EDISI 72 – 11 Maret 2010 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 1 Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pemred: Handry Sigar Wapemred: Willy Wuisan Sekretaris: Janette Sepang HRD: Herschel Najoan Bendahara: Yoshen Danun General Controller: Denny Kalangi Manager Produksi: Osvald Taroreh Editor Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon, Pdt. Sammy Lee, Wayne Rumambi, Royke Sundalangi, Jufrie Wantah, John Taebenu, Handry Sigar, Yoshen Danun, Alfa Tumbuan Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap Kolom Renungan Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Yance Pua, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean Rubrik Pathfinder Pdt. Dale Sompotan, Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt Davy Politon, Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Meilien Makahekung, Fredy Losung, Agustine Lureke, Harold Somba Rubrik Biblical & Theological Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Alma Kumaat, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles Web Master Nielson Assa EDISI 72 – 11 Maret 2010 BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan Daftar Isi Hal [1] COVER 1 [2] DAFTAR ISI 2 [3] EDITORIAL 3 [4] RENUNGAN 4 [5] OPINI 6 [6] TANYA JAWAB 7 [7] BIBLICAL & THEOLOGICAL 8 [8] INSPIRATIONAL STORY 11 [9] PATHFINDER 12 [10] PIONIR 13 [11] ARTIKEL 14 [12] PALAKAT 16 [13] CATATAN KAMI 22 Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Fransisca Muntu Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 2 EDITORIAL EDISI 72 – 11 Maret 2010 P E D U L I Moldy R Mambu Pembuat mobil sangat mengagumkan dunia, Toyota Motor Corporation (TAM) mengalami gonjang ganjing bulan-bulan belakangan ini. “What’s wrong with Toyota?” Perusahan raksasa otomotive Jepang yang berambisi menjadi nomor satu sejak November menghentikan penjualan bahkan menarik jutaan mobilnya di Amerika dari peredaran untuk diperbaiki dengan kerugian financial yang bukan kecil. TAM didirikan pada September 1933 di Jepang oleh Sakichi Toyoda. Pabrikan mobil kedua terbesar didunia setelah General Motor, Toyota memproduksi sebuah mobil untuk tiap empat detik. Toyoda sejak berusia belasan tahun dikenal sebagai penemu. Tahun 1936 mereka memproduksi mobil penumpang pertama dengan nama Toyoda. Perusahan ini semakin berkembang setelah perang dunia kedua usai dengan mengeluarkan prototype Land Cruiser ditahun 1950. Semangat inovasi Kiichiro Toyoda tidak pernah redup. Toyota kemudian berkembang menjadi penghasil kendaraan tangguh. Di tahun 1960-an kendaraan Jepang ini merambah pasar Indonesia. Setelah meng-global dengan berbagai nama kendaraan sebut saja Camry, Lexus, Inova, Tundra perusahan ini melejit dengan cepat menguasai pasar otomotive dewasa ini oleh meluncurkan sedan hibrida Prius yang memberi rasa modern, mewah dan nyaman. Namun awan gelap membayangi perusahan ini. February 2010, mereka menarik dari peredaran 400,000 mobil Prius hybrids yang adalah primadona perusahan ini bersama Lexus karena didapati bermasalah. Persoalannya bukan pada engineering, mechanical atau quality tetapi hanya soal yang kelihatan kecil tetapi berakibat besar. Pedal gas dan rem tidak bekerja dengan sempurna. Dari beberapa lapuran, pedal gas (accelerator) dikecepatan 90 mil/jam tak dapat dikendurkan lagi, alhasil kecepatan akan bertambah dan mobil tak dapat dihentikan. Tak pelak beberapa kecelakaan fatal terjadi. “Sticky accelerator” perlu diperbaiki. Ada 10,000 komponen yang dirakit menjadi satu kesatuan pada sebuah karya yang bernama mobil. Semua bagian penting itu sebabnya sebuah saja yang bermasalah akan mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengendara. Toyota sangat mengutamakan keselamatan para pengguna mobil itu sebabnya complain yang muncul langsung di tanggapi serius. Tidak kurang dari Presiden Direktur melayangkan permintaan maaf atas ketidak nyamanan yang terjadi. Cepat tanggap dan kepedulian kepada customer menuai simpati dan kepercayaan kepada perusahan ini. Segera melakukan langkah preventif dan koreksi seperlunya menyelamatkan Toyota dari bahaya besar walau harus mengeluarkan biaya raksasa. Hal itu bukan berlaku di bidang bisnis saja tetapi juga pada hubungan sosial lainnya. Kurang cepat bergerak dan lambat merespons suatu situasi dapat dianggap acuh dan lalai. Dalam sebuah masyarakat rohani yang disebut Jemaat, kepedulian dari pimpinan Jemaat maupun Pendeta Jemaat akan menularkan roh saling peduli diantara anggota. Saling mengkuatkan, saling menolong, memberi penghiburan, tak jemu mengingatkan ada bentuk kepedulian yang perlu dikembangkan pada jemaat kita. Dalam kepedulian ini, penerbitan BAIT terpanggil untuk menyediakan bacaan sebagai makanan bagi rohani setiap pembaca. Dalam penerbitan mingguj Pdt. Jen Woy mengajak kita untuk selalu menguji setiap hal sebelum menjalaninya karena kita adalah “Anak-anak Terang.” Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 3 RENUNGAN EDISI 72 – 11 Maret 2010 Pdt. Jen Henry Woy Gembala Jemaat GMAHK-7 Jemaat Rumah Sakit Advent Manado ANAK-ANAK TERANG Efesus 5:8-10 Efesus 5:8, Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, Efesus 5:9, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” Efesus 5:0, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan S audara Bila kita merenungkan ayat – ayat ini merupakan templakan yang telak kepada manusia yang bergelar umat Allah yang di sebut dalam ayat 8 bagian akhir sebagai “anak-anak terang”. Mengapa, karena Rasul Paulus telah mengkotraskan bentuk Kehidupan manusia lama dalam ayat 3 sampai ayat yang ke 6 dengan daftar yang mengerikan. Di bagian yang lain Rasul Paulus mengingatkan kita kepada status yang baru “sebagai anak-anak terang”. Dalam ayat 8 dikatakan, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.” Dalam ayat ini Paulus berbicara hakekat exsitensi yang diminta dari setiap anak Tuhan siapapun dia yang berpangkat maupun yang tidak berpangkat, Pendeta, ketua jemaat , diakon atau pun anggota jemaat dalam segala tingkatan dalam skala social masyarakat. Pandangan rasul Paulus telah di tuntun Oleh Roh Allah jauh kedepan terhadap apa yang akan di lakukan oleh manusia, bukan pada kontex manusia yang belum bertobat tetapi kepada apa yang di sebut rasul Paulus dalam ayat 8 ” … tetapi sekarang kamu adalah terang”. Di dalam terang prinsip-prinsip keadilan, yang dilandasi oleh kasih dan takut akan Tuhan harus menjadi model, dan gaya kehidupan umat Tuhan. Yang dalam dunia nyata prinsip-prisip keadilan sepertinya hanya hiasan, dan dalam praktek Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry nyaris sukar di temukan. Bahkan dalam organisai gereja tanpa di sadari virus-virus manusia lama sedang menjalar. Dalam Matius 5:14 “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” Kata Yesus yang memiliki terang tidak mungkin tersembunyi. Sehingg kontras antara terang dan gelap tidak dapat di sembunyikan. “Anak-anak terang” ini sangat disesalkan berada dalam tiga golongan. Mengaku anak terang tetapi secara “sembunyisembunyi” tingkahnya seperti manusia lama Mungkin sedang meniru gaya hidup kucing kelihatan lucu dan manis sehingga mengambil hati tuannya dan di sayangi. Tetapi bila ada makanan kesukaan saudara, jika tidak di jaga atau di awasi dengan baik tanpa anda sadari sudah di ambil oleh si kucing kesayangan anda. Mungkin anda telah mengalami pengalaman itu. Anak Tuhan tetapi jika ada yang tidak melihat anda, anda meresa bebas untuk bertindak seperti dunia. Mengaku anak terang tetapi “tidak hidup sebagai Perkataan perbuatan tidak anak terang”. mewaranai kehidupan sebagai anak terang. Mungkin pengakuanya hanya sekedar mengisi KTP. Namun mungkin kalau di kaji lebih jauh kehidupan seperti itu 4 EDISI 72 – 11 Maret 2010 adalah kehidupan tidak terhubung kepada sumber terang itu. Mengaku anak terang yang mewujudkan kehidupan terang. Saudara, tentu golongan yang ke tiga ini adalah kerinduan Tuhan dalam kehidupan kita. Namun tidak dapat di sangkal gaya kehidupan yang pertama dan kedua banyak mendominasi kehidupan “anak-anak terang” dari tingkat elite anak-anak terang sampai kepada tingkat yang di anggap mariginal atau dari tokoh-tokoh gereja sampai kepada anggota jemaat sehigga nasihat rasul Paulus ini sangat di butukan oleh saudara dan saya. Yang tetunya membawa kita kepada kepada kesadaran yang sesungguhnya sehingga Iman kita boleh menjadi pola anutan dalam lingkungan keluarga, jemaat, dan masyarakat di mana kita hidup. Kita harus menghidupkan exsistensi Kekristeanan yang sesungguhnya. Karena Yesus berkata “Kamu adalah terang dunia.” Matius 5:7 dunia yang penuh pergumulan , masalah, tantangan, persolan, dan beragam persaingan hidup, namun bukan menjadi alas an bagi kita untuk tidak exist sebagai pembawa-pembawa terang. Sebagaimana yang dikatakan Paulus di ay 9 supaya kita “ … berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran”. Tetapi perlu juga di garis bawahi apa yang di katakana rasul Pulus dalam ay ke10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Supaya kita tidak terjerumus dalam kesalahan kehilafan atau kesengajaan, ujilah apa yang berkenan kepada Allah. Perkataan ini sangat penting karena ada banyak halhal yang palsu yang dapat menjebak kita. Hal ini membutuhkan keseriusan, ketelitian, kesetiaan dan kemurnian kita. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita sebagai pembawa-pembawa terang Syaloom. Saudara, supaya terang itu tidak meredup atau bahkan mati, maka kita harus terhubung terus menerus (continue) kepada sumber terang yang sebenarnya. Kita yang hidup di jaman modern ini sudah pasti melekat dengan yang namanya listrik dalam penggunaan yang bervariasi. Ada yang menggunakan untuk mesin pengerak, ada yang menggunakan untuk mengeringkan sesuatu, dan untuk penggunaan lainya tetapi yang paling besar di gunakan adalah untuk penerangan. Apakah di rumah, kantor penarangan jalan, pabrik-pabrik, hotel dan tempat lainya semuanya sangat membutukan listrik untuk penarangan. Dan bila ada pemadaman listrik, kita mungkin kita akan berteriak ooh… betapa gelapnya duni ini. Betapa berharganya terang itu. Supaya lampu tetap menyala maka harus di hubungkan dengan listrik. Dalam Yohanes 8:12 “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”. Saudaraku ini adalah himbauan yang sangat indah yang akan memberikan keuntungan bagi kita umat manusia. Kita yang saat ini hidup di Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 5 OPINI EDISI 72 – 11 Maret 2010 BENCANA ALAM YANG SELALU MENDERAI KITA UMAT MANUSIA Oleh: Willy U. Wuisan G empa bumi, banjir, dan tsunami terjadi di manamana. Beberapa hari lalu Turki diguncang gempa 6 skala richter yang menyebabkan 57 orang tewas. Gempa di Turki ini terjadi setelah sebelumnya gempa dan tsunami yang dahsyat melanda Chile dan Haiti. Di negara kita Indonesia beberapa hari yang lalu juga terjadi gempa bumi tepatnya di daerah Mentawai, Sumatera Barat, setelah sebelumnya kota Padang dan sekitarnya diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7,9 skala richter yang memporak-porandakan sebagian daerah Sumareta Barat. Tercatat gempa ini telah menewaskan sekitar seribu lebih orang serta kerugian materi mencapai triliunan rupiah. Dari berbagai media kita dapat menyaksikan peristiwa sedih dan memilukan, saat banyak orang meninggal dunia karena tertimbun reruntuhan bangunan dan longsoran tanah. Peristiwa sedih ini pula terus berlanjut pada masalah kekurangan pangan, tempat tinggal, sanitasi hingga masalah kesehatan para korban yang selamat pasca bencana alam tersebut. Tidak membedakan usia, jenis kelamin, ras maupun agama, gempa bumi membuat semua yang mengalaminya menderita. Pasti atau mungkin kita bertanya, apa yang menjadi penyebab sehingga bencana ini terjadi, khususnya di negera kita yang terus-menerus didera bencana alam? Apakah Tuhan sedang menghukum kita? Apakah Tuhan sudah murka kepada kita? Menurut beberapa sumber bahwa bencana alam: gempa bumi dan letusan gunung berapi terjadi secara alamiah. Saya mendapat beberapa keterangan dari internet dan buku pengetahuan lainnya bahwa Indonesia terletak di tiga lempeng tektonik besar yang sangat aktif, yaitu: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang bertumbukan dan saling bergesekan. Pergerakan ketiga lempeng inilah yang membentuk kepulauan kita dengan segala keindahannya, tetapi juga membuat negeri kita senantiasa rawan bencana. Di samping gempa tektonik yang terjadi karena tumbukan lempeng, ketiga lempeng tersebut menghasilkan 400 gunung api, sekitar 100 guning di antaranya masih aktif hingga kini. Itulah sebabnya lokasi ini disebut Pacific Ring of Fire. Kita sebagai umat manusia pasti bertanya-tanya, mengapa gempa bumi semakin sering terjadi? Semuanya ada periode alamnya, dan kita sekarang ada pada jadwal Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry bencana ini. Menurut salah satu koran ibukota yang terbit beberapa hari lalu bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksikan peningkatan aktivitas lempeng tektonik dalam kurun waktu 30 tahun ke depan. Karena itu kita harus bersiaga menghadapi bencana yang lebih dahsyat lagi: gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami. Dalam kitab suci Alkitab juga mengemukakan bahwa gempa bumi merupakan salah satu tanda menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, di samping penyesatan, perang dan kelaparan (baca Matius 24: 5 – 7). Ini berarti kita akan melihat dunia yang makin buruk dan makin jahat. Bumi rusak, moral manusia juga rusak. Jangan menganggap pernyatan ini pesimis. Justru ini membuktikan optimisme Iman Kristen bahwa Firman Tuhan itu benar dan sangat layak dipercaya. Kenyataan bahwa dunia ini semakin tidak nyaman untuk dihuni dan sudah semestinya situasi alam saat ini mengarahkan kita kepada pengharapan akan dunia yang akan datang, disamping berjuang sampai akhir dengan terus memperagakan pribadi Kristus melalui melakukan Firman-Nya setiap hari. Sebagai garam dunia, kita harus ikut meminimalisasikan tingkat kerusakan lingkungan dan dekadensi moral manusia serta berparisipasi membantu meringankan penderitaan korban bencana alam. Willy U. Wuisan, Redaksi BAIT 6 RUANG TANYA JAWAB EDISI 72 – 11 Maret 2010 Oleh Pdt. Ronell Mamarimbing Beberapa waktu yang lalu ada beberapa email yang dikirimkan ke saya, menanyakan beberapa hal penting yang berkaitan dengan kehidupan seorang Kristen. Saya yakin pertanyaaan-pertanyaan yang telah disampaikan itu adalah juga pertanyaan yang mungkin sedang kita tanyakan baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain. Semoga jawaban yang sederhana ini dapat menolong anda sambil kita semua lebih aktif lagi dalam penyerahan pribadi yaitu dalam doa dan meditasi. Pertanyaan: “Bagaimana caranya agar kita dapat yakin bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar Allah padahal Yesus menyatakan bahwa Dia lebih rendah dari BapaNya---‘sebab Bapa lebih besar dari pada Aku’ (Yoh 14:28).” Jawaban: Tuhan kita, Yesus Kristus, adalah seperti apa yang Dia sendiri sampaikan, yaitu Anak Allah. Mari kita lihat satu contoh tentang soal penyembahan. Yesus menolak menyembah Setan ketika ia menawarkan kemuliaan Dunia kepada Yesus. Yesus berkata, “sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10). Alkitab menyatakan sangat jelas bahwa Yesus lebih besar dari semua rasul, manusia, ciptaan, bahkan malaikat (Ibrani 1-4) dan tidak ada seorang manusia, atau ciptaan, bahkan malaikat boleh menerima penyembahan (Kisah 10:25, 26; Wahyu 22:8, 9). Hanya Allah-lah satu-satunya tujuan dari semua penyembahan. Apakah Yesus menerima penyembahan dan kemuliaan dari makluk ciptaan? Benar, Yesus menerima penyembahan dan patut disembah. Yesus juga mengakui bahwa ia dapat mengampuni dosa---suatu hak prerogatif yang hanya dimiliki oleh Allah (Lukas 5:20-26). Yesus Kristus menyuruh murid-muridNya untuk membaptiskan mereka yang baru bertobat kedalam kebenaran didalam Tiga Nama keAllahan, termasuk namaNya sendiri (Matius 28:19). Ketika Yesus berkata bahwa Bapa “lebih besar” dari diriNya maksudnya adalah melihat dari sisi “kemanusiaan” Kristus. Demi menyelamatkan kita, manusia berdosa, Yesus mengambil rupa manusia yang berdosa. Didalam kemanusiaanNya Yesus telah me-non-aktifkan ke-IlahianNya (Filipi 2:5-10; Ibrani 2:14-18). Hidup kemanusiaannya meninggalkan contoh nyata buat kita manusia. Sebagai manusia, Yesus adalah Contoh bagi kita dimana Ia telah patuh dan tunduk kepada kehendak Allah Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib. Dalam kemanusiaanNya, Yesus adalah Contoh bagi kita akan ketergantunganNya kepada kuasa dan pimpinan Allah Bapa. Memang benar kemanusiaan Yesus memiliki banyak kesamaan dengan kita, namun demikian, penjelamaan Yesus ini merupakan misteri dari kasih penebusan Ilahi. Seperti rasul Paulus katakan, “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia’” (1 Timotius 3:16). Yesus adalah Allah, berhak dipuji dan di sembah. Pujilah Dia dalam hatimu. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 7 Biblical & Theological EDISI 72 – 11 Maret 2010 APAKAH DOSA MUSA? (BILANGAN 20:8-12) Pdt. Blasius Abin AIIAS, Phillippines Pendahuluan Ada dua deklarasi penting dalam Bilangan 20:12, Pertama, Allah memberitahukan bahwa Musa tidak dapat memasuki Tanah Perjanjian (Kanaan). Kedua, Allah menyatakan alasan mengapa ia tidak memasuki Tanah Perjanjian, yaitu karena ia tidak percaya kepada Allah. Pertanyaannya adalah apakah dosa yang dilakukan oleh Musa? Kebanyakan jawaban atas pertanyaan ini merujuk pada ayat 8, 9, 11 yaitu karena Musa memukul batu dengan tongkat (ayat 11) dari pada berbicara (ayat 8), kebanyakan pembaca perikop ini setuju bahwa perbuatan ini dianggap melawan Allah. Jika kita setuju dengan jawaban ini, maka pertanyaan saya dalam tulisan ini adalah (1) Apakah benar bahwa kesalahan Musa adalah karena memukul batu dengan tongkat? (2) Apa tujuan Allah menyuruh mengambil tongkat (ayat 8) jika tidak digunakan? (3) Apa artinya pernyataan “karena engkau tidak percaya kepadaKu”? (ayat 12). Tulisan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini melalui analisis literal Bilangan 20:8-12, dan aplikasi praktis untuk pembaca modern. Bebicara atau Memukul Tongkat? Bilangan 20 dibuka dengan informasi kematian Miriam (v.1) dan diakhiri dengan narasi tentang kematian Harun (vs. 22-29). Di antara dua cerita kematian ini, sang narator (Musa) menempatkan dua episode penting dalam cerita, yakni pemberontakan Israel terhadap Musa dan Harun (vs. 2-13),i dan penolakan terhadap Israel oleh bangsa Edom (vs. 14-21). Tema pemberontakan Israel adalah ketakutan akan kematian karena kekurangan kebutuhan fisik seperti anggur, pohon ara, delima, dan air minum (v. 5); ketakutan akan kematian diungkapkan melalui frase: “we had perished” (v.3), “our beast to die here” (v.4). Dari informasi ini kita dapat membedah asumsi dasar orang Israel mengenai kematian Miriam dan Harun, yakni karena eksodus “padang gurun” (v.4). Citra padang gurun identik dengan penderitaan, dan kekurangan segala kebutuhan fisik. Itulah sebabnya peristiwa “now Miriam died there” (v.1), dan “Aaron died there on the mountain top” (v. 28) menjadi tragedi yang hendak dihindari Israel. Satu-satunya solusi menurut thesis orang Israel adalah memenuhi kebutuhan fisik, dan itulah tema dari pemberontakan Israel terhadap Musa dan Harun. Musa dan Harun merespon pemberontakan Israel: “pergialah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud” (v. 6) disertai dengan munculnya kemuliaan Tuhan di Kemah Pertemuan. Tempat “Pintu kemah pertemuan” menjadi tempat yang penting dalam buku Keluaran, Imamat, dan Bilangan. Contoh, Kel. 29:4, 32; 40:12; Im. 1:5 adalah informasi Harun membawa anak-anaknya di depan pintu kemah pertemuan untuk disucikan. Kel. 29:42; 40:29; Im 3:2; 4:7, 18 adalah cerita tentang Israel mempersembahkan kurban harian di depan Kemah Suci. Kel. 33:9 Musa berbicara dengan Allah di pintu Kemah Pertemuan. Singkatnya pintu Kemah Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry Pertemuah adalah tempat Allah bertemu dengan umatNya. Dalam konteks Bil. 20:8-12, Musa dan Harun datang di tempat ini untuk mendengar petunjuk Allah dalam menghadapi pemberontakan Israel dan Allah berkata: Take the rod (“hamatteh”); and you and your brother Aaron assemble the congregation and speak to the rock before their eyes, that it may yield its water. You shall thus bring forth water for them out of the rock and let the congregation and their beasts drink. (v. 8). Di sini Allah memberi petunjuk kepada Musa dan Harun melalui tiga kalimat perintah dengan kronologi sebagai berikut: (1) “ambilah tongkat,” ii (2) “engkau dan Harun harus mengumpulkan seluruh umat,” dan (3) “engaku harus berkata kepada bukit batu itu.” Perintah Allah ini dilanjutkan dengan informasi bagaimana Musa memberi reaksi pada ayat 9-11: So Moses took the rod from before the Lord (v.9). Moses and Aaron gathered the assembly before the rock (v.10). ⇒ Moses lifted up his hand and struck the rock twice with his rod (11). Dua perintah yang pertama dijalankan oleh Musa dengan menggunakan kata kerja: laqah (“take”) dan qahel (“gather”), sama dengan kata kerja yang digunakan Allah pada ayat 8. Tetapi perintah ketiga pada ayat 11, menggunakan kata kerja yang berbeda: Allah berkata: “speak (‘dabar’) to the rock,” dan Musa menjalankan perintah: “struck (‘nakah’) the rock.” Dari fakta internal ini, para komentator Alkitab, penulis, dan pembaca dituntun pada kesimpulan bahwa deklarasi hukuman terhadap Musa dan Harun pada ayat 12 karena penyebab tunggal: Musa tidak beribacara kepada batu, tetapi memukul batu dengan tongkat. Kesimpulan ini memaksa kita berasumsi bahwa Musa tidak seharusnya menggunakan tongkat. Jika kita setuju dengan kesimpulan ini, pertanyaan muncul: Apa esensi dari kehadiran “tongkat”? Ada dua fakta mengenai “tongkat” dalam cerita ini: Allah memberi perintah kepada Musa untuk mengambil tongkat (v.8), dan air keluar dari batu ketika tongkat itu dipukul oleh Musa (v. 11). Allah yang sama, di Horeb ketika Israel kekurangan air, memberi perintah kepada Musa: “Behold, I will stand before you there on the rock at Horeb; and you shall strike (‘nakah’) the rock, and water will come out of it, that the people may drink." And Moses did so in the sight of the elders of Israel.” (Exodus 17:6). Di gunung Horeb Musa diperintahkan oleh Allah untuk memukul tongkat pada batu, dan perikop ini tidak menyinggung mengenai “berbicara pada batu” seperti dalam Bil. 20:8. Jadi problem yang dihadapi oleh Musa dan kesalahan yang ia lakukan dalam Bil. 20:8-12 tidak berfokus pada soal Musa “berbicara” kepada batu, atau “memukul batu” dengan tongkat, lalu apa? ⇒ ⇒ 8 EDISI 72 – 11 Maret 2010 Tongkat Allah atau Tongkat Musa? Perintah Allah: “take the rod” (v.8). Pada ayat ini penulis tidak memberi informasi dari mana Musa mengambil tongkat, dari kemah Musa atau dari Kemah Tuhan (Bait Suci). Tetapi ada dua fakta penting mengenai hal ini: Pertama, perintah ini dibuat ketika Musa dan Harun berada di hadapan Allah di Kema Suci (v.6); kedua, pada ayat 9 Musa mengambil tongkat “from before the Lord” (Heb: millipne yhwh). Jadi kata benda dengan artikel “the rod” (“hamatteh”) dan preposisi ganda “from before,” millipne (dari “min” dan “lipne”), mengungkapkan “source” dan “locative” dari tongkat.iii Artinya tongkat yang diambil oleh Musa adalah milik Allah. Tongkat itu diambil dari hadapan Allah (Kemah Suci) untuk menghadapi pemberontakan Israel. Problem muncul ketika Musa menjalankan perintah Allah pada ayat 11: “Moses lifted up his hand and struck the rock twice with his rod.” Musa memukul batu “with his rod,” ekspresi bahasa Ibrani: “bemattehu” menegaskan bahwa instrument yang dipakai oleh Musa untuk menghadapi Israel adalah “with his rod” bukan dengan tongkat Allah. Berdasarkan informasi Bil 20:8-12, kita mengetahui bahwa ada dua tongkat dalam perikop: Tongkat Allah (vs. 8, 9) dan Tongkat Musa (v. 11), fakta ini mengungkapkan perlawanan Musa kepada Allah berfokus pada penggunaan tongkat. Di sini pembaca berhadapan dengan sebuah ironi, Allah menyuruh Musa mengambil tongkat Allah, tetapi Musa menggunakan tongkatnya sendiri ketika menjalankan perintah Allah. “Tongkat” (matteh) muncul 252 kali dalam PL, iv dari jumlah itu 111 kali muncul di Kitab Bilangan, 59 kali di Kitab Yosua, 27 kali muncul di Kitab Keluaran dan 23 kali di Kitab Tawarik. Sekalipun penggunaan terminologi ini sering Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry dihubungkan dengan pengertian literal, dalam kaitan dengan aspek sosilogis Israel, seperti tongkat gembala (cf. Kel. 38:18, 25; 1 Sam. 14:27, 43), tetapi dalam PL (termasuk LXX) terminologi ini memiliki arti simolik yakni tanda kekuasaan atau kebesaran Allah (cf. Keluaran 4),v terutama penggunaan dalam Kitab Keluaran dan Bilangan (Kel. 4:2f., 7:17; 17:5). Pertanyaan: Kapan kedua tongkat ini digunakan? Keluaran 4:2: Allah bertanya kepada Musa, "What is that in your hand?" Musa menjawab, "A staff." Dengan tongkat miliknya Musa membuat mujizat di depan firaun (cf. 4: 4, 17). Tetapi ketika Musa berangkat dari rumah Jethro, untuk melihat keadaan orang Israel di Mesir “Moses also took the staff of God in his hand.”(4:20). Kecuali Kel. 4:20, selanjutnya dalam konteks 10 kutuk di Mesir (Kel. 7-10) penggunaan kata “tongkat,” yang muncul 14 kali, selalu dihubungkan dengan “Tongkat Musa” atau “Tongkat Harun” dalam membuat mujizat (baca Kel. 7:9, 10, 12, 15, 19, 20; 8:5, 16, 17; 9:23; 10:13; 14:16; 17:5; ). Tongkat Allah atau tongkat Harun digunakan jika Allah memberi petunjuk dan Ia berkata kepada Israel: "By this you shall know that I am the LORD: behold, I will strike the water that is in the Nile with the staff that is in my hand, and it shall be turned to blood (Kel. 7:17) Kemudian Musa berkata kepada Israel “Tomorrow I will station myself on the top of the hill with the staff of God in my hand." (Kel. 17:9; cf. 17:21). Ia memperkenalkan element penting bahwa kemenangan Israel atas bangsa Amalek hanya terjadi kalau menggunakan “the staff of God” atau kekuasaan Allah. Walaupun dalam konteks yang berbeda, Bil. 20:8-11 menegaskan prinsip yang sama, bahwa kekuasaan dan kebesaran Allah melalui tongkatNya harus didemonstrasi oleh Musa di hadapan Israel yang memberontak. Tongkat Allah yang disuruh Allah untuk diambil pada ayat 8 disimpan di depan Tabut Perjanjian (Bil. 17:25, 26). vi Dalam konteks pemberontakan Israel (Bil. 20:1-13), Musa, yang juga memiliki tongkat (Kel. 14:16), telah diperintahkan oleh Tuhan untuk mengambil tongkat Allah dari Bait Suci (Bil. 20:8). Tongkat Allah ini dalam Kitab Keluaran dan Bilangan (Bil. 17:1-10) disebut tongkat Harun, digunakan pada peristiwa atau momentum tertentu sesuai dengan petunjuk Allah.vii Dari analisa literal ini kita menemukan ide utama dari dosa yang dibuat oleh Musa yakni ia menggunakan tongkatnya sendiri (Bil. 20:11) dalam mengatasi masalah pemberontakan. Jika kita sepakat melihat Tongkat Allah sebagai simbol kekuasaan Allah, viii dan Musa tidak menggunakan kekuasaan Allah dalam momentum ini, maka ini satu-satunya alasan Allah mendeklarasikan hukuman terhadap Musa dan Harun sebagai pemimpin: “Because you have not believed Me, to treat Me as holy in the sight of the sons of Israel, therefore you shall not bring this assembly into the land which I have given them." (20:12). Mempercayai Allah tidak hanya mengakui kebesaranNya, tapi bergantung padaNya, dan jika Musa sebagai pemimpin gagal melakukan ini, akan berpengaruh fatal bagi komunitas Israel. Hukumannya adalah ia akan mati sebelum memasuki tanah Kanaan. Dengan tongkat yang sama Allah menuntun Israel keluar dari Mesir, tetapi Musa menolak menggunakan instrument ini. E.G. White memberi catatan penting mengenai hal ini: “Moses manifested distrust of God…At the time when the water failed, their own faith in the fulfillment of God’s promise had been shaken by the murmuring and rebellion of the people. The first generation had been 9 EDISI 72 – 11 Maret 2010 condemned to perish in the wilderness because of their unbelief, Moses and Aaron had made no effort to stem the current of popular feeling. Had they themselves manifested unwavering faith in God, …they put themselves in God’s place…Moses had lost sight of his Almighty Helper, and without the divine strength he had been left to mar his record by an exhibition of human weakness. The man who might have stood pure, firm, and unselfish to the close of his work had been overcome at last.”ix E. G. White menegaskan kembali tentang dosa Musa bahwa ia kehilangan keteguhan akan keyakinannya kepada Allah dalam menghadapi pemberontakan Israel. Ia mengandalkan kekuatan sendiri untuk menyelesaikan problem. Kesimpulan dan Aplikasi Dosa Musa tidak berfokus pada peristiwa memukul batu dengan tongkat, tetapi tongkat siapa yang digunakan. Musa tidak menggunakan tongkat Allah, sebagai simbol dari Kekuasaan dan Kebesaran Allah. Musa menggunakan kekuasannya sendiri sebagai pemimpin, dan bagi Allah ini adalah ekspresi ketidakpercayaan dan perlawanan Musa kepada Allah. Deklarasi hukuman Allah atas Musa dan Harun menegaskan substansi yang penting bagi Israel, bahwa kematian Miriam dan Harun pada pasal ini bukan karena kekurangan kebutuhan fisik, tetapi karena ketidaktaatan atau ketidakpercayaan. Kekuasaan Allah yang bekerja untuk Israel adalah kebutuhan melebihi kebutuhan makanan dan minuman. Israel perlu belajar untuk selalu mempercayai Allah daripada memberontak karena hal-hal yang superficial dan material. Kita yang hidup pada zaman yang menawarkan segala kemungkinan untuk diraih melalui kekuasaan sains dan kemampuan intelektual. Tidak ada yang salah dengan ini semua, tetapi tendensi mengandalkan Tuhan dipinggirkan ketika pada level tertentu, segala sesuatu dapat dilihat dan dikerjakan dengan kemampuan kita. Setiap kemampuan adalah pemberian Allah, totalitas kehidupan kita sebagai anggota gereja atau pemimpin, adalah entitas yang tidak dapat hidup di luar kekuasaan Allah. Kita perlu belajar dari kegagalan Musa, dan pemberontakan Israel, dan bertekat untuk selalu percaya pada kekuatan dan kekuasaanNya. Catatan Kaki 1 Baca Pelajaran Sekolah Sabat kuartal ke empat 2009. Frank B. Holbrook, People on the Move: The Book of Numbers (Silver Spring, 2009), 287-298 dalam edisi Bahsa Inggris. Penulis sekolah Sabat dan juga para komentator Alkitab, berdasarkan fakta internal, mereka sepakat mengatakan bahwa Buku Bilangan adalah buku dalam Perjanjian Lama yang dipenuhi dengan ungkapan pemberontakan Israel terhadap Allah melalui Musa dan Harun. R. Dennis Cole, Numbers, The New American Commentary (Nashville: Broadman & Holman Publishers, 2000), 3b:326-329. 1 Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS): "Ambillah tongkat yang ada di depan Peti Perjanjian.” Sekalipun terjemahan ini tidak terdapat dalam versi Bahasa Inggris, tapi dalam tulisan ini dapat membantu kita mengerti konteks narasi Bil. 20:8-12. 1 Bill T. Arnold, John H. Choi, A Guide to Biblical Hebrew Syntax (Cambridge: University Press, 2007), 115, 116. Bandingkan penggunaan preposisi yang sama dalam Hakim-Hakim 12:8; Josua 3:12; dan Kej. 18:22. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 1 G. Johannes Botterweck, ed., Theological Dictionary of the Old Testament (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1978), 8:241, 242; cf. EvenShoshan, An New Concordance of the OT (Jerusalem, 1983), 231. 1 Ibid., 243. 1 Ayat 25, 25 terdapat dalam versi Bahasa Ibrani. Cf. Philip H, Budd, Numbers, Word Biblical Commentary (Waco, TX: Word Books Publisher, 1984), 5:218. 1 E. Arden, “How Moses Failed God,” in Journal Biblical Literature 76 (1957), 50-52; cf. J. Gray, “The Desert Jojourn of the Hebrews and the Sinai Horeb Tradition,” in Vetus Testamentum 4 (1954), 148-154; A. S. Kapelrud, “How Tradition Failed Moses,” in JBL 76 (1957), 242; F. Kohata, “A Tradtion History of Num 20:1-13,” in Seishogaku-Ronshu 12 (1977), 31-62. 1 W. Wilson, Old Testament World Studies (Grand Rapids, MI: Kregel Publication, 1978), 360; Willem A. VanGemeren, New International Dictionary of Old Testament Theology & Exegesis (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1997), 2:924, 925. 1 Ellen Gould White, Patriarchs and Prophets (Pacific Press, 2002), 1: 417, 419. *Bukan karena hidup bahagia maka kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, hidup menjadi bahagia.. *Bukan karena semua orang bersahabat maka kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, semua orang menjadi bersahabat.. . *Bukan karena pekerjaan menyenangkan maka kamu tersenyum, tetapikarena kamu tersenyum, pekerjaan jadi menyenangkan. *Bukan karena keluarga harmonis kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, keluarga menjadi harmonis... *Bukan dunia yang menciptakan senyuman, Senyuman yang menciptakan dunia! Anonim 10 “Inspirational Story” EDISI 72 – 11 Maret 2010 “SAYA TIDAK MARAH, SAYA BISA TETAP TABAH, KARENA SAYA YAKIN TUHAN ADA BERSAMA DENGAN SAYA” Oleh Supriyono Sarjono, RSA Bandung. S eorang pria asal Amerika Serikat yang bernama James Bain, setelah meringkuk dipenjara lebih dari tiga dekade tepatnya 35 tahun, atas tuduhan penculikan, pencurian dan pemerkosaan seorang anak gadis usia 9 tahun pada tahun 1974. Pada Kamis 17 Desember 2009 ia dibebaskan dari penjara karena setelah menjalani tes DNA menunjukkan bahwa ia ternyata tidak bersalah atas semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. James Bain, kini berusia 54 tahun, ia berusia 19 tahun ketika dinyatakan bersalah atas tuduhan penculikan, pencurian dan pemerkosaan. Kini ia telah diizinkan pulang ke rumah untuk pertama kalinya dalam 35 tahun. Kebebasan James Bain dari balik jeruji besi karena jasa baik dari An Innocence Project. An Innocence Project adalah salah satu dari sejumlah non-profit organisasi hukum di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia dan Selandia Baru yang didedikasikan untuk membuktikan seseorang yang telah salah tangkap dan telah dijatuhi vonis hukuman melalui penggunaan tes DNA. Ini adalah salah satu reformasi sistem peradilan pidana untuk mencegah ketidak-adilan dan kesewenang-wenangan. Sejauh ini, data dari Innocence Project of Florida menunjukan ada 246 orang di Amerika Serikat yang telah dibebaskan dari segala tuduhan, setelah menjalani pembuktian melalui test DNA. Namun tidak ada yang menghabiskan lebih banyak waktu dibalik jeruji besi jika dibanding dengan kasus James Bain. Rekor sebelumnya dipegang oleh James Lee Woodward asal Dalas, ia dibebaskan setelah mendekam di hotel prodeo karena kejahatan yang tidak pernah ia lakukan. James Bain sebelumnya telah meminta 4 kali melalui tulisan tangannya, agar kasusnya dibuka kembali dengan pembuktian melalui tes DNA, namun permohonannya tidak dikabulkan oleh pengadilan. Setelah pengajuan permohonan yang kelima barulah pengadilan mengizinkan dia mengikuti pembuktian melalui tes DNA. Pada tahun 1974, test DNA untuk membuktikan perbuatan kriminal belum digunakan. Setelah hakim James Yancey mengetuk palu dan berkata,”Sekarang sudah resmi anda (James Bain) tidak bersalah dan anda sekarang bebas.” Teman-teman, sahabat-sahabatnya, keluarganya memeluknya dan memberikan selamat. Seth Miller, pengacara dari Innocence Project of Florida yang membantu pembebasan Bain berkata,”Tidak ada yang bisa menggantikan tahun-tahun yang dihabiskan Bain di penjara.” Memang betul demikian tetapi Bain juga bersyukur selain dibebaskan dari penjara Bain berdasarkan hukum yang berlaku di negara bagian Florida, ia berhak mendapatkan kompensasi sebesar USD 50 ribu (Rp. 474,3 juta) tiap tahunnya yang dihabiskan dipenjara. Hal itu berarti ia berhak mendapatkan kompensasi sebesar kurang lebih USD 1,75 juta (sekitar Rp 16 milyard lebih) . Ketika melangkah keluar dari pengadilan, dengan wajah yang penuh kegembiraan dan sukacita, ia menggunakan T-shirt bertuliskan “ TIDAK BERSALAH”, James Bain mengaku dirinya adalah PRIA BERIMAN dan tidak menyimpan dendam dan amarah setelah menghabiskan usia muda di penjara selama 35 tahun itu, ia berkata “ SAYA TIDAK MARAH, SAYA BISA TETAP TABAH, KARENA SAYA YAKIN TUHAN ADA BERSAMA DENGAN SAYA. Inspirasi Kemiskinan, kesengsaraan, musibah, penyakit dan berbagai kesulitan hidup lainnya yang mengakibatkan kesedihan, kegalauan hati maupun duka cita, sering kali kita alami bahkan dalam kurun waktu yang tidak singkat. Peristiwa itu pula terjadi bukan karena kesalahan atau kejahatan yang kita perbuat, seperti yang dialami James Bain meringkuk dalam penjara selama puluhan tahun, padahal kenyataanya ia tidak bersalah. Namun, saat dibebaskan Bain bersaksi bahwa ia tidak dendam kepada korban yang telah menuduhnya dan tetap tabah menghadapi tahun-tahun yang penuh dengan penderitaan dan kesulitan di penjara, karena ia merasakan Tuhan ada bersamanya. Tepat seperti Anjuran Hidup Sehat dengan program amat terkenal dijemaat kita yaitu NEW START, khususnya T yang terakhir adalah singkatan dari TRUST IN GOD. Itulah yang telah dihidupkan oleh James Bain dalam kehidupannya. Sambil menantikan kedatangan Tuhan yang ke 2 kali, sudah selayaknya kita miliki pola hidup “ Trust In God”. ROMA 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 11 “PATHFINDER” EDISI 72 – 11 Maret 2010 TANDA PENGHARGAAN KLUB REMAJA Dikirimkan oleh: Pdt. Jacky Runtu Sumber: PEDOMAN ADMINISTRATIVE, PA REMAJA/PATHFINDER TUJUAN Sementara dasar kegiatan pathfinder/remaja adalah dibentuk untuk menolong anak-anak muda untuk menghargai nilai-nilai keikutsertaan dalam grup, juga tidak boleh dilupakan bahwa ada bagian untuk pengembangan anak-anak muda ini secara pribadi. Bagian yang besar dari klub remaja/pathfinder adalah aktifitas grup. Adalah sangat vital dalam mempelajari seni dari kerjasama, yang adalah bahanbahan penting dalam pembentukan keseimbangan keKristenan yang baik. Tanda-tanda penghargaan telah dikembangkan untuk mengenali prestasi secara individu untuk periode satu tahun. Sementara di kelas ada tanda pelantikan dan prestasi, tanda-tanda penghargaan harus diberikan hanya kepada mereka yang mencapai standar yang tinggi dari efisiensi klub remaja/pathfinder seperi yang telah digariskan dalam kriteria. PROSES PEMILIHAN Hinga penutupan dari satu tahun kegiatan klub remaja/pathfinder, Komite Executive klub remaja/pathfinder bertindak sebagai grup penyeleksi di klub mereka. Komite ini akan membandingkan data prestasi dari masing-masing anggota klub dengan kriterianya untuk menilai siapa diantara klub yang mampu menerima penghargaan ini. KRITERIA Kriteria berikut ini harus diterapkan oleh Komite Executive klub remaja/pathfinder ketika memutuskan apakah seorang anggota berhak atas penghargaan tersebut: 1. Anggota yang aktif dari klub remaja/pathfinder dan telah menjadi anggota selama dua tahun atau lebih Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 2. Sebagai contoh dalam pemakain atribut seragam, tepat waktu dalam setiap rapat, dan bertindak aktif sebagai pemimpin di regunya 3. Percaya dan menghidupkan perjanjian dan peraturan klub remaja/pathfinder. Memperagakan kesetiaan kepada cita-cita klub remaja dan memegangnya sebagai sesuatu yang suci. 4. Mau menerima tanggung jawab yang diberikan dan menunjukkan inisiatif dan kepemimpinan dan menjalankannya dalam cara yang sederhana atau dengan usaha secara grup. 5. Memperbaiki peralatan pribadi dalam kondisi terbaik yang memungkinkan 6. Menghubungkan semua pertandingan dan seluruh kelompok dalam cara kristen yang benar. 7. Menyelesaikan kelas klub remaja/pathfinder setiap tahun dan sebagai tambahan, menmperolehi tanda-tanda kepahaman. KAPAN DAN OLEH SIAPA TANDA PENGHARGAAN DIBERIKAN Tanga penghargaan klub remaja/pathfinder diharapkan untuk dilaksanakan pada acara hari Pathfinder klub remaja di gereja dengan tingkattingkat klub atau pada waktu program pelantikan dengan meneliti pemimpinnya atau pada saat Perkemahan remajapathfinder daerah/konferens atau fair kepemimpinan pemuda daerah/konferens. BAGAIMANA CARA MEMAKAINYA Pita penghargaan diatas dipakai selama tahun-tahun adanya penghargaan. Jika anggota itu tidak memenuhi syarat lagi, maka penghargaan itu ditempatkan di dalam tempat inventori untuk peringatan baggi klub remaja/pathfinder. Penghargaan ini hanya bisa dipakai selama tahun penghargaan. 12 “PION IR” EDISI 72 – 11 Maret 2010 PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN DARI MASYARAKAT ORANG MUDA ADVENT DAN TREN-TREN TERKINI DI DALAM PELAYANAN ORANG MUDA ADVENT (dari sebuah dokumen yang disampaikan oleh Cindy Tutch di Andrews University) Sumber: Cerita Orang Muda Advent Diterjemahkan Oleh: Eddy Ruhupaty W alaupun hampir setiap tahap dari pelayanan orang muda jaman ini—Pathfinders, perjalan misi jangka pendek, perkemahan orang muda, retret orang muda dan orang muda dewasa, program pekemahan orang muda, dapat dikatakan telah berkembang di dalam beberapa cara dari impian Warren dan Fenner pada tahun 1879, ada perbedaan antara permulaan dari organisasi orang muda Advent dan pelayanan orang muda sekarang ini. Pada tahun-tahun awal dari Advent, orang-orang muda yang bekerja sering kali terinisiatif oleh orang muda untuk tujuan membagikan Kristus dengan teman-teman mereka, pertama di dalam komunitas mereka sendiri dan kemudian meluas keseluruh dunia. Penekanan perkumpulan pada pembaruan pribadi disatukan dengan kegiatan misionaris yang reguler yang dilakukan oleh anggota-anggota, menyediakan sebuah pengertian yang kuat tentang tujuan, struktur dan komunitas. Program dan pelayanan orang muda pada jaman ini adalah sesungguhnya inisiatif dari orang dewasa dan teratur. Walaupun masih ada sebuah tujuan yang digaris bawahi tentang penginjilan, fokus tersebut biasanya berpusat pada menginjili orang muda dari gereja, ketimbang untuk pertobatan dari orang muda yang bukan Advent. Sebagai tambahan, metodologi untuk mencapai keselamatan dari orang muda Adent adalah lebih kepada orientasi hiburan dari pada diorganiser dengan tujuan untuk menyediakan kesempatan-kesempatan untuk orang muda untuk melakukan pengijilan yang sistematis dan tetap. Perkumpulan-perkumpulan orang muda di dalam tahun-tahun awal dari Advent muncul ketika orang muda berinisiatif dan organisasi orang muda yang tertata rapih sebagai respons kepada mandat Kristus yang jelas untuk menginjili dunia. (Matius 28:19-20) Walaupun respons kepada panggilan untuk bersaksi dan menyelamatkan jiwa-jiwa diperkuat, mungkin bahkan dibangunkan, oleh orang dewasa di dalam jemaat-jemaat Advent yang telah membagikan belas kasihan mereka untuk yang hilang dan oleh pekabaran Ellen White tentang organisasi orang muda, perkumpulan-perkupulan orang muda yang mudamula secara umum adalah pertumbuhan dari komitmen orang muda itu sendiri. Terhadap akhir dari periode survey, orang-orang dewasa telah mengambil alih pengaturan dari perkumpulan-perkumpulan orang muda. Walaupun setiap Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry organisasi meliwati periode pertumbuhan yang meliputi beberapa derajat institusional, pertumbuhan ini tidak akan merusak tujuan mula-mula untuk organisasi jika beberapa rencana tetap dipertahankan dimana visi dan tujuan sesungguhnya tidak dirusak oleh birokrasi atau pembuatan progam yang tidak bermanfaat untuk tujuan pendiriannya. Di dalam kasus dari perkumpulan Orang Muda Advent, visi untuk menjangkau dunia untuk Kristus kelihatan tetap bertahan selama masa periode survei. Sayangnya penyampaian secara pribadi dan bersaksi secara verbal telah menurun secara serius dalam gereja-gereja yang menginjil yang telah dipengaruhi oleh budaya post-moderen. Pelayanan orang muda advent bisa saja sekarang ini dalam bahaya oleh karena bukan saja kehilangan misi tetapi suatu gangguan, bahkan arah balik, dari tujuan yang sesungguhnya untuk pembangunan kelompok-kelompok orang muda.¹¹ Pada tahun 2002, dengan pengecualianpengecualian khusus di dalam budaya Hispanik dan African-American, tidak ada Perkumpulan Orang Muda, tidak ada Perkumpulan Misionary Volunteer, dan bahkan Perkumpulan Orang Muda Advent secara umum telah mati. Dengan pengecualian dari program student literatur evangelism, yang terus berlangsung, sistematis organisasi dari orang muda, untuk tujuan dari bekerja untuk mereka yang telah hilang, secara umum telah hilang dari pelayanan-pelayanan orang muda Advent. Walaupun ada beberapa bukti dari beberapa kelompok penyelidikan Alkitab yang tidak formal di dalam budaya orang muda Advent, kebanyakan dari pelayanan orang muda saat ini berfokus pada reli-reli orang muda, kempore-kampore, retret, forum-forum dan program-program perkemahan yang menampilkan kotbah-kotbah yang dinamis, drama, dan musik penginjilan yang berhubungan dengan budaya, dengan sedikit atau tidak ada penekanan pada pengorganisasian dan pelatihan untuk memenangkan jiwa. “Untuk waktu yang lama, beberapa pemimpinan dan analis di dalam Paham Metodis telah menyesali ketidak beruntungan dari pengalaman kemurtadannya setelah kehormatan dari Presbitarian dan Episkopal dan menggantikan aksennya dari pelayanan kaum awam kepada pelayanan profesional.”¹² Walaupun pemindahan dari pelayanan orang muda dari orang muda kepada profesional banyak telah mempengaruhi paradigma pergeseran dari penginjilan kepada hiburan, pergantian itu mungkin tidak dapat 13 EDISI 72 – 11 Maret 2010 dielakkan. Para profesional orang muda dapat dengan berhasil menghalangi pengijilan di dalam pelayanan orang muda jika mereka sekali lagi melihat diri mereka sebagai pelatih-pelatih dan pembimbing, melatih orang muda uintuk memenangkan jiwa yang sebenarnya, ketimbang melihat diri mereka sendiri sebagai perancang program dari sebuah pelayanan yang hanya berfokus kedalam. Kelihatannya terbukti dari penyelidikan ini tentang kelompok-kelompok orang muda di dalam tahun-tahun awal dari pergerakan Advent sehingga remaja-remaja Advent sekarang ini membutuhkan lebih dari sekadar hiburan atau pembuatan program yang bergerak dengan cepat untuk menahan mereka kepada Kristus dan kepada tubuh-Nya yaitu gereja. “Masalah dengan kebanyakan orang muda Kristen adalah bahwa mereka tidak memiliki permainan. Kita terus memberikan kepada mereka hal-hal yang mereka perlu lakukan sebagai orang-orang Kristen: membaca Alkitab, memiliki peribadatan, belajar, berdoa, melakukan kehendak Allah, melakukan perkara-perkara yang benar; tetap mereka tidak memiliki alasan untuk melakukan semuanya itu. Tidak ada permainan yang dapat di lakukan di dalamnya. Mereka membutuhkan sebuah misi...”¹³ Alasannya mengapa orang-orang muda sekarang ini kelihatan tidak memiliki selera yang sama untuk penginjilan seperti yang telah terbukti dimiliki oleh anggota-anggota dari Perkumpulan-perkumpulan Orang Muda mula-mula mungkin adalah bahwa mereka memiliki sangat sedikit latihan di dalam penginjilan. Orang-orang muda Advent di dalam abad ke-21, khususnya di dalam budaya barat, adalah sering musiman saja—bersimbah hiburan dan selalu di bawah tantangan, bosan, apatetik jika tidak memberontak—dan dipenuhi dengan makanan rohani yang tidak berguna. Untuk dapat menghargai Firman itu dan keindahan dari sebuah hubungan yang hidup dengan Kristus, mereka harus sekali lagi mengorganiser dan mencari pelatihan agar supaya mereka dapat mengalami penyegaran kembali di dalam penginjilan. Namun ini akan mungkin bahwa jika generasi orang muda ini akan dapat menangkap kembali visi dari perkumpulan-perkumpulan orang muda Advent mulamula dan menjadi segmen itu dari kaum awam yang telah menjadi model, memimpin, dan mengilhami gereja secara menyeluruh untuk terlibat kembali di dalam penginjilan. “ARTIKEL” BAGAIMANA BERHUBUNGAN DENGAN MEREKA YANG MEMPUNYAI KESULITAN Oleh Pdt. Dr. H. Sumendap K cocok benar dengan pernyataan orang tersebut, karena ayat ini mengatakan: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Jika saudara sudah hilang, saya mempunyai pekabaran dari Firman Allah yang disampaikan langsung kepada saudara. Luk 19:10: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang ”. Ayat ini begitu cocok dengn kasusnya, sehingga tidak perlu berkomentar atau menerangkan lebih lanjut. ita akan temukan bahwa sejumlah besar orang-orang yang kita coba bawa kepada Kristus benar-benar ingin sekali untuk diselamatkan, dan mengetahui bagaimana, tetapi mereka dihadapkan pada kesulitankesulitan yang mereka pikir penting atau bahkan dapat diatasi. Biasanya itu adalah membuang waktu untuk mengangkat kesulitan-kesulitan khusus sampai adanya perasaan kebutuhan yang jelas dan tentu. A. “Saya adalah orang yang paling berdosa.” Metode perlakuan adalah sebagai berikut: 1. Perlakuan Umum. Tak ada ayat yang lebih baik untuk menghadapi kesulitan ini, kecuali 1 Tim 1:15 “Perkataan ini benar dan patutu diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia, untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Ayat ini cocok sekali untuk ini, sehingga tidak perlu banyak komentar. Ayat lain yang berhubungan dengan ini adalah Mat 9:12,13 2. Kasus khusus. Di antara mereka yang menganggap dirinya terlalu berdosa untuk diselamatkan, ada kasus khusus: a. Orang yang berkata, “Saya sudah hilang.” Jika kesulitan tersebut dinyatakan seperti ini, adalah lebih baik untuk menggunakan Luk 19:10, bahwa itu Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry b. 3. Pembunuh. Yes 1:18 adalah yang sangat berguna untuk kasus ini. Biarlah saya bacakan untuk saudara: “Marilah, baiklah kita berperkara! – firman TUHANSekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. ” Komentar umum. a. “Jangan pernah memberikan penghiburan yang salah dengan mengatakan kepaa I peri kebenaran, “Saudara bukanlah yang paling berdosa.”. Kesalahan ini sering dibuat. Orang-orang yang lembut hati sangat terganggu dengan keyakinan yang dalam 14 EDISI 72 – 11 Maret 2010 yang Roh Allah hasilkan dalam hati manusia, dan coba untuk memberikan penghiburan dengan menyatakan kepada si pencari kebenaran bahwa dia bukanlah orang yang paling berdosa. Ini adalah penghiburan yang salah. Tak seorang pun selain dia yang lebih besar daripada apa yang dia pernah pikirkan atau sadari. b. Sesudah menemukan kesulitan yang khusus, tunjukkan kepadanya bagaimana supaya selamat. B. “Hati saya terlalu keras.” Salah satu ayat yang pernah diberikan sebelumnya mengenai kesulitan tadi akan juga berguna disini, Luk19:10. Sebelum menggunakannya, barangkali baik untuk berkata, “Kalau begitu, jikalau hati saudara begitu keras dan jahat, saudara barangkali sudah hilang:” “Ya, saya sudah hilang.” “Bagus sekali, saya mempunyai janji untuk saudara” Lihat Luk 19:10. Biarkanlah dia yang membacanya “Saudara katakan bahwa hati saudara begitu keras dan jahat sehingga saudara telah hilang.” “Ya” “dan ayat ini mengatakan kepada kita bahwa Yesus Kristus datang untuk mencari dan menyelamatkan siapa?” “Yang hilang”. Dan itu artinya adalah saudara. Maukah saudara membiarkan Yesus menyelamatkan saudara?” Kemudian berilah dia baca Yeh 36:26: “Kamu akan Ku berikan hati yang baru, dan Roh yang baru didalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat”. Ayat lain yang juga berguna yaitu 2Kor 5:17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. ”. “Kalau begitu apa yang saudara harus lakukan?” “Terima Kristus” “Maukah saudara melakukannya?” C. “Saya harus menjadi lebih baik sebelum saya menjadi seorang Kristen” Ini adalah kesulitan yang paling nyata bagi banyak orang. Mereka dengan tulus hati percaya bahwa mereka tidak bisa datang kepada Kristus apabila mereka masih berada dalam dosa-dosa mereka, bahwa mereka harus berbuat sesuatu untuk menjadikan mereka lebih baik sebelum mereka dapat datang kepada Yesus. Saudara bisa menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sama sekali khilaf dalam hal ini dengan membiarkan mereka membaca Mat 9:12,13: “Yesus mendengarnya dan berkata: bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Apabila mereka telah membacanya, jikalau mereka tidak melihat poin untuk mereka sendiri, saudara bisa bertanya “Kepada siapa Yesus membandingkan diriNya dalam ayat ini?” “Kepada seorang dokter,” “Siapa yang memerlukan dokter, orang sehat atau orang sakit?” “Orang sakit” “Mestikah seseorang yang sakit menunggu menjadi sehat dulu lalu pergi kepada dokter?” “Tentu saja tidak.” Haruskah seorang yang sakit rohani menunggu sampai dia menjadi seorang yang baik lalu datang kepada kepada Yesus?” “Tidak” “Siapakah yang Yesus undang untuk datang kepadaNya, orang baik atau orang jahat?” “Orang jahat.” Kalau begitu apakah ini fakta bahwa saudara tidak beralasan untuk menunggu atau suatu alasan untuk segera datang kepada Yesus?” Kapan Anda Punya Waktu Untuk Melayani Kristus ? Bila Anda Siap menjadi Laskar Kristus yang berada di Garis Terdepan. BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI !!! Bila tanggung jawab itu Anda Percayakan Pada Kami DUKUNGLAH KAMI !!! Doa Anda, Dana Anda adalah “Nyawa Kami” Untuk Keselamatan Orang Lain Kirimkan komitmen Pribadi/Keluarga/Jemaat/Bpk/Ibu/Sdr/I untuk “Pengiriman Misionari” ke: YAYASAN 1000 MISSIONARY MOVEMENT BANK MANDIRI: 154-00-0468736-8 BANK BRI : 0311-01-015900-50-1 BANK SULUT : 006-02-11-008880-8 i Baca Pelajaran Sekolah Sabat kuartal ke empat 2009. Frank B. Holbrook, People on the Move: The Book of Numbers (Silver Spring, 2009), 287-298 dalam edisi Bahsa Inggris. Penulis sekolah Sabat dan juga para komentator Alkitab, berdasarkan fakta internal, mereka sepakat mengatakan bahwa Buku Bilangan adalah buku dalam Perjanjian Lama yang dipenuhi dengan ungkapan pemberontakan Israel terhadap Allah melalui Musa dan Harun. R. Dennis Cole, Numbers, The New American Commentary (Nashville: Broadman & Holman Publishers, 2000), 3b:326-329. ii Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS): "Ambillah tongkat yang ada di depan Peti Perjanjian.” Sekalipun terjemahan ini tidak terdapat dalam versi Bahasa Inggris, tapi dalam tulisan ini dapat membantu kita mengerti konteks narasi Bil. 20:8-12. iii Bill T. Arnold, John H. Choi, A Guide to Biblical Hebrew Syntax (Cambridge: University Press, 2007), 115, 116. Bandingkan penggunaan preposisi yang sama dalam Hakim-Hakim 12:8; Josua 3:12; dan Kej. 18:22. iv G. Johannes Botterweck, ed., Theological Dictionary of the Old Testament (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1978), 8:241, 242; cf. Even-Shoshan, An New Concordance of the OT (Jerusalem, 1983), 231. v Ibid., 243. vi Ayat 25, 25 terdapat dalam versi Bahasa Ibrani. Cf. Philip H, Budd, Numbers, Word Biblical Commentary (Waco, TX: Word Books Publisher, 1984), 5:218. vii E. Arden, “How Moses Failed God,” in Journal Biblical Literature 76 (1957), 50-52; cf. J. Gray, “The Desert Jojourn of the Hebrews and the Sinai Horeb Tradition,” in Vetus Testamentum 4 (1954), 148-154; A. S. Kapelrud, “How Tradition Failed Moses,” in JBL 76 (1957), 242; F. Kohata, “A Tradtion History of Num 20:1-13,” in Seishogaku-Ronshu 12 (1977), 31-62. viii W. Wilson, Old Testament World Studies (Grand Rapids, MI: Kregel Publication, 1978), 360; Willem A. VanGemeren, New International Dictionary of Old Testament Theology & Exegesis (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1997), 2:924, 925. ix Ellen Gould White, Patriarchs and Prophets (Pacific Press, 2002), 1: 417, 419. Atau ke Rekening 1000MM Indonesia a/n PARK YUN GOWN BANK BCA : 1700222566 Bersambung ............ Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 15