesaikan modul ini dengan baik. Mudah-mudahan Anda akan lebih mudah dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah disediakan. e. Posting dari Jurnal ke buku besar Cara memposting ke buku besar melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut. 1. mencatat tanggal transaksi dan jumlah yang akan didebit atau dikredit ke dalam akun yang sesuai; 2. mengisi kolom “Referensi: dalam akun nomor halaman jurnal; 3. mengisi kolom “Referensi” dalam jurnal dengan akun yang bersangkutan. Pada buku besar, bentuk-bentuk akun yang biasa digunakan, yaitu akun bentuk T, akun 2 kolom, akun 3 kolom, dan akun 4 kolom. Penyebutan istilah “dua kolom” mengacu pada jumlah kolom yang digunakan untuk mencatat nilai uang. Berikut disajikan bentuk-bentuk buku besar tersebut. 64 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Keterangan: 1. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan 2. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan 3. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi 4. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi 65 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 5. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang menjadi sumber pencatatan. 6. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi 7. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat dalam akun tersebut Perhatikan cara memposting dari jurnal ke dalam buku besar bentuk tiga kolom di bawah ini! 66 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 f. Daftar Piutang Prosedur Pencatatan Piutang Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang. Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah: 1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur. 2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur 3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan peernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang kepada setiap debitur, catatan piutang perusahaan diuji menggunakan tangapan yang diterima dari ketelitiannya debitur dengan dari pengiriman pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik dimatta para debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan. Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang. Dokumen Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah: 1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit. 67 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. 3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan. 4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi. Catatan Akuntansi Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah: 1. Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penjualan kredit. 2. Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan. 3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur. 4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada debitur. Organisasi Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah: 1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang. 2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan mengirimkannya kesetiap debitur. 68 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap debitur. Metode Pencatatan Piutang Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini: a) Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah: 1. Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut. 2. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan. 3. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum. 4. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum. b) Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini: Metode Posting Harian: 1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai 69 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 dengan pita daftar total (pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting ke rekening kontrolpiutang dalam buku besar. Setiapbulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang: a. Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan. b. Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan. 2. Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang dengan kartu piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang. Metode Posting Periodik: 1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan. 2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan menghitung saldo 70 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 kartu piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan. 3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping), dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnay yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsippkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang ditempuh: a. Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar. b. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip faktur yang belum dibayar. 4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode pencacatatan ini menggunakan batch system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara hariain dan setiap hari pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang. 71 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Prosedur Pencatatan Piutang Pernyataan piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pad atanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini: 1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum dalam catatannya 2. Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo kewajiban debitur pada awal bulan, (2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan (3) saldo kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut: a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. lembar pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang) b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut. c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di catat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut. d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang) e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur 72 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang) 3. Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement With Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah sebagai berikut: a. Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar. b. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang. c. Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan. d. Pada awal blan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk pernyataan piutang satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap bulannya. 4. Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur. Distribusi Penjualan Distribusi Penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran tersebut untuk keperluan pembuatan laporan hasil 73 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 penjualan menurut daerah pemasaran. Jika perusahaan menjual berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran pada berbagai jenis pelanggan dengan berbagai variasi order size melalui berbagai pramuniaga, maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oleh manajer pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Hasil Penjualan Menurut Produk 2. Hasil Penjualan Menurut Pelanggan 3. Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order 4. Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran 5. Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi 6. Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga Metode Distribusi Penjulan Ada 5 metode distribusi penjualan : 1. Metode Berkolom (Columnar Methods). Dalam metode ini, distribusi data penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian metode ini ditentukan oleh dua faktor: (1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan (2) frekuensi kegiatan setiap unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari: a. Metode Jurnal Berkolom, dalam metode in jurnal penjualan dipakai sebagai alat distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur klasifikasi yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan. b. Metode worksheet. Umlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat terbatas, worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlha unsur dalam kasifikasi yang dapat ditampun oleh worksheet inipun terbatas. Faktur penjuaan dicatat kedalam worksheet yang bersangkutan ssetiap hari dan pada akhir bulan setiap kolom worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikkan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk. 74 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 c. Metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan. Dalam metode ini jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan. Dalam metode ini jurnal penjualan dihasilkan dari hasil posting transaksi penjualan kedalam kartu piutang. Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting dengan mesin pembukuan transaksi penjualan kedalam dartu piutang. 2. Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount Methods). Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan demikian jumlah unsur berapapun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening ini. 3. Metode Summary Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket Methods). Dengan menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi yang ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam summary strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan, summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir minggu. Sedangkan dalam metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah media yang dipakai seebagai distribusi menjadi media tunggal. Media tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan atau satu pengkreditan saja. Media campuran (mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu pendebitan atau lebih dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan untuk merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur penjualan dapat digunakan dengan merekam beberapa produk sekaligus, faktur ini merupakan media campuran. Dalam metode ini faktur penjualan diubah menjasi media tingga; berupa tiket tunggal. Tiket yang telah diisi data tersebut kemudian disortasi menurut klasifikasi yang telah ditentuka, 75 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip atau rekening. Dari summary strip atau rekening ini kemudian dibuat laporan penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini: 1. membuat media asli sebagai media tunggal. 2. membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri. 3. membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan. 4. Metode Register (Register Methods). Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas ini menyajikan jumlah penjualan dengan dua macam klasifikasi. Register kas yang lebih canggih dapat memilki register sampai 16, sehingga memungkinkan dihasilkannya laporan penjualan harian untuk 16 macamklasifikasi barang, jika register kas ini di hubungkan dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan menurut informasi yang dikehendakinya. 5. Metode Dengan Komputer. Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa, kita hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, sperti klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak pada laporan dan dengan menggunakan metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode ditribusi. Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan: 1. Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan. Informasi yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan, metode distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan informasi tersebut. 76 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 2. Jumlah Unsur Dalam Klasifikasi Jumlah unsur dalam klasifikasimenentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini akan menentukan jumlah kolom, rekening, atau register yang harus disediakan dalam distribusi. Kegiatan stiap unsur dalam periode tertentu juga menentukan metode distribusi yang dipilih. Jika dalam klasifikasi terdapat 100 unsur, namun hanya 10 unsur yang aktif dalam setiap harinya, hal ini memerlukan metode distribusi yang berbeda dengan jika dari 100 unsur tersebut hanya 90%nya yang aktif. 3. Media Yang Dipakai Sebagai Sumber Data Jika media yang dipakai sebagai dasar berupa media camouran, hal ini memerlukan pengubahan media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan pembuatan laporan. Jika media berupa media tunggal,hal ini akan mendorong orang untuk memilih metode distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi penjualan. 77 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 LATIHAN SOAL Contoh Soal Jurnal Penerimaan Kas Des 1 Ali pemilik toko Jelita menginvestasikan uang tunai sebagai modal usaha dagang sebesar Rp 2.000.000,00, dan barang dagangan sebesar Rp 200.000,00 3 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 250.000,00 6 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 400.000,00 11 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 650.000,00 14 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 1.000.000,00 15 Diterima pelunasan piutang dari toko Melati atas faktur tertanggal 5 Desember 2009 sebesar Rp 400.000,00, syarat 5/10, n/30 21 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 800.000,00 25 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 700.000,00 29 Diterima pelunasan piutang dari toko Melati atas faktur tertanggal 19 Desember 2000 sebesar Rp 800.000,00, syarat 5/10, n/30 30 Diterima pelunasan piutang dari toko Mawar atas faktur tertanggal 16 Desember 2000 sebesar Rp 750.000,00, syarat 2/10, n/30. Di dalam jumlah ini belum dikurangi retur sebesar Rp 50.000,00 Buatlah jurnal penerimaan kas ?? 78 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 79 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 TUGAS DI RUMAH Transaksi yang terjadi pada PT Ageng Sejahtera selama bulan Juni 2006 sebagai berikut. Juni 2 Dijual barang dagang kepada UD Kita Makmur Rp2.750.000,00 dengan syarat 2/10, 1/15, n/30. 5 Diterima pelunasan piutang dagang dari Tuan Karto atas penjualan tanggal 30 Mei 2006 sebesar Rp1.500.000,00 dikurangi potongan penjualan Rp30.000,00 8 Dijual barang dagang kepada UD Mitra Anda sebesar Rp1.600.500,00. 9 Diterima pelunasan piutang atas transaksi tanggal 2 Juni. 11 Dijual barang Rp4.000.000,00 dagang dan kepada diterima tunai Toko Aseli Rp1.500.000,00 sebesar sisanya dengan syarat 2/15, n/30 14 Diterima pendapatan bunga Rp200.000,00. 16 Dijual barang dagang kepada Nn. Dewi Rp2.500.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 23 Diterima pelunasan piutang dari Toko Aseli atas transaksi tanggal 11 Juli 25 Diterima pelunasan piutang dagang dari Nn. Dewi atas penjualan tanggal 16 Juni. 27 Dijual barang dagang kepada Toko Dana Rp1.300.000,00 Diminta: Catatlah transaksi di atas dalam jurnal penjualan dan penerimaan kas! 80 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 PERTEMUAN V AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS) 1. Jurnal Khusus dalam perusahan dagang Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang secara kredit. Perlu dijelaskan lebih lanjut apabila perusahaan dalam melakukan pembelian berupa barang-barang lain (selain barang dagang) dan jarang dilakukan maka pembuatan jurnal pembelian ini hanya khusus digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang secara kredit saja. Namun apabila selain pembelian barang dagang, perusahaan juga sering membeli barang lain secara kredit, maka pembuatan jurnal pembelian ini sebaiknya juga untuk mencatat seluruh pembelian barang dagang dan barang lainnya secara kredit. Pada perusahaan kecil, transaksi keuangan yang terjadi relatif lebih kecil, baik dalam jumlah maupun dalam jenisnya. Sebaliknya pada perusahaan besar tentunya terjadi transaksi keuangan yang relatif lebih banyak. Oleh karena itu dalam perusahaan kecil dimungkinkan dalam pencatatan transaksi-transaksinya dengan menggunakan satu macam buku harian saja yang dinamakan Jurnal Umum. Sebaliknya, dalam perusahaan besar dimungkinkan untuk menggunakan jurnal tertentu yang disebut Jurnal Khusus. Penggunaan jurnal ini dapat menghemat waktu, mempermudah pembagian pekerjaan, memudahkan pemindahbukuan (posting), serta menghemat biaya. Jurnal khusus ada 4 macam : 1) Jurnal Pembelian. 2) Jurnal Pengeluaran Kas. 3) Jurnal Penjualan dan 4) Jurnal Penerimaan Kas. 81 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Bagan 1 : Pembagian jurnal khusus Anda tentu tahu bahwa suatu perusahaan dagang pasti akan selalu melakukan transaksi pembelian terhadap barang dagang atau barang lainnya, baik secara tunai maupun secara kredit. Jika perusahaan dagang membeli barang dagangan atau barang lain secara kredit maka Anda harus mencatatnya ke dalam jurnal pembelian. Perlu diketahui, jurnal pembelian itu hanya untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit maka analisis transaksi tersebut adalah pembelian di sebelah debet, sedangkan utang usaha di sebelah kredit. Agar lebih jelasnya lagi coba simak bagan jurnal pembelian beserta kolom-kolomnya sebagai berikut. Oleh karena, jumlah kolom pembelian dan kolom utang usaha selalau sama diisi sesuai dengan harga beli secara kredit, maka kolom tersebut dapat disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini : Perlu diingat, bahwa menuliskan angka di komom jumlah sudah dianggap telah mendebet perkiraan (akun) pembelian dan mengkredit perkiraan (akun) utang usaha yang masing-masing sejumlah angka yang sama. Hal yang perlu dicatat dalam jurnal pembelian yaitu : a. Catatlah tanggal transaksi b. Catatlah nama kreditur atau keterangan lainnya c. Beri tanda check (v) yang menandakan bahwa transaksi dalam jurnal tersebut telah dipindah bukukan ke buku besar pembantu d. Catatkan syarat pembayaran e. Catatlah jumlah transaksi pembelian barang secara kredit f. Catatkan nama akun seperti : perlengkapan, peralatan yang dibeli secara kredit g. Catatkan kode akunnya h. Catatlah jumlah transaksi pembelian barang lain tersebut i. Catatlah jumlah transaksi pembelian barang masing-masing sebagai utang dagang Defenisi atau Pengertian Jurnal Pengeluaran Kas ~ Kas merupakan aktifitas yang sangat penting, yang berputar ke segenap bagian perusahaan, sehingga 82 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 kelangsungan perusahaan dapat terjamin. Dapat dikatakan bahwa semua kegiatan perusaan akan bermula dan berakhir pada kas. Kas juga merupakan aktivita yang paling lancar dan paling mudah dimanipulasikan, karena itu, pengawasan intern terhadap kas dan cara pengelolaannya memerlukan perhatian yang cukup serius. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kas didalam perusahaan antara lain pengendalian pengeluaran kas, termasuk didalamnya merencanakan pemanfaatan bila suatu saat terjadi kelebihan kas. Transaksi-transaksi pengeluaran kas selama periode tertentu biasanya terdiri atas pengeluaran untuk keperluan-keperluan seperti berikut. a. Pembelian barang dagang b. Pembayaran biaya usaha c. Pembayaran pinjaman d. Pembelian aktiva tetap e. Pengambilan prive atau pembayaran deviden Semua transaksi tersebut akan dicatat dalam sebuah buku harian khusus yang disebut jurnal pengeluaran kas. Jad, Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semuatransaksi yang berkaitan dengan pengeluaran atau pembayaran uang tunai (termasuk cek, giro bilyet, wesel pos, traveler check). Perencanaan bentuk dan banyaknya kolom yang harus disediakan pada jurnal pengeluaran kas, tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang terjadi. Tentu saja kolom untuk kas (Cr) harus selalu ada. 2. Jurnal Khusus Pembelian, Jurnal khusus pengeluaran kas, dan jurnal khusus hutang Dalam perusahaan kecil dimungkinkan dalam pencatatan transaksitransaksinya dengan menggunakan satu macam buku harian saja yang dinamakan Jurnal Umum. Sebaliknya, dalam perusahaan besar dimungkinkan untuk menggunakan jurnal tertentu yang disebut Jurnal Khusus. Penggunaan jurnal ini dapat menghemat waktu, mempermudah pembagian pekerjaan, memudahkan pemindahbukuan (posting), serta menghemat biaya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus: 83 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Cobalah Anda buat kesimpulan tentang difinisi jurnal khusus ini. Selanjutnya, coba Anda bandingkan dengan jawaban berikut ini :Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara berulang-ulang. Jurnal khusus ada 4 macam : a. Jurnal Pembelian. b. Jurnal Pengeluaran Kas. c. Jurnal Penjualan dan d. Jurnal Penerimaan Kas. JURNAL PEMBELIAN Berikut ini akan diuraikan fungsi jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas. Anda tentu tahu bahwa suatu perusahaan dagang pasti akan selalu melakukan transaksi pembelian terhadap barang dagang atau barang lainnya, baik secara tunai maupun secara kredit. Jika perusahaan dagang membeli barang dagangan atau barang lain secara kredit maka Anda harus mencatatnya ke dalam jurnal pembelian. Perlu diketahui, jurnal pembelian itu hanya untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit maka analisis transaksi tersebut adalah pembelian di sebelah debet, sedangkan utang usaha 84 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 di sebelah kredit. Agar lebih jelasnya lagi coba simak bagan jurnal pembelian beserta kolom-kolomnya sebagai berikut. Oleh karena, jumlah kolom pembelian dan kolom utang usaha selalau sama diisi sesuai dengan harga beli secara kredit, maka kolom tersebut dapat disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini : Perlu diingat, bahwa menuliskan angka di komom jumlah sudah dianggap telah mendebet perkiraan (akun) pembelian dan mengkredit perkiraan (akun) utang usaha yang masing-masing sejumlah angka yang sama. Jika perusahaan merasa perlu untuk mencatat pembelian selain barang dagang secara kredit terus menerus maka bagan jurnal pembelian beserta kolom-kolomnya secara lengkap disajikan berikut ini : 85 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Coba Anda simak Jurnal Pembelian (format 3), pasti Anda merasakan adanya perbedaan bentuk-bentuk jurnal pembelian ini. Jika Anda merasa belum paham ikuti terus aturan pengisian kolom berikut ini: 1. Kolom 1 disi dengan tanggal transaksi yang tertera dalam faktur, 2. Kolom 2 diisi dengan nomor faktur, 3. Kolom 3 diisi dengan siapa yang menjual dan dimana alamat penjualnya, 4. Kolom 4 diisi dengan bagaimana syarat pembayaran yang diberikan oleh penjual, 5. Kolom 5 diisi dengan tanda cek (V) untuk pengecekan apakah jumlahnya telah sesuai dengan perhitungan di buku lain (buku besar pembantu, jika belum dicocokkan maka Anda kosongkan saja 6. Kolom 6 diisi denan harga beli barang dagang saja yang tertera dalam faktur, 7. Kolom 7 diisi dengan nama akun barang/jasa selain barang dagang, 8. Kolom 8 diisi dengan nomor kode akun, 9. Kolom 9 diisi dengan jumlah harga beli barang/jasa selain barang dagang yang tertera dalam faktur, 10.Kolom 10 diisi dengan harga barang dagang/bukan barang dagang yang dibeli sesuai dengan yang tercantum dalam faktur. Coba Anda simak terus contoh transaksi yang berhubungan dengan pembelian yang terjadi pada toko Laris , Jakarta selama bulan Januari 2000: Januari 2 : Dibeli barang dagang dari toko Lili, Jakarta seharga Rp. 500.000,dengan syarat 2/10, n/30, nomor faktur 01. 4 : Dibeli satu set perlengkapan kantor dari Toko Gramedia, Jakarta seharga Rp. 100.000,- dengan syarat n/60, nomor faktur 02 7 : Dibeli barang-barang dari Toko Anugrah, Semarang seharga Rp. 1.000.000,- dengan syarat (OM, nomor faktur 03 8 : Dibeli barang dagang dari Toko Anggrek, Kediri seharga Rp. 2.000.000,- dengan menyerahkan cek nomor 13008. 10: Dibeli peralatan toko dari Toko Adi, Bogor seharga Rp. 200.000,dengan syarat 2/10, n/60,nomor faktur 04 15: Dibeli barang dagang dari Toko Indah, Bekasi seharga Rp. 1.000.000,86 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 dengan syarat 2/10, n/60 nomor faktur 05. Diminta : Catat transaksi-transaksi itu ke dalam jurnal pembelian ! JURNAL PENGELUARAN KAS Selanjutnya akan diuraikan materi tentang jurnal pengeluaran Kas. Anda pasti sudah tahu, setiap perusahaan selalu melakukan kegiatan pengeluaran uang. Pengeluaran uang yang dimaksud di atas akan digunakan untuk membeli barang dagang atau barang/jasa selain barang dagang secara tunai, membayar utang, membeli perlengkapan secara tunai dan membayar biaya gaji/biaya lain-lain. Transaksi- transaksi di atas harus dicatat di dalam Jurnal Pengeluaran Kas. Jadi Jurnal Pengeluaran Kas merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksitransaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang tunai. Ditinjau dari frekuensinya transaksi-transaksi yang berkaitan dengan hal di atas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok transaksi yang sering terjadi dan kelompok transaksi yang jarang terjadi. Untuk transaksi yang sering terjadi dalam perusahaan dagang harus dibuatkan kolom jumlah tersendiri. Adapun transaksi-transaksi pembayaran yang sering terjadi dalam perusahaan dagang serta analisisnya berikut ini: 1. Pembelian barang dagang secara tunai, dapat dianalisis menjadi: - debet : pembelian - kredit : kas 2. Pembayaran utang dagang dapat dilakukan dengan 2 cara: a) jika tanpa potongan pembelian, analisisnya menjadi: - debet : utang usaha - kredit : kas. b) Jika ada potongan pembelian, analisisnya menjadi: - debet : utang usaha 87 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 - kredit : kas - kredit : potongan pembelian Selanjutnya, transaksi-transaksi pembayaran yang jarang terjadi tidak perlu dibuatkan kolom jumlah tersendiri, tetapi cukup ditampung di dalam kolom serba-serbi, sedangkan akun lawannya ( contra account) adalah kas. Transaksi-transaksi pembayaran yang sering terjadi dapat dianalisis menjadi: 1) 2) pembayaran pembelian perlengkapan, dapat dianalisis menjadi: - debet : kolom serba serbi dengan nama akun perlengkapan - kredit : kas pembayaran gaji atau biaya lain-lain, dapat dianalisis menjadi: - debet : kolom serba-serbi dengan mana akun biaya gaji / biaya lain-lain. - Kredit : kas. Untuk lebih jelasnya simak dan pelajari format 4 di bawah ini : Contoh 1 Bagaimana ? Jika ingin tahu bagaimana mengisi kolom-kolom yang terdapat di dalam jurnal pengeluaran kas yang tertera dalam format 4 sebagai berikut: 88 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 1. Kolom 1 diisi dengan tanggal yang tertera dalam faktur; 2. Kolom 2 diisi dengan no faktur; 3. Kolom 3 diisi dengan nama akun atau nama penjual beserta alamatnya; 4. Kolom 4 diisi dengan tanda cek (V) jika jumlahnya telah sesuai dengan perhitungan yang dilakukan dalam buku besar, jika belum dicocokkan kosongkan dahulu; 5. Kolom 5 diisi dengan jumlah akun-akun yang terjadi; 6. Kolom 6 diisi dengan harga barang yang dibeli secara tunai sesuai yang tercantum dalam faktur; 7. Kolom 7 diisi dengan harga barang yang dibeli secara kredit sesuai yang tercantum dalam faktur; 8. Kolom 8 diisi dengan harga perlengkapan toko yang dibeli secara tunai sesuai dengan nota /kuitansi/cek; 9. Kolom 9 diisi dengan jumlah uang tunai yang harus dikeluarkan/dibayarkan sesuai dengan bukti-bukti pembayaran; 10.Kolom 10 diisi dengan jumlah potongan yang diperoleh dengan adanya pembayaran pada tanggal diskon (potongan pembelian) Jika Anda sudah memahaminya, coba simak petunjuk pengisian kolom-kolom yang tertera dalam jurnal pengeluaran kas pada contoh 2 (format 5) berikut ini: 1) Kolom 1 sama dengan kolom 1 cukup jelas; 2) Kolom 2 sama dengan kolom 2 cukup jelas; 3) Kolom 3 sama dengan kolom 3 cukup jelas; 4) Kolom 4 sama dengan kolom 4 cukup jelas; 5) Kolom 5 sama dengan kolom 5 cukup jelas; 6) Kolom 6 sama dengan kolom 7 cukup jelas; 7) Kolom 7 diisi dengan nama akun yang terkait; 8) Kolom 8 sama dengan kolom 4 cukup jelas; 9) Kolom 9 diisi dengan jumlah pembayaran tunai akun di kolom 7; 10) Kolom 10 sama dengan kolom 9 cukup jelas; 11) Kolom 11 sama dengan kolom 10. Untuk lebih meningkatkan pemahaman . Coba simak contoh transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas yang terjadi pada Toko Laris, Jakarta selama bulan Januari 2000: 89 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Januari 2 : Dibayar utang kepada Toko Baru, Jakarta, Rp. 250.000,12: Dibayar kepada Toko Lili, Jakarta, faktur pembelian 2-1-2000 , menurut faktur sebesar Rp. 500.000,0 dengan syarat 2/10, n/30, no. bukti BKK No. 02. 19: Dibayar utang kepada Toko Gramedia, Jakarta atas faktur seharga Rp. 100.000,- no. bukti BKK No. 03. 20: Dibayar gaji karyawan untuk bulan Januari sebesar Rp. 500.000,- BKK No. 04 23: Dibeli peerlengkapan toko secara tunai seharga Rp. 100.000,- BKK No. 05. Diminta : Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam Jurnal Pengeluaran Kas, baik dengan format 4 maupun dengan format 5. Untuk lebih jelasnya lagi perhatikan cara pencatatan transaksi dari data di atas ke dalam jurnal pengeluaran kas berikut ini dengan menggunakan format 4. 3. Posting dari Jurnal ke buku besar Buku besar utamab merupakan kumpulan akun suatu perusahaan sellama satu periode akuntansi yang berguna dalam penyusunan laporan keuangan. Sumber pencatatan buku besar berasal dari akun-akun dalam jurnal khusus. Buku besar utama dibuat secara berkala atau tiao akhir bulan. Proses 90 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 posting ke buku besar utama dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: a. Membuat rekapitulasi jurnal khusus perusahaan dagang. b. Menyiapkan akun buku besar yang berhubungan dengan buku besar utama dan jurnal umum. c. Mencatat jumlah akundalam rekapitulasi ke akun buku besar. Jumah akun pada lajur debi rekapitulasi dipindahkan ke jalur debit buku besar. Sebaliknya, jumlah akun pada lajur kredit rekapitulasi dipindahkan ke lajur kredit buku besar. d. Menuliskan nomor kode akun dibawah pada jurnal khusus. Untuk akun dalam kolom serba-serbi dituliskan pada kolom refrensi. e. Mencatatkan singkatan jurnal khusus pada kolom refrensi dengan nomor halaman jurnal khusus, seperti berikut ini: PJ = jurnal p[embelian (purchases journal) CP = Jurnal Pengeluaran Kas ( cash payment journal) SJ = jurnal penjualan (sales Journal) CP = jurnal penerimaan kas (cash receipt journal) GJ = jurnal umum (General Journal) Proses posting ke buku besar utama berikut menggunakan data transaksi yang terjadi PD Sumber Rejeki selama bulan januari 2010: a. Posting Jurnal Pembelian Perlengkapan Tangggal Keterangan 141 Ref Debit Kredit saldo Debit Jan PJI 2.500.000 Kredit 2.500.000 2010 31 91 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Peralatan Tangggal `121 Keterangan Ref Debit Kredit saldo Debit Jan PJI 1.300.000 Kredit 1.300.000 2010 31 Utang Dagang Tangggal 211 Keterangan Ref Debit Kredit saldo Debit Jan PJI Kredit 13.600.000 13.600.000 2010 31 Pembelian Tangggal 611 Keterangan Ref Debit Kredit saldo Debit Jan PJI 9.800.000 Kredit 9.800.000 2010 31 Jurnal pembelian setelah posting Tanggal Keterangan Hal 1 Ref Debit Kredit Pemblian Prlgkapn Serba-serbi Ref Akun 2010 3 CV Abadi Utang Jumlah 2.500.000 Dagang 2.500.000 4 UD Mantab 4.400.000 4.400.000 6 Tk M. Jaya 2.200.000 2.200.000 9 CV Berkah 121 15 Tk Sentosa 3.200.000 Jumlah 9.800.000 92 perltan 1.300.000 1.300.000 3.200.000 2.500.000 1.300.000 13.600.000 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Jurnal pengeluaran kas Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum, baik dengan menggunakan sistem perpetual maupun sistem periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut dipindah bukukan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok akun/perkiraan yang digunakan oleh perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan beserta nilainya. Pemindahbukuan (posting), yaitu proses memindahkan jumlah yang terdapat dalam jurnal ke buku besar sesuai dengan akunnya masing-masing. Selain buku besar, dalam proses akuntansi perusahaan dagang digunakan juga buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu berguna untuk mencatat perincian akun yang ada dalam buku besar. Buku besar pembantu, di antaranya buku besar pembantu utang dagang, buku besar pembantu piutang dagang, dan buku besar pembantu persediaan barang dagangan. Langkah-langkah mem-posting jurnal khusus ke dalam buku besar, yaitu sebagai berikut. a. Jumlahkan semua kolom yang ada dalam jurnal khusus, kecuali kolom serbaserbi. b. Jumlahkan akun-akun yang sejenis yang ada pada kolom serbaserbi. c. Buat buku besar untuk setiap akun yang ada dalam jurnal khusus. d. Pindahkan jumlah yang ada dalam jurnal khusus ke setiap buku besar. e. Jumlahkan setiap akun dalam buku besar. Bentuk akun buku besar dan buku besar pembantu bermacammacam, ada bentuk T, bentuk 2 kolom, bentuk 3 kolom, dan bentuk 4 kolom. Untuk kelengkapan data, posting jurnal ke buku besar menggunakan bentuk 4 kolom. Namun, melihat kemudahannya digunakan bentuk T. Contoh cara posting dari jurnal khusus ke buku besar bentuk T, yaitu sebagai berikut. 93 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 4. Pembuatan daftar hutang Utang adalah Kewajiban suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu. Utang perusahaan digolongkan menjadi : a. Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Contoh : utang usaha / dagang, utang wesel, beban yang masih harus dibayar , utang hadiah, utang garansi dan lain lain. b. Utang jangka panjang adalah utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh : utang hipotik, utang obligasi, utang bank dan lain – lain. Fungsi yang terkait dalam pencatatan utang adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Pembelian Dalam sistem retur pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debit untuk retur pembelian. 2. Fungsi Gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang kepada fungsi pengiriman seperti yang tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. 94 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 3. Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. 4. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat : a. Transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum. b. Berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian dalam kartu persediaan. c. Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu utang. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi utang adalah sebagai berikut: A. Jurnal Retur Pembelian atau Jurnal Umum Jurnal Retur Pembelian digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan yang mengurangi jumlah persediaan dan utang dagang. Jika perusahaan tidak menggunakan jurnal khusus karena rendahnya frekuensi transaksi retur pembelian, perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi tersebut. B. Kartu Persediaan Dalam sistem retur pembelian, kartu persediaan digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok persediaan karena dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada pemasoknya. C. Kartu Utang Kartu utang digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur akibat penegembalian barang pada debitur. Jika perusahaan menggunakan voucher payable procedure, berkurangnya utang kepada debitur dicatat dengan cara mengarsipkan memo debit dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar menurut nama debitur. 95 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 METODE PENCATATAN HUTANG A. Account Payable Procedure Dokumen yang digunakan dalam account payable procedure adalah : 1. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian. 2. Kwitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim ke pemasok, yang berisi keterangan untuk apa pembayaran tersebut dilakukan. Catatan akuntansi yang digunakan dalam account payable procedure adalah: 1. Kartu Utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap kreditur. 2. Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembeian. 3. Jurnal pengeluaran kas, digunaakn untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas yang lain. Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah sebagai berikut : Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar : 1. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnak pembelian 2. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting ke dalam kartu utang diselenggarakan untuk setiap kreditur. Pada saat jumlah dalam faktur dibayar : 3. Cek dalam jurnal pengeluaran kas 4. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan pembayaran utang diposting kedalam kartu utang. B. Voucher Payable Procedure Dokumen yang digunakan dalam dalam voucher payable procedure : Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher atau voucher check). Formulir ini mempunyai 3 fungsi yaitu : 96 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 1. Sebagai surat perintah kepada bagian kassa untuk melakukan pengeluaran kas sejumlah yang tercantum didalamnya. 2. Sebagai pemberitahuan kepada kreditor mengenai tujuan pembayarannya (sebagai remittance advice). 3.sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi lain. Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah sebagai berikut: 1. Register bukti kas keluar (voucher register) 2. Register cek (check register) Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat dibagi menjadi : 1. One-Time Voucher Procedures One-time voucher procedures dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. One-time voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis). Dalam procedure ini, faktur yang diteima oleh fungsi akuntansi dari pemasok disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya. b. One-time voucher procedures dengan dasar waktu (accrual basis). Dalam prosedur ini, pada saat faktur diterima oleh bagian utang dari pemasok langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh bagian utang, yang kemudian atas dasr dokumen ini dilakukan pencatatan transaksi pembelian dalam register bukti kas keluar (voucher register). 2. Build-Up Voucher Procedures. Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menmpung lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini, arsip bukti kas keluar yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas dasar wktu (accrual basis) 97 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 KARTU UTANG A. Pengertian Kartu Utang Utang adalah kewajiban suatu badan usaha/perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu. Kartu Utang adalah salah satu sarana untuk mencatat adanya mutasi utang secara terperinci pada tiaptiap kreditor. Informasi yang terdapat pada kartu utang yaitu nama kreditor, nomor rekening, syarat pembayaran utang, formulir untuk mencatat adanya mutasi utang. Sedangkan isi dari formulir pencatatan mutasi utang yaitu tanggal terjadinya transaksi , keterangan, nomor bukti transaksi, kolom debit, kredit dan saldo. Transaksi yang mempengaruhi besarnya saldo utang yaitu : a. Transaksi pembelian secara kredit. b. Transaksi retur pembelian secara kredit. c. Transaksi pembayaran utang. B. Membukukan Data Mutasi Utang ke Kartu Utang 1. Dokumen mutasi utang Seperti yang kita ketahui bahwa catatan akuntansi untuk mengelola utang adalah kartu utang, jurnal pembelian, dan jurnal pengeluaran kas. Seperti halnya dengan piutang dagang, perusahaan juga membutuhkan catatan yang menunjukan utang kepada masing-masing kreditor (orang yang memberi utang). Untuk itu, perlu disediakan rekening kontrol, yang disebut utang dagang di buku besar dan rekening-rekening utang kepada masing-masing kreditur dalam buku pembantu utang (kartu utang). Jadi, untuk satu kreditor disediakan satu buku pembantu utang. Dasar didalam kartu utang ini adalah dari jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas. a. Jurnal pembelian Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit. Jurnal pembelian yang sederhana hanya memiliki satu kolom jumlah rupiah, seperti halnya jurnal penjualan. Jurnal pembelian dapat juga dirancang untuk 98 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 mencatat pembelian perlengkapan (tidak hanya mencatat pembelian barang dagangan). b. Jurnal pengeluaran kas Buku jurnal pengeluaran kas berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran atau pembayaran melaui kas, yang meliputi pembayaran dengan cara menyerahkan cek atau bilyet giro kepada pihak yang berhak menerima. Jurnal pengeluaran kas disusun dalam bentuk lajur-lajur yang disesuaikan dengan keperluan yang berhubungan dengan volume dan sifat transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan, misalnya dalam perusahaan sering membuka transaksi utang, maka akan dibuka kolom utang tersendiri. 2. Prosedur pencatatan transaksi utang Untuk kepentingan informasi mengenai kepada siapa perusahaan mempunya utang dan berapa besarnya, perusahaan harus menyediakan buku besar pembantu untuk utang yang berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan utang kepada setiap kreditor. Sehingga setiap kali transaksi pembelian kredit, faktur yang diterima dari penjual akan dicatat sebagai berikut: a. Dalam jurnal pembelian, untuk keperluan posting keperkiraan (akun) pembelian dan perkiraan (akun) utang. b. Dalam buku besar pembantu utang, pada kegiatan kreditor yang bersangkutan. Kegiatan posting dari jurnal pembelian ke perkiraan pembelian dan utang dibuku besar dilakukan setiap akhir periode tertentu, sedang dalam pencatatan buku besar pembantu utang dilakukan setiap terjadi transaksi yang mengakibatkan perubahan utang. Dalam buku besar, perkiraan utang dagang akan menunjukan saldo untuk semua utang. Artinya seluruh utang akan dicatat secara kolekif (gabungan) dan dikurangi dengan adanya pelunasan kepada kreditor dalam 99 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 perkiraan utang dagang. Dengan demikian dalam buku besar umum tidak terdapat informasi mengenai besarnya utang kepada setiap kreditor. Lain halnya dengan buku besar pembantu utang yang akan mencatat secara rinci terjadinya utang dan pelunasan pada masing-masing kreditor. Satu lajur buku besar pembantu utang untuk satu nama kreditor. Tidak ada pencatatan secara kolektif. Contoh bentuk buku besar pembantu utang (dapat diformat ulang menjadi kartu utang): Selanjutnya, saldo akun utang dagang dalam buku besar umum, harus sama dengan total saldo akun-akunkreditor dalam buku besar pembantu utang. Jika terjadi perbedaan berarti menunjukan adanya kesalahan pencatatan. Kesalahan pencatatan bisa terjadi pada saat: a. Mencatat transaksi dalam jurnal pembelian, atau b. Pada saat mencatat dalam buku besar pembantu utang. Untuk mengecek kesamaan saldo perkiraan utang dagang total saldo buku besar pembantu utang disusun daftar saldo utang pada setiap akhir periode. Dalam hubungannya dengan buku besar pembantu utang, perkiraan utang dagang dalam buku pengendali atau perkiraan kontrol. Contoh bentuk daftar saldo utang: MELAKUKAN PENGECEKAN SALDO HUTANG 1. Rumus Saldo Utang a. Rumus untuk pengecekan saldo utang Saldo awal utang xxx Jumlah pembelian kredit/buku pembelian xxx Penjumlahan xxx Pembayaran utang buku pengeluaran kas xxx Retur pembelian Total xxx pembayaran dan retur (xxx) Saldo utang akhir xxx 100 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 b. Pencocokan saldo akun buku besar utang dengan daftar saldo utang disebut pengecekan saldo utang. Berikut prosedur pengecekan saldo utang : 1) Mengadakan inventarisasi dan rekapitulasi atas transaksi dan kartu utang setiap kreditor. 2) Memposting transaksi yang berasal dari catatan buku jurnal ke dalam akun buku utang dagang. Kemudian, besar utang pada periode tersebut disajikan dalam laporan utang. 3) Saldo akhir menurut catatan daftar saldo utang harus sama dengan catatan pada akun utang dagang. 2. Membuat Laporan Utang Mencatat jumlah utang dan memeriksa pembayaran utang sesuai tanggal jatuh tempo utang merupakan tugas utama bagian utang. Pengelola kartu utang harus membuat laporan saldo utang tiap kreditor dan utang yang telah jatuh tempo secara periodic. Tanggal jatuh tempo pembayaran utang ditetapkan berdasarkan tanggal faktur pembelian dan syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh pihak penjual. Berikut penggolongan status utang. a. Utang yang belum jatuh tempo b. Utang dalam masa telah jatuh tempo c. Utang yang belum dibayar 101 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Latihan Soal Perusahaan Abadi Jaya selama Agustus 2007 melakukan transaksi sebagai berikut. Agust 2 dibeli barang dagangan dari PT Murni Rp3.000.000,00, dengan syarat pembayaran 5/10, n/30 dan bukti transaksi berupa faktur No. B801 5 dikeluarkan nota debet No. RB801 yang dilampirkan dengan bukti pengiriman barang yang rusak kepada PT Murni sebesar Rp300.000,00 11 dibayar utang dagang kepada PT Murni dengan cek No. PB801 12 dijual barang dagangan secara tunai kepada Toko Sejahtera sebesar Rp2.000.000,00 dengan bukti tran saksi No. JT801 13 dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp280.000,00 secara tunai dari Toko Sejati dengan bukti transaksi No. BT801 15 dibeli barang dagangan dari PT Sari Jaya sebesar Rp5.000.000,00 dengan syarat pembayaran 5/10, n/30 dan bukti transaksi berupa faktur No. B802 16 dijual barang dagangan kepada Toko Melati sebesar Rp3.500.000,00 tunai dengan bukti transaksi No. JT802 19 dijual barang dagangan kepada Toko Sinar Abadi sebesar Rp2.000.000,00, syarat pembayaran 3/10, n/30 dengan bukti transaksi berupa faktur No. J801. 20 dibayar iklan sebesar Rp500.000,00 dan tagihan listrik sebesar Rp750.000,00 secara tunai 22 dijual barang dagangan kepada Toko Abadi sebesar Rp500.000,00 dengan bukti transaksi berupa faktur No. J802 dan syarat pembayaran 3/10, n/30 30 dibayar gaji pegawai sebesar Rp1.750.000,00 31 diterima cek dari Toko Sinar Abadi untuk pelunasan utangnya 102 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Berdasarkan transaksi Perusahaan Abadi Jaya tersebut, dibuat jurnal khusus. Kemudian, pada akhir bulan diakumulasi dan diposting ke buku besar umum dan buku besar pembantu. 103 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Setelah jurnal pengeluaran kas di-posting, akun utang dagang, perlengkapan kantor, beban iklan, beban listrik, gaji pegawai, kas, dan potongan pembelian akan tampak seperti berikut. 104 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 105 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 106 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Setelah jurnal umum di-posting, akun utang dagang, retur pembelian dan pengurangan harga, retur penjualan dan pengu rangan harga, serta piutang dagang akan tampak seperti berikut. 107 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 108 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Tugas Transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Dwikarya selama bulan Juli 2012 antara sebagai berikut: Juli 1 pembelian perlengkapan service dari toko mawar seharga Rp. 230.000,00. Faktur No.012,syarat pembayaran n/30 6 pembelian peralatan service dari toko megadinar seharga Rp.9.000.000,00.Faktur No.2312,syarat pembayarn n/30 7 pembelian perlengkapan service dari cv.nana seharga Rp. 890.000,00.Faktur No. 78,syarat pembayaran n/30 17 penerimaan faktur no.faktur 678 dari PD NATALIA UNTUK seperangkat computer seharga Rp.12.000.000,syarat pembayaran n/30 28 109 pembelian perlengkapan service dari toko kenari seharga Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Rp.7.000.000,00.Faktur No.908 ,syarat pembayaran n/30 110 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 PERTEMUAN 6 & 7 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN) 1. Jurnal penyesuaian Ayat Jurnal Penyesuaian atau yang biasa disingkat dengan AJP adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode yang mana bertujuan untuk menyesuaikan saldo – saldo perkiraan/ akun – akun baik itu akun riil (harta, kewajiban, modal) maupun akun nominal (pendapatan dan beban) agar kiranya menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Ayat jurnal penyesuaian dibuat sebelum membuat kertas kerja (worksheet) dan juga Laporan Keuangan. Pencatatan jurnal penyesuaian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Deferal : Penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun. Akrual : Pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun. Pencatatan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang, pada dasarnya sama, tetapi pada perusahaan dagang, terdapat 8 akun lagi yang perlu disesuaikan dan kedelapan akun ini tidak ada pada perusahaan jasa. Kedelapan akun tersebut adalah sebagai berikut. Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB, menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar Laba/Rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP). Metode Ikhtisar L/R Pencatatan penyesuaian persediaan barang dagang dengan metode ikhtisar L/R, hanya menyesuaikan akun PDB. Pokoknya, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian untuk akun PDB dengan metode ikhtisar L/R, ingat aja deh yang namanya “IPPI”. Nah, itu adalah singkatan dari awalan huruf pada nama akunnya. Pada akhir periode, tercatat saldo persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 7.000.000,- dan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 8.500.000,-. 111 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Penyesuaian : Ikhtisar L/R Rp. 7.000.000,- Persediaan barang dagang awal Persediaan barang dagang awal Rp. 7.000.000,Rp. 8.500.000,- Ikhtisar L/R Rp. 8.500.000,- Metode Harga Pokok Penjualan (HPP) Nah, kalau menggunakan metode HPP, akun – akun yang disesuaikan bukan hanya PDB awal dan akhir ya, tetapi ada 4 akun lagi yang harus disesuaikan, Apa aja ya? Well, keempat akun itu adalah pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian & pengurangan harga (PH) dan potongan pmbelian. Oke, contoh : Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 6.500.000,- , pembelian sebesar Rp. 35.000.000,- ,retur pembelian & PH sebesar Rp. 650.000,- , beban angkut pembelian sebesar Rp. 250.000,- ,potongan pembelian sebesar Rp. 200.000,- dan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000,-. Penyesuaiannya : HPP Rp. 6.500.000,- Persediaan barang dagang awal HPP Rp. 6.500.000,Rp. 35.000.000,- Pembelian Rp. 35.000.000,- HPP Rp. 250.00,- Beban angkut pembelian Rp. 250.000,- Retur pembelian & PH Rp. 650.000,- HPP Rp. 650.000,- Potongan pembelian Rp. 200.000,- HPP Rp. 200.000,- Persediaan barang dagang akhir HPP Rp. 10.000.000,Rp. 10.000.000, 112 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 PERLENGKAPAN Perlengkapan itu merupakan kelompok harta/ aktiva yang sifatnya lancar, atau biasa disebut dengan harta lancar / aktiva lancar/ current assets. Nah, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat itu ialah, yang dicatat itu adalah nilai/ nominal perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan. Lanjuuut, contoh : Pada tanggal 1 Juni 2012, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada akhir periode, perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.00,-. Penyelesaian : Penjelasan INGAT ! Yang dicatat itu adalah nominal perlengkapan yang sudah terpakai. Jadi, berdasarkan soal di atas, untuk mengetahui nominal perlengkapan yang sudah terpakai, adalah dengan cara mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa. Perhitungan Rp. 3.500.000,- – Rp. 500.000,- = Rp. 3.000.000,Nah, Rp. 3.000.000,- inilah yang dicatat. Understand- kah? Penyesusaian Beban perlengkapan Perlengkapan Rp. 3.000.000,Rp. 3.000.000,- BEBAN DIBAYAR DIMUKA Biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu. Karena jumlah yang dibayarkan tersebut belum merupakan beban perusahaan untuk periode yang bersangkutan, maka jumlah yang telah dibayarkan tersebut merupakan uang muka. Nah, nama lain dari beban dibayar dimuka itu adalah persekot beban atau premi beban, lebih singkat dan mudah diingat. Nah, akun persekot beban ini dapat dicatat sebagai harta dan juga beban. Apa bedanya ya ? Well, I’ll explain it. 113 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Harta Kalau dicatat sebagai harta, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun beban dibayar dimuka ini dicatat sebagai harta. Nah, loh, gimana membedakannya? Ingat ya. Tidak ada penulisan beban jika dicatat sebagai harta. Contohnya : Asuransi dibayar dimuka, Premi asuransi, Persekot asuransi. Tuh, kan bener, gak ada kata – kata beban disitu. Nah, jika akun persekot beban dicatat sebagai sebagai harta, maka nominal yang dicatat pada jurnal penyesuaiannya adalah nominal beban Beban Nah, kalau dicatat sebagai beban, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun beban dibayar dimuka ya dicatat sebagai beban. Namanya aja juga udah beban, berarti ada kata – kata bebannya dong, so pastee. Contohnya : Beban asuransi, beban iklan, beban gaji karyawan,…. beban hidup #ehhh becanda.. :p. Nah, jika akun persekot beban dicatat sebagai sebagai beban, maka nominal yang dicatat pada jurnal penyesuaiannya adalah nominal harta. Okee, contoh : Pada tanggal 1 September 2012, dibayar sewa gedung sebesar Rp. 3.000.000,- untuk masa satu tahun. Sewa yang telah menjadi beban selama 2012 adalah selama empat bulan. (Nah, btw tau gak dari mana asal empat bulan ini?, hehehe, caranya gini ) 1 September – 30 September = 1 bulan. 1 Oktober – 31 Oktober 1 November – 30 November = 1 bulan. 1 Desember – 31 Desember = 1 bulan. = 1 bulan. Penyelesaian : Sewa yang telah menjadi beban, artinya sewa yang telah terpakai atau telah diperguakan. 4 x (Rp. 3.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.000.000,Sewa yang masih menjadi harta, artinya bahwa perusahaan masih memiliki sewa yang belum terpakai. 114 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Rp. 3.000000,- – Rp. 1.000.000,- = Rp. 2.000.000,Maka, jurnal penyesuaiannya akan menjadi seperti berikut : Dicatat sebagai harta : maka yang dicatat adalah nominal beban. Beban sewa Rp. 1.000.000,- Sewa dibayar dimuka Rp. 1.000.000,- Dicatat sebagai beban : maka yang dicatat adalah nominal harta. Sewa dibayar dimuka Rp. 2.p00.000,- Beban sewa Rp. 2.000.000,- PENDAPATAN DITERIA DIMUKA Nah, pendapatan diterima diimuka ini adalah pendapatan yang diterima lebih dahulu atas pembayaran transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan. Nama lain dari akun yan satu ini adalah persekot pendapatan, ataupun prei pendapatan. Nah, jurnal penyesuaian untuk persekot pendapatan ini dapat dicatatsebagai utang dan juga pendapatan. Utang Well, kalau akun persekot pendapatan ini dicatat sebagai utang, artinya gini bro, perusahaan itu merasa bahwa persekot pendapatan ini merupakan utang bagi perusahaan, bagaimana tidak? Secara, perusahaan sudah menerima uang dari pelanggan, tapi perusahaan itu sendiri belum ngasih feedback sama pelanggan itu, jadi udah pasti hal ini merupakan utang bagi perusahaan tersebut. Contoh penulisan untuk akun persekot pendapatan yang dicatat sebagai utang adalah : Sewa diterima dimuka, persekot pendapatan dan juga premi pendapatan sewa. Pendapatan Nah, kalau akun persekot pendapatan dicatat sebagai pendapatan, artinya begini, perusahaan itu menganggap bahwa persekot pendapatan yang diberikan oleh peanggan itu adaah tetap pendapatan untuk perusahaan itu. Nah, otomatis penulisan untuk akun persekot pendapatan ini berbau dengan pendapatan. Contohnya : Pendapatan sewa. 115 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Okkeehh, contooh : Pada tanggal 1 Oktober 2012, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 6.000.000,- untuk masa satu tahun. Penyelesaian : Jika dicatat sebagai utang. Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu : Kas Rp. 6.000.000,- Sewa diterima dimuka Rp. 6.000.000,- Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai utang adalah : Dari : 1 Oktober 2012 – 31 Desember 2012 = 3 bulan. Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah : 3 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.500.000,Jika dicatat sebagai pendapatan. Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu : Kas Rp. 6.000.000,- Pendapatan sewa Rp. 6.000.000,- Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai pendapatan adalah : Dari : 1 Januari 2013 – 31 September 2013 = 9 bulan. Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah : 9 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 4.500.000,Penyesuaian Dicatat sebagai utang, maka yang dicatat adalah nominal utang. Sewa diterima dimuka Rp. 1.500.000,- Pendapatan sewa Rp. 1.500.000,- Dicatat sebagai pendapatan, maka yang dicatat adalah nominal pendapatan. Pendapatan sewa Sewa diterima dimuka 116 Rp. 4.500.000,Rp. 4.500.000,- Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir periode. Naah, nama lain dari akun yang satu ini adalah, Utang beban, logika kan? Secara, perusahaan itu punya beban yang masih harus dibayar (utang). Otomatis, hal ini akan menambah beban pada periode berikutnya..Oke, seep, contooh : Sebuah perusahaan mempekerjakan empat 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2012. Beban upah yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2012 adalah satu hari, yaitu Senin, 31 Desember 2012. Penyelesaian : Nah, pembayaran upah kan setiap hari Sabtu tuh untuk masa kerja enam hari, dari hari Senin s.d Sabtu. Eehh, rupanya akhir tahun alias tanggal 31 Desember 2012 jatuh di hari Senin. Nah, otomatis yang satu hari ini, dibebankan pada periode tahun 2013-nya. Loh, kenapa? Kan nanggung?. Memang sih, bener nanggung, tapi untuk hari Senin itu tidak dapat dilakukan pembayaran upah, karena, kan pebayaran upah sudah ditetapkan hari Sabtu. Jadii… ya harus hari sabtu deh dibayarkan. Begitu….. J Perhitungan 5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp. 50.000,- = Rp. 250.000,Penyesuaiannya Beban gaji Rp. 250.000,- Utang gaji Rp. 250.000,- PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang masih akan diterima perusahaan akibat dari pelanggan yang belum membayar utang nya. Nah, ecek – eceknya pelanggan perusahaan itu masih utang, jadi bagi perusahaan, hal ini disebut dengan piutang. So… nama lain dari akun ini adalah piutang pendapatan. 117 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Seep, contoh : Pada akun piutang pendapatan, tercatat nominl sebesar Rp. 1.000.000,Penyelesaian : Piutang pendapatan Rp. 1.000.000,- Pendapatan Rp. 1.000.000,- PENYUSUTAN Penyusutan adalah kerugian yang ditanggung oleh perusahaan atas penuruna nilai aktiva tetap. Contohnya : kendaraan, gedung, peralatan, mesin, dll. Untuk apa sih disusutkan? Nah, penyusutan itu berguna untuk mengetahui nilai ekonomis dari aktiva tetap yang sebenarnya. Okee, contooh : Suatu perusahaan menetapkan penyusutan 5 % per tahun atas kendaran yang bernilai Rp. 100.000.000,-. Penyelesaian : Perhitungan 5 % x Rp. 100.000.000,- = Rp. 5.000.000,Penyesuaian Beban penyusutan kendaraan Rp. 5.000.000,- Akumulasi penyusutan kendaraan Rp. 5.000.000,- PIUTANG TIDAK TERTAGIH Piutang tidak tertagih merupakan resiko yang dialami perusahaan akibat tidak tertagih-nya piutang dagang. Nah, transaksi piutang tidak tertagih ini, diperlakukan sebagai beban persahaan. Gimana nggak? Kan intinya perusahaan itu jadi nombo’in kan ? hehehehe.Seep, contoh : Suatu perusahaan menetapkan 3 % sebagai piutang tidak tertagih terhadap piutang dagang sebesar Rp. 18.000.000,-. Penyelesaian : Perhitungan 3 % x Rp. 18.000.000,- = Rp. 540.000,118 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Penyesuaian Kerugian piutang Rp. 540.000,- Cadangan kerugian piutang Rp. 540.000,- 2. Jurnal Penutup A. Pengertian Jurnal Penutup (Closing Entry) Pada prinsipnya cara membuat jurnal penutup untuk perusahaan dagang tidak berbeda dengan membuat jurnal penutup pada perusahaan jasa. Pada akhir periode, saldo untuk perkiraan/akun sementara (perkiraan pendapatan, beban, dan Prive) harus dipindahkan ke perkiraan tetap, atau ditutup dengan penyusunan jurnal penutup. Jadi, jurnal penutup adalah jurnal untuk memindahkan saldo perkiraan sementara ke perkiraan tetap pada akhir periode akuntansi. Tujuannya untuk mengenolkan semua saldo perkiraan sementara, selanjutnya dipindahkan ke perkiraan modal (bagi perusahaan perseorangan atau persekutuan) atau ke perkiraan laba yang ditahan (bagi perusahaan perseroan/ PT). Sementara itu, sumber data untuk penyusunan jurnal penutup berasal dari kertas kerja/neraca lajur pada kolom laba rugi dan kolom neraca untuk akun prive atau dividen. B. Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Penutup Sebagaimana yang kamu ketahui dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan jasa, untuk menyusun jurnal penutup perusahaan dagang meliputi langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya adalah: 119 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun beban. Jurnal penutupnya adalah: 3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua kemungkinan, yaitu: a. Jika perusahaan memperoleh laba. Laba diperoleh jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah b. Jika perusahaan menderita rugi. Kerugian diderita jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit. Jurnal penutupnya adalah: 4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun prive pemilik. Jurnal penutupnya adalah: 120 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Contoh: Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut. 5. Neraca Lajur Setelah semua ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan sudah kamu selesaikan dan dicatat, maka proses selanjutnya adalah menyusun kertas kerja. Kertas kerja atau neraca lajur (work sheet) adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Penyelesaian kertas kerja untuk akun persediaan barang dagangan tergantung pada pendekatan atau metode yang digunakan pada penyusunan jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan. Adapun pendekatan atau metode yang dimaksudkan adalah sebagai berikut Akun Ikhtisar Laba/Rugi Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus dipindahkan ke kolom neraca sisa disesuaikan, kolom laba/rugi sebelah 121 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 debit (tersendiri) dan sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya masing-masing. Akun ikstisar laba/ rugi dapat ditunjukkan dalam kertas kerja berikut ini. Akun Harga Pokok Penjualan Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredit pada kolom ayat penyesuaian, dicari selisihnya. Selisih (saldo) tersebut dipindahkan ke kolom neraca sisa disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit. Untuk jelasnya, akun HPP dapat ditunjukkan dalam kertas kerja berikut ini. Untuk menyusun atau membuat kertas kerja dalam perusahaan dagang, sama seperti yang dilakukan dalam perusahaan jasa, baik dari kolom neraca sisa, ayat penyesuaian, neraca sisa disesuaikan, perhitungan laba rugi, dan neraca. Adapun tahap-tahap penyusunan kertas kerja adalah sebagai berikut. Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam perkiraan buku besar ke dalam kolom Neraca Sisa (NS), di mana jumlah debit dan kredit harus sama atau seimbang. Membuat jurnal penyesuaian dengan menganalisis data penyesuaian dan memasukkannya ke dalam kertas kerja kolom Ayat Penyesuaian (AP). Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom neraca sisa dengan kolom ayat penyesuaian, kemudian mengisikannya ke dalam kolom Neraca Sisa Disesuaikan (NSD). Memindahkan jumlah-jumlah di kolom neraca sisa untuk disesuaikan ke dalam kolom laba/rugi dan kolom neraca. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut. a. Rekening riil atau neraca (rekening harta, utang, dan modal) harus dipindahkan ke kolom neraca. 122 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 b. Rekening nominal atau laba/rugi (rekening pendapatan dan beban) harus dipindahkan ke kolom laba/rugi. Menjumlahkan kolom laba/rugi dan kolom neraca. Jika kolom laba/rugi lebih besar sebelah kreditnya, berarti perusahaan memperoleh laba, selanjutnya jumlah laba dipindahkan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya, jika jumlah dalam kolom laba/rugi lebih besar sebelah debitnya, berarti perusahaan menderita rugi dan jumlah rugi harus dipindahkan ke kolom neraca sebelah debit. Berikut ini diberikan data tentang neraca sisa dan data penyesuaian dari PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 dalam rangka untuk melakukan penutupan buku. 6. Penyusunan Laporan Akuntansi Setelah kertas kerja atau neraca lajur disusun, maka langkah berikutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi 123 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi: 1. laporan laba/rugi, Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi. Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut. a. Bentuk Langsung (Single Step) Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi. Contoh: Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut. 124 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 b. Bentuk Bertahap (Multiple Step) Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha. Contoh: Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut. 2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement) Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Halhal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain: a. besarnya modal awal periode, b. adanya laba atau rugi usaha, c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive, 125 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 d. adanya investasi tambahan dari pemilik, e. besarnya modal akhir periode. Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning statement). Contoh: Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan perubahan modal sebagai berikut. 3. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, mengenai besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Data-data dalam menyusun laporan necara pada perusahaan dagang bersumber dari kolom neraca pada kertas kerja dan modal akhir dalam laporan perubahan modal. Contoh: Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat disusun neraca sebagaimana tampak pada Tabel 2.8 berikut ini. 126 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 4. Penyesuaian Kembali Jurnal penyesuaian kembali (pembalik) adalah metode akuntansi yang membalik jurnal penyesuaian khusus yang dibuat pada akhir periode lalu. Tidak semua jurnal penyesuaian perlu dibalik. Jurnal pembalik dibuat pada awal periode, dan menjadi jurnal untuk sisa transaksi rutin. Nilai yang digunakan dalam jurnal pembalik sama dengan nilai yang digunakan dalam jurnal penyesuaian. Yang perlu disesuaikan kembali adalah akun yang bermasalah pada akhir tahun. Misalnya segala piutang, pendapatan diterima dimuka, utang, persekot. Carannya mudah jika pada saat penyesuaian Biaya ada di debit dan utang ada di kredit, maka sekarang utang di debit, biaya di kredit. Masalah yang sama juga berlaku pada yang lainnya. 127 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Latihan Soal Data penyesuaian per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut. a. Rekening koran yang diterima dari bank memperlihatkan saldo kredit sebesar Rp8.500.000,00. Selisih tersebut disebabkan karena bank mengkredit jasa giro (bunga) sebesar Rp600.000,00 dan mendebit biaya administrasi bank sebesar Rp100.000,00.Untuk itu, saldo menurut buku dan rekening koran harus disesuaikan. b. Nilai persediaan barang dagangan sebesar Rp18.000.000,00. c. Nilai persediaan perlengkapan toko sebesar Rp500.000,00. d. Nilai persediaan perlengkapan kantor sebesar Rp100.000,00. e. Iklan yang telah dibayar adalah untuk 20 kali penerbitan di harian Ibu Kota Pos. Pembayaran dilakukan mulai 1 Maret 2005, dan sampai dengan 31 Desember 2005 telah diterbitkan sebanyak 15 kali penerbitan. f. Sewa toko yang telah dibayar adalah untuk masa 1 Maret 2005 sampai dengan 1 Maret 2006. g. Penyusutan peralatan toko sebesar 20% dari harga perolehan. h. Penyusutan peralatan kantor sebesar 10% dari harga perolehan. i. Rekening listrik dan air sebesar Rp100.000,00 belum dibayar. Bukukan ke akun beban umum serba-serbi. j. Taksiran pajak penghasilan untuk tahun 2005 sebesar Rp4.500.000,00. Perkiraan yang masih harus dibukukan, antara lain sebagai berikut. 104 Perlengkapan toko 105 Perlengkapan kantor 106 Iklan dibayar di muka 107 Sewa dibayar di muka 202 Utang listrik dan air 203 Utang pajak 511 Ikhtisar laba/rugi 606 Beban penyusutan peralatan toko 614 Beban penyusutan peralatan kantor 701 Pendapatan bunga 128 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Diminta: Berdasarkan transaksi-transaksi di atas, tugasmu adalah: a. susunlah jurnal penyesuaiannya! b. susunlah kertas kerja per 31 Desember 2005! Jawab: a. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2005 Transaksi-transaksi di atas bila dibuat ke dalam jurnal penyesuaian akan tampak seperti Tabel 2.3. Kertas kerja per 31 Desember 2005 Kertas kerja dari PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 dapat kamu lihat pada Tabel 2.4. 129 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 130 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Tugas Berikut disajikan contoh soal dan penyelesaiannya mulai dari pencatatan ke dalam jurnal khusus, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan. Neraca saldo (trial balance) Perusahaan Surya Sejati pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut. Kas Rp 23.328.000,00 Piutang dagang Rp 44.976.000,00 Persediaan barang dagangan Rp 99.120.000,00 Asuransi dibayar di muka Rp 3.000.000,00 Perlengkapan toko Rp 2.040.000,00 Peralatan toko Rp 43.440.000,00 Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp 10.080.000,00 Utang usaha Rp 30.800.000,00 Modal Nyonya Melani Rp 143.416.000,00 Prive Nyonya Melani Rp 20.000.000,00 Penjualan Rp 585.280.000,00 Retur penjualan dan pengurangan harga Rp 10.880.000,00 Potongan penjualan Rp 4.160.000,00 Pembelian Rp 398.032.000,00 Beban gaji bagian penjualan Rp 59.520.000,00 Beban iklan Rp 14.400.000,00 Beban penjualan rupa-rupa Rp 2.240.000,00 Beban gaji bagian kantor Rp 23.520.000,00 Beban sewa Rp 19.600.000,00 Beban administrasi rupa-rupa Rp 1.320.000,00 Selama Desember 2007 dilakukan transaksi berikut. Des 1 dibayar sewa untuk Desember Rp1.920.000,00 1 diterima wesel tagih Rp6.000.000,00 dari Per usaha an Sakti untuk pembayaran utang usahanya 2 dibeli barang dagangan secara kredit dari Perusahaan Setia, 131 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 dengan syarat 2/10, n/30, sebesar Rp20.000.000,00 3 dibayar beban transportasi untuk pembelian tanggal 2 Desember Rp600.000,00 5 dijual barang dagangan secara kredit kepada Per usahaan Antik dengan syarat 2/10, n/30 7 diterima uang sebesar Rp13.520.000,00 dari Perusahaan Raksa untuk pembayaran utang usaha 10 dijual barang secara tunai Rp14.640.000,00 12 dibayar barang dagangan yang dibeli tanggal 2 Desember 13 diterima kembali barang dagangan yang dijual pada 5 Desember sebesar Rp1.200.000,00 14 dibayar beban iklan untuk setengah bulan terakhir Desember Rp2.000.000,00 15 diterima kas dari penjualan pada 5 Desember 19 dibeli barang dagangan sebesar Rp6.920.000,00 secara tunai 19 dibayar Rp20.760.000,00 kepada Perusahaan Shinta untuk melunasi utang usaha 20 dijual barang dagangan secara kredit kepada Per usahaan Jaya, sebesar Rp12.800.000,00 dan syarat pem bayaran 1/10, n/30 21 dibayar beban pengiriman untuk penjualan 20 Desember sebesar Rp480.000,00 21 diterima kas sebesar Rp24.800.000,00 dari Perusaha an Abadi untuk pembayaran utang usaha 21 dibeli barang dagangan secara kredit dari Per usahaan Melati dengan syarat-syarat 1/10, n/30 sebesar Rp10.000.000,00 24 dikembalikan sebuah barang dagangan sebesar Rp2.000.000,00 dari pembelian ba rang tanggal 21 Desember 25 dikembalikan uang tunai atas penjualan tunai sebesar Rp600.000,00 27 dibayar gaji bagian penjualan Rp2.160.000,00 dan gaji bagian kantor Rp720.000,00 29 dibeli perlengkapan toko secara tunai sebesar Rp280.000,00 132 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 30 dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Genius dengan syarat 2/10, n/30 Rp34.790.000,00 30 diterima kas penjualan tanggal 20 Desember 30 dibayar pembelian 21 Desember Data penyesuaian pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut. a. Pendapatan bunga dari wesel tagih yang belum diterima sebesar Rp80.000,00. b. Persediaan akhir barang dagangan sebesar Rp75.854.000,00. c. Asuransi yang terpakai sebesar Rp1.000.000,00. d. Perlengkapan toko yang tersisa sebesar Rp840.000,00. e. Penyusutan peralatan toko sebesar Rp7.088.000,00. f. Gaji yang belum dibayar, yaitu gaji bagian penjualan sebesar Rp320.000,00 dan gaji bagian kantor Rp112.000,00. Berdasarkan data tersebut, dibuat jurnal khusus dan buku besar seperti berikut. 133 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 PERTEMUAN 9. 10. 11 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN) 1. Karakteristik perusahaan manufaktur Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini: Akuntansi Perusahaan Manufaktur Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab ini akan membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan terhadap proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur. Gambar di atas menunjukkan karakteristik khusus perusahaan manufaktur yang membedakannya dengan jenis perusahaan lain seperti perusahaan dagang atau perusahaan jasa. Perbedaan tersebut terletak pada persediaan-persediaannya, biaya pabrikasi 134 (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 produksinya. Kita juga bisa memahami perbedaan dalam komponen perhitungan beban pokok penjualan pada sebuah perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang melalui penggambaran di bawah ini. Komponen penambah dalam beban pokok penjualan untuk perusahaan dagang diperoleh dari pembelian barang dagangan yang ditambahkan ke persediaan barang dagangan yang telah dimiliki. Pada perusahaan manufaktur, komponen penambah persediaan awal barang jadi diperoleh dari harga pokok pabrikasi/beban pokok produksi yang dibebankan selama proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi berlangsung. Setelah barang yang tersedia untuk dijual (baik pada perusahan dagang maupun pada perusahaan manufaktur) dikurangi dengan persediaan akhir, maka didapatlah beban pokok penjualan. 2. Alokasi cost Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok produksi. Persediaan (Inventory) Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari tiga macam, yakni: 1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory) 2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) 3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory) Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal neraca. Bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Persediaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku dan biayabiaya manufaktur lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum 135 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 selesai. Untuk menyelesaikannya masih diperlukan tambahan biaya. Persediaan barang jadi terdiri dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian harus menyediakan tiga perkiraan untuk persediaan. Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost) Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi: a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok. b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT). c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan. Contoh biaya overhead pabrik adalah: (1) bahan pembantu (kadangkadang disebut: bahan tidak langsung (indirect materials) misalnya perlengkapan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan mebel); (2) tenga kerja tidak langsung (indirect labor) yaitu tenaga kerja yang pekerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji mandor; (3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair); (4) listrik, air telepon dan lainlain. 136 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Biaya Produksi (Production Cost) dan Biaya Periode (Period Cost) Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya pabrikasi (manufacturing cost), kemudian dikurangi dengan persediaan barang dalam proses akhir. Biaya pabrikasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan proses produksi. Tiga komponen biaya yang terdapat dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya overhead adalah semua biaya pabrikasi (semua biaya yang terkait dengan proses produksi) yang bersifat tidak langsung, termasuk biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada akhir periode. Biaya overhead ini seringkali tidak dapat diatribusikan/dilekatkan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan secara spesifik. Karena biaya ini biasanya dinikmati bersama selama proses produksi berlangsung. Dalam situasi tertentu dapat pula disebut sebagai biaya bersama (common cost). Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari produk yang dibuat dan dapat dengan mudah diatribusikan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan atau dibuat. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead sering pula disebut sebagai biaya konversi (conversion cost), yaitu biaya yang dikeluarkan atau terjadi sehingga bahan baku dapat diubah menjadi produk jadi. Kelompok biaya lain selain biaya produksi adalah biaya periode (period cost), yaitu biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan atau terjadi selama periode berjalan dalam rangka operasional perusahaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni beban penjualan atau pemasaran dan beban-beban administratif. Klasifikasi biaya yang berbeda-beda ini dilakukan agar dapat mengukur kinerja atau prestasi masing-masing bagian secara lebih fair. Kata lainnya adalah, alokasi yang tepat akan dapat meningkatkan pertanggungjawaban masingmasing bagian. Sehingga sebuah beban, bisa jadi teralokasikan ke dalam pos-pos yang berbeda walaupun jenisnya sama. Beban depresiasi komputer, misalnya, bisa jadi merupakan kelompok biaya overhead, jika komputer tersebut berada di atau dipergunakan untuk kegiatan oleh departemen produksi. Mungkin juga merupakan 137 beban pemasaran/penjualan jika komputer tersebut Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 dimanfaatkan oleh bagian tersebut. Atau boleh jadi pula beban depresiasi komputer tersebut merupakan kelompok beban adminstratif jika komputernya digunakan oleh bagian kantor atau administrasi. Oleh karena itulah kita harus dapat mengklasifikasikan setiap beban ke dalam kelompok biaya yang tepat karena berdasarkan laporan tersebut kinerja suatu bagian/seseorang akan diukur. Beban pokok produksi (Cost of Goods Manufactured) Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut beban pokok produksi barang selesai (cost of goods manufactured) atau disingkat dengan beban pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Beban pokok produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga produksi (cost of goods manufactured statement). Laporan ini merupakan bagian dari beban pokok penjualan (cost of goods sold). Akuntansi Perusahaan Manufaktur Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap pengikhtisaran yang terdiri dari: Tahap pencatatan 1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi 2. Pencatatan dalam jurnal 3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar Tahap pengikhtisaran 4. Pembuatan neraca saldo 5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian 6. Penyusunan laporan keuangan 7. Pembuatan jurnal penutup 8. Pembuatan neraca saldo penutup 9. Pembuatan jurnal balik 138 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut. Pembahasan perusahaan manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahaptahap tersebut secara garis besar saja. Penekanan diberikan pada proses akuntansi untuk masing-masing akun/rekening/perkiraan perusahaan manufaktur (ketiga istilah ini dipakai seluruhnya, secara bergantian, sepanjang pembahasan dalam buku ini untuk menunjukkan bahwa ketiganya merupakan istilah yang lazim dipakai sehari-hari dalam praktik pada DU/DI). Namun demikian, tetap diharapkan bahwa pemaparan berikut ini telah mencakup semua pemahaman minimal yang diperlukan untuk dapat menjalankan proses akuntansi pada sebuah perusahaan manufaktur. Bahan Baku (Raw Materials) Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam buku pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai). Pembayaran hutang yang bersangkutan dicatat dalam buku pengeluaran kas. Di buku besar, pembelian bahan baku dicatat dalam rekening pembelian dan rekening-rekening lain yang berhubungan, misalnya potongan pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku dari gudang untuk produksi tidak dicatat. Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan baku hanya digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jurnal penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada di awal dan akhir periode. Sementara itu, nilai persediaan ditentukan dengan mengadakan penghitungan fisik. Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir) dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban pokok produksi. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor) Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas. Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya buruh langsung. Pada akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan dengan mambuat jurnal penutup ke rekening Ikhtisar Beban pokok produksi. 139 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Biaya Overhead Pabrik (Overhead) Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidak langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan, asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiap-tiap jenis biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau ingin lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja yaitu biaya overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya overhead pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan. Pembelian biaya overhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku pembelian. Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas rekening yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi. Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory ) Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementara itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya, pada saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya sebagian barang yang belum selesai diproses. Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi untuk barang itu, tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan sebagai persediaan dalam proses. Untuk memperoleh beban pokok produksi barang yang telah selesai, biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di awal periode dan dikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir periode. Pesediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan jalan melakukan penghitungan phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulu bagaimana menghitung nilai persediaan dalam proses. Yang perlu diketahui adalah bahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan biaya pabrikase yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat nilai persediaan dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi nama: 140 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 “Persediaan dalam Proses”. Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan dalam proses awal dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal penyesuaian lain untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada pada akhir periode. Rekening lawan yang digunakan dalam jurnal penyesuaian tersebut adalah Ikhtisar Beban pokok produksi. Di bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur pembebanan biaya ke dalam proses produksi hingga pengakuan beban pokok penjualan. Alur ini digambarkan dalam bentuk hubungan di antara buku besar perkiraan-perkiraan yang terkait dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Kita dapat melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait dan harus dibuatkan jurnalnya selama proses produksi berlangsung, dan kapan masing-masing perkiraan tersebut harus didebitkan atau dikreditkan. Tentu saja, ilustrasi tersebut menggambarkan pencatatan yang harus dibuat ketika perusahaan menerapkan metode perpetual untuk persediaannya. 3. Siklus akuntansi perusahaan manufaktur Alur siklus akuntansi merupakan beberapa tahapan bagi seorang akuntan untuk menghasilkan laporan keuangan bagi suatu perusahaan pada periode tertentu. Pada intinya, siklus akuntansi manufaktur hampir sama dengan siklus akuntansi non manufaktur. Hanya saja, tahapan di dalam siklus akuntansi manufaktur ini cenderung lebih kompleks daripada siklus akuntansi yang lain. Hal ini dikarenakan dalam perusahaan manufaktur terdapat banyak sekali jenis usaha yang menimbulkan berbagai macam pencatatan dan pelaporan. Beberapa Tahapan dalam Siklus Akuntansi Manufaktur Secara garis besar, siklus akuntansi, termasuk siklus akuntansi manufaktur, dimulai dari proses pencatatan transaksi-transaksi ke dalam jurnal, pemindahan atau posting menuju buku besar, kemudian melalui neraca lajur dibuatlah laporan keuangan dan laporan lain yang dibutuhkan. 141 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Dalam menjalankan aktivitas-aktivitas seluruh proses manufakturing diatas, akuntan haruslah berpedoman kepada prinsip atau kaidah akuntansi yang tercantum dalam Penjelasan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi manufakturing adalah sebagai berikut : 1. Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Transaksi merupakan peristiwa yang menyebabkan perpindahan uang atau barang dari pihak yang satu ke pihak yang lainnya. Transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan karyawannya dapat berupa perpindahan uang kas untuk gaji atau upah karyawan. Sedangkan transaksi antara perusahaan dengan pemasok misalnya adalah perusahaan membayar rekening atas pembelian bahan baku dari pemasok. Dan masih banyak lagi transaksi yang dilakukan perusahaan dengan pihak-pihak lain. Dan karena perusahaan manufaktur biasanya berhubungan dengan lebih banyak pihak, maka hal ini juga yang dapat menjadikan transaksi dalam siklus akuntansi manufatur terasa lebih rumit. Sumber dan penggunaan uang atau barang dari transaksi-transaksi tersebut kemudian dicatat ke dalam jurnal. Jurnal itu sendri dapat dikatakan sebagai catatan kronologis dari transaksi yang dilakukan perusahaan. Dalam proses menjurnal, akuntan harus mengikuti aturan pencatatan dobel atau rule of double entry. Aturan pencatatan dobel ini mengharuskan seorang akuntan untuk mencatat setiap transaksi paling sedikit pada dua akun, yaitu di sisi debit dan sisi kredit. Transaksi yang telah dilakukan juga sebaiknya disertai dengan dokumen pendukung sebagai bukti telah terjadinya transaksi tersebut. Semisal faktur, nota, cek, dan lain sebagainya. 142 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 2. Pemindahan atau Memposting Menuju ke Buku Besar Istilah posting digunakan untuk menunjukkan pemindahan nilai-nilai dalam jurnal menuju rekeining-rekening yang sesuai di buku besar. Jadi, buku besar atau general ledger merupakan kumpulan dari catatan rekening-rekening yang digunakan dalam satu rangkaian usaha atau aktivitas bisnis. Setiap rekening dalam buku besar ini dapat diibaratkan seperti keranjang khusus yang menampung catatan transaksi yang sejenis. Sehingga, rekening-rekening yang terdapat dalam buku besar inilah yang akan keluar dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Diantara rekening-rekening tersebut adalah kas, kas di bank, tanah, utang investasi, persediaan, pendapatan, modal sendiri, laba ditahan, dan masih banyak lagi. Idealnya, pemindahan atau posting dilakukan segera setelah jurnal ditutup setiap harinya. Namun pada prakteknya, ada pula yang melakukan posting setiap minggu atau bulanan bergantung dari kebijiakan masing-masing perusahaan manufaktur. Sebagai tambahan, posting dari jurnal ke buku besar tidak hanya memindahkan angka-angkanya saja, namun juga termasuk tanggal dan referensi posting. Informasi ini dapat bermanfaat bagi akuntan ketika suatu saat nanti ia akan menelusuri data. 3. Penyusunan Neraca Lajur Neraca lajur berfungsi untuk membantu akuntan dalam mengorganisasi data akuntansi serta menghitung laba rugi perusahaan. Selain itu, neraca lajur juga bermanfaat dalam pembuatan laporan keuangan, pencatatan jurnal penyesuaian, dan pencatatan jurnal penutup. Apabila perusahaan mendapatkan laba, maka kolom laba rugi dalam neraca lajur akan menunjukkan bahwa total kredit lebih besar dibandingkan dengan total debit. Selain itu, dalam kolom neraca, total debitlah yang lebih besar daripada total kredit. Dan juga sebaliknya apabila perusahaan menderita rugi. Sedangkan jika perusahaan tidak mendapatkan laba sekaligus tidak menderita rugi, maka total debitnya sama dengan total kredit, baik di kolom laba rugi maupun kolom neraca. 143 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 4. Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan yang utama adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Namun dalam siklus akuntansi manufaktur, laporan yang dihasilkan dapat disertai dengan laporan manufaktur, harga pokok barang yang dijual, daftar pendapatan, dan lain sebagainya. 4. Menyusun Laporan Keuangan Manufaktur Secara umum laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu penyajian yang bersifat terstruktur dari posisi keuangan suatu perusahaan atau organisasi ekonomi yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan dalam periode tertentu. Menurut Mamduh M. Hanafidan Abdul Halim yang tertulid dalam buku Analisis Laporan Keuangan. Laporan Keuangan didefinisika sebagai laporan yang diharapkan bisa member informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industry, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan didefinisikan sebagai “Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifisikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya”. (IAI, 2002 : par 47) Berdasarkan beberapa pengertian tentang laporan keuangan diatas dapat diambil beberapa poin-poin yang dapat dipahami adalah sebagai berikut : a. Laporan Keuangan adalah produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal misalnya manajer maupun pihak eksternal perusahaan misalnya para investor. b. Laporan Keuangan adalah gambaran atau lukisan perusahaan yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. c. Laporan Keuangan adalah rangkaian dari berbagai aktivitas ekonomi perusahaanyang diklasifikasikan, pada periode tertentu d. Laporan Keuangan adalah ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan. 144 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur secara umum meliputi, laporan harga pokok produksi merupakan laporan keuangan yang menginformasikan segala biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang terjual selama priode tertentu, laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan jumlah penghasilan, beban yang terjadi dan laba yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu atau rugi yang diderita perusahaan dalam periode tertentu, laporan keuangan neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Laporan Perusahaan Modal merupakan laporan keuangan yang menjelaskan perubahan posisi modal suatu perusahaan dalam periode tertentu baik modal dalam bentuk modal saham apabila perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Modal pemilik apabila perusahaan berbentuk perusahaan perseorangan, firma, dan CV. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, didalam perusahaan manufaktur atau industry terdapat empat jenis laporan keuangan yang utama yaitu Laporan Harga Pokok Produksi (Cost Of Goods Sold), laporan Laba/Rugi (Income Statement), Laporan Perubahan Modal (Capital Statement) dan neraca (Balance Sheet). Secara lebih detail macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur dapat diuraikan berikut ini : a. Laporan Keuangan Harga Pokok Produksi Laporan Keuangan yang menggambarkan rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang terjual selama periode tertentu (biasanya selama satu tahun anggaran atau satu periode akuntansi). Harga Pokok Produksi terdiri dari lima bagian utama, yaitu : Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya over head pabrik (BOP) Biaya produk setengah jadi/produk dalam proses Biaya produk jadi Bentuk Laporan Keuangan Harga Pokok Produksi : 145 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 b. Laporan Keuangan Laba-Rugi Laporan laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahaan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba, sebaliknya kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya berarti rugi. 146 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Bentuk Laporan Keuangan Laba-Rugi : c. Laporan Keuangan Neraca Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Dalam laporan keuangan neraca terdapat dua bagian penting yaitu bagian aktiva dan bagian pasiva, aktiva ini merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan atau organisasi ekonomi sedangkan pasiva merupakan sumber kekayaan perusahaan atau dengan kata lain aktiva berasal dari pasiva atau pasiva merupakan sumber aktiva. Bagian aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan dapat berbentuk 147 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 aktiva lancer, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Aktiva lancer contohnya kas, piutang dan sebagainya, aktiva tetap contohnya tanah, mesin, gedung dan sebagainya, serta aktiva tak berwujud contohnya hak paten, goodwill dan sebagainya. Sedangkan bagian pasiva terdiri dari kewajiban atau hutang perusahaan dan modal perusahaan. Bentuk Laporan Keuangan Neraca : d. Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas merupakan suatu daftar yang dicatat secara sistematis, yang menjelaskan perubahan modal setelah perusahaan melakukan kegiatanya selama periode tertentu. Modal akan bertambah jika laba bersih lebih besar dari pada pengambilan 148 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 privedan modal akan berkurang jika laba bersih lebih kecil dari pada pengambilan prive. Laporan perubahan modal dalam badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas biasa disebut laporan laba ditahan hal ini. Bentuk Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas : 5. Akuntansi biaya berdasarkan pesanan Perhitungan Biaya berdasarkan pesanan: Suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak, tumpukan atau pesanan pelanggan yang spesifik. Karakteristik Biaya Pesanan a. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang diterima. b. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan. c. Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan. d. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan selesai. e. Biaya per-unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi yang terdiri dari: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead dibebankan dengan total unit yang dipesan. f. Akumulasi biaya pada umumnya menggunakan biaya normal. 149 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 g. Produk yang sudah selesai dapat disimpan di gudang atau langsung diserahkan pada pemesan. Penentuan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang dibebankan ke setiap pesanan. Dalam penentuan biaya berdasarkan pesanan ini dapat ditinjau dari tiga elemen biaya bagian yang saling berhubungan yaitu: a. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku langsung membebankan bahan baku langsung ke pesanan dan membebankan bahan baku tak langsung ke biaya overhead pabrik. b. Akuntansi tenaga kerja langsung memelihara akun yang berhubungan dengan beban gaji dan membebankan biaya tenaga kerja langsung ke pesanan dan membebankan biaya tenaga kerja tak langsung ke biaya overhead. c. Akuntansi biaya overhead pabrik mengakumulasi biaya overhead pabrik, memelihara catatan terinci dari overhead yang telah dikeluarkan dan membebankan sebagian dari biaya overhead ke setiap pesanan. Manfaat Perhitungan Biaya Pesanan Untuk penetapan harga jual dan pengendalian biaya. Umumnya calon pelanggan selalu meminta estimasi biaya telebih dahulu sebelum memesan dan seringkali mereka memesan atau memberi pekerjaan akan membandingkannya dulu dengan pesaing. Perhitungan Biaya Normal Sistem akuntansi dimana bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan pada obyek biaya berdasarkan biaya aktual dan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif ditentukan dimuka. Tarif ditentukan dimuka : Suatu Jumlah yang diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang dengan total dasar alokasi biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang. atau Estimasi BOP = Total BOP/Dasar alokasi 150 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka "menormalkan" penerapan overhead pabrik ke pesanan, karena itu biaya produk yang dihasilkan disebut biaya normal dan metode akuntansi disebut dengan perhitungan biaya normal. Kartu Biaya Pesanan Dokumen sumber untuk memasukkan biaya dalam kalkulasi biaya pesanan. Catatan ini disebut juga sebagai lembar biaya pekerjaan, arsip biaya pekerjaan atau kartu biaya pekerjaan. Dokumen ini merupakan dokumen dasar dalam perhitungan biaya pesanan dengan mengakumulasi biaya untuk setiap pesanan. Karena biaya diakumulasi setiap pekerjaan, batch atau lot maka dalam dokumen ini memperlihatkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk suatu pesanan. File kartu biaya pesanan yang belum selesai dapat berfungsi sebagai buku besar tambahan untuk persediaan produk dalam proses. Contoh Kartu Biaya Pesanan 151 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Jurnal Perhitungan Biaya Pesanan Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, jurnalnya: Persediaan Bahan Baku xxx Utang Dagang/Kas xxx Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku, menggunakan metode mutasi persediaan (perpetual). Dalam setiap pemakaian bahan baku harus diketahui pesanan mana yang memerlukannya. Jurnalnya: Produk Dalam Proses xxx Bahan Baku xxx Pengendali Overhead Pabrik xxx Bahan Baku xxx Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Beban gaji xxx Beban Gaji yang harus dibayar xxx Diperlukan pengumpulan dua macam jam kerja, yaitu: a. Jam kerja total selama periode kerja tertentu. b. Jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan. Perusahaan harus menyelenggarakan kartu hadir masing-masing karyawan, untuk mengumpulkan informasi jam kerja total selama periode kerja tertentu, untuk pembuatan Daftar Upah. Disamping itu, perusahaan harus mencatat penggunaan jam kerja masing2 karyawan untuk mengerjakan pesanan. (Masing-masing karyawan dibuatkan Kartu Jam Kerja/Job Time Ticket) Jurnal untuk pembagian upah: Produk Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Gaji dan Upah xxx Pengendali Overhead Pabrik Beban Gaji xxx xxx Pencatatan Biaya Overhead Pabrik (BOP) BOP dikelompokkan menjadi bbrp golongan, yi: 152 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 a. Biaya Bahan Penolong b. Biaya reparasi dan pemeliharaan, berupa pemakaian persediaan spareparts dan persediaan supplies pabrik c. Biaya tenaga kerja tak langsung d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap (contoh: biaya penyusutan aktiva tetap) e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu (contoh: terpakainya asuransi dibayar di muka) f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai (contoh: biaya reparasi mesain pabrik, biaya listrik) BOP dalam metode harga pokok pesanan harus dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Tarif BOP ditentukan pada awal tahun/periode dengan cara sbb: Tarif BOP = Taksiran jumlah BOP selama 1 periode Jumlah Dasar pembebanan* Dasar Pembebanan BOP: Satuan produk, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Jam Tenaga Kerja Langsung, Jam Mesin BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan selama satu tahun yang sama, kemudian pada akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif Pencatatan BOP yang Dibebankan kepada produk: Produk Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xxx Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan (untuk mempertemukan BOP Dibebankan dengan BOP Sesungguhnya) Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 153 xxx xxx Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 Pencatatan BOP yang Sesungguhnya: Misal: 1. Pemakaian Bahan Penolong: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx Persediaan Bahan Penolong xxx 2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Tak langsung: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx Gaji dan Upah xxx Pencatatan Produk Selesai Biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam Kartu Harga Pokok dijumlah dan dikeluarkan dari rekening Barang Dalam Proses dengan jurnal sbb: Persediaan Produk Jadi xxx Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Produk Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx xxx xxx Harga Pokok Produk jadi dicatat dalam Kartu Persediaan (Finish Goods Ledger Card) dan Kartu Harga Pokok Pesanan tersebut dipindahkan ke dalam arsip Kartu Harga Pokok Pesanan yang telah selesai. Kerugian Dalam Proses Produksi 1. Sisa Bahan Dalam proses pabrikasi sisa bahan dapat berasal dari: Pengolahan kurang baik Suku cadang rusak atau cacat yang tidak bisa diretur Stock bahan terlalu lama Penghentian proyek-proyek percobaan Mesin-mesi pengolahan sudah tua 154 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701 2. Produk Rusak Produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan tetapi secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, dimana biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai jual setelah produk diperbaiki. Produk rusak diketahui setelah proses produksi selesai. 3. Produk Cacat Produk yang dihasilkan dalam proses produksi dimana produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan tetapi secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu dimana biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki lebih rendah dari nilai jual setelah produk tersebut diperbaiki. 6. Akuntansi biaya berdasarkan proses 155 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701