Project Management Office Sebagai Agen Sinkronisasi Pembangunan Menuju Indonesia sebagai bangsa yang berorientasi proyek (project oriented nation), Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) selaku badan baru yang berada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengadakan kegiatan diskusi bersama Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia yang diadakan pada Jumat, 22 Mei 2015 di Jakarta. BPIW sebagai unit baru di lingkungan Kementerian PUPR terus mencari dan mengumpulkan saran dan masukan dari berbagai pihak mengenai program-program kerja yang dapat dilakukan. Diskusi yang dipimpin langsung oleh Kepala BPIW Achmad Hermanto Dardak ini menjelaskan bahwa BPIW merupakan unit kerja yang bertujuan untuk menyinkronkan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh berbagai sektor. Hal ini mengingat masalah yang dihadapi Indonesia selama ini adalah pembangunan infrastruktur antar bidang berjalan sendiri sehingga terkesan tidak sinergis dan tidak produktif. IAMPI yang diwakili oleh Hari G. Soeparto memberikan presentasi mengenai teori antara strategi, portofolio, program dan project. “Suatu proyek yang benar adalah ketika good project definition diikuti dengan good project execution, maka hasil yang akan di dapat adalah A dan dalam melaksanakan proyek harus selesai dan ada pelajaran di dapat sehinggan menjadi knowledge yang diturunkan untuk pembangunan berikutnya,” demikian penjelasan awal dari Hari G. Soeparto. Selanjutnya ada paradigma baru dalam manajemen proyek. Jika dahulu sebelum proyek page 1 / 2 dilaksanakan ada feasibility study, maka dalam paradigma baru ini dicari bentuk proyek yang paling feasible. Pemahaman manajemen proyek penting mengingat masih banyak proyek yang dilaksanakan di Indonesia mengalami keterlambatan waktu bahkan hingga puluhan tahun. Dikemukakan lebih lanjut oleh IAMPI, manajemen program dibagi menjadi tiga yaitu, multi project management, project management dan meta project management. Salah satu program manajemen yang paling menyerupai dari program BPIW yaitu meta project management karena program manajemen tersebut merupakan manajemen program yang proyek-proyeknya dilaksanakan oleh beberapa organisasi yang terpisah namun masih dengan satu tujuan yang sama. Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari diskusi ini antara lain adalah BPIW sebagai PMO Kementerian PUPR menggunakan WPS (Wilayah Pengembangan Strategis) sebagai alat sinkronisasi pembangunan infrastruktur, selain itu dibutuhkan alat lain yang lebih kuat yang mampu membuat BPIW mensinkronisasikan pembangunan tersebut dengan lebih baik dan BPIW perlu mencari bentuk konkrit PMO yang telah sukses berjalan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan di Indonesia. Hasil dari diskusi ini diharapkan dapat berjalan efektif sehingga tujuan-tujuan nasional dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan penggunaan sumberdaya yang efisien serta mendorong penerapan manajemen proyek secara nasional dan mengakui keberhasilan sumbangan manajemen proyek terhadap ketercapaian tujuan usaha maupun tujuan nasional. (ABK/INI/ADN) page 2 / 2 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)