EDISI 72 – 11 Maret 2010

advertisement
EDISI 72 – 11 Maret 2010
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
1
Penasihat:
- Pdt. Moldy Mambu
- Pdt. Noldy Sakul
- Pdt. Sammy Lee
Pemred:
Handry Sigar
Wapemred:
Willy Wuisan
Sekretaris:
Janette Sepang
HRD:
Herschel Najoan
Bendahara:
Yoshen Danun
General Controller:
Denny Kalangi
Manager Produksi:
Osvald Taroreh
Editor Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon,
Pdt. Sammy Lee, Wayne Rumambi, Royke Sundalangi,
Jufrie Wantah, John Taebenu, Handry Sigar,
Yoshen Danun, Alfa Tumbuan
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal,
Bruce Sumendap
Kolom Renungan Pdt. Stenly Karwur,
Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman
Rubrik Kesehatan dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung,
dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Yance Pua, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Allan Pasuhuk,
Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang,
Pdt. Robert Walean
Rubrik Pathfinder Pdt. Dale Sompotan,
Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung,
Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt Davy Politon, Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan,
Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey
Rubrik Kesaksian Meilien Makahekung,
Fredy Losung, Agustine Lureke, Harold Somba
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan,
Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou,
Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Alma Kumaat,
Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy,
Brayn Mamanua, Stanly Keles
Web Master Nielson Assa
EDISI 72 – 11 Maret 2010
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
Daftar Isi
Hal
[1] COVER
1
[2] DAFTAR ISI
2
[3] EDITORIAL
3
[4] RENUNGAN
4
[5] OPINI
6
[6] TANYA JAWAB
7
[7] BIBLICAL & THEOLOGICAL
8
[8] INSPIRATIONAL STORY
11
[9] PATHFINDER
12
[10] PIONIR
13
[11] ARTIKEL
14
[12] PALAKAT
16
[13] CATATAN KAMI
22
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung
Mikael Terok, Janet Ngantung Papua Govert Waramori,
Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi
Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara
Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Fransisca Muntu
Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng
Ambon Mario Lekatompessy
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
2
EDITORIAL
EDISI 72 – 11 Maret 2010
P E D U L I
Moldy R Mambu
Pembuat mobil sangat mengagumkan dunia, Toyota Motor
Corporation (TAM) mengalami gonjang ganjing bulan-bulan
belakangan ini. “What’s wrong with Toyota?” Perusahan raksasa
otomotive Jepang yang berambisi menjadi nomor satu sejak November
menghentikan penjualan bahkan menarik jutaan mobilnya di Amerika
dari peredaran untuk diperbaiki dengan kerugian financial yang bukan
kecil.
TAM didirikan pada September 1933 di Jepang oleh Sakichi
Toyoda. Pabrikan mobil kedua terbesar didunia setelah General Motor,
Toyota memproduksi sebuah mobil untuk tiap empat detik. Toyoda
sejak berusia belasan tahun dikenal sebagai penemu. Tahun 1936
mereka memproduksi mobil penumpang pertama dengan nama Toyoda.
Perusahan ini semakin berkembang setelah perang dunia kedua usai
dengan mengeluarkan prototype Land Cruiser ditahun 1950. Semangat
inovasi Kiichiro Toyoda tidak pernah redup. Toyota kemudian berkembang menjadi penghasil kendaraan
tangguh. Di tahun 1960-an kendaraan Jepang ini merambah pasar Indonesia. Setelah meng-global dengan
berbagai nama kendaraan sebut saja Camry, Lexus, Inova, Tundra perusahan ini melejit dengan cepat menguasai
pasar otomotive dewasa ini oleh meluncurkan sedan hibrida Prius yang memberi rasa modern, mewah dan
nyaman.
Namun awan gelap membayangi perusahan ini. February 2010, mereka menarik dari peredaran 400,000
mobil Prius hybrids yang adalah primadona perusahan ini bersama Lexus karena didapati bermasalah.
Persoalannya bukan pada engineering, mechanical atau quality tetapi hanya soal yang kelihatan kecil tetapi
berakibat besar. Pedal gas dan rem tidak bekerja dengan sempurna. Dari beberapa lapuran, pedal gas (accelerator)
dikecepatan 90 mil/jam tak dapat dikendurkan lagi, alhasil kecepatan akan bertambah dan mobil tak dapat
dihentikan. Tak pelak beberapa kecelakaan fatal terjadi. “Sticky accelerator” perlu diperbaiki.
Ada 10,000 komponen yang dirakit menjadi satu kesatuan pada sebuah karya yang bernama mobil.
Semua bagian penting itu sebabnya sebuah saja yang bermasalah akan mengganggu kenyamanan dan keselamatan
pengendara. Toyota sangat mengutamakan keselamatan para pengguna mobil itu sebabnya complain yang muncul
langsung di tanggapi serius. Tidak kurang dari Presiden Direktur melayangkan permintaan maaf atas ketidak
nyamanan yang terjadi.
Cepat tanggap dan kepedulian kepada customer menuai simpati dan kepercayaan kepada perusahan ini.
Segera melakukan langkah preventif dan koreksi seperlunya menyelamatkan Toyota dari bahaya besar walau
harus mengeluarkan biaya raksasa. Hal itu bukan berlaku di bidang bisnis saja tetapi juga pada hubungan sosial
lainnya. Kurang cepat bergerak dan lambat merespons suatu situasi dapat dianggap acuh dan lalai. Dalam sebuah
masyarakat rohani yang disebut Jemaat, kepedulian dari pimpinan Jemaat maupun Pendeta Jemaat akan
menularkan roh saling peduli diantara anggota. Saling mengkuatkan, saling menolong, memberi penghiburan, tak
jemu mengingatkan ada bentuk kepedulian yang perlu dikembangkan pada jemaat kita.
Dalam kepedulian ini, penerbitan BAIT terpanggil untuk menyediakan bacaan sebagai makanan bagi
rohani setiap pembaca. Dalam penerbitan mingguj Pdt. Jen Woy mengajak kita untuk selalu menguji setiap hal
sebelum menjalaninya karena kita adalah “Anak-anak Terang.”
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
3
RENUNGAN
EDISI 72 – 11 Maret 2010
Pdt. Jen Henry Woy
Gembala Jemaat GMAHK-7 Jemaat Rumah Sakit Advent Manado
ANAK-ANAK TERANG
Efesus 5:8-10
Efesus 5:8, Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di
dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
Efesus 5:9, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,”
Efesus 5:0, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan
S
audara Bila kita merenungkan ayat – ayat ini
merupakan templakan yang telak kepada
manusia yang bergelar umat Allah yang di
sebut dalam ayat 8 bagian akhir sebagai
“anak-anak terang”. Mengapa, karena Rasul Paulus
telah mengkotraskan bentuk Kehidupan manusia lama
dalam ayat 3 sampai ayat yang ke 6 dengan daftar
yang mengerikan.
Di bagian yang lain Rasul Paulus mengingatkan
kita kepada status yang baru “sebagai anak-anak
terang”. Dalam ayat 8 dikatakan, “Memang dahulu
kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah
terang di dalam Tuhan.” Dalam ayat ini Paulus
berbicara hakekat exsitensi yang diminta dari setiap
anak Tuhan siapapun dia yang berpangkat maupun
yang tidak berpangkat, Pendeta, ketua jemaat ,
diakon atau pun anggota jemaat dalam segala
tingkatan dalam skala social masyarakat.
Pandangan rasul Paulus telah di tuntun Oleh Roh
Allah jauh kedepan terhadap apa yang akan di
lakukan oleh manusia, bukan pada kontex manusia
yang belum bertobat tetapi kepada apa yang di sebut
rasul Paulus dalam ayat 8 ” … tetapi sekarang kamu
adalah terang”. Di dalam terang prinsip-prinsip
keadilan, yang dilandasi oleh kasih dan takut akan
Tuhan harus menjadi model, dan gaya kehidupan
umat Tuhan. Yang dalam dunia nyata prinsip-prisip
keadilan sepertinya hanya hiasan, dan dalam praktek
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
nyaris sukar di temukan. Bahkan dalam organisai
gereja tanpa di sadari virus-virus manusia lama
sedang menjalar.
Dalam Matius 5:14 “Kamu adalah terang dunia.
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.” Kata Yesus yang memiliki terang tidak
mungkin tersembunyi. Sehingg kontras antara terang
dan gelap tidak dapat di sembunyikan.
“Anak-anak terang” ini sangat disesalkan berada
dalam tiga golongan.
Mengaku anak terang tetapi secara “sembunyisembunyi” tingkahnya seperti manusia lama
Mungkin sedang meniru gaya hidup kucing kelihatan
lucu dan manis sehingga mengambil hati tuannya dan
di sayangi. Tetapi bila ada makanan kesukaan
saudara, jika tidak di jaga atau di awasi dengan baik
tanpa anda sadari sudah di ambil oleh si kucing
kesayangan anda. Mungkin anda telah mengalami
pengalaman itu. Anak Tuhan tetapi jika ada yang
tidak melihat anda, anda meresa bebas untuk
bertindak seperti dunia.
Mengaku anak terang tetapi “tidak hidup sebagai
Perkataan perbuatan tidak
anak terang”.
mewaranai kehidupan sebagai anak terang. Mungkin
pengakuanya hanya sekedar mengisi KTP. Namun
mungkin kalau di kaji lebih jauh kehidupan seperti itu
4
EDISI 72 – 11 Maret 2010
adalah kehidupan tidak terhubung kepada sumber
terang itu.
Mengaku anak terang yang mewujudkan kehidupan
terang. Saudara, tentu golongan yang ke tiga ini
adalah kerinduan Tuhan dalam kehidupan kita. Namun
tidak dapat di sangkal gaya kehidupan yang pertama
dan kedua banyak mendominasi kehidupan “anak-anak
terang” dari tingkat elite anak-anak terang sampai
kepada tingkat yang di anggap mariginal atau dari
tokoh-tokoh gereja sampai kepada anggota jemaat
sehigga nasihat rasul Paulus ini sangat di butukan
oleh saudara dan saya. Yang tetunya membawa kita
kepada kepada kesadaran yang sesungguhnya
sehingga Iman kita boleh menjadi pola anutan dalam
lingkungan keluarga, jemaat, dan masyarakat di mana
kita hidup. Kita harus menghidupkan exsistensi
Kekristeanan yang sesungguhnya. Karena Yesus
berkata “Kamu adalah terang dunia.” Matius 5:7
dunia yang penuh pergumulan , masalah, tantangan,
persolan, dan beragam persaingan hidup, namun
bukan menjadi alas an bagi kita untuk tidak exist
sebagai pembawa-pembawa terang. Sebagaimana
yang dikatakan Paulus di ay 9 supaya kita “ …
berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran”.
Tetapi perlu juga di garis bawahi apa yang di
katakana rasul Pulus dalam ay ke10 dan ujilah apa
yang berkenan kepada Tuhan.” Supaya kita tidak
terjerumus
dalam
kesalahan
kehilafan atau
kesengajaan, ujilah apa yang berkenan kepada Allah.
Perkataan ini sangat penting karena ada banyak halhal yang palsu yang dapat menjebak kita. Hal ini
membutuhkan keseriusan, ketelitian, kesetiaan dan
kemurnian kita.
Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita sebagai
pembawa-pembawa terang Syaloom.
Saudara, supaya terang itu tidak meredup
atau bahkan mati, maka kita harus terhubung
terus menerus (continue) kepada sumber
terang yang sebenarnya.
Kita yang hidup di jaman modern ini sudah
pasti melekat dengan yang namanya listrik
dalam penggunaan yang bervariasi. Ada yang
menggunakan untuk mesin pengerak, ada yang
menggunakan untuk mengeringkan sesuatu, dan
untuk penggunaan lainya tetapi yang paling
besar di gunakan adalah untuk penerangan.
Apakah di rumah, kantor penarangan jalan,
pabrik-pabrik, hotel dan tempat lainya
semuanya sangat membutukan listrik untuk
penarangan. Dan bila ada pemadaman listrik,
kita mungkin kita akan berteriak ooh… betapa
gelapnya duni ini. Betapa berharganya terang
itu. Supaya lampu tetap menyala maka harus di
hubungkan dengan listrik. Dalam Yohanes 8:12
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak,
kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa
mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup”.
Saudaraku ini adalah himbauan yang
sangat indah yang akan memberikan keuntungan
bagi kita umat manusia. Kita yang saat ini hidup di
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
5
OPINI
EDISI 72 – 11 Maret 2010
BENCANA ALAM YANG SELALU
MENDERAI KITA UMAT MANUSIA
Oleh: Willy U. Wuisan
G
empa bumi, banjir, dan tsunami terjadi di manamana. Beberapa hari lalu Turki diguncang gempa
6 skala richter yang menyebabkan 57 orang
tewas. Gempa di Turki ini terjadi setelah sebelumnya
gempa dan tsunami yang dahsyat melanda Chile dan
Haiti. Di negara kita Indonesia beberapa hari yang lalu
juga terjadi gempa bumi tepatnya di daerah Mentawai,
Sumatera Barat, setelah sebelumnya kota Padang dan
sekitarnya diguncang gempa dahsyat
berkekuatan 7,9 skala richter yang
memporak-porandakan sebagian daerah
Sumareta Barat. Tercatat gempa ini telah
menewaskan sekitar seribu lebih orang
serta kerugian materi mencapai triliunan
rupiah. Dari berbagai media kita dapat
menyaksikan peristiwa
sedih dan
memilukan, saat banyak orang meninggal
dunia karena tertimbun reruntuhan
bangunan dan longsoran tanah. Peristiwa
sedih ini pula terus berlanjut pada
masalah kekurangan pangan, tempat
tinggal, sanitasi hingga masalah kesehatan para korban
yang selamat pasca bencana alam tersebut. Tidak
membedakan usia, jenis kelamin, ras maupun agama,
gempa bumi membuat semua yang mengalaminya
menderita.
Pasti atau mungkin kita bertanya, apa yang
menjadi penyebab sehingga bencana ini terjadi,
khususnya di negera kita yang terus-menerus didera
bencana alam? Apakah Tuhan sedang menghukum kita?
Apakah Tuhan sudah murka kepada kita? Menurut
beberapa sumber bahwa bencana alam: gempa bumi dan
letusan gunung berapi terjadi secara alamiah. Saya
mendapat beberapa keterangan dari internet dan buku
pengetahuan lainnya bahwa Indonesia terletak di tiga
lempeng tektonik besar yang sangat aktif, yaitu: Lempeng
Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik
yang bertumbukan dan saling bergesekan. Pergerakan
ketiga lempeng inilah yang membentuk kepulauan kita
dengan segala keindahannya, tetapi juga membuat negeri
kita senantiasa rawan bencana. Di samping gempa
tektonik yang terjadi karena tumbukan lempeng, ketiga
lempeng tersebut menghasilkan 400 gunung api, sekitar
100 guning di antaranya masih aktif hingga kini. Itulah
sebabnya lokasi ini disebut Pacific Ring of Fire.
Kita sebagai umat manusia pasti bertanya-tanya,
mengapa gempa bumi semakin sering terjadi? Semuanya
ada periode alamnya, dan kita sekarang ada pada jadwal
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
bencana ini. Menurut salah satu koran ibukota yang terbit
beberapa hari lalu bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) telah memprediksikan
peningkatan aktivitas lempeng tektonik dalam kurun
waktu 30 tahun ke depan. Karena itu kita harus bersiaga
menghadapi bencana yang lebih dahsyat lagi: gempa
bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
Dalam kitab suci Alkitab juga mengemukakan
bahwa gempa bumi merupakan
salah
satu
tanda
menjelang
kedatangan Tuhan Yesus yang
kedua kali, di samping penyesatan,
perang dan kelaparan (baca Matius
24: 5 – 7). Ini berarti kita akan
melihat dunia yang makin buruk
dan makin jahat. Bumi rusak, moral
manusia juga rusak. Jangan
menganggap pernyatan ini pesimis.
Justru ini membuktikan optimisme
Iman Kristen bahwa Firman Tuhan
itu benar dan sangat layak
dipercaya. Kenyataan bahwa dunia ini semakin tidak
nyaman untuk dihuni dan sudah semestinya situasi alam
saat ini mengarahkan kita kepada pengharapan akan dunia
yang akan datang, disamping berjuang sampai akhir
dengan terus memperagakan pribadi Kristus melalui
melakukan Firman-Nya setiap hari. Sebagai garam dunia,
kita harus ikut meminimalisasikan tingkat kerusakan
lingkungan dan dekadensi moral manusia serta
berparisipasi membantu meringankan penderitaan korban
bencana alam.
Willy U. Wuisan, Redaksi BAIT
6
RUANG TANYA JAWAB
EDISI 72 – 11 Maret 2010
Oleh Pdt. Ronell Mamarimbing
Beberapa waktu yang lalu ada beberapa email yang dikirimkan ke saya, menanyakan beberapa hal penting yang berkaitan
dengan kehidupan seorang Kristen. Saya yakin pertanyaaan-pertanyaan yang telah disampaikan itu adalah juga pertanyaan
yang mungkin sedang kita tanyakan baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain. Semoga jawaban yang sederhana ini
dapat menolong anda sambil kita semua lebih aktif lagi dalam penyerahan pribadi yaitu dalam doa dan meditasi.
Pertanyaan:
“Bagaimana caranya agar kita dapat yakin bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar Allah padahal Yesus
menyatakan bahwa Dia lebih rendah dari BapaNya---‘sebab Bapa lebih besar dari pada Aku’ (Yoh 14:28).”
Jawaban:
Tuhan kita, Yesus Kristus, adalah seperti apa yang Dia sendiri sampaikan, yaitu Anak Allah. Mari kita lihat satu
contoh tentang soal penyembahan. Yesus menolak menyembah Setan ketika ia menawarkan kemuliaan Dunia kepada Yesus.
Yesus berkata, “sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!" (Matius 4:10). Alkitab menyatakan sangat jelas bahwa Yesus lebih besar dari semua rasul, manusia, ciptaan,
bahkan malaikat (Ibrani 1-4) dan tidak ada seorang manusia, atau ciptaan, bahkan malaikat boleh menerima penyembahan
(Kisah 10:25, 26; Wahyu 22:8, 9). Hanya Allah-lah satu-satunya tujuan dari semua penyembahan. Apakah Yesus menerima
penyembahan dan kemuliaan dari makluk ciptaan? Benar, Yesus menerima penyembahan dan patut disembah.
Yesus juga mengakui bahwa ia dapat mengampuni dosa---suatu hak prerogatif yang hanya dimiliki oleh Allah
(Lukas 5:20-26). Yesus Kristus menyuruh murid-muridNya untuk membaptiskan mereka yang baru bertobat kedalam
kebenaran didalam Tiga Nama keAllahan, termasuk namaNya sendiri (Matius 28:19).
Ketika Yesus berkata bahwa Bapa “lebih besar” dari diriNya maksudnya adalah melihat dari sisi “kemanusiaan”
Kristus. Demi menyelamatkan kita, manusia berdosa, Yesus mengambil rupa manusia yang berdosa. Didalam
kemanusiaanNya Yesus telah me-non-aktifkan ke-IlahianNya (Filipi 2:5-10; Ibrani 2:14-18). Hidup kemanusiaannya
meninggalkan contoh nyata buat kita manusia. Sebagai manusia, Yesus adalah Contoh bagi kita dimana Ia telah patuh dan
tunduk kepada kehendak Allah Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib. Dalam kemanusiaanNya, Yesus adalah Contoh bagi
kita akan ketergantunganNya kepada kuasa dan pimpinan Allah Bapa. Memang benar kemanusiaan Yesus memiliki banyak
kesamaan dengan kita, namun demikian, penjelamaan Yesus ini merupakan misteri dari kasih penebusan Ilahi. Seperti rasul
Paulus katakan, “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa
manusia’” (1 Timotius 3:16). Yesus adalah Allah, berhak dipuji dan di sembah. Pujilah Dia dalam hatimu.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
7
Biblical & Theological
EDISI 72 – 11 Maret 2010
APAKAH DOSA MUSA?
(BILANGAN 20:8-12)
Pdt. Blasius Abin
AIIAS, Phillippines
Pendahuluan
Ada dua deklarasi penting dalam Bilangan 20:12, Pertama,
Allah memberitahukan bahwa Musa tidak dapat memasuki
Tanah Perjanjian (Kanaan). Kedua, Allah menyatakan alasan
mengapa ia tidak memasuki Tanah Perjanjian, yaitu karena ia
tidak percaya kepada Allah. Pertanyaannya adalah apakah dosa
yang dilakukan oleh Musa? Kebanyakan jawaban atas
pertanyaan ini merujuk pada ayat 8, 9, 11 yaitu karena Musa
memukul batu dengan tongkat (ayat 11) dari pada berbicara
(ayat 8), kebanyakan pembaca perikop ini setuju bahwa
perbuatan ini dianggap melawan Allah. Jika kita setuju dengan
jawaban ini, maka pertanyaan saya dalam tulisan ini adalah (1)
Apakah benar bahwa kesalahan Musa adalah karena memukul
batu dengan tongkat? (2) Apa tujuan Allah menyuruh
mengambil tongkat (ayat 8) jika tidak digunakan? (3) Apa
artinya pernyataan “karena engkau tidak percaya kepadaKu”?
(ayat 12). Tulisan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini
melalui analisis literal Bilangan 20:8-12, dan aplikasi praktis
untuk pembaca modern.
Bebicara atau Memukul Tongkat?
Bilangan 20 dibuka dengan informasi kematian Miriam (v.1)
dan diakhiri dengan narasi tentang kematian Harun (vs. 22-29).
Di antara dua cerita kematian ini, sang narator (Musa)
menempatkan dua episode penting dalam cerita, yakni
pemberontakan Israel terhadap Musa dan Harun (vs. 2-13),i dan
penolakan terhadap Israel oleh bangsa Edom (vs. 14-21). Tema
pemberontakan Israel adalah ketakutan akan kematian karena
kekurangan kebutuhan fisik seperti anggur, pohon ara, delima,
dan air minum (v. 5); ketakutan akan kematian diungkapkan
melalui frase: “we had perished” (v.3), “our beast to die here”
(v.4). Dari informasi ini kita dapat membedah asumsi dasar
orang Israel mengenai kematian Miriam dan Harun, yakni
karena eksodus “padang gurun” (v.4). Citra padang gurun
identik dengan penderitaan, dan kekurangan segala kebutuhan
fisik. Itulah sebabnya peristiwa “now Miriam died there” (v.1),
dan “Aaron died there on the mountain top” (v. 28) menjadi
tragedi yang hendak dihindari Israel. Satu-satunya solusi
menurut thesis orang Israel adalah memenuhi kebutuhan fisik,
dan itulah tema dari pemberontakan Israel terhadap Musa dan
Harun.
Musa dan Harun merespon pemberontakan Israel:
“pergialah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah
Pertemuan, lalu sujud” (v. 6) disertai dengan munculnya
kemuliaan Tuhan di Kemah Pertemuan. Tempat “Pintu kemah
pertemuan” menjadi tempat yang penting dalam buku Keluaran,
Imamat, dan Bilangan. Contoh, Kel. 29:4, 32; 40:12; Im. 1:5
adalah informasi Harun membawa anak-anaknya di depan pintu
kemah pertemuan untuk disucikan. Kel. 29:42; 40:29; Im 3:2;
4:7, 18 adalah cerita tentang Israel mempersembahkan kurban
harian di depan Kemah Suci. Kel. 33:9 Musa berbicara dengan
Allah di pintu Kemah Pertemuan. Singkatnya pintu Kemah
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Pertemuah adalah tempat Allah bertemu dengan umatNya.
Dalam konteks Bil. 20:8-12, Musa dan Harun datang di tempat
ini untuk mendengar petunjuk Allah dalam menghadapi
pemberontakan Israel dan Allah berkata:
Take the rod (“hamatteh”); and you and your brother
Aaron assemble the congregation and speak to the rock before
their eyes, that it may yield its water. You shall thus bring forth
water for them out of the rock and let the congregation and their
beasts drink. (v. 8).
Di sini Allah memberi petunjuk kepada Musa dan Harun
melalui tiga kalimat perintah dengan kronologi sebagai berikut:
(1) “ambilah tongkat,” ii (2) “engkau dan Harun harus
mengumpulkan seluruh umat,” dan (3) “engaku harus berkata
kepada bukit batu itu.” Perintah Allah ini dilanjutkan dengan
informasi bagaimana Musa memberi reaksi pada ayat 9-11:
So Moses took the rod from before the Lord (v.9).
Moses and Aaron gathered the assembly before the rock
(v.10).
⇒ Moses lifted up his hand and struck the rock twice with his
rod (11).
Dua perintah yang pertama dijalankan oleh Musa dengan
menggunakan kata kerja: laqah (“take”) dan qahel (“gather”),
sama dengan kata kerja yang digunakan Allah pada ayat 8.
Tetapi perintah ketiga pada ayat 11, menggunakan kata kerja
yang berbeda: Allah berkata: “speak (‘dabar’) to the rock,” dan
Musa menjalankan perintah: “struck (‘nakah’) the rock.” Dari
fakta internal ini, para komentator Alkitab, penulis, dan
pembaca dituntun pada kesimpulan bahwa deklarasi hukuman
terhadap Musa dan Harun pada ayat 12 karena penyebab
tunggal: Musa tidak beribacara kepada batu, tetapi memukul
batu dengan tongkat. Kesimpulan ini memaksa kita berasumsi
bahwa Musa tidak seharusnya menggunakan tongkat. Jika kita
setuju dengan kesimpulan ini, pertanyaan muncul: Apa esensi
dari kehadiran “tongkat”? Ada dua fakta mengenai “tongkat”
dalam cerita ini: Allah memberi perintah kepada Musa untuk
mengambil tongkat (v.8), dan air keluar dari batu ketika tongkat
itu dipukul oleh Musa (v. 11). Allah yang sama, di Horeb ketika
Israel kekurangan air, memberi perintah kepada Musa:
“Behold, I will stand before you there on the rock at
Horeb; and you shall strike (‘nakah’) the rock, and
water will come out of it, that the people may drink."
And Moses did so in the sight of the elders of Israel.”
(Exodus 17:6).
Di gunung Horeb Musa diperintahkan oleh Allah untuk
memukul tongkat pada batu, dan perikop ini tidak menyinggung
mengenai “berbicara pada batu” seperti dalam Bil. 20:8. Jadi
problem yang dihadapi oleh Musa dan kesalahan yang ia
lakukan dalam Bil. 20:8-12 tidak berfokus pada soal Musa
“berbicara” kepada batu, atau “memukul batu” dengan tongkat,
lalu apa?
⇒
⇒
8
EDISI 72 – 11 Maret 2010
Tongkat Allah atau Tongkat Musa?
Perintah Allah: “take the rod” (v.8). Pada ayat ini
penulis tidak memberi informasi dari mana Musa mengambil
tongkat, dari kemah Musa atau dari Kemah Tuhan (Bait Suci).
Tetapi ada dua fakta penting mengenai hal ini: Pertama, perintah
ini dibuat ketika Musa dan Harun berada di hadapan Allah di
Kema Suci (v.6); kedua, pada ayat 9 Musa mengambil tongkat
“from before the Lord” (Heb: millipne yhwh). Jadi kata benda
dengan artikel “the rod” (“hamatteh”) dan preposisi ganda
“from before,” millipne (dari “min” dan “lipne”),
mengungkapkan “source” dan “locative” dari tongkat.iii Artinya
tongkat yang diambil oleh Musa adalah milik Allah. Tongkat itu
diambil dari hadapan Allah (Kemah Suci) untuk menghadapi
pemberontakan Israel.
Problem muncul ketika Musa menjalankan perintah Allah
pada ayat 11: “Moses lifted up his hand and struck the rock
twice with his rod.” Musa memukul batu “with his rod,”
ekspresi bahasa Ibrani: “bemattehu”
menegaskan bahwa
instrument yang dipakai oleh Musa untuk menghadapi Israel
adalah
“with his rod” bukan dengan tongkat Allah.
Berdasarkan informasi Bil 20:8-12, kita mengetahui bahwa ada
dua tongkat dalam perikop: Tongkat Allah (vs. 8, 9) dan Tongkat
Musa (v. 11), fakta ini mengungkapkan perlawanan Musa
kepada Allah berfokus pada penggunaan tongkat. Di sini
pembaca berhadapan dengan sebuah ironi, Allah menyuruh
Musa mengambil tongkat Allah, tetapi Musa menggunakan
tongkatnya sendiri ketika menjalankan perintah Allah.
“Tongkat” (matteh) muncul 252 kali dalam PL, iv dari
jumlah itu 111 kali muncul di Kitab Bilangan, 59 kali di Kitab
Yosua, 27 kali muncul di Kitab Keluaran dan 23 kali di Kitab
Tawarik. Sekalipun penggunaan terminologi ini sering
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
dihubungkan dengan pengertian literal, dalam kaitan dengan
aspek sosilogis Israel, seperti tongkat gembala (cf. Kel. 38:18,
25; 1 Sam. 14:27, 43), tetapi dalam PL (termasuk LXX)
terminologi ini memiliki arti simolik yakni tanda kekuasaan
atau kebesaran Allah (cf. Keluaran 4),v terutama penggunaan
dalam Kitab Keluaran dan Bilangan (Kel. 4:2f., 7:17; 17:5).
Pertanyaan: Kapan kedua tongkat ini digunakan?
Keluaran 4:2: Allah bertanya kepada Musa, "What is that
in your hand?" Musa menjawab, "A staff." Dengan tongkat
miliknya Musa membuat mujizat di depan firaun (cf. 4: 4, 17).
Tetapi ketika Musa berangkat dari rumah Jethro, untuk melihat
keadaan orang Israel di Mesir “Moses also took the staff of God
in his hand.”(4:20). Kecuali Kel. 4:20, selanjutnya dalam
konteks 10 kutuk di Mesir (Kel. 7-10) penggunaan kata
“tongkat,” yang muncul 14 kali, selalu dihubungkan dengan
“Tongkat Musa” atau “Tongkat Harun” dalam membuat mujizat
(baca Kel. 7:9, 10, 12, 15, 19, 20; 8:5, 16, 17; 9:23; 10:13;
14:16; 17:5; ). Tongkat Allah atau tongkat Harun digunakan jika
Allah memberi petunjuk dan Ia berkata kepada Israel:
"By this you shall know that I am the LORD: behold, I will
strike the water that is in the Nile with the staff that is in
my hand, and it shall be turned to blood (Kel. 7:17)
Kemudian Musa berkata kepada Israel “Tomorrow I
will station myself on the top of the hill with the staff of God in
my hand." (Kel. 17:9; cf. 17:21). Ia memperkenalkan element
penting bahwa kemenangan Israel atas bangsa Amalek hanya
terjadi kalau menggunakan “the staff of God” atau kekuasaan
Allah.
Walaupun dalam konteks yang berbeda, Bil. 20:8-11
menegaskan prinsip yang sama, bahwa
kekuasaan dan
kebesaran Allah melalui tongkatNya harus didemonstrasi oleh
Musa di hadapan Israel yang memberontak. Tongkat Allah yang
disuruh Allah untuk diambil pada ayat 8 disimpan di depan
Tabut Perjanjian (Bil. 17:25, 26). vi Dalam konteks
pemberontakan Israel (Bil. 20:1-13), Musa, yang juga memiliki
tongkat (Kel. 14:16), telah diperintahkan oleh Tuhan untuk
mengambil tongkat Allah dari Bait Suci (Bil. 20:8). Tongkat
Allah ini dalam Kitab Keluaran dan Bilangan (Bil. 17:1-10)
disebut tongkat Harun, digunakan pada peristiwa atau
momentum tertentu sesuai dengan petunjuk Allah.vii
Dari analisa literal ini kita menemukan ide utama dari
dosa yang dibuat oleh Musa yakni ia menggunakan tongkatnya
sendiri (Bil. 20:11) dalam mengatasi masalah pemberontakan.
Jika kita sepakat melihat Tongkat Allah sebagai simbol
kekuasaan Allah, viii dan Musa tidak menggunakan kekuasaan
Allah dalam momentum ini, maka ini satu-satunya alasan Allah
mendeklarasikan hukuman terhadap Musa dan Harun sebagai
pemimpin: “Because you have not believed Me, to treat Me as
holy in the sight of the sons of Israel, therefore you shall not
bring this assembly into the land which I have given them."
(20:12). Mempercayai Allah tidak hanya mengakui
kebesaranNya, tapi bergantung padaNya, dan jika Musa sebagai
pemimpin gagal melakukan ini, akan berpengaruh fatal bagi
komunitas Israel. Hukumannya adalah ia akan mati sebelum
memasuki tanah Kanaan. Dengan tongkat yang sama Allah
menuntun Israel keluar dari Mesir, tetapi Musa menolak
menggunakan instrument ini. E.G. White memberi catatan
penting mengenai hal ini:
“Moses manifested distrust of God…At the time when
the water failed, their own faith in the fulfillment of
God’s promise had been shaken by the murmuring and
rebellion of the people. The first generation had been
9
EDISI 72 – 11 Maret 2010
condemned to perish in the wilderness because of their
unbelief, Moses and Aaron had made no effort to stem
the current of popular feeling. Had they themselves
manifested unwavering faith in God, …they put
themselves in God’s place…Moses had lost sight of his
Almighty Helper, and without the divine strength he had
been left to mar his record by an exhibition of human
weakness. The man who might have stood pure, firm, and
unselfish to the close of his work had been overcome at
last.”ix
E. G. White menegaskan kembali tentang dosa Musa
bahwa ia kehilangan keteguhan akan keyakinannya kepada
Allah dalam menghadapi pemberontakan Israel. Ia
mengandalkan kekuatan sendiri untuk menyelesaikan problem.
Kesimpulan dan Aplikasi
Dosa Musa tidak berfokus pada peristiwa memukul
batu dengan tongkat, tetapi tongkat siapa yang digunakan.
Musa tidak menggunakan tongkat Allah, sebagai simbol dari
Kekuasaan dan Kebesaran Allah. Musa menggunakan
kekuasannya sendiri sebagai pemimpin, dan bagi Allah ini
adalah ekspresi ketidakpercayaan dan perlawanan Musa
kepada Allah. Deklarasi hukuman Allah atas Musa dan
Harun menegaskan substansi yang penting bagi Israel, bahwa
kematian Miriam dan Harun pada pasal ini bukan karena
kekurangan kebutuhan fisik, tetapi karena ketidaktaatan atau
ketidakpercayaan. Kekuasaan Allah yang bekerja untuk
Israel adalah kebutuhan melebihi kebutuhan makanan dan
minuman. Israel perlu belajar untuk selalu mempercayai
Allah daripada memberontak karena hal-hal yang superficial
dan material.
Kita yang hidup pada zaman yang menawarkan
segala kemungkinan untuk diraih melalui kekuasaan sains
dan kemampuan intelektual. Tidak ada yang salah dengan ini
semua, tetapi tendensi mengandalkan Tuhan dipinggirkan
ketika pada level tertentu, segala sesuatu dapat dilihat dan
dikerjakan dengan kemampuan kita. Setiap kemampuan
adalah pemberian Allah, totalitas kehidupan kita sebagai
anggota gereja atau pemimpin, adalah entitas yang tidak
dapat hidup di luar kekuasaan Allah. Kita perlu belajar dari
kegagalan Musa, dan pemberontakan Israel, dan bertekat
untuk selalu percaya pada kekuatan dan kekuasaanNya.
Catatan Kaki
1
Baca Pelajaran Sekolah Sabat kuartal ke empat 2009. Frank B.
Holbrook, People on the Move: The Book of Numbers (Silver Spring,
2009), 287-298 dalam edisi Bahsa Inggris. Penulis sekolah Sabat dan
juga para komentator Alkitab, berdasarkan fakta internal, mereka
sepakat mengatakan bahwa Buku Bilangan adalah buku dalam
Perjanjian Lama yang dipenuhi dengan ungkapan pemberontakan Israel
terhadap Allah melalui Musa dan Harun. R. Dennis Cole, Numbers, The
New American Commentary (Nashville: Broadman & Holman
Publishers, 2000), 3b:326-329.
1
Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS): "Ambillah tongkat
yang ada di depan Peti Perjanjian.” Sekalipun terjemahan ini tidak
terdapat dalam versi Bahasa Inggris, tapi dalam tulisan ini dapat
membantu kita mengerti konteks narasi Bil. 20:8-12.
1
Bill T. Arnold, John H. Choi, A Guide to Biblical Hebrew Syntax
(Cambridge: University Press, 2007), 115, 116. Bandingkan penggunaan
preposisi yang sama dalam Hakim-Hakim 12:8; Josua 3:12; dan Kej.
18:22.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
1
G. Johannes Botterweck, ed., Theological Dictionary of the Old
Testament (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1978), 8:241, 242; cf. EvenShoshan, An New Concordance of the OT (Jerusalem, 1983), 231.
1
Ibid., 243.
1
Ayat 25, 25 terdapat dalam versi Bahasa Ibrani. Cf. Philip H, Budd,
Numbers, Word Biblical Commentary (Waco, TX: Word Books
Publisher, 1984), 5:218.
1
E. Arden, “How Moses Failed God,” in Journal Biblical Literature 76
(1957), 50-52; cf. J. Gray, “The Desert Jojourn of the Hebrews and the
Sinai Horeb Tradition,” in Vetus Testamentum 4 (1954), 148-154; A. S.
Kapelrud, “How Tradition Failed Moses,” in JBL 76 (1957), 242; F.
Kohata, “A Tradtion History of Num 20:1-13,” in Seishogaku-Ronshu
12 (1977), 31-62.
1
W. Wilson, Old Testament World Studies (Grand Rapids, MI: Kregel
Publication, 1978), 360; Willem A. VanGemeren, New International
Dictionary of Old Testament Theology & Exegesis (Grand Rapids, MI:
Zondervan, 1997), 2:924, 925.
1
Ellen Gould White, Patriarchs and Prophets (Pacific Press, 2002), 1:
417, 419.
*Bukan karena hidup bahagia maka
kamu tersenyum, tetapi karena kamu
tersenyum, hidup menjadi bahagia..
*Bukan karena semua orang bersahabat
maka kamu tersenyum, tetapi karena
kamu tersenyum, semua orang menjadi
bersahabat.. .
*Bukan karena pekerjaan menyenangkan
maka kamu tersenyum, tetapikarena
kamu tersenyum, pekerjaan jadi
menyenangkan.
*Bukan karena keluarga harmonis kamu
tersenyum, tetapi karena kamu
tersenyum, keluarga menjadi
harmonis...
*Bukan dunia yang menciptakan
senyuman, Senyuman yang menciptakan
dunia!
Anonim
10
“Inspirational Story”
EDISI 72 – 11 Maret 2010
“SAYA TIDAK MARAH, SAYA BISA TETAP TABAH, KARENA SAYA YAKIN
TUHAN ADA BERSAMA DENGAN SAYA”
Oleh Supriyono Sarjono, RSA Bandung.
S
eorang pria asal Amerika Serikat yang bernama James Bain, setelah meringkuk dipenjara lebih dari tiga dekade tepatnya 35 tahun,
atas tuduhan penculikan, pencurian dan pemerkosaan seorang anak gadis usia 9 tahun pada tahun 1974. Pada Kamis 17 Desember
2009 ia dibebaskan dari penjara karena setelah menjalani tes DNA menunjukkan bahwa ia ternyata tidak bersalah atas semua
tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
James Bain, kini berusia 54 tahun, ia berusia 19 tahun ketika dinyatakan bersalah atas tuduhan penculikan, pencurian dan
pemerkosaan. Kini ia telah diizinkan pulang ke rumah untuk pertama kalinya dalam 35 tahun.
Kebebasan James Bain dari balik jeruji besi karena jasa baik dari An Innocence Project. An Innocence Project adalah salah satu
dari sejumlah non-profit organisasi hukum di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia dan Selandia Baru yang didedikasikan untuk
membuktikan seseorang yang telah salah tangkap dan telah dijatuhi vonis hukuman melalui penggunaan tes DNA. Ini adalah salah satu
reformasi sistem peradilan pidana untuk mencegah ketidak-adilan dan kesewenang-wenangan.
Sejauh ini, data dari Innocence Project of Florida menunjukan ada 246 orang di Amerika Serikat yang telah dibebaskan dari
segala tuduhan, setelah menjalani pembuktian melalui test DNA. Namun tidak ada yang menghabiskan lebih banyak waktu dibalik jeruji
besi jika dibanding dengan kasus James Bain. Rekor sebelumnya
dipegang oleh James Lee Woodward asal Dalas, ia dibebaskan setelah
mendekam di hotel prodeo karena kejahatan yang tidak pernah ia
lakukan. James Bain sebelumnya telah meminta 4 kali melalui tulisan
tangannya, agar kasusnya dibuka kembali dengan pembuktian melalui
tes DNA, namun permohonannya tidak dikabulkan oleh pengadilan.
Setelah pengajuan permohonan yang kelima barulah pengadilan
mengizinkan dia mengikuti pembuktian melalui tes DNA. Pada tahun
1974, test DNA untuk membuktikan perbuatan kriminal belum
digunakan.
Setelah hakim James Yancey mengetuk palu dan
berkata,”Sekarang sudah resmi anda (James Bain) tidak bersalah dan
anda sekarang bebas.” Teman-teman, sahabat-sahabatnya, keluarganya
memeluknya dan memberikan selamat.
Seth Miller, pengacara dari Innocence Project of Florida yang
membantu pembebasan Bain berkata,”Tidak ada yang bisa
menggantikan tahun-tahun yang dihabiskan Bain di penjara.” Memang
betul demikian tetapi Bain juga bersyukur selain dibebaskan dari penjara Bain berdasarkan hukum yang berlaku di negara bagian Florida,
ia berhak mendapatkan kompensasi sebesar USD 50 ribu (Rp. 474,3 juta) tiap tahunnya yang dihabiskan dipenjara. Hal itu berarti ia berhak
mendapatkan kompensasi sebesar kurang lebih USD 1,75 juta (sekitar Rp 16 milyard lebih) .
Ketika melangkah keluar dari pengadilan, dengan wajah yang penuh kegembiraan dan sukacita, ia menggunakan T-shirt
bertuliskan “ TIDAK BERSALAH”, James Bain mengaku dirinya adalah PRIA BERIMAN dan tidak menyimpan dendam dan amarah
setelah menghabiskan usia muda di penjara selama 35 tahun itu, ia berkata “ SAYA TIDAK MARAH, SAYA BISA TETAP TABAH, KARENA
SAYA YAKIN TUHAN ADA BERSAMA DENGAN SAYA.
Inspirasi
Kemiskinan, kesengsaraan, musibah, penyakit dan berbagai kesulitan hidup lainnya yang mengakibatkan kesedihan, kegalauan
hati maupun duka cita, sering kali kita alami bahkan dalam kurun waktu yang tidak singkat. Peristiwa itu pula terjadi bukan karena
kesalahan atau kejahatan yang kita perbuat, seperti yang dialami James Bain meringkuk dalam penjara selama puluhan tahun, padahal
kenyataanya ia tidak bersalah. Namun, saat dibebaskan Bain bersaksi bahwa ia tidak dendam kepada korban yang telah menuduhnya dan
tetap tabah menghadapi tahun-tahun yang penuh dengan penderitaan dan kesulitan di penjara, karena ia merasakan Tuhan ada bersamanya.
Tepat seperti Anjuran Hidup Sehat dengan program amat terkenal dijemaat kita yaitu NEW START, khususnya T yang terakhir adalah
singkatan dari TRUST IN GOD. Itulah yang telah dihidupkan oleh James Bain dalam kehidupannya. Sambil menantikan kedatangan Tuhan
yang ke 2 kali, sudah selayaknya kita miliki pola hidup “ Trust In God”.
ROMA 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
11
“PATHFINDER”
EDISI 72 – 11 Maret 2010
TANDA PENGHARGAAN KLUB REMAJA
Dikirimkan oleh: Pdt. Jacky Runtu
Sumber: PEDOMAN ADMINISTRATIVE, PA REMAJA/PATHFINDER
TUJUAN
Sementara dasar kegiatan pathfinder/remaja adalah
dibentuk untuk menolong anak-anak muda untuk
menghargai nilai-nilai keikutsertaan dalam grup,
juga tidak boleh dilupakan bahwa ada bagian untuk
pengembangan anak-anak muda ini secara pribadi.
Bagian yang besar dari klub remaja/pathfinder
adalah aktifitas grup. Adalah sangat vital dalam
mempelajari seni dari kerjasama, yang adalah bahanbahan penting dalam pembentukan keseimbangan
keKristenan yang baik.
Tanda-tanda penghargaan telah dikembangkan untuk
mengenali prestasi secara individu untuk periode
satu tahun. Sementara di kelas ada tanda pelantikan
dan prestasi, tanda-tanda penghargaan harus
diberikan hanya kepada mereka yang mencapai
standar yang tinggi dari efisiensi klub
remaja/pathfinder seperi yang telah digariskan dalam
kriteria.
PROSES PEMILIHAN
Hinga penutupan dari satu tahun kegiatan klub
remaja/pathfinder,
Komite
Executive
klub
remaja/pathfinder bertindak sebagai grup penyeleksi
di klub mereka. Komite ini akan membandingkan
data prestasi dari masing-masing anggota klub
dengan kriterianya untuk menilai siapa diantara klub
yang mampu menerima penghargaan ini.
KRITERIA
Kriteria berikut ini harus diterapkan oleh Komite
Executive
klub
remaja/pathfinder
ketika
memutuskan apakah seorang anggota berhak atas
penghargaan tersebut:
1. Anggota yang aktif dari klub remaja/pathfinder
dan telah menjadi anggota selama dua tahun atau
lebih
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
2. Sebagai contoh dalam pemakain atribut seragam,
tepat waktu dalam setiap rapat, dan bertindak
aktif sebagai pemimpin di regunya
3. Percaya dan menghidupkan perjanjian dan
peraturan klub remaja/pathfinder. Memperagakan
kesetiaan kepada cita-cita klub remaja dan
memegangnya sebagai sesuatu yang suci.
4. Mau menerima tanggung jawab yang diberikan
dan menunjukkan inisiatif dan kepemimpinan dan
menjalankannya dalam cara yang sederhana atau
dengan usaha secara grup.
5. Memperbaiki peralatan pribadi dalam kondisi
terbaik yang memungkinkan
6. Menghubungkan semua pertandingan dan seluruh
kelompok dalam cara kristen yang benar.
7. Menyelesaikan kelas klub remaja/pathfinder
setiap
tahun
dan
sebagai
tambahan,
menmperolehi tanda-tanda kepahaman.
KAPAN DAN OLEH SIAPA TANDA
PENGHARGAAN DIBERIKAN
Tanga
penghargaan
klub
remaja/pathfinder
diharapkan untuk dilaksanakan pada acara hari
Pathfinder klub remaja di gereja dengan tingkattingkat klub atau pada waktu program pelantikan
dengan meneliti pemimpinnya atau pada saat
Perkemahan remajapathfinder daerah/konferens atau
fair kepemimpinan pemuda daerah/konferens.
BAGAIMANA CARA MEMAKAINYA
Pita penghargaan diatas dipakai selama tahun-tahun
adanya penghargaan. Jika anggota itu tidak
memenuhi syarat lagi, maka penghargaan itu
ditempatkan di dalam tempat inventori untuk
peringatan
baggi
klub
remaja/pathfinder.
Penghargaan ini hanya bisa dipakai selama tahun
penghargaan.
12
“PION IR”
EDISI 72 – 11 Maret 2010
PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN DARI MASYARAKAT
ORANG MUDA ADVENT DAN TREN-TREN TERKINI DI DALAM
PELAYANAN ORANG MUDA ADVENT
(dari sebuah dokumen yang disampaikan oleh Cindy Tutch di Andrews University)
Sumber: Cerita Orang Muda Advent
Diterjemahkan Oleh: Eddy Ruhupaty
W
alaupun hampir setiap tahap dari pelayanan
orang muda jaman ini—Pathfinders,
perjalan misi jangka pendek, perkemahan
orang muda, retret orang muda dan orang
muda dewasa, program pekemahan orang muda, dapat
dikatakan telah berkembang di dalam beberapa cara dari
impian Warren dan Fenner pada tahun 1879, ada
perbedaan antara permulaan dari organisasi orang muda
Advent dan pelayanan orang muda sekarang ini.
Pada tahun-tahun awal dari Advent, orang-orang
muda yang bekerja sering kali terinisiatif oleh orang muda
untuk tujuan membagikan Kristus dengan teman-teman
mereka, pertama di dalam komunitas mereka sendiri dan
kemudian
meluas
keseluruh dunia. Penekanan
perkumpulan pada pembaruan pribadi disatukan dengan
kegiatan misionaris yang reguler yang dilakukan oleh
anggota-anggota, menyediakan sebuah pengertian yang
kuat tentang tujuan, struktur dan komunitas.
Program dan pelayanan orang muda pada jaman
ini adalah sesungguhnya inisiatif dari orang dewasa dan
teratur. Walaupun masih ada sebuah tujuan yang digaris
bawahi tentang penginjilan, fokus tersebut biasanya
berpusat pada menginjili orang muda dari gereja,
ketimbang untuk pertobatan dari orang muda yang bukan
Advent. Sebagai tambahan, metodologi untuk mencapai
keselamatan dari orang muda Adent adalah lebih kepada
orientasi hiburan dari pada diorganiser dengan tujuan
untuk menyediakan kesempatan-kesempatan untuk orang
muda untuk melakukan pengijilan yang sistematis dan
tetap.
Perkumpulan-perkumpulan orang muda di dalam
tahun-tahun awal dari Advent muncul ketika orang muda
berinisiatif dan organisasi orang muda yang tertata rapih
sebagai respons kepada mandat Kristus yang jelas untuk
menginjili dunia. (Matius 28:19-20) Walaupun respons
kepada panggilan untuk bersaksi dan menyelamatkan
jiwa-jiwa diperkuat, mungkin bahkan dibangunkan, oleh
orang dewasa di dalam jemaat-jemaat Advent yang telah
membagikan belas kasihan mereka untuk yang hilang dan
oleh pekabaran Ellen White tentang organisasi orang
muda, perkumpulan-perkupulan orang muda yang mudamula secara umum adalah pertumbuhan dari komitmen
orang muda itu sendiri.
Terhadap akhir dari periode survey, orang-orang
dewasa telah mengambil alih pengaturan dari
perkumpulan-perkumpulan orang muda. Walaupun setiap
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
organisasi meliwati periode pertumbuhan yang meliputi
beberapa derajat institusional, pertumbuhan ini tidak akan
merusak tujuan mula-mula untuk organisasi jika beberapa
rencana tetap dipertahankan dimana visi dan tujuan
sesungguhnya tidak dirusak oleh birokrasi atau
pembuatan progam yang tidak bermanfaat untuk tujuan
pendiriannya. Di dalam kasus dari perkumpulan Orang
Muda Advent, visi untuk menjangkau dunia untuk Kristus
kelihatan tetap bertahan selama masa periode survei.
Sayangnya penyampaian secara pribadi dan
bersaksi secara verbal telah menurun secara serius dalam
gereja-gereja yang menginjil yang telah dipengaruhi oleh
budaya post-moderen. Pelayanan orang muda advent bisa
saja sekarang ini dalam bahaya oleh karena bukan saja
kehilangan misi tetapi suatu gangguan, bahkan arah balik,
dari tujuan yang sesungguhnya untuk pembangunan
kelompok-kelompok orang muda.¹¹
Pada tahun 2002, dengan pengecualianpengecualian khusus di dalam budaya Hispanik dan
African-American, tidak ada Perkumpulan Orang Muda,
tidak ada Perkumpulan Misionary Volunteer, dan bahkan
Perkumpulan Orang Muda Advent secara umum telah
mati. Dengan pengecualian dari program student literatur
evangelism, yang terus berlangsung, sistematis organisasi
dari orang muda, untuk tujuan dari bekerja untuk mereka
yang telah hilang, secara umum telah hilang dari
pelayanan-pelayanan orang muda Advent. Walaupun ada
beberapa bukti dari beberapa kelompok penyelidikan
Alkitab yang tidak formal di dalam budaya orang muda
Advent, kebanyakan dari pelayanan orang muda saat ini
berfokus pada reli-reli orang muda, kempore-kampore,
retret, forum-forum dan program-program perkemahan
yang menampilkan kotbah-kotbah yang dinamis, drama,
dan musik penginjilan yang berhubungan dengan budaya,
dengan sedikit atau tidak ada penekanan pada
pengorganisasian dan pelatihan untuk memenangkan jiwa.
“Untuk waktu yang lama, beberapa pemimpinan
dan analis di dalam Paham Metodis telah menyesali
ketidak beruntungan dari pengalaman kemurtadannya
setelah kehormatan dari Presbitarian dan Episkopal dan
menggantikan aksennya dari pelayanan kaum awam
kepada pelayanan profesional.”¹²
Walaupun pemindahan dari pelayanan orang
muda dari orang muda kepada profesional banyak telah
mempengaruhi paradigma pergeseran dari penginjilan
kepada hiburan, pergantian itu mungkin tidak dapat
13
EDISI 72 – 11 Maret 2010
dielakkan. Para profesional orang muda dapat dengan
berhasil menghalangi pengijilan di dalam pelayanan orang
muda jika mereka sekali lagi melihat diri mereka sebagai
pelatih-pelatih dan pembimbing, melatih orang muda
uintuk memenangkan jiwa yang sebenarnya, ketimbang
melihat diri mereka sendiri sebagai perancang program
dari sebuah pelayanan yang hanya berfokus kedalam.
Kelihatannya terbukti dari penyelidikan ini tentang
kelompok-kelompok orang muda di dalam tahun-tahun
awal dari pergerakan Advent sehingga remaja-remaja
Advent sekarang ini membutuhkan lebih dari sekadar
hiburan atau pembuatan program yang bergerak dengan
cepat untuk menahan mereka kepada Kristus dan kepada
tubuh-Nya yaitu gereja.
“Masalah dengan kebanyakan orang muda
Kristen adalah bahwa mereka tidak memiliki permainan.
Kita terus memberikan kepada mereka hal-hal yang
mereka perlu lakukan sebagai orang-orang Kristen:
membaca Alkitab, memiliki peribadatan, belajar, berdoa,
melakukan kehendak Allah, melakukan perkara-perkara
yang benar; tetap mereka tidak memiliki alasan untuk
melakukan semuanya itu. Tidak ada permainan yang
dapat di lakukan di dalamnya. Mereka membutuhkan
sebuah misi...”¹³
Alasannya mengapa orang-orang muda sekarang
ini kelihatan tidak memiliki selera yang sama untuk
penginjilan seperti yang telah terbukti dimiliki oleh
anggota-anggota dari Perkumpulan-perkumpulan Orang
Muda mula-mula mungkin adalah bahwa mereka
memiliki sangat sedikit latihan di dalam penginjilan.
Orang-orang muda Advent di dalam abad ke-21,
khususnya di dalam budaya barat, adalah sering musiman
saja—bersimbah hiburan dan selalu di bawah tantangan,
bosan, apatetik jika tidak memberontak—dan dipenuhi
dengan makanan rohani yang tidak berguna. Untuk dapat
menghargai Firman itu dan keindahan dari sebuah
hubungan yang hidup dengan Kristus, mereka harus sekali
lagi mengorganiser dan mencari pelatihan agar supaya
mereka dapat mengalami penyegaran kembali di dalam
penginjilan.
Namun ini akan mungkin bahwa jika generasi
orang muda ini akan dapat menangkap kembali visi dari
perkumpulan-perkumpulan orang muda Advent mulamula dan menjadi segmen itu dari kaum awam yang telah
menjadi model, memimpin, dan mengilhami gereja secara
menyeluruh untuk terlibat kembali di dalam penginjilan.
“ARTIKEL”
BAGAIMANA BERHUBUNGAN DENGAN MEREKA
YANG MEMPUNYAI KESULITAN
Oleh Pdt. Dr. H. Sumendap
K
cocok benar dengan pernyataan orang tersebut, karena
ayat ini mengatakan:
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang.”
Jika saudara sudah hilang, saya mempunyai pekabaran
dari Firman Allah yang disampaikan langsung kepada
saudara. Luk 19:10: “Sebab Anak Manusia datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang ”.
Ayat ini begitu cocok dengn kasusnya, sehingga tidak
perlu berkomentar atau menerangkan lebih lanjut.
ita akan temukan bahwa sejumlah besar orang-orang
yang kita coba bawa kepada Kristus benar-benar
ingin sekali untuk diselamatkan, dan mengetahui
bagaimana, tetapi mereka dihadapkan pada kesulitankesulitan yang mereka pikir penting atau bahkan dapat diatasi.
Biasanya itu adalah membuang waktu untuk mengangkat
kesulitan-kesulitan khusus sampai adanya perasaan kebutuhan
yang jelas dan tentu.
A. “Saya adalah orang yang paling berdosa.”
Metode perlakuan adalah sebagai berikut:
1.
Perlakuan Umum. Tak ada ayat yang lebih baik untuk
menghadapi kesulitan ini, kecuali 1 Tim 1:15
“Perkataan ini benar dan patutu diterima sepenuhnya:
“Kristus Yesus datang ke dunia, untuk menyelamatkan
orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling
berdosa.”
Ayat ini cocok sekali untuk ini, sehingga tidak perlu
banyak komentar. Ayat lain yang berhubungan dengan ini
adalah Mat 9:12,13
2.
Kasus khusus. Di antara mereka yang menganggap dirinya
terlalu berdosa untuk diselamatkan, ada kasus khusus:
a. Orang yang berkata, “Saya sudah hilang.”
Jika kesulitan tersebut dinyatakan seperti ini, adalah
lebih baik untuk menggunakan Luk 19:10, bahwa itu
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
b.
3.
Pembunuh. Yes 1:18 adalah yang sangat berguna
untuk kasus ini. Biarlah saya bacakan untuk saudara:
“Marilah, baiklah kita berperkara! – firman TUHANSekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah
seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu
domba. ”
Komentar umum.
a. “Jangan pernah memberikan penghiburan yang
salah dengan mengatakan kepaa I peri kebenaran,
“Saudara bukanlah yang paling berdosa.”.
Kesalahan ini sering dibuat. Orang-orang yang lembut
hati sangat terganggu dengan keyakinan yang dalam
14
EDISI 72 – 11 Maret 2010
yang Roh Allah hasilkan dalam hati manusia, dan
coba untuk memberikan penghiburan dengan
menyatakan kepada si pencari kebenaran bahwa dia
bukanlah orang yang paling berdosa. Ini adalah
penghiburan yang salah. Tak seorang pun selain dia
yang lebih besar daripada apa yang dia pernah
pikirkan atau sadari.
b. Sesudah menemukan kesulitan yang khusus,
tunjukkan kepadanya bagaimana supaya selamat.
B. “Hati saya terlalu keras.”
Salah satu ayat yang pernah diberikan sebelumnya
mengenai kesulitan tadi akan juga berguna disini, Luk19:10.
Sebelum menggunakannya, barangkali baik untuk berkata,
“Kalau begitu, jikalau hati saudara begitu keras dan jahat,
saudara barangkali sudah hilang:” “Ya, saya sudah hilang.”
“Bagus sekali, saya mempunyai janji untuk saudara” Lihat Luk
19:10. Biarkanlah dia yang membacanya “Saudara katakan
bahwa hati saudara begitu keras dan jahat sehingga saudara telah
hilang.” “Ya” “dan ayat ini mengatakan kepada kita bahwa
Yesus Kristus datang untuk mencari dan menyelamatkan siapa?”
“Yang hilang”. Dan itu artinya adalah saudara. Maukah saudara
membiarkan Yesus menyelamatkan saudara?” Kemudian berilah
dia baca Yeh 36:26: “Kamu akan Ku berikan hati yang baru, dan
Roh yang baru didalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari
tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang
taat”. Ayat lain yang juga berguna yaitu 2Kor 5:17: “Jadi siapa
yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. ”. “Kalau
begitu apa yang saudara harus lakukan?” “Terima Kristus”
“Maukah saudara melakukannya?”
C. “Saya harus menjadi lebih baik sebelum saya
menjadi seorang Kristen”
Ini adalah kesulitan yang paling nyata bagi banyak
orang. Mereka dengan tulus hati percaya bahwa mereka tidak
bisa datang kepada Kristus apabila mereka masih berada dalam
dosa-dosa mereka, bahwa mereka harus berbuat sesuatu untuk
menjadikan mereka lebih baik sebelum mereka dapat datang
kepada Yesus. Saudara bisa menunjukkan kepada mereka bahwa
mereka sama sekali khilaf dalam hal ini dengan membiarkan
mereka membaca Mat 9:12,13:
“Yesus mendengarnya dan berkata: bukan orang sehat
yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan
pelajarilah arti firman ini: yang Kukehendaki ialah belas kasihan
dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Apabila mereka telah membacanya, jikalau mereka tidak melihat
poin untuk mereka sendiri, saudara bisa bertanya “Kepada siapa
Yesus membandingkan diriNya dalam ayat ini?” “Kepada
seorang dokter,” “Siapa yang memerlukan dokter, orang sehat
atau orang sakit?” “Orang sakit” “Mestikah seseorang yang sakit
menunggu menjadi sehat dulu lalu pergi kepada dokter?” “Tentu
saja tidak.” Haruskah seorang yang sakit rohani menunggu
sampai dia menjadi seorang yang baik lalu datang kepada
kepada Yesus?” “Tidak” “Siapakah yang Yesus undang untuk
datang kepadaNya, orang baik atau orang jahat?” “Orang jahat.”
Kalau begitu apakah ini fakta bahwa saudara tidak beralasan
untuk menunggu atau suatu alasan untuk segera datang kepada
Yesus?”
Kapan Anda Punya Waktu Untuk Melayani
Kristus ?
Bila Anda Siap menjadi Laskar Kristus yang
berada di Garis Terdepan.
BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI !!!
Bila tanggung jawab itu Anda Percayakan Pada
Kami
DUKUNGLAH KAMI !!!
Doa Anda, Dana Anda adalah “Nyawa
Kami” Untuk Keselamatan Orang Lain
Kirimkan komitmen Pribadi/Keluarga/Jemaat/Bpk/Ibu/Sdr/I
untuk “Pengiriman Misionari” ke:
YAYASAN 1000 MISSIONARY MOVEMENT
BANK MANDIRI: 154-00-0468736-8
BANK BRI
: 0311-01-015900-50-1
BANK SULUT : 006-02-11-008880-8
i
Baca Pelajaran Sekolah Sabat kuartal ke empat 2009. Frank B. Holbrook, People on the Move: The Book of Numbers (Silver Spring, 2009), 287-298 dalam edisi Bahsa Inggris. Penulis sekolah Sabat dan juga para
komentator Alkitab, berdasarkan fakta internal, mereka sepakat mengatakan bahwa Buku Bilangan adalah buku dalam Perjanjian Lama yang dipenuhi dengan ungkapan pemberontakan Israel terhadap Allah melalui Musa dan Harun. R. Dennis Cole, Numbers, The New American
Commentary (Nashville: Broadman & Holman Publishers, 2000), 3b:326-329.
ii
Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS): "Ambillah tongkat yang ada di depan Peti Perjanjian.” Sekalipun terjemahan ini tidak terdapat dalam versi Bahasa Inggris, tapi dalam tulisan ini dapat membantu kita
mengerti konteks narasi Bil. 20:8-12.
iii
Bill T. Arnold, John H. Choi, A Guide to Biblical Hebrew Syntax (Cambridge: University Press, 2007), 115, 116. Bandingkan penggunaan preposisi yang sama dalam Hakim-Hakim 12:8; Josua 3:12; dan Kej. 18:22.
iv
G. Johannes Botterweck, ed., Theological Dictionary of the Old Testament (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1978), 8:241, 242; cf. Even-Shoshan, An New Concordance of the OT (Jerusalem, 1983), 231.
v
Ibid., 243.
vi
Ayat 25, 25 terdapat dalam versi Bahasa Ibrani. Cf. Philip H, Budd, Numbers, Word Biblical Commentary (Waco, TX: Word Books Publisher, 1984), 5:218.
vii
E. Arden, “How Moses Failed God,” in Journal Biblical Literature 76 (1957), 50-52; cf. J. Gray, “The Desert Jojourn of the Hebrews and the Sinai Horeb Tradition,” in Vetus Testamentum 4 (1954), 148-154; A. S.
Kapelrud, “How Tradition Failed Moses,” in JBL 76 (1957), 242; F. Kohata, “A Tradtion History of Num 20:1-13,” in Seishogaku-Ronshu 12 (1977), 31-62.
viii
W. Wilson, Old Testament World Studies (Grand Rapids, MI: Kregel Publication, 1978), 360; Willem A. VanGemeren, New International Dictionary of Old Testament Theology & Exegesis (Grand Rapids, MI:
Zondervan, 1997), 2:924, 925.
ix
Ellen Gould White, Patriarchs and Prophets (Pacific Press, 2002), 1: 417, 419.
Atau ke Rekening 1000MM Indonesia
a/n PARK YUN GOWN
BANK BCA
: 1700222566
Bersambung ............
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
15
Download