BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kerangka Teori Teori dalam

advertisement
25
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Kerangka Teori
Teori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor sangat penting dalam
proses penelitian itu sendiri, karena separuh dari kegiatan penelitian adalah proses
teori dan proses berteori. Pada proses ini peneliti melakukan analisis-analisis
deduktif untuk mencoba proses menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.
Teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian,
menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi, dan
menemukan alat-alat analisis data (Bungin, 2005: 25).
Secara umum, Teori adalah skema konseptual yang berdasar pada
pernyataan fundamental disebut aksioma, yang diasumsikan benar adanya
(Ananda, dkk 2005: 29). Menurut Kerlinger Teori ialah serangkaian konsep,
konstruk, definisi, proporsi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep(Idrus, 2009:17)
Pentingnya teori dalam penelitian maka merupakan sebuah keharusan
setiap peneliti untuk memahami teori dan mengerti kedudukannya dalam
penelitiannya. Adapun Teori yang dianggap Relevan dengan penelitian ini sebagai
berikut:
2.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan maupun ide gagasan
dari satu pihak kepihak lain agar terjadi saling mempengaruhi satu sama lain. Baik
dilakukan secara lisan maupun Verbal yang bisa dipahami oleh kedua pihak.
Agar lebih memahami pengertian mengenai komunikasi agar dapat
dilaksanakan dengan efektif adalah yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell
bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab
pertanayaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”
(Effendy, 2004:29)
Universitas Sumatera Utara
26
-
Who?
(Siapakah komunikatornya?)
-
Says What?
(Pesan apa yang disampaikan?)
-
In Which Channel?
(Media apa yang digunakan?)
-
To Whom?
(Siapa komunikannya?)
-
With What Effect?
(Efek yang apa diharapkan?
Menurut Sendjaja dalam buku (Ritonga, 2005:15), secara umum hasil dari
komunikasi, dapat mencakup tiga aspek yaitu:
1. Aspek Kognitif, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan.
Misalnya, menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal.
2. Aspek Afektif, menyangkut sikap atau perasaan/emosi. Misalnya sikap
setuju/ tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan
menyukai.
3. Aspek Kognatif, yaitu menyangkut perilaku/ tindakan. Misalnya,
berbuat seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti
yang disarankan (menentang).
Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi
(Widiana, 2010:1). Perusahaan dapat merancang suatu bauran pemasaran
(marketing mix) tidak hanya pada komunikasi pemasaran, namun juga rancangan
atribut produk, harga, dan distribusi yang memungkinkan perusahaan tersebut
untuk dapat mengalokasikan sumber dayanya secara optimal sekaligus
menciptakan nilai bagi para pelanggan. Didalam melakukan kegiatan pemasaran,
ada 4 komponen didalam Bauran Pemasaran (marketing mix) terdiri dari 4P yakni:
Product (produk)
Price ( harga)
Place (tempat, termasuk juga distribusi
Promotion (promosi)
Sehingga akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu: Konsumen potensial
mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat
menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan, lalu
perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan
Universitas Sumatera Utara
27
dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini seperti penjelasan mengenai produk,
desain produk, promosi produk, mengiklankan produk, komunikasi kepada
konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ketangan konsumen secara
cepat, terakhir dapat mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa
sehingga
produk
cocok
dengan
konsumen
dan
dapat
terjual
dengan
sendirinya(Hermawan, 2012:33-35).
Kegiatan promosi biasanya merupakan salah satu komponen yang menjadi
prioritas dari kegiatan pemasaran. Dengan adanya promosi maka konsumen akan
mengetahui bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang akan menggoda
konsumen untuk melakukan pembelian. Kegiatan promosi sangat erat kaitanya
dengan
penyebaran
informasi
untuk
disampaikan
kekonsumen.
Dalam
penyampaian informasi ini biasa disebut dengan Promotion Mix yaitu:
Program Periklanan yang dijalankan, kegiatan periklanan merupakan
kegiatan utama bagi perusahaan untuk menunjang kegiatan promosi
dimana promosi memiliki tujuan utama untuk menarik konsumen agar
mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan.
Promosi dengan mengutamakan penjualan yang dilakukan secara pribadi
(personal selling) kegiatan promosi ini bisa dikatakan sebagai ujung
tombak dari kegiatan promosi. Hal ini karena penjualan personal adalah
kegiatan promosi yang mengharuskan pemasar berhadapan dengan
konsumen secara langsung.
Promosi yang dilakukan dengan menambahkan aspek penambhan
intensitas nilai produk (additional values of product) atau dikenal sebagai
promosi penjualan (sales promotion) promosi penjualan mengedepankan
penambahan intensitas nilai barang/jasa. Secara khusus program-program
promosi penjualan meliputi diskon, rabat, bantuan pembiayaan periklanan,
dan bonus bagi dealer/agen dan sebagainya.
Promosi dengan cara meningkatkan publisitas, cara ini lebih condong
untuk membentuk sebuah citra (image) yang lebih positif terhadap produk
yang ditawarkan. Pembentukkan citra yang positif ini dapat dilakukan
dengan iklan atau promosi yang memiliki karakteristik tertentu yang tidak
dapat dimiliki oleh strategi pemasaran lainnya(Hermawan, 2012:39).
Universitas Sumatera Utara
28
Bauran komunikasi pemasaran dapat dijabarkan menjadi beberapa unsur
terkait erat dengan upaya untuk menciptakan equitas merek (brand equity).
Komunikasi pemasaran yang baik dalam pelaksanaanya akan berdampak pada
presepsi positif (kepercayaan) terhadap merek yang disampaikan, begitu juga
sebaliknya kepercayaan merek akan memperlancar komunikasi pemasaran
terintegrasi.
Menurut Nickels dalam (Hermawan, 2012:53) bauran promosi (promotion
mix) yang lengkap meliputi 6 (enam) saluran: Periklanan (Advertising), penjualan
personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), kemudian dari
mulut kemulut (word-of-mouth) publisitas (publicity) dan hubungan masyarakat
(public relations). Namun ada 4 pengertian bauran promosi yang biasa lebih
sering digunakan fungsinya yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Periklanan, semua bentuk penyajian nonpersonal dn promosi ide, barang
atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. Dengan karakteristik:
Dapat mencapai konsumen yang terpencar secara geografis
Dapat mengulang pesan berkali-kali
Bersifat impersonal, dan komunikasi satu arah
Dapat sangat mahal untuk beberapa jenis media
2. Promosi penjualan (sales promotion), berbagai insentif jangka pendek
untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk jasa.
Dengan karakteristik:
Menggunakan berbagai cara pendekatan
Menarik perhatian pelanggan
Menawarkan kekuatan dari insentif untuk membeli
Mengundang dan cepat memberikan penghargaan atas respons
konsumen
Efeknya hanya berjangka pendek
3. Hubungan
masyarakat
dan
publisitas,
berbagai
program
untuk
mempromosikan dan atau untuk melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya, dengan karakteristik :
Universitas Sumatera Utara
29
Sangat terpercaya
Bisa meraih orang yang menghindari tenaga penjualan dan
periklanan
Dapat mendramatisasi perusahaan dan produk
Sangat berguna
Efektif dan ekonomis
4. Penjualan personal (personal selling), interaksi langsung dengan satu
calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan menerima pesanan dengan karakteristik:
Melibatkan interaksi pribadi
Memungkinkan pengembangan hubungan erat
Perangkat promosi yang sangat mahal
Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara
pihak-pihak lembaga (produsen, distributor, dan pembeli) yang terlibat dalam
pemasaran secara langsung. Dengan demikian, walaupun semua pihaknya terlibat
dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama yang berawal
dari mulai mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai terciptanya hubungan
yang saling memuaskan. Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi
yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang
membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan
pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyandarkan semua pihak untuk
berbuat lebih baik (Tjiptono, 1997: 40)
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebar luaskan informasi, mempengaruhi atau membujuk atau mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Widiana,
2010:86) ada tiga unsur pokok dalam struktur komunikasi pemasaran.
1. Pelaku Komunikasi
Terdiri atas pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan
pesan dan penrima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam konteks
Universitas Sumatera Utara
30
ini,
komunikatornya
adalah
perusahaan/produsen,
sedangkan
komunikannya adalah khalayak, seperti pasar pribadi, pasar organisasi,
maupun masyarakat umum yang berperan sebagai initiator, influencer,
decider, purchase, dan user.
2. Material Komunikasi
Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting, yaitu:
a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim
b. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal,
atau non verbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat
dikomunikasikan melalui suatu media.
c. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi. Pilihan
media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun nonpersonal.
d. Response, yaitu pemahaman atas pesan yang diterima oleh
penerima.
e. Feed-back, yaitu pesan
umpan balik dari sebagian atau
keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima.
f. Gangguan (noise) yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat
kelancaran proses komunikasi.
3. Proses Komunikasi
Komunikasi Pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk
menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk melakukan pembelian
atau menarik konsumen (persuasif) dan mengingatkan khalayak
untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen ulang.
2.1.2. Teori Minat
Seorang komunikator dikatakan akan dapat melakukan perubahan sikap
dan tingkah laku dari komunikatornya apabila komunikan merasa adanya
persamaan antara komunikator denganya. Komunikator harus dapat menyamakan
diri dengan komunikannya agar dapat menimbulkan simpati komunikan
terhadapnya.
Dimulainya
komunikasi
dengan
membangkitkan
perhatian
(Attention) akan merupakan langkah awal suksesnya sebuah komunikasi. Apabila
Universitas Sumatera Utara
31
perhatian komunikan lebih terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya
menumbuhkan minat (interest) yang merupakan lanjutan dari perhatian.
Perhatian merupakan gejala psikologis dalam diri seseorang , yaitu proses
dimana suatu objek atau kondisi dalam suatu lingkungan orang yang bersangkutan
merupakan hal-hal yang meberikan respon-respon (Sunaryo, 1983: 62).
Minat beli adalah tahapan kecenderungan responden untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan (Kinnear & Taylor,
1995:10).
Pada dasarnya, minat akan timbul dalam diri seseorang atau konsumen
apabila terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik
2. Terdapatnya kontras yaitu antara hal yang satu dengan hal yang
lainnya sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian
3. Terdapatnya harapan akan mendapat keuntungan atau mungkin
gangguan dari hal yang dimaksud (Riyono, 1984 : 28).
Melihat dari ketiga unsur tersebut maka suatu perusahaan ataupun
produsen harus mampu menampilkan produk mereka secara kreatif dalam
melakukan promosi guna untuk meningkatkan penjualan, apabila dikaitkan
produsen dalam penelitian ini adalah produk Big-Cola dan Coca-Cola harus
mampu bersaing menarik perhatian
kemudian menimbulkan minat beli bagi
konsumen.
Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila
produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Dalam keputusan membeli barang
konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses
pertukaran atau pembeliannya. Ada lima peranan yang dilakukan seseorang dalam
rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Kotler, 1993:244).
Orang yang mengambil inisiatif (initiator): orang yang pertama kali
menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu.
Orang yang mempengaruhi (influencer): seseorang yang pandangan atau
nasihatnya memiliki pengaruh terhadap keputusan akhir.
Orang yang mengambil keputusan (decider): orang yang memutuskan
pada salah satu atau seluruh komponen atau keputusan membeli: apakah
Universitas Sumatera Utara
32
membeli atau tidak, apa yang akan dibeli bagaimana membelinya, atau
dimana membelinya.
Orang yang membeli (buyer): orang yang akan melakukan pembelian yang
sesungguhnya.
Orang yang memakai (user): orang yang akan mengkonsumsikan atau
memakai produk atau jasa.
Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan
keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen yang
dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini
konsumen mencari informasi tentang produk atau merek tertentu dan
mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memechkan
masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah kepada keputusan
pemebelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi dari hasil keputusannya.
Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir
dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap prilaku
purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang luas). Dalam tahap ini
konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang
akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan
memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang produk
yang sama dimasa yang akan datang (Tjiptono, 1997:20).
Menurut (Widjaja,2000:45 )Teori minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Minat tidak dibawa sejak lahir
2. Dapat berubah-ubah (situational dan temporal)
3. Tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus
maupun objek.
4. Objek itu dapat merupakan hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
Minat
beli yang timbul dalam diri konsumen sangat didukung oleh
beberapa faktor. Menurut Fransesco M. Nicosia, seorang konsumen dalam
Universitas Sumatera Utara
33
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk atau pun jasa dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu:
1. Faktor luar, yaitu faktor lingkungan tempat tinggal yang
mempengaruhi konsumen. Misalnya karena dorongan teman,
mengikuti orang lain yang menggunakan barang dan jasa tersebut
dan sebagainya.
2. Faktor dalam, yaitu faktor pemikiran atau kejiwaan dari dalam diri
konsumen itu sendiri yang bersifat maksimal (Engel, 1994 :30).
2.1.3
Model AIDDA
Komunikator berperan dalam pembuatan pesan yang efektif, komunikator
pemasaran yang baik harus melakukan hal-hal seperti: mengenali audiens sasaran,
menentukan tujuan komunikasi, membuat pesan, memilih media untuk pesan
tersebut, dan mengumpulkan umpan balik. Komunikator pemasaran harus
memutuskan respon seperti apa yang dicari dan perlu merancang pesan untuk
mengetahui dimana audiens sasaran sekarang berdiri dan sejauh mana mereka
harus dipengaruhi (Kotler & Amstrong, 2001: 115).
Rancangan
pesan
yang
efektif
dengan
menggunakan
Model
AIDDA(Effendy, 2004:25) dengan penjelasan:
A – Attention
- Perhatian
I – Interest
- Minat
D – Disire
- Hasrat
D – Decision
- Keputusan
A – Action
- Tindakan
Proses tahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi
hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Berdasarkan
hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Proses mulainya
komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi awal sukses suatu
proses
komunikasi.
Apabila
perhatian
komunikasi
telah
terbangkitkan,
hendakanya disusul dengan upaya menumbuhkan ketertarikan (interest) yang
merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian.
Universitas Sumatera Utara
34
Ketertarikan merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik
tolak bagi timbulnya suatu hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang
diharapakan komunikator. Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikasi, maka
bagi komunikator ini belum bearti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan
datangnya keputusan (desicion), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan
(action) sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator (Khasali, 1995:83).
Kaitannya dengan penelitian ini adalah melihat Attention (perhatian) dan
Interest (minat) konsumen, konsumen produk Big-Cola dan Coca-Cola sebagai
produsen sudah menimbulkan daya tarik terhadap mahasiswa Universitas
Sumatera Utara sebagai konsumen dan mampu membangkitkan perhatian, setelah
itu terjadi ketertarikan konsumen hingga muncul minat untuk membeli produk
Big-Cola dan Coca-Cola.
2.2.
Kerangka Konsep
Setiap penelitian Kuantitatif dimulai dengan menjelaskan suatu konsep
penelitian yang dugunakan adalah hal yang penting, sebagai kerangka acuan bagi
peneliti didalam mendesain sebuah instrument penelitian.
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan
gejala secara abstrak, seperti kejadian, keadaan, dan kelompok. Sangat diharapkan
peneliti mampu memformulasikan pemikirannya kedalam konsep secara jelas
dalam kaitannya dengan penyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu
dengan yang lainya (Idrus, 2009:17).
Agar konsep-konsep dapat
diteliti secara empiris, maka
harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (Independent variable) ( X1 )
Variabel bebas adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menjadi
sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Idrus, 2009:79).
Variabel bebas (X1) dan (X2)dalam penelitian ini adalah produk BigCola.
Indikatornya:
a. Produk
Universitas Sumatera Utara
35
b. Bauran komunikasi: Periklanan, Promosi penjualan, Publisitas,
Penjualan personal
c. Harga
d. Tempat beli/Pasar
2. Variabel Terikat (Dependent variabel) ( Y )
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Idrus, 2009:79). Varibel
terikat dalam penelitian ini adalah minat beli produk Big-Cola dan CocaCola.
Indikatornya:
a. Attention (Perhatian)
b. Interest (Ketertarikan/Minat)
c. Desire (Hasrat)
d. Decision (Keputusan)
e. Action (Tindakan)
3. Variabel Antara (Intervening variable) ( Z )
Variabel
Antara
merupakan
variabel
yang
secara
teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat,
tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dimanipulasi, dan dampak-dampaknya
harus disimpulkan bedasarkan dampak variabel-variabel independen
terhadap fenomena yang dihadapi (Idrus, 2009:80). Variabel antara dalam
penelitian ini adalah karakteristik Responden.
Indikatornya:
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Uang saku/ jajan mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
36
2.3.
Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan
diatas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian
sebagai berikut:
Gambar 1 : Variabel Penelitian
Komunikasi
pemasaran
produk
Variabel Antara ( X1)
Variabel Terikat ( Y )
Big-Cola
Minat Beli mahasiswa
Big Cola dan Coca-
USU
Cola
Variabel Antara ( X2)
Coca-Cola
Keterangan :
-
Komunikasi Pemasaran (Big-Cola, Coca-Cola)
-
Variabel Bebas:
X1: Big-Cola
X2: Cola-Cola
-
Variabel terikat :
Y: Minat Beli Mahasiswa USU
Universitas Sumatera Utara
37
2.4. Defenisi Operasional
Tabel 1 : Operasional Variabel
Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Variabel Bebas (X1)
a. Produk
dan (X2)
b. Promotion mix (Bauran Promosi)
Komunikasi Pemasaran
Advertising (periklanan)
produk Big Cola dan
Personal selling (penjualan
Coca-Cola.
personal)
Sales
promotion
(promosi
penjualan)
Public
relation/
publicity
(hubungan masyarakat)
c. Harga
d. Tempat beli/pasar
Variabel Terikat ( Y )
a. Attention (Perhatian)
Minat Beli produk Big
b. Interest (Ketertarikan/Minat)
Cola dan Coca-Cola
c. Desire (Hasrat)
d. Decision (Keputusan)
e. Action (Tindakan)
Variabel Antara ( Z )
a. Jenis kelamin
Karakteristik
b. Usia
Responden
c. Uang saku/ jajan mahasiswa
Ketika penelitian lapangan konsep yang relevan dan berkedudukan sentral
dalam penelitian terlebih dahulu harus dibuat operasional. Menurut Soetandyo
Wignjosoebroto “yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas
tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya, disebut pembuatan
definisi operasional” (Suyanto, Dkk, 2005: 51).
Setiap peneliti hendaklah menyadari bahwa tidak semua individu yang
membaca hasil penelitiannya adalah individu yang memahami konsep yang
Universitas Sumatera Utara
38
sedang ditelitinya. Dengan begitu, menjadi kewajiban setiap peneliti untuk
secara jelas memberikan pengertian tentang variabel yang ditelitinya. Definisi
Operasional bukanlah definisi konsep yang diajukan para ahli, tetapi sudah
merupakan definisi yang lebih operasional tentang variabel itu sendiri, dan tentu
saja bagaimana mengukur variabel itu (Idrus, 2009:81).
Variabel Bebas ( X1) dan Variabel Bebas (X2) yang terdiri dari:
1. Produk: produk minuman khususnya minuman berkarbonasi sangat
beragam dan menjadi daya tarik yang berbeda bagi konsumen.
2. Bauran Promosi (promotion mix)
Advertising : periklanan sebagai iklan dalam jangka pendek,
yang akan menjadi nilai tambah pada penawaran produk BigCola dan Coca-Cola.
Personal
Selling
:
penjualan
personal
memungkinkan
pengembangan hubungan erat untuk produk Big-Cola dan
Coca-Cola
Sales Promotion : promosi penjualan menawarkan kekuatan
dari insentif untuk membeli produk Big-Cola dan Coca-Cola
Public Relation/Publicity : dapat mendramatisasi perusahaan
3. Harga: tingkatan penilaian harga produk Big-Cola dan Coca-Cola.
4. Tempat beli/pasar: lokasi-lokasi pasar yang menyediakan produk BigCola dan Coca-Cola.
Variabel Terikat ( Y ) Minat Beli produk Big-Cola dan Coca-Cola terdiri
dari:
1. Attention (perhatian) dalam langkah awal ini konsumen memiliki
perhatian terhadap program kegiatan yang dibuat oleh produk BigCola dan Coca-Cola.
2. Interest (minat), lalu konsumen merasa berminat untuk mencoba
produk.
3. Desire (kemauan/keinginan), terlihat dimana konsumen menunjukkan
sikap suka terhadap salah satu produk.
Universitas Sumatera Utara
39
4. Decision (keputusan), adalah langkah yang diambil konsumen
dengan keputusan melakukan pemesanan produk yang diinginkannya
atau tidak.
5. Action (tindakan) merupakan langkah terakhir menjadi tindakkan
yang diambil untuk membeli produk yang ditawarkan.
Variabel Antara ( Z ) Karakteristik Responden:
1. Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan (responden)
2. Usia: tingkatan umur responden
3. Uang saku/jajan: pegangan uang jajan yang dimiliki oleh
responden
2.5. Hipotesis
Dari terminologinya, hipotesis memiliki makna simpulan yang sifatnya
masih rendah atau dapat dinyatakan sebagai simpulan sementara penelitian,
sehingga perlu diuji kebenarannya. Hipotesis yang diuji disebut dengan hipotesis
nol (Ho), sedangkan hipotesis alternatif (Ha) (Idrus, 2009:53).
Ho : tidak terdapat pengaruh komunikasi pemasaran produk Big-Cola dan
Coca-Cola terhadap minat beli di Universitas Sumatera Utara
Ha : terdapat pengaruh komunikasi pemasaran produk Big-Cola dan CocaCola terhadap minat beli di Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Download