Nadia Sabila Urfa (MANBIS)

advertisement
Nama : Nadia Sabila Urfa
.Manajemen Bisnis.
NIM : 105100204111004
ANALISIS KOMODITAS BUNGA POTONG (MAWAR) DI PASAR INTERNASIONAL
Indonesia
merupakan negara agraris yang memiliki
iklim tropis sehingga terdapat banyak
keberagaman produk pertanian dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia merupakan negara
dengan
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia sehingga menjadikan itu sebagai reorientasi
pembangunan dengan mengutamakan kekuatan inti (core business) perekonomian yang mampu bersaing
dalam skala nasional maupun internasional. Dalam era globalisasi perdagangan saat ini, komoditas
tanaman hias mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Tanaman hias dapat diposisikan sebagai
komoditas perdagangan yang penting di dalam negeri maupun di pasar global. Tanaman hias merupakan
komoditas yang cukup digemari karena bunga ataupun daunnya yang indah dapat memberikan pengaruh
baik bagi pemiliknya. Tanaman hias yang masih sangat digemari sampai saat ini adalah bunga Mawar.
Salah satu tanaman hias yang popular dan paling banyak diminati masyarakat karena penampilannya yang
cantik dan indah serta aromanya yang harum dan khas dengan julukannya Queen Of Flower. Sudah sejak
lama tanaman ini dibudidayakan serta diusahakan di Indonesia. Kharisma bunga mawar tidak hanya lekang
dalam tatanan kehidupan namun juga memiliki potensi ekonomi dan sosial yang tinggi karena dalam
kegiatan perdagangan mawar memberikan peringkat pertama yang terjual setiap hari. Bunga potong
(Mawar) Indonesia sudah memasuki pasar internasional yaitu ke negara-negara Asia, Eropa, Australia,
Afrika, dan Amerika, namun masih dalam jumlah kecil dan tidak kontinyu. Pasar di kawasan Amerika dan
Eropa rata-rata menyukai tanaman hias yang didatangkan dari kawasan Asia Tenggara karena dinilai
mempunyai harga relatif lebih murah dan banyak menghasilkan ragam jenis terutama hasil persilangan.
Namun daya saing di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya dikarenakan beberapa
faktor. Berikut faktor penyebab utama yang menjadikan komoditas bunga potong Mawar ini memiliki daya
saing yang rendah di pasar Internasional :
I.)
Faktor Penyebab Utama Komoditas Bunga Potong Mawar Memiliki Daya Saing Rendah
Produksi bunga potong Mawar sampai saat ini masih menduduki rangking pertama industri
florikultura. Kebutuhan pasar domestik terhadap bunga potong terus meningkat dengan laju
pertumbuhan 15-25% per tahun, sedang kenaikan produksi hanya 10-20%. Hal ini berarti masih
ada peluang meningkatkan produksi untuk pasar domestik. Tetapi masih terdapat beberapa factor
yang menyebabkan bunga potong mawar di Indonesia masih rendah di pasar Internasional :
 Biaya Produksi dan Pemasaran
Salah satu penyebab tanaman hias Mawar potong Indonesia sulit bersaing di pasar
Internasional adalah karena pada eksportir harus menanggung biaya yang banyak meliputi
izin pengangkutan, biaya pemeriksaan (karantina), biaya pengiriman, pajak perdagangan
dan pungutan lainnya. Panjangnya jalur birokrasi dalam pengurusan izin ekspor tanaman
hias sering mengakibatkan keterlambatan pengiriman dan menyulitkan para eksportir.
Eksportir tanaman hias mengalami ketidakuntungan dalam biaya pengiriman yang tinggi
karena jarak tempuh antar negara cukup jauh. Pada pengiriman bunga potong ke luar
negeri juga harus dengan proses pengawetan dan pengepakan, karena waktu yang
ditempuh membuat bunga menjadi layu.
 Kebijakan pemerintah
Minimnya kebijakan pemerintah sehingga pada tingkat investasi terhambat dalam
permodalan,dan pemasarannya, kemudian dukungan sarana produksi dan ekspor pada
tanaman hias tidak terlalu gencar sehingga terjadi kendala yaitu izin ekspor yang susah,
kemudian lahan yang sempit dan status lahan sewa menyebabkan usaha tani kurang
efisien, dan murahnya harga bunga potong mawar local.
 Intervensi Global
Pada factor ini gencarnya promosi dan program pemasaran oleh negara-negara
maju mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia. Selain itu adanya investasi asing, di
mana banyak jenis tanaman hias subtropis dibudidayakan di Indonesia dan produknya
dikirim kembali ke negara pengirim untuk dikomersialkan, sedang tanaman hias tropis
juga dikembangkan di negara subtropis dan dikomersialkan. Hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap turun naiknya ekspor tanaman hias Mawar Indonesia.
 Produk Impor
Pada umumnya petani lebih suka menanam mawar asal impor. Varietas lokal
jarang ditanam petani dan yang sesuai dengan permintaan terbatas. Alasan petani
menggunakan varietas Potong Mawar dalam Pengembangan impor terutama karena sesuai
dengan permintaan pasar dan harga jualnya lebih tinggi dari mawar lokal. Selain itu mawar
impor sesuai dengan agroklimat setempat, toleran hama penyakit, dan produksi serta
kualitasnya cukup tinggi, sedangkan alasan petani menggunakan varietas lokal karena
biaya produksinya cukup rendah di samping untuk memenuhi pasar. Kebergantungan
terhadap bibit impor membuktikan bahwa transfer teknologi dari negara maju ke negara
berkembang bisa menghambat pengembangan teknologi local.
 Minat Konsumen
Minat konsumen diberbagai negara yang berbeda-beda menjadikan produk yang
paling unggul yang dapat merebut pasar konsumen internasional, mereka lebih selektif
dalam memilih berbagai produk hortikultura. Mawar impor menawarkan penampilan
yang lebih menarik, baik warna ataupun bentuk dan dengan harga yang lebih murah
dibandingkan produk-produk local, Sehingga dapat menarik minat konsumen domestik
untuk mengkonsumsi produk luar negeri daripada produk local.
II.)
Alternatif Perbaikan Agar Daya Saing Komoditas Mawar Potong Dapat Menjadi Kuat Dipasar
Internasional
Hal yang sekiranya perlu dilakukan untuk meningkatkan komoditas Mawar Potong
dipasar Internasional adalah dengan cara;
 Pemerintah dan peranan lembaga keuangan sebagai penyandang dana harusnya lebih
peduli lagi terhadap budidaya produk local, dengan menyediakan fasilitas sarana prasarana
untuk mengembangkan bunga mawar yang lebih baik agar budidaya yang dilakukan petani
bisa menghasilkan produk dengan produktivitas yang tinggi tanpa biaya yang mahal,
pemberian efisiensi lahan yang lebih luas, menata sistem produksi pada pasar
Internasional, dan memberikan fasilitas kredit modal.
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk local, karena daya saing dipasar
Internasional sangat ketat dengan banyak persyaratan yang ditetapkan untuk ekspor
tanaman hias sehingga sulit untuk menguasai pasar Internasional.
 Lebih meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam secara maksimal, meningkatkan
penguasaan teknologi, dana serta faktor non teknis lainnya yang menghambat terciptanya
industri tanaman hias yang memiliki daya saing tinggi.
 Dalam analisis aliran perdagangan bunga potong Mawar Indonesia ke negara tujuan, agar
menghasilkan model yang lebih baik dapat dilakukan dengan menambah jumlah data time
series dan cross section serta menambahkan variabel bebas lain seperti jumlah konsumsi
Mawar ke negara tujuan maupun harga jenis tanaman hias lain di negara tujuan. Dengan
demikian diharapkan dapat diketahui faktor yang mempengaruhi ekspor bunga potong
Mawar ke negara tujuan dapat lebih luas lagi.
Download