Ringkasan Khotbah

advertisement
Ringkasan Khotbah - 13 April 2014
Tertukarnya Berkat dan Kutuk
Mzm. 22:1-8; Im. 16:5-10; Bil. 21:5-9
Ev. Bakti Anugrah
Paul Washer penulis buku “Gospel Power and Message” mengatakan seringkali dalam
pemberitaan Injil tentang Yesus Kristus Tuhan kita, ada kesalahan besar di dalam pemberitaan
kita, yaitu kita kurang menekankan tentang kematian Yesus Kristus. Banyak gereja malah
memberitakan tentang kepentingan manusia tetapi kematian Tuhan Yesus jarang disinggung.
Jika kita mengatakan Kristus mati, apakah bedanya? Karena semua orang juga mati. Jika kita
mengatakan Yesus mati secara terhormat, apakah bedanya dengan para martir? Apakah
perbedaan mendasar antara kematian Yesus dengan kematian orang lain?
Perbedaannya adalah di dalam hal, Yesus Tuhan kita mati menanggung pelanggaran dari
umat-Nya dan penderitaan-Nya adalah penderitaan hukuman ilahi yang seharusnya kita
tanggung. Yesus tidak sekedar mati, Ia menanggung murka Allah dan
pelanggaran-pelanggaran kita.
Dalam Mzm. 22, teriakan Tuhan Yesus di atas kayu salib “AllahKu, AllahKu mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” Teriakan ini tidak dapat kita pahami, karena Mesias terpisah dari Allah
Bapa adalah hal yang kontradiksi dan tidak masuk akal. Tetapi inilah yang terjadi pada saat Dia
mati di atas kayu salib.
Paul Washer mengatakan pada ayat 2-3 dari Mazmur ini merupakan keluhan yang sangat
dalam kepada Tuhan. Biasanya kita berpikir orang yang doanya tidak dijawab oleh Tuhan
adalah orang yang berdosa kepada Tuhan, tetapi Yesus tidak berdosa dan saat itu doa-Nya
tidak dijawab.
Perkataan Yesus “Mengapa Engkau meninggalkan Aku” memiliki pengertian orang yang
dicampakkan /dibuang dengan sengaja. Kalimat ini mau mengatakan bahwa sang Mesias
benar-benar sadar bahwa Tuhan telah membuang Dia, dan Tuhan tidak mendengar
teriakan-Nya. Kita harus mengerti seberapa besar pengorbanan dan cinta Tuhan kepada kita,
untuk itu kita harus melihat salib. Teriakan Yesus tidak didengar oleh Allah Bapa, karena Yesus
harus menanggung dosa kita semua. Seharusnya kitalah yang mengalami kematian tersebut,
tetapi Yesus menggantikan kita.
1/4
Ringkasan Khotbah - 13 April 2014
Mzm. 22:4-6, merupakan seruan kepada Allah perjanjian. Alkitab dibagi menjadi Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru. Kita sebagai umat Tuhan dan Allah kita adalah Allah perjanjian. Di
dalam Perjanjian Lama, tidak ada satu kejadian di mana orang berdosa berseru kepada Tuhan
dan Tuhan tidak menjawab. Tetapi saat Yesus disalibkan yang terjadi adalah kebalikannya,
Tuhan tidak menjawab, Tuhan tidak mau mendengarkan seruan anak-Nya.
Tuhan adalah Tuhan yang kudus dan bersemayam di tempat yang tinggi, tetapi pada ayat ke-7
Yesus menyebut diri-Nya dengan bahasa yang merendahkan diri-Nya, karena Allah telah
menimpakan kesalahan dan dosa kita semua kepada-Nya.
Pada Bil. 21, umat Tuhan sudah melawan Tuhan, mereka bersungut-sungut dan tidak
mencintai Tuhan lagi. Mereka tidak suka dengan pemeliharaan Tuhan. Hal ini juga sering terjadi
pada umat Tuhan di masa sekarang. Bangsa Israel marah kepada Tuhan sehingga Tuhan
marah kepada mereka dan mengirimkan ular beracun supaya mereka mati. Tetapi Musa
diperintahkan untuk membuat sebuah ular tembaga, untuk menyembuhkan bangsa Israel.
Matthew Henry mengatakan bahwa yang menyembuhkan dibentuk serupa dengan yang
melukai.
Inilah gambaran yang kuat tentang salib. Saat Yesus disalib, ia sama seperti manusia yang
berdosa, tetapi perbedaannya adalah manusia mati karena dosa mereka, sedangkan Yesus
mati karena menanggung dosa manusia. Bentuknya sama tetapi berbeda. Yang satu berdosa,
yang lain tidak berdosa, yang satu membunuh, yang lain menyembuhkan.
Kristus Tuhan kita bukanlah orang berdosa, tetapi Ia dijadikan berdosa karena kita. Maka
semua orang yang memandang ke atas kayu salib, akan diselamatkan. Yes. 45:22, perkataan
ini menggambarkan apa yang digambarkan pada kayu salib dan kayu dimana ular tembaga
didirikan. Yes. 45:22 mengatakan orang bisa selamat hanya dengan memandang kepada
Tuhan. Manusia dimatikan oleh dosa mereka sendiri, tetapi saat kita memandang pada Kristus
yang tersalib dan tidak berdosa, mereka diselamatkan.
Pada Imamat 16, menggambarkan tentang 2 kambing yang merupakan gambaran dari Kristus.
Kambing pertama disembelih dan dijadikan korban untuk penghapus dosa di hadapan Tuhan.
Darah dari kambing pertama diambil dan dipercikkan pada tahta belas kasihan di belakang tabir
ruang Maha Suci. Darah melambangkan pengampunan dosa dan belas kasihan Tuhan.
2/4
Ringkasan Khotbah - 13 April 2014
Kini darah yang dicurahkan Yesus Kristus menjadi penebus dosa bagi umat-Nya. Yesus
mengalirkan darah-Nya untuk meredakan murka Allah, dan mendamaikan kita. Saat Tuhan
Yesus melakukan hal ini, Allah kita bukan Allah yang suka darah, tetapi dosa hukumannya
adalah kematian. Yesus mengerti hal ini dengan baik, Ia sudah membuat perjanjian anugerah di
dalam kekekalan.
Kambing yang kedua, imam besar harus menaruh kedua belah tangannya di atas kambing dan
mengakui semua dosa bangsa Israel. Artinya adalah kambing kedua ini menanggung semua
dosa dari bangsa Israel. Kambing kedua ini bertindak sebagai scapegoat (kambing hitam).
Kemudian kambing kedua ini akan dilepaskan ke padang gurun dan dibuang. Kambing kedua
ini menanggung dosa Israel dan dibuang dari bangsa Israel.
Di atas kayu salib terjadi pertukaran yang paling tidak adil di dalam sepanjang sejarah. Harga
harus sesuai dengan kualitas barang, tetapi saat Yesus membayar dengan darah-Nya di kayu
salib, yang Ia peroleh adalah dosa kita dan kematian. Ini merupakan suatu pertukaran yang
sama sekali tidak adil tetapi itulah yang dilakukan-Nya. Yesus menanggung semua dosa kita
sendirian. Yesus Kristus sengaja menjadi kambing hitam bagi kita, supaya kita diselamatkan
dari murka Tuhan. Kasih Tuhan bukan diberikan saat kita diberikan berkat fisik tetapi saat kutuk
yang seharusnya kita terima justru diterima dan ditanggung oleh Tuhan. Banyak orang Kristen
tidak mengerti mengenai hal ini dan menuduh Tuhan kurang mengasihi kita jika berkat fisik
yang kita terima terasa kurang.
Walaupun Kristus menanggung dosa kita, Ia tetap bersih dan tidak bercacat. Alkitab mencatat
bahwa terkutuklah mereka yang di kayu salib, dan terkutuklah mereka yang tidak melakukan
hal-hal yang tertulis dalam hukum taurat. Orang yang berada di bawah hukuman Tuhan akan
mengalami penderitaan dan kutukan.
Hal ini tidak ada dalam agama dan kepercayaan lain. Manusia berpikir mereka bisa berbuat
cukup baik untuk memperkenan Tuhan. Tuhan bilang kalau mau diperkenan-Nya harus tukar,
bukan berbuat baik, tetapi kita harus mati. Kecuali ada yang menggantikan kematian kita.
Siapakah yang mau melakukan pertukaran ini? Seharusnya kita semua mati menanggung dosa
kita. Tetapi Yesus mau menanggung dosa kita dan mati demi kita. Inilah pemberian Tuhan.
Allah yang baik dan benar dapat memberikan berkat kepada orang berdosa tanpa
mengkompromikan kebaikan-Nya, caranya adalah ada yang Benar dan Kudus yang
menggantikan kita, yaitu Anak-Nya Yesus Kristus.
Saat Tuhan berkata kepada Abraham untuk mengorbankan Ishak, Abraham melakukan apa
yang Tuhan katakan. Saat Abraham akan membunuh Ishak, Tuhan menyediakan domba
pengganti. Tetapi saat Tuhan Yesus harus mati di kayu salib, kali ini Tuhan tidak menyediakan
3/4
Ringkasan Khotbah - 13 April 2014
pengganti. Kali ini Tuhan “menulikan” telinga-Nya dan tidak mendengar sama sekali.
Saat Abraham rela mengorbankan anaknya, Tuhan berkata kepada Abraham bahwa Ia tahu
Abraham takut kepada Tuhan. Paul Washer mengatakan bahwa sekarang kita yang percaya
kepada Tuhan bisa berkata bahwa kita tahu bahwa Ia mengasihi kita, karena Ia telah
mengorbankan anak-Nya satu-satunya demi kita. Tuhan begitu mengasihi kita, sehingga Ia
mengorbankan Anak-Nya yang tunggal. Cinta Tuhan bukan saat doa kita dijawab atau semua
keinginan kita dipenuhi, tetapi saat doa Anak-Nya tidak dijawab, yaitu saat dosa kita
ditanggung-Nya. Saat berkat itu turun kepada kita, kita mesti bertanya kepada diri kita sendiri,
“Tuhan begitu mengasihi saya, apakah saya mengasihi Engkau?” (Transkrip ini belum diperiksa
pengkhotbah, MD).
4/4
Download