BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemaparan sinar matahari berlebihan dapat membahayakan kulit manusia karena kerusakan kulit dapat terjadi segera setelah pemaparan, yaitu berupa eritema atau kulit terbakar yang merupakan gejala terjadinya degradasi sel dan jaringan. Kerusakan kulit yang terjadi dalam pemaparan jangka panjang akan memberikan efek yang bersifat kumulatif akibat pemaparan sinar matahari berlebihan dalam jangka waktu tertentu, antara lain adalah penuaan dini kulit dan kemungkinan kanker kulit (Gadri, dkk., 2012). Oleh karena bahaya yang disebabkan oleh penyinaran matahari, dianjurkan penggunaan alat pelindung, misalnya penggunaan tabir surya dalam bahan tatarias (Ditjen, POM., 1985). Ada 2 macam tabir surya dalam kosmetika, yaitu : tabir surya kimia dan tabir surya fisik. Tabir surya kimia mengabsorbsi hampir 95% radiasi sinar UVB yang dapat menyebabkan sunburn (eritema dan kerut) namun hampir tidak dapat menghalangi UVA penyebab direct tanning, kerusakan sel elastin, dan timbulnya kanker kulit. Yang termasuk tabir surya kimia misalnya PABA, PABA ester, benzofenon, salisilat dan antranilat. Tabir surya fisik dapat menahan UVA maupun UVB dengan memantulkan sinar. Yang termasuk tabir surya fisik adalah titanium oksida, Mg silikat, seng oksida, dan kaolin (Wasitaatmadja, 1997). Penelitian ini menggunakan bahan tabir surya kimia, yaitu oksibenzon sebagai penyerap UVA dan oktilmetoksisinamat sebagai penyerap UVB. Menurut FDA, konsentrasi oksibenzon dan oktilmetoksisinamat yang optimum berturutturut adalah 6% dan 7,5% (Barel, 49 et al., 2001). Oksibenzon dan Universitas Sumatera Utara oktilmetoksisinamat banyak digunakan pada produk tabir surya (Wang, et al., 2011; Barel, et al., 2001). Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan kedua bahan tersebut. Atas dasar kelebihan emulsi yaitu terdapat fase minyak yang dapat mencegah penguapan sehingga kandungan air di dalam kulit dapat dipertahankan juga dapat melarutkan oksibenzon dan oktilmetoksisinamat yang tidak larut dalam air dan gel mempunyai kelebihan berupa kandungan air yang cukup tinggi sehingga memberikan kelembaban yang bersifat mendinginkan dan memberikan rasa nyaman pada kulit (Mitsui, 1997), sehingga pada penelitian ini sediaan dibuat dalam bentuk emulgel yaitu campuran emulsi dan gel untuk mengaplikasikan kombinasi oksibenzon dan oktilmetoksisinamat. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Tria, 2015) yang memformulasi emulgel tabir surya dari avobenzon dan oktilmetoksisinamat dengan basis gel HPMC (3,5%) menggunakan emulgator Tween 20 menunjukkan sediaan dengan konsentrasi Tween 20 sebanyak 3% yang paling stabil dan bertahan selama 8 minggu. Oleh karena itu perlu dikembangkan formulasi emulgel tabir surya dengan menggunakan kombinasi emulgator seperti Tween 80 dan Span 80 yang diharapkan menghasilkan sediaan yang lebih stabil. Berdasarkan prinsip emulsifikasi, penggunaan kombinasi emulgator Tween dan Span dapat menghasilkan emulsi m/a yang stabil (Croda Europe, 2010). Pada penelitian ini digunakan Tween 80 dan Span 80 sebagai bahan pengemulsi (emulgator) dan hidroksipropilmetilselulosa yang berfungsi sebagai bahan pembentuk gel. Untuk mengetahui perbandingan Tween 80 dan Span 80 yang akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan nilai HLB (Hydrophile-Lipophile Balance). Sediaan 50 Universitas Sumatera Utara dibuat dengan 5 variasi nilai HLB dengan perbandingan konsentrasi Tween 80 dan Span 80 berturut-turut adalah F1: HLB 6 (0,64% : 3,36%), F2: HLB 7 (1% : 3%), F3: HLB 8 (1,4% : 2,6%), F4: HLB 9 (1,76% : 2,24%) dan F5: HLB 10 (2,12% : 1,88%). Jumlah emulgator yang digunakan sebanyak 4% dari jumlah emulsi (Khunt, et al., 2012). Evaluasi sediaan tabir surya dilakukan dengan uji mutu fisik sediaan yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, penentuan tipe emulsi, pH, viskositas, uji iritasi terhadap sukarelawan, penentuan ukuran partikel secara mikroskopik, dan penentuan nilai SPF sediaan sebagai tabir surya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah : a. Apakah oksibenzon dan oktilmetoksisinamat dapat diformulasikan sebagai sediaan emulgel tabir surya menggunakan kombinasi emulgator Tween 80 dan Span 80 ? b. Apakah perbandingan konsentrasi Tween 80 dan Span 80 berdasarkan perhitungan nilai HLB berpengaruh terhadap stabilitas sediaan emulgel tabir surya ? c. Apakah sediaan emulgel yang dihasilkan memiliki aktivitas sebagai tabir surya ? 1.3 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: 51 Universitas Sumatera Utara a. Oksibenzon dan oktilmetoksisinamat dapat diformulasikan sebagai sediaan emulgel tabir surya menggunakan kombinasi emulgator Tween 80 dan Span 80. b. Perbandingan konsentrasi Tween 80 dan Span 80 berdasarkan perhitungan nilai HLB berpengaruh terhadap stabilitas fisik dari sediaan emulgel tabir surya. c. Sediaan emulgel yang dihasilkan memiliki aktivitas sebagai tabir surya. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan hipotesis penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah: a. Memformulasi oksibenzon dan oktilmetoksisinamat sebagai sediaan emulgel tabir surya menggunakan kombinasi emulgator Tween 80 dan Span 80. b. Mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi Tween 80 dan Span 80 berdasarkan perhitungan nilai HLB terhadap stabilitas sediaan emulgel tabir surya. c. Mengetahui apakah sediaan emulgel yang dihasilkan memiliki aktivitas sebagai tabir surya. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Menambah informasi dalam ilmu pengetahuan mengenai bentuk sediaan emulgel tabir surya menggunakan kombinasi emulgator Tween 80 dan Span 80 yang mengandung oksibenzon dan oktilmetoksisinamat. 52 Universitas Sumatera Utara b. Menambah informasi dalam ilmu pengetahuan mengenai pengaruh penggunaan Tween 80 dan Span 80 berdasarkan nilai HLB terhadap stabilitas sediaan emulgel tabir surya. c. Menambah informasi dalam ilmu pengetahuan mengenai aktivitas tabir surya dari sediaan emulgel. 1.6 Kerangka Pikir Latar belakang Pemaparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit hingga kanker kulit Atas dasar kelebihan emulsi yang dapat mencegah penguapan air dari kulit dan gel yang dapat memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit sehingga dibuat sediaan emulgel Penggunaan kombinasi emulgator diharapkan dapat menghasilkan sediaan yang stabil Tujuan Formulasi sediaan tabir surya yang mengandu ng kombinasi oksibenzon dan oktilmetok sisinamat dalam bentuk emulgel mengguna kan kombinasi emulgator Tween 80 dan Span 80 Variabel bebas Variabel terikat Stabilitas fisik emulgel Konsent rasi Tween 80 dan Span 80 berdasar kan nilai HLB Keamanan pada kulit (iritasi) Aktivitas tabir surya Homogenitas Tipe emulsi pH Viskositas Organoleptis Ukuran partikel Pemisahan fase Kemerahan Gatal Bengkak Nilai SPF Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian 53 Universitas Sumatera Utara